PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA GURU SMP NEGERI 3 PALEMBANG H.Siswoyo Haryono*), H.Rustam Effendi*), Masykur**) Dosen MM UTP*) dan SMPN 3 Palembang **)Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725 Wab site : www/mm-utp.com ; E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepmimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang, baik secara simultan maupun parsial. Hipotesis yang diajukan (1) diduga terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang, (2) diduga terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang, (3). Diduga terdapat pengaruh signifikan komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang (4). Diduga terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Populasi penelitian ini adalah selurug guru SMP Negeri 3 Palembang yang berjumlah 80 orang, sampel penelitian menggunakan sampling jenuh dengan perincian sampel untuk uji coba instrumen sebanyak 30 responden dan sebagai sampel analisis data sebanyak 50 orang. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket yang menggunakan skala Likert yang disusun berdasarkan konstruksi yang di rangkum dari berbagai teori yang diwujudkan ke dalam variabel operasional, sedangkan pengujian terhadap instrumen penelitian dilakukan melalui uji validitas dan uji realibilitas. Analisis data dilakukan melalui uji persyaratan yang terdiri dari uji normalitas yang menggunakan uji Kolmogrov Smirnov, uji homogenitas dengan menggunakan uji Chi Square, dan uji linearitas yang menggunakan One Way Anova. Selanjutnya dilakukan pula uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji multikolinearitas dengan menggunakan uji koefisien alpha, uji outokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson, serta uji heterokedastisitas yang menggunakan correlation coefficients spearman. Analisis data menggunakan regresi berganda dan koefisien determinasi dengan persamaan : ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e. Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari ketiga variabel bebas kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi secara parsial terhadap prestasi kerja guru sebagai variabel terikat. Sedangkan uji-F untuk mengetahui pengaruh dari ketiga variabel bebas kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi secara simultan terhadap prestasi kerja guru sebagai variabel terikat. Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini adalah alpha=5%. Hasil peneltiian menunjukkan bahwa (1) terhadap pengaruh yang signifikan kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi secara simultan terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang dengan Sig.F=0.000
PENDAHULUAN
Lahirnya era reformasi telah membawa perubahan dalam pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara di segala bidang baik bidang politik, pemerintahan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan keamanan. Di bidang pendidikan, masyarakat mengiginkan adanya mutu pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya tidak ketinggalan oleh negaranegara lain, yang dapat menciptakan hasil kelulusan yang siap pakai dan mandiri. Di bidang keamanan, masyarakat mendambakan kehidupan yang lebih baik, tentram dan menjamin keselamatan sehingga masyarakat
1
bisa lebih tenang dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintahan era reformasi untuk mewujudkan amanat perubahan yang dikehendaki oleh masyarakat di bidang pendidikan adalah dengan melakukan implementasi kebijakan Otonomi Daerah melalui Undang-Undang Pendidikan Nasional. Dalam implementasi kebijakan otonomi daerah, telah diserahkan sebagian urusan pendidikan yang selanjutnya menjadi urusan rumah tangga daerah itu sendiri. Penyerahan urusan ini
menimbulkan tiga konsekuensi yang harus ditanggung oleh Pemerintah Daerah Propinsi yang telah menerima penyerahan urusan tersebut. Tiga hal yang timbul dari pelaksanaan otonomi daerah itu adalah aspek pembiayaan terhadap urusan yang telah diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah, aspek pengadaan personil untuk menjalankan urusan tersebut dan aspek pengadaan prasarana yang berupa peralatan untuk memperlancar pelaksanaan urusan itu. Oleh karenannya, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah yang berkualitas dan berkinerja tinggi untuk dapat menangani urusan-urusan yang dibebankan, bukan saja SDM di pemerintahan tapi juga SDM yang ada di pendidikan dan sekolah. Hal ini karena kegiatan kependidikan dan sekolah bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakatnya dan peserta didik. Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan penerimaan atas penjelasan pendelegasian tugas dan peran, serta tingkat motivasi seorang pekerja. Prestasi kerja sebenarnya sama dengan kinerja. Untuk meningkatkan prestasi kerja bagi guru adalah faktor kepemimpinan yang diterapkan atasan dalam mengelola manajemen kerja guru untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik akan mampu mengarahkan gurunya menuju sasaran yang telah ditetapkan. Visi jauh ke depan mutlak dimiliki oleh pemimpin bila ingin sukses membawa organisasinya dalam menuju tujuan. Oleh karenanya, kepemimpinan tentunya akan berpengaruh terhadap prestasi kerja guru. Faktor lain yang juga tidak boleh dilupakan dalam upaya meningkatkan prestasi kerja guru, atasan perlu senantiasa menciptakan kondisi yang memungkinkan terjalinnya komunikasi efektif antara atasan dengan bawahan dan antara guru itu sendiri. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik, suasana kerja dapat berlangsung secara nyaman, pendelegasian tugas dapat
2
berlangsung secara jelas, hubungan antar individu dapat terjalin dengan baik sehingga diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan prestasi kerja guru di sekolah. Saat ini, permasalahan prestasi kerja guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Palembang adalah adanya penyelesaian tugas-tugas yang tidak tepat waktu, masih rendahnya tingkat inisiatif pada diri guru dalam menjalankan tugas dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi berkaitan dengan tugas yang diemban, rendahnya semangat berprestasi pada diri guru dan beberapa indikator lain yang menunjukkan rendahnya motivasi berprestasi pada guru. Masalah lain yang muncul adalah sampai saat ini SMP Negeri 3 Palembang masih belum memiliki sarana dan prasarana sekolah yang lengkap. Kondisi ini berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas organisasi. Hal tersebut masih ditambah dengan terbatasnya ukuran dan jumlah ruangan kerja. Kondisi tersebut diduga kuat ikut mempengaruhi kinerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Dalam hal ini, diperlukan adanya komunikasi yang baik dari atasan untuk bisa memotivasi guru agar bekerja sesuai dengan standar yang ditetapkan. IDENTIFIKASI MASALAH Beberapa masalah yang terkait dengan prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1 Prestasi kerja para guru belum terlaksana sebagaimana yang dikehendaki, hal ini terlihat dari masih minimnya prestasi yang diperlihatkan oleh guru. 2 Kepemimpinan kepala sekolah belum berjalan efektif dalam membina guruguru untuk meningkatkan prestasi kerja. 3 Komunikasi Interpersonal dan Profesionalisme guru belum optimal sehingga belum mampu meningkatkan prestasi kerja guru
4 Masih rendahnya motivasi kerja guru dalam menjalankan tugas dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi berkaitan dengan tugasnya. 5 Disiplin kerja guru di SMP Negeri 3 Palembang masih rendah, dimana hal ini dapat dilihat dari masih adanya guru yang sering terlambat mengajar di kelas dan masih adanya kebiasaan para guru menunda-nunda pekerjaan. 6 Kompensansi yang diterima para guru di SMP Negeri 3 Palembang belum mampu meningkatkan kinerja guru. 7 Masih sedikitnya program pendidikan dan pelatihan bagi para guru untuk meningkatkan kompetensinya. 8 Lingkungan kerja yang kurang kondusif, dimana tingkat kerja sama antar sesama guru masih kurang dengan adanya egoisme masing-masing 9 Masih terbatasnya sarana dan pasarana yang dapat menunjang tugas-tugas guru dalam mengajar PEMBATASAN MASALAH Dalam penelitian ini, masalah yang akan dikaji secara mendalam adalah prestasi kerja guru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Namun faktor-faktor tersebut hanya dibatasi pada: Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja terhadap Prestasi Kerja Guru SMP Negeri 3 Palembang. PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMP Ngeri 3 Palembang? TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan: Pengaruh kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan
3
motivasi kerja secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMP Ngeri 3 Palembang. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Mangkunegara (2000:67) mendefinisikan bahwa “Prestasi kerja secara kualitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Dalam kaitan dengan prestasi kerja guru dalam organisasi, maka semangat kerja yang positif merupakan faktor yang berpengaruh, ada sikap yang berupa kesediaan mewujudkan cara kerja yang berdaya dan berhasil guna dalam meningkatkan produktifitas kerja (Nawawi, 2003:155). Menurut Saydam (2000:486), menyatakan bahwa: “Prestasi kerja adalah hasil pelaksanan pekerjaan yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja seorang karyawan ditentukan oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, kesungguhan dan lingkungan kerja. Adapun ciri-ciri karyawan atau guru yang memiliki prestasi kerja tinggi yaitu: 1) Menguasai seluk beluk bidang dan tugas dalam bidang-bidang terkait. 2) Memiliki keterampilan yang amat baik dalam melaksanakan tugasnya. 3) Mempunyai pengalaman yang luas dalam bidang tugasnya. 4) Bersungguh-sungguh dan tidak mengenal waktu dalam melaksanakan tugas. 5) Mempunyai kesegaran jasmani dan rohani yang baik. 6) Melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna. 7) Hasil pekerjaan melebihi dari yang dituntut oleh perusahaan. Anwar Prabu (2000:67) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut William J. Reddin dalam Kartono (2001:78) ada beberapa tipe kepemimpinan, yaitu sebagai berikut: 1) Tipe Pembetot (Deserted), bermoral rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas dan ketaatan, sukar diramalkan. 2) Tipe Birokrat (Bureauctat), correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma-norma, disiplin dan keras. 3) Tipe Misionaris (Missionary), terbuka, penolong, lembut. 4) Tipe Pembangun (Developer), kreatif, dinamis, inovatif, memberikan/ melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan pada bawahan. 5) Tipe Otokrat (Autocrat), keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong, bandel. 6) Tipe Otokrat Yang Bijak (Benevolent Autocrat), lancar, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri. 7) Tipe Kompromis (Compromiser), plintatplintut, selalu mengikuti angin, tidak punya pendirian, tidak mempunyai keputusan, berpandangan sempit. 8) Tipe Executif, bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi, tekun dan berpandangan jauh. Menurut Gurnitowati dan Maliki (2000:12) ada beberapa alasan/dasar mengapa komunikasi terjadi dalam organisasi, yaitu: 1) Memberikan Informasi Memberikan informasi kepada pelanggan, teman, bawahan, penyelia (supervisor) dan sebagainya. 2) Diberi informasi Perilaku dibedakan berdasarkan memberikan dan diberi informasi. Setiap interaksi komunikasi menyediakan data yang lebih banyak mengenai orang-orang dan dirinya sendiri. Potensi produktivitas dalam organisasi akan meningkat jika memiliki
4
informasi yang diperlukan. Masyarakat akan cenderung merasa lebih baik mengenai diri mereka sendiri jika mereka diberi informasi. Dengan diberi informasi dan diberi jalan masuk untuk menuju informasi tersebut jalan masuk informasi adalah bagian dari keadaan percaya dan rasa aman. 3) Mempengaruhi Orang Lain Komunikasi berguna untuk merangsang minat, mengutangi permusuhan, dan menggerakkan GURU dan masyarakat untuk melakukan suatu tugas atau mendidik perilaku. 4) Menolong Orang Lain Seseorang harus memberikan nasihat kepada orang-orang yang bekerja padanya sebagi anggota tim. Membantu menyelesaikan masalah. Dia pun berusaha memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan karier mereka. Berbagai kepuasaan yang diperolehnya selama bekerja adalah menolong orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Setiap orang telah berkomunikasi dengan orang lain sejak dilahirkan sampai meninggal dunia. 5) Menyelesaikan Masalah dan Membuat Keputusan Komunikasi dilakukan salah satu alasannya adalah untuk mencari jalan keluar atau solusi atas setiap permasalahan yang terjadi dalam hubungan antara orang. Namun bisa juga komunikasi dilakukan untuk mengambil keputusan diantara berbagai alternatif keputusan yang mungkin bisa diambil. 6) Mengevaluasi Perilaku Secara Efektif Para anggota organisasi memerlukan suatu penilaian untuk mengetahui halhal yang akan mereka lakukan atau kapan koreksi terhadap prestasi mereka diperlukan. Penilaian terhadap hal-hal seperti itu memerlukan kepekaan dan keahlian komunikasi. Terdapat 7 kunci agar komunikasi menjadi lancar, yaitu: a Meningkatkan Umpan Balik b Empati
c d e f g
Pengulangan Menggunakan Bahasa Yang Sederhana Penentuan Waktu Yang Efektif Mendengarkan Secara Aktif Mengatur Arus Informasi
Menurut Gurnitowati dan Maliki, 2000:9), yaitu: 1) Pesan melalui jaringan pemrosesan data komputer untuk menyampaikan fakta dan berita. Hal ini sangat dimungkinkan karena, saat ini sudah ada internet. Sehingga semua orang dapat berkomunikasi dua arah tanpa harus bertatap muka. 2) Melalui radio. Hanya saja media ini memiliki kelemahan yaitu merupakan sistem komunikasi satu arah. 3) Melalui video. Disini informasi hanya mengalir dalam satu arah. Ada kecenderungan untuk membuat video standar tunggal untuk berbagai maksud dan kelompok sasaran, sehingga seringkali gagal mencapai sasaran. 4) Melalui surat edaran dan informasi tertulis. Kelemahannya surat tidak segara dibaca, akan tetapi sering ditunda waktu membacanya. Ketika keinginan membaca baru timbul, berkas itu bisa jadi sudah tidak berlaku lagi. Informasi menjadi terlambat. 5) Melalui kontak dan perhatian pribadi. Guru mengatakan informasi adalah fakta yang diperlukan dalam situasi tertentu. Tetapi lebih penting dari itu adalah perhatian, yaitu pemenuhan kebutuhan emosi. Atasan dan bawahan sebaiknya selalu berdialog daripada harus berkomunikasi lewat lembaran kertas. Ini yang disebut dengan komunikasi tatap muka. Dengan komunikasi tatap muka, seseorang akan segera dapat memperhatikan reaksi bawahan yang dimotivasi dengan menunjukkan ekspresi wajah. Harus diingat bahwa atasan harus dapat menjaga atau mengendalikan emosinya, jangan sampai timbul kesan di kalangan bawahan bahwa atasan tidak pernah memotivasi bawahan kecuali dengan memarahinya.
5
6) Jaringan informal. Jaringan informal mempunyai peranan penting dalam pembuatan keputusan. Rapat resmi hanya menegaskan apa yang telah diputuskan dalam pembicaraan informal sebelumnya. Jika ingin menjadi bagian dari jaringan informal ini, maka harus membuktikan dulu kompetensi soalnya. Menurut Syafei (2005:22) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Menurut para ahli, teori hirarkhi kebutuhan didasarkan pada asumsi bahwa pegawai dimotivasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan, hanya beberapa di antaranya dapat dipuaskan oleh uang. Kebutuhan individual berdasarkan urutan sebagai berikut: physiologies, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri Robbins dalam Djamaludin (2007:315) mengungkapkan "Hertzberg has proposed a two factor motivation-hygiene theory. He argues that intrinsic job factors motivate, whereas extrinsicfactors only maintain andplacate employees".
Byars dalam Djamaludin (2007:219) mengemukakan tentang Equity Theory atau teori keadilan sebagai berikut : Equity theory is based on the belief that employees will take whatever actions are necessary to produce feelings of equity with respect to their jobs. Equity theory holds that if a person perceives an imbalance between his or herjob inputs andjob outcomes, then the person will take the actions necessary to produce a balance betweenjob inputs and outcomes".
Motivasi seseorang bekerja tergantung pada reward yang diterimanya dan punishment yang akan dialaminya nanti (Arek Ishak & Tanjung Hendri, 2003:35-37). Vroom (dalam Winardi, 2002:109110) berpendapat bahwa motivasi terhadap kerja merupakan hasil dari ekspektansi kali instrumentalitas, kali
valensi. Hubungan multiplikatif tersebut berarti bahwa daya tarik motivasional jalur pekerjaan tertentu sangat berkurang, apabila salah satu diantara hal berikut: ekspektansi, instrumentalitas, atau valensi mendekati nol. Sebaliknya agar imbalan tertentu memiliki sebuah dampak motivasional tinggi serta positif sebagai hasil kerja, maka ekspektansi, instrumentalitas dan valensi yang berkaitan dengan imbalan tersebut harus tinggi serta positif. Suprihanto, dkk. (2003:52-53) menyatakan bahwa teori penetapan tujuan (goal-setting theory) ini merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa tujuan-tujuan yang sifatnya spesifik atau sulit cenderung menghasilkan kinerja (performance) yang lebih tinggi. Pencapaian tujuan dilakukan melalui usaha partisipasi. Meskipun demikian pencapaian tujuan belum tentu dilakukan oleh banyak orang. Dalam pencapaian tujuan partisipatif mempunyai dampak positif berupa timbulnya penerimaan (acceptance), artinya sesulit apapun apabila orang telah menerima suatu pekerjaan maka akan dijalankan dengan baik. HIPOTESIS PENELITIAN
Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang data hasil penelitian atau jawaban dari kuesioner yang telah diberikan pada responden. Statistik deskriptif ini menjelaskan tentang nilai rata-rata, median, modus rentang nilai, nilai maksimum, nilai minimum, simpangan baku dan variansi dari data yang diolah peneliti. b. Analisis Butir Instrumen Adapun analisis butir instrumen untuk mengetahui kondisi yang paling lemah dari variabel, jadi untuk memperbaiki kondisi variabel yaitu dengan meningkatkan instrumen yang minimum tersebut. Selain itu hasil uji butir instrumen dapat dijadikan untuk saran-saran hasil penelitian. Dengan dilakukannya analisis butir pertanyaan, maka dapat diketahui dimensi dan indikator mana yang masih lemah dari setiap instrumen variabel yang diteliti. Untuk menganalisis data deskriptif tentang nilai indikator dan item pertanyaan setiap variabel, dipergunakan skala penafsiran sebagai berikut: Tabel 1. Skala Penafsiran Nilai Indikator
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. METODE PENELITIAN Waktu penyusunan dan penelitian ini dilaksanakan selama 5 (lima) bulan dimulai sejak bulan November 2012 dan selesai pada bulan Maret 2013. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Palembang, Jalan Ariodillah No. 2280 Palembang, Kelurahan 20 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I Palembang. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Analisis Deskriptif a. Analisis Statistik Deskriptif
6
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Interval Nilai 0 - 1,00 1,00 - 2,00 2,00 - 3,00 3,00 - 4,00 4,00 - 5,00
Penafsiran Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
2. Analisis Statistik Inferensial Statistik inferensial untuk menjelaskan tentang data yang difungsikan dalam memprediksi keberadaan data pada populasi, statistik yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan dari fenomena variabel yang ada. a. Uji Persyaratan Analisis Uji persyaratan dilakukan untuk memenuhi persyaratan penggunaan statistik parametris, sebagai alat pengujian digunakan uji normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas dimaksud untuk mengetahui apakah populasi sebanyak sumber data berdistribusi normal
atau tidak, yang didasarkan pada data sampel. Dalam penelitian ini digunakan rumus “chi kuadrat”. kurva normal dari Ary (1997:112). 1). Uji Normalitas Uji normalitas untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini baik itu model regresi, variabel dependent maupun variabel independent memiliki distribusi normal atau tidak. Sebuah model regresi yang baik yaitu yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk tahu itu maka akan dilakukan dengan menggunakan statistik KolmogorovSmirnov test yang tersedia dalam program SPSS ver 15.0 data dapat dikatakan berdistribusi norma jika nilai asym.sig ≥ 0,05. 2). Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan persyaratan untuk melakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi, data perlu diuji homogenitasnya. Uji homogenitas ini perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas pada penelitia ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-Square, data dapat dikatakan homegen jika nilai Asym.sig yang diperoleh > 0,05. 3). Uji Linearitas Uji linearitas untuk pembuktian apakah model regresi yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaannya atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan atau analisis tabel anova dalam program SPSS, maka Ho diterima, apabila nilai Sig. > 0,05 dan begitu juga sebaliknya Ho ditolak, apabila mempunyai nilai lainnya. b. Analisis Regresi Berganda 1) Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis regresi linier berganda, akan dilakukan uji asumsi klasik yang mendasari penggunaan persamaan model regresi linier berganda. Jika asumsi dasar terpenuhi, maka estimator ordinary least square (OLS) dapat memenuhi harapan sebagai penduga BLUE yang merupakan singkatan dari Best, Linier, Unbiased, Estimator. Sehingga data-data yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis telah terbebas dari kemungkinan penyimpangan asumsi klasik, yaitu fungsi linier
7
dari random Y dalam model dan efisien dimana ia tidak bias dan memiliki varian yang minimum. Uji ini bermanfaat untuk melihat apakah model regresi linier berganda tersebut telah dibuat dengan tidak melanggar asumsi klasik yang berlaku dalam suatu persamaan regresi linier klasik (Gujarati, 2003:77-85). a). Uji Multikolinieritas Uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas dengan varabel bebas lainnya. Adanya hubungan yang linear antar variabel bebas (independent) akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pangaruh masing-masing variabel bebas (independent) terhadap variabel dependennya. Oleh karena itu kita harus dapat menyatakan, bahwa tidak terjadi adanya hubungan linear diantara variabelvariabel bebas (independent) tersebut.(Haryono : 237). Adapun hipotesis yang akan diuji untuk membuktikan ada tidaknya multikolinearitas antar variabel bebas dinyatakan sebagai berikut :ρ Ho: ρ = 0: tidak ada hubungan antar variabel bebas (independent) Ha: ρ ≠ 0: terjadi hubungan antar variabel bebas (independent) Ada tidaknya korelasi antar variabel bebas dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi product moment dari pearson dalam program SPSS. b). Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksiran mempunyai varians tidak minimum (Gujarati, 1977). Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW Test). Uji ini hanya diguankan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
outocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel penjelas. Hipotesis yang diuji adalah: Ho: ρ = 0: tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan Ha: ρ ≠ 0: terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi . c). Uji Heteroskedastisitas Untuk uji Heteroskedastisitas, seperti halnya uji Normalitas, cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah Heteroskedastisitas atau tidak hanya dengan melihat pada Scatter Plot dan dilihat apakah residual memiliki pola tertentu atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena pengambilan keputusan apakah suatu model terbebas dari masalah Heteroskedastisitas atau tidak hanya berpatok pada pengamatan gambar saja tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak metode statistik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah Heteroskedastisitas atau tidak, seperti misalnya Uji White, Uji Park, Uji Glejser, rank korelasi dari Spearman (Gujarati, 1997). Disini akan menggunakan salah satu uji Heteroskedastisitas yang mudah yang dapat diaplikasikan di SPSS, yaitu rank korelasi dari Spearman. Adapun hipotesis yang akan diuji dinyatakan sebagai berikut : Ho: ρ = 0: Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang dijelaskan dan nilai mutlak dari residunya. Ha: ρ ≠ 0: Terdapat hubungan yang sistematik antara variabel yang dijelaskan dan nilai mutlak dari residunya. Apabila menggunakan bantuan program SPSS, maka perhitungan yang diperlukan dua tahap, yaitu menghitung nilai residual absolutnya terlebih dahulu baru menghitung korelasi antara nilai variabel dengan nilai residual absolutnya.
8
2). Regresi Berganda Pengaruh komunikasi interpersonal, kepemimpinan, dan motivasi terhadap prestasi kerja guru pada SMP Negeri 3 Palembang, persamaan regresi berganda adalah: ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e dimana: ŷ = Variabel prestasi a = Konstanta X1 = Variabel komunikasi interpersonal X2 = Variabel kepemimpinan X3 = Variabel motivasi b1b2b3 = Koefisien Regresi e = Residual UJI HIPOTESIS STATISTIK 1. Hipotesis Pertama : Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. a). Formula Pengujian : Ho: b1,2,3 =0: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Ha: b1,2,3≠0:Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. b). Level of Significance 95 %(α = 0,05 ) c). Kriteria Pengujian: Terima Ho bila: sig. F ≥ 0,05 Tolak Ho bila: sig. F < 0,05 2. Hipotesis Kedua : Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. a). Formula Pengujian :
Ho: b1 =0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Ha: b1 ≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. b). Level of Significance 95 %(α = 0,05 ) c). Kriteria Pengujian: Terima Ho bila: sig. t ≥ 0,05 Tolak Ho bila: sig. t < 0,05 3. Hipotesis Ketiga : Terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. a). Formula Pengujian : Ho: b2=0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Ha: b2 ≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. b). Level of Significance 95 % (α = 0,05 ) c). Kriteria Pengujian: Terima Ho bila : sig. t ≥ 0,05 Tolak Ho bila : sig. t < 0,05 4. Hipotesis Keempat Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. a). Formula Pengujian : Ho: b3 = 0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Ha : b3 ≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. b). Level of Significance 95 % (α = 0,05 ) c). Kriteria Pengujian: Terima Ho bila : sig. t ≥ 0,05 Tolak Ho bila : sig. t < 0,05
9
HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan untuk mendapatkan gambaran tentang beberapa karakteristik dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel terikat yaitu Prestasi Kerja maupun variabel bebas yaitu Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi. Karakteristik yang dimaksud berupa distribusi skor variabel yang diwujudkan dalam bentuk nilai rata-rata, modus, median, standar deviasi serta varians. Namun sebelumnya, pada bab ini akan dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas sebagai syarat untuk menggunakan statistik inferensial dan menguji hipotesis yang diajukan, serta uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Sedangkan pada bagian akhir dilakukan pengujian hipotesis yang diikuti dengan pembahasan hasil penelitian. A. Analisis Deskriptif Pada bagian ini dideskripsikan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, baik data tentang variabel bebas yang terdiri dari Kepemimpinan (X1), Komunikasi Interpersonal (X2) dan Motivasi (X3) maupun variabel terikat Prestasi Kerja (Y). Data tersebut diperoleh dari hasil pengisian angket yang disebarkan kepada 50 responden dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dan dibuat sendiri oleh peneliti. Selanjutnya dilakukan pula analisis butir instrumen yang dimaksudkan untuk memberi saran dalam rangka memperbaiki kondisi dari variabel yang diamati. 1. Deskripsi Variabel Prestasi Kerja (Y) a. Analisis Statistik Deskriptif Dari hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 50 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Prestasi Kerja sebagai berikut :
Prestasi Kerja (Y) 50 0 Mean 56.28 Std. Error of Mean .283 Median 56.00 Mode 55(a) Std. Deviation 2.000 Variance 4.002 Skewness .091 Std. Error of Skewness .337 Kurtosis -.829 Std. Error of Kurtosis .662 Range 7 Minimum 53 Maximum 60 Sum 2814 a Multiple modes exist. The smallest value is shown Sumber : diolah dengan bantuan Program SPSS N
Valid Missing
a) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 50 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Prestasi Kerja 56.28 dengan standard error of mean 0,283. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar ratarata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Prestasi Kerja menjadi : 56.28 (2x 0,283) = 55.714 sampai 56.846. c) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 56,00 menunjukan bahwa 50% skor Prestasi Kerja adalah 56,00 keatas dan 50% adalah 56,00 kebawah. d) Standar deviation adalah 2.000 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 4,002. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Prestasi Kerja terhadap rataratanya adalah : 56.28 (2 x 2,000) = 52.28 sampai 60.28. e) Ukuran Skewnes adalah 0,091. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio skewnes. Atau dalam kasus ini rasio
10
skewnes = 0,091/0,337 = 0,270. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. f) Ukuran Kurtosis adalah - 0,829 Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = - 0,829/0,662 = - 1,252. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. g) Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai Maksimum adalah 60 dan nilai minimum adalah 53 sehingga range sebesar 7. h) Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 2814. Distribusi frekuensi skor Prestasi Kerja dapat dilihat pada tabel 4 dan histogram frekuensi skor dapat dilihat pada gambar 1. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Kerja (Y) PrestasiKerja
Valid
53 54 55 56 57 58 59 60 Total
Frequency 5 5 9 8 9 6 5 3 50
Percent 10.0 10.0 18.0 16.0 18.0 12.0 10.0 6.0 100.0
Valid Percent 10.0 10.0 18.0 16.0 18.0 12.0 10.0 6.0 100.0
Cumulat iv e Percent 10.0 20.0 38.0 54.0 72.0 84.0 94.0 100.0
PrestasiKerja
10
8
Frequency
Tabel 2. Data Statistik Desriptif Variabel Prestasi Kerja (Y)
6
4
2
Mean = 56.28 Std. Dev. = 2 N = 50
0 52
54
56
58
60
62
PrestasiKerja
Gambar 1. Histogram Frekuensi Skor Prestasi Kerja
Dari gambar 1 di atas terungkap bahwa distribusi variabel Prestasi Kerja adalah normal karena kurvanya simetris. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Prestasi Kerja para guru di SMP Negeri 3 Palembang terkategori sedang atau cukup baik. Hal ini terlihat dari distribusi/mengumpul pada tengah-tengah histogram yang berarti pretasi kerja guru di SMP Negeri 3 Palembang rata-rata cukup
baik, indikasi lainnya skor antara nilai Prestasi Kerja yang rendah dan tinggi relatif sama atau seimbang. b. Analisis Butir Instrumen Tabel 4 Analisi Butir Instrumen Variabel Prestasi Kerja (Y) N o 1
Pernyataan
Saya berusaha menyelesaikan tugas dengan hasil yang berkualitas. 2 Saya menghasilkan kerja memenuhi kuantitas yang diisyaratkan. 3 Saya bekerja mencapai suatu hasil kerja sesuai standar kerja yang telah ditentukan. 4 Saya melaksanakan proses belajar mengajar sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 5 Saya memiliki kecakapan yang dibutuhkan untuk bekerja di sekolah ini. 6 Saya memiliki kecakapan dalam memotivasi anak didik saya. 7 Dalam bekerja, saya berusaha untuk melakukannya dengan teliti. 8 Ketelitian sangat penting dalam rangka mendapatkan hasil yang berkualitas. 9 Saya memiliki sikap tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepada saya. 10 Saya suka meninggalkan sekolah untuk kepentingan pribadi apabila jam pulang belum tiba. 11 Saya memiliki prakarsa atau inisiatif dalam bekerja. 12 Saya mendukung kerja guru yang lain demi tercapainya tujuan organisasi. 13 Saya memiliki tanggung jawab yang sama dengan guru lain untuk menjaga peralatan kerja yang ada. 14 Saya berusaha menjaga hubungan baik dengan rekan kerja karena itu akan mendukung kinerja organisasi. Nilai rata-rata Diolah : oleh peneliti
Total Nilai 197
Nilai RataRata 3.9
203
4.1
203
4.1
203
4.1
199
4
202
4
203
4.1
199
4
203
4.1
197
3.9
189
3.8
195
3.9
207
4.1
212
4.2
4
Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel Prestasi Kerja (Y) di atas dapat dikatakan bahwa Prestasi Kerja Guru SMP Negeri 3 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup: 1) Standar Hasil Kerja dan 2). Tanggung Jawab Pekerjaan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4, artinya terkategori sangat baik. Berdasarkan analisis butir instrumen variabel Prestasi Kerja di atas, masih terdapat indikator Prestasi Kerja yang belum optimal, yaitu item no. 1, 10, 11 dan 12, berupa : Guru
11
berusaha menyelesaikan tugas dengan hasil yang berkualitas, Guru suka meninggalkan sekolah untuk kepentingan pribadi apabila jam pulang belum tiba, Guru memiliki prakarsa atau inisiatif dalam bekerja, Guru mendukung kerja guru yang lain demi tercapainya tujuan organisasi. Indikator-indikator tersebut masih memiliki nilai dibawah skor rata-rata, sehingga masih memiliki peluang untuk diperbaiki dan ditingkatkan lagi. Secara keseluruhan indikator Prestasi Kerja berada pada kategori sangat baik, yang berada pada interval 4 < 5 (kategori sangat baik). Artinya Prestasi Kerja para guru SMP Negeri 3 Palembang saat ini sudah sangat baik, sehingga hal ini merupakan kekuatan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan Prestasi Kerja para guru SMP Negeri 3 Palembang. 2. Deskripsi Variabel Kepemimpinan (X1) a. Analisis Statistik Deskriptif Dari hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 50 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Kepemimpinan sebagai berikut : a) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 50 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Kepemimpinan 58.50 dengan standard error of mean 0,342. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Kepemimpinan menjadi : 58.50 (2x 0,342) = 57.816 sampai 59.148.
Kepemimpinan (X1) N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum
50 0 58.50 .342 58.50 58(a) 2.418 5.847 .023 .337 -.575 .662 9 54 63 2925
a Multiple modes exist. The smallest value is shown Sumber : diolah peneliti dengan bantuan program SPSS
c) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 50 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. d) Mean atau rata-rata skor Kepemimpinan 58.50 dengan standard error of mean 0,342. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar ratarata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Kepemimpinan menjadi : 58.50 (2x 0,342) = 57.816 sampai 59.148. e) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 58,50 menunjukan bahwa 50% skor Kepemimpinan adalah 58,50 keatas dan 50% adalah 58,50 kebawah. f) Standar deviation adalah 2.418 an variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 5.847. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Kepemimpinan terhadap rataratanya adalah : 58.50 (2 x 2.418 = 53.664 sampai 63.336. g) Ukuran Skewnes adalah 0,023. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = 0,023/0,337 = 0,068. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada
12
diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. h) Ukuran Kurtosis adalah - 0,575. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = - 0,575/0,662 = -0.868. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. i) Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai Maksimum adalah 63 dan nilai minimum adalah 54 sehingga range sebesar 9. j) Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 2925. Distribusi frekuensi skor Kepemimpinan dapat dilihat pada tabel 6 dan histogram frekuensi skor dapat dilihat pada gambar 2. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan (X1) Kepemimp inan
Valid
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 Total
Frequency 3 3 5 5 9 9 6 3 4 3 50
Percent 6.0 6.0 10.0 10.0 18.0 18.0 12.0 6.0 8.0 6.0 100.0
Valid Percent 6.0 6.0 10.0 10.0 18.0 18.0 12.0 6.0 8.0 6.0 100.0
Cumulat iv e Percent 6.0 12.0 22.0 32.0 50.0 68.0 80.0 86.0 94.0 100.0
Sumber : diolah oleh peneliti dengan program SPSS Kepemimpinan
10
8
Frequency
Tabel 5. Data Statistik Desriptif Kepemimpinan (X1)
6
4
2
Mean = 58.5 Std. Dev. = 2.418 N = 50
0 52
54
56
58
60
62
64
Kepemimpinan
Gambar 2. Histogram Frekuensi Skor Kepemimpinan
Dari gambar 2 di atas terungkap bahwa distribusi variabel Kepemimpinan adalah normal karena kurvanya simetris. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Kepemimpinan yang diterapkan pada guru di SMP Negeri 3 Palembang terkategori sedang atau cukup baik. Hal ini terlihat dari distribusi/mengumpul pada tengah-tengah histogram yang berarti kepemimpinan di SMP Negeri 3 Palembang rata-rata cukup baik, indikasi lainnya skor antara nilai
kepemimpinan yang rendah dan tinggi relatif sama atau seimbang. b. Analisis Butir Instrumen Tabel 7. Analisis Butir Instrumen Variabel Kepemimpinan (X1) N o 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pernyataan Pimpinan Sekolah ini berusaha memberikan pengertian yang jelas mengenai hal-hal yang belum dipahami guru. Pimpinan Sekolah ini sangat memperhatikan jenjang pendidikan yang dimiliki oleh para guru. Pimpinan Sekolah ini sangat memperhatikan pengatahuan yang dimiliki para guru . Pimpinan Sekolah ini selalu menjaga adat-istiadat atau kebiasaan yang sudah lama berlangsung di sekolah ini. Pimpinan Sekolah ini bisa mengarahkan guru dalam pencapaian tujuan organisasi Pimpinan Sekolah ini mampu memberikan pengaruh terhadap bawahannya/guru. Pimpinan Sekolah ini berusaha untuk mewujudkan apa yang dikatakannya dalam bentuk perbuatan nyata. Pimpinan Sekolah ini tegas dalam menerapkan larangan-larangan kepada para guru dalam rangka pencapaian efektifitas kerja guru. Pimpinan Sekolah mampu memberikan nasihat-nasihat dan anjuran kepada guru. Pimpinan Sekolah juga sering menerapkan aturan-aturan yang harus diikuti oleh guru saat bekerja. Pimpinan Sekolah ini tahu betul cara menumbuhkan kemauan guru tanpa melalui paksaan. Pimpinan Sekolah ini bisa menumbuhkan kesadaran dalam diri guru agar selalu bersemangat dalam menjalankan tugas. Pimpinan Sekolah memberikan perintah yang dapat dipahami dan dijalankan dengan baik oleh para guru. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan sekolah ini sudah sesuai dengan kondisi sekolah pada akhir-akhir ini, sehingga guru mau melaksanakan perintah pimpinan tanpa keluhan. Pimpinan Sekolah dapat memberikan kejelasan informasi dengan baik dan benar terutama yang berkaitan dengan penjelasan tugas.
Total Nilai 180
16
17
Nilai RataRata 3.6
18
Pimpinan Sekolah tidak segansegan memberikan penerangan mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh bawahannya/ para guru. Pimpinan Sekolah mampu mengarahkan kegiatan organisasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pimpinan Sekolah berusaha menjalin kesamaan persepsi antar guru sehingga menghindarkan diri dari konflik kejelasan informasi. Nilai rata-rata
185
3.7
163
3.3
174
3.5
3.3
Sumber: diolah peneliti dengan program exel 164
3.3
180
3.6
179
3.6
133
3.7
147
3.9
164
3.3
151
3
151
3
179
3.6
162
3.2
147
3.9
159
3.2
164
3.3
143
3.9
Berdasarkan data dari nilai ratarata indikator variabel Kepemimpinan (X1) di atas dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan para guru SMP Negeri 3 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup : 1). Pengirim pesan dengan indicator, 2). Penerima Pesan serta 3). Media/Sarana menunjukkan nilai ratarata sebasar 3.3 berarti berada pada kategori baik. Berdasarkan analisis butir instrumen variabel Kepemimpinan di atas, secara keseluruhan indikator variabel kepemimpinan menunjukkan skor yang belum optimal, sehingga semua indikator masih memiliki peluang untuk diperbaiki dan ditingkatkan lagi dalam rangka mencapai prestasi kerja guru yang lebih optimal. Khususnya peningkatan pada item no. 8, 9, 11 dan 13. 3. Deskripsi Variabel Komunikasi Interpersonal (X2) a. Analisis Statistik Deskriptif Dari hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 50 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Komunikasi Interpersonal sebagai berikut :
13
N
Valid Missing
Komunikasi Interpersonal (X2) 50
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum a Multiple modes exist. The smallest value is shown Sumber : diolah peneliti dengan program SPSS
0 60.30 .433 60.00 58(a) 3.059 9.357 .029 .337 -.844 .662 12 54 66 3015
a) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 50 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Komunikasi Interpersonal 60.30 dengan standard error of mean 0,433. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Komunikasi Interpersonal menjadi : 60,30 (2x 0,433) = 59.434 sampai 61,166. c) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 60,00 menunjukan bahwa 50% skor Komunikasi Interpersonal adalah 60,00 keatas dan 50% adalah 60,00 kebawah. d) Standar deviation adalah 3.059 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 9,357. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Komunikasi Interpersonal terhadap rata-ratanya adalah : 60,30 (2 x 3.059) = 54.182 sampai 66.418.
14
e) Ukuran Skewnes adalah 0,029. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = 0,029/0,337 = 0,086. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. f) Ukuran Kurtosis adalah - 0,844 Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = - 0,844/0,662 = - 1,275. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. g) Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai Maksimum adalah 66 dan nilai minimum adalah 54 sehingga range sebesar 12. h) Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 3015. Distribusi frekuensi skor Komunikasi Interpersonal dapat dilihat pada tabel 9 dan histogram frekuensi skor dapat dilihat pada gambar 3 : Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor Komunikasi Interpersonal (X2) Komu nikasiIn terp erson al
Valid
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 Total
Frequency 1 2 2 4 7 5 7 5 2 6 3 5 1 50
Percent 2.0 4.0 4.0 8.0 14.0 10.0 14.0 10.0 4.0 12.0 6.0 10.0 2.0 100.0
Valid Percent 2.0 4.0 4.0 8.0 14.0 10.0 14.0 10.0 4.0 12.0 6.0 10.0 2.0 100.0
Cumulat iv e Percent 2.0 6.0 10.0 18.0 32.0 42.0 56.0 66.0 70.0 82.0 88.0 98.0 100.0
KomunikasiInterpersonal
7
6
5
Frequency
Tabel 8. Data Statistik Desriptif Variabel Komunikasi Interpersonal (X2)
4
3
2
1 Mean = 60.3 Std. Dev. = 3.059 N = 50
0 52.5
55
57.5
60
62.5
65
67.5
KomunikasiInterpersonal
Gambar 3. Histogram Frekuensi Skor Motivasi Interpersonal
Dari gambar 3 di atas terungkap bahwa distribusi variabel Komunikasi Interpersonal adalah normal karena kurvanya simetris. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Komunikasi
Interpersonal para guru di SMP Negeri 3 Palembang terkategori sedang atau cukup baik. Hal ini terlihat dari distribusi/mengumpul pada tengah-tengah histogram yang berarti Komunikasi Interpersonal guru di SMP Negeri 3 Palembang rata-rata cukup baik, indikasi lainnya skor antara nilai Komunikasi Interpersonal yang rendah dan tinggi relatif sama atau seimbang. b. Analisis Butir Instrumen Tabel 10. Analisis Butir Instrumen variabel Komunikasi Interpersonal (X2)
Komunikasi antara pimpinan dengan bawahan dapat mencapai sasaran di instansi ini. Atasan sebagai sumber informasi pada proses komunikasi yang terjadi sudah berjalan dengan baik. Komunikasi dua arah antara guru sudah terlaksana dengan baik. Papan pengumuman sudah berfungsi dengan baik. Komunikasi melalui telepon digunakan untuk membantu mempercepat selesainya pekerjaan. Pimpinan bisa memanfaatkan forum rapat untuk memotivasi semangat guru dalam bekerja. Komunikasi antar guru sangat bermanfaat dalam membantu memperlancar penyelesaian tugas/kerja.
201
Nilai RataRata 4
205
4.1
209
4.2
209
4.2
186
3.7
208
4.2
211
4.2
Kotak saran sebagai masukan dari bawahan kepada atasan sudah dapat dijalankan dengan baik. Pemanggilan guru oleh atasan sudah dapat dimanfaatkan sebagai pemberian informasi yang efektif. Laporan bulanan pimpinan merupakan sarana informasi yang bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan motivasi kerja.
206
4.1
203
4.1
210
4.2
11
Pimpinan di sekolah ini sudah bagus dalam menyediakan waktu untuk membantu mengatasi permasalahan yang menimpa guru.
204
4.1
12
Guru memanfaatkan waktu santai untuk saling berdiskusi dan berkomunikasi tentang banyak hal. Saya selalu menindaklanjuti setiap informasi yang diberikan oleh atasan saya. Menurut saya, penjelasan yang diberikan oleh atasan mengenai tugas yang harus dikerjakan selalu dapat dipahami dengan baik.
193
3.9
192
3.8
N o 1
2
3 4 5
6
7
8
9
10
13
14
Pernyataan
Total Nilai
190
15
Pelaporan guru dimanfaatkan juga untuk pemberian informasi. Nilai rata-rata Sumber : diolah peneliti dengan program exel
188
3.8
Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel Komunikasi Interpersonal (X2) di atas dapat dikatakan bahwa Komunikasi Interpersonal guru di SMP Negeri 3 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup : 1). Pengirim pesan dengan indikator: 2). Penerima Pesan dengan serta 3). Media/Sarana menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4, artinya Komunikasi Interpersonal para guru SMP Negeri 3 Palembang berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan analisis butir instrumen variabel Komunikasi Interpersonal di atas, terdapat indikator beberapa indikator Komunikasi Interpersonal yang belum optimal, yaitu item no. 5, 12, 13, 14 dan 15, yaitu berupa : Komunikasi melalui telepon digunakan untuk membantu mempercepat selesainya pekerjaan, Guru memanfaatkan waktu santai untuk saling berdiskusi dan berkomunikasi tentang banyak hal, Guru selalu menindaklanjuti setiap informasi yang diberikan oleh atasan saya, Menurut guru, penjelasan yang diberikan oleh atasan mengenai tugas yang harus dikerjakan selalu dapat dipahami dengan baik, Pelaporan guru dimanfaatkan juga untuk pemberian informasi. Indikatorindikator tersebut nilainya masih dibawah skor rata-rata, sehingga masih berpeluang untuk diperbaiki dan ditingkatkan agar lebih optial. Namun secara keseluruhan indikator Komunikasi Interpersonal berada pada kategori sangat baik, yaitu berada pada interval 4 < 5. Artinya Komunikasi Interpersonal para guru SMP Ngeri 3 Palembang saat ini sudah sangat baik. 4. Deskripsi Variabel Motivasi (X3) a. Analisis Statistik Deskriptif Dari hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 50 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik
3.8
15
4
Tabel 11. Data Statistik Deskriptif Variabel Motivasi (X3) Motivasi (X3)
N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum
50 0 58.40 .336 58.00 58 2.373 5.633 .273 .337 -.579 .662 10 54 64 2920
a) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 50 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Motivasi 58.40 dengan standard error of mean 0,336. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Motivasi menjadi : 58.40 (2x 0,336) = 57.728 sampai 59.072. c) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 58,00 menunjukan bahwa 50% skor Motivasi adalah 58,00 keatas dan 50% adalah 58,00 kebawah. d) Standar deviation adalah 2.373 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 5,633. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Motivasi terhadap rata-ratanya adalah : 58.40 (2 x 2.373) = 53,654 sampai 63,146. e) Ukuran Skewnes adalah 0,273 Untuk analisis diubah menjadi angka rasio
16
skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = 0,273/0,337 = 0,810. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. f) Ukuran Kurtosis adalah -0,579. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = -0,579/0,662 = -0,875. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. g) Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai Maksimum adalah 64 dan nilai minimum adalah 54 sehingga range sebesar 10. h) Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 2920. Distribusi frekuensi skor Motivasi dapat dilihat pada tabel 12 dan histogram frekuensi skor dapat dilihat pada gambar 4: Tabel 12. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi (X3) Motivasi
Valid
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 Total
Frequency 1 5 6 7 8 7 6 4 4 1 1 50
Percent 2.0 10.0 12.0 14.0 16.0 14.0 12.0 8.0 8.0 2.0 2.0 100.0
Valid Percent 2.0 10.0 12.0 14.0 16.0 14.0 12.0 8.0 8.0 2.0 2.0 100.0
Cumulat iv e Percent 2.0 12.0 24.0 38.0 54.0 68.0 80.0 88.0 96.0 98.0 100.0
Motivasi
10
8
Frequency
deskriptif mengenai Motivasi sebagai berikut :
6
4
2
Mean = 58.4 Std. Dev. = 2.373 N = 50
0 52.5
55
57.5
60
62.5
65
Motivasi
Gambar 4. Histogram Frekuensi Skor Motivasi Sumber : diolah oleh peneliti dengan program SPSS
Dari gambar 4 di atas terungkap bahwa distribusi variabel Motivasi adalah normal karena kurvanya simetris. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Motivasi di SMP Negeri 3 Palembang terkategori sedang atau cukup baik. Hal ini terlihat dari
distribusi/mengumpul pada tengah-tengah histogram yang berarti Motivasi di SMP Negeri 3 Palembang rata-rata cukup baik, indikasi lainnya skor antara nilai supervis yang rendah dan tinggi relatif sama atau seimbang. b. Analisis Butir Instrumen Tabel 13 . Analisis Butir Instrumen variabel Motivasi (X3) N o 1. 2
3
4
5
6
Total Nilai
Nilai RataRata
Saya bekerja karena ingin mendapatkan gaji yang cukup Saya bekerja keras untuk untuk mendapatkan kenaikan pangkat/promosi jabatan.
184
3.7
171
3.4
Saya bekerja dengan sungguh-sungguh agar mendapat pengakuan dari orang lain. Saya senang bekerja di sekolah ini karena keamanannya terjaga.
189
3.8
185
3.7
Saya senang bekerja di sekolah ini karena tempatnya yang baik
153
3.1
162
3.2
Pernyataan
Saya betah berada di sekolah ini karena rekan kerja saya menyenangkan.
7
Saya bekerja dengan baik di sekolah ini agar prestasi saya meningkat dalam bekerja.
184
3.7
8
Saya bekerja di sekolah ini dengan harapan mendapatkan kondisi kerja yang lebih baik Saya senang bekerja di sekolah ini karena saya selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan Saya senang bekerja di sekolah ini karena menerapkan disiplin kerja yang bijaksana Saya bekerja dengan sunggusungguh karena ingin mendapatkan penghargaan dari atasan Saya dan pimpinan berusaha menjaga loyalitas yang tinggi satu sama lain
189
3.8
181
3.6
197
3.9
195
3.9
189
3.8
Saya senang bekerja sebagai guru karena memberikan kepuasan bekerja sesuai yang dikerjakan. Saya senang bekerja sebagai guru karena memberikan jaminan yang layak.
189
3.8
189
3.8
15
Insentif yang saya terima mampu meningkatkan prestasi kerja saya
174
3.5
16
Gaji dan insentif yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan keluarga saya.
189
3.8
9
10
11
12
13
14
Nilai Rata-Rata
Berdasarkan data dari nilai ratarata indikator variabel Motivasi (X3) di atas dapat dikatakan bahwa Motivasi pada SMP Negeri 3 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup : 1). Motif, 2). Harapan dan 3). Insentif menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3.65, artinya Motivasi para guru di SMP Negeri 3 Palembang berada pada kategori baik, yaitu berada pada interval 3 < 4. Dari analisis butir instrumen variabel Motivasi di atas, mengindikasikan bahwa indikator Motivasi yang belum optimal, sehingga secara keseluruhan indikator Motivasi perlu mendapat perhatian dari pihak penentu kebijakan di SMP Negeri 3 Palembang untuk segera diperbaiki dan ditingkatkan, khususnya pada item no. 2, 5, 6, 9 dan 15, yaitu : guru bekerja keras untuk untuk mendapatkan kenaikan pangkat/promosi jabatan, guru senang bekerja di sekolah ini karena tempatnya yang baik, guru betah berada di sekolah ini karena rekan kerja saya menyenangkan, guru senang bekerja di sekolah ini karena selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan, Insentif yang guru terima mampu meningkatkan prestasi kerja para guru. Indikator-indikator tersebut skornya masih rendah, sehingga perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki dan ditingkatkan lagi dalam rangka untuk mencapai prestasi kerja guru yang lebih optimal. B. Uji Persyaratan Analisis Uji persyaratan dilakukan pada 34 orang guru sebagai sampel penelitian. Data penelitian diolah dengan statistik parametris yang bekerja dengan asumsi data setiap variabel membentuk distribusi normal, homogen dan linear. Bila data tidak normal, homogen dan linear, maka statistik parametris tidak dapat digunakan sebagai alat analisis, sehingga perlu dilakukan uji normalitas, homogenitas dan linearitas. Disamping itu dilakukan pula uji asumsi klasik, karena variabel bebas yang lebih dari 2 (dua) harus dilakukan uji
3.65
Sumber diolah peneliti dengan program exel
17
asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan data masing-masing variabel bebas untuk mengetahui apakah data populasi tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian persyaratan ini dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov dari program SPSS, normalitas distribusi data dapat dihitung berdasarkan nilai Asymtotic Significance. Kriteria pengujian adalah : H0 diterima jika Asymtotic Significance.yang diperoleh lebih besar dari dan H0 ditolak jika Asymp. Significance lebih kecil dari pada . H0 menyatakan data berdistribusi nornal, sedangkan taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan dengan normal atau tidaknya distribusi data adalah dengan taraf 0,05 Dari hasil uji didapatkan nilai Asymp. Sig untuk variabel Prestasi Kerja (Y) sebesar 0.480, untuk variabel Kepemimpinan (X1) didapat nilai sebesar 0.722, variabel Komunikasi Interpersonal (X2) didapatkan nilai sebesar 0.566, serta variabel Motivasi sebesar 0.617. Nilai Asymp. Sig keempat variabel menunjukkan angka yang lebih besar dari = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Prestasi Kerja, Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi berdistribusi normal. Dengan demikian pengujian hipotesis yang menggunakan analisis korelasi dan regresi dapat dilakukan. Hasil uji normalitas ketiga variabel dapat dilihat pada tabel 14 berikut : Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Normalitas No. 1 2 3 4
Variabel Y X1 X2 X3
Asymp. Sig 0.480 0.722 0.566 0.617
Keterangan
(0,05) 0,05 0,05 0,05 0.05
Kesimpulan
Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05
Normal Normal Normal Normal
Sumber : Data diolah Peneliti melalui Program SPSS
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang dimaksud adalah untuk menguji homogenitas varians antara
18
kelompok data Y yang dikembangkan berdasarkan kesamaan nilai X . Pengujian persyaratan ini dilakukan dengan menggunakan Chi-Square Test dari program SPSS. Kriteria pengujian adalah menerima H0 apabila tingkat signifikan lebih besar dari pada dan tolak H0 jika Asymp. Significance lebih kecil dari pada . H0 menyatakan sebaran data homogen, sedangkan taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan dengan homogen atau tidaknya sebaran data adalah dengan taraf 0,05 . Dari hasil uji homogenitas didapatkan nilai Asymp. Sig untuk variabel Prestasi Kerja (Y) sebesar 0.616, untuk variabel Kepemimpinan (X1) didapat nilai sebesar 0.350, variabel Komunikasi Interpersonal (X2) didapat nilai sebesar 0.271 sedangkan variabel Motivasi (X3) didapatkan nilai sebesar 0.144. Nilai Asymp. Sig keempat variabel menunjukkan angka yang lebih besar dari = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Prestasi Kerja, Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi adalah homogen. Dengan demikian pengujian hipotesis yang menggunakan analisis korelasi dan regresi dapat dilakukan. Hasil uji homogenitas ketiga variabel dapat dilihat pada tabel 15 berikut : Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas No. 1 2 3 4
Variabel
Asymp. Sig
Y X1 X2 X3
0.616 0.350 0.271 0.144
Keterangan
Kesimpulan
Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05
Homogen Homogen Homogen Homogen
(0,05)
0,05 0,05 0,05 0.05
Sumber : Data diolah Peneliti melalui Program SPSS
3. Uji Linearitas Penggunaan teknik statistik analisis regresi untuk menguji hubungan antar variabel harus memenuhi persyaratan antara lain bahwa variabel-variabel tersebut harus bersifat linier. Jika sifat ini tidak terpenuhi, maka teknik analisis
regresi dan pengaruh tidak dapat dilakukan. Uji linearitas variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan oneway anova dengan tarif signifikansi 5% (α = 0,05) a. Uji linearitas antara Kepemimpinan dengan Prestasi Kerja Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas dari Program SPSS untuk variabel Kepemimpinan (X1) terhadap Prestasi Kerja (Y) diperoleh nilai sig deviation from linearity sebesar 0.706 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel Kepemimpinan (X1) dengan Prestasi Kerja (Y) linear. b. Uji linearitas antara Variabel Komunikasi Interpersonal dengan Prestasi Kerja Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas untuk variabel Motivasi Interpersonal (X2) terhadap Prestasi Kerja (Y) diperoleh nilai sig deviation from linerity sebesar 0,629 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Prestasi Kerja (Y) linear. c.
Uji linearitas antara Variabel Motivasi dengan Prestasi Kerja Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas untuk variabel Motivasi (X3) dengan Prestasi Kerja (Y) diperoleh nilai sig deviation from linerity sebesar 0,695 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel Motivasi (X3) dengan Prestasi Kerja (Y) linear. 4. Uji Asumsi Klasik Penggunaan teknik statistik analisis Regresi Linear Berganda (RLB) adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel Kepemimpinan (X1), Motivasi Interpersonal (X2) dan Motivasi (X3) terhadap Prestasi Kerja (Y). Namun sebelum dapat dilakukan analisis RLB terlebih dahulu harus dipenuhi beberapa asumsi klasik yakni tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi Autokorelasi dan tidak terjadi Heteroskedastisitas. Oleh karena itu maka dilakukan uji multikolinearitas, uji Autokorelasi dan uji Heteroskedastisitas.
19
a. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilakukan dengan data masing-masing variabel bebas untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Pengujian Multikolinearitas antar variabel bebas dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Kriteria pengujian adalah menerima H0 apabila Sig > 0,05. Ho menyatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Berdasarkan hasil uji Multikolinearitas korelasi antara Kepemimpinan (X1) dengan Motivasi Interpersonal (X2) diperoleh nilai Sig. sebesar 0,884, korelasi antara Kepemimpinan (X1) dengan Motivasi (X3) nilai Sig. adalah sebesar 0,130 dan korelasi antara Motivasi Interpersonal (X2) dengan Motivasi (X3) diperoleh nilai Sig. sebesar 0,217. Karena semua nilai Sig. > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak terdapat korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Hasil Uji Multikolinearitas dengan program SPSS disajikan pada tabel 16 berikut ini: Tabel 16. Hasil Uji Multikolinearitas Keterangan X1-X2
Signifikansi 0.440
α (Alpha) 0.05
Kondisi
Kesimpulan
Sig > α
X1-X3
0.058
0.05
Sig > α
X2-X3
0.055
0.05
Sig > α
Tidak terjadi korelasi yg signifikan antar variabel bebas
Sumber : diolah peneliti dengan program SPSS
b. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi ini dipergunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara data pengamatan. Pengujian Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin-Watson pada program SPSS dengan ketentuan jika nilai Durbin-Watson > 2 , maka tidak terjadi Autokorelasi (korelasi antar data pengamatan). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,267. Karena nilai Durbin-Watson lebih besar dari nilai 2
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi (Korelasi antar data pengamatan). Hasil Uji Autokorelasi dengan program SPSS disajikan pada tabel 17 berikut ini : Tabel 17 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1
R R Square .856a .733
Adjusted R Square .715
Std. Error of the Estimate 1.068
DurbinWatson 2.267
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kepemimpinan, KomunikasiInterpersonal b. Dependent Variable: PrestasiKerja
Sumber : diolah peneliti dengan program SPSS
c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan data masing-masing variabel bebas untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dengan nilai absolutnya. Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman pada program SPSS dengan taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Kriteria pengujian adalah menerima H0 apabila Sig > 0,05. Ho menyatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan nilai absolutnya. Berdasarkan hasil uji Heteroskedastisitas diperoleh nilai korelasi antara variabel bebas dengan nilai residu absolutnya masing-masing dengan nilai Sig. sebesar 0,890 untuk korelasi variabel X1 dengan absx1, nilai Sig. sebesar 0,876 untuk korelasi variabel X2 dengan absx2 dan nilai Sig. sebesar 0,768 untuk korelasi variabel X3 dengan absx3. Karena ketiga variabel bebas Kepemimpinan (X1) Motivasi Interpersonal (X2) dan Motivasi (X3) diperoleh nilai Sig. > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak terjadi heteroskedastisitas atau tidak terjadi korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan nilai absolutnya. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan program SPSS berdasarkan Koefisien Alpha disajikan dalam tabel 18 berikut ini : Tabel 18. Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Koefisien Alpha (α) Keterangan X1 – aX1 X2 – aX2 X3 – aX3
Signifikansi 0.890 0.876 0.768
Alpha (α) 0.05 0.05 0.05
Kondisi
Kesimpulan
Sig > α Sig > α Sig > α
Ho diterima Ho diterima Ho diterima
20
Sumber : diolah peneliti dengan program SPSS
C. Analisis Statistik Inferensial 1. Pengaruh Kepemimpinan (X1), Motivasi Interpersonal (X2) dan Motivasi (X3) Secara Bersama-Sama Terhadap Prestasi Kerja (Y) a. Analisis Regresi Linear Berganda Untuk menetapkan rumusan persamaan regresi linear pengaruh variabel Kepemimpinan (X1), Komunikasi Interpersonal (X2) dan Motivasi (X3) secara bersama-sama terhadap Prestasi Kerja (Y) perlu dilakukan analisis koefisien regresi linear berganda. Dengan menggunakan fasilitas program SPSS, maka hasilnya ditampilkan pada tabel 19 berikut ini :
Tabel. 19. Koefisien Regresi dan Uji Signifikansi Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Interpersonal dan Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) Kepemimpinan KomunikasiInterpersonal Motiv asi
Unstandardized Coef f icients B St d. Error .589 5.063 .483 .066 .133 .052 .333 .069
St andardized Coef f icients Beta .584 .203 .395
t .116 7.363 2.564 4.820
Sig. .908 .000 .014 .000
a. Dependent Variable: PrestasiKerja
Sumber : Data diolah peneliti dengan program SPSS
Berdasarkan hasil koefisien regresi linear sederhana pada tabel di atas, maka persamaan regresi linear sederhana pengaruh Kepemimpinan (X1), Komunikasi Interpersonal (X2) dan Motivasi (X3) terhadap Prestasi Kerja (Y) adalah : Yˆ 0,589 0,483 X 1 0,133 X 2 0,333 X 3 e
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa konstanta regresi adalah 0,589. Artinya jika mengabaikan variabel Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi maka skor Prestasi Kerja sebesar 0,589. Koefisien regresi Kepemimpinan (X1) adalah 0,483, artinya setiap penambahan satu satuan skor Kepemimpinan akan meningkatkan skor Prestasi Kerja sebesar 0,483 dengan menjaga skor Komunikasi Interpersonal (X2) dan skor Motivasi (X3) tetap/konstan. Koefisien regresi Komunikasi Interpersonal (X2) adalah 0,133, artinya setiap
penambahan satu satuan skor Motivasi Interpersonal akan meningkatkan skor Prestasi Kerja sebesar 0,133 dengan menjaga skor Kepemimpinan (X1) dan skor Motivasi (X3) tetap/konstan. Koefisien regresi Motivasi (X3) adalah 0,333, artinya setiap penambahan satu satuan skor Motivasi akan meningkatkan skor Prestasi Kerja sebesar 0,333 dengan menjaga skor Kepemimpinan (X1) dan skor Komunikasi Interpersonal (X2) tetap/konstan. Dari persamaan regresi linear ganda di atas memperlihatkan bahwa variabel Kepemimpinan (X1) lebih dominan pengaruhnya terhadap Prestasi Kerja dibandingkan variabel Komunikasi Interpersonal dan Motivasi. Sedangkan variabel Motivasi lebih dominan pengaruhnya dibandingkan variabel Komunikasi Interpersonal terhadap Prestasi Kerja. Sehingga untuk meningkatkan Prestasi Kerja para guru SMP Negeri 3 Palembang secara optimal, maka yang harus lebih dahulu diperhatikan untuk diperbaiki dan ditingkatkan adalah masalah Kepemimpinan dan Motivasi selanjutnya masalah Komunikasi Interpersonal. b. Analisis Korelasi Untuk melihat kekuatan pengaruh antara variabel Kepemimpinan (X1), Komunikasi Interpersonal (X2) dan Motivasi (X3) secara bersama-sama terhadap Prestasi Kerja (Y) perlu dilakukan analisis korelasi, hasil koefisien korelasi ditampilkan pada tabel 20 berikut ini : Tabel 20. Koefisien Korelasi dan Determinasi Pengaruh Ketiga Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Model Summaryb Model 1
R .856a
R Square .733
Adjusted R Square .715
St d. Error of the Estimate 1.068
DurbinWat son 2.267
a. Predictors: (Constant), Motiv asi, Kepemimpinan, KomunikasiInterpersonal b. Dependent Variable: PrestasiKerja
Sumber : Data diolah peneliti dengan program SPSS
Berdasarkan Tabel 20 di atas menunjukkan koefisien korelasi (R) variabel Kepemimpinan (X1), Komunikasi Interpersonal (X2) dan Motivasi (X3) secara bersama dengan Prestasi Kerja (Y) adalah 0,856, artinya korelasi antara Kepemimpinan, Komunikasi
21
Interpersonal dan Motivasi secara bersama dengan Prestasi Kerja Guru SMP Negeri 3 Palembang menunjukkan adanya pengaruh yang sangat kuat dan bersifat positif. c. Analisis Determinasi Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya (Rsquare) yaitu 0,733 yang memberikan pengertian bahwa 73.3 % variasi Prestasi Kerja (Y) Guru SMP Negeri 3 Palembang dapat dijelaskan oleh variabel Kepemimpinan (X1), Komunikasi Interpersonal (X2) dan Motivasi (X3) dalam model regresi yang dihasilkan, yaitu : Yˆ 0,589 0,483 X 1 0,133 X 2 0,333 X 3 e . UJI HIPOTESIS STATISTIK 1. Hipotesis Pertama : a). Formula Pengujian : Ho:b1,2,3 = 0: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Ha: b1,2,3 ≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. b). Level of Significance 95 % (α = ,05 ) c). Kriteria Pengujian: Terima Ho bila sig. F ≥ 0,05 Tolak Ho bila : sig. F < 0,05 Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik : terdapat pengaruh positif dan signifikan Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi secara simultan terhadap Prestasi Kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh tersebut digunakan analisis regresi
jamak Y atas X1, X2 dan X3 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 21 berikut ini : Tabel. 21. Uji Signifikansi Pengaruh X1, X2 dan X3 Terhadap Y ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 143.635 52.445 196.080
df 3 46 49
Mean Square 47.878 1.140
F 41.995
Sig. .000a
a. Predictors: (Const ant), Motiv asi, Kepemimpinan, KomunikasiInterpersonal b. Dependent Variable: Prest asiKerja
Berdasarkan hasil Sig.F di dapat nilainya 0,000 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara simultan variabel Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi secara simultan berpengaruh sangat nyata terhadap Prestasi Kerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama diterima. Dengan kata lain, makin baik Kepemimpinan, Motivasi Interpersonal dan Motivasi yang diterapkan para Guru SMP Negeri 3 Palembang, maka makin tinggi pula Prestasi Kerja yang dihasilkan oleh para guru tersebut. Sebaliknya, makin buruk Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi yang diterapkan para guru, maka makin rendah pula Prestasi Kerja yang diperlihatkan oleh guru. Kesimpulan: Hipotesis pertama adalah benar adanya, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi secara bersama-sama terhadap Prestasi Kerja Guru SMP Negeri 3 Palembang. 2. Hipotesis Kedua Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. a). Formula Pengujian : Ho: b1 =0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Ha: b1 ≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. b). Level of Significance 95 % (α = 0,05 ) c). Kriteria Pengujian:
22
Terima Ho bila Tolak Ho bila
: sig. t ≥ 0,05 : sig. t < 0,05
Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik: terdapat pengaruh Kepemimpinan secara parsial terhadap Prestasi Kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh tersebut digunakan analisis sederhana Y atas X1 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 32. Berdasarkan hasil Sig.t di dapat nilainya 0,000 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara individu variabel Kepemimpinan bisa menjelaskan skor Prestasi Kerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua diterima. Dengan kata lain, makin tinggi Kepemimpinan guru SMP Negeri 3 Palembang, maka makin tinggi pula Prestasi Kerja yang dihasilkan oleh para guru. Sebaliknya, makin rendah Kepemimpinan, maka makin rendah pula Prestasi Kerja yang diperlihatkan oleh para guru. Kesimpulan: Hipotesis kedua adalah benar adanya, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dan positif Kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja guru SMP Negeri 8 Palembang. 3. Hipotesis Ketiga Terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. a). Formula Pengujian : Ho: b2=0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Ha: b2 ≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang.
b). Level of Significance 95 %(α = 0,05 ) c). Kriteria Pengujian: Terima Ho bila: sig. t ≥ 0,05 Tolak Ho bila: sig. t < 0,05 Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik: tidak terdapat pengaruh positif Motivasi Interpersonal secara parsial terhadap Prestasi Kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Untuk mengetahui kekuatan pengaruh tersebut digunakan analisis sederhana Y atas X2 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 32. Berdasarkan hasil Sig.t di dapat nilainya 0,014 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara individu variabel Komunikasi Interpersonal bisa menjelaskan skor Prestasi Kerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua diterima. Dengan kata lain, tinggi rendahnya Komunikasi Interpersonal berpengaruh terhadap naik turunnya Prestasi Kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Kesimpulan: Hipotesis ketiga adalah benar adanya, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan Komunikasi Interpersonal terhadap Prestasi Kerja Guru SMP Negeri 3 Palembang. 4. Hipotesis Keempat Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. a). Formula Pengujian : Ho: b3 = 0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Ha : b3 ≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. b). Level of Significance 95 % (α =0,05 ) c). Kriteria Pengujian: Terima Ho bila: sig. t ≥ 0,05 Tolak Ho bila: sig. t < 0,05
23
Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik: tidak terdapat pengaruh positif Motivasi Interpersonal secara parsial terhadap Prestasi Kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. Untuk mengetahui kekuatan pengaruh tersebut digunakan analisis sederhana Y atas X3 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 32. Berdasarkan hasil Sig.t di dapat nilainya 0,000 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara individu variabel Motivasi bisa menjelaskan skor Prestasi Kerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis ketiga diterima. Dengan kata lain, tinggi rendahnya Motivasi dapat mempengaruhi Prestasi Kerja guru SMP Negeri 3 Palembang Kesimpulan: Hipotesis keempat adalah benar adanya, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi terhadap Prestasi Kerja Guru SMP Negeri 3 Palembang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi yang telah dilakukan, maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara simultan antara variabel kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan motivasi memiliki pengaruh sangat nyata terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang, karena hasil analisis menunjukkan nilai sig. F = 0.000 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal, kepemimpinan dan supervisi secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang melalui persamaan regresi linear berganda yang dihasilkan: Yˆ 0,589 0,483 X 1 0,133 X 2 0,333 X 3 e . 2. Secara parsial antara variabel kepemimpinan memiliki pengaruh
sangat nyata terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang, karena hasil analisis menunjukkan nilai sig. t = 0.000 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. 3. Secara parsial antara variabel komunikasi interpersonal memiliki pengaruh yang nyata terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang, karena hasil analisis menunjukkan nilai sig. t = 0.014 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. 4. Secara parsial antara variabel motivasi memiliki pengaruh sangat nyata terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang, karena hasil analisis menunjukkan nilai sig. t = 0.000 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri 3 Palembang. 5. Variabel Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap Prestasi Kerja guru SMP Negeri 3 Palembang dibandingkan variabel Komunikasi Interpersonal dan Motivasi.
Guru tidak boleh meninggalkan sekolah untuk kepentingan pribadi apabila jam pulang belum tiba, Guru hendaknya memiliki prakarsa atau inisiatif dalam bekerja, Guru harus mendukung kerja guru yang lain demi tercapainya tujuan organisasi 2. Bagi Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Palembang, disarankan agar dapat meningkatkan lagi prestasi kerja guru yang sudah berjalan sangat baik sekarang ini melalui peningkatan penerapan kepemimpinan yang efektif, kemampuan komunikasi interpersonal yang baik, dan peningkatan motivasi dalam diri para guru. 3. Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi secara bersama-sama terhadap Prestasi Kerja Guru SMP Negeri 3 Palembang menunjukkan angka yang signifikan, sehingga jika ingin meningkatkan Prestasi Kerja guru secara optimal, perlu dilakukan upaya peningkatan Kepemimpinan yang efektif, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi yang tinggi. . DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Anwar Prabu A.A Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arep Ishak & Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi. Jakarta: Gramedia Mediasarana Indonesia. Buyung A. Syafei. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Sekretariat Program Magister Manajemen. Palembang: Universitas Bina Darma Palembang. Byars Lloyd, et.al, 1994. Human Resource Management, Richard D. Irwin Inc.
1. Bagi para guru di SMP Negeri 3 Palembang, agar dapat mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi kerja yang sudah terlaksana sangat baik saat ini dengan cara meningkatkan dan mengembangkan penerapan kepemimpinan yang efektif, kemampuan komunikasi interpersonal masing-masing guru, serta adanya motivasi yang tinggi yang tumbuh dari dalam diri guru itu sendiri. Peningkatan prestasi kerja guru lebih diutamakan pada hal-hal berikut : Guru hendaknya berusaha menyelesaikan tugas dengan hasil yang berkualitas,
24
Djamaluddin, Arief. 2007. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pendekatan dari segi MSDM.
Badan Penerbit MM UTP Palembang. Gitosudarmo, I & I Nyoman Sudita. 2000. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE. Gujarati, Damodar. 1991. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Gurnitowati E.L. & Maliki. 2001. Komunikasi Yang Efektif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia. Hadari Nawawi. 2003, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hersey, P dan Blanchard, K. 1990. Manajemen of Organisasi Behavior: Utilazing Human Resources. Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall Inc. Husein Umar. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Kartini Kartono. 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Malayu SP Hasibuan. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Mathis R.L dan Jackson J.H, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Mar’at. 2003. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Ghalia Indoneis. Moekijat. 2003. Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. Nawawi, Hadari dan Hadari, M. Martini. 2000. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manusia Indonesia. Jakarta: SIUP. Riduwan, 2002. Skala Pengukuran Variabelvariabel Penelitian. Bandung Penerbit Alfabeta. Robbins. P.S. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga. Robbins, P. Stephen. 2003. Perilaku Keorganisasian. Jilid 2. Jakarta: Gramedia.
25
Saydam
Gouzali. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Singarimbun.1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Sondang P Siagian. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito. Sugiyono. 2003. Statistika Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS.10.00 for Windows. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif) dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Suhardi Sigit. 2003. Perilaku Organisasi. Yogyakarta BPFE. Suprihanto J., Harsiwi M,A, Th., Hadi P., 2003. Perilaku Organisasi. Jilid 1, Edisi ke-1. Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, YKPN. Thoha, Miftha. 1998. Pemimpin– Kepemimpinan dan Komunikasi. Jakarta: Balai Pustaka. Young. 1982. Scientific Social Survey and Research. Prentice Hall of India Private Limited.