HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG Prasuthio Fifilia*, Odi Pinontoan*, Paul Kawatu*, *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK Nyeri punggung diakibatkan oleh regangan otot atau tekanan pada akar saraf. Nyeri punggung biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan, atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat. Aktivitas fisik yang berat seperti mengangkat beban, menurunkan, mendorong, menarik, melempar, memindahkan atau memutar beban dengan menggunakan tangan atau bagian tubuh lainnya disebut manual material handling dapat menyebabkan nyeri punggung bawah (low back pain). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Bitung. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional (studi potong lintang), jumlah sampel yaitu 90 orang dari total populasi yang berjumlah 950 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan menggunakan kueioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel mengggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja yang melakukan aktivitas fisik sedang yaitu sebanyak 68 orang (76%) dan aktivitas fisik ringan yaitu sebanyak 22 orang (24%). Tenaga kerja yang mengalami nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 54 orang (60%) dan yang tidak mengalami nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 36 orang (40%). Hasil analisis data menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat dengan p value = 0,726 (p value > 0,05). Kata kunci: aktivitas fisik, nyeri punggung bawah, tenaga kerja bongkar muat
ABSTRACT Back pain caused by muscle tension or pressure on the nerves. Back pain usually felt as pain, tension, or stiffness in the back. This pain can get more worse with improper pose while sitting or standing, wrong way of ducking, or lifting too heavy. Strenuous physical activity such as lifting, lowering, pushing, pulling, throwing, move or rotate the load by hand or other body part called the manual material handling can cause lower back pain. This study was conducted to determine the relationship between physical activity with low back pain in stevedoring worker at the Port of Bitung. This study used observational study design with cross sectional approach (cross-sectional study), 90 people sample from total population of 950 people. Data collection was done by interview using questionnaire. Statistical tests were used to analyze the relationship between variables using chi-square test. Result indicates that the worker medium physical activity as many as 68 people (76%) and light physical activity as many as 22 people (24%). Workers who experience low back pain as many as 54 people (60%) and who do not experience low back pain as many as 36 people (40%). Conclusion the data analysis showed no significant relationship between physical activity with low back pain in stevedoring worker with p value = 0.726 (p value> 0.05). Keywords: physical activity, low back pain, stevedoring worker.
PENDAHULUAN
Hasil penelitian yang dilakukan
Nyeri punggung diakibatkan oleh regangan
Pokdi
Nyeri
Persatuan
Seluruh
punggung biasanya dirasakan sebagai rasa
Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto
sakit, tegangan, atau rasa kaku di bagian
Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2002
punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk
menemukan prevalensi penderita NPB
dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada
sebanyak 15,6%. Angka ini berada pada
saat duduk atau berdiri, cara menunduk yang
urutan kedua tertinggi sesudah sefalgia dan
salah, atau mengangkat barang yang terlalu
migren yang mencapai 34,8%. Dari hasil
mengangkat beban, menurunkan, mendorong, melempar,
di
penelitian secara nasional yang dilakukan
Aktivitas fisik yang berat seperti
menarik,
(PERDOSSI)
Saraf
otot atau tekanan pada akar saraf. Nyeri
berat (Huldani, 2012).
Indonesia
Dokter
memindahkan
atau
memutar beban dengan menggunakan tangan
di 14 kota di Indonesia juga oleh kelompok studi
Nyeri
PERDOSSI
tahun
2002
ditemukan 18,13% penderita NPB dengan
atau bagian tubuh lainnya disebut manual
rata-rata nilai VAS sebesar 5,46 ± 2,56
material handling dapat menyebabkan nyeri
yang berarti nyeri sedang sampai berat.
punggung bawah (low back pain). Nyeri
Lima puluh persen diantaranya adalah
pinggang akibat pekerjaan manual material
penderita berumur antara 41-60 tahun
handling, 50% di antaranya diakibatkan oleh
(Purba & Rumawas, 2006).
aktivitas
mengangkat
beban,
9%
karena
Berdasarkan
hasil
observasi
yang
mendorong dan menarik beban, 6% karena
dilakukan, pekerjaan bongkar muat dilakukan
menahan, melempar, memutar, dan membawa
dengan menggunakan sistem borongan, bekerja
beban (Nurwahyuni, 2012).
sesuai kesepakatan dengan pihak pengguna
Berdasarkan penelitian Environmental
jasa. Sehingga memungkinkan waktu kerja
Health Science dari University of Minnesota di
melebihi dari 8 jam per hari, dengan waktu
Amerika Serikat ditemukan bahwa satu juta
kerja yang melebihi 8 jam per hari berarti
pekerja setiap tahunnya mengalami low back
tuntutan pekerjaan yang dihadapi oleh tenaga
pain yang menyebabkan kehilangan waktu
kerja bongkar muat melebihi kapasitas atau
kerja dikarenakan pekerjaan manual handling
kemampuan pekerja.
(mengangkat, membawa, mendorong, menarik
Aktivitas fisik yang dilakukan oleh
dan lain-lain) yang tidak sesuai (Brown and
para tenaga kerja bongkar muat sangat berat
Makckler, 1999).
dan membutuhkan kekuatan fisik yang baik, semangat kerja dan kerjasama antar anggota
tenaga kerja bongkar muat yang lain juga
hubungan antara aktivitas fisik dengan nyeri
sangat berpengaruh. Aktivitas fisik yang
punggung bawah pada tenaga kerja bongkar
berlebih
muat
memungkinkan
tenaga
kerja
di
Pelabuhan
Bitung,
dengan
mengalami penyakit yang terkait dengan
menggunakan Chi-Square test dengan α = 0,05
pekerjaan yaitu nyeri punggung bawah.
(Sugiyono, 2004).
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan
rancangan
penelitian observasional dengan pendekatan
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Aktivitas Fisik
cross sectional (studi potong lintang). Tempat dan waktu penelitian adalah di Pelabuhan
Aktivitas Fisik
n
%
Bitung pada bulan Juli – September 2015.
Ringan
22
24
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Sedang
68
76
tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Bitung
TOTAL
90
100
yang terdaftar di Koperasi TKBM yang
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
berjumlah 950 orang. Sampel yang digunakan
bahwa distribusi responden berdasarkan tingkat
dalam penelitian ini berjumlah 90 orang.
aktivitas fisik yang paling banyak adalah
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
responden yang melakukan aktivitas fisik
adalah kuesioner, microtoice, timbangan, alat
sedang yaitu sebanyak 68 orang (76%),
tulis menulis dan komputer untuk mengetik
sedangkan
dan mengolah data. Data dalam penelitian ini
responden yang melakukan aktivitas fisik
yaitu data primer dan data sekunder. Data
ringan yaitu sebanyak 22 orang (24%).
primer adalah data yang didapatkan dari kuesioner mengenai aktivitas fisik dan nyeri punggung bawah. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Koperasi TKBM berupa jumlah tenaga kerja bongkar muat yang bekerja di Pelabuhan Bitung. Analisis
univariat
mendeskripsikan
digunakan
karakteristik
untuk responden
sekaligus variabel penelitian yaitu aktivitas fisik
sebagai
variabel
bebas
dan
nyeri
punggung bawah sebagai variabel terikat. Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis
yang
paling
sedikit
adalah
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Nyeri Punggung Bawah Nyeri Punggung
n
%
Mengalami
54
60
Tidak Mengalami
36
40
TOTAL
90
100
Bawah
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan nyeri punggung bawah yang paling banyak adalah responden yang mengalami nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 54 orang (60%),
sedangkan
yang
responden
yang
paling tidak
sedikit
adalah
mengalami
nyeri
punggung bawah yaitu sebanyak 36 orang (40%).
Tabel 10. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Nyeri Punggung Bawah Nyeri Punggung Bawah Mengalami Tidak Mengalami Total p- value n % N % n % Ringan 12 13,3 10 11,1 22 24,4 0,726 Sedang 42 46,7 26 28,9 68 75,6 Jumlah 54 60 36 40 90 100 Hasil Tabel 10 menunjukkan bahwa dibandingkan dengan pekerja dengan sikap Aktivitas Fisik
dari 22 responden yang melakukan aktivitas
badan tegak. Hal ini juga didukung oleh
fisik ringan, terdapat 12 responden (13,3%)
pernyataan Bridger (1995), sikap kerja yang
mengalami nyeri punggung bawah dan 10
salah, canggung, dan di luar kebiasaan akan
responden (11,1%) lainnya tidak mengalami
menambah resiko cidera pada bagian sistem
nyeri punggung bawah. Sedangkan dari 68
muskuloskeletal (Rahmaniyah, 2007). Tetapi
responden yang melakukan aktivitas fisik
tidak selalu aktivitas fisik berhubungan dengan
sedang,
(46,7%)
nyeri punggung bawah. Perbedaan antara
mengalami nyeri punggung bawah, dan 26
penelitian ini dengan penelitian Diana terdapat
responden (28,9%) lainnya tidak mengalami
pada sikap kerja atau aktivitas fisik yang
nyeri punggung bawah.
dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat di
terdapat
42
responden
Dari uji chi square yang dilakukan
Pelabuhan Bitung sudah banyak menggunakan
terhadap aktivitas fisik dengan nyeri punggung
alat bantu sehingga aktivitas fisik yang
bawah, maka didapatkan p value sebesar 0,726
dilakukan menjadi lebih ringan.
yang berarti p value lebih dari 0,05 (0,726>
Penelitian ini sesuai dengan yang
0,05), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
dilakukan oleh Heru (2012) tentang faktor
yaitu tidak ada hubungan antara aktivitas fisik
yang berhubungan dengan keluhan nyeri
dengan nyeri punggung bawah pada Tenaga
punggung bawah pada pekerja bangunan di PT
Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Bitung.
Mikroland Property Development Semarang
Hal ini bertolak belakang dengan
dengan hasil penelitian yang dapat diketahui
penelitian yang dilakukan oleh Diana (2005)
bahwa sikap kerja pekerja bangunan dalam
tentang sikap kerja membungkuk dan memutar
proyek di PT Mikroland Property Development
selama bekerja sebagai faktor risiko nyeri
mempunyai keeratan hubungan yang rendah
punggung
bawah,
membungkuk punggung
dimana
sikap
kerja
dengan keluhan nyeri punggung bawah. Ini
memperbesar
risiko
nyeri
disebabkan
2,68
kali
bawah
sebesar
adanya
faktor
lain
yang
mempengaruhi misalnya umur, lama kerja dan
IMT sehingga aktivitas fisik tidak memiliki
pekerjaan, menjauhi minuman beralkohol,
hubungan dengan nyeri punggung bawah.
serta
mengkonsumsi
makanan
yang
bergizi. KESIMPULAN
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
1. Gambaran aktivitas fisik yang dialami tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Bitung
yang
paling
banyak
adalah
dengan variabel-variabel berbeda pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Bitung.
responden yang melakukan aktivitas fisik sedang yaitu sebanyak 68 orang (76%), sedangkan
responden
yang
DAFTAR PUSTAKA
melakukan
aktivitas fisik ringan yaitu sebanyak 22
Bridger, R.S. 1995. Introduction To Ergonomic. Mc-Graw Hill Inc. Singapore
orang (24%). 2. Gambaran nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Bitung
yang
paling
banyak
adalah
responden yang mengalami nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 54 orang (60%), sedangkan responden yang tidak mengalami nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 36 orang (40%). 3. Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Bitung. SARAN 1. Bagi Koperasi TKBM Pelabuhan Bitung dalam melakukan perekrutan tenaga kerja sebaiknya memperhatikan faktor umur dan tingkat pendidikan tenaga kerja. 2. Pekerja lebih memperhatikan faktor-faktor yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
seperti lebih memperhatikan jam kerja, menggunakan alat bantu dalam melakukan
Brown and Makckler L. 1999. Diagnosa of Mecanical LBP in a Laboren Journal of Orthopedic and Sport Phisical Therapy Assotiation. Crystal City. Samara, D. 2005. Sikap Membungkuk dan Memutar Selama Bekerja Sebagai Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah, (online) http://www.innappni. or.id/html/index.php.name,pdf, diakses 8 Juli 2015. Huldani. 2012. Nyeri Punggung. (online) http://eprints.unlam.ac.id.pdf diakses 8 Juli 2015 Nurwahyuni. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bongkar Muat Barang Pelabuhan Nusantara Kota Pare-Pare Tahun 2012. (online) http://repository. unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789, diakses tanggal 9 Mei 2015 Purba, JS & Rumawas, AM. 2006. Nyeri Punggung Bawah, Studi epidemiologi, patofisiologi dan penanggulangan. Jakarta: Neurosains. Rahmaniyah Dwi Astuti. 2007. Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat Terhadap Keluhan Musculusceletal. (online) http:www.bahrainmedical.com/mei2005/a ssociation.pdf, diakses 31 Juli 2015.
Septiawan, H (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Bangunan di PT. Mikroland Property Development Semarang Tahun 2012. (online) http://lib.unnes.ac.id/18801/ 1/6450408106.pdf diakses tanggal 8 Juli 2015. Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.