HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PETANI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG Evi Winarti*) Gipta Galih Widodo**) Ana Puji Astuti**) *) Mahasiswa PSK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Pembimbing PSK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang bisa bersifat konstan, datangnya tidak terduga atau terjadi ketika mengangkat benda berat. Gerakan tubuh ketika membungkuk atau menjangkau sesuatu yang jauh yang dilakukan oleh petani dalam bekerja menyebabkan nyeri punggung bawah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian nyeri punggung bawah pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Desain penelitian ini deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah petani dengan jumlah sampel 30 orang menggunakan teknik accidental sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan distribusi frekuensi dan uji kendall’s tau Hasil penelitian menunjukkan aktivitas fisik pada petani kategori sedang sebanyak 25 dari 30 responden (83,3%).Petani sebagian besar tidak mengalami kejadian nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 25 dari 30 responden (83,3%). Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian nyeri punggung bawah pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang, dengan nilai korelasi Kendall’s Tau sebesar 0,760 dan p-value sebesar 0,014 (α = 0,05). Sebaiknya masyarakat khususnya petani supaya mengantisipasi kejadian nyeri punggung bawah dengan melakukan pembatasan aktifitas fisik yaitu yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan fisik. Kata Kunci : aktivitas fisik, kejadian nyeri punggung bawah, petani Kepustakaan : 35 (2006-2015) ABSTRACT Low back pain is a complaint that can be constant, the arrival of unexpected or occur when lifting heavy objects. Body movement when bending or reaching something far undertaken by farmers in their work causes lower back pain. The purpose of this study is to determine thecorrelation between physical activity and the incidence of low back pain on farmers at Puskesmas Sumowono working area Semarang Regency. The study design was descriptive correlation with cross sectional approach. This study population were farmers used sample of 30 people by using accidental sampling technique. Data retrieval tool used a questionnaire. Analysis of the data used frequency distribution and Kendall's Tau test. The results show physical activity on farmers on mild and medium category are 25 of 30 respondents (83,3%). Most of the farmers do not experience low back pain as many as 25 of 30
respondents (83,3%). There is correlation between physical activity and the incidence of low back pain on farmers at Puskesmas Sumowono working area Semarang Regency, with Kendall’s Tau correlation value 0,760 and p-value 0,014 (α = 0,05). People especially farmers should anticipate the incidence of low back pain by limiting physical activity based on age and physical abilities. Keywords References
: physical activity, the incidence of low back pain, farmers : 35 (2006-2015)
PENDAHULUAN Latar Belakang Nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang bisa bersifat konstan, datangnya tidak terduga atau terjadi ketika setelah melakukan sesuatu yang spesifik seperti berjalan jauh ataupun mengangkat benda berat. Rasa pegalnya bisa samarsamar sampai tajam menusuk. Penyebab utama sakit punggung bagian bawah diantaranya postur tubuh tertentu seperti gerakan membungkuk, meliuk atau menjangkau sesuatu yang jauh dan sebagainya. (Waluyo & Putra, 2010). Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45%, dengan point prevalence ratarata 30% (Sadeli & Tjahjono, 2009). Data epidemiologi mengenai nyeri punggung bawah di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri punggung, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 317% (Sadeli & Tjahjono, 2009). Gejala nyeri punggung bisa membaik dalam beberapa minggu dengan tindakan konservatif seperti pemberian obat-obatan dan fisioterapi, sejak terjadinya serangan. Dari total populasi penderita nyeri punggung
(80% secara umum), hanya 2-3% yang disertai rengan rasa pegal di punggung. Aktivitas fisik atau olahraga merupakan salah satu upaya yang penting untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan atau kebugaran jasmani (Santosa, 2007). Aktivitas fisik mencakup semua olahraga, semua gerakan tubuh, pekerjaan, rekreasi, kegiatan sehari-hari, kegiatan pada waktu hari libur atau waktu senggang. Aktivitas fisik yang tepat dapat membantu kesehatan diskus tulang belakang dimana gerakan-gerakan dapat membantu pertukaran nutrisi dan cairan dalam disk dan mencegah tekanan pada saraf ischiadicus. Aktivitas fisik yang tepat dapat membantu menjaga tubuh tetap sehat dan bugar dalam jangka waktu panjang. Selain itu, aktivitas fisik yang tepat juga dapat meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan oksigenasi sel sehingga dapat mengurangi gejala kekurangan oksigen sel yang pada akhirnya mengurangi peningkatan asam laktat dan mengurangi nyeri (Ambar, 2009). Pekerja yang bekerja mengangkat dan membawa beban berat setiap hari (misalnya petani) menyebabkan tulang belakangnya akan terus mengalami penekanan sehingga lama kelamaan sikap tubuhnya akan berubah. Perubahan ini terjadi sebagai akibat dari kebiasaan mereka bertumpu saat membawa beban, cara bekerja di dalam waktu lama dengan sikap yang salah (tidak ergonomi), dapat menyebabkan nyeri punggung bawah. Posisi berdiri (petani) yang tidak ergonomi dapat mempengaruhi terjadinya kelainan muskuloskeletal karena
saat berdiri lama, otot cenderung bekerja statis, dan menyebabkan elastisitas jaringan berkurang dan tekanan otot meningkat sehingga timbul rasa nyeri di punggung. (Pratiwi, 2009). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan terhadap 10 responden untuk mengukur aktivitas fisik dan kejadian nyeri punggung bawah dengan menggunakan kuesioner sederhana diperoleh 6 orang mengalami nyeri punggung bawah dimana 4 orang mempunyai aktivitas fisik yang baik dan 2 orang mempunyai aktivitas fisik kurang baik. Diperoleh pula 4 petani tidak mengalami nyeri punggung bawah dimana 2 orang mempunyai aktivitas fisik yang baik dan 2 orang mempunyai aktivitas fisik kurang baik. METODOLOGI PENELITAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional. Populasi, Sampel dengan Teknik Sampling Populasi yangditeliti dalam penelitian ini adalah petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang sebanyak 6.525 orang dengan sampel 99 orang menggunakan metode accidental sampling. Etika Penelitian Etika yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar persetujuan, tanpa nama, kerahasian Analisis Data Data yang sudah diolah kemudian dilakukan analisis secara bertahap sesuai tujuan penelitian, meliputi analisis univariat dan bivariate
HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Aktivitas Fisik Pada Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik Pada Petani Aktivitas f % Fisik Ringan 5 16,7 Sedang 25 83,3 Jumlah 30 100,0 Berdasarkan Tabel 1 petani di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang sebagian besar mempunyai aktivitas fisik pada kategori sedang yaitu sebanyak 25 dari 30 responden (83,3%). 2. Gambaran Kejadian Nyeri Punggung Bawah Pada Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Nyeri Punggung Bawah Pada Petani Kejadian nyeri f % punggung bawah Nyeri punggung 5 16,7 bawah Tidak nyeri punggung 25 83,3 bawah Jumlah 30 100,0 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang sebagian besar tidak mengalami kejadian nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 25 dari 30 responden (83,3%).
3. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah pada Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Tabel 3 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah pada Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Nyeri Punggung Bawah nyeri Tidak Total Aktivitas fisik Τ p value f % F % f % 4 80,0 1 20,0 5 100,0 0,760 0,014 Ringan 1 4,0 24 96,0 25 100,0 Sedang Jumlah 5 16,7 25 83,3 30 100,0 Berdasarkan hasil analisis hubungan aktivitas fisik dengan kejadian nyeri punggung bawah pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang, diperoleh hasil bahwa responden yang melakukan aktivitas fisik ringan sebagian besar mengalami nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 4 orang dari 5 orang responden (80,0%), lebih banyak daripada responden yang melakukan aktivitas fisik sedang yaitu 1 orang dari 25 responden (4,0%) Hasil uji statistik didapatkan nilai Korelasi Kendall’s Tau (ι) sebesar 0,760 dan p-value sebesar 0,014 (α = 0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian nyeri punggung bawah pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Nilai koefisien Korelasi Kendall’s Tau (ι) sebesar 0,760 menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel pada katagori kuat dan memiliki arah korelasi positif. PEMBAHASAN 1. Gambaran Aktivitas Fisik Pada Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang kategori ringan ditunjukkan dengan responden yang menyatakan selalu
berjalan kaki minimal sehari 30 menit (63,3%) dan selalu berkebun dan kerja di taman minimal 30 menit (50,0%). Topografi daerah Sumowono tidak memungkinkan petani untuk menuju sawah atau kebun mereka menggunakan sepeda montor semua. Hal tersebut dimungkinkan daerahnya yang pengunungan dengan tanjakan atau turunan yang curam, sementara akses menuju sawah atau kebun mereka belum sepenuhnya baik, sehingga memaksa petani untuk berjalan kaki. Selain itu, jarak antara tempat mereka bekerja dan tempat tinggal tidak semuanya berdampingan, bahkan ada yang harus berjalan kaki 30 menit bahkan lebih untuk sampai ke sawah atau kebun. Aktivitas fisik pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang kategori ringan didukung oleh faktor jenis kelamin Aktivitas fisik pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang kategori sedang ditunjukkan dengan responden yang menyatakan berlari ringan minimal sehari 30 menit (77,8%) dan mengepel lantai atau menyapu dalam rumah minimal 30 menit (76,7%). Beberapa petani selain melakukan pekerjaan di sawah atau ladang juga melakukan pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah yang dilakukan diantaranya membersihkan rumah dengan mengepel lantai. Aktivitas ini dilakukan 2 kali dalam sehari membutuhkan banyak energi. Selain
itu, mereka terkadang berlari kecil ketika harus menjaga sawah atau kebun dari hewan penganggu seperti burung atau tikus. Letak ladang yang jauh juga memaksa mereka untuk berlari kecil untuk mencapainya untuk mengefektifkan waktu kerja. Aktivitas fisik pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang kategori sedang didukung oleh faktor penyakit. 2. Gambaran Kejadian Nyeri Punggung Bawah Pada Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang yang tidak mengalami kejadian nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 25 dari 30 responden (83,3%). Pekerjaan mengangkat dan mengangkut mempunyai risiko tinggi untuk mengakibatkan nyeri pungggung bawah karena kerusakan tulang belakang. Oleh karena itu diperlukan pencegahan kerusakan tulang belakang, salah satunya dengan memperhatikan teknik mengangkat beban (Sumakmur, 2009). Pada teknik mengangkat yang ergonomis, tumpuan beban terletak pada kedua kaki dan bukan pada tulang belakang atau punggung, sehingga demikian tulang belakang tidak harus bekerja keras menahan beban, sehingga kerusakan tulang belakang yang mungkin terjadi akan kecil, dan akan menurunkan risiko terpapar nyeri punggung bawah. Jadi semakin ergonomis teknik mengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban, maka risiko terpapar nyeri punggung bawah semakin kecil. 3. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah pada Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.
Semakin berat aktivitas fisik maka petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang maka akan beresiko mengalami kejadian nyeri punggung bawah. Nyeri punggung kebanyakan menyerang daerah punggung antara tulang rusuk bagian bawah dan daerah glutealis/pantat dan sering menjalar ke daerah paha belakang punggung dapat terjadi karena adanya masalah dari struktur neuromuskuloskeletal di daerah punggung bawah, termasuk otot dan saraf serta tulang tulang belakang dan diskus intervertebralis (Mujianto, 2013). Nyeri punggung bawah juga sering menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari, penurunan produktivitas penderitanya dan disabilitas (Setiyohadi, 2013). Aktivitas fisik yang tepat dapat mebantu kesehatan disk tulang belakang dimana gerakan-gerakan dapat membantu pertukaran nutrisi dan cairan dalam disk dan mencegah tekanan pada saraf ischiadicus. Aktivitas fisik yang tepat juga dapat membantu meningkatkan fleksibilitas otototot yang menegang dan mempengaruhi saraf. Aktivitas fisik yang tepat dapat membantu menjaga tubuh tetap sehat dan bugar dalam jangka waktu panjang. Selain itu Aktivitas fisik yang tepat juga dapat meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan oksigenasi sel sehingga dapat mengurangi gejala kekurangan oksigen sel yang pada akhirnya mengurangi peningkatan asam laktat dan mengurangi nyeri (Ambar, 2009). 4. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan penelitian dimana kejadian nyeri punggung bawah dimungkinkan oleh faktor lain selain dari aktivitas fisik misalnya jenis kelamin, umur dan beban kerja. Peneliti sudah berupaya melakukan pengendalian dari variabel tersebut dengan membatasi umur responden. Keterbatasan lainnya adalah
penggunaan alat ukur, dimana dalam penelitian ini digunakan kuesioner sebagai alat ukur dimana kuisioner tidak dibedakan antara responden laki-laki dan perempuan, sedangkan pertanyaan kuisioner ada yang untuk laki-laki dan ada yang untuk perempuan sehingga mempengaruhi hasil skoring variabel aktivitas fisik. PENUTUP Kesimpulan Aktivitas fisik pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang kategori sedang sebanyak 25 dari 30 responden (83,3%). Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang sebagian besar tidak mengalami kejadian nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 25 dari 30 responden (83,3%). Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian nyeri punggung bawah pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang, dengan nilai korelasi Kendal’s Tau sebesar 0,760 dan p-value sebesar 0,014 (α = 0,05). Saran 1. Bagi STIKES Ngudi Waluyo Sebaiknya menambah literatur yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan nyeri punggung bawah dan menjadikan hasil penelitian ini sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi Masyarakat Sebaiknya masyarakat khususnya petani supaya mengantisipasi kejadian nyeri punggung bawah dengan melakukan pembatasan aktifitas fisik yaitu yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan fisik, mempelajari tekhnik mengangkat beban yabf benar, melakukan pemanasan atau peregangan sebelum melakukan aktivitas fisik. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebaiknya peneliti selanjutnya meningkatkan hasil penelitian dengan mengendalikan variabel lain yang
mempengaruhi penelitian ini misalnya jenis kelamin dan memotong pertanyaan kuisioner yang berhubungan dengan jenis kelamin, dan disesuaikan dengan responden. DAFTAR PUSTAKA Ambar, (2009). Pemanfaatan Moment 17 Agustus Sebagai Sarana Senam. Diakses pada tanggal 2 September 2015 Pukul 13.00 WIB. http://staff.uny.ac.id/sites/default/f iles/131655987/laporan%20peneli tian%20menegpora_1.pd Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi. Keempat, Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro. Mujianto, 2013. Cara Cepat Mengatasi 10 Besar Kasus. Muskuloskeletal dalam Praktik Klinik Fisioterapi. Jakarta: Trans Info Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :Nuha Medika Sadeli & Tjahjono, (2009). Nyeri Punggung Bawah. dalam: Nyeri Neuropatik, Patofisioloogi dan Penatalaksanaan. Editor: Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA. Perdossi. Jakarta : Salemba Empat. Santosa, 2007. Ilmu Kesehatan Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi Olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung:Remaja Rosdakarya Setiyohadi, 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi IV, Jakarta : FK UI
Soeharso, 2008. Seorang Ngantar Ilmu Bedah Orthopedi. Yogyakarta: Yayasan Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: CV Alfa Beta