ANALISI TENTANG DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 KOTA GORONTALO
Liskawaty A. Matoka Dr. Wenny Hulukati, M.Pd Dra. Mardia Bin Smith, S.Pd, M.Si
Abstrak Penelitian ini adalah penelitian deskriftif kuantitatif untuk menganalisis tentang disiplin belajar siswa serta faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriftif kuatitatif. Variabel dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu disiplin belajar siswa dan faktor mempengaruhi disiplin beajar siswa. Adapaun populasi dari penelitian ini yaitu kelas VIII SMPN 2 Kota Gorontalo yang berjumlah 375 siswa dan yang menjadi sampel yaitu sejumlah 20 orang siswa yang teridentifikasi tidak disiplin dalam belajar. Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan instrumen angket sebagai instrumen utama yang di sebarkan kepada siswa siswi serta wawancara yang di lakukan kepada guru BK dan orang tua wali siswa dan observasi yang di lakukan di SMPN 2 Kota Gorontalo sebagai pelengkap data yang ada dilapangan. Kemudian data yang di kumpul dianalisis dan di presentasikan melalui penentuan presentase lalu di klasifikasikan pada tingkat disiplin belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan disiplin belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontlo. Dengan persentase rata-rata yang dilihat dari indikator ketaatan terhadap tata tertib sekolah 37,5% berada pada klasifikasi tidak displin, indikator ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah 40% berada pada klasifikasi kurang kurang disiplin, indikator ketaaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran 47,75% berada pada klasifikasi kurang disiplin, indikator ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah 47,75% berada pada klasifikasi kurang disiplin. serta faktor-faktor mempengaruhi disiplin belajar siswa diukur dari faktor intrinstik memperoleh skor 53,08% terklasifikasi kurang disiplin dan faktor ekstrinsik memperoleh skor 40,62% dimana kurang disiplin. Dalam peningkatan disiplin belajar siswa perlu di tingkatkan terutama dari diri siswa sendiri agar kiranya dapat memotivasi diri sendiri serta bagi pihak sekolah agar dapat memperhatikan dan lebih menegaskan kedisiplinan yang ada di sekolah lebih khususnya disiplin belajar siswa dan bagi guru mata pelajaran agar dapat memberikan cara belajar yang bervariasi serta untuk orang tua agar kiranya lebih memperhatikan cara belajar anak. Kata kunci : Disiplin Belajar Siswa
1
Lembaga pendidikan (sekolah) merupakan wadah para siswa dalam menggali ilmu pengetahuan. Dalam menggali ilmu pengetahuan di lingkungan sekolah tentunya siswa terikat dengan peraturan-peraturan yang ada di sekolah tersebut, yang mana para siswa harus mematuhi peraturan yang ada agar proses pembelajaran berjalan dengan baik terkait dengan hasil belajar siswa. Berhasil tidaknya siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh kedisiplinan siswa itu sendiri dalam belajar. Belajar merupakan suatu panggilan hidup karena tanpa belajar akan mengakibatkan menurunya kualitas diri seseorang, melalui belajarlah seseorang akan menjadi sadar akan dirinya dan lebih baik dalam menjalani kehidupannya yang penuh warna-warni. Hanya saja untuk belajar secara konsisten tidaklah segampang yang dikira karena membutuhkan kesadaran diri, dimana kesadaran diri tersebut dapat termanifestasi dalam disiplin belajar. Disiplin belajar adalah kesadaran diri untuk mengendalikan atau mengontrol dirinya untuk sungguhsungguh belajar. Sebagaimana menurut Slameto (2010: 23)
“dalam seluruh
proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik”. Disiplin merupakan suatu bentuk kesadaran diri untuk mengendalikan dirinya. Dalam hal ini, disiplin belajar berfungsi sebagai pengendali diri yang berada pada diri seseorang sehingga belajar akan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, hal ini tercermin dalam Fathurrohman (2010: 14) “disiplin merupakan kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun”. Kedisiplinan dalam proses pembelajaran merupakan kunci utama dalam meraih hasil belajar yang optimal sebagaimana yang diharapkan oleh siswa maupun sekolah tersebut. kedisiplinan dapat membuat siswa nyaman dan senang dalam belajar serta menumbuhkan rasa saling menghargai dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam bergaul, hal tersebut dibenarkan oleh Hurlock (1999: 82) “disiplin bertujuan untuk membentuk perilaku sedemikian
2
rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan”. Setelah peneliti melakukan pengamatan selama mengikuti praktek Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPL-BK) khususnya di kelas VIII terdapat siswa kurang disiplin bahkan sangat tidak disiplin dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perilaku, yaitu siswa yang telambat masuk kelas pada jam-jam mata pelajaran tertentu artinya tidak setiap hari namun ada jam-jam mata pelajaran tertentu yang mereka tidak masuki, serta adanya siswa yang terlambat sehingga ia terlambat masuk kelas, terlambat memasukan tugas, tidak memasukkan tugas, keluar masuk kelas pada jam-jam mata pelajaran walaupun ada guru yang sedang mengajar, bahkan membolos pada saat pelajaran sedang berlangsung, serta membuat kegaduhan di dalam kelas pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Dari berbagai sikap dan perilaku yang ditunjukan siswa tersebut tentunya mempunyai alasan yang bervariasi dari masing-masing siswa, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Kota Gorontalo yang berjumlah 20 siswa dimana pengambilan sampel ini berdasarkan data ataupun informasi yang di peroleh dari guru BK di saat melakukan observasi pada tanggal 01 juni 2013 di SMPN 2 Kota Gorontalo tepatnya di ruangan BK. Dimana siswa yang teridentifikasi tidak disiplin tersebut yang paling menonjol dari masing-masing kelas, di mana diantara siswa-siswi tersebut ada enam orang yang tidak naik kelas karena sikap dan kelakuannya dalam belajar sungguh sangat meresahkan guru-guru bahkan pihak sekolah sudah mengundang orang tua/wali dari mereka namun siswa-siswi ini tetap saja melakukan hal-hal yang biasa di lakukannya. Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan yang ada maka peneliti termotivasi untuk melakukan pelitian dengan judul “Analisis tentang Disiplin Belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Gorontalo”. Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan yang ada maka peneliti termotivasi untuk melakukan pelitian dengan judul “Analisis tentang Disiplin Belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Gorontalo”.
3
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat identifikasikan beberapa masalah yaitu: (a) Terdapat siswa yang terlambat masuk kelas (b) Terlambat memasukkan tugas (c) Keluar masuk kelas pada jam mata pelajaran sedang berlangsung, (d) Membolos (e) Membuat kegaduhan dalam kelas, dan (f)Berkelahi dengan teman di sekolah. dari identifikasi tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah disiplin belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo .? (b) Faktor apa yang mempengaruhi kurangnya disiplin belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo.? Dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan data yang valid dan bersifat empiris tentang: (a) Disiplin belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan (b) Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo. Manfaat dari penelitian ini ada dua yaitu bersifat teoretis dan praktis. KAJIAN TEORETIS Menurut Chaplin dalam kamus lengkap psikologi (2002: 139) “dicipline (disiplin) sebagai kontrol penguasaan diri dengan tujuan menahan implus yang tidak diingankan, atau untuk mengecek kebiasaan”. Pendapat tesebut seirama dengan pendapat Rahman (dalam Maharani, 2012: 8) “disiplin berasal dari bahasa Inggris “discipline” yang mengandung beberapa arti. Diantaranya adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku”. Selanjutnya Lindgren (dalam Purnama, 2006:102) mengemukakan ada tiga pengertian mengenai disiplin yaitu : (1) Punishmen (hukuman), hal ini berarti anak perlu di hukum bila bersalah, (2) Control by enforcing obedience or orderly conduc. Hal ini bahwa anak memerlukan seseorang yang mengontrol, mengarahkan, membatasi tingkalakunya. Dalam hal ini individu di pandang tidak mampu mengarahkan, mengontrol dan membatasi tingkalakunya sendiri, dan (3) Training that corrects and strengthens. Tujuan disiplin ini adalah “self dicipline” (disiplin diri), dalam arti bahwa tujuan latihan adalah memberi ksesempatan kepada individu untuk melakukan sesuatu berdasarkan pengarahan dan kontrolnya sendiri. Selanjutnya Selain itu, Hurlock (1999: 82) juga menjelaskan tentang
4
pengertian disiplin yaitu “disiplin berasal dari kata “disciple” yakni seorang yang belajar atau secara sukarelah mengikuti seorang pemimipin, orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan bahagia”. Selanjutnya menurut Winataputra (1998: 10) menjelaskan bahwa disiplin didefinisikan sebagai : “(1) disiplin diartikan sebagai tingkat keteraturan yang terdapat pada suatu kelompok, (2) disiplin diartikan sebagai tekhnik yang digunakan oleh guru untuk membangun atau memelihara keteraturan di dalam kelas, (3) disiplin disamakan dengan hukuman (phanismen)”. Adapun Belajar menurut Sagala (2012: 37) merupakan proses komunikasi dua arah, pembelajaran dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Konsep belajar menurut “belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi
seseorang berdasarkan peraktek atau pengalaman tertentu”. Pengertian tersebut seirama dengan pengertian Behaviorisme (dalam Sagala, 2012: 35) “belajar adalah perubahan yang relatif sementara dalam perilaku yang dibawah dari hasil pengalaman atau praktek”. Sedangkan menurut Herbart (dalam Sagala, 2012: 40) “belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu”selanjutnya menurut Slameto (2010: 2) “belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Jadi, dalam kegiatan belajar disiplin sangatlah penting, sebagaimana menurut Eggen (2012: 75) bahwa disiplin adalah “sebagai bagian dari pengolahan kelas yang terutama berurusan dengan perilaku yang menyimpang”. Pendapat tersebut kembali ditegaskan oleh Slameto (2010: 67) “agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan.” Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah suatu perilaku taat terhadap peraturan dimanapun ia berada baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat ataupun pendidikan dengan mengetahui semua peraturan yang ada atas dasar putusan budi pekerti dari dalam diri individu tanpa adanya paksaan dari orang lain. Sebagaimana menurut Arikunto (dalam Zahrifah,2010: 4)
5
“disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Manfaat Disiplin Belajar manfaat disiplin belajar menurut Yusuf (2006:110) yaitu (1) Agar siswa mampu mendisiplinkan dirinya dan mampu mengendalikan diri sendiri tanpa di kontrol guru, (2) sebagaimana disiplin belajar di akui oleh para pakar sebagai titi berhasil atau tidak susatu sekolah tergantung dari penarapan displin di sekolah tersbut, (3) Meningkatkantkan ketaataan siswa terhadap aturan (4)Membiasakan siswa untuk mentaati aturan. Faktor-Faktor Mempengaruhi Disiplin Belajar Kedisiplinan merupakan tingkahlaku manusia yang kompleks, karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosialnya yang tak dapat dilihat secara lansung dari setiap indvidu. Sikap disiplin atau kedisiplinan seseorang, terutama siswa berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada siswa yang mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri maupun yang berasal dari luar. Hal ini kembali dijelaskan oleh Suryabrata (dalam Zahrifah, 2010: 8) faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah sebagai berikut: (a) Faktor intrinstik, faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa atau anak itu sendiri yang mana terdiri dari minat, bakat motivasi konsentrasi maupun kemampuan kognitif siswa tersebut, pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani, keletihan, kekurangn gizi, kurang tidur, serta penyakit yang diderita siswa tersebut. (b) Faktor ekstrinsik, faktor ini merupakan faktor yang barasal dari lingkungan siswa, yang mana meliputi keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat siswa, serta alat-alat perlengkapan yang dipakai siswa untuk belajar (fasilitas dan sarana prasaran bersifat kebendaan), lingkungan keluarga, lingkungan masyrakat, sekolah (pendidik) serta lingkungan kelompok (teman sebaya).
6
Langkah-langkah Pelaksanaan Disiplin Belajar Dalam pelaksanaan disiplin belajar terdapat beberapa langka-langka yang harus di lakukan oleh siswa agar terciptanya disiplin belajar sesuai yang diharapkan dan terbinanya kedisiplinan belajar dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana menurut Mulyani (dalam Purnama, 2006: 112) yaitu: (a) Mengatur waktu belajar, (b) Mengelompokan waktu (c) Penjatahan Waktu Belajar, (d) Disiplin terhadap tugas. METODE PENELITIAN Anggota sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dengan jumlah 20 orang. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain satu variabel yaitu disiplin belajar siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikemukakan bahwa penelitian ini terdapat satu variabel yang dijadikan fokus kajian penelitian dengan indikatorindikator disiplin belajar siswa yakni : (a) Ketaatan terhadap tata tertib sekolah (b) Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah (c) Ketaaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran (d) Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar yaitu : (a) Faktor intrinstik (b) Faktor ekstrinsik. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMPN Kota Gorontalo yang berjumlah 375 siswa yang terdiri dari 10 kelas adapun pengambilan sampel dalam penelitian yaitu menggunakana teori terbatas (non probability) Snowball (Subagyo, 2006: 31) yaitu pengambilan sampel dengan bantuan key-informan, dari informasi inilah akan berkembang sesuai petunjuknya, dimana berdasarkan data ataupun informasi yang di peroleh dari Guru BK maka di peroleh 20 orang siswa sebagai sampel yang teridentifikasi tidak disiplin dalam belajar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan instrumen angket sebagai istrumen utama, wawancara dan observasi sebagai instrumen pelengkap dari menjaring data tentang disiplin belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo.
7
Hasil Penelitian Berdasarkan data yang di peroleh dari penyebaran angket pada siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo pada variabel tingkat disiplin belajar siswa dengan empat indikator, indikator pertama yaitu kataatan terhadap tatatertib sekolah memproleh skor 37,5% (tidak disiplin), kedua ketaatan terhadap terhadap kegiatan belajar di sekolah memperoleh skor 40% (kurang displin), ketiga Ketaaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran memperoleh skor 47,75% (kurang disiplin) dan yang keempat ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah memperoleh
skor
47,75%
(kurang
disiplin).
Dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi disiplin belajar yaitu: faktor instrintik memperoleh skor 53,08% (kurang disiplin) dan faktor ekstrintik memperoleh skor 40,62% (kurang disiplin) Pembahasan 1. Disiplin belajar Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tingkat disiplin belajar siswa dengan indikator: a. Ketaatan terhadap tata tertib sekolah Data hasil penelitian menunjukkan bahwa ketaatan terhadap tata tertib sekolah berada pada kategori tidak disiplin dengan persentase 37, 5%. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah . Hal ini dijabarkan dalam pernyataan: Saya berangkat ke sekolah memakai seragam dan atribut sekolah secara lengkap, ketika berada disekolah keadaan baju saya sudah tidak rapih, dan setiap upacara bendera saya tidak mengikutinya dengan baik. b. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah Data hasil penelitian menunjukkan bahwa ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah berada pada kategori kurang disiplin dengan persentase 40%. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo kurang disiplin terhadap kegiatan belajar di sekolah. Hal ini dijabarkan dalam pernyataan:
Saya memperhatikan penjelasan guru dengan baik pada saat guru
menjelaskan materi pelajaran, Saya senang ketika ada guru mata pelajaran tidak
8
masuk kelas karena sedang ada rapat atau urusan lain, Saya hanya bermain saat guru memberikan mata palajaran, Saya tidak perna ke perpustakaan untuk membaca buku, Saya membawa buku mata pejaran sesuai jadwal mata pelajaran, Setelah guru mata pelajaran menjelaskan materi pelajaran, dan saya Mencatat materi dan menanyakan yang belum jelas. c. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran Data hasil penelitian menunjukkan bahwa ketaatan dalam mengerjakan tugastugas pelajaran berada pada kategori kurang disiplin dengan persentase 47, 75%. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo kurang disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran. Hal ini dijabarkan dalam pernyataan: Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik, Ketika membahas soal atau masalah secara kelompok, saya mengikutinya dengan baik, Jika hasil ulangan saya jelek, saya hanya membiarkannya saja, Jika ada guru tidak masuk kelas karena sedang ada rapat, saya membaca buku pelajaran meskipun tidak diperintah oleh guru, Pada saat ulangan berlangsung, dan saya mengerjakan sendiri dengan tenang dan teliti sebelum menjawab soal. d. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah Data hasil penelitian menunjukkan bahwa ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah berada pada kategori kurang disiplin dengan persentase 47, 75%. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo kurang disiplin terhadap kegiatan belajar di rumah. Hal ini dijabarkan dalam pernyataan: Waktu saya sepulang sekolah hanya bermain saja, Saya tidak mempunyai jadwal belajar di rumah, Jika saya tahu besok pagi ada ulangan, saya belajar dengan sungguh-sungguh, dan Saya membaca kembali catatan pelajaran sepulang sekolah. 2. Faktor-faktor mempengaruhi disiplin belajar siswa Berdasarkan hasil analisis data diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi displi belajar siswa dengan indikator:
9
a.
Faktor Intrinstik Data hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor instrinstik berada pada
kategori kurang disiplin dengan persentase 53,08%. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo cukup tingkat kedisiplinanya dalam belajar hal ini dari faktor instrinstik. Hal ini dijabarkan dalam pernyataan: saya merasa malas untuk belajar, saya tidak langsung mengerti dengan materi yang di jelaskan oleh guru mata pelajaran, saya senang dengan mata pelajaran tertentu, saya sering sakit, setiap malam saya tidur di atas jam 10, dan jika saya kurang sehat saya mengabarkan kepada guru atau mengirim surat ke sekolah. b.
Faktor Ekstrinsik Data hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekstrinsik berada pada
kategori kurang disiplin dengan persentase 40,62%. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo tidak disiplin dalam belajar dari segi ukur faktor ekstrinsiknya (non-sosial). Hal ini dijabarkan dalam pernyataan: Saya malas belajar karena fasilitas belajar saya di rumah tidak lengkap, alat peragah olahraga yang lengkap membuat saya senang dengan mata pelajaran olahraga, saya malas ke sekolah karena sapatu saya sudah jelek dan orang tua senantiasa memarahi atau menghukum ketika saya tidak mau belajar, saya sering di ajak oleh teman-teman keluyuran di jalan kalau malam dan saya sering berantem dengan teman-teman di sekolah. Data tersebut dilengkapi dengan hasil wawancara dengan orang tua/wali siswa dan guru BK bahwa faktor instrinstiklah yang memegang kendali dari permasalahan ini yang mana dari siswa sendiri tidak ada kemauan untuk belajar dan berubah, serta untuk itu perlu kesadaran dari diri sendiri agar apa yang menjadi tujuan akan tercapai. Sebagaimana menurut Wingkel (2004: 22) “Disiplin adalah suatu peraturan yang sedikit, tetapi jelas dan tegas dimana isi dan rumusan peraturan dipikirkan secara mantap dan matang, dibina dan dikembangkan secara lebih nyata agar apa yang diinginkan itu dapat terwujud dengan baik, sesuai dengan apa yang diharapkan”.
10
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV tersebut, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Disiplin belajar siswa terlihat pada rekapitulasi skor pendapat para responden mencapai 43,3% terklasifikasi kurang disiplin yang berarti siswa kelas VIII di SMPN2 Kota Gorontalo kurang kedisiplinannya dalam balajar. Hal tersebut diukur dari segi ketaatan terhadap tata tertib sekolah, ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah, ketaaatan dalam
mengerjakan
tugas-tugas
pelajaran
dan
ketaatan terhadap
kegiatan belajar di rumah. (b) Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi siswa tidak disiplin dalam belajar terdapat 46, 885% terklasifikasi kurang disiplin yang berarti kedisiplinan siswa dalam belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Kota Gorontalo dan hal tersebut diukur dari faktor Intristik (Psikologi), fisiologis (Fisik), ekstrinsik (Non-Sosial) dan faktor sosial. Saran Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: a.
Untuk siswa agar kiranya dapat memotivasi dirinya senidiri agar lebih dapat mengatur dan memperhatikan waktu belajarnya dengan baik, karena sesuatu tidak akan berubah kecuali diri kita sendiri yang akan mengubahnya.
b.
Untuk pihak sekolah agar memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan dan lebih menerapkan serta mempertegas kedisiplinan dalam kegiatan belajar mengajar, dan bagi guru mata pelajaran supaya memberikan cara mengajar yang bervariasi, serta guru BK agar lebih memperhatikan setiap perkembangan siswa dan lebih memanfaatkan layanan-layanan BK dengan baik dalam pelaksanaan bimbingan.
c.
Untuk keluarga agar dapat lebih memberikan perhatian serta meluangkan waktu untuk anak terutama dalam hal pendidikan, pengawasan dan pemenuhan kebutuhan sekolah sehingga dapat membantu proses belajar siswa dan dapat bekerja sama dengan guru untuk tercapainya tujuan yang diinginkan bersama demi masa depan anak-anak yang lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: rineka cipta. Chaplin, J. P. 2004. Kamus Umum Psikologi (Penerjemah Kartini Kartono). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Djamarah, Syaiful. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Eggen, Paul dan Don Kauchak.2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks Fahturrohmah, Pupuh dan M Sobry Sutikno. 2010.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika. Hurlock, B Elizabeth.1999. Perkembangan anak. Jakarta : Erlangga. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Slameto. 2010. Belajar & faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineke Cipta. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung Tanan, Irfan. 2010. Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Terhadap Disiplin Belajar Siswa. Skripsi, Gorontalo: S-1 Universitas Negari Gorontalo. Winaputra, Udin. 1998. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Depdikbud, Proyek Peningkatan Mutu Guru SD setara D II. Winkel, W.S.2004. Bimbingan dan Konseling di Instituti Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Yusuf, Samsu dan Nurihsan. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Rosda Karya. Maharani, Khunalia Dian. 2012. Pengaruh Disiplin Belajar dan Keaktifan Kegiatan Ekstrakurikuler Komputer Terhadap Prestasi Belajar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) (Online, diakses 25 Mey 2013)
12
Purnama, Dian Septi. 2006. Upaya Guru dalam Mengembangkan Disiplin Belajar Siswa. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) (Online, diakses 25 Mey 2013) Wulandari, Putri. 2010. Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar. Skipsi. Riau: S-1 FKIP Universitas Riau (UR) (Online, diakses 25 Mey 2013) Zahrifah, Fitria. 2010. Penggunaan Strategi Pengelolaan Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa. Tesis: UNESA (Online, diakses 25 Mey 2013)
13
Diri
Untuk