HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO OLEH : Asni Eksan, Wenny Hulukati, Irvan Usman Abstrak Permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa karena efikasi diri yang kurang baik. Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Apakah terdapat hubungan efikasi diri dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo?” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan prestasi belajar siswa. Anggota populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Gorontalo, tahun ajaran 2013/2014, yang berjumlah 284 siswa sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 31 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel X (Efikasi Diri) dan variabel Y (Prestasi Belajar). Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Product Moment yang terdiri dari uji validitas dan realibilitas data, uji normalitas data dan uji hipotesis. Berdasarkan analisis statistik korelasional diperoleh nilai rxy = 0,59 dibandingkan dengan nilai r² = 34,81 % Product Moment ternyata dk sebesar 29, pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel = 2,462. Sedangkan hasil Uji t harga thitung = 3,967 selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel untuk kesalahan 1% uji dua pihak dan dk=n-2= 31-2=29, maka diperoleh ttabel = 2,462. Ternyata thitung > ttabel atau jumlah t hitung berada di luar daerah penerimaan Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri dengan prestasi belajar siswa. Kata Kunci : Efikasi Diri dan Prestasi Belajar Siswa
___________________________ 1
Asni Eksan ; Sebagai Peneliti Di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo 2Dr. Wenny Hulukati, M.Pd. 3Irvan Usman S.Psi, M,Psi Selaku Dosen tetap pada Jurusan Bimbingan Dan Konseling pada Universitas Negeri Gorontalo
Seiring berkembangnya zaman duduk di bangku sekolah merupakan impian banyak orang, diantaranya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Ketika menjadi siswa banyak tuntutan, dan tanggung jawab yang harus di laksanakan oleh seorang siswa termasuk mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru dan menyelesaikan tepat pada waktu yang sudah ditentukan. Tidak dapat di pungkiri bahwa kemampuan siswa yang satu dan lainnya berbeda-beda dalam menyerap ilmu pengetahuan sehingga dalam proses pelaksanaannya ada siswa yang tidak dapat mengumpulkan tugas yang di berikan oleh guru tepat pada waktunya. Hal ini tentunya menjadi faktor penghambat siswa dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang siswa. Siswa yang aktif tentunya sangat menyadari akan hambatan-hambatan yang dialaminya tersebut, sehingga hal ini dapat diantisipasi oleh siswa yang bersangkutan dengan cara bertanya kepada guru, orangtua,
teman ataupun
memperbaiki cara belajarnya dengan cara mengikuti les pelajaran tambahan untuk menunjang kelancaran proses belajar yang diinginkannya, sehingganya individu terus berkembang sesuai dengan efikasi diri yang dimilikinya. Akan tetapi bagi siswa yang kurang aktif hambatan yang dialaminya justru akan menjadi benalu untuk dirinya sendiri sebab siswa yang bersangkutan tidak ada keinginan untuk memperbaiki cara belajarnya. Dalam keadaan ini guru hendaknya dapat memberikan dorongan dan arahan kepada siswa untuk mencari berbagai sumber yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang aspek-aspek yang dipelajari. Karena sesuai UUD 1945, pendidikan seharusnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini berarti pendidikan adalah usaha untuk memberdayakan manusia. Manusia yang berdaya adalah manusia yang dapat berfikir kreatif, mandiri, dan dapat membangun dirinya dan masyarakat. ( Tilaar, dalam Aunnurahman, 2011 :9). Hal yang mendasari rendahnya prestasi belajar siswa adalah tidak yakinnya individu pada kemampuan yang dimiliki ataupun siswa memiliki efikasi diri
rendah. Orang yang memiliki efikasi diri tentunya memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu dalam menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan, kemampuan individu dalam menetapkan tujuan belajarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang di terapkan dalam kehidupan ssehari-harinya, sehingganya dia mampu mengelola secara efektif cara belajarnya sendiri agar mencapai hasil yang optimal. Efikasi diri menurut (Alwisol, 2006) menyatakan bahwa efikasi diri sebagai persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu, efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti temui di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo bahwa di sekolah ini terdapat siswa dan siswi yang memiliki prestasi belajar yang rendah. Menurut Aunnurahman ( 2011 : 85) bahwa ciri-ciri siswa yang memiliki prestasi belajar rendah adalah: a). nilai yang dicapai dibawah ratarata, b). Anak-anak lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar, c). Sering meninggalkan pelajaran tanpa alasan/bolos, d). Bertingkahlaku berbeda dari teman-temannya, seperti mudah tersinggung, murung, dan menyendiri dari temannya. Ciri – ciri prestasi belajar rendah diatas juga diungkapkan oleh guru mata pelajaran di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo yang mengatakan bahwa kebanyakan siswa yang malas mengerjakan tugas, selain itu siswa-siswa ini sering mengeluh jika banyak tugas yang di berikan oleh guru mata pelajaran. Disamping pengakuan para guru,
peneliti menemukan pengakuan yang berbeda dari
beberapa siswa dan siswi SMP Negeri 8 Kota Gorontalo bahwa mereka sulit mencerna pelajaran yang di berikan karena metode pembelajaran yang membosankan dan tugas yang di berikan kepada mereka sulit untuk di selesaikan. Efikasi diri sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang, sebab seseorang yang memiliki efikasi diri memiliki kepercayaan bahwa “ saya bisa” hal ini dibarengi dengan semangat yang tinggi dalam mengerjakan setiap tugas belajarnya sehingganya dalam setiap kegiatan yang di lakukannya berhasil,
sebaliknya untuk siswa yang tidak memiliki efikasi diri dia memiliki kepercayaan bahwa “ saya tidak bisa ” hal ini ditandai dengan menghindar dalam mengerjakan banyak tugas, sehingganya setiap kegiatan yang dilakukan oleh individu ini mengalami kegagalan (Schun & Zimmerman, 2003: Zimmerman & Schun, 2004). Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa efikasi diri dan prestasi belajar sangat berkaitan sehingganya peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar hubungan efikasi diri dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa yang dijabarkan ke dalam judul “Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo“.
KAJIAN TEORI Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman (Matlin, dalam Sihadi 2010: 168). Dalam konteks sekolah, belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman siswa sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang di harapkan dari siswa. (Lanawati, dalam Sihadi 2010 :168). Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah di tetapkan, hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, (Olivia 2010 : 73). Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan tes prestasi belajar. Tes prestasi yang dilakukan oleh siswa memiliki peranan penting, baik bagi guru maupun bagi siswa yang bersangkutan. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat mencerminkan sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti dan diserap oleh siswa sebagai
tujuan instruksional. Sementara bagi siswa tes prestasi siswa bermanfaat untuk mengetahui sebagai mana kelemahan-kelemahannya dalam mengikuti pelajaran. Menurut Syaiful Bahri Jamara (dalam, Kadir 2010 : 7) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar di maksudkan sebagai tingkat keberhasilan belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor, setelah seseorang melakukan proses belajar. Prestasi belajar yang dicapai merupakan gambaran tentang tingkat keberhasilan siswa yang di bandingkan dengan hasil perolehan siswa lainnya. Sementara menurut Sudjana (2005:3) yang mendefinisikan prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu sehingga untuk mengetahui tingkat prestasi belajar maka perlu dilakukan evaluasi belajar.
Masalah-Masalah Belajar Belajar merupakan kegiatan yang dinamis yang secara terus menerus dilakukan oleh guru dan siswa akan tetapi aktivitas pembelajaran diwarnai oleh berbagai masalah-masalah belajar. Menurut Aunurrahman ( 2011:177) masalahmasalah belajar terbagi atas dua yaitu masalah internal belajar dan masalah eksternal belajar. a. Masalah Internal Belajar yang meliputi : Karakteristik siswa, sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, rasa percaya diri, kebiasaan belajar. b. Masalah eksternal belajar yang meliputi : faktor guru, lingkungan sosial, kurikulum sekolah, sarana dan prasarana.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Hawadi Rena (2001:89) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam dirinya sendiri (faktor internal) dan dari luar dirinya (faktor eksternal).
a. Faktor internal yang meliputi : kemampuan intelektual, minat, bakat, sikap, motivasi berprestasi, konsep diri, menguasai bahan pelajaran, belajar dari berbagai sumber. b. Faktor eksternal yang meliputi : motivasi sosial, guru dan cara mengajar, lingkungan dan kesempatan.
Hakikat Efikasi Diri Pengertian Efikasi Diri Efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri individu atau kemampuan individu dalam memperkirakan kemampuan dirinya yang meliputi kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri, kapasitas kognitif, kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang penuh tekanan. Efikasi diri merupakan kemampuan untuk menyadari, menerima, dan mempertanggung jawabkan semua potensi keterampilan atau keahlian secara tepat ( Dalam Nevid, Jeffrey dan Spencer, 2005: 320) Menurut Bandura (1997 : 3) menjelaskan “ perceived self efficacy refers to beliefs in one’s capabilities to organize and execute the course of action required to produce given attainment”. Self efficacy atau efikasi diri merupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya melakukan tindakan yang diharapkan. Keyakinan efikasi diri mempengaruhi pilihan tindakan yang akan dilakukan, besarnya usaha dan ketahanan diri ketika berhadapan dengan hambatan atau kesulitan. Individu dengan efikasi diri tinggi memilih melakukan usaha lebih besar dan pantang menyerah. Menurut (Alwisol, 2006) menyatakan bahwa efikasi diri sebagai persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu, efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan.
Aspek-Aspek Efikasi Diri
Efikasi diri yang dimiliki seseorang berbeda-beda hal ini dapat dilihat berdasarkan aspek yang mempunyai implikasi penting pada perilaku. Menurut Bandura (dalam sulistyawaty, 2012 : 145) ada tiga aspek dalam efikasi diri yaitu: a. Tingkat kesulitan tugas (Magnitude), Aspek ini berkaitan dengan kesulitan tugas b. Generalisasi (Generality), aspek ini berhubungan luas dengan bidang tugas atau tingkah laku c. Kekuatan (Strength), aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan seseorang terhadap keyakinannya
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efikasi Diri Efikasi Diri merupakan suatu keyakinan atas kemampuan yang dimiliki, keyakinan yang dimiliki oleh individu diiringi dengan usaha-usaha untuk mencapai suatu hasil yang maksimal yang diinginkan.. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Efikasi Diri menurut ( Bandura, dalam Santrock, 2007:152) adalah sebagai berikut: a.
Peran dalam lingkungan.
b.
Informasi kemampuan diri.
c.
Jenis tugas yang dihadapi.
d.
Intensif eksternal.
Pada dasarnya individu dengan Efikasi Diri tinggi mampu bertahan dengan fariasi tingkat kesulitan tugas yang dilakukannya dan menganggap apa yang dilakukannya sebagai suatu pelajaran yang patut untuk diselesaikan, sementara individu dengan efikasi diri rendah tidak menyukai tugas-tugas yang sulit untuk di pecahkan.
Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Prestasi Belajar Prestasi belajar berhubungan erat dengan efikasi diri. Individu yang memiliki prestasi belajar yang baik memiliki efikasi diri yang tinggi sebab
individu memiliki keyakinan yang besar atas kemampuan yang dimilikinya, dan terus memotivasi dirinya untuk mencapai hasil yang maksimal atas usaha-usaha yang dilakukannya Menurut Bandura (2007:22) Individu yang memiliki efikasi diri cenderung lebih banyak belajar dan berprestasi di banding dengan individu yang memiliki efikasi diri rendah. Hal ini benar bahkan ketika tingkat kemampuan aktual sama, (Bandura, dalam Ormrod, 2008 :22). Dengan demikian beberapa individu memiliki kemampuan yang sama akan tetapi tingkat keyakinan diri yang dimiliki oleh masing-masing individu yang dapat membedakan hasil prestasi belajar yang dicapai. Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi memiliki kemampuan besar untuk menyelesaikan suatu tugas dengan sukses dibanding dengan orang yang memiliki efikasi diri rendah.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang korelasi antara prestasi belajar dengan efikasi diri siswa kelas VIII Di SMPN 8 Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 2 (dua) bulan yaitu Mulai pada 30 April sampai dengan 20 Mei 2014. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif seperti yang telah disebutkan oleh Arikunto (2002) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif jenis korelasional yang memiliki tujuan mengetahui korelasi dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat serta mengetahui sejauh mana atau seberapa besar veriabel bebas (efikasi diri) mempengaruhi variabel terikat (prestasi belajar). Pada penelitian ini yang menjadi anggota Populasi adalah siswa SMPN 8 Kota Gorontalo. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 284 orang yang dibagi menjadi 9 kelas, metode pengambilan sampel penelitian ini diambil random yang mana tidak semua anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
Jenis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket sebagai instrument utama dan observasi sebagai instrument penunjang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis hubungan yaitu bentuk analisis variabel (data) penelitian untuk mengetahui derajad atau kekuatan hubungan, bentuk atau arah hubungan di antara variabel-variabel, dan besarnya pengaruh variabel yang satu (variabel bebas) terhadap variabel lainnya (variabel terikat). Sebelum dilakukan pengujian hipotesis secara inferensial maka terlebih dahulu di lakukan uji normalitas dan uji linieritas.
HASIL PENELITIAN Deskripsi Hasil Penelitian Bentuk hasil penelitian kali ini berbentuk skor yang diperoleh dari hasil pengolahan angket yang menjabarkan hubungan efikasi diri dengan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo yang dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei
Pengujian Normalitas Data Variabel X (Efikasi Diri ) Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa tabel
hitung
= -40,72 dan
= 11,070. Adapun kriteria pengujian uji normalitas adalah :
Jika,
hitung
Jika,
hitung
tabel tabel
, maka data tidak berdistribusi normal
, maka data berdistribusi normal.
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa
hitung
tabel
dimana -40,27 <
11,070 maka data variabel Y berdistribusi normal. Mengacu pada hasil uji normalitas
data
menggunakan uji t.
variabel
XY
berdistribusi
normal
sehingga
hipotesis
Pengujian Normalitas Data Variabel Y ( Prestasi Belajar) Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa
hitung
= -72,36 dan
tabel
=
9,488. Adapun kriteria pengujian uji normalitas adalah : Jika,
hitung
Jika,
hitung
tabel tabel
, maka data tidak berdistribusi normal
, maka data berdistribusi normal.
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa
hitung
tabel
, dimana -72,36 <9,488
maka disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Sehingga hipotesis menggunakan uji t.
Pengujian Linieritas Berdasarkan hasil analisis regresi di peroleh hasil
Yˆ 2,250,919X
Hasil ini bermakna bahwa terjadi perubahan peningkatan pada variabel X, sehingga akan diikuti oleh peningkatan rata-rata sebesar 2,25 pada variabel Y. Hal ini berarti jika terjadi perubahan pada indikator efikasi diri siswa maka akan diikuti oleh peningkatan pada indikator prestasi belajar siswa
Pengujian Hipotesis Berdasarkan perhitungan korelasi antara variabel efikasi diri (X) dan prestasi belajar siswa (Y) diperoleh koefisien r = 0,59 dan
Pada uji
signifikan koefisien korelasi beroleh hasil harga t hitung sebesar 3,967 Sedangkan dari tabel distribusi t pada taraf nyata 1% diperoleh t tabel (Dk n – 2 = 31 – 2 = 29) = 2,462. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t tabel, atau harga berada di luar daerah penerimaan ditolak dan menerima
, sehingga dapat disimpulkan bahwa
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasi signifikan. PEMBAHASAN Efikasi diri yang baik akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Orang tua sebagai orang yang sangat mengenal kelemahan dan kelebihan
anak diharapkan mampu mengarahkan anak sehingga anak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan maksiml sehingga anak dapat berprestasi. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tentunya orang tua perlu bekerjasama dengan guru sebab guru sangat mengetahui keseharian dan aktivitas siswa di sekolah sehingga antara orang tua dan guru dapat mengetahui potensi-potensi yang ada di dalam diri siswa. Dari Hasil pengujian pada variabel X dan Y bahwa persamaan n hipotesis
Yˆ 2,250,919 yang telah teruji keberartian pada α = 0,01 merupakan hubungan yang berlaku pada populasi. Berdasarkan sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Bahwa antara efikasi diri dengan prestasi belajar mengalami Kenaikan. Persamaan ini mengandung makna bahwa setiap terjadi perubahan variabel X atau efikasi diri meningkat
peningkatan, apabila
maka akan diikuti variabel Y atau
meningkat
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa hubungan antara variabel X efikasi diri siswa variabel Y prestasi belajar siswa adalah sebesar 0,59 yang berarti koefisien determinasinya adalah 34,81 %. Ini berarti bahwa 34,81 % penyebab meningkatnya prestasi belajar dikarenakan pengaruh efikasi diri yang dimiliki oleh siswa, sedangkan yang lainnya di pengaruhi oleh faktor yang lain yang tidak dijadikan objek penelitian oleh peneliti. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu “terdapat hubungan antara efikasi diri dengan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo.
Saran Dengan memperhatikan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. a. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sangat tepat jika orang tua bisa membantu dalam mengarahkan anak dalam hal mengenali potensi-potensi diri yang dimiliki siswa b. Adanya kerjasama yang baik antara orang tua dan guru untuk perkembangan optimal siswa c. Sebagai seorang siswa yang bertanggungjawab terhadap kesuksesan diri sendiri, hendaknya meningkatkan efikasi diri sehingga beroleh hasil belajar yang memuaskan
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka cipta Aunnurahman. (2011). Belajar dan pembelajaran. Bandung : Alfabeta Bandung Azwar, Saifuddin. (2004). Pengantar psikologi intelegensi. Jogjakarta : Pustaka Pelajar Bandura. (1997). Self efficacy the exercise of control. New york: W. H Freeman and Company. Google books Hawadi, Akbar. (2001). psikologi perkembangan anan mengenal sifat, bakat, dan kemampuan anak. Jakarta: Gramedia google books Kadir, Ruslin. (2010). Hubungan antara keharmonisn keluarga dengan prestasi belajar murid kelas V Di SDN NO 21 Dungingi Kota Gorontalo. Skripsi: tidak di terbitkan Nevid, Jeffrey dan Spencer a Rathus . (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga Olivia, Femi. (2010). Teknik ujian afektif. Jogjakarta : Gramedia google books Purwanto, Ngalim. (2007). psikologi pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya
Riduwan, dan Sunarto (2009).pengantar statistika, pendidikan, sosia, ekonomi, komunikasi, dan bisnis. Bandung : alfabeta bandung Santrock, W John. (2007). Perkembangan anak. Jakarta : Erlangga Santrock, W John. (2003). Edisi keenam Adolescence perkembangan remaja. Google books : Erlangga Sihadi, Reni. (2010). Akselerasi (A-Z program percepatan belajar ). Google books : Gramedia Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidika, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Uno, B Hamzah. (2008). Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara Walgito, Bimo. (2004). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta : Andi Yogyakarta Walgito, Bimo. (2005). Bimbingan dan konseling (studi karir). Yogyakarta : Andi