PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP DENYUT JANTUNG JANIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
Dwianita Natalia Ratnaningrum*) Priyanto, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.MB**) Puji Pranowowati, S.KM, M.Kes**) *) Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo **) Dosen STIKES Ngudi Waluyo
ABSTRAK Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur selama masa kehamilan sangat baik bagi ibu hamil. Manfaatnya akan terlihat pada lima wilayah tubuh yaitu jantung dan sistem peredaran darah, paru-paru dan plasenta, suhu tubuh dan keringat, respons sistem metabolik dan hormon, dan adaptasi liga, otot dan tulang. Program olahraga teratur selama kehamilan dapat menjadi intervensi paling awal dalam meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap denyut jantung janin pada ibu hamil. Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperiment dengan rancangan non equivalent control group design. Populasi penelitian seluruh ibu hamil trimester III di wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang, dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol masing masing 17 ibu hamil trimester III dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat. Bivariat berpasangan menggunakan uji McNemar sedangkan bivariat tidak berpasangan menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian pada kelompok intervensi denyut jantung janin yang baik 88,2% dan kurang baik 11,8% dengan nilai p-Value dengan uji McNemar 0,003<α (0,05). Sedangkan kelompok kontrol denyut jantung yang baik 29,4% dan kurang baik 70,6% dengan nilai p-Value pada uji McNemar 1,000> α (0,05). Melalui uji Chi Square didapatkan nilai pvalue 0,002<α (0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara senam hamil terhadap denyut jantung janin pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Hal ini menunjukkan dengan melakukan senam hamil yang teratur dapat meningkatkan kesejahteraan denyut jantung janin pada ibu hamil. Untuk itu setiap ibu hamil diharapkan dapat mengikuti kelas senam hamil di lingkungan tempat tinggalnya. Kata Kunci Kepustakaan
: Senam Hamil, Denyut Jantung Janin : 22 pustaka (2007-2014)
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
1
ABSTRACT Researches show that regular exercise during pregnancy is very good for pregnant women. It’s benefits will be seen in five regions of the body which are heart and circulatory system, lung and placenta, body temperature , sweat, metabolic response system and hormone and adaptation of muscle, bone and league.Regular exercise program during pregnancy may be the earliest intervention to improve cardiovascular health. The purpose of this study is to determine the effect of the pregnancy exercise to fetal heart rate in pregnant women. This research used Quasy Eksperiment Design with the design of non equivalent control group design. The population in this study was all third trimester pregnant women in the working area of Sumowono Health Center in Semarang District, divided into two groups namely the intervention group and the control group each has 17 third trimester pregnant women using the technique of purposive sampling. Analysis data using univariate and bivariate. Bivariate dependent using McNemar test whereas bivariate independent using Chi Square test. The research result in the intervention group showed that the good fetal heart rate was 88,2% and less good was 11,8% with the McNemar test obtained p-value 0,003< α (0,05). Whereas in the control group, the good fetal heart rate was 29,4% and less good was 70,6% with the McNemar test obtained p-value 1,000> α (0,05).. Through the Chi Square test obtained p-value 0,002< α (0,05) so it could be concluded that there was a significant influence between pregnancy exercise on fetal heart rate in pregnant women in the working area of Sumowono Health Center in Semarang regency. It shows that doing pregnancy exercise regularly can improve welfare on fetal heart rate in pregnant women. Therefore every pregnant women is expected to follow the pregnancy classes in the neighborhood.
Keywords : Pregnancy Exercise, Fetal heart rate Bibliographies : 22 references (2007-2014)
PENDAHULUAN Menurut WHO (World Health Organization) dan The American College of Obstetricians and Gynecologists yang dimaksud dengan kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau infeksi (Prawirohardjo, 2009). Dilaporkan oleh Harsono (2014), menurut data WHO (World Health Organization) (2011) jumlah kematian janin dalam kandungan di dunia mencapai 12 per 1.000 kelahiran hidup. Wilayah Asia Tenggara angka kematian janin dalam kandungan mencapai 22 per 1.000 kelahiran hidup. Tahun 2009 di Indonesia kejadian kematian janin dalam kandungan tercatat 15 per 1.000 kelahiran hidup. Dilaporkan oleh Wawa (2010), dalam buku “Exercising Through Your Pregnancy”, James Clap mengutarakan betapa pentingnya olahraga selama masa kehamilan. Banyak wanita yang salah memahami mengenai olahraga saat masa awal kehamilan atau prenatal. Banyak diantara mereka yang berpikir bahwa melakukan olahraga pada saat itu akan menyebabkan keguguran, janin kepanasan, gangguan pada plasenta, bayi mati
dalam kandungan, atau berat bayi rendah saat lahir. Semuanya itu adalah mitos yang muncul karena ketidaktahuan atau ketakutan yang tidak berdasar. Menurut Linda May dari Kansas University, program olahraga teratur selama kehamilan dapat menjadi intervensi paling awal dalam meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Sampai saat ini, penelitian telah berpusat pada nutrisi sebagai (seperti kebiasaan merokok yang merusak kesehatan janin). Selain itu, penelitian mengenai olahraga selama kehamilan lebih fokus pada kegunaan yang dapat didapatkan ibu. Akan tetapi, dalam studi baru ini, peneliti memeriksa efek latihan aerobik terhadap perkembangan jantung janin (Tarigan, Ikarowina, 2010). Semua orang tahu olahraga merupakan cara yang baik untuk memelihara stamina tubuh. Ternyata bagi wanita hamil, olahraga juga mempunyai banyak manfaat. Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa saat seorang calon ibu bekerja atau melakukan aktivitas fisik, janinnya akan mendapatkan efek, yakni jantung si janin makin kuat dan sehat. Setidaknya irama jantung tidak berdetak kencang, melainkan melambat teratur. Demikian diungkapkan dalam pertemuan tahunan Experimental Biology 2008 di San Diego. Jantung akan bertambah kuat jika dilatih, dan jika jantung sudah lebih kuat , detak
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
2
jantung akan menurun. Maka, jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa jumlah darah yang sama (Tarigan, Ikarowina, 2010) Bayi yang lahir dalam keadaan meninggal 93% nya dikarenakan kelainan detak jantung janin ini dikarenakan kekurangan oksigen yang diberikan oleh ibu kepada janin melalui placenta. Saat janin kekurangan oksigen maka disebut dengan hipoksia. Tanda terjadinya hipoksia antara lain terjadi bradikardia, hipotensi, turunnya curah jantung dan gangguan metabolik seperti asidosis respiratorius (Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 2011). Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian perinatal yang disebabkan oleh penyulitpenyulit hipoksia janin dalam rahim antara lain dengan melakukan pemantauan kesejahteraan janin. Pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan yang berkaitan dengan hipoksia janin, seberapa jauh gangguan tersebut, dan akhirnya menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut (Prawirohardjo, 2009). Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan mengikuti senam hamil. Senam hamil sangat berperan dalam mempersiapkan proses kelahiran ibu hamil dikarenakan perubahan fisik dan perubahan psikis yang dialaminya. Dengan tubuh bugar dan sehat, ibu hamil tetap dapat menjalankan tugas rutin sehari-hari, menurunkan stress akibat rasa cemas yang dihadapinya menjelang persalinan (Maryunani dan Sukaryati, 2011). Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti senam hamil bila kandungan sudah mencapai usia 6 bulan ke atas. Sebaiknya ibu hamil mempersiapkan segala hal yang bisa membantu selama masa hamil serta saat proses melahirkan, salah satunya adalah dengan melakukan senam hamil. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, maka ibu hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal (Widianti dan Proverawati, 2010). Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur selama masa kehamilan sangat baik bagi ibu hamil. Manfaatnya akan terlihat pada lima wilayah tubuh yaitu jantung dan sistem peredaran darah, paru-paru dan plasenta, suhu tubuh dan keringat, respons sistem metabolik dan hormon, dan adaptasi liga, otot dan tulang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa olahraga memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Sekitar
sepuluh menit latihan teratur akan meningkatkan denyut jantung bayi dan akan terus meningkat seiring dengan olahraga yang dilakukan sang ibu. Ini adalah respon normal dan tidak akan membahayakan bayi. Bahkan, ibu yang aktif olahraga bersepeda saat masa kehamilan akan melahirkan bayi dengan tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sekitar (The Washingtonpost, 2008). Menurut The Washingtonpost (2008), selain itu olahraga teratur oleh Ibu hamil menyebabkan kadar lemak tubuh berkurang yang dapat menyebabkan berat bayi lahir menjadi rendah. Kadar lemak tubuh bayi yang baru lahir paling tinggi adalah 14%, jika selama masa kehamilan ibu rajin olahraga maka kadar lemak tubuh bayi menjadi 9%. Sekali lagi ini tidak berbahaya bagi bayi dan bahkan keuntungannya adalah menurunkan risiko obesitas pada bayi dikemudian hari. Prasetyo (2009) melaporkan hasil penelitian rintisan yang sudah dilakukan Linda E. May, dari Departement of Anatomy di Kansas City University of Medicine and Biosciences melanjutkan penelitian yang melibatkan banyak wanita hamil. Sepuluh orang wanita hamil berpartisipasi dalam penelitian itu, separuhnya melakukan aktivitas fisik yang lain tidak. Gerakan janin seperti bernafas, gerak tubuh dan mulut dimonitor dan direkam selama 24 minggu. Para peneliti menemukan melambatnya irama jantung secara berarti yang terjadi selama para ibu melakukan aktivitas fisik. Sementara irama jantung janin pada para ibu yang tidak banyak beraktivitas justru lebih tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kundarti, Finta dan Wijanti, Ribut yang meneliti tentang “Perbedaan Detak Jantung Janin pada Ibu Hamil yang Melakukan dan Tidak Melakukan Olahraga Senam Hamil di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar Jawa Timur” dari 70 ibu hamil yang terdiri dari 35 ibu hamil yang mengikuti senam hamil dan 35 orang tidak mengikuti senam hamil. Didapatkan bahwa pada ibu yang tidak mengikuti senam hamil, detak jantung janinnya antara 136148 x/ menit dan pada ibu hamil yang diberikan 1 kali perlakuan senam hamil antara 132-144 x/menit. (Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 2011). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah dalam penelitian ini penulis memberikan perlakuan senam hamil sebanyak 4 kali dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Department of Anatomy di Kansas City University of Medicine and Biosciences yang dipimpin oleh Linda May pada tahun 2008 mengenai efek latihan senam
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
3
terhadap detak jantung janin, karena sampai saat ini penelitian mengenai olahraga selama kehamilan lebih fokus pada manfaat yang bisa didapatkan oleh ibu. Penelitian melibatkan 61 perempuan hamil sehat berusia 21 tahun sampai 35. Lima puluh persen ibu diminta berolahraga dan sisanya tidak melakukan aktivitas fisik. Olahraga yang dilakukan sedikitnya 30 menit 3 kali latihan tiap minggunya. Ibu hamil yang digunakan melakukan senam hamil minimal 4 kali. Hasil yang didapat pada minggu ke-36, detak jantung bayi sangat aktif (Tarigan, Ikarowina, 2011) Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2014, beberapa kasus kematian perinatal
diantaranya disebabkan oleh IUFD. Dan kasus IUFD menjadi penyebab kematian perinatal tersering di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono. Pada bulan Januari sampai dengan Agustus 2014 untuk kasus IUFD ditemukan sebanyak 5 kasus dan dari 5 kasus tersebut ditemukan bahwa ibu tersebut tidak ada yang melakukan senam hamil. Sehingga dengan melakukan senam hamil secara teratur diharapkan dapat digunakan sebagai tindakan preventif menurunkan angka kejadian IUFD. Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin pada Ibu Hamil yang di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.”
KERANGKA KERJA PENELITIAN Kerangka Teori
Faktor yang Mempengaruhi Denyut Jantung Janin Psikologis
Kebutuhan Ibu
Ketenangan Hati
Kesejahteraan janin dapat dilihat dari
Alkohol
Gerakan Janin
Kafein
Respirasi Janin
Obat-obatan
Produksi cairan
Selama Hamil
Fisik
ketuban
Senam Hamil
Denyut Jantung Janin
Ibu Hamil yang Merokok Aktivitas
Gambar 1. Kerangka Teori Dikembangkan dari Rukiah dkk (2013), Prasetyo (2010), The Washingtonpost (2008), Merry(2013) Kerangka Konsep Variabel Dependen
Variabel Independen
Variabel dependent
Denyut Jantung
Senam
Denyut Jantung
Janin Sebelum
Hamil
Janin Sesudah
Bagan 2.2 Kerangka Konsep
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
4
Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ho ditolak jika ada pengaruh senam hamil terhadap denyut jantung janin pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Ha diterima jika tidak ada pengaruh senam hamil terhadap denyut jantung janin pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.
Definisi Operasional Tabel 1. Definisi Operasional No.
Variabel
Definisi Operasional
1.
Independen t (Bebas): Senam Hamil
2.
Dependen (Terikat) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Latihan ini dimulai saat usia kehamilan 28 minggu dan lakukan 3x seminggu atau teratur. Komponen utama dalam senam hamil yaitu latihan kebugaran, penguatan dan peregangan, latihan relaksasi dan latihan pernafasan. Denyut jantung janin adalah bunyi denyut jantung yang didengarkan diatas perut ibu hamil dimana puctum maksi mum sudah ditentukan pada janin yang masih dalam kandungan. Denyut jantung janin dapat diukur menggu nakan doppler. -Jumlah Denyut Jantung Janin yang dihitung sebelum mendapat perlakuan senam hamil dihitung selama 1 menit menggu nakan Doppler atau dihitung 3x setiap 5 detik secara berurutan dengan cara ini dapat diketahui teratur tidaknya -Jumlah denyut jantung janin sesudah mendapatkan perlakuan senam hamil dihitung selama 1 menit menggunakan Doppler atau dihitung 3x setiap 5 detik secara berurutan dengan cara ini dapat diketahui teratur tidaknya
Alat Cara Ukur -
Hasil Ukur
Skala
-
-
Doppler Doppler dipasang diatas perut dimana punctum maksimum sudah ditentukan terlebih dahulu dengan mengidentifikasi posisi punggung janin saat palpasi Denyut jantung normal berkisar antara 120 x/ mnt – 160 x/ mnt dan dikatakan teratur apabila hasil penghitungan 3x5 detik sama pada hitungan ke 1 dan 3 dan jumlah selisih nilainya tidak boleh lebih dari 1
Baik, jika - Denyut jantung normal berkisar antara 120x/menit160 x/menit dan atau dikatakan teratur jika hasil penghi tungan 3x5 detik sama pada hitu ngan 1 dan 3 dan jumlah selisih nilainya tidak boleh lebih dari 1 Kurang Baik, jika - Denyut jantung janin berkisar <120x/menit dan >160 x/menit dan atau dikata kan teratur jika hasil penghitu ngan 3x5 detik tidak sama pada hitungan 1 dan 3 dan jumlah seli sih nilainya lebih dari 1
Ordinal
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
5
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen Semu (Quasi Eksperimen) dengan Desain non equivalent control group. Desain penelitian ini seperti pada desain pretest-postes, dengan menggunakan kelompok pembanding (control) tetapi mempunyai keuntungan dengan melakukan pengukuran yang berulang-ulang sebelum dan sesudah perlakuan. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang berada di Wilayah Kerja Pukesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Jumlah populasi ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono adalah sebanyak 37 orang.
Analisis data Analisis Univariat Analisis univariat menggambarkan masingmasing variabel dengan menggunakan distribusi frekuensi. Analisis Bivariat Uji parametric untuk menganalisis uji beda berpasangan dalam penelitian ini menggunakan uji McNemar sedangkan untuk menganalisis uji beda tidak berpasangan menggunakan Chi Square karena variabel yang dihubungkan berbentuk kategorik. Kesimpulan dari uji statistic non parametric yang telah dilakukan nilai p-value 0,002 <α (0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak yang menunjukan ada pengaruh senam hamil terhadap denyut jantung janin pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. HASIL PENELITIAN
Sampel Diperoleh jumlah sampel untuk kelompok kontrol dan kelompok perlakuan masing-masing sebanyak 17 orang dengan rumus menggunakan rumus analitik kategorik tidak berpasangan. Jumlah sampel digunakan dalam penelitian ini adalah 34 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan membagi sampel antara kelompok kontrol dengan eksperimen secara acak. Peneliti mempunyai pertimbangan dalam memilih sampel yaitu berdasarkan kriteria-kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusinya adalah: 1) Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung alkohol seperti durian dan tapai sesaat sebelum melakukan senam hamil; 2) Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi obat-obatan kardiovaskuler, obat penenang dan sejenisnya Kriteria eksklusinya antara lain: 1) Ibu hamil yang merokok pada saat hamil; 2) Ibu hamil yang kontraindikasi melakukan senam hamil seperti Preeklamsia , KPD (Ketuban Pecah Dini), perdarahan trimester II & trimester III, kemungkinan lahir premature, Incompeten Cervix, diabetes, anemia, Thyroid, aritmia, papitasi, riwayat perdarahan, penurunan dan kenaikan BB berlebihan; 3) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden penelitian.
Analisis Univariat 1. Gambaran Denyut Jantung Janin Sebelum dan sesudah melakukan senam hamil pada kelompok intervensi Tabel 2 Distribusi frekuensi berdasarkan Denyut Jantung Janin Sebelum dan sesudah Melakukan Senam Hamil pada kelompok intervensi Denyut Jantung Janin Variabel
DJJ sebelum senam Hamil DJJ sesudah senam Hamil Jumlah
Baik
Kurang Baik n %
Total n
%
N
%
4
23,5
13
76,5
17
100
15
88,2
2
11,8
17
100
19
58,75
15
44,15
34
100
Berdasarkan tabel 2. diatas diketahui bahwa dari 17 responden sebelum mendapat perlakuan senam hamil pada kelompok intervensi terdapat 23,5% (4 responden) yang denyut jantung janinnya baik dan 76,5% (13 responden) yang denyut jantung janinnya kurang baik. Sedangkan setelah mendapatkan perlakuan denyut jantung janin yang baik meningkat menjadi 88,2% (15 responden) sedangkan yang kurang baik turun menjadi 11,8%(2 responden).
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
6
Tabel 3.
Distribusi frekuensi berdasarkan Denyut Jantung Janin sebelum dan sesudah pada ibu hamil kelompok kontrol Denyut Jantung Janin
Variabel
DJJsebelum (Hari ke 1) DJJ sesudah (Hari ke 14) Jumlah
Baik
Kurang Total Baik n % n %
n
%
4
23,5
13
76,5
17
100
5
29,4
12
70,6
17
100
9
26,45
25
73,55
34
100
Berdasarkan tabel 3. diatas dari 17 responden pada kelompok kontrol terdapat 23,5% (4 responden) yang denyut jantung janin sebelumnya (hari ke 1) baik dan 76,5% (13 responden) yang denyut jantung janinnya kurang baik. Sedangkan denyut jantung janin sesudahnya (hari ke 14) 29,4% (5 responden) baik dan 70,6% (12 responden) kurang baik. Analisis Bivariat 1. Perbedaan Denyut Jantung Janin Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam Hamil pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Tabel 4. Uji McNemar perbedaan Denyut Jantung Janin Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam Hamil pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Variabel N p-Value* 17 0,003 DJJ Intervensi Pre 17 DJJ Intervensi Post *Uji McNemar Berdasarkan tabel 4. pengujian menggunakan uji McNemar sebelum dan sesudah perlakuan senam hamil pada kelompok intervensi p-value 0,003< α (0,05) artinya terdapat perbedaan denyut jantung janin sebelum dan sesudah melakukan senam hamil pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.
2. Perbedaan Denyut Jantung Janin sebelum dan sesudah pada Kelompok Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Tabel 5. Uji McNemar Perbedaan Denyut Jantung Janin sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Variabel N p-Value* 17 1,000 DJJ Kontrol Pre 17 DJJ Kontrol Post *Uji McNemar Berdasarkan tabel 5. diatas hasil pengujian McNemar denyut jantung janin pada kelompok kontrol didapatkan nilai pvalue 1,000>α (0,05) yang artinya tidak ada perbedaan senam hamil terhadap denyut jantung janin sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. 3. Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Tabel 4.5 Uji perbedaan pengaruh senam hamil terhadap denyut jantung janin pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Denyut Jantung Janin Kelompok
Baik
Kurang Baik
X2
Total
n
%
n
%
n
%
Intervensi
15
88,2
2
11,8
17
100
Kontrol
5
29,4
12
70,6
17
100
Jumlah
20
58,8
14
41,2
34
100
p-value*
9,836
*Uji Chi Square Berdasarkan tabel 4.5 diatas dari 17 responden pada kelompok intervensi dan 17 responden kelompok kontrol, dari uji Chi Square didapatkan nilai p-value 0,002<α (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara senam hamil terhadap denyut jantung janin di wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
7
0,002
Analisis Univariat 1. Gambaran Denyut Jantung Janin Sebelum dan sesudah melakukan senam hamil pada kelompok intervensi Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa dari 17 responden ibu hamil sebelum melakukan senam hamil denyut jantung sebelum perlakuan terdapat 23,5% yang baik dan 76,5% yang kurang baik. Setelah mendapat 4 kali perlakuan denyut jantung janin denyut jantung janinnya meningkat 88,2% yang baik dan denyut jantung yang kurang baik turun menjadi 11,8%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan latihan senam hamil secara teratur denyut jantung janinnya akan lebih baik yaitu dapat meneraturkan denyut jantung janinnya. Pada kelompok intervensi jantung bayinya berangsur-angsur membaik ini dikarenakan pada ibu yang berlatih senam hamil maka jantungnya akan memompa darah dengan lebih kuat karena peredaran darah ibu masuk ke peredaran darah janin sehingga janin mendapatkan manfaatnya juga. Pada saat melakukan latihan suplai oksigen ibu menjadi lebih banyak sehingga darah yang kaya O2 akan masuk ke janin melalui vena umbilicus, melalui ductus venosus arantii sebagian besar darah tersebut mengalir ke vena cava inferior lalu masuk ke atrium kanan. Dari atrium kanan, sebagian besar darah mengalir ke atrium kiri kemudian dipompakan ke aorta. Aorta akan memompa darah dengan kuat sesuai dengan latihan fisik yang dilakukan ibu. Jantung akan bertambah kuat jika dilatih, dan jika jantung sudah lebih kuat , detak jantung akan menurun. Maka, jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa jumlah darah yang sama. Dengan kata lain kerja jantung bayi akan menjadi lebih ringan. Sistem sirkulasi darah janin yaitu foramen ovale, ductus arteriosus botalli, ductuc venosus arantii, darah yang kaya O2 dan nutrisi berasal dari uri masuk ke tubuh janin melalui vena umbilikalis, melalui ductus venosus arantii sebagian besar darah tersebut mengalir ke vena cava inferior lalu masuk ke atrium kanan. Dari atrium kanan, sebagian besar darah mengalir ke atrium kiri kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari vena cava superior. Karena tekanan paru-paru yang belum berkembang darah dari ventrikel kanan yang semestinya
mengalir melalui ductus botalli ke aorta. Sebagian kecil darah menuju paru-paru kemudian melalui vena pulmonalis ke atrium kiri. Dari aorta darah akan mengalir ke seluruh tubuh membawa O2 dan nutrisi. Dari penelitian yang sudah dilakukan ada 2 responden yang tidak menunjukkan adanya perubahan denyut jantung janinnya. Hal ini dikarenakan pada responden tersebut ada yang bekerja diluar rumah sebagai buruh pabrik sekaligus sebagai ibu rumah tangga yang menyebabkan ibu memiliki beban kerja ganda. Yaitu sebagai pencari nafkah tambahan dan mengurus rumah tangga yang dapat menyebabkan ibu kelelahan dan kurang istirahat. Pada saat ibu melakukan aktivitas yang berlebihan selama hamil sangat disarankan untuk banyak istrirahat dan jangan terlalu memaksakan diri. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi denyut jantung janin diantaranya adalah aktivitas ibu. Apabila wanita yang mengalami kelelahan selama kehamilan apalagi apabila yang diakibatkan oleh beberapa pekerjaan yang mengakibatkan kelelahan fisik. Diantaranya adalah aktivitas yang terlalu berlebihan karena aktivitas yang berlebihan dapat mempengaruhi peningkatan denyut jantung janin di dalam kandungan. Karena itu ibu hamil yang memiliki aktivitas di luar rumah atau ibu bekerja hendaknya memperbanyak istirahat dirumah untuk memulihkan staminanya kembali (Merry, 2013). Hal ini sesuai dengan sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa saat seorang calon ibu bekerja atau melakukan aktivitas fisik, janinnya akan mendapatkan efek, yakni jantung si janin makin kuat dan sehat. Setidaknya irama jantung tidak berdetak kencang, melainkan melambat teratur. Demikian diungkapkan dalam pertemuan tahunan Experimental Biology 2008 di San Diego. Jantung akan bertambah kuat jika dilatih, dan jika jantung sudah lebih kuat , detak jantung akan menurun. Maka, jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa jumlah darah yang sama (Tarigan, Ikarowina, 2010). Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur selama masa kehamilan sangat baik bagi ibu hamil. Manfaatnya akan terlihat pada lima wilayah tubuh yaitu jantung dan sistem peredaran darah, paru-paru dan plasenta, suhu tubuh dan keringat, respons sistem metabolik dan hormon, dan adaptasi liga, otot dan tulang. Penelitian terbaru
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
8
menunjukkan bahwa olahraga memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Sekitar sepuluh menit latihan teratur akan meningkatkan denyut jantung bayi dan akan terus meningkat seiring dengan olahraga yang dilakukan sang ibu. Ini adalah respon normal dan tidak akan membahayakan bayi. Bahkan, ibu yang aktif olahraga bersepeda saat masa kehamilan akan melahirkan bayi dengan tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sekitar (The Washingtonpost, 2008). 2. Gambaran Denyut Jantung Janin sebelum dan sesudah pada ibu hamil kelompok kontrol Jika dibandingkan antara pretest dan posttest pada kelompok kontrol denyut jantung janin pre yang baik yaitu 23,5% dan yang kurang baik yaitu 76,5%. Sedangkan post test nya yang baik 29,4% dan yang kurang baik 70,6%. Pada ibu kelompok kontrol denyut jantung janinnya cenderung kurang baik meskipun frekuensinya normal namun banyak diantara ibu hamil tersebut yang denyut jantung janinnya tidak teratur sehingga dikatakan denyut jantung janinnya kurang baik. Janin memerlukan pasokan darah yang adekuat ke jaringan placenta melalui arteri ibu dan penyaluran darah janin ke placenta. Pada saat ibu tidak melakukan aktifitas, janin tampaknya tidak memiliki mekanisme untuk meningkatkan aliran darah umbilikus sebagai respon terhadap hipoksia atau deplesi volume. Kemampuan janin untuk meningkatkan curah jantung terbatas. Dengan demikian, janin beradaptasi terhadap hipoksia atau penurunan ketersediaan nutrien dengan mengurangi konsumsi oksigen dan laju pertumbuhan. Curah jantung diredistribusikan ke otak, jantung dan kelenjar adrenal dengan mengorbankan aliran darah ke tubuh dan usus. Hipoksia dan asidosis menyebabkan vasodilatasi serebrum dan kontriksi pembuluh pulmonaris dan femoralis. Aliran darah ke hati tinggi saat nutrient dan oksigen berlimpah, tetapi sirkulasi hati akan di bypass apabila pertukaran placenta tergangggu (Coad dan Dunstall, 2007). Pada kelompok kontrol denyut jantung janinnya cenderung kurang baik meskipun frekuensinya normal namun berdasarkan penghitungan keteraturan denyut jantung janinnya kurang teratur. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden adalah ibu
rumah tangga yang tidak banyak melakukan aktivitas yang berat dan lebih banyak berdiam diri dirumah. Sehingga jantung bayinya tidak terbiasa dilatih untuk kegiatan yang lebih berat dari biasanya. Sehingga pada saat ibu melakukan aktivitas yang lebih berat dari biasanya jantung janinnya harus beradaptasi terlebih dahulu untuk menanggapi respon dari aktivitas yang dilakukan sang ibu. Hal inilah yang menyebabkan jantung bayi menjadi tidak teratur. Selain itu karena jantung bayi tidak pernah dilatih maka pada saat melakukan kegiatan yang diluar biasanya bayi memerlukan pasokan darah dan oksigen yang lebih adekuat ke jaringan placentanya. Karena pasokan oksigen yang dibutuhkan kurang maka terjadilah hipoksia dalam kandungan. Sehingga kerja jantung menjadi lebih berat karena harus memompa darah lebih kuat dari biasanya. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian yang disampaikan oleh Prasetyo (2009), hasil penelitian rintisan yang sudah dilakukan Linda E. May, dari Departement of Anatomy di Kansas City University of Medicine and Biosciences melanjutkan penelitian yang melibatkan banyak wanita hamil. Sepuluh orang wanita hamil berpartisipasi dalam penelitian itu, separuhnya melakukan aktivitas fisik yang lain tidak. Gerakan janin seperti bernafas, gerak tubuh dan mulut dimonitor dan direkam selama 24 minggu. Para peneliti menemukan melambatnya irama jantung secara berarti yang terjadi selama para ibu melakukan aktivitas fisik. Sementara irama jantung janin pada para ibu yang tidak banyak beraktivitas justru lebih tinggi. Analisis Bivariat 1. Perbedaan Denyut Jantung Janin Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam Hamil pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Berdasarkan pengujian menggunakan uji McNemar sebelum dan sesudah perlakuan senam hamil pada kelompok intervensi pvalue 0,003< α (0,05) artinya terdapat perbedaan denyut jantung janin sebelum dan sesudah melakukan senam hamil pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Setiap kali mendapat perlakuan senam hamil maka akan berpengaruh terhadap
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
9
denyut jantung janinnya. Hal ini terlihat bahwa sebelum senam hamil denyut jantung janin frekuensinya normal namun cenderung tidak teratur tetapi setelah mendapatkan perlakuan senam hamil menjadi lebih teratur. Pada perlakuan senam hamil pertama setelah melakukan senam hamil denyut jantung janin yang teratur meningkat menjadi 8 responden diikuti dengan senam hamil kedua 7 responden kemudian senam hamil ketiga naik menjadi 9 reponden dan terakhir pada senam hamil keempat 15 responden meningkat denyut jantung janinnya. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa dengan melakukan senam hamil secara rutin maka denyut jantung janinnya akan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sehingga manfaat dari senam hamil ini akan dapat dirasakan manfaatnya bagi ibu hamil yang melakukan senam hamil. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur selama masa kehamilan sangat baik bagi ibu hamil. Manfaatnya akan terlihat pada lima wilayah tubuh yaitu jantung dan sistem peredaran darah, paru-paru dan plasenta, suhu tubuh dan keringat, respons sistem metabolik dan hormon, dan adaptasi liga, otot dan tulang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa olahraga memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Sekitar sepuluh menit latihan teratur akan meningkatkan denyut jantung bayi dan akan terus meningkat seiring dengan olahraga yang dilakukan sang ibu. Ini adalah respon normal dan tidak akan membahayakan bayi. Bahkan, ibu yang aktif olahraga bersepeda saat masa kehamilan akan melahirkan bayi dengan tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sekitar (The Washingtonpost, 2008). Menurut Linda May dari Kansas University, program olahraga teratur selama kehamilan dapat menjadi intervensi paling awal dalam meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Sampai saat ini, penelitian telah berpusat pada nutrisi sebagai (seperti kebiasaan merokok yang merusak kesehatan janin). Selain itu, penelitian mengenai olahraga selama kehamilan lebih fokus pada kegunaan yang dapat didapatkan ibu. Akan tetapi, dalam studi baru ini, peneliti memeriksa efek latihan aerobik terhadap perkembangan jantung janin (Tarigan, Ikarowina, 2010). Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa saat seorang calon ibu bekerja atau
melakukan aktivitas fisik, janinnya akan mendapatkan efek, yakni jantung si janin makin kuat dan sehat. Setidaknya irama jantung tidak berdetak kencang, melainkan melambat teratur. Demikian diungkapkan dalam pertemuan tahunan Experimental Biology 2008 di San Diego. Jantung akan bertambah kuat jika dilatih, dan jika jantung sudah lebih kuat , detak jantung akan menurun. Maka, jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa jumlah darah yang sama (Tarigan, Ikarowina, 2010). 2. Perbedaan Denyut Jantung Janin sebelum dan sesudah pada Kelompok Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Hasil pengujian McNemar denyut jantung janin pada kelompok kontrol didapatkan nilai p-value 1,000>α (0,05) yang artinya tidak ada perbedaan senam hamil terhadap denyut jantung janin pada kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Dapat dilihat dalam lembar observasi keteraturan denyut jantung janin bahwa dalam pengamatan pertama. Kedua, ketiga dan keempat tidak mengalami perubahan denyut jantung janinnya. Bahkan yang tidak teratur jumlahnya lebih banyak daripada yang teratur. Karena tidak mendapat perlakuan senam hamil denyut jantung janin pada kelompok kontrol cenderung tidak mengalami perubahan. Bahkan denyut jantung janin yang kurang baik lebih tinggi nilainya daripada yang baik. Bayi yang lahir dalam keadaan meninggal 93% nya dikarenakan kelainan detak jantung janin ini dikarenakan kekurangan oksigen yang diberikan oleh ibu kepada janin melalui placenta. Saat janin kekurangan oksigen maka disebut dengan hipoksia. Tanda terjadinya hipoksia antara lain terjadi bradikardia, hipotensi, turunnya curah jantung dan gangguan metabolik seperti asidosis respiratorius (Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 2011). Hasil penelitian rintisan yang sudah dilakukan Linda E. May, dari Departement of Anatomy di Kansas City University of Medicine and Biosciences melanjutkan penelitian yang melibatkan banyak wanita hamil. Sepuluh orang wanita hamil berpartisipasi dalam penelitian itu, separuhnya melakukan aktivitas fisik yang lain tidak. Gerakan janin seperti bernafas, gerak tubuh dan mulut dimonitor dan direkam
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
10
selama 24 minggu. Para peneliti menemukan melambatnya irama jantung secara berarti yang terjadi selama para ibu melakukan aktivitas fisik. Sementara irama jantung janin pada para ibu yang tidak banyak beraktivitas justru lebih tinggi. 3. Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Dari 17 responden pada kelompok intervensi dan 17 responden kelompok kontrol, dari uji Chi Square didapatkan nilai p-value 0,002<α (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara senam hamil terhadap denyut jantung janin di wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Pada ibu yang melakukan senam hamil secara teratur jantung bayinya berangsurangsur membaik ini dikarenakan pada ibu yang berlatih senam hamil maka jantungnya akan memompa darah dengan lebih kuat karena peredaran darah ibu masuk ke peredaran darah janin sehingga janin mendapatkan manfaatnya juga. Pada saat melakukan latihan suplai oksigen ibu menjadi lebih banyak sehingga darah yang kaya O2 akan masuk ke janin melalui vena umbilicus, melalui ductus venosus arantii sebagian besar darah tersebut mengalir ke vena cava inferior lalu masuk ke atrium kanan. Dari atrium kanan, sebagian besar darah mengalir ke atrium kiri kemudian dipompakan ke aorta. Aorta akan memompa darah dengan kuat sesuai dengan latihan fisik yang dilakukan ibu. Jantung akan bertambah kuat jika dilatih, dan jika jantung sudah lebih kuat , detak jantung akan menurun. Maka, jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa jumlah darah yang sama. Dengan kata lain kerja jantung bari akan menjadi lebih ringan. Sistem kardiovaskular mencakup jantung, pembuluh darah dan darah. Darah dipompa mengelilingi jaringan pembuluh darah. Arteri menyalurkan darah menjauhi jantung dan memiliki dinding otot yang tebal. Vena mengangkut darah kea rah jantung, pembuluh ini berfungsi sebagai sistem kapasitansi (capacitance system. Kapiler menghubungkan sistem arteri dan vena serta terjadinya pertukaran zat antara darah dan jaringan (Coad dan Dunstall, 2007). Jantung berfungsi sebagai pompa ganda, memompa darah ke jaringan tubuh dan paru. Darah dari sisi kanan jantung masuk ke
sirkulasi paru ke kapiler yang mengelilingi alveolus paru tempat darah mengalami oksigenasi. Darah yang sudah teroksigenasi kembali ke sisi kiri jantung melalui vena pulmonalis. Sirkulasi paru mengangkut darah dari sisi kanan jantung, ke paru dan kembali ke sisi kiri jantung. Jumlah darah yang meninggalkan jantung permenit disebut sebagai curah jantung. Ini adalah volume darah yang disemprotkan oleh ventrikel setiap kali jantung berdenyut dikali jumlah denyutan per menit. Jumlah oksigen yang mencapai sel bergantung pada proporsi curah jantung yang diterima oleh jaringan. Sehingga pada saat ibu melakukan latihan senam hamil maka oksigen yang diterima jauh lebih banyak daripada yang tidak melakukan latihan senam hamil (Coad dan Dunstall, 2007). Sistem sirkulasi darah janin yaitu foramen ovale, ductus arteriosus botalli, ductuc venosus arantii, darah yang kaya O2 dan nutrisi berasal dari uri masuk ke tubuh janin melalui vena umbilikalis, melalui ductus venosus arantii sebagian besar darah tersebut mengalir ke vena cava inferior lalu masuk ke atrium kanan. Dari atrium kanan, sebagian besar darah mengalir ke atrium kiri kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari vena cava superior. Karena tekanan paru-paru yang belum berkembang darah dari ventrikel kanan yang semestinya mengalir melalui ductus botalli ke aorta. Sebagian kecil darah menuju paru-paru kemudian melalui vena pulmonalis ke atrium kiri. Dari aorta darah akan mengalir ke seluruh tubuh membawa O2 dan nutrisi. Sehingga jumlah O2 yang diterima janin juga lebih besar dari ibu yang rutin melakukan latihan senam hamil. Semua orang tahu olahraga merupakan cara yang baik untuk memelihara stamina tubuh. Ternyata bagi wanita hamil, olahraga juga mempunyai banyak manfaat. Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa saat seorang calon ibu bekerja atau melakukan aktivitas fisik, janinnya akan mendapatkan efek, yakni jantung si janin makin kuat dan sehat. Setidaknya irama jantung tidak berdetak kencang, melainkan melambat teratur. Demikian diungkapkan dalam pertemuan tahunan Experimental Biology 2008 di San Diego. Jantung akan bertambah kuat jika dilatih, dan jika jantung sudah lebih kuat , detak jantung akan menurun. Maka,
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
11
jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa jumlah darah yang sama (Tarigan, Ikarowina, 2010). Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur selama masa kehamilan sangat baik bagi ibu hamil. Manfaatnya akan terlihat pada lima wilayah tubuh yaitu jantung dan sistem peredaran darah, paru-paru dan plasenta, suhu tubuh dan keringat, respons sistem metabolik dan hormon, dan adaptasi liga, otot dan tulang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa olahraga memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Sekitar sepuluh menit latihan teratur akan meningkatkan denyut jantung bayi dan akan terus meningkat seiring dengan olahraga yang dilakukan sang ibu. Ini adalah respon normal dan tidak akan membahayakan bayi. Bahkan, ibu yang aktif olahraga bersepeda saat masa kehamilan akan melahirkan bayi dengan tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sekitar (The Washingtonpost, 2008). Menurut The Washingtonpost (2008), selain itu olahraga teratur oleh Ibu hamil menyebabkan kadar lemak tubuh berkurang yang dapat menyebabkan berat bayi lahir menjadi rendah bahkan keuntungannya adalah menurunkan risiko obesitas pada bayi dikemudian hari. Penelitian yang dilakukan oleh Department of Anatomy di Kansas City University of Medicine and Biosciences yang dipimpin oleh Linda May pada tahun 2008 mengenai efek latihan senam terhadap detak jantung janin, karena sampai saat ini penelitian mengenai olahraga selama kehamilan lebih fokus pada manfaat yang bisa didapatkan oleh ibu. Penelitian melibatkan 61 perempuan hamil sehat berusia 21 tahun sampai 35. Lima puluh persen ibu diminta berolahraga dan sisanya tidak melakukan aktivitas fisik. Olahraga yang dilakukan sedikitnya 30 menit 3 kali latihan tiap minggunya. Ibu hamil yang digunakan melakukan senam hamil minimal 4 kali. Hasil yang didapat pada minggu ke-36, detak jantung bayi sangat aktif (Tarigan, Ikarowina, 2011). Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang tidak dapat peneliti batasi. Contohnya seperti aktivitas ibu baik itu ibu yang bekerja ataupun tidak dan juga tingkat stress sehingga peneliti
tidak memasukkan pada kriteria pemilihan sampel penelitian. PENUTUP Kesimpulan 1. Pada kelompok intervensi terdapat perubahan denyut jantung janin menjadi lebih baik setelah mendapat perlakuan senam hamil yaitu dari 23,5% yang denyut jantung janinnya baik meningkat menjadi 88,2%. 2. Pada kelompok kontrol tidak terdapat perubahan berarti denyut jantung yaitu dari 23,5% yang denyut jantung janin sebelumnya baik menjadi 29,4%. 3. Terdapat perbedaan denyut jantung janin sebelum dan sesudah melakukan senam hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. 4. Tidak ada perbedaan senam hamil terhadap denyut jantung janin pada kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. 5. Kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara senam hamil terhadap denyut jantung janin di wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Saran 1. Bagi Ibu Hamil dan Masyarakat Setelah dilakukan penelitian ibu hamil dapat memperoleh manfaat yang didapat dari melakukan senam hamil secara teratur dan untuk ibu hamil yang belum melakukan senam hamil dapat mengikuti senam hamil di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. 2. Bagi Pelayanan Kesehatan Penelitian ini bertujuan untuk menggiatkan kembali kelas senam hamil disekitar wilayah Puskesmas Sumowono dan juga menggiatkan kembali para bidan dan praktisi kesehatan untuk menggerakkan senam hamil di wilayah binaannya masing-masing. 3. Bagi Pemerintah Dengan menggiatkan senam hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono, pemerintah dapat ikut andil untuk merealisasikan standart asuhan minimal 14 T yang salah satunya memasukkan senam hamil dalam setiap pelayanan ANC pada ibu hamil di setiap wilayah sehingga masyarakat dapat terfasilitasi dan terdorong untuk melakukan senam hamil di lingkungan disekitar tempat tinggalnya.
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
12
4. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh denyut jantung janin pada ibu hamil yang melakukan dan tidak melakukan senam hamil dan institusi pendidikan dapat menambah bahan-bahan referensi untuk mendukung penelitian serupa selanjutnya. Selain itu juga dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam penelitian yang akan datang. 5. Bagi Profesi Bidan dan Tenaga Kesehatan Bidan dapat mengajar senam hamil di wilayah kerjanya dan melakukan pemantauan denyut jantung janin baik sebelum maupun sesudah untuk mengetahui kesejahteraan janin sehingga manfaatnya bagi ibu hamil lebih dapat dirasakan. 6. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan melatih kemampuan untuk melakukan penelitian terutama dalam menganalisa pengaruh denyut jantung janin pada ibu hamil yang melakukan dan tidak melakukan senam hamil.
Prasetyo, Yudik. 2009. Olahraga Bagi Wanita Hamil. From : http://www.kompas.com /read/xml/2008/04/09/23014124/, download on september 18, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Saryono, Ari Setiawan. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta : Numed
Baston & Hall. 2012. Midwifery Essentials: Antenatal, Volume 2. Jakarta : EGC Harsono. 2014. Kematian Janin dalam Rahim. From : http://harsonosites.com/2014/06/17/hubun gan-pre-eklampsi-dengan-kejadian-intrauterine-fetal-death-iufd-latar-belakang/ Jane & Dunstall. 2007. Anatomi & Fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC Kundarti dan Wijanti. 2011. Perbedaan Detak Jantung Pada Ibu Hamil yang Melakukan dan Tidak Melakukan Olahraga Senam Hamil di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar Jawa Timur. Ponorogo : Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES)
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT BINAPUSTAKA PRAWIROHARJO Proverawati dan Widianti. 2010. Senam Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Riyanto, Agus. 2010. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung : Numed Rukiyah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta : CV Trans Info Media Saifuddin, Bari. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Siswanto, Yuliaji. 2011. Modul Biostatistik 1. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Sondang, Ester. 2013. Cara Benar Menghitung Denyut Jantung Manual. From : http://www.tabloidnova.com/Nova/Keseh atan/Umum/Cara-Benar-MenghitungDenyut-Jantung-Manual/ diakses 3 Desember 2014 Sopiyudin, M. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel daalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Liana, Merry. 2013. Faktor-Faktor Fisik yang Mempengaruhi Kehamilan. From http://bidan kita.com/2013/02/faktorfisik-yang-mempengaru hi_2.html Diakses 14 november 2014
Sukaryati dan Maryunani. 2011. Senam Hamil, Senam Nifas dan Terapi Musik. Jakarta : CV. Trans Info Media
Manuaba, dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Tarigan, Ikarowina 2010. Ibu Aerobik Jantung Bayi Sehat. http://www.mediaindonesia.com diakses September 15th 2014
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
The Washingtonpost. 2008. Exercise During Pregnancy Has Baby Benefits, Too. From
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
13
: http://www.washingtonpost.com/wpdyn/content/article/2008/04/08/AR20080 40801474.html Wawa. 2010. Manfaat Olahraga Untuk Ibu Hamil dan Janin dalam Kandungan. From : http://www.seksualitas.net/manfaatolahraga-untuk-ibu-hamil-dan-bayi.htm diakses Oktober 22th 2014
Pengaruh Senam Hamil terhadap Denyut Jantung Janin di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
14