Nauli No. 004 / Pebruari 2011
Media Informasi ALUSI TaoToba
Horeeeee...Lantai Sopo Sudah Direnovasi!
Pada bulan Nopember 2010, ALUSI TaoToba berencana untuk menggunakan ruang di lantai dasar Sopo Belajar Lontung. Ide ini muncul dilatarbelakangi oleh keamanan dan kenyamanan bagi anak-anak. Untuk mencapai lantai 2 Sopo Belajar Lontung ini menggunakan tangga yang sangat tinggi. Jadi sangat berbahaya bagi anak -anak. Sementara itu untuk orang yang sudah tua juga tidak berani naik ke lantai 2. Oleh karena itu, kami ingin memaksimalkan ruang di lantai dasar yang dulunya merupakan kandang kerbau menjadi ruang belajar bagi anak -anak. Mulai Desember 2010, kami mencoba menggalang dana dengan mengajak masyarakat memberikan hadiah natal berupa 20 zak semen dan 3 pick up pasir. Tapi tidak ada satupun respon untuk itu. Kami tetep berdoa agar ada orang yang mau berbagi kepada masyarakat di Lontung dengan memberikan donasi. Akhirnya, pada tanggal 24 Januari 2011, Riyandoko (Kalimantan) memberikan donasi Rp. 100.000 untuk membeli 2 zak semen dan pada tanggal 9 Pebruari 2011, Bapak Bosar Siahaan (Jakarta) memberikan donasi Rp. 1.500.000 dan Ibu Elsa Siahaan (Medan) memberikan donasi sebesar Rp. 1.500.000. TERIMA KASIH untuk Riyandoko, Bapak Bosar Siahaan dan Ibu Elsa Siahaan. Tuhan Memberkati LEBIH BERLIMPAH! Tanpa dukungan Bapak Ibu, kita tidak akan melihat ruang lantai dasar ini seperti gambar di atas. Sekarang sudah ada ruang belajar yang nyaman dan aman yang bisa digunakan oleh anak-anak Samosir! Laporan penggunaan dana donasi renovasi lantai dasar Sopo Belajar Lontung: No
Tanggal
Deskripsi
1 24/01 & 09/02/2011 Terima donasi
Kredit
Jumlah
Rp 3.100.000 Rp
-
2
13/02/2011 Semen 15 Sak
Rp
660.000
3
13/02/2011 Ferry menuju Samosir
Rp
95.000
4
14/02/2011 Pasir 2,5 Pick Up
Rp
600.000
5
18/02/2011 Belanja sayur + bumbu
Rp
30.000
7
19/02/2011 Upah tukang
Rp
400.000
8
19/02/2011 Ferry menuju Ajibata
Rp
95.000
9
24/02/2011 Instalasi listrik
Rp
126.000
Rp 2.006.000 Sisa dana hingga 24/02/2011
Rp 1.094.000
Berbagi Cerita Kepada Jemaat HKBP Menteng
Pada tanggal 25 Pebruari 2011, ALUSI TaoToba mendapatkan kesempatan untuk berbagi cerita tentang samosir membaca! kepada jemaat HKBP
Jadwal Kegiatan Sopo Belajar Lontung
Senin
: belum ada kegiatan
Selasa Jam
: English For Fun : 15.30 - 16.30 WIB
Rabu Jam
: Kelas Kreativitas : 14.00 - 16.00 WIB
Kamis Jam
: Pemutaran Film : 14.00 - 15.00 WIB
akhirnya diskusipun berlangsung selama 1 jam. Disaat diskusi, Seksi Pendidikan HKBP Menteng mengatakan akan menyumbangkan 2 dus buku. Selain itu ada juga jemaat yang langsung memberikan donasi Rp. 500.000. PUJI TUHAN!
Jumat Jam
: Klub Baca SD : 13.30 - 15.30 WIB
Sabtu Jam
: Mewarnai & Menggambar : 14.00 - 15.30 WIB
Bulan Nopember 2010 yang lalu kami berencana akan membuka Taman Baca di Pangururan pada bulan Pebruari 2011. Namun kami belum bisa merealisasikannya. Tertundanya realisasi ini dikarenakan kami belum mendapatkan relawan untuk menjalankan Taman Baca ini. Kami akan terus berusaha untuk bisa mewujudkan Taman Baca ini. Untuk alasan yang sama, kami memohon maaf kepada desa-desa yang sudah meminta adanya Sopo Belajar/Taman Baca di desa mereka. Kami belum bisa menyanggupinya. Maafkan kami!
Minggu Jam
: Pemutaran Film : 14.00 - 15.00 WIB
Menteng, Jakarta yang sedang melakukan bakti sosial di Samosir. Dikarenakan jadwal kegiatan mereka yang sangat padat, kami hanya diberikan waktu 10 menit saja untuk bercerita samosir membaca!.
Namun, para jemaat sangat antusias
sekali dengan program samosir
membaca!
dan
Kegiatan lainnya dapat disusun bersamasama dengan masyarakat.
Setiap kegiatan GRATIS!!!
Semoga semakin banyak lagi orang yang tergerak hatinya untuk mendukung samosir membaca!. Agar mimpi setiap desa dan huta di Samosir mendapatkan akses terhadap buku dapat terwujud! Pembaca yang baik hati, ada keinginan anak-anak remaja di Lontung untuk belajar komputer. Jika ada pembaca buletin Nauli ini memiliki komputer yang sudah tidak digunakan lagi, kiranya dapat disumbangkan kepada kami agar bisa digunakan sebagai media belajar bagi mereka. Selain itu, kami juga membutuhkan sebuah LCD projector untuk digunakan dalam pemutaran film di ruang dasar Sopo Belajar Lontung yang baru saja direnovasi. Film yang diputarkan adalah film-film lingkungan dan film yang memberikan pengetahuan dan inspirasi kepada penonton. Kiranya ada pembaca yang ingin memberikan bantuan untuk ini. Kami ingin mengucapkan TERIMA KASIH kepada Tuhan, donatur, relawan dan simpatisan yang tetap setia mendukung pelayanan ALUSI TaoToba hingga saat ini. Kiranya Tuhanlah yang membalas kebaikan teman-teman dan donatur. Tuhan memberkati LEBIH BERLIMPAH! Salam dari Samosir, togu simorangkir
Sopo Belajar Lontung di desa Pardomuan, Lontung, Samosir. Sopo ini berusia 150 tahun. Dari Lumbung Padi menjadi Lumbung Ilmu!
2
“Jangan Pergi Dulu Ya Bang, Aku Mau Cuci Piring Dulu”
Ransel, Ballpoint, Buku, Kamera, …. Sip, Berangkat ! Bergerak dari Sopo Belajar Lontung sekitar jam 1 siang dengan peralatan lengkap, menunggang sepeda motor dengan box berisi buku dibalik punggungku. Santai dengan kecepatan rendah, kunikmati perjalananku melintasi jalan dengan adonan aspal, batu, air dan lumpur menuju desa Parbalohan, tepat bersebelahan dengan desa Pardomuan. Huta Lumban Sitohang, demikian nama tempat yang kutuju. Sekitar 7 rumah berdiri berhadapan dan bersebelahan dengan halaman tunggal sebagai titik kumpul yang strategis. Tiga langkah aku bergerak menjauh dari sepeda motor mendekati seorang ibu, untuk sekedar berkenalan dan menjelaskan maksud kedatanganku, seorang bapak yang sedang duduk di teras rumahnya bertanya dengan setengah teriak “Na manggadis ah do i ?” (Mau jual apa?). Bingung dengan pertanyaan yang diajukan, cepat kuselidiki penampilanku, celana panjang hitam, kemeja hitam, topi hitam. “ah, nggak ada yang aneh kok! “kesimpulanku dalam hati. Masih sibuk mencari penyebab munculnya pertanyaan yang bikin ciut nyali, aku teringat dengan box bertutup hijau muda yang masih berdiri kaku diburitan sepeda motorku. “Oh…, ini dia yang dimaksud” pikirku. Cepat kuluruskan kesalahpahaman ini kepada orangtua disana dengan bahasa Batak-ku yang marpasir-pasir (tidak lancar). “Saya dari Sopo Belajar Lontung, datang kesini mau mengajak anak-anak membaca buku”, demikian kuperkenalkan diri dalam bahasa Batak. “Bayar nggak?”, “Gratis?” tanya seorang ibu yang kuajak bicara. Wah! Pertanyaan yang terlalu spontan. Namun kali ini aku yakin, tidak ada salah dengan penampilanku. Namun kenyataan yang berbicara, bahwa pendidikan di Negara ini terlalu mahal. Kembali kujelaskan lagi kepada mereka dengan waktu dan kata yang sesingkat-singkatnya hingga mereka mengerti. Begitu hangatnya tanggapan mereka, bahkan aku diperbolehkan memakai teras rumah mereka sebagai tempat membaca. Meski agak sempit tapi ini jauh lebih baik dibanding beralaskan tanah yang masih lembab karena hujan kemarin sore. Bahkan sempitnya teras ini menjadi tempat yang nyaman ketika akhirnya gerimis turun seketika siang itu. Selama 2 jam, kumaksimalkan waktu dan tempat di Huta Lumban Sitohang untuk aktifitas membaca. Hingga akhirnya aku beranjak pergi karena anak-anak harus disibukkan dengan pekerjaan rumah. Kutinggalkan janji pada mereka, aku akan datang lagi hari Minggu. Kulanjutkan perjalananku tanpa arah, karena kupikir masih terlalu tanggung untuk pulang. Hingga akhirnya kulihat sejumlah anak-anak yang sedang bermain di sebuah Tugu/Makam. Kudekati dan kuajak mereka membaca, yang spontan mereka sambut gembira. Dengan senang hati kulapangkan tempat dipinggiran Tugu untuk menemani anak-anak membaca buku sambil berkenalan. Dan seketika itu juga Tugu itu berubah menjadi arena membaca bagi mereka, ramai dengan canda dan tawa mereka. Hingga seorang anak perempuan yang tengah asyik membaca berbicara padaku, “Jangan pergi dulu ya bang, Aku mau cuci piring dulu”. Dipenuhi rasa kagum mendengar permintaan yang diajukannya, cepat kuturuti permintaannya dengan petimbangan dosa yang besar akan kutanggung jika aku menolak. Dua jam berlalu hingga kemudian aku bergerak pulang membawa rasa puas dari apa yang telah kujalani. (Ganda Manurung; relawan ALUSI TaoToba)
3
Sopo Belajar Lontung; Jembatan Bagi Anak Samosir
LAIN LUBUK LAIN IKANNYA ! Ungkapan diatas menunjukkan bahwa manusia mempunyai kehidupan yang berbeda-beda. Dari segi adat-istiadat, bahasa, cara hidup, dan juga pendidikan. Perbedaan adat-istiadat, dan bahasa merupakan suatu keindahan seperti semboyan BHINNEKA TUNGGAL IKA. Namun perbedaan pendidikan ini, bukan suatu keindahan melainkan kemajuan dan ketertinggalan. Dalam lingkup yang sederhana misalnya perbedaan pendidikan di kota dan di desa. Orang yang tinggal di kota pada umumnya sudah mempunyai perekonomian yang mampu memenuhi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan bahkan kebutuhan tersier sehingga IPTEK cepat berkembang. Anak-anak juga sudah mengerti tentang IPTEK dan sudah mampu mengoperasikan komputer dan membuka situs internet sehingga mereka mengetahui informasiinformasi dalam negeri maupun luar negeri. Anak-anak yang tinggal di kota tidak hanya mementingkan pengetahuan di bidang teknologi saja, tetapi ilmu pengetahuan juga tak kalah pentingnya sehingga anak-anak masih mengikuti bebagai macam les yang membangun perkembangan serta menentukan masa depan mereka. Pendidikan sungguh sangat mereka pentingkan. Berbeda dengan kehidupan di desa, semuanya hidup dalam keterbatasan, baik dari segi perekonomian dan juga pendidikan. Mata pencaharian masyarakat umumnya hanya bertani dan nelayan. Padahal mereka mempunyai banyak anak yang harus dibiayai. Situasi seperti itulah yang terjadi di Desa Pardomuan Lontung.Dikarenakan perekonomian yang terbatas dan dapat dikatakan kebutuhan primer saja yang terpenuhi membuat anak-anak yang masih usia dini dan bersekolah yang tinggal di Desa Pardomuan, Lontung ini harus ikut bekerja ke sawah sebagaimana orangtuanya bekerja.Bagi mereka yang sudah bersekolah, akan pergi ke sawah setelah mereka pulang sekolah dan waktu untuk belajar cukup hanya di sekolah saja dan juga malam harinya itupun kalau tidak merasa kelelahan. Pendidikan yang seharusnya diutamakan diganti menjadi bekerja ke sawah ataupun ke ladang. Pendidikan tidak menjadi prioritas utama bagi anak-anak desa ini karena orangtua pada umumnya hanya pasrah kepada nasib. Mereka berpikir jika memang sudah ditakdirkan untuk berhasil pasti berhasil sekalipun tidak berpendidikan. Pemikiran seperti itulah yang membuat kehidupan di Desa Pardomuan ini selalu jalan ditempat. Cara berpikir yang selalu melihat masa lampau tidak memikirkan IPTEK yang semakin berkembang. Sehingga anak-anak di Desa Pardomuan ini pada umumnya hanya berpendidikan sebatas Sekolah Menengah Atas saja. Untuk melanjutkan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi tidak pernah terpikirkan. Orangtua langsung menyuruh anak-anaknya untuk pergi merantau mencari pekerjaan setelah selesai dari sekolah. Itulah ciri khas di Desa Pardomuan, Lontung ini. Sungguh sangat memprihatinkan ketertinggalan pendidikan di Desa Pardomuan ini karena cara berpikir yang tidak berkembang. Anak-anak yang masih bersekolah di Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Atas akhirnya tidak mempunyai wawasan luas tentang IPTEK. Komputer yang saat ini sudah biasa kita lihat bahkan digunakan, anak-anak Desa Pardomuan ini belum mampu mengoperasikannya. Apakah keadaan yang seperti itu akan tetap berlanjut di Samosir? Membiarkan anak-anak tetap mengikuti cara berpikir orangtua yang tidak mengerti akan IPTEK, sehingga membuat anak-anak tetap berada pada ketertinggalan mengenai pendidikan, padahal mereka masih mempunyai jalan yang panjang untuk mengejar mimpi-mimpinya demi masa depan yang cerah. Apakah semangat kekanak-kanakan mereka untuk berkembang akan sirna ditengah jalan akan situasi yang seperti itu? Bersambung ke halaman 6
4
Dari Sampah Menjadi Tempat Pensil
Permasalahan yang ada di Indonesia saat ini adalah begitu banyaknya sampah mulai dari sampah rumah tangga sampai sampah yang dihasilkan oleh produksi dari perusahaan atau industri. Di Indonesia masalah sampah ini menjadi sangat serius, apalagi sampah plastik dan ini biasanya banyak terdapat di daerah perkotaan. Hal ini tentu bukan saja menjadi permasalahan pemerintah tetapi juga menjadi permasalahan kita semua. Sampah rumah tangga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap permasalahan sampah di Indonesia. Setiap harinya masyarakat bisa menghasilkan sampah mulai dari sampah plastik ataupun sisa makanan. Sampah-sampah tersebut biasanya dibuang ke tempat sampah. Jika di kota tentu ada petugas kebersihan yang mengangkut sampah yang diletakkan di depan rumah. Hal berbeda tentu dialami dipedesaan, sampah yang dihasilkan biasanya akan dibuang ditempat sampah yang ada dibelakang rumah atau terkadang karena kurangnya kesadaran banyak sampah yang dibuang sembarangan. Masyarakat biasanya menyukai hal yang bersifat praktis. Hal ini dapat kita lihat dari cara pengolahan sampah. Masyarakat yang tinggal dipedesaan mengumpulkan sampah-sampah plastik kemudian dibakar. Tanpa mereka sadari mereka telah membahayakan kesehatan sistem pernafasan. Pembakaran sampah plastik akan menghasilkan gas dioksin yang memiliki daya racun 350 kali disbanding asap rokok. Dioksin termasuk kategori supertoxin (diatas toxin) dan bersifat karsinogen atau memicu penyebab kanker. Masyarakat memang lebih memilih mengatasi masalah sampah secara praktis daripada mencegah timbulnya penyakit akibat dari pembakaran sampah tersebut. Sampah tentunya tidak hanya bisa diatasi dengan membakar. Sampah dikategorikan dalam dua kelompok yaitu: sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sampah yang bersifat basah dan bisa terurai biasanya berasal dari sisa makanan bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik dan makanan ternak. Hal yang sulit diatasi adalah sampah yang bersifat anorganik dimana sampah yang tidak bisa terurai lagi, hanya perlu kemauan dan kreativitas tentunya sampah plastik atau kaleng-kaleng bisa didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Hal ini tidaklah menjadi sesuatu yang rumit. Dimulai dari hal-hal yang kecil akhirnya bisa bermanfaat. Hal inilah yang akan dikembangkan oleh Sopo Belajar Lontung dimana anak-anak diberi motivasi untuk bisa memanfaatkan sampah yang ada, setidaknya sesuatu yang bisa bermanfaat untuk diri sendiri. Rabu, 16 Februari 2011, di Sopo Belajar Lontung yang setiap hari Rabu diadakan kelas kreativitas membuat sesuatu yang baru yang belum pernah dilakukan oleh anak-anak. Selama ini anak-anak biasanya membuat kreativitas dari enceng gondok dan kertas atau karton. Tetapi, pada Rabu itu anak-anak diajarkan untuk memanfaatkan kembali sampah yang sudah dibuang. Hal ini juga memotivasi anak-anak agar jika melihat sampah tidak pada tempatnya, agar dipungut dan jika mereka mempunyai ide bisa dimanfaatkan kembali. Di Rabu itu terdapat 4 anak yang mengikuti kelas kreativitas. Awalnya mereka bingung untuk membuat apa karena tidaklah hal yang biasa bagi mereka jika sudah jadi sampah ya tetap sampah. Hal inilah yang harus dirubah dari anak-anak itu. Setelah dijelaskan bahwa anak-anak silahkan untuk mencari satu sampah dan kreasikan untuk bisa dibuat apa yang bisa bermanfaat lagi. Setelah dua jam lebih akhirnya ada yang bisa mereka perlihatkan sebagai karya mereka. Dimulai pertama sekali Hotbaen Elliezer Situmorang siswa kelas 1 SD selesai membuat tempat pensil yang memanfaatkan bekas kaleng sarden dan kertas bekas. Kemudian disusul oleh Sovia Pakpahan siswa kelas 3 SD yang memanfaatkan bekas botol minuman mineral menjadi tempat hiasan lampu. Setelah itu selesailah bunga dari plastk-plastik hasil karya Santri Pakpahan, siswa kelas 5 SD dan yang terakhir tempat sisir dari botol aqua bekas dilapisi bungkus plastik kopi. Jikalau banyak orang menganggap jika sudah sampah ya tetap sampah dan lebih baik dibakar, tetapi tidak bagi anak-anak yang terdiri Elle, Sovia, Santri dan Ezer, mereka bisa memanfaatkan sampah yang ada di lingkungan sekitar menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bisa digunakan kembali. Semoga dari keempat anak tersebut akan muncul anak-anak lain yang bisa memanfaatkan sampah. (Tina Saragih; relawan ALUSI TaoToba)
5
Apa Kata Anak Samosir?
Mungkin tak pernah terpikirkan oleh masyarakat yang tinggal dipedesaan bahwa mereka bisa mengakses buku dengan gratis. Sopo Belajar Lontung adalah solusi bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan yang susah mengakses buku-buku untuk dibaca. Sopo Belajar Lontung yang sudah 10 bulan beroperasi menyediakan buku-buku gratis kepada masyarakat desa Pardomuan khususnya dan masyarakat Samosir dan nantinya masyarakat disekeliling Danau Toba. Desa Pardomuan Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir adalah tempat pertama Yayasan ALUSI TaoToba untuk mendirikan Sopo Belajar Lontung yang tempat dan buku-buku semuanya dari sumbangan orang-orang yang mau peduli terhadap kemauan masyarakat untuk membaca dan membantu masyarakat agar terus bermimpi khususnya anak-anak yang masih punya waktu panjang untuk mencapai mimpi-mimpi mereka. Keberadaan Sopo Belajar Lontung disambut baik dan positif dari masyarakat di desa itu. Tidak terkecuali bagi anak-anak yang sangat senang dengan keberadaan Sopo Belajar Lontung. Adalah Goklas Situmorang yang sangat senang dengan keberadaan Sopo Belajar ini dimana menurutnya biasanya Goklas sebelum ada Sopo belajar sepulang sekolah jika tidak pergi ke Balian (sawah), Goklas bengong-bengong di rumahnya atau bermain-main disekitar rumahnya. Kesenangannya dapat dilihat dari keseringannya Goklas datang ke Sopo Belajar Lontung dan mengikuti semua kegiatan. Menurut penuturannya kegiatan yang disukai Goklas adalah Klub Baca yang diadakan setiap Jumat pukul 13.30–15.30 WIB, menurutnya dengan kegiatan Klub Baca melatih keberanian untuk berbicara di depan orang banyak dan meningkatkan kemauan untuk membaca. Tanggapan orangtua Goklas juga sangat senang, karena Goklas dan teman-temannya tidak saja hanya bisa membaca jika datang ke Sopo Belajar tetapi banyak kegiatan yang mendukung perkembangan anak-anak. Keisengan salah satu relawan ALUSI TaoToba bertanya bagaimana jika suatu saat Sopo Belajar Lontung ini ditutup, Goklas menjawabnya tentu sangat sedih karena tentu tidak ada lagi tempat membaca dan belajar diluar jam sekolah. Apalagi menurutnya kakak-kakak dan abang-abang di Sopo Belajar Lontung semuanya baik-baik dan mau membantu anak-anak untuk belajar. Harapan Goklas bahwa Sopo Belajar Lontung ini terus meningkatkan pelayanannya dan Goklas juga sangat berharap bahwa anakanak yang lain juga menjaga kebersihan Sopo Belajar dan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan. Hasil wawancara dengan : Goklas Situmorang; Siswa Kelas IV SD Sambungan dari halaman 4; Jembatan Anak Samosir Beruntunglah anak-anak Samosir yang tinggal di Desa Padomuan ini karena adanya Sopo Belajar Lontung yang menyediakan buku-buku. Sopo Belajar ini menjadi tempat anak-anak untuk belajar, membaca dan juga bermain. Didukung dengan adanya kegiatan-kegiatan Sopo Belajar setiap harinya, dan Kreta Baca bagi anak-anak Samosir yang tempat tinggalnya jauh dari Sopo Belajar. Semua itu dilakukan dengan harapan anak-anak Samosir tidak lagi tertinggal jauh akan perkembangan IPTEK dengan teman-temannya yang tinggal di kota. Setelah Sopo belajar ini didirikan oleh ALUSI TaoToba, anak-anak yang tinggal di Desa Pardomuan ini menyempatkan diri datang ke Sopo Belajar untuk membaca sebelum mereka pergi ke sawah ataupun ke ladang, walau terkadang dimarahi oleh orangtua mereka karena kelamaan di Sopo Belajar. Namun dengan demikian secara perlahan-lahan anak-anak Samosir akan terbiasa berhadapan dengan buku-buku, baik itu cerita anak, ensiklopedi anak atau buku-buku lainnya yang dapat dimengerti oleh mereka. Sehingga dengan membaca, anak-anak Samosir akan semakin mengetahui pentingnya pendidikan itu. Dengan adanya Sopo Belajar ini menjadi penghubung secara perlahan-lahan bagi anak-anak Samosir agar lebih mampu berkembang lagi untuk mencapai masa depan yang cerah. Semoga Sopo Belajar Lontung menjadi jembatan kokoh untuk meneruskan mimpi-mimpi anak-anak Samosir. (Meike Pakpahan; putri desa Pardomuan, Lontung; membantu mengelola Sopo Belajar Lontung)
6
Update Kegiatan Sopo Belajar Lontung
Pada bulan Pebruari 2011 ini, jumlah kunjungan ke Sopo Belajar ALUSI TaoToba sebanyak 287 kali. Terjadi kunjungan berulang bagi semua pengunjung. Dari 287 kali kunjungan ini, sebanyak 703 buku. Terjadi peningkatan jumlah buku yang dibaca dibanding bulan Januari 2011 yang lalu yaitu 628 buku yang dibaca. Kategori buku yang dibaca sebagai berikut: cerita anak, komik, ensiklopedia anak, buku pelajaran SD, dunia hewan, kewarganegaraan, Pendidikan Anak Usia Dini, Kesehatan, kreatifitas, majalah, kerohanian, pendidikan aksara, pengetahuan umum. Dibawah ini daftar kegiatan di Sopo Belajar Lontung selama bulan Pebruari 2011:
Tanggal Kegiatan 01 Februari 2011 English For Fun 02 Februari 2011 Kelas Kreativitas 03 Februari 2011 Pemutaran Film 04 Februari 2011 Klub Baca SD 05 Februari 2011 Mewarnai 06 Februari 2011 Pemutaran Film 08 Februari 2011 English For Fun 09 Februari 2011 Kelas Kreativitas 10 Februari 2011 Pemutaran Film 11 Februari 2011 Klub Baca SD 12 Februari 2011 Mewarnai 13 Februari 2011 Pemutaran Film 15 Februari 2011 English For Fun 16 Februari 2011 Kelas Kreativitas 17 Februari 2011 Pemutaran Film 18 Februari 2011 Klub Baca SD 19 Februari 2011 Mewarnai 20 Februari 2011 Menyusun Mainan 22 Februari 2011 English For Fun 23 Februari 2011 Kelas Kreativitas 24 Februari 2011 Pemutaran Film 25 Februari 2011 Klub Baca SD 26 Februari 2011 Mewarnai 27 Februari 2011 Pemutaran Film
Materi Sentences and Adverb Membuat Kalender sederhana dari kubus Telur-telur penyuku Membaca dan menjelaskan dongeng Boneka dan bunga Sahabat Lautku Question Word Membuat Kalender sederhana dari kubus Bis Air Dongeng Mawar Merah Tema: Alam Teman Pelangiku Evaluasi Occupation, Sentences Membuat sesuatu dari sampah Apotik Hidupku Cara Penanaman Cabe Mewarnai Barbie dan Ikan Menyusun mainan Menggambar bagian tubuh Pemanfaatan sampah menjadi mainan Rio Si Tompel Mini Jakartta Cara Penanaman Cabe Tema: Alam Raja Rimba tak bisa tidur
Peserta 4 orang 4 orang 3 oarng 6 orang 9 orang 6 orang 6 orang 4 orang 8 0rang 3 oarng 5 orang 9 orang 4 orang 4 orang 6 orang 7 orang 19 orang 14 orang 6 orang 5 orang 6 orang 4 orang 17 orang 7 orang
Tutor Tina Saragih Ganda Manurung Tina Saragih Tina Saragih Tina Saragih Tina Saragih Meike Pakpahan Ganda Manurung Tina Saragih Tina Saragih Meike Pakpahan Meike Pakpahan Tina Saragih Tina , Togu, Meike Tina Saragih Tina Saragih Tina Saragih Tina Saragih Meike Pakpahan Ganda Manurung Meike Pakpahan Meike Pakpahan Meike Pakpahan Ganda Manurung
Kunjungan Kreta Baca selama bulan Pebruari 2011 adalah sebagai berikut:
No. 1. 2 3 4 5 6 7 8 9
Tanggal Tempat Kunjungan 03 Februari 2011 Lumban Sitohang - Parbalohan 03 Februari 2011 Lumban Sinaga - Parbalohan 04 Februari 2011 Lumban Sinaga - Parbalohan 10 Februari 2011 Pasar Sirongit - Parmonangan 11 Februari 2011 Pasar Sirongit - Parmonangan 12 Februari 2011 Pasar Sirongit - Parmonangan 13 Februari 2011 Lumban Sinaga - Parbalohan 15 Februari 2011 Pasar Sirongit - Parmonangan 16 Februari 2011 Pasar Sirongit - Parmonangan
Peminat 5 orang 6 orang 13 orang 16 orang 35 orang 22 orang 7 orang 12 orang 22 orang
Pulo Samosir do haroroanku Samosir do Ido asalhu sai tong ingotonhu Saleleng ngolungku hupuji ho 7
Catatan Keuangan
Catatan Keuangan Yayasan ALUSI TaoToba Hingga 28 Pebruari 2011 Pemasukan Pemasukan Tahun 2010
Rp
Pemasukan Tahun 2011 (s/d 28 Pebruari 2011) Jumlah Total Pemasukan
Rp 12.500.000 Rp 40.918.989
Pengeluaran April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Pebruari 2011
28.418.989
Rp 2.702.356 Rp 3.784.000 Rp 2.395.000 Rp 645.000 Rp 3.915.500 Rp 3.039.500 Rp 1.965.500 Rp 3.447.500 Rp 3.383.175 Rp 1.224.000 Rp 8.634.750 Rp 35.136.281
Sisa Dana Hingga 28 Pebruari 2011
Rp
5.782.708
Jumlah pengeluaran diatas adalah jumlah total setiap bulannya. Catatan yang lebih detail ada pada kami. Jika ada donatur yang menginginkan penggunaan keuangan yang lebih terperinci dapat menghubungi kami di email:
[email protected]. Daftar Donatur tahun 2011 (berupa donasi uang) hingga 28 Pebruari 2011 adalah sebagai berikut: No
Tanggal
Nama
Lokasi
Jumlah
1
05-Jan-11
NN
Depok
Rp
200.000
2
18-Jan-11
Hari Kushardanto
Bandung
Rp
1.500.000
3
24-Jan-11
NN
Kalimantan
Rp
100.000
4
26-Jan-11
Budi Susilo
Malang
Rp
5.000.000
5
09-Feb-11
Bosar Siahaan
Jakarta
Rp
1.500.000
6
09-Feb-11
Elsa Siahaan
Medan
Rp
1.500.000
7
16-Feb-11
NN
Depok
Rp
200.000
8 9
18-Feb-11 25-Feb-11
Nita Ryarti NN
Jakarta Jakarta
Rp Rp
2.000.000 500.000
8
Dari Kita untuk Mereka
Huta Lontung Na Godang tempat dimana Sopo Belajar Lontung berada tidak memiliki WC umum yang bisa diakses oleh masyarakat. Dari 10 rumah yang ada di huta, hanya 4 rumah saja yang memiliki WC. Jika masyarakat ingin buang air kecil atau air besar, mereka harus pergi ke binanga (sungai kecil). Begitu juga degan para pengunjung Sopo Belajar Lontung, jika mereka ingin buang air kecil harus ke binanga atau menumpang di rumah Kepala Desa. Melihat kondisi ini, kami ingin ada sebuah WC yang bisa digunakan oleh pengunjung Sopo Belajar Lontung agar kebersihan dan kesehatan lingkungan dapat terjaga. Untuk itu, kami mohon dukungan dari pembaca yang baik untuk merealisasikan rencana ini. Mari kita ciptakan lingkungan yang sehat di sekitar Sopo Belajar Lontung! Adapun kebutuhan untuk pembuatan WC Sopo Belajar Lontung adalah sebagai berikut: No
Item
1 Batu Bata 2 Semen
Unit Satuan 1200
Harga
biji
Rp
15
sak
Rp
3 Pasir
1
pick up
Rp
4 Besi Beton
3
batang
5 Seng
5
6 Kayu 7 Kloset 8 Pintu WC
Total 450 Rp
50.000 Rp 250.000
540.000 750.000
Rp
250.000
Rp
48.000 Rp
144.000
lembar
Rp
56.000 Rp
280.000
6
batang
Rp
1
buah
Rp
100.000
Rp
100.000
1
buh
Rp
250.000
Rp
250.000
9 Paku Seng
1
kotak
Rp
25.000
Rp
25.000
10 Paku 3 inchi
1
kg
Rp
16.000
Rp
16.000
11 Upah pengerjaan
1
unit Rp 1.000.000
Rp
1.000.000
12 Logistik Tukang
7
hari
Rp
50.000 Rp
350.000
13 Ongkos antar barang
1
unit
Rp
50.000
35.000 Rp
Rp
210.000
50.000
Rp 3.965.000 Donasi yang sudah masuk Semen
5
sak Rp
50.000
Kekurangan dana
Rp
250.000
Rp 3.715.000
samosir membaca! Ketika mereka berhenti belajar, mereka berhenti bertumbuh!
9
Satu Buku Sejuta Mimpi Kampanye Donasi Buku - Satu Buku Sejuta Mimpi (Kadoku Sabuksemi) merupakan Kampanye Donasi Buku yang dilakukan oleh Yayasan ALUSI TaoToba guna mengumpulkan buku-buku untuk membantu program samosir membaca!. Buku-buku yang dikumpulkan adalah buku baru ataupun buku bekas dalam kondisi layak baca. Adapun buku-buku yang diperlukan untuk membantu samosir membaca! adalah: • Cerita bergambar • Komik (tidak yang berisi kekerasan dan seks) • Novel • Buku pegetahuan umum • Ensiklopedia • Buku pertanian dan peternakan • Buku lingkungan dan konservasi • Buku keterampilan dan keahlian • Majalah (tidak yang pornografi) • Buku pelajaran untuk SD dan SMP (KTSP terbaru) • Dan buku-buku lainnya yang mendidik serta meningkatkan pengetahuan dan pengembangan diri masyarakat. Dukungan kita bisa mewujudkan mimpi mereka. Yang kita lakukan adalah hal kecil yang bisa membawa perubahan besar. Mari berbagi untuk sesama! Silahkan menghubungi Yayasan ALUSI TaoToba : togu simorangkir (085828467888) email:
[email protected]
10
Daftar penyumbang buku: 1. Penerbit BPK Gunung Mulia (Jakarta) 2. Jeni Shannaz (Bogor) 3. Mella Puspita (Depok) 4. Sally Widyastuti (Jakarta) 5. Sandrak Manurung (Medan) 6. Argentino Siregar (Medan) 7. Tina Saragih (Medan) 8. Junita Sitanggang (Jakarta) 9. Arthur Tambunan (Jakarta) 10. Ruth Tambunan (Jakarta) 11. Sarilani Putu (Depok) 12. Nida Sofya (Samarinda) 13. Orangutan Information Center/IOC (Medan) 14. Yayasan Ekosistem Lestari/YEL (Medan) 15. Mario Gultom (Medan) 16. National High Jakarta School (Jakarta) 17. Marina Situmorang (Jakarta) 18. Lili Aries Sadikin (Jakarta) 19. Yayorin (Yayasan Orangutan Indonesia) (Kalimantan Tengah) 20. Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) 21. Vidi B10NC (Alor, Nusa Tenggara Timur) Donasi Barang 1. Laptop (Hari Kushardanto/Bandung) 2. Kamera Digital (Nita Ryarti/Jakarta) 3. Perlengkapan rumah tangga (Ny. R. Simorangkir br. Gultom/Pematang Siantar) 4. Semen dan Seng (Bapak V. Situmorang/ Lontung) 5. Film-Film Lingkungan (Yayorin/Yayasan Orangutan Indonesia/Kalimantan) 6. Film-Film Dancow (Frida Simorangkir/Jakarta) 7. Mainan anak-anak (Nancy Widyani/Bali) 8. Monitor Komputer (Poppy Simorangkir/Medan) 9. CPU Komputer (Tina Saragih/Kisaran)
Kami membutuhkan relawan untuk : 1. Edukator di Sopo Belajar Lontung 2. Edukator di Taman Baca Pangururan (sedang dalam tahap persiapan) 3. Kreta Baca untuk wilayah Lontung dan Pangururan (relawan harus memiliki sepeda motor sendiri) Yayasan ALUSI TaoToba menyediakan akomodasi dan logistik yang sederhana. Mari bersama-sama kita mewujudkan mimpimimpi anak-anak Samosir! Hubungi ALUSI TaoToba di email:
[email protected]
Books Dropping Point Di Jakarta: Jamartin Sihite Jl. Kebon Baru IV No. 5, Tebet Jakarta Selatan Telp. (021) 8294762 Books Dropping Point Di Bogor: RARE Jl. Papandayan No. 11A Bogor, Jawa Barat Telp. (0251) 8329449 Books Dropping Point Di Bandung: Manganju Luhut Tambunan Institut Teknologi Bandung (ITB) Gedung Kegiatan Mahasiswa Institut Sosial Humaniora Tiang Bendera Jl. Ganesha 10, Bandung Jawa Barat 40132 Telp. 081394730811 Books Dropping Point Di Medan: Orangutan Information Center (OIC) Komplek Tasbih Blok RR No. 98 Medan, Sumatera Utara Telp. (061) 8200218 Books Dropping Point Di Bali: Baby Saskia Tamba Jl. Ceningansari No. 12 G, Sesetan, Denpasar, Bali Tlp. (0361) 9698777 Books Dropping Point Di Banjarmasin: Heri Irzan T Jl. Jahri Saleh, Komp. Pandan Arum Blok B No. 84 RT.15 Banjarmasin, Kalimantan Selatan Telp. (0511) 7614047 Kirim Donasi Buku Di Siantar: Togu Simorangkir Jl. H. Adam Malik No. 6 Pematang Siantar, Sumatera Utara Telp. 085828467888 ALUSI TaoToba masih membutuhkan Books Dropping Point lainnya. Jika ada yang ingin bersedia membantu, silahkan hubungi ALUSI TaoToba di email:
[email protected]
Terima kasih kepada para donatur, relawan dan simpatisan. Tuhan memberkati LEBIH BERLIMPAH! 11
Apa Yang Bisa Kita Lakukan? Jika ada yang bertanya: pengorbanan kecil apa yang bisa kita berikan dan membuat perubahan besar bagi hidup orang lain dan alam ciptaan Tuhan ini, apa jawaban yang akan kita sampaikan? Sebagian besar dari kita mungkin tidak mampu untuk menyampaikan jawaban karena kita cenderung percaya bahwa untuk membuat perubahan besar maka diperlukan pergorbanan yang besar pula. Padahal, hanya dengan menyisihkan 2000 rupiah per hari selama 365 hari, maka akan banyak saudara-saudara kita di sekitar Danau Toba yang akan bisa mendapatkan akses kepada buku dan sarana belajar lainnya. Dengan 2000 rupiah per hari selama 365 hari, kita menjadi saluran berkat bagi banyak orang!
• Untuk satu Sopo Belajar diperlukan dana sebesar Rp. 74.700.000 selama 1 tahun. Satu Sopo Belajar dapat diwujudkan oleh 103 orang dengan menyisihkan 2000 rupiah per hari selama 365 hari (Rp. 730.000/ orang/tahun). Pembayaran dapat dilakukan sebanyak 4 kali (@ Rp. 182.500). • Untuk pembuatan Kapal Pendidikan Keliling dan operasionalnya di tahun pertama dibutuhkan Rp. 247.800.000. Kapal Pendidikan Keliling dapat diwujudkan oleh 340 orang dengan menyisihkan 2000 rupiah per hari selama 365 hari (Rp. 730.000/orang/tahun). Pembayaran dapat dilakukan sebanyak 2 kali (@ Rp. 365.000). • Perorangan, kelompok, perusahaan atau lembaga yang tertarik untuk mendukung Samosir MEMBACA dapat menjadi sponsor dengan menanggung penuh anggaran yang diperlukan. Nama sponsor akan menjadi nama dari Sopo Belajar atau Kapal Pendidikan Keliling. • Jika perorangan, kelompok, perusahaan atau lembaga ingin membantu Samosir MEMBACA dapat memberikan donasi buku, alat tulis menulis, alat menggambar atau mewarnai, alat permainan olahraga dan film-film yang mendidik.
Rekening Yayasan ALUSI TaoToba Bank Mandiri Kantor Cabang Pematang Siantar No. Rek: 107-00-0592909-8
Visi Program Berdiri
Yayasan ALUSI TaoToba Huta Lontung Na Godang Desa Pardomuan Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara Telp. 0858-2846-7888 Email :
[email protected]
: Kesejahteraan Masyarakat untuk Kelestarian Danau Toba : Pendidikan, Lingkungan dan Penguatan Masyarakat : 18 Juni 2009
Pembina: DR. Ir. Jamartin Sihite Hari Kushardanto, M.Sc Pengurus: Togu Simorangkir (Ketua) Yuanita Indah Ryarti, SE, MdevPract (Sekretaris) Dr. Junita Rosalina Sitanggang (Bendahara) Pengawas: Pahrian Ganawira Siregar, STP, ME