PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO
ARTIKEL
Oleh :Titi Karmila Lasabuda NIM : 111409075
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO
Oleh : Titi Karmila Lasabuda Jurusan : Bimbingan dan Konseling Pembimbing I: Dr. Hj. Wenny Hulukati, M,Pd Pembimbing II: Murhima A. Kau, S.Psi, M.Si, Psi ABSTRAK Titi Karmila Lasabuda. NIM 111409075. 2014. Hubungan Antara Prestasi Akademik Dengan Penyesuaian Sosial Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Wenny. Hulukati, M.Pd dan pembimbing II Murhima A. Kau, S.Psi, M.Si. Psi. Permasalahan yang dihadapi di SMP Negeri 1 Batudaa adalah adanya siswa yang merasa rendah diri dalam bergaul, terdapat siswa yang memilih-milih teman dalam bergaul. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik dengan penyesuaian sosial siswa di SMP Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu variabel X (Prestasi Akademik) dan variabel Y (Penyesuaian Sosial). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 161 orang dengan sampel 21,74% atau 35 orang. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah studi dokumen yang berisi informasi tentang prestasi akademik siswa yang terdapat nilai rata-rata seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam daftar nilai guru dan angket yang berisi pernyataan tentang penyesuaian sosial. Sebelum melakukan analisis data maka tahap pertama yang digunakan adalah uji validitas dan uji reabilits angket. Selanjutnya, sebagai kepentingan penarikan kesimpulan maka semua data di analisis dengan menggunakan normalitas data variabel X, pengujian regresi linear sederhana, uji koefisien korelasi dan uji hipotesis. Uji signifikan koefisien korelasi memperoleh hasil t =0,75. Dalam daftar t pada taraf nyata 0,05 diperoleh t(0,95)(33)= 1,70. Ternyata t hitung lebih kecil dari harga t daftar atau t hitung = 0,75
Kata kunci: Prestasi akademik dan penyesuaian sosial
PENDAHULUAN Pendidikan
pada
dasarnya
merupakan
usaha
sadar
untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail, dalam UndangUndang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, prestasi akademik merupakan salah satu tolak ukur peningkatan mutu pendidikan. Arah dan tujuan peningkatan mutu pendidikan adalah untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan dan berkualitas. Kemampuan dan kualitas peserta didik dapat ditunjukkan dengan prestasi akademik yang dicapai. Dengan demikain, usaha meningkatkan mutu pendidikan pada dasarnya adalah meningkatkan prestasi akademik peserta didik. Prestasi akademik adalah gambaran dari pengetahuan, keterampilan ataupun sikap yang diperoleh peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi akademik juga merupakan pengetahuan yang diperoleh atau keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran di sekolah dan biasanya ditunjukkan dengan skor atau nilai yang dikembangkan oleh guru. Bagi sekolah, tingginya prestasi yang dapat diraih siswa akan menggembirakan para pendidik karena hal tesebut merupakan indikator efektivitas dan produktivitas proses belajar mengajar dan sekaligus juga mengangkat citra sekolah. Bagi orang tua, prestasi akademik yang tinggi merupakan suatu kebanggaan tersendiri dalam usaha membimbing dan mengarahkan anak-anak dalam kegiatan akademiknya. Sedangkan bagi siswa sendiri, tingginya prestasi yang diraih dapat memberikan dampak psikologis yang positif, seperti meningkatnya rasa
percaya diri, motif berprestasi dan tingkat kreativitas serta memudahkan siswa dalam proses penyesuaian sosial. Alsa (2003:98) menyatakan bahwa perolehan prestasi yang tinggi bila berlanjut hingga akhir ajaran dan memperoleh Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Ujian Akhir Nasional (UAN) yang tinggi, akan menggembirakan orang tua, guru, maupun siswa yang bersangkutan karena akan memudahkan siswa tersebut untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yang pada akhirnya berakumulasi sampai ia berhasil menjadi sarjana dengan predikat kelulusan
yang memuaskan. Hal ini
menempatkan prestasi akademik menjadi tolak ukur penilaian masyarakat mengenai keberhasilan seseorang. Setiap peserta didik pasti mengharapkan kondisi prestasi akademik yang memuaskan. Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Sebagian besar waktu remaja dihabiskan di sekolah, dimana remaja memaksimalkan pencapaiannya terhadap prestasi dan juga hubungan dengan orang lain sebagai bagian dari proses identifikasi sosialnya, sehingga dapat menentukan identitas sosialnya sendiri. Masa remaja merupakan masa dimana kebutuhan akan prestasi dan juga hubungan dengan orang lain mengambil tempat dominan, karena sesuai perkembangan kognitifnya yang kritis, remaja menyadari bahwa keberhasilan mereka dimasa depan bergantung pada prestasi akademik mereka saat di sekolah. Di sisi lain, remaja juga mengetahui kebutuhan mereka yang sangat besar atas hubungan dengan teman-teman terdekat atau peer grup mereka. Hubungan ini menjadi penerimaan dari teman-teman sebaya yang nantinya akan berdampak kepada kepercayaan diri individu dan kemampuannya dalam penyesuaian sosial. Untuk memfasilitasi kebutuhan siswa dengan lebih baik, pendidikan Indonesia mengadakan program-program yang berbeda untuk setiap siswa dengan kebutuhan yang berbeda. Pihak sekolah memfasilitasi siswa yang berbakat akademik dengan cara membuat kelas khusus siswa yang memiliki prestasi akademik diatas rata-rata. Hal ini merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berprestasi akademik, yang dalam pekasanaannya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya yaitu dapat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas belajar, merupakan pengakuan atas prestasi yang dimiliki. Sedangkan salah satu kekurangannya adalah dalam penyesuaian sosial. Keberadaan kelas khusus secara alami dapat membentuk kesenjangan antara siswa yang prestasi akademiknya dibawah rata-rata dengan siswa kelas khusus yang siswanya memiliki prestasi akademik diatas rata-rata. Hal-hal yang dapat memicu kesenjangan ini antara lain adalah munculnya stigma bahwa siswa yang berprestasi akademik diatas ratarata sombong dan angkuh karena keeksklusifannya. Siswa yang memiliki prestasi akademik diatas rata-rata hanya mau bergaul dengan siswa yang berprestasi sama dengan mereka. Siswa yang merasa tidak berprestasi akademik sering merasa sulit dan enggan bergaul dengan siswa yang memiliki prestasi akademik diatas rata-rata. SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu sekolah di Kecamatan Batudaa yang sudah membuat kelas khusus bagi peserta didik yang memiliki prestasi akademik diatas rata-rata. Salah satu tujuan sekolah ini adalah keberhasilan siswa dalam belajar yaitu dengan memperoleh prestasi akademik sesuai dengan target yang telah ditentukan. Berdasarkan konsep pembelajaran tuntas (mastery learning) dengan menggunakan penilaian acuan patokan. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila telah menguasai standar minimal ketuntasan yang ditentukan atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dalam penelitian ini, peneliti terfokus pada siswa kelas VIII di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo yang memiliki jumlah siswa keseluruhan 161 orang. Kenyataannya siswa di kelas VIII SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo masih kurang memiliki penyesuaian sosial. Kurangnya penyesuaian sosial pada siswa ini ditunjukkan dengan masih tampak kesenjangan sosial antara siswa yang memiliki prestasi akademik dengan siswa yang tidak berprestasi. Pada umumnya siswa yang memiliki prestasi akademik diatas rata-rata memilih-milih teman dalam bergaul. Sebaliknya siswa yang tidak berprestasi merasa rendah diri untuk bergaul dengan siswa yang memiliki prestasi akademik.
Realitas kurangnya penyesuaian sosial pada siswa yaitu terdapatnya siswa yang suka memilih-milih teman dalam bergaul dan terdapatnya siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri, mendorong untuk dilakukannya penelitian yang diformulasikan dengan judul âHubungan antara Prestasi Akademik dengan Penyesuaian Sosial Siswa Kelas VIII di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontaloâ. Bertolak dari latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi permasalahan pada penelitian ini bahwa kurangnya penyesuaian sosial antara siswa yang berpestasi akademik diatas rata-rata dengan siswa yang tidak memiliki prestasi akademik. Hal ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa: a. Adanya siswa yang merasa rendah diri dalam bergaul b. Terdapat siswa yang memilih-milih teman dalam bergaul Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan dengan pertanyaan âApakah terdapat hubungan antara prestasi akademik dengan penyesuaian sosial siswa kelas VIII di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo?â. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian ini diupayakan semaksimal mungkin dapat memberikan manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. (a) Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi siswa di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo dalam memahami tentang pentingnya penyesuaian sosial dalam kehidupan seharihari. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan bagi seluruh personil sekolah tentang pentingnya penyesuaian sosial siswa di sekolah sehingga dapat memberikan pembinaan dalam peningkatan
penyesuaian sosial siswa di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo. (b) Secara teoritis manfaat yang diharapkan adalah dengan penelitian akan memperkaya kajian tentang hubungan antara prestasi akademik dengan penyesuaian sosial siswa. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Penyesuaian Sosial Mustapa Fahmi (dalam Sobur, 2010:526) menyatakan âPenyesuaian adalah suatu proses dinamik terus menerus yang bertujuan untuk mengubah kelakuan guna mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkunganâ. Terkait dengan definisi tersebut, penyesuaian sosial adalah suatu proses interaksi yang dinamik dan terus menerus antara individu dengan orang lain dan lingkungan. Penyesuaian sosial merupakan salah satu bagian dari penyesuaian diri. Schneiders (dalam Agustiani, 2006:147) membagi penyesuaian diri ke dalam beberapa kategori. Salah satu pembagian itu adalah pembagian berdasarkan konteks situasional dari respon yang dimunculkan individu, yang terdiri dari penyesuaian personal, penyesuaian sosial, penyesuaian perkawinan dan penyesuaian vokasional. Karakteristik Penyesuaian Sosial Schneiders (dalam Yusuf, 2012:199) menyatakan bahwa remaja dituntut memiliki kemampuan penyesuaian sosial dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Karakteristik penyesuaian sosial remaja di tiga lingkungan tersebut adalah sebagai berikut; a. Lingkungan keluarga 1) Menjalin hubungan yang baik dengan para anggota keluarga (orangtua dan saudara). 2) Menerima otoritas orangtua (mau menaati peraturan yang ditetapkan orangtua). 3) Menerima tanggung jawab dan batasan-batasan (norma) keluarga. 4) Berusaha untuk membantu anggota keluarga, sebagai individu maupun kelompok dalam mencapai tujuannya.
b. Lingkungan sekolah 1) Bersikap respect dan mau menerima peraturan sekolah. 2) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah. 3) Menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah. 4) Bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnya. 5) Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya. c. Lingkungan masyarakat 1) Mengakui dan respect terhadap hak-hak orang lain. 2) Memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain. 3) Bersikap simpati dan altruis terhadap kesejahteraan orang lain. 4) Bersikap respect terhadap nilai-nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan-kebjakan masyarakat.
Aspek-aspek Penyesuaian Sosial Siswa Di Lingkungan Sekolah Yusuf (2007:95) mengungkapkan bahwa sekolah sebagai salah satu lingkungan sosial tempat tempat individu berinteraksi, harus mampu menciptakan dan memberikan suasana psikologis yang dapat mencapai perkembangan sosial secara matang, dalam arti dengan memiliki kemampuan sosial yang tepat. Adapun aspek-aspek dan indikator penyesuaian sosial, yaitu sebagai berikut: a) Kemampuan siswa menjalin hubungan persahabatan dengan teman di sekolah. Dengan indikator sebagai berikut: 1) Siswa mampu menerima teman apa adanya 2) Kemampuan siswa mengendalikan emosi 3) Kemampuan siswa bertanya terlebih dahulu 4) Kemampuan siswa bersikap realistis 5) Kemampuan siswa melakukan pertimbangan dalam mengambil keputusan 6) Siswa mampu melakukan tindakan yang tepat sesuai norma 7) Kemampuan siswa mempertahankan hubungan persahabatan
b) Kemampuan siswa bersikap hormat terhadap guru, kepala sekolah, dan staf sekolah lainnya, dengan indikator sebagai berikut: 1) Siswa berbicara dengan volume suara yang lebih rendah daripada guru, kepala sekolah, dan staf sekolah lainnya. 2) Kemampuan siswa bertutur kata dengan sopan dan santun ketika berkomunikasi dengan guru, kepala sekolah, dan staf sekolah lainnya. 3) Kemampuan siswa dalam menjaga sikap ketika bertemu dengan guru, kepala sekolah, dan staf sekolah lainnya. c) Partisipasi aktif siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dengan indikator sebagai berikut: 1) Partisipasi siswa dalam megikuti kegiatan pembelajaran dikelas. 2) Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. d) Bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah, dengan indikator sebagai berikut: 1) Memiliki kesadaran akan pentingnya peraturan sekolah. 2) Mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku di sekolah. Faktor-faktor Mempengaruhi Penyesuaian Sosial Agustiani (2006:147) mengatakan bahwa penyesuaian sosial yang dilakukan oleh individu dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu sebagai berikut; (a) Faktor kondisi fisik, yang meliputi faktor keturunan, kesehatan, bentuk tubuh dan hal-hal lain yang berkaitan dengan fisik. (b) Faktor perkembangan dan kematangan, yang meliputi perkembangan intelektual, sosial, moral dan kematangan emosional. (c) Faktor Psikologis, yaitu faktor-faktor pengalaman individu, frustrasi dan konflik yang dialami, dan kondisi-kondisi psikologis seseorang dalam penyesuaian diri. (d) Faktor lingkungan, yaitu kondisi yang ada pada lingkungan, seperti kondisi keluarga, kondisi rumah, dan sebagainya. Masalah-masalah Penyesuaian Sosial Siswa Siswa harus ampu menyesuaikan diri dengan segala kondisi dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya. Tetapi, tidak semua siswa selalu berhasil dalam proses
penyesuaian sosial. Banyak masalah-masalah yang muncul dihadapi siswa seiring sengan proses perkembangannya. Abin Syamsudin (dalam Yusuf dan Nurihsan, 2012:212) mengemukakan mengenai masalah-masalah yang dihadapi remaja berkaitan dengan segala aspek perkembangannya, yaitu sebagai berikut: a) Munculnya kecanggungan-kecanggungan dalam pergaulan akibat adanya perbedaan dalam perkembangan fisik, munculnya sikap penolakan diri (self rejection) akibat body imagenya tidak sesuai dengan gambaran diri yang sesungguhnya. b) Timbulnya masalah underachiever (remaja yang memilki prestasi dibawah kapasitasnya) atau inferiority complex (rasa rendah diri) pada remaja yang tidak pernah tuntas. c) Timbulnya masalah juvenile delinquency ketika keterikatan hidup dalam gang (peers group) tidak terbimbing. d) Mudah sekali digerakkan untuk melakukan kegiatan deskruktif yang spontan untuk melampiaskan ketegangan emosionalnya; ketidakmampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar menentukan identitas pribadinya. Pengertian Prestasi Akademik Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994:787). Sedangkan dalam Websterâs new International Dictionary (1951:20) prestasi merupakan standar tes untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar disekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994:787). Setiawan (dalam Sobur, 2010) mengatakan bahwa âprestasi akademik adalah istilah suatu pencapaian keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimalâ. Prestasi akademik merupakan
perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang berstandar (Sobur, 2010). Faktor-faktor Mempengaruhi Prestasi Akademik Winkel (dalam Syah, 2010:145) mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal/pribadi dan eksternal/lingkungan. a. Faktor Internal Taraf inteligensi seseorang dapat tercermin dalam prestasi sekolahnya disemua mata pelajaran. Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa sangat menentukan tingkat prestasi akademik peserta didik. Hal ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang peserta didik maka semakin besar peluangnya untuk meraih prestasi. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang peserta didik maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh prestasi. Peserta didik dengan taraf inteligensi yang tinggi diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik. b. Faktor Eksternal Lingkungan rumah terutama orangtua, memegang peranan penting serta menjadi guru bagi anak dalam mengenal dunianya. Orangtua adalah pengasuh, pendidik dan membantu proses sosialisasi anak. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi prestasi akademik siswa adalah orangtua dan keluarga. Sifat-sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap prestasi yang dicapai oleh siswa.
Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang nyaman sehingga anak terdorong untuk berprestasi. Ada beberapa karakteristik lingkungan sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar, yaitu: a) sekolah mempunyai komitmen untuk mendukung semua usaha murid agar sukses baik dalam bidang akademik maupun sosial; b) adanya kurikulum yang menantang dan terarah; c) adanya perhatian dan kepercayaan murid serta orangtua terhadap sekolah; d) adanya ketulusan serta keadilan bagi semua murid, baik untuk murid dengan latar belakang yang berbeda ras maupun etnik; e) adanya kebijakan dan peraturan yang jelas. Misalnya panduan perilaku yang baik, konsekuensi yang konsisten, penjelasan yang jelas, kesempatan menjalin interaksi sosial serta kemampuan menyelesaikan masalah. Hubungan antara Prestasi Akademik dengan Penyesuaian Sosial Bergaul dengan sesama manusia (sosialisasi) dilakukan oleh setiap orang, baik secara individual maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat perbedaan individual manusia, yang hal itu tampak juga pada penyesuaian sosialnya. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya setiap manusia menempuh langkah yang berlainan satu dengan yang lain. Dalam teori Erickson dinyatakan bahwa manusia (anak) hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan masyarakat menyediakan segala hal yang dibutuhkan manusia. Namun sesuai dengan minat, kemampuan, dan latar belakang kehidupan budayanya maka berkembang kelompok-kelompok sosial yang beranekaragam. Remaja dalam masa mencari dan ingin menentukan jati dirinya memiliki sikap yang terlalu tinggi menilai dirinya atau sebaliknya. Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial remaja (siswa) mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Mengkaji persahabatan di kalangan teman sebaya, banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang menentukan daya tarik hubungan interpersonal diantara remaja pada umumnya adalah adanya kesamaan dalam: minat, nilai-nilai, pendapat dan sifat-sifat kepribadian. Penelitian Kandel (dalam Yusuf & Nurihsan, 2012:193) menunjukkan bahwa karakteristik persahabatan
remaja adalah dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin, dan ras. Sedangkan di sekolah dipengaruhi oleh kesamaan dalam faktor-faktor: harapan/aspirasi pendidikan, nilai (prestasi akademik), dan lain-lain. Siswa yang mempunyai prestasi akademik akan dengan mudah menyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan sosial dalam segi pergaulan. Mereka akan lebih merasa percaya diri berada di tengah-tengah kelompok teman sebayanya. Hipotesis dalam penelitian adalah âterdapat hubungan antara prestasi akademik dengan penyesuaian sosial siswa kelas VIII di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontaloâ. Penelitian ini dilaksnakan di SMP Negeri I Batuaa Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu bulan Juli sampai dengan desember 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yakni mengkaji hubungan antara prestasi akademik dengan penyesuaian sosial siswa kelas VIII di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo ysng berjumlah 161 siswa yang tersebar dalam 4 kelas. Anggota sampel pada penelitian ini adalah 21, 74% dari siswa kelas VIII di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo, yaitu terdiri dari 35 siswa yang tersebar pada 4 kelas. Studi dokumen merupakan teknik awal yang digunakan peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang obyek penelitian yang meliputi informasi tentang prestasi akademik siswa yang dilihat melalui nilai yang tercantum dalam daftar nilai guru. Angket merupakan instrument yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang penyesuaian sosial siswa, sehingga peneliti bisa mendapatkan tentang
hubungan antara prestasi akademik sengan penyesuaian sosial siswa kelas VIII di SMP Negeri I Batudaa Kabupaten Gorontalo yang diperoleh dari penjabaran indikator penelitian. Pengumpulan data dengan menggunakan angket memiliki beberapa kelebihan antara lain, praktis karena dapat digunakan untuk mengumpulkan data responden dalam jumlah yang banyak serta mudah pengisiannya. Melalui angket, peneliti dapat menghimpun sejumlah informasi relevan yang dibutuhkan terkait dengan penelitian yang dilaksanakan. Sebelum angket disusun terlebih dahulu dibuat kisi-kisi angket berdasarkan indikator. Pembahasan Penyesuaian sosial merupakan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri dengan orang lain dan kelompok sesuai dengan keinginan dari dalam dan tuntutan lingkungan. Prestasi akademik atau prestasi belajar adalah gambaran dari pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan kecakapan tingkah laku yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan skor atau nilai yang dikembangkan oleh guru. Berdasakan penjelasan di atas bahwa penyesuaian sosial berhubungan dengan prestasi akademik. Namun kenyataannya prestasi akademik yang baik belum tentu mempengaruhi penyesuaian sosial yang baik pula. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa pada kurva penerimaan dan penolakan hipotesis yang menunjukkan thitung berada pada daerah penerimaan H0 . Jadi dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara prestasi akademik dengan penyesuaian sosial. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu âHubungan antara prestasi akademik dan penyesuaian sosial siswa di SMP Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontaloâ tidak diterima.
Saran Dengan memperhatikan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: a. Penyesuaian sosial memang dipengaruhi oleh prestasi akademik akan tetapi persentasinya rendah. Untuk itu diharapkan kepada khususnya pihak sekolah untuk dapat mencari tahu faktor-faktor lain yang besar hubungannya dengan penyesuaian
sosial
peserta
didik
agar
dapat
memenuhi
tuntutan
lingkungannya. b. Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk dapat mengangkat permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan sehingga apa yang akan dilakukan bisa bermanfaat untuk semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendriati. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama Sobur, Alex. 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sunarto dan Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Yusuf, Syamsu. 2012. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya Yusuf dan Nurihsan. 2012. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito