HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENGGUNA NAPZA DI REHABILITASI MADANI MENTAL HEALTH CARE
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
DISUSUN OLEH:
Bayu Sukoco Putra 205070000484
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENGGUNA NAPZA DI REHABILITAS MADANI MENTAL HEALTH CARE
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh : Bayu Sukoco Putra NIM : 205070000484
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Rachmat Mulyono, M.Si.Psi. NIP: 19650220 199903 1 003
M. Avicenna, M.HSc.Psy NIP: 19770906 200112 2 004
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENGGUNA NAPZA DI REHABILITAS MADANI MENTAL HEALTH CARE telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 4 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi. Jakarta, 4 Agustus 2011 Sidang Munaqasyah
Dekan/ Ketua
Pembantu Dekan/ Sekretaris
Jahja Umar, Ph.D
a. Fadhilah Suralaga, M.Si
NIP. 130 885 522
NIP. 19561223 198303 2 001
Anggota :
Yunita Faela Nisa, M.Psi., Psi NIP. 19770608 200501 2003
Prof. Hamdan Yasun, M.Si NIP. 130351146
M. Avicenna, M.HSc.Psy NIP: 19770906 200112 2 004 iii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Bayu Sukoco Putra NIM : 205070000484
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan antara Dukungan Sosial antara Motivasi untuk sembuh pada Pengguna Napza di Rehabilitasi Madani Mental Health Care” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undangundang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 4 Agustus2011
Bayu Sukoco Putra NIM: 205070000484
iv
Motto
Di Kehidupan Ini Hal-Hal Yang Sulit dan Tidak Mungkin Sering Kali Hanya Karena Kita Tidak Mau Sungguh-Sungguh dalam Melakukan dan Memperjuangkannya (Happy Sugiarto Tjandra)
v
Karya ini kupersembahkan kepada Kedua orang tuaku, Adikku, Serta sahabat-sahabat terbaikku
vi
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Agustus 2011 (C) Bayu Sukoco Putra (D) 95 halaman + Lampiran (E) Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk sembuh pada Pengguna Napza di Rehabilitasi Madani Mental Health Care. (F) Seluruh aktivitas sehari-hari yang dilakukan manusia selalu didasari oleh dorongan-dorongan dan mempunyai tujuan tertentu. Salah satu dorongan yang dapat dilihat dari pengguna napza adalah dorongan untuk sembuh. Maka diperlukan motivasi untuk sembuh agar membantu ia untuk terlepas dari ketergantungan napza. Motivasi adalah suatu kondisi dan dorongan yang disebabkan oleh adanya motif atau alasan atau sebab yang muncul dalam diri dan luar diri seseorang yang mendorong ia untuk melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di Rehabilitasi Madani Mental Health Care. Dukungan sosial adalah merupakan suatu proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya. Motivasi untuk sembuh adalah suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar bergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan studi korelasi dan multiple regression ini melibatkan 60 responden dari laki-laki 45 orang dan perempuan 15 orang. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan menggunakan simple random sampling. Alat ukur dukungan sosial dalam penelitian ini menggunakan “Social Previsions Scale” modifikasi dari Cutrona & Russell (1987), dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,9180 dan alat ukur motivasi untuk sembuh dalam penelitian ini menggunakan “TCU Treatment Motivation Scales” modifikasi dari Knight, Holcom, dan Simpson (1994), dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,8903. Jumlah item pada masing-masing skala adalah 24 item untuk skala dukungan sosial dan 29 item untuk skala motivasi untuk sembuh. Hasil F hitung dari 6 aspek dukungan sosial adalah aspek Attachment memberikan kontribusi nilai vii
2.71%, aspek Social integration 4.21%, aspek Reassurance of worth 3.21%, aspek Realible alliance 2.94%, aspek Guidance 2.32%, dan aspek Opportunity for nurturance sebesar 3.35%. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson didapatkan r hitung 0.435 dengan signifikansi 0,001 < 0,01, maka keputusannya adalah menerima hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di Rehabilitasi Madani mental Health Care. Berdasarkan data yang diperoleh dalam uji regresi diketahui koefisien determinasi R Square (R2) sebesar 0.275. Hal ini berarti seluruh aspek dukungan sosial memberikan sumbangsih sebesar 27.5% terhadap motivasi untuk sembuh. Dengan demikian 72.5% sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain selain dukungan sosial. Sedangkan hasil regresi aspek demografi pada dukungan sosial yaitu jenis kelamin dan lama tinggal di rehabilitasi, hanya memberikan kontribusi 5% bagi perubahan variabel motivasi untuk sembuh. Berdasarkan hasil penelitian ini, dan untuk pengembangan penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkaji variabel lain diluar penelitian ini, yang mungkin menjadi faktor berpengaruh terhadap motivasi untuk sembuh pada pengguna napza. (G) Daftar Bacaan: 28; buku: 21 + internet: 7
viii
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan segala rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul ” Hubungan antara Dukungan Sosial antara Motivasi untuk sembuh pada Pengguna Napza di Rehabilitasi Madani Mental Health Care”. Penulisan laporan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
beserta
jajarannya
yang
telah
memberikan
kesempatan pada penulis agar dapat menuntut ilmu dengan baik. 2. Ibu Zahrotun Nihayah, M.Si, Pembimbing Akademik penulis. Terima kasih atas bimbingannya selama penulis menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Rachmat Mulyono, M.Si.,Psi, Pembimbing pertama penulis. Terima kasih atas bimbingan, nasehat, semangat dan masukan yang diberikan bapak agar penulis dapat menulis skripsi ini dengan baik. 4. Bapak M. Avicenna, M.Hsc.,Psy, Pembimbing kedua penulis. Terima kasih atas bimbingan, nasehat, masukan yang diberikan, serta usaha bapak yang tak pernah lelah untuk mendorong dan menyakinkan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
5. Kedua orang tua Jaka Sukoco, S,Pd. dan Karminah yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun materiil, serta doa-doa yang dipanjatkan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Seluruh dosen, karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi. 7. Kepala Yayasan Madani Mental Health Care Jakarta yang mengizinkan dan memfasilitasi penelitian penulis, para staf, karyawan dan responden penelitian santri Madani mental health care Jakarta. 8. Pakde, Bukde, Om, Tante, dan Kakak, Adik sepupu atas kesabaran, bantuan dan dukungannya yang selalu menyemangati penulis serta menemani dalam suka maupun duka. 9. Adik-adik penulis Nisa, Wicak, dan Chandra yang selalu menyemangati penulis dalam penulisan skripsi ini. Sahabat-sahabat The Laskar, Fandi (Ucok tebo), Taufik (Kubu), Dimas (Pekho),
Bang Wahyu, Rinto
(Jenggot), Bang Yugo, Dontel, dan teman-teman Wiesang Geni, yang selalu memberika hari-hari yang berwarna. Niar, Nida, Rini, Bunga, Retno yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini. 10. Teman-teman angkatan 2005 yang selalu kompak dan selalu memberikan semangat. 11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih untuk segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jakarta, 4 Agustus 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul Lembar Pengesahan Pembimbing ...................................................................
i
Lembar Pengesahan Panitia Ujian ..................................................................
ii
Lembar Orisinalitas..........................................................................................
iii
Abstrak ............................................................................................................
v
Kata Pengantar .................................................................................................
vii
Daftar Isi...........................................................................................................
ix
Daftar Tabel .....................................................................................................
xiii
Daftar Lampiran ...............................................................................................
xv
BAB 1
BAB 2
PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah .............................................................
1
1.2 Pembatasan dan perumusan masalah .........................................
10
1.2.1 Pembatasan masalah.........................................................
10
1.2.2 Perumusan masalah..........................................................
11
1.3 Tujuan dan manfaat penelitian...................................................
12
13.1 Manfaat Teoritis .................................................................
12
1.3.2 Manfaat Praktis .................................................................
13
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................
14
LANDASAN TEORI 2.1 Motivasi ....................................................................................
15
2.1.1 Definisi Motivasi..............................................................
15
2.1.2 Kesembuhan.....................................................................
19
2.1.3 Fungsi-fungsi motivasi ....................................................
20
2.1.4 Jenis-jenis motivasi ..........................................................
21
2.1.5 Teori-teori Motivasi .........................................................
22
2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi....................
23
xi
BAB 3
2.2 Dukungan Sosial .......................................................................
24
2.2.1 Definisi Dukungan sosial ................................................
24
2.2.2 Bentuk-bentuk dukungan sosial .......................................
26
2.2.3 Efek dukungan sosial .......................................................
29
2.2.4 Faktor-faktor mempengaruhi perolehan dukungan sosial
30
2.3 Napza.........................................................................................
31
2.3.1 Definisi napza...................................................................
31
2.3.2 Pengguna napza................................................................
34
2.4 Panti Rehabilitasi ......................................................................
35
2.4.1 Pengertian Rehabilitasi ....................................................
35
2.5 Kerangka berpikir.......................................................................
36
2.6 Hipotesis ....................................................................................
39
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan penelitian.................................................................
42
3.2 Definisi Variabel ........................................................................
43
3.3.1 Definisi konseptual variabel.............................................
43
3.3.1.1 Definisi konseptual variabel Dukungan sosial...
43
3.3.1.2 Definisi konseptual variabel Motivasi untuk sembuh ..............................................................
43
3.3.2.Definisi Operasional Variabel...........................................
44
3.3.2.1 Definisi oprasional variable Dukungan sosial ...
44
3.3.2.2 Definisi operasional variabel Motivasi untuk sembuh ..............................................................
44
3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................
44
3.3.1 Populasi .............................................................................
44
3.3.2 Sampel...............................................................................
45
3.3.3 Teknik pengambilan sampel .............................................
45
3.4 Pengumpulan data ......................................................................
45
3.4.1 Metode pengumpulan data ................................................
45
3.4.2 Instumen pengumpulan data .............................................
47
xii
BAB 4
BAB 5
3.5 Uji Instrumen Penelitian ............................................................
49
3.5.1 Uji Validitas ......................................................................
49
3.5.2 Uji Reliabilitas ..................................................................
50
3.6 Teknik Analisa Data ..................................................................
53
3.7 Prosedur Penelitian.....................................................................
54
HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Responden ....................................................
56
4.2 Hasil Uji hipotesis......................................................................
58
4.3 Hasil Uji Statistik .......................................................................
69
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ................................................................................
72
5.2 Diskusi .......................................................................................
75
5.3 Saran...........................................................................................
76
5.3.1 Saran Teoritis ..................................................................
76
5.3.2 Saran Praktis ...................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
78
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel Distribusi skor ....................................................................
46
Tabel 3.2
Blue Print Skala Try Out Dukungan Sosial .................................
47
Tabel 3.3
Blue Print Skala Try Out Motivasi untuk sembuh.......................
48
Tabel 3.4
Tabel Norma Reabilitas................................................................
50
Tabel 4.1
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .........
56
Tabel 4.2
Gambaran Umum Responden Berdasarkan lama tinggal di Rehabilitasi...................................................................................
Tabel 4.3
Tabel 4.4
57
Uji Korelasi Antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk sembuh ...................................................
58
Model Summary...........................................................................
59
b
Tabel 4.5
ANOVA ......................................................................................
60
Tabel 4.6
Coefficientsa .................................................................................
61
Tabel 4.7
Proporsi Varians pada Asepk-aspek Variabel Dukungan Sosial .
61
Table 4.8
Tabel Regresi Aspek Attachment.................................................
62
Tabel 4.9
Tabel Regresi Aspek Social Integaration.....................................
63
Tabel 4.10 Tabel Regresi Aspek Reassurance of worth.................................
63
Tabel 4.11 Tabel Regresi Aspek Realible alliance ........................................
64
Tabel 4.12 Tabel Regresi Aspek Guidance....................................................
64
Tabel 4.13 Tabel Regresi Aspek Opportunity for nurturance........................
65
Tabel 4.14 Tabel Regresi Aspek Demografi Jenis kelamin ...........................
66
Tabel 4.15 Tabel Regresi Aspek Demografi Lama tinggal di rehabilitasi.....
67
Tabel 4.16 Tabel Proporsi Varians Aspek-aspek Demografi.........................
67
Tabel 4.17 Tabel Model summary Jenis kelamin ..........................................
68
Tabel 4.18 Tabel Model summary Lama tinggal di rehabilitasi ....................
68
Tabel 4.19 Tabel Uji Beda Kelompok ...........................................................
69
Tabel 4.20 Tabel Uji Beda Independen..........................................................
70
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3
Angket Penelitian
Lampiran 4
Skoring Dukungan Sosial Try Out
Lampiran 5
Skoring Motivasi untuk sembuh Try Out
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah mengapa perlu dilakukan penelitian, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai macam masalah muncul dan semakin banyak dijumpai pada zaman globalisasi saat ini. Memasuki era globalisasi ini, Indonesia menghadapi persoalan yang berarti sebagai konsekwensi hebatnya pengaruh globalisasi di segala bidang, bukan saja dalam masalah politik, ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup serta masalah keamanan yang akan menghadapi tantangan yang berat, akan tetapi juga dalam masalah khusus, seperti misalnya masalah-masalah penggunaan napza.
Peredaran pasar narkoba di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kasus tindak pidana berdasarkan tingkat pendidikan terdapat angkaangka yang semakin mengkhawatirkan. Diantaranya pelaku tindak pidana narkoba dari tahun 2001 dan dibandingkan dengan data pada tahun 2006. Terdapat perbedaan angka yang sangat signifikan. Pelaku tindak pidana narkoba oleh siswa SD sebanyak 246 kasus pada tahun 2001, kemudian meningkat tajam menjadi 3.247 kasus di tahun 2006. Di tingkat SLTP, dari 1.832 pada tahun 2001 menjadi 6.632 kasus di tahun 2006. Jumlah kasus di SMU, dari 2.617 pada tahun 2001 1
menjadi 20.977 kasus di tahun 2006. Sedangkan pada tingkat pendidikan perguruan tinggi dari 229 kasus pada tahun 2001 menjadi 779 kasus di tahun 2006 (Waluyo, 2008).
Sedangkan menurut Kepala Pusat Pengawasan Badan Narkotika Nasional mengatakan DKI Jakarta merupakan kota dengan kasus penyalahgunaan narkoba terbesar di Indonesia. Tingkat prevalensi penyalahgunaan narkoba di DKI Jakarta mencapai 4,1%. Sesuai data Badan Narkotika Nasional, tahun 2008 terdapat 6.980.700 narkoba yang disalahgunakan di DKI Jakarta. Setelah Jakarta, ada juga kota Yogjakarta yang tercatat memiliki penyalahgunaan narkoba tertinggi dengan jumlah 2.537.000 disusul kota Maluku 968.900. Secara nasional, tahun 2008 terdapat 135.452 orang yang terlibat penyalahgunaan narkoba. Dan narkoba terbanyak yang disalahgunakan adalah jenis narkotika, sebanyak 43.148 (Ningtyas, 2009).
Data yang dihimpun oleh Badan Narkotika Nasional memperkirakan kerugian ekonomi akibat penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang mencapai 57 triliun di tahun 2013. Jumlah tersebut naik drastis 75,93 % dari angka Rp 32,4 triliun pada 2008. Sebab Indonesia tidak hanya menjadi negara peredaran narkoba, melainkan sudah menjadi negara produksi narkoba. Di tahun 2008, kerugian 32,4 triliun terdiri dari kerugian biaya individual sebesar 26,5 triliun dan biaya sosial sebesar 5,9 triliun. Dalam biaya individual itu sebagian besar, yakni 58 % dipakai untuk mengkonsumsi narkoba bagi para pecandu.
2
Sedangkan 66% biaya sosial digunakan untuk kerugian biaya kematian dini akibat narkoba (Manggiasih, 2010).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth pada bulan Mei dan Oktober 2003 (Ratih, 2004), bahwa rata-rata pecandu narkoba berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Hampir 60 % adalah keluarga yang berpenghasilan di bawah 500 ribu. Dan Elizabeth mengatakan berdasarkan hasil penelitiannya banyak masyarakat kalangan bawah yang terjebak narkoba. Bahkan untuk meningkatkan taraf hidupnya mereka kemudian menjadi bandar narkoba.
Kondisi semacam ini sering menjadi sasaran bagi bandar narkoba untuk masuk keperangkap mereka sampai pada akhirnya tercipta sebuah ketergantungan yang sangat sulit untuk dilepaskan. Dukungan dari keluarga tetap diperlukan agar para pecandu narkoba, tidak semakin terjerumus lebih parah sehingga proses penyembuhan menjadi lebih mudah.
Permasalahan penyalahgunaan Napza mempunyai dimensi yang luas dan kompleks, baik dari sudut medik, psikiatrik (kedokteran jiwa), kesehatan jiwa, maupun psikososial (ekonomi, politik, sosial-budaya, kriminalitas, kerusuhan massal dan lain sebagainya). Dari sekian banyak permasalahan yang ditimbulkan sebagai dampak penyalahgunaan Napza adalah antara lain, merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar dan produktivitas kerja secara drastis, ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk (Hawari, 2009). 3
United Nations Office on Drugs and Crime (dalam Amrie, 2008) menjelaskan bahwa menetapkan, keberhasilan penanganan terhadap kasus penyalahgunaan narkoba ditentukan oleh tiga pencapaian. Pertama, berhenti atau berkurangnya penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Kedua, meningkatnya kesehatan dan keberfungsian individu. Ketiga, menurunnya ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat, termasuk dari ancaman mewabahnya penyakit-penyakit yang juga disebabkan oleh gaya hidup manusia yang identik dengan penyalahgunaan narkoba.
Mengingat
bahwa
masalahnya
sangat
kompleks
maka
upaya
penanggulangannya harus bersifat menyeluruh, multi disipliner mengikuti sertakan
masyarakat
secara
aktif,
dilaksanakan
semua
pihak
secara
berkesinambungan dan konsisten (BNN, 2004).
Upaya untuk memberantas atau menanggulangi Napza, banyak pihak terkait mengalami kesukaran padahal sesungguhnya mudah apabila diketahui pola penyebarannya. Untuk memahaminya pola pemberantasan dapat dijadikan sebagai analogi atau model untuk pemberantasan Napza (Hawari, 2008).
Penerapan hukuman yang berat sesuai dengan undang-undang, masih dirasakan perlu untuk menerapkan efek jera maupun rasa takut bagi para bandar maupun produsen narkoba, mengingat akibat yang di timbulkannya begitu luas serta berbahaya bagi kuantitas dan kualitas generasi muda kita. Oleh sebab itu,
4
tidak ada jalan lain bagi kita semua untuk menyatakan perang terhadap narkoba dengan melihat narkoba sebagai musuh bersama.
Mereka yang mengkonsumsi Napza akan mengalami gangguan mental dan perilaku, sebagai akibat terganggunya sistem neuron transmitter (zat kimia di otak yang menghubungkan informasi antar sel saraf), maka dapat mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif (alam fikiran), afektif (perasaan) dan perilaku (Hawari, 2009).
Penyalahgunaan napza menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan jasmani dan rohani, gangguan fungsi sampai kerusakan organ vital seperti otak, jantung, hati, paru-paru, dan ginjal serta dampak sosial termasuk putus kuliah, putus kerja, hancurnya kehidupan rumah tangga, serta penderitaan dan kesengsaraan berkepanjangan (BNN, 2004).
Dengan begitu salah satu upaya yang umumnya dilakukan ketika seseorang melakukan penggunaan napza adalah memasukkan individu tersebut ke rehabilitasi. Ketika masuk ke rehabilitasi individu dihadapkan dengan berbagai macam program untuk membantu individu sembuh dari ketergantungannya. Rehabilitasi adalah bukan sekadar memulihkan kesehatan semula si pemakai, melainkan memulihkan serta menyehatkan seseorang secara utuh dan menyeluruh (Somar, 2001).
5
United Nations Office on Drugs and Crime (dalam Amrie, 2008) juga merumuskan, rehabilitasi memiliki empat tujuan. Pertama, mempertahankan kemajuan fisiologis dan psikologis sebagai tindak lanjut tahap detoksifikasi. Kedua, mempertajam dan meneruskan berhentinya perilaku adiktif. Ketiga, mendidik serta mendorong individu pengguna agar dapat memodifikasi perilaku gaya hidup yang lebih konstruktif sebagai daya tangkal terhadap godaan narkoba. Keempat, mendidik dan mendukung perilaku yang mengarah pada terbentuknya kesehatan pribadi, keberfungsian sosial, serta menekan resiko mewabahnya penyakit yang mengancam kesehatan dan keselamatan publik.
Banyak sikap atau perlakuan dari orang sekitar akan sangat berpengaruh terhadap kesembuhannya. Pengaruhnya sangat besar terhadap keberhasilan individu untuk sembuh. Di satu sisi individu ingin diterima dan didukung usahanya untuk sembuh dari ketergantungan terhadap napza. Di sisi yang lain orang sekitar masih memberikan penilaian negatif terhadap mereka, tetap mencurigai, terjadinya penolakan terhadap mereka dan tidak menghargai usaha yang dilakukannya (Somar, 2001).
Suandana (2009) mengemukakan bahwa paradigma yang dianut oleh Indonesia selama ini harus diakui sebagai faktor utama dari terjadinya dehumanisasi (penghilangan harkat manusia) terhadap para pengguna napza di panti rehabilitasi, paradigma negara yang steoritif terhadap pengguna napza menular dan membentuk paradigma yang sama ke dalam masyarakat. Paradigma
6
ini secara tidak langsung memberikan pengaruh negatif pada pengguna napza dalam menumbuhkan motivasi dalam proses penyembuhannya di panti rehabilitasi.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Papalia & Olds (1995) yang menyatakan bahwa pemberian dukungan sosial dari orang yang berarti di seputar kehidupan individu memberi kontribusi yang terbesar dalam meningkatkan harga diri seseorang dan dengan harga diri yang tinggi dapat mempercepat proses penyembuhan individu yang mengalami ketergantungan narkoba.
Kurangnya dukungan sosial untuk proses kesembuhannya atau lingkungan yang justru merendahkan atau tidak menghargai usaha-usaha untuk sembuh yang dilakukan mereka akan bertambah stres dan sulit untuk mengendalikan perasaan sehingga membuat individu rentan untuk menggunakan napza kembali.
Thombs (dalam Amita, 2001) menyatakan bahwa seorang pecandu atau pengguna narkoba sering merasa tidak mampu melewati stres dan tekanan atas simptom disfungsi otak seperti penurunan daya ingat, penurunan daya konsentrasi, serta sugesti yang dialaminya. Sebagian dari mereka juga sering merasa kesulitan memaksimalkan perawatan yang mereka jalani dan merasa tidak yakin
bahwa
mereka
dapat
mencapai
ketergantungan narkoba yang ia alami.
7
kesembuhan
dan
terlepas
dari
Individu yang sedang menjalani proses penyembuhan dari suatu penyakit juga memerlukan dukungan sosial yang seringkali sulit mereka dapatkan. Individu yang mengalami pengguna napza juga merupakan salah satu kelompok yang memerlukan dukungan khusus. Mereka membutuhkan dukungan khusus karena adanya penolakan terhadap diri mereka, rasa malu, proses penyembuhan yang relatif lama atau rasa frustasi menurut Wortman (dalam Orford, 1992).
Menurut Orford (1992) dukungan sosial bekerja dengan tujuan untuk memperkecil tekanan-tekanan atau stres yang dialami individu. Dengan kata lain jika tidak ada tekanan atau stres maka dukungan sosial tidak berpengaruh. Selanjutnya Orford menyatakan bahwa bentuk dukungan sosial yang diperlukan oleh individu dengan penerimaan diri yang rendah, membutuhkan dukungan sosial yang bersifat emosional dan kelompok sosial. Mengingat hal tersebut, maka dukungan sosial sangat berperan dalam kehidupan individu yang mengalami ketergantungan napza.
Menurut Cutrona (1987) dukungan sosial merupakan suatu proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya. Selanjutnya Weis (dalam Cutrona, 1987) menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki beberapa aspek, yaitu Attachment, social intergration, reassurance of worth, realible alliance, guidance, opportunity for nurturance.
8
Berbagai penelitian telah mengidentifikasi dukungan sosial sebagai faktor pelindung
dalam
berbagai
kesulitan,
termasuk
kemiskinan,
perang,
penyalahgunaan obat-obatan, kekerasan terhadap anak-anak, ADHD, perceraian, pertentangan dalam keluarga, dan kehilangan orang tua pada usia dini (Wolkow & Ferguson, 2001).
Berbagai peristiwa di atas sangat memprihatinkan kita semua. Kehidupan seorang yang terjebak dalam belenggu napza sekeras apapun pengguna napza berusaha sepenuhnya untuk sembuh, dalam penyembuhannya mereka berusaha melawan keinginannya untuk menggunakan napza kembali, badan keringat, menggigil, sendi terasa sakit, rasa bosan di panti rehabilitasi, selain itu pengguna napza selalu mendapat stigma negatif dan di cap sebagai sampah masyarakat selalu melekat dalam diri pengguna napza. Stigma negatif itu yang akhirnya kembali membuat seorang mantan pengguna napza kembali terpuruk. Perasaan kesendirian, tak punya kawan, membuat mereka kembali terbenam dalam gemilang napza. Hanya segelintir mantan pengguna yang berhasil menata kembali hidupnya walau harus lewat perjuangan keras dan berliku. Oleh sebab itu pengguna napza diperlukan memiliki motivasi untuk sembuh yang tinggi dan dukungan dari lingkungan masyarakat, keluarga, dan kerabat.
Dari berbagai fenomena yang sudah dijelaskan di atas, menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada pengguna napza. Maka berdasarkan latar belakang
9
ini pula penulis melakukan penelitian mengenai, “ Hubungan Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk Sembuh pada Pengguna Napza di Panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care”.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah Agar pembahasan dalam permasalahan ini tidak meluas, maka diperlukan pembatasan masalah mengenai dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada pengguna napza : 1.
Motivasi untuk sembuh yang dimaksud peneliti adalah suatu kondisi dan dorongan yang disebabkan oleh adanya motif atau alasan atau sebab yang muncul dalam diri dan luar diri seseorang yang mendorong ia untuk melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan.
2.
Dukungan sosial yang dimaksud peneliti disini adalah merupakan suatu proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya.
3.
Penggunaan napza adalah penggunaan zat di luar indikasi medis tanpa petunjuk atau resep dokter, dimana pemakaiannya sendiri dilakukan secara relative teratur atau berkali-kali, sekurang-kurangnya selama satu bulan (BNN, 2003). Panti rehabilitasi yang ingin diteliti adalah Panti Rehabilitasi MMCH (Madani Mental Health Care).
10
1.2.1 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan, maka permasalahan yang akan diungkap sebagai berikut : 1.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek
Attachment dari
variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care? 2.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Social intergration dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?
3.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Reassurance of worth dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?
4.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Realible alliance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?
5.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Guidance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?
6.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Opportunity for nurturance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?
11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek Attachment, social intergration, reassurance of worth, realible alliance, guidance, opportunity for nurturance, dari variabel dukungan sosial dengan variabel motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat teoritis Diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan kalangan akademis khususnya ilmu psikologi terutama psikologi sosial dan psikologi kesehatan untuk mengungkap kompleksitas permasalahan tentang dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi.
1.3.2.2 Manfaat praktis Memberikan informasi tentang bahaya narkoba terhadap kesehatan. Dan penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi masyarakat umum terutama para orang tua agar lebih memperhatikan bahaya yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba. Dan peneliti menginginkan dari penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi keluarga agar lebih memperhatikan lagi dan memberikan dukungan bagi anggota keluarganya yang telah terjerumus napza untuk selalu memberikan motivasi agar tercapai taraf kesembuhannya.
12
1.4. Sistematika Penulisan Agar dalam penyusunan penelitian lebih terarah dan sistematis, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis akan membahas definisi motivasi untuk sembuh, aspek-aspek motivasi, fungsi-fungsi motivasi, jenis-jenis motivasi, peranan motivasi, pengertian dukungan sosial, jenis-jenis dukungan sosial, efek dukungan sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan dukungan sosial, pengertian napza, kerangka berpikir. BAB III : METODELOGI PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan jenis penelitian, meliputi pendekatan dan metode penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian data. BAB IV : HASIL PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menjelaskan hasil dan analisis data. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, diskusi, dan Saran.
13
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dipaparkan tentang definisi motivasi, definisi kesembuhan, fungsi-fungsi motivasi, jenis-jenis motivasi, teori-teori motivasi, definisi dukungan sosial, bentuk-bentuk dukungan sosial, efek dukungan sosial, faktorfaktor yang mempengaruhi dukungan sosial, definisi napza, definisi pengguna napza, definisi rehabilitasi, serta hipotesis penelitian.
2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Motivasi Seluruh aktivitas sehari-hari yang dilakukan manusia selalu didasari oleh dorongan-dorongan dan mempunyai tujuan tertentu. Salah satu dorongan yang mungkin dapat dilihat dari pengguna adalah dorongan untuk sembuh. Dorongandorongan tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri atau berasal dari luar diri individu.
Pendapat yang juga dikemukakan oleh Davidoff (1991), bahwa motif atau motivasi menunjukkan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari akibat suatu kebutuhan, motif inilah yang mengaktifkan atau membangkitkan perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan kebutuhannya.
14
Menurut Purwanto (2004), motif merupakan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar bergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Gerungan (1996), motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dalam diri individu untuk melakukan sesuatu. Motif itu memberikan tujuan dan arah terhadap tingkah laku individu. Sedangkan Staton (dalam Mangkunegara, 1988), mendefinisikan bahwa, “ Motive is a stimulated need which a goal oriented individual seeks to satisfy.” Yang diartikan suatu motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang dicari oleh individu yang berorientsi pada tujuan untuk mencapai rasa puas.
Menurut Sarwono (2000), motif berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Sedangkan motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh proses penggerak, termasuk didalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan atau tingkah laku individu. Pengertian tersebut menggambarkan bahwa motif tidak sebatas pada pelaksanaan perilaku, tetapi juga berkenaan dengan keadaan organisme yang menerangkan mengapa tingkah laku terarah kepada suatu tujuan tertentu. Jadi, motif merupakan latar belakang atau alasan mengapa seseorang melakukan kegiatan tertentu.
15
Wolfolk (1998), dalam bukunya Educational Psychology mengatakan bahwa motivasi adalah kegiatan internal individu yang bersifat membangun, langsung, dan menimbulkan tingkah laku yang terdiri dari kebutuhan (needs), minat (interest), kesenangan (enjoyment), ganjaran (reward), dan hukuman (punishment).
Motivasi
(motivation)
adalah
keseluruhan
dorongan,
keinginan,
kebutuhan, dan daya sejenis yang mengarah pada perilaku. Motivasi juga diartikan
sebagai
menimbulkan
satu
variabel
faktor-faktor
penyelenggara
tertentu
yang
di
yang
digunakan
untuk
dalam
organisme,
yang
membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran (Chaplin, 2006).
Adapun Munandar (2001), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapaiannya tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Mc Donald (dalam Hamalik, 2005) merumuskan bahwa, “Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
16
Petri (dalam Ghufron & Risnawita, 2010) mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.
Stanfrod (dalam Mangkunegara, 1988), “Motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a certain class.” menyatakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi (energi) yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.
Motivasi merupakan suatu kondisi dan dorongan yang disebabkan oleh adanya motif atau alasan atau sebab yang muncul dalam diri seseorang yang mendorong ia untuk melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan Simpson (1994). Selanjutnya Knight, Holcom & Simpson (1994) melanjutkan bahwa motivasi memiliki 3 aspek yaitu, a. Problem recogniton (pengakuan terhadap masalah), yaitu masalah dalam pengakuan penggunaan napza yang kemungkinan di dapat dari tekanan intrinsik seperti keinginan untuk hidup, bebas dari narkoba. b. Desire for help (keinginan untuk dibantu), yaitu mendapatkan bantuan dari keluarga berupa dorongan semangat, dan perhatian.
17
c. Treatment readiness (kesiapan mengikuti treatmen), yaitu ketika pengguna napza sudah mengakui masalah yang di hadapinya dan keinginan untuk dibantu maka selanjutnya kesiapan mengikuti treatmen dalam proses kesembuhannya.
2.1.2. Kesembuhan Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990), dikatakan bahwa sembuh berarti orang yang sakit atau menderita suatu penyakit menjadi pulih atau sehat kembali. Di dalam kamus Psikologi istilah kesembuhan (recovery) dapat diartikan sebagai kembalinya seseorang pada suatu kondisi kenormalan setelah menderita suatu penyakit, baik penyakit mental atau penyakit fisik (Chaplin, 2006).
Jadi dari penjabaran tentang motivasi dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan yang didasarinya. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan keinginannya. Dapat diketahui bahwa motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
Dalam penelitian ini yang akan dilihat adalah motivasi untuk sembuh dalam kaitannya dengan dukungan sosial pada pengguna napza. Motivasi untuk
18
sembuh adalah sesuatu yang mendorong dan memperkuat perilaku serta memberikan arahan pada individu dengan tujuan agar dapat mencapai taraf kesembuhan pada pengguna napza. Pengguna napza yang memiliki motivasi untuk sembuh umumnya dapat dilihat dari keseluruhannya untuk melakukan pengobatan dan informasi sebanyak mungkin agar dapat mencapai kesembuhan yang optimal juga selalu menjaga kesehatannya dengan tidak memakai napza kembali.
2.1.4. Fungsi-fungsi Motivasi Menurut Rahman (2004) motivasi memiliki tiga komponen pokok meliputi: a. Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan. b. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu. c. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
19
Sedangkan menurut Hamalik (2005) fungsi motivasi adalah: a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan ada suatu perbuatan atau tindakan. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Dari penjabaran diatas dapat diketahui tentang fungsi-fungsi motivasi. Tiga fungsi tersebut sangat penting peranannya bagi individu untuk mencapai apa yang diinginkan guna mencapai suatu tujuan.
2.1.5. Jenis-jenis Motivasi Individu dapat dikatakan mempunyai motivasi yang tinggi dapat dilihat dari kemampuannya serta usahanya guna mencapai suatu tujuan. Dalam kaitannya hal di atas, motivasi menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Motivasi intrinsik Beach (dalam Ghufron & Risnawita, 2010), menyatakan bahwa motivasi intrinsik sebagai suatu hal yang terjadi selama seseorang menikmati suatu aktivitas dan memperoleh kepuasan selama terlibat dalam aktivitas tersebut. Elliot (dalam Ghufron & Risnawita, 2010) mendefinisikan motivasi intrinsik sebagai sesuatu dorongan yang ada di dalam diri individu yang mana individu tersebut merasa senang dan gembira setelah melakukan serangkaian
20
tugas. Adapun sumber motivasi intrinsik menurut Woolfolk (1993) meliputi kebutuhan (needs), minat (interest), kesenangan (enjoyment), dan rasa ingin tahu (curiosity). 2. Motivasi ekstrinsik Petri (dalam ghufron & Risnawita, 2010) motivasi ekstrinsik sendiri pada dasarnya merupakan tingkah laku yang digerakkan oleh kekuatan eksternal individu. Sumber motivasi ekstrinsik menurut woolfork (1993) meliputi
imbalan
(rewards),
tekanan
sosial
(social
pressure),
dan
penghindaran diri dari hukuman (punishment).
2.1.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Menurut Handoko (1998) dan Widayatun (1999), ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan eksternal. a. Faktor internal Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas. Faktor internal meliputi : 1) Faktor fisik Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik misal status kesehatan pengguna napza. Fisik yang kurang sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan berbahaya bagi penyesuaian pribadi dan sosial. Pengguna napza yang mempunyai
21
hambatan fisik karena kesehatannya buruk sebagai akibat mereka selalu frustasi terhadap kesehatannya. 2) Faktor proses mental Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tetapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Pengguna napza dengan fungsi mental yang normal akan menyebabkan bias yang positif terhadap diri. seperti halnya adanya kemampuan untuk mengontrol kejadian-kejadian dalam hidup yang harus dihadapi, keadaan pemikiran dan pandangan hidup yang positif dari diri pengguna napza dalam reaksi terhadap perawatan akan meningkatkan penerimaan diri serta keyakinan diri sehingga mampu mengatasi kecemasan dan selalu berpikir optimis untuk kesembuhannya. 3) Faktor herediter Bahwa
manusia
diciptakan
dengan
berbagai
macam
tipe
kepribadian yang secara herediter dibawa sejak lahir. Ada tipe kepribadian tertentu yang mudah termotivasi atau sebaliknya. Orang yang mudah sekali tergerak perasaannya, setiap kejadian menimbulkan reaksi perasaan padanya. Sebaliknya ada yang hanya bereaksi apabila menghadapi kejadian-kejadian yang memang sungguh penting. 4) Keinginan dalam diri sendiri
22
Misalnya keinginan untuk terlepas dari napza yang mengganggu aktivitasnya sehari-hari, masih ingin menikmati prestasi yang berada dipuncak karir, merasa belum sepenuhnya mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki. 5) Kematangan usia Kematangan usia akan mempengaruhi pada proses berpikir dan pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan yang menunjang kesembuhan pengguna napza. b. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor eksternal ini meliputi : 1) Faktor lingkungan Lingkungan adalah suatu yang berada disekitar pengguna napza baik fisik, psikologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan rehabilitasi sangat berpengaruh terhadap motivasi pengguna napza untuk sembuh. Lingkungan rehabilitasi yang tidak mendukung dan kurang kondusif akan membuat stress bertambah. Secara fisik misalnya penataan ruangan di rehabilitasi, konstruksi bangunan akan meningkatkan ataupun mengurangi stress dan secara biologis lingkungan ini tidak mengganggu kenyamanan yang dapat memicu stress, sedangkan lingkungan sosial salah satunya adalah dukungan sosial. 2) Dukungan sosial
23
Gottieb (1983) menyatakan bahwa bentuk perilaku dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Dukungan sosial sangat mempengaruhi dalam memotivasi pengguna napza untuk sembuh, meliputi dukungan emosional, informasi, penghargaan, instrumental, jaringan (network support). 3) Fasilitas (sarana dan prasarana) Ketersediaan fasilitas yang menunjang kesembuhan pengguna napza tersedia, mudah terjangkau menjadi motivasi pengguna untuk sembuh. Termasuk dalam fasilitas adalah tersedianya sumber biaya yang mencukupi bagi kesembuhan pengguna napza, tersedianya alat-alat medis yang menunjang kesembuhan pengguna napza. 4) Media Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau info kesehatan (Sugiono, 1999). Adanya media ini pengguna napza menjadi lebih tahu tentang kesehatannya dan pada akhirnya dapat menjadi motivasi untuk sembuh.
2.1.7 Teori-teori motivasi Motivasi memang bidang yang lebih sering dipelajari oleh para psikolog. Sebab motivasi ini akan mewujudkan motif-motif tertentu yang akan menimbulkan suatu perilaku atau tindakan tertentu. Dan determinan perilaku atau tindakan ini akan
24
banyak membantu meramalkan dan mengendalikan dampak-dampak dari suatu keadaan. Determinan perilaku ataupun tindakan tersebut dapat berasal dari dalam diri individu baik yang bersifat biologis maupun psikologis, ataupun dari lingkungan. Maka teori-teori motivasi yang ada berupaya membuat perbedaan paling penting, teori-teori tersebut yaitu (Rahman, 2004): a. Teori Hedonisme Hedonisme adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang cenderung menghindari hal-hal yang menyulitkan dan lebih menyukai melakukan perbuatan yang mendatangkan kesenangan. b. Teori Naluri Naluri merupakan suatu kebutuhan biologis bawaan, yang mempengaruhi anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan tepat. Sehingga semua pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri yang diwariskan dan tidak ada hubungannya dengan akal. Menurut teori naluri, seseorang tidak memiliki tujuan dan perbuatan, akan tetapi dikuasai oleh kekuatan-kekuatan bawaan, yang menentukan tujuan dari perbuatan yang akan dilakukan. c. Teori reaksi yang dipelajari Teori ini berbeda pandangan dengan tindakan atau perilaku manusia yang berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola dan tingkah laku yang dipelajari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Oleh karena itu, teori ini 25
disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya. d. Adanya teori pendorong (Drive Theory) Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya pendorong pada lawan jenis. Namun, cara-cara yang digunakan berlainlainan bagi tiap individu, menurut latar belakang dan kebudayaan masingmasing. e. Teori kebutuhan Teori beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan, kesehatan, kebutuhan seks. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security), seperti perlindungan dari bahaya dan ancaman, penyakit, perang, kelaparan, dan perlakuan tidak adil. Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai kelompok, rasa setia kawan, dan kerja sama. Kebutuhan akan penghargaan, termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi,
26
kemampuan, status, pangkat. Kebutuhan akan aktualisasi diri, seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan diri secara maksimum, kreativitas, dan ekspresi diri.
2.2. Dukungan Sosial 2.2.1. Pengertian Dukungan Sosial Banyak ahli yang menjelaskan dukungan sosial, antaranya adalah Sarafino (1998) menyatakan bahwa “ Social support refers to the perceived comfort, caring esteem, or help a person receives from other people or groups”. Definisi ini dapat diartikan adanya dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari orang atau kelompok terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong.
Menurut Schwarzer dan Leppin (dalam Smet, 1994) dukungan sosial dapat dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang sebenarnya terjadi atau diberikan oleh orang lain kepada individu (perceived support) dan sebagai kognisi individu yang mengacu pada persepsi terhadap dukungan yang diterima (received support).
Dukungan sosial menunjukkan suatu perilaku yang dianggap mendukung karena memiliki sifat yang menghibur atau perilaku yang mengarahkan keyakinan individu bahwa ia dicintai dan dihargai. Ada beberapa bentuk perilaku dukungan sosial yang dikemukakan oleh Gottieb (1983), yaitu :
27
“Social support consists of verbal and non verbal information or aduice, tangible aid, or action that is proffered by social intimates or inferred by their presence and has beneficial emotional or behavioral effect on the recipient”.
Gottieb (1983) menyatakan bahwa bentuk perilaku dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.
Rook (dalam Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai salah satu fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal yang akan melindungi individu dari konsekuensi stres.
Menurut Cutrona (1987) dukungan sosial merupakan suatu proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya.
Sedangkan menurut Cobb (dalam Smet, 1994) menekankan orientasi subjektif yang memperlihatkan bahwa dukungan sosial itu terdiri atas informasi yang menuntun orang menyakini bahwa dirinya diurus dan disayangi.
28
Berdasarkan definisi diatas peneliti mendefinisikan dukungan sosial adalah penerimaan bantuan dalam berbagai bentuk seperti perhatian, kasih sayang, dihargai, dan nasehat yang berdampak positif bagi individu.
2.2.2. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial Sarafino (2002) membagi bentuk dukungan sosial menjadi lima bentuk antara lain: 1. Dukungan emosional (emotional support) Dukungan emosi mengacu pada bantuan yang berbentuk empati, kepedulian dan perhatian terhadap individu. Selain itu, dukungan emosional melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, terlindungi, kebersamaan, dicintai. 2. Dukungan penghargaan (esteem support) Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan, penghargaan atau penilaian yang positif untuk individu, dorongan maju dan semangat, dan perbandingan positif individu dengan orang lain. Dukungan ini menitikberatkan pada adanya ungkapan penilaian yang positif atas individu dan penerimaan individu apa adanya. Bentuk dukungan ini membentuk perasaan dalam diri individu bahwa ia berharga, mampu dan berarti. 3. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support) Dukungan instrumental adalah dukungan berbentuk bantuan nyata. Dukungan ini biasanya berbentuk bantuan finansial dan bantuan dalam mengerjakan
29
tugas-tugas tertentu. Contohnya, pinjaman sumbangan uang dari orang lain atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu. 4. Dukungan informasi (informational support) Dukungan informasi adalah dukungan yang diberikan dengan cara memberikan informasi baik berupa nasehat, saran atau pengarahan ataupun umpan balik untuk memecahkan suatu permasalahan. 5. Dukungan jaringan (network support) Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa sebagai anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman senasib. Merupakan perasaan menjadi anggota suatu kelompok yang saling berbagi dan memiliki keterikatan dan aktivitas sosial.
Weis (dalam Cutrona, 1987), mengembangkan social provisions scale untuk mengukur ketersediaan dukungan sosial yang diperoleh dari hubungan individu dengan orang lain. Terdapat enam aspek didalamnya, yaitu: 1. Attachment (kasih sayang atau kelekatan), yaitu perasaan kedekatan secara emosional kepada orang lain yang memberikan rasa aman, biasanya didapatkan dari pasangan, teman dekat, atau hubungan keluarga. 2. Social integration (integrasi sosial), merujuk pada adanya perasaan memiliki minat, kepedulian, dan rekresional yang sama.
30
3. Reassurance of worth (penghargaan atau pengakuan), yaitu adanya pengakuan dari orang lain terhadap kompetensi, keterampilan, dan nilai yang dimiliki seseorang. 4. Reliable alliance (ikatan atau hubungan yang dapat diandalkan), yaitu adanya keyakinan bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan untuk membantu penyelesaian masalah dan kepastian atau jaminan bahwa anak dapat mengharapkan orangtua dalam membantu semua keadaan. 5. Guidance (bimbingan), yaitu adanya seseorang yang memberikan nasehat dan pemberian informasi oleh orangtua kepada anak. 6. Opportunity for nurturance (kemungkinan dibantu), merupakan perasaan anak akan tanggung jawab orangtua terhadap kesejahteraan anak.
Aspek-aspek tersebut menurut Cutrona & Russell (1987) pada dasarnya dapat disamakan dengan klasifikasi dukungan sosial berdasarkan fungsinya seperti disebutkan diatas. Aspek attachment, social integaration, dan Reassurance of worth dapat disamakan dengan dukungan emosional, Reliable alliance dapat disamakan dengan dukungan instrumental, sedangkan Guidance dapat disamakan dengan dukungan informasi, Opportunity for nurturance tidak dapat disamakan dengan tipe dukungan sosial yang ada, karena aspek tersebut merupakan aspek unik yang ada di dalam model teoritis Weiss. Weiss menambahkan aspek tersebut karena perasaan dibutuhkan oleh orang lain merupakan suatu aspek yang penting dalam hubungan interpersonal.
31
2.2.3. Efek Dukungan Sosial Smet (1994) mengemukakan bahwa ada dua model peranan dukungan sosial dalam kehidupan, yaitu model efek langsung (direct effect) dan model efek penyangga (buffer effect). Dalam efek langsung tetap berpendapat bahwa dukungan sosial itu bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan tidak perduli banyaknya stres yang dialami seseorang. Menurut efek dukungan sosial yang positif sebanding di bawah intensitas-intensitas stres tinggi dan rendah. Contohnya, orang-orang dengan dukungan sosial tinggi dapat memiliki penghargaan diri yang lebih tinggi yang membuat mereka tidak begitu mudah diserang stres. Sedangkan efek penyangga, dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan melindungi orang itu terhadap efek negatif dari stres berat. Fungsi yang bersifat melindungi ini hanya atau terutama efektif kalau orang itu menjumpai stres yang kuat. Efek penyangga bekerja paling sedikit dengan dua cara. Orang-orang dengan dukungan sosial tinggi mungkin akan kurang menilai situasi penuh stres (mereka tahu bahwa mungkin akan ada seorang yang dapat membantu mereka). Orang-orang dengan dukungan sosial tinggi akan mengubah respon mereka terhadap sumber stres (contohnya seorang teman pergi ke sahabatnya untuk membicarakan masalah itu). Kedua segi itu mempengaruhi dampak sumber stres.
2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan Dukungan Sosial Sarafino (1994) dalam bukunya Health Psychology menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan dukungan sosial dari orang lain, yaitu :
32
1. Penerima Dukungan (Recipients) Seseorang tidak akan memperoleh dukungan bila mereka tidak ramah, tidak mau menolong orang lain dan tidak membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka membutuhkan pertolongan. Ada orang yang kurang asertif untuk meminta bantuan, atau mereka berpikir bahwa mereka seharusnya tidak tergantung dan membebani orang lain, merasa tidak enak mempercayakan sesuatu pada orang lain atau tidak tahu siapa yang dapat diminta bantuannya. 2. Penyedia Dukungan Individu tidak akan memperoleh dukungan jika penyedia tidak memiliki sumber-sumber yang dibutuhkan oleh individu, penyedia dukungan sedang berada dalam keadaan stres dan sedang membutuhkan bantuan, atau mungkin juga mereka tidak cukup sensitif terhadap kebutuhan orang lain. 3. Komposisi dan struktur jaringan sosial (hubungan individu dengan keluarga dan masyarakat). Hubungan ini bervariasi dalam hal ukuran, yaitu jumlah orang yang biasa dihubungi; frekuensi hubungan, yaitu seberapa sering individu bertemu dengan orang tersebut; komposisi, yaitu apakah orang tersebut adalah keluarga, teman, rekan kerja, atau yang lainnya; dan keintiman, yaitu kedekatan
hubungan
individu
dan
mempercayai (Sarafino, 1994).
33
adanya
keinginan
untuk
saling
2.3 Napza 2.3.1 Pengertian napza Istilah napza, narkoba, narkotika dan obat terlarang merupakan istilah yang beredar di masyarakat baik melalui media maupun pembicaraan langsung. Semua istilah ini mengacu kepada sekelompok zat yang nampaknya mempunyai satu resiko
yang
oleh
masyarakat
disebut
bahaya
yakni
kecanduan
atau
ketergantungan. Salah satunya adalah NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya) yang merupakan bahan atau zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat atau otak, sehingga menyebabkan gangguan fisik, psikis dan fungsi sosial (BNN dan Departemen Kesehatan RI, 2004).
BNN dan Departemen Kesehatan RI, (2004) menjelaskan jenis-jenis Napza yang sering disalahgunakan: 1. Narkotika, merupakan zat yang berasal dari tanaman atau bukan tananaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. 2. Psikotropika, merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang bersifat proaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. 3. Zat Adiktif Lainnya, bahan ini merupakan zat yang membuat pengaruh psikoaktif di luar narkotika dan psikotropika, yang diantaranya seperti:
34
1) Minuman beralkohol, adalah larutan yang mengandung atlialkohol, yang berpengaruh terhadap sistem saraf pusat dan sering menjadi bagian dari budaya tertentu. 2) Tembakau, ialah zat yang sangat luas digunakan oleh masyarakat, mengandung nikotin dan berbagai zat berbahaya akibat proses pembakarannya.
BNN dan Departemen Kesehatan RI, (2004) menjelaskan berdasarkan tingkat-tingkat pemakaian Napza terbagi menjadi 5, yaitu: 1. Pemakaian Coba-coba Yaitu pemakaian Napza yang tujuannya ingin mencoba untuk memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini, dan sebagian lain berlanjut pada tahap yang lebih berat. 2. Pemakaian Sosial atau Rekreasi Yaitu pemakaian Napza dengan tujuan bersenang-senang saat rekreasi atau santai. Sebagian bertahan pada tahap ini, yang lain meningkat pada tahap yang lebih berat. 3. Pemakaian Situasional Yaitu pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu, seperti ketegangan, kesedihan, kekecewaan dan sebagainya, dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut. 4. Penyalahgunaan Yaitu suatu pola penggunaan yang bersifat patologik yang ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari, tak mampu mengurangi atau menghentikan,
35
berusaha berulang kali mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit fisiknya cukup berat akibat zat tersebut. Keadaan ini menimbulkan gangguan antara lain: perilaku agresif dan tidak wajar, hubungan dengan teman terganggu, sering bolos sekolah atau kerja, melanggar hukum dan tak mampu berfungsi secara efektif. 5. Ketergantungan Yaitu telah terjadinya toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian zat dihentikan atau dikurangi dosisnya. Agar tidak berlanjut pada tingkat yang lebih berat (ketergantungan), maka sebaiknya tingkat-tingkat pemakaian tersebut memerlukan perhatian dan kewaspadaan keluarga dan masyarakat.
BNN dan Departemen Kesehatan RI (2004) menjelaskan terjadinya penyalahgunaan Napza terjadi akibat interaksi 2 faktor berikut: 1. Faktor Individu, kebanyakan penyalahgunaan napza dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab masa remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat
merupakan individu yang
rentan untuk menyalahgunakan Napza. 2. Faktor Lingkungan, meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan, baik pergaulan dilingkungan rumah, disekolah maupun di tempat-tempat umum.
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Napza merupakan jenis-jenis dari narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Sehingga ketika seseorang mengkonsumsinya, maka akan menimbulkan ketagihan
36
atau ketergantungan serta memiliki efek yang negatif terhadap fungsi otak serta organ
tubuh.
Dan
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
terjadinya
penyalahgunaan Napza, dapat terjadi akibat adanya tiga interaksi yang diantaranya, faktor Napza sebagai zat yang dapat memberikan penghayatan kenikmatan sesaat pada otak, kemudian faktor individu dimana penggunaan Napza dijadikan sebagai suatu peralihan dari masalah yang dihadapinya atau suatu percobaan akibat rasa ingin tahu yang lebih, dan yang terakhir adalah faktor lingkungan yang tidak kondusif sehingga memiliki pengaruh yang besar terhadap terjadinya penyalahgunaan Napza.
2.4 Pengguna Napza Pengguna Napza atau penyalahguna Napza adalah individu yang menggunakan narkotika atau psikotropika tanpa indikasi medis dan tidak dalam pengawasan dokter (BNN, 2003). Korban penyalahguna Napza atau pengguna Napza adalah orang yang menderita ketergantungan terhadap Napza yang disebabkan oleh penyalahgunaan Napza, baik atas kemauan sendiri maupun paksaan dari orang lain (BNN dan Departemen Kesehatan RI, 2003).
Seseorang yang mengkonsumsi Napza tidak lagi dapat membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang halal dan yang haram. Untuk menghindari Napza maka jangan mencoba-coba, sebab sekali mencoba bagaikan ikan kena pancingan dan sukar melepaskan diri, yang pada gilirannya jatuh dalam ketergantungan dengan segala akibatnya (Hawari, 2008).
37
2.5. Panti Rehabilitasi 2.5.1 Pengertian Rehabilitasi Rehabilitasi berarti restorasi (perbaikan, pemulihan) mengarah pada normalitas, atau pemulihan menuju status yang paling memuaskan terhadap individu yang pernah menderita luka atau menderita satu penyakit mental (Chaplin, 2006).
Rehabilitasi adalah bukan sekadar memulihkan kesehatan semula si pemakai, melainkan memulihkan serta menyehatkan seseorang secara utuh dan meyeluruh. Rehabilitasi pengguna napza adalah suatu proses yang berkelanjutan dan meyeluruh. Rehabilitasi untuk pengguna napza harus meliputi usaha-usaha untuk mendukung para pengguna, hari demi hari dalam pengembangan dan pengisian hidup secara bermakna serta berkualitas di bidang fisik, mental, spiritual dan sosial (Somar, 2001). Rehabilitasi adalah upaya memulihkan dan mengembalikan kondisi pengguna napza dalam arti sehat fisik, psikologik, sosial dan spiritual (Hawari, 2009).
2.6. Kerangka Berpikir Pembahasan masalah narkoba semakin terbuka dan banyak dibicarakan di kotakota besar hingga pelosok-pelosok tanah air. Mengingat obat-obat terlarang sudah menjadi barang konsumsi sehari-hari bagi mereka yang sudah kecanduan. Penyebaran dan pemakaiannya sudah semakin merata dan tidak pandang bulu. Cepat
atau
lambat
penyalahgunaan
menghancurkan generasi bangsa.
38
atau
ketergantungan
napza
akan
Pengguna Napza atau penyalahguna Napza adalah individu yang menggunakan narkotika atau psikotropika tanpa indikasi medis dan tidak dalam pengawasan dokter (BNN, 2003). Korban penyalahguna Napza atau pengguna Napza adalah orang yang menderita ketergantungan terhadap Napza yang disebabkan oleh penyalahgunaan Napza, baik atas kemauan sendiri maupun paksaan dari orang lain (BNN dan Departemen Kesehatan RI, 2003).
Lingkungan pergaulan sering mempunyai pengaruh kuat dalam perilaku mereka. Emosi yang masih meluap-luap, keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru, kecenderungan hanya berpikir linier sehingga mudah terprovokasi merupakan beberapa ciri umum yang sering mereka alami. Belum lagi masalah sosial lingkungan dan keluarga, yang sering bermuara pada rasa keterasingan mereka, sehingga mereka cenderung mencari alternatif pemecahannya secara sepintas, sepihak, tanpa mempertimbangkan matang-matang kemungkinan akibat yang dapat timbul. Kondisi semacam ini sering menjadi sasaran bagi bandar narkoba untuk masuk keperangkap mereka sampai pada akhirnya tercipta sebuah ketergantungan yang sangat sulit untuk dilepaskan. Berdasarkan pengalaman, dukungan dari keluarga, sahabat, tetap diperlukan agar para pecandu Narkoba, agar tidak semakin terjerumus lebih parah sehingga proses penyembuhan menjadi lebih mudah.
Menurut Orford (1992) dukungan sosial bekerja dengan tujuan untuk memperkecil pengaruh tekanan-tekanan atau stres yang dialami individu. Dengan kata lain jika tidak ada tekanan atau stres maka dukungan sosial tidak 39
berpengaruh. Selanjutnya Orford menyatakan bahwa bentuk dukungan sosial yang diperlukan oleh individu dengan penerimaan diri yang rendah, membutuhkan dukungan sosial yang bersifat emosional dan kelompok sosial. Mengingat hal tersebut, maka dukungan sosial sangat berperan dalam kehidupan individu yang mengalami ketergantungan napza.
2.7. Hipotesa 1.
Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Attachment dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
40
H01: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Attachment dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care. 2.
Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Social intergaration dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care. H02: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Social intergaration dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
3.
Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Reassurance of worth dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care. H03: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Reassurance of worth dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
4.
Ha4: Ada hubungan yang signfikan antara aspek Realible alliance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care. H04: Tidak ada hubungan yang signfikan antara aspek Realible alliance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
41
5.
Ha5: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Guidance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care. H05: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Guidance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
6.
Ha6: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Opportunity for nurturance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care. H06: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Opportunity for nurturance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
42
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun penjelasan mengenai metode dimulai dengan deskripsi
mengenai
populasi
dan
sampel,
variabel
penelitian,
metode
pengumpulan data, serta metode analisis data.
3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka dan kemudian dianalisis dengan statisktik (Sugiono, 2008).
Pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008).
Sedangkan metode yang Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi korelasi (corelational descriptive study). Penilitian korelasi dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berada dalam suatu
43
populasi. Penelitian korelasi dirancang untuk menentukan besarnya arah hubungan antar variabel yang diteliti (Sevilla, 1993).
3.2 Definisi Variabel Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008).
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. a.
Variabel bebas (independent variable) adalah Dukungan Sosial.
b.
Variabel terikat (dependent variable) adalah Motivasi untuk sembuh.
3.2.2 Definisi Konseptual Adapun definisi konseptual dalam penelitian ini, diantaranya adalah : 1. Cutrona (1987) menjelaskan dukungan sosial merupakan suatu proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya. 2. Sedangkan definisi konseptual motivasi untuk sembuh Motivasi merupakan suatu kondisi dan dorongan yang disebabkan oleh adanya motif atau alasan atau sebab yang muncul dalam diri seseorang yang mendorong ia untuk melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan
44
membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan Simpson (1994).
3.2.3 Definisi Operasional 1.
Dukungan sosial yang dimaksud adalah skor yang diperoleh dari skala dukungan sosial yang terdiri dari aspek Attachment, Social integration, Reassurance of worth, Reliable alliance, Guidance, Opportunity for nurturance.
2.
Motivasi untuk sembuh yang dimaksud adalah skor yang diperoleh dari skala motivasi untuk sembuh yang meliputi aspek Problem recognition, Desire for help, Treatment readiness.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993), populasi adalah kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Sedangkan menurut Kerlinger (dalam Sevilla, 1993), populasi adalah keseluruhan anggota, kejadian, atau objekobjek yang telah ditetapkan dengan baik. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna napza yang berada di Panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care yang berjumlah 120 orang. Laki-laki berjumlah 102 orang sedangkan perempuan berjumlah 18 orang.
45
3.3.2 Sampel Menurut Ferguson (dalam Sevilla, 1993) mendefinisikan sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi, atau porsi dari suatu populasi. Dalam penelitian ini sampel tersebut adalah pasien Panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care. Jumlah sampel yang direncanakan berjumlah 60 orang, sebab menurut Gay (dalam Sevilla,1993) Jumlah sampel minimal dari suatu penelitan korelasi adalah 30 orang. Penetapan jumlah sampel tersebut disesuaikan dengan kemampuan penulis berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan dana penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel 60 orang.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah sample random sampling. Menurut Sugiyono (2008) dikatakan sample (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Maka semua individu akan mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini. Sesuai dengan tujuan penelitian, yang menjadi subyek penelitian adalah pasien Madani Mental Health Care yang masih terdaftar.
3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Penggunaan skala pada pengumpulan data 46
didasarkan bahwa untuk mengungkap data seperti mengenai sikap terhadap sesuatu. Adapun skala yang digunakan adalah model skala likert dengan empat alternative jawaban. Selain itu pernyataannya dibuat dengan kategori positif atau kesetujuan (favorable) dan item yang disebut negative atau ketidaksetujuan (unfavorable) (Sevilla, 1993).
Pada
penelitian
ini
peneliti
menggunakan
skala
Likert
dengan
menggunakan 4 pilihan jawaban yakni sebagai berikut: •
Sangat Setuju (SS)
•
Setuju (S)
•
Tidak Setuju (TS)
•
Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang
dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yakni favorable atau unfavorable. Untuk jawaban favorable skornya bergerak dari kanan ke kiri (SSSTSSTS) dengan nilai (1234). Sedangkan untuk unfavorable cara skornya bergerak sebaliknya dari kiri ke kanan, (STSTSSSS) dengan nilai (4321). Jika digambarkan dalam bentuk tabel, maka hasilnya sebagai berikut: Tabel 3.1 Bobot Nilai Kategori Respon
SS
S
TS
STS
Favorabel
4
3
2
1
Unfavorabel
1
2
3
4
47
3.4.2 Instumen Penelitian Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu: 1. Skala Dukungan sosial Skala dukungan sosial dalam penelitian ini diadaptasi oleh peneliti menggunakan skala model likert dengan aspek-aspek dukungan sosial yang dibuat oleh Cutrona & Russell, “Social Previsions Scale” yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Tabel 3.2 Blue Print Try Out Skala Dukungan Sosial No Aspek Indikator Fav 1 Attachment (kasih - Merasakan kedekatan 11,17 sayang/kelekatan) emosional dan rasa aman dengan orang lain. 2 Social Intergaration - Mempunyai 5,8 (integrasi sosial) kesempatan untuk berbagi minat dan kesenangan serta mempunyai kesempatan untuk melakukan aktivitas. 3 Reassurance of worth - Mendapatkan 13,20 (penghargaan/pengak persetujuan terhadap uan) ide dan pendapat 4 Realible Alliance - Mendapatkan 1,23 (ikatan/hubungan kesempatan untuk yang dapat berbagi cerita suka diandalkan) dan duka dengan orang lain 5 Guidance - Mendapatkan nasehat 12,16 (bimbingan) / saran dari orang lain 6 Opportunity for - Pemenuhan 4,7 nurturance kebutuhan sehari-hari (kemungkinan dibantu) Total 12 Item Valid (*) 48
Unfav 14,21
Total 4
2,22
4
6,9
4
10,18
4
2,19
4
15,24
4
12
24
Skala dukungan sosial yang akan di uji terdiri dari 24 item, terdiri dari 12 item favorabel dan 12 item unfavorabel. Selanjutnya untuk menginterpretasi skor responden, penulis menentukan 4 kategori jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
2. Skala Motivasi untuk sembuh Skala motivasi untuk sembuh dalam penelitian ini diadaptasi oleh peneliti menggunakan skala model Likert dengan aspek-aspek motivasi untuk sembuh yang dibuat oleh Knight, Holcom, dan Simpson, “TCU Treatment Motivation Scales” yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
No Faktor 1 Problem recognition (masalah pengakuan) 2 Desire for help (keinginan untuk dibantu) 3 Treatment readiness (kesiapan dalam kesembuhan) Total Item Valid (*)
Tabel 3.3 Blue Print Try Out Skala Motivasi untuk sembuh Indikator Fav -keinginan untuk 1,4,6,8,11,15,20,24,27 terlepas dari napza.
-bantuan dari keluarga, 9,13,18,22,28,29 teman berupa dorongan semangat, perhatian. -ikut serta dalam 12,17,25,26 aktivitas program kesembuhan 19
Unfav
Total 9
2,16,19,23
10
3,5,7,10,14,2 1
10
10
29
Skala motivasi untuk sembuh yang akan di uji terdiri dari 29 item, terdiri dari 19 item favorabel dan 10 item unfavorabel. Selanjutnya untuk menginterpretasi skor responden, penulis menentukan 4 kategori jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). 49
3.5. Teknik Uji Instrumen 3.5.1 Uji Instrumen Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan pengujian validitas dan reliabilitas alat (try out) terhadap 60 pasien Rehabilitasi Madani Mental Health Care yang diberikan pada tanggal 8 Oktober 2010 dengan 53 item dari 2 skala yaitu skala Dukungan Sosial sebanyak 24 item dan Motivasi untuk sembuh sebanyak 29 item.
3.5.2 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Menurut Sevilla (1993) validitas merupakan
derajat ketepatan suatu alat tentang pokok isi yang
sebenarnya yang diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil penghitungan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 11,5 for windows.
3.5.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Menurut Sevilla (1993)
50
reliabilitas merupakan derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen penelitian. Tes dikatakan sebagai reliabilitas tinggi apabila skor tampak tes itu dikatakan konsisten dan dapat diandalkan. Adapun uji reliabilitas alat tes atau skala dengan rumus Alpha Cronbach dan perhitungan menggunakan SPSS 11.5 for windows. Menurut J.P. Guilford (dalam Kuncoro, 2005), prinsip umum yang digunakan untuk menafsirkan nilai r adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r Besarnya r
Interpretasi
>0,9
Sangat reliable
>0,7
Reliabel
>0,4
Cukup reliable
>0,2
Kurang reliable
< 0,2
Tidak reliable
3.5.4 Hasil Uji Instrumen Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan jumlah total keseluruhan item sebanyak 53 item dari dua skala, yaitu skala dukungan sosial yang berjumlah 24 item dan skala motivasi untuk sembuh yang berjumlah 29 item. Uji instrumen diberikan pada 60 pasien Rehabilitasi Madani Mental Health Care. •
Uji Validitas Instrumen Uji validitas instrumen dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam penelitian, yaitu uji validitas skala dukungan sosial dan uji validitas skala motivasi untuk sembuh. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik 51
korelasi Product Moment Pearson. Pada skala dukungan sosial, dari 24 item yang diuji cobakan, terdapat 24 item yang valid sedangkan tidak ada item yang tidak valid. Nomor item skala dukungan sosial yang valid dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Blue Print Setelah try out Skala Dukungan Sosial No Aspek Indikator Fav Unfav 1 Attachment (kasih - Merasakan 11*,17* 14*,21* sayang/kelekatan) kedekatan emosional dan rasa aman dengan orang lain. 2
- Mempunyai 5*,8* kesempatan untuk berbagi minat dan kesenangan serta mempunyai kesempatan untuk melakukan aktivitas. Reassurance of - Mendapatkan 13*,20* worth persetujuan terhadap (penghargaan/pengak ide dan pendapat uan)
2*,22*
4
6*,9*
4
4
Realible Alliance (ikatan/hubungan yang dapat diandalkan)
- Mendapatkan 1*,23* kesempatan untuk berbagi cerita suka dan duka dengan orang lain
10*,18*
4
5
Guidance (bimbingan)
- Mendapatkan 12*,16* nasehat / saran dari orang lain
2*,19*
4
4*,7*
15*,24*
4
12
12
24
3
6
Social Intergaration (integrasi sosial)
Total 4
Opportunity nurturance (kemungkinan dibantu) Total Item Valid (*)
for - Pemenuhan kebutuhan hari
52
sehari-
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 24 item skala dukungan sosial, kesemuanya valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24. Item yang valid pada skala dukungan sosial diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar 0, 9180. Angka tersebut dapat dikatakan reliabel karena menurut Azwar (2004), koefisien reliabilitas yang tinggi adalah yang mendekati angka 1.00.
Sedangkan pada skala motivasi untuk sembuh, dari 29 item yang di uji cobakan, terdapat 24 item yang valid sedangkan 5 item lainnya tidak valid. No item yang valid dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Blue Print Setelah Try Out Skala Motivasi untuk sembuh No Faktor Indikator Fav Unfav 1 Problem - keinginan untuk 1*,4*,6*,8*,11*,15*,2 recognition terlepas dari napza. 0*,24*,27 (masalah pengakuan) 2 Desire for help - bantuan dari 9*,13*,18*,22*,28,29 2*,16*,19*,23* (keinginan keluarga, teman untuk dibantu) berupa dorongan semangat, perhatian. 3 Treatment - ikut serta dalam 12*,17*,25,26 3*,5*,7*,10*,14* readiness aktivitas program ,21* (kesiapan dalam kesembuhan kesembuhan) Total 19 10 Item Valid (*) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 29 item skala motivasi untuk sembuh, ada 24 item yang valid, yaitu item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24. Item yang valid pada skala motivasi untuk sembuh diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar 0,8903. 53
Total 8
8
8
24
Angka tersebut dapat dikatakan reliabel karena menurut Azwar (2004), koefisien reliabilitas yang tinggi adalah yang mendekati angka 1.00.
3.5.5 Teknik Analisis Data Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar variabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Untuk mengukur keeratan hubungan antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua variabel. Maka dalam penelitian ini, analisisnya menggunakan korelasi Product Moment Pearson. Untuk memudahkan hitungan kesemua koefisien menggunakan hitungan komputerisasi dengan program SPSS versi 11,5. Untuk menghitung reliabilitas alat pengumpulan data (uji reliabilitas) akan digunakan teknik Alpha Cronbach, dengan penghitungannya menggunakan program SPSS versi 11.5.
3.5.6 Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas dalam perhitungannya menggunakan program SPSS versi 11,5. Pengujian instrument dilakukan pada item-item yang valid dari setiap skala penelitian. Pada skala dukungan sosial yang berjumlah 24, Dan pada skala motivasi untuk sembuh yang berjumlah 24. Dari hasil hitungan uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas Instrumen Penelitian Instrumen
Koefisien Alpha Cronbach
Keterangan
Dukungan Sosial
0, 9180
Reliabel
Motivasi untuk sembuh
0,8903
Reliabel
54
Dari perhitungan menggunakan SPSS 11,5 didapat Alpha Cronbach sebesar 0,9180 untuk skala dukungan sosial dengan kriteria reliabel. Dan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,8903 untuk skala motivasi untuk sembuh dengan kriteria reliabel.
3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Tahap Persiapan 1. Dimulai dengan perumusan masalah 2. Menentukan variabel penelitian 3. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapat gambaran dan landasan teoritis yang tepat. 4. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala dukungan sosial dan skala motivasi untuk sembuh. 5. Menentukan lokasi penelitian 6. Melakukan uji coba alat ukur (try out)
3.6.2 Tahap Pengambilan Data 1. Menentukan sampel penelitian. 2. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan subyek untuk mengisi skala penelitian. 3. Melaksanakan pengambilan data dengan memberikan skala yang telah disiapkan kepada subyek penelitian.
55
3.6.3 Tahap Pengolahan Data 1. Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah di isi oleh responden. 2. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel data. 3. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian.
3.6.4 Tahap Pembahasan 1. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori. 2. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dan dibahas berdasarkan data dan teori yang ada.
56
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian yaitu, analisis deskriptif, uji validitas alat ukur, dan terakhir pengujian hipotesis penelitian.
4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Februari 2011 di Madani Mental Health Care. Dengan jumlah rincian 60 responden untuk try out dan 60 responden dalam penelitian. Responden yang di ambil untuk penelitian yang masih tinggal di madani dan pengguna napza serta yang sudah dapat berkomunikasi. Responden yang tinggal di rehabilitasi Madani Mental Health Care yaitu
4.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Frekuensi
1.
Laki-laki
45
75%
2.
Perempuan
15
25%
60
100%
Total
57
Presentase
Jenis kelamin merupakan salah satu aspek yang diambil dalam dukungan sosial yang mengukur motivasi untuk sembuh. Responden yang berjenis kelamin laki-laki diberi dengan simbol angka 1 sedangkan berjenis kelamin perempuan diberi dengan simbol angka 2. Dari hasil penelitian diatas maka diketahui yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 45 responden dengan presentase 75% dan perempuan sebesar 15 responden dengan presentase 25%.
4.2.1 Responden berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi Responden yang di ambil dalam penelitian yaitu yang lama tinggal di rehabilitasi dan dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi No
Tinggal di rehabilitasi
Frekuensi
Presentase
1.
1-3 bulan
24
40%
2.
4-6 bulan
17
28.33%
3.
7-9 bulan
19
31.67%
Total
60
100%
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tinggal di rehabilitasi 1-3 bulan berjumlah 24 responden dengan presentase 40%, 4-6 bulan berjumlah 17 responden dengan presentase 28.33%, dan 7-9 bulan berjumlah 19 responden dengan presentase 31.67%.
58
4.2 Hasil Uji Hipotesis 4.2.1 Hasil Uji Korelasi Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini peneliti melakukan uji korelasi Product Moment Pearson
dan
penghitungannya dibantu dengan sistem
komputerisasi SPSS versi 11,5 dari hasil uji korelasi antar dua variabel ini, didapatkan hasil: Tabel 4.3 Uji Korelasi Antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk sembuh Correlation Motivasi untuk Dukungan Sosial sembuh DUKUNGAN Pearson Correlation 1 .435** SOSIAL Sig. (2-tailed) .001 60 60 N Motivasi Pearson Correlation .435** 1 untuk Sig. (2-tailed) .001 sembuh N 60 60 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa nilai korelasi (rhitung) antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh menunjukkan angka sebesar 0.435. Dengan demikian nilai (rhitung) > (rtabel) pada taraf signifikansi 1% (0.330). Hal tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha tidak ditolak, yaitu ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di rehabilitasi madani mental health care.
4.2.2
Hasil Uji Regresi
Peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengetahui lebih jauh hubungan antar variabel dengan cara mencari nilai koefisien determinasi. Koefisien 59
determinasi (R square) merupakan suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar sumbangsih aspek-aspek dukungan sosial terhadap motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di rehabilitasi madani mental health care. Hasil perhitungannya akan ditampilkan pada tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Model Summary
Model
1
R
.525a
R Square
.275
Adjust R Square
.193
Std. Error of the Estimate 5,18185
Change Statistic R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
.275
3,355
6
53
.007
a. Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment, Reassurance of worth, social integaration
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang didapat adalah sebesar 0.275. Hal ini berarti bahwa keenam aspek dari dukungan sosial memberikan sumbangsih sebesar 27.5% bagi perubahan variabel dukungan sosial. Dengan demikian 72.5% dipengaruhi oleh aspek lain selain keenam aspek dari indikator dukungan sosial yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan perubahan terhadap variabel motivasi untuk sembuh.
Setelah dilakukan perhitungan nilai R square maka diketahui sumbangsih dari aspek-aspek dukungan sosial terhadap motivasi untuk sembuh, kemudian dilakukan penghitungan Anova untuk mengetahui aspek-aspek pada model persamaan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut :
60
Tabel 4.5 Anova (b)
1
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
540,601
6
90,100
3,355
.007
Residual
1423,132
53
26,852
Total
1963,733
59
a. Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment, Reassurance of worth, social integaration b. Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah sebesar 3.355 sementara nilai F tabel dengan df 6 dan 53 adalah sebesar 2.27 maka nilai F hitung yang di dapat > F tabel dan dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan. Sementara nilai probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang didapat adalah sebesar 0.007. Karena taraf signifikansi < 0.05, maka persamaan regresi yang dipergunakan dapat diterapkan dalam analisis data. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di rehabilitasi madani mental health care.
Setelah diketahui nilai f hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari aspek-aspek variabel independen yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients (a) berikut:
61
Tabel 4.6 Coefficients (a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model
t
Sig.
3.167
.003
B
Std. Error
35.547
11.225
Attachment
.381
.790
.076
.482
.632
Social integaration
1.101
.592
.249
1.861
.068
Reassurance of worth
.225
.638
.058
.352
.726
Realible Alliance
.741
.604
.157
1.227
.225
Guidance
-.274
.642
-.055
-.426
.671
Opportunity for nurturance
1.397
.521
.341
2.680
.010
1 (Constant)
Beta
a. Dependent Variable: Motivasi untuk sembuh
Tabel 4.7 Proporsi Varian Pada Aspek-Aspek Variabel Dukungan Sosial R2
R2 Change
Fhitung
Df
Ftabel
Signifikansi
X1
0.045
0.045
2.71
1,58
4.00
Tidak Signifikan
X12
0.129
0.084
4.21
1,57
4.00
Signifikan
X123
0.147
0.018
3.21
1,56
4.00
Tidak Signifikan
X1234
0.177
0.03
2.94
1,55
4.02
Tidak Signifikan
X12345
0.177
0
2.32
1,54
4.02
Tidak Signifikan
X123456
0.275
0.098
3.35
1,53
4.02
Tidak Signifikan
IV
Total
0.275
62
Keterangan: X1
= Attachment
X12
= Social integaration
X123
= Reassurance of worth
X1234
= Realible Alliance
X12345 = Guidance X123456 = Opportunity for nurturance
Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing aspek tipe kepribadian lima faktor, sebagai berikut: 1.
Aspek Attachment dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 2.71 pada signifikansi 0.105 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek attachment dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan. Hasil pada aspek attachment dapat dilihat dibawah ini : Tabel 4.8 Model Summary
Model
1
R
.211(a)
R Squar e
Adjusted R Square
.045
.028
Std. Error of the Estimate R Square Change 5.68717 .045
a Predictors: (Constant), attachment
63
Change Statistics F df df Change 1 2 2.714 1 58
Sig. F Change .105
2.
Aspek Social integration dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 4.21 pada signifikansi 0.020 lebih besar dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek Social integaration dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang signifikan. Hasil pada aspek Social integaration dapat dilihat dibawah ini : Tabel 4.9 Model Summary
Model
R
R Squ are
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
Change Statistics R Square Change
1
.359(a) .129
.098
5.47837
F Change
.129
4.215
df 1
df 2
Sig. F Change
2 57
.020
a Predictors: (Constant), social intergaration, attachment
3.
Aspek Reassurance of worth dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 3.21 pada signifikansi 0.030 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga dapat di simpulkan antara aspek Reassurance of worth dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan. Hasil pada aspek Reassurance of worth dapat dilihat dibawah ini : Tabel 4.10 Model Summary
Model
1
R
.383(a)
Std. Error of R Adjusted the Square R Square Estimate
.147
.101
Change Statistics
R Square F df df Change Change 1 2 5.46944 .147 3.215 3 56
a Predictors: (Constant), reassurance, social intergaration, attachment
64
Sig. F Change .030
4.
Aspek Realible Alliance dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 2.94 pada signifikansi 0.028 lebih kecil dengan F tabel 4.02, sehingga dapat disimpulkan antara aspek Realible Alliance dengan perilaku konsumtif terdapat hubungan yang tidak signifikan. Tabel 4.11 Model Summary
Model
1
R
.420(a)
R Square
.177
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.117
Change Statistics
5.42221
R Square Change
F Change
.177
2.948
df1 df2 4
55
Sig.F Change .028
a Predictors: (Constant), realible, social intergaration, attachment, reassurance
5.
Aspek Guidance dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 2.32 pada signifikansi 0.055 lebih kecil dengan F tabel yaitu 4.02, sehingga dapat disimpulkan antara aspek Guidance dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan. Tabel 4.12 Model Summary
Model
R
Std. Error Adjusted of the R Square R Square Estimate
Change Statistics R Square Change
1
.421(a)
.177
.101
5.47033
.177
F Change 2.325
df 1
df Sig. F 2 Change
5 54
a Predictors: (Constant), guidance, realible, social intergaration, attachment, reassurance
65
.055
6.
Aspek Opportunity for nurturance dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 3.35 pada signifikansi 0.007 lebih besar dengan F tabel yaitu 4.02, sehingga dapat disimpulkan antara aspek Opportunity for nurturance dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan. Tabel 4.13 Model Summary
Model
1
R
.525(a)
Adjust R ed R Squar Squar Std. Error of e the Estimate e
.275
.193
Change Statistics R F df df Square Change Change 1 2 5.18185 .275 3.355 6 53
Sig. F Change .007
a Predictors: (Constant), opportunity, attachment, social intergaration, guidance, realible, reassurance
Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari keenam aspek variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh dihasilkan yang memberikan sumbangsih signifikan adalah Social integaration. Sedangkan yang memberikan sumbangsih secara tidak signifikan adalah Attachment, Realible alliance, Reassurance of worth, Guidance, dan Opportunity for nurturance. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sumbangsih masing-masing adalah sebagai berikut : 1. F hitung sebesar 2.71 pada aspek Attachment. 2. F hitung sebesar 4.21 pada aspek Social integaration. 3. F hitung sebesar 3.21 pada aspek Reassurance of worth. 66
4. F hitung sebesar 2.94 pada aspek Realible alliance. 5. F hitung sebesar 2.32 pada aspek Guidance. 6. F hitung sebesar 3.35 pada aspek Opportunity for nurturance.
4.2.3 Hasil Uji Regresi Demografi Jenis Kelamin Dalam hasil uji regresi pada penelitian ini, selain aspek-aspek dari dukungan sosial, motivasi untuk sembuh diukur juga berdasarkan demografi yaitu di lihat berdasarkan jenis kelamin dan lama tinggal di rehabilitasi. Berikut adalah hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Model
1
Tabel 4.14 Berdasarkan Jenis kelamin Adjust Std. Error R ed R of the R Square Square Estimate Change Statistics R Square df df Sig. F F Change 1 2 Change Change ,059(a) ,003 -,014 5,80869 ,003 ,200 1 58 ,656
a Predictors: (Constant), Jenis kelamin
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang didapat adalah sebesar 0.003. Hal ini berarti bahwa jenis kelamin dari dukungan sosial memberikan sumbangsih sebesar 3% bagi perubahan variabel motivasi untuk sembuh. Di bawah hasil uji regresi demografi berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi, yaitu :
67
Model
1
R
,050(a)
Tabel 4.15 Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi Std. Error R Adjusted of the Square R Square Estimate Change Statistics R F df df Sig. F Square Change Change 1 2 Change ,002 -,015 5,81145 ,002 ,145 1 58 ,705
a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehab
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang didapat adalah sebesar 0.002. Hal ini berarti bahwa memberikan sumbangsih sebesar 2% bagi perubahan variabel motivasi untuk sembuh.
IV
Tabel 4.16 Proporsi Varian Pada Demografi Variabel Dukungan Sosial R2 R2 Change Fhitung Df Ftabel Signifikansi
X1
0.003
0.003
0.20
1,58
4.00
Tidak Signifikan
X12
0.002
-0.001
0.145
1,57
4.00
Tidak Signifikan
0.002
Total
Keterangan: X1
= Jenis kelamin
X12
= Lama tinggal di rehabilitasi
Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing demografi kompetensi interpersonal, sebagai berikut: 1. Demografi berdasarkan jenis kelamin dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 0.20 pada signifikansi
68
0.656 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara demografi berdasarkan jenis kelamin dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan.
Model
1
Tabel 4.17 Berdasarkan Jenis kelamin Std. Error of R Adjusted the R Square R Square Estimate Change Statistics R Square df df Change F Change 1 2 ,059(a) ,003 -,014 5,80869 ,003 ,200 1 58
Sig. F Change ,656
a Predictors: (Constant), Jenis kelamin
2. Demografi berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 0.145 pada signifikansi 0.705 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara demografi berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan. Tabel 4.18 Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi
Model
1
R
,050(a)
R Adjusted Square R Square
,002
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R F df df Sig. F Square Change Change 1 2 Change 5,81145 ,002 ,145 1 58 ,705
-,015
a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehab
Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari dua demografi yaitu jenis kelamin dan lama tinggal di rehabilitasi dari variabel 69
dukungan sosial di dapatkan bahwa keduanya tidak memberikan sumbangsih yang tidak signifikan terhadap motivasi untuk sembuh.
4.3 Hasil Uji Statistik 4.3.1 Hasil Uji t Uji t ini khusus digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan rata-rata yang dimaksud (Sevilla, 1993). Dalam uji t ini peneliti menggunakan uji Indenpendent Sample Test dan perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 11.5 Hasil uji t ini, didapatkan hasil : Tabel 4.19 Group Statistic
Jenis kelamin Motivasi untuk sembuh
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Laki-laki
29
76.5862
5.15833
.95788
Perempuan
31
77.2581
6.35593
1.14156
70
Tabel 4.20 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Motivasi untuk sembuh
Sig.
Sig. Mean Std. Error (2-tailed) Difference Difference
t
Df
Equal 2.727 .104 variances assumed
-.448
58
.656
-.6719
Equal variances not assumed
-.451
56.897
.654
-.6719
Lower
Upper
1.50063
-3.67570
2.33198
1.49020
-3.65604
2.31233
Dari hasil perhitungan diketahui terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor variabel motivasi untuk sembuh antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan taraf signifikansi 0,656 > 0,05. Dengan demikin dapat dikatakan terdapat perbedaan motivasi untuk sembuh yang signifikan antara responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden berjenis kelamin perempuan. Artinya baik responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden yang berjenis kelamin perempuan
memiliki motivasi untuk sembuh yang
berbeda.
4.3.2 Hasil Uji Anova Uji anova ini digunakan untuk mengetahui perbedaan pada lebih dari dua kelompok (dua kategori yang tidak saling berhubungan). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel lama tinggal di rehabilitasi dalam uji anova. Uji 71
anova yang digunakan yaitu menggunakan One Way Anova dan perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 11.5 Hasil uji t ini, didapatkan hasil : Tabel 4.22 (Anova) Motivasi untuk sembuh Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi Motivasi untuk sembuh
Sum of Squares Between Groups
Df
Mean Square
4.900
1
4.900
Within Groups
1958.833
58
33.773
Total
1963.733
59
F
Sig.
.145
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.22 diketahui F hitung sebesar 0.145 dengan taraf signifikansi 0.705 > 0.05, maka terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor variabel motivasi untuk sembuh antara lama tinggal di rehabilitasi. Dengan demikin dapat dikatakan terdapat perbedaan motivasi untuk sembuh yang signifikan antara responden yang tinggal di rehabilitasi 1-3 bulan, 46 bulan, 7-9 bulan. Artinya baik responden yang tinggal di rehabilitasi 1-3 bulan, 4-6 bulan, 7-9 bulan memiliki motivasi untuk sembuh yang berbeda.
72
.705
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil penelitian serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran untuk penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih berkembang dan tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada.
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek attachment (kasih sayang atau kelekatan) dari variabel dukungan sosial dengan variabel motivasi untuk sembuh. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Social integration (integrasi sosial) dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh. 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Reassurance of worth (penghargaan atau pengakuan) dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh. 4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Realible Alliance (ikatan atau hubungan yang dapat diandalkan) dari variabel dukungan sosial
73
dengan motivasi untuk sembuh. 5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Guidance (bimbingan) dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh. 6. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek opportunity for nurturance (kemungkinan dibantu) dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh. 7. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek demografi berdasarkan jenis kelamin dengan motivasi untuk sembuh. 8. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek demografi berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi dengan motivasi untuk sembuh.
5.2 Diskusi Sumbangsih dari aspek dukungan sosial dapat dilihat dari uji regresi pada tabel model summary yang hasilnya didapatkan koefisien determinasi R square menunjukkan dukungan sosial memberikan nilai sebesar 0.275 atau 27.5%. Hal ini berarti bahwa variabel dukungan sosial hanya memberikan sumbangsih sebesar 27.5% terhadap perubahan variabel motivasi untuk sembuh. Dari keenam aspek variabel dukungan sosial yang memiliki sumbangsih secara signifikan adalah Social Interagation dengan nilai f hitung 4.21 dan nilai f tabel 4.00, dengan demikian bahwa aspek ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel motivasi untuk sembuh, maka dapat disimpulkan bahwa semakin positif dukungan sosial terhadap pengguna napza, maka semakin tinggi motivasi untuk sembuh pada pengguna napza.
74
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Papalia & Olds (1995) yang menyatakan bahwa pemberian dukungan sosial dari orang yang berarti di seputar kehidupan individu memberi kontribusi yang terbesar dalam meningkatkan harga diri seseorang dan dengan harga diri yang tinggi dapat mempercepat proses penyembuhan individu yang mengalami ketergantungan narkoba.
Untuk melihat perbedaan pada demografi antara jenis kelamin dan lama tinggal di rehabilitasi digunakan uji anova menggunakan One Way Anova. Pada jenis kelamin didapatkan hasil yaitu F hitung sebesar 0.200 dengan taraf signifikansi 0.656 > 0.05, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dengan motivasi untuk sembuh. Hasil demografi berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi di dapatkan, F hitung sebesar 0.145 dengan taraf signifikansi 0.705 > 0.05, maka disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara lama tinggal di rehabilitasi dengan motivasi untuk sembuh. Sedangkan hasil demografi pada jenis kelamin menggunakan uji Indenpendent Sample Test yang hasilnya didapatkan taraf signifikansi sebesar 0,654 > 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor variabel motivasi untuk sembuh antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Artinya baik responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki kebahagiaan yang berbeda.
75
5.3 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengalaman yang dialami dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan ini. Untuk itu, ada beberapa saran untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa dan ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya, yaitu :
5.3.1 Saran Teoritis Peneliti selanjutnya perlu mengembangkan penelitian tentang motivasi untuk sembuh pada pengguna napza yang dipengaruhi oleh variabel lainnya selain aspek dari dukungan sosial. Diharapkan penelitian selanjutnya akan semakin menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya.
5.3.2 Saran Praktis 1.
Bagi karyawan di rehabilitasi Madani Mental Health Care, hendaknya memberikan pengarahan bagi pengguna napza untuk memiliki motivasi untuk sembuh yang tinggi agar ia terlepas dari napza dan memberikan kegiatan dalam hal meningkatkan interaksi seperti pengajian bersama, forum diskusi dan lain-lain.
2.
Bagi individu, semoga penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk lebih memahami dan melihat kehidupan pengguna napza bahwa ia ingin disayangi, diperhatikan bukan sebaliknya ia diacuhkan dan dicap sebagai sampah masyarakat.
76
DAFTAR PUSTAKA
Badan Narkotika Nasional dan Departemen Kesehatan RI. (2003). Pelayanan rehabilitasi terpadu bagi korban penyalahgunaan narkoba. Jakarta: BNN. Badan Narkotika Nasional. (2003). Pedoman standar pelayanan korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain. Jakarta: BNN. Badan Narkotika Nasional dan Departemen Kesehatan RI. (2004). Modul pelatihan teknis medis masalah penyalahgunaan narkoba. Jakarta : BNN. Badan Narkotika Nasional. (2008). Pencegahan penyalahgunaan narkoba untuk pelajar dan mahasiswa. Jakarta : BNN. Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Rajawali Press. Colondam, V. (2008). Motivasi modal http://kickandy.com/friend/4/6/1108/read.
sembuh
pecandu
narkoba.
Cutrona, C. E., & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationships and adaptation to stress. Advances in Personal Relationships, 1, 37-67. Gottieb, B.H. (1983). Social support strategies : gudelines for mental health practice. beverly hills, California : Sage Publication, inc. Hamalik, O. (2001). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hawari, D. (2006). Penyalahgunaan dan ketergantungan naza (narkotika, alkohol dan zat adiktif). Jakarta : FKUI. Kevin K, Melvin H, and Dwayne D, S. (1994). Psychosocial functioning and motivation scales: Manual on Psychometric Properties. Manggiasih, B. (2010). Kerugian ekonomi akibat narkoba 57 triliun. http:www.tempointeraktif.com Mangkunegara, A. A. (1988). Perilaku konsumen. Bandung: PT. Eresco. Ningtyas, I. (2009). Jakarta kota penyalahguna narkoba terbesar di Indonesia. http: www.tempointeraktif.com Orford. (1992). Community psychology: theory and practice. John-Wiley and son.
77
Papalia, D.E., Olds, S.W. (1995). Human development (6th edition). McGraw-Hill Inc. Purwanto, N. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ratih.
(2004). 97 Persen masyarakat http:www.tempointeraktif.com
jakarta
tahu
bahaya
narkoba.
Sarafino, E.P. (2002). Health psychology : biopsychosocial interactions. John Willey & Sons, inc. Sarwono, W.S. (2000). Pengantar umum psikologi, Jakarta : PT. Bulan Bintang. Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo. Suryabrata, S. (2002). Psikologi pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif Dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sevilla, C. G. (1993). Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI. Somar, L. (2001). Rehabilitasi pecandu narkoba. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Woolfolk, A. E. (1998). Educational psychology, Boston : Allyn & Bacon.
78
LAMPIRAN
79
Assalamualaikum Wr Wb. Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Adapun
judul yang diambil adalah
“Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk Sembuh pada pengguna Napza. Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang sesuai dengan judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban tersebut benar-benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya. Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat pernyataan yang terlewat atau tidak diisi. Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang anda berikan sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.
Salam
Bayu Sukoco P
80
Petunjuk Pengisian Anda diminta untuk memberi tanda (√) pada kolom huruf yang anda rasa paling sesuai dengan keadaan anda. Alternative jawaban yang disediakan untuk bagian pertama adalah : SS S
: Sangat Setuju
TS
: Tidak Setuju
: Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Contoh No. 1.
Pernyataan Menurut saya kesembuhan dari napza itu sangatlah penting.
Nama
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Lama tinggal di Rehabilitasi
:
SS
S
TS
STS
√
Bagian I No. 1. 2.
Pernyataan Ada seseorang yang dapat saya andalkan ketika saya membutuhkannya. Tidak ada orang yanga dapat saya jadikan penasihat ketika saya mengalami stres.
3.
Saya merasa tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan orang lain.
4.
Ada seseorang yang dapat mengandalkan saya.
5.
Ada seseorang yang menikmati aktivitas sosial yang sama dengan saya. Orang lain tidak melihat sayan sebagai orang yang berkualitas. Saya merasa mempunyai respon yang baik untuk mengenal orang lain. Saya merasa menjadi bagian dari orang yang menceritakan sikap saya dan perasaan saya.
6. 7. 8.
81
SS
S
TS
STS
9. 10. 11.
12. 13. 14. 15.
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Saya tidak berpikir bahwa orang lain respek terhadap kemampuan dan keterampilan saya. Jika sesuatu terjadi yang buruk, tidak ada yang akan membantu saya. Saya mempunyai hubungan yang dekat dengan orang lain yang memberikan saya kesejahteraan. Ada seseorang yang dapat saya ajak berbicara tentang keputusan penting dalam hidup saya. Saya mempunyai hubungan dimana kompetisi dan dan keterampilan saya diakui. Tidak ada dapat yang berbagi dalam minat dan perhatian dengan saya. Tidak ada yang mempercayakan kesejahteraan kepada saya. Ada seseorang yang jujur yang dapat memberikan nasehat jika saya mempunyai masalah. Saya merasa mempunyai perasaan emosional yang tinggi sedikitnya satu orang. Tidak ada yang dapat saya andalkan pertolongannya ketika saya membutuhkannya. Tidak ada yang membuat saya merasa nyaman ketika berbicara tentang masalah. Ada seseorang yang kagum dekat bakat dan kemampuan saya. Saya merasa kurang rukun dengan orang lain. Tidak ada orang yang suka dengan yang saya kerjakan. Ada seseorang bisa membawa saya jika sedang mengalami keadaan yang darurat. Tidak ada yang membutuhkan saya untuk peduli kepada mereka.
82
Bagian II No. Pernyataan 1 Menggunakan narkoba adalah masalah untuk saya. 2. Saya membutuhkan pertolongan dalam menghadapi penggunaan narkoba. 3. Ketika saya mengikuti program ini sekarang banyak tanggung jawab yang saya tinggalkan. 4. Menggunakan narkoba membuat saya banyak masalah daripada manfaatnya. 5. Saya akan dihukum jika tidak mengikuti program ini. 6. Menggunakan narkoba membuat saya berurusan dengan hukum. 7. Mengikuti program ini sangat menyulitkan bagi saya. 8. Menggunakan narkoba menjadikan permasalahan dalam pikiran dan pekerjaan saya. 9. Sangat penting bagi saya untuk mencari pertolongan segera dalam penggunaan narkoba. 10. Saya akan merasa tertekan jika mengikuti program ini. 11. Menggunakan narkoba membuat permasalahan dengan keluarga dan teman-teman saya. 12. Program ini pilihan terakhir untuk mengatasi masalah narkoba yang saya alami. 13. Saya merasa lelah dengan permasalahan narkoba yang saya alami. 14. Program ini tidak membantu banyak dalam permasalahan narkoba saya. 15. Menggunakan narkoba membuat permasalahan dalam mencari dan menjaga pekerjaan saya. 16. Saya memiliki permasalahan hukum yang membuat saya untuk mengikuti program ini. 17. Saya merencanakan mengikuti program ini untuk sementara waktu. 18. Saya akan menyerah dan mengajak teman untuk mencari jalan keluar permasalahan narkoba yang saya alami. 19. Saya bisa meninggalkan narkoba tanpa pertolongan siapapun. 20. Narkoba menyebabkan kesehatan saya memburuk. 21. Saya berada di program ini karena ajakan dari orang lain. 22. Saya sangat peduli dengan permasalahan hukum. 23. Kehidupan saya tidak terkendali. 24. Menggunakan narkoba membuat kehidupan saya semakin buruk dan memburuk. 83
SS
S
TS
STS
Try Out Skala Dukungan Sosial ITEM Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
1 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4
2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4
3 3 4 1 3 2 3 3 4 2 2 3 2 4 1 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4
4 2 4 1 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 1 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 1 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4
5 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4
6 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 3 4 4 4 3
7 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3
8 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 2 2 4 4 4 4
9 2 3 2 2 2 3 2 3 4 4 2 4 2 2 2 3 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4
10 3 4 4 1 4 3 2 1 2 2 2 1 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4
11 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4
12 3 3 1 2 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 4 4 2
13 3 4 1 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 4 4 2
14 3 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 4 3 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4
15 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4
16 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 3 2 4 3 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4
17 2 2 4 2 2 2 3 4 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 1 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3
18 2 4 3 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 4 2 3 3 4 4 4 3
19 3 4 3 3 2 3 3 1 3 2 2 2 4 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 2 2 2 3 2 2 3 2 4 4 4 4
20 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4
21 3 4 1 1 2 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 2 4 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 4 3 2 3 3 2 2 4 2 3 3 4 4 4 4
22 3 3 1 3 3 3 4 4 3 1 2 3 2 4 2 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 4 4 2
23 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2
24 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 1 3 3 1 2 3 3 3 3 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3
48
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
49
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
50
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
51
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
52
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
53
2
2
2
3
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
4
1
2
1
2
2
1
2
54
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
84
55
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
3
4
3
1
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
56
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
57
4
4
4
4
4
1
1
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
2
4
3
4
3
4
4
58
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
59
4
4
4
4
4
3
3
2
4
1
3
2
4
2
3
4
3
1
1
4
2
3
3
1
60
4
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
61
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
62
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
4
4
4
4
4
4
3
4
4
63
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
64
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
65
2
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
66
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
67
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
4
3
4
4
68
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
3
4
3
4
4
4
4
4
4
69
2
3
3
4
4
4
4
2
3
3
4
2
2
3
4
1
2
3
4
3
4
4
4
3
70
2
2
2
3
4
2
3
4
4
4
3
4
2
2
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
71
2
2
2
2
2
2
3
4
4
2
4
3
4
4
3
4
4
2
4
4
4
4
4
4
72
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
73
2
2
2
2
3
2
4
4
4
3
4
3
2
3
3
2
3
4
3
4
4
4
4
4
74
3
3
2
3
2
3
2
3
2
3
3
4
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
3
75
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
76
1
3
2
3
1
3
2
2
4
2
1
2
1
3
1
2
2
2
3
1
2
3
4
3
77
3
3
4
4
2
3
4
3
3
2
2
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
78
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
4
4
3
4
2
3
1
2
3
4
4
4
4
79
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
4
2
2
3
4
4
80
3
3
2
3
3
3
4
2
2
3
3
3
3
2
1
3
3
3
2
3
4
2
3
3
85
Try Out Skala Motivasi untuk sembuh ITEM
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
1 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 2 2
2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 2 2
3 3 4 1 3 2 3 3 4 2 2 3 2 4 1 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 2
4 2 4 1 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 1 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 1 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 2 2 2
5 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 2 2
6 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 3 4 4 4 3 2 2 2 3 2 1 4 4 4 1 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2
7 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 1 3 4 4 1 4 3 4 4 2 2 3 2 2 2
8 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 2 2 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 2
9 2 3 2 2 2 3 2 3 4 4 2 4 2 2 2 3 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3
10 3 4 4 1 4 3 2 1 2 2 2 1 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 2 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 3 3
11 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3
12 3 3 1 2 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 1 3 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 2 2 2
13 3 4 1 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 2 2
14 3 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 4 3 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 1 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 2 2
15 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 1 3 2 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2
86
16 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 3 2 4 3 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 2 2 2
17 2 2 4 2 2 2 3 4 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 1 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 2
18 2 4 3 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 1 4 4 4 2 4 1 4 4 4 2 3 3 2 3
19 3 4 3 3 2 3 3 1 3 2 2 2 4 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 2 2 2 3 2 2 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 1 4 4 4 2 2 3 2 3
20 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 2 2 3
21 3 4 1 1 2 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 2 4 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 4 3 2 3 3 2 2 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 3 2 4
22 3 3 1 3 3 3 4 4 3 1 2 3 2 4 2 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3
23 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 1 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 4
24 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 1 3 3 1 2 3 3 3 3 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 1 3 4 4 2 2 3 3 4
25 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 3 2 2 4 3 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4
26 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 2 3 4 3 3 4 2 2 2 3 2 2 1 2 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 3 4
27 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4
28 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 1 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
29 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
2 2 2 2 3 2 3 4 1 3 3 4 3
2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3
2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 3 4 2
2 4 3 2 4 2 3 3 3 4 3 4 3
3 4 4 2 3 3 2 3 1 2 3 4 3
3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3
2 4 3 3 3 4 2 3 2 4 3 2 4
2 2 4 4 2 4 3 3 2 3 2 3 2
3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 2
2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3
3 4 3 4 3 4 3 4 1 2 2 4 3
2 2 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3
2 2 2 4 3 2 3 3 1 4 4 4 3
2 3 2 4 2 3 2 3 3 4 3 2 2
2 4 3 3 3 3 2 3 1 4 4 4 1
87
3 1 4 4 3 2 3 3 2 4 2 4 3
4 2 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3
3 3 4 2 3 4 2 4 2 4 1 4 3
4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 2 4 2
4 3 4 4 3 4 3 4 1 4 3 2 3
4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 4 2 4
4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2
4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3
4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3
3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3
2 3 2 2 3 3 4 2 4 3 3 4 2
2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4
3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
Regresi keseluruhan Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R F Square df1 df2 Change Change 1 ,559(a) ,312 ,235 5,04709 ,312 4,015 6 53 a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment, Reassurance of worth, social integaration
Sig. F Change ,002
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regressio n Residual
613,656
6
102,276
1350,078
53
25,473
Total
1963,733
59
F
Sig.
4,015
,002(a)
a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment, Reassurance of worth, social integaration b Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
Standardized Coefficients
(Constant)
B 37,238
Std. Error 12,997
attachment
1,324
,419
-,551
t
Beta
Sig.
2,865
,006
,377
3,161
,003
,549
-,129
-1,004
,320
,119
,515
,028
,231
,818
,934
,571
,189
1,634
,108
1,066 Opportunity for ,402 nurturance a Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
,414
,314
2,572
,013
,554
,093
,726
,471
social integaration Reassurance of worth Realible Alliance Guidance
88
regresi per aspek
Attachment Model Summary
Model
1
R
R Square
,438(a)
Adjusted R Square
,192
Std. Error of the Estimate
,178
Change Statistics R Square Change ,192
5,22986
F Change 13,796
df1 1
df2 58
Sig. F Change ,000
a Predictors: (Constant), attachment ANOVA(b) Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regressio n Residual
377,350
1
377,350
1586,383
58
27,351
Total
1963,733
59
F
Sig.
13,796
,000(a)
a Predictors: (Constant), attachment b Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung : F=
R21 : k1 0.192 : 1 = = 14.7 (1 – R21) : n - k1 -1 ( 1 – 0.192) : 60 - 1 - 1
Social Integaration Model Summary
Model
1
R
,438(a)
R Square
Adjusted R Square
,192
Std. Error of the Estimate
,164
5,27546
Change Statistics R Square Change ,192
F Change 6,780
df1 2
df2 57
a Predictors: (Constant), social integaration, attachment ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual
df
Mean Square
377,398
2
188,699
1586,335
57
27,830
Total
1963,733 59 a Predictors: (Constant), social integaration, attachment b Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
89
F
Sig.
6,780
,002(a)
Sig. F Chang e ,002
Rumus F hitung : F=
R212- R21 : k12 – k1 0.192 - 0.192 : 1 = (1 – R212) : n - k12 - 1 (1 - 0.192) : 60 - 2 - 1
=0
Reassurance of worth Model Summary
Model
1
R Square
R
,439(a)
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
,192
,149
5,32143
Change Statistics R Square Change ,192
F Change 4,449
df1
df2
3
56
a Predictors: (Constant), Reassurance of worth, social integaration, attachment
ANOVA(b) Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regressio n Residual
377,945
3
125,982
1585,789
56
28,318
Total
1963,733
59
F
Sig.
4,449
,007(a)
a Predictors: (Constant), Reassurance of worth, social integaration, attachment b Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung : F=
R2 12- R2 : k123 - k12 = (1 123– R2 ) : n - k123 - 1
123
0.192 - 0.192 : 1 (1 - 0.192) : 60 - 3 - 1
90
=0
Sig. F Change ,007
Realible Alliance Model Summary
Model
1
R
R Square
,469(a)
Adjusted R Square
,220
Std. Error of the Estimate
,163
5,27717
Change Statistics R Square Change ,220
F Change 3,879
df1 4
df2 55
Sig. F Change ,008
a Predictors: (Constant), Realible Alliance , attachment, social integaration, Reassurance of worth
ANOVA(b) Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regressio n Residual
432,065
4
108,016
1531,668
55
27,849
Total
1963,733
59
F
Sig.
3,879
,008(a)
a Predictors: (Constant), Realible Alliance , attachment, social integaration, Reassurance of worth b Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung : F=
2 R1234 - R2123: k1234 - k123 0.220 - 0.192 : 1 = 2 (1 – R1234 ) : n - k1234 - 1 (1 - 0.220) : 60 - 4 - 1 = 2
Guidance Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R F Sig. F Square df1 df2 Change Change Change 1 ,553(a) ,306 ,241 5,02498 ,306 4,754 5 54 ,001 a Predictors: (Constant), Guidance , Realible Alliance , attachment, Reassurance of worth, social integaration ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual
df
Mean Square
600,212
5
120,042
1363,522
54
25,250
Total
F
Sig.
4,754
,001(a)
1963,733 59 a Predictors: (Constant), Guidance , Realible Alliance , attachment, Reassurance of worth, social integaration b Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
91
Rumus F hitung : F=
2 R12345 - R21234 : k12345 - k1234 (1 – R212345 ) : n - k12345 - 1
=
0.306- 0.220 : 1 (1 - 0.306) : 60 - 5 - 1 = 7.167
Opportunity for nurturance Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change
F Change
df1
1
df2
,559(a) ,312 ,235 5,04709 ,312 4,015 6 53 a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment, Reassurance of worth, social integaration
ANOVA(b) Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regressio n Residual
613,656
6
102,276
1350,078
53
25,473
Total
1963,733
59
F
Sig.
4,015
,002(a)
a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment, Reassurance of worth, social integaration b Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung : F=
2 R123456 - R212345: k123456 - k12345 0.312- 0.306 : 1 2 = (1 – R 123456) : n - k123456 - 1 (1 - 0.312) : 60 - 6 - 1 = 5
92
Sig. F Change ,002
Tabel 4.20 Proporsi Varian Pada Aspek-Aspek Variabel Trait Kepribadian Lima Faktor
IV
R2
R2 Change
Fhitung
df
Ftabel
Signifikansi
X1
0.352
0.352
31.4
1,58
4.00
Signifikan
X12
0.359
0.007
0.625
1,58
4.00
Tidak Signifikan
X123
0.399
0.040
3.7
1,58
4.00
Tidak Signifikan
X1234
0.506
0.107
12
1,58
4.00
Signifikan
X12345
0.537
0.031
3.6
1,58
4.00
Tidak Signifikan
X123456 Total
Keterangan: X1
=
X12
=
X123
=
X1234
=
X12345 = X123456
=
93
Regresi jenis kelamin Model Summary
Model
1
R
R Square
,059(a)
Adjusted R Square
,003
Std. Error of the Estimate
-,014
5,80869
Change Statistics R Square Change ,003
F Change ,200
df1 1
df2 58
Sig. F Change ,656
a Predictors: (Constant), Jenis kelamin
ANOVA(b) Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regressio n Residual
6,763
1
6,763
1956,970
58
33,741
Total
1963,733
59
F
Sig. ,200
,656(a)
a Predictors: (Constant), Jenis kelamin b Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung : F=
R21 : k1 0.003 : 1 = (1 – R21) : n - k1 - 1 (1 - 0.003) : 60 - 1 - 1 = 0.17
Jenis kelamin Model Summary
Model
1
R
,087(a)
R Square
,008
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
-,010
5,79662
a Predictors: (Constant), Jenis kelamin
94
Change Statistics R Square Change ,008
F Change ,443
df1 1
df2 58
Sig. F Change ,508
ANOVA(b) Sum of Squares
Model 1
Regressio n Residual
df
Mean Square
14,884
1
14,884
1948,850
58
33,601
Total
1963,733 a Predictors: (Constant), Jenis kelamin b Dependent Variable: Motivasi untuk sembuh
F
Sig. ,443
,508(a)
59
Regresi lama tiggl d rehab Model Summary
Model
1
R
R Square
,050(a)
Adjusted R Square
,002
Std. Error of the Estimate
-,015
5,81145
Change Statistics R Square Change ,002
F Change ,145
df1 1
df2 58
a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehab
ANOVA(b) Sum of Squares
Model 1
Regressio n Residual
df
Mean Square
4,900
1
4,900
1958,833
58
33,773
Total
1963,733 a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehab b Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
F
Sig. ,145
59
Rumus F hitung : F=
R212- R21 : k12 – k1 0.002 - 0.003: 1 = 2 (1 – R 12) : n - k12 - 1 (1 - 0.002) : 60 - 2 - 1 = -0.058
95
,705(a)
Sig. F Change ,705
Correlations Descriptive Statistics
dukungan sosial
Mean 70,9000
Std. Deviation 4,40993
motivasi untuk sembuh
76,9333
5,76920
N 60 60
Correlations
1
motivasi untuk sembuh ,435(**)
dukungan sosial dukungan sosial
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.
,001
60
60
,435(**)
1
N motivasi untuk sembuh
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
,001
.
60
60
N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Descriptives Descriptive Statistics
dukungan sosial
N 60
Minimum 58,00
Maximum 86,00
Mean 70,9000
Std. Deviation 4,40993
motivasi untuk sembuh
60
62,00
88,00
76,9333
5,76920
Valid N (listwise)
60
96
RELIABILITY DUKUNGAN SOSIAL
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis*****_
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
A N A L Y S I S
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024
Statistics for SCALE
Mean 68,3500
-
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
2,9000 2,7750 2,7250 2,9125 2,8500 2,6500 2,8375 2,8500 2,7875 2,8250 2,9625 2,9000 2,8000 2,6000 2,7125 3,0125 2,9250 2,7875 2,7625 3,0500 2,8750 2,8500 3,1375 2,8625
,7222 ,6556 ,8416 ,8143 ,7647 ,8434 ,8182 ,7811 ,8065 ,8385 ,7194 ,7564 ,8175 ,8206 ,7826 ,7875 ,7425 ,8523 ,8604 ,7940 ,9053 ,8283 ,7915 ,8965
80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0
Variance 128,8886
97
Std Dev 11,3529
N of Variables 24_
RELIABILITY DUKUNGAN SOSIAL Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
65,4500 65,5750 65,6250 65,4375 65,5000 65,7000 65,5125 65,5000 65,5625 65,5250 65,3875 65,4500 65,5500 65,7500 65,6375 65,3375 65,4250 65,5625 65,5875 65,3000 65,4750 65,5000 65,2125 65,4875
118,8582 120,3741 117,2500 120,9328 117,3671 118,7443 118,6581 120,4810 119,0847 120,6323 118,6707 119,6430 117,9722 117,7595 118,5884 119,8720 122,3994 118,0720 116,9290 117,4532 117,4677 117,6709 118,5745 117,5948
Corrected ItemTotal Correlation ,6039 ,5620 ,5997 ,4072 ,6600 ,5132 ,5364 ,4547 ,5200 ,4101 ,6189 ,5242 ,5771 ,5871 ,5683 ,4869 ,3614 ,5448 ,6029 ,6279 ,5402 ,5861 ,5620 ,5395
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
80,0
N of Items = 24
,9180
98
Alpha if Item Deleted ,9137 ,9146 ,9136 ,9172 ,9126 ,9152 ,9148 ,9162 ,9151 ,9172 ,9135 ,9150 ,9140 ,9138 ,9142 ,9157 ,9178 ,9146 ,9135 ,9131 ,9148 ,9138 ,9143 ,9148
RELIABILITY MOTIVASI UNTUK SEMBUH Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
81,3750 81,5000 81,5500 81,3625 81,4250 81,6250 81,4375 81,4250 81,4875 81,4500 81,3125 81,3750 81,4750 81,6750 81,5625 81,2625 81,3500 81,4875 81,5125 81,2250 81,4000 81,4250 81,1375 81,4125 81,0750 81,3625 81,0375 80,9875 80,9875
116,7690 117,7975 114,8076 118,4619 115,4373 116,1867 116,2998 118,2222 117,0125 118,6557 116,5973 117,5285 116,1259 116,1968 116,7049 117,7657 120,8380 116,1264 114,9872 115,9741 115,9392 115,7411 116,2214 115,0049 125,0323 125,4998 125,5809 129,3543 127,2277
Corrected ItemTotal Correlation ,5921 ,5835 ,6108 ,4178 ,6395 ,5298 ,5418 ,4532 ,5082 ,3926 ,6061 ,5140 ,5526 ,5461 ,5449 ,4766 ,3150 ,5269 ,5855 ,5805 ,5012 ,5669 ,5674 ,5577 ,0611 ,0220 ,0347 -,2274 -,0816
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
80,0
N of Items = 29
,8903
99
Alpha if Item Deleted ,8839 ,8845 ,8830 ,8874 ,8828 ,8849 ,8846 ,8866 ,8854 ,8880 ,8837 ,8854 ,8844 ,8845 ,8847 ,8861 ,8894 ,8849 ,8835 ,8839 ,8855 ,8841 ,8842 ,8841 ,8940 ,8956 ,8940 ,8977 ,8946
RELIABILITY MOTIVASI UNTUK SEMBUH
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis*****_
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
A N A L Y S I S - S C A L E
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029
Statistics for SCALE
Mean 84,2750
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
2,9000 2,7750 2,7250 2,9125 2,8500 2,6500 2,8375 2,8500 2,7875 2,8250 2,9625 2,9000 2,8000 2,6000 2,7125 3,0125 2,9250 2,7875 2,7625 3,0500 2,8750 2,8500 3,1375 2,8625 3,2000 2,9125 3,2375 3,2875 3,2875
,7222 ,6556 ,8416 ,8143 ,7647 ,8434 ,8182 ,7811 ,8065 ,8385 ,7194 ,7564 ,8175 ,8206 ,7826 ,7875 ,7425 ,8523 ,8604 ,7940 ,9053 ,8283 ,7915 ,8965 ,7186 ,7986 ,6607 ,6202 ,5323
80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0
Variance 126,5310
100
Std Dev 11,2486
N of Variables 29_
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
81,3750 81,5000 81,5500 81,3625 81,4250 81,6250 81,4375 81,4250 81,4875 81,4500 81,3125 81,3750 81,4750 81,6750 81,5625 81,2625 81,3500 81,4875 81,5125 81,2250 81,4000 81,4250 81,1375 81,4125 81,0750 81,3625 81,0375 80,9875 80,9875
116,7690 117,7975 114,8076 118,4619 115,4373 116,1867 116,2998 118,2222 117,0125 118,6557 116,5973 117,5285 116,1259 116,1968 116,7049 117,7657 120,8380 116,1264 114,9872 115,9741 115,9392 115,7411 116,2214 115,0049 125,0323 125,4998 125,5809 129,3543 127,2277
Corrected ItemTotal Correlation ,5921 ,5835 ,6108 ,4178 ,6395 ,5298 ,5418 ,4532 ,5082 ,3926 ,6061 ,5140 ,5526 ,5461 ,5449 ,4766 ,3150 ,5269 ,5855 ,5805 ,5012 ,5669 ,5674 ,5577 ,0611 ,0220 ,0347 -,2274 -,0816
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
80,0
N of Items = 29
,8903
101
Alpha if Item Deleted ,8839 ,8845 ,8830 ,8874 ,8828 ,8849 ,8846 ,8866 ,8854 ,8880 ,8837 ,8854 ,8844 ,8845 ,8847 ,8861 ,8894 ,8849 ,8835 ,8839 ,8855 ,8841 ,8842 ,8841 ,8940 ,8956 ,8940 ,8977 ,8946
102