MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR TANGKAP PADA PERMAINAN BOLA KASTI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERPASANGAN SISWA KELAS IV SDN 1 BOTUPINGGE KABUPATEN BONE BOLANGO (Hindra Maksum, Ruslan, Suriyadi Datau)
[email protected] Pendidikan Keolahragaan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Hasil penelitian menunjukan peningkatan hasil pembelajaran lempar tangkap bola pada permainan bola kasti melalui pembelajaran berpasangan pada siswa kelas IV SDN I Botupingge Kabupaten Bone Bolango. Peningkatan hasil pembelajaran permainan kasti di tunjukan dengan perolehan keberhasilan belajar secara individu 55,95% pada observasi awal dan 70,87%pada siklus I atau mengalami peningkatan sebesar 14,92% kemudian peneliti melanjutkan penelitian ke siklus II dan memperoleh 78,55%. Rentang nilainya 7,68% karena sudah melampaui indikator kerja 75% maka penelitian dinyatakan selesai. Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa dengan menggunakan strategi berpasangan, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan kemampuan lempar tangkap bola pada permainan kasti. Terbukti dari siklus ke siklus kemampuan siswa telah mengalami peningkatan. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, guru pendidikan jasmani hendaknya dapat memotifasi siswa agar lebih kreatif dan mengembangkan kemampuannya, khususnya dalam permainan bola kasti.
Kata Kunci : Permainan Bola Kasti
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang pemeran utama atau aktornya pendidikan. Belajar merupakan upaya yang dilakukan seseorang agar memperoleh “sesuatu”.Sedangkan mengajar adalah sesuatu kegiatan yang mengupayakan terjadinya proses belajar. Proses belajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan Timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif sebagai pendidik secara umum. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada kreativitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya dalam menyampaikan materi. Jika dihubungkan dengan kreatifitas guru makasalah satunya adalah bagaimana guru menggunakan metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan serta tidak hanya menguasai teori saja melainkan mampu untuk mengaplikasikan lapangan. Pembelajaran ini sangat penting dalam penyampaian atau penyajian materi pelajaran yang dapat mendukung serta memotivasi siswa dalam menerima materi. Kriteria keberhasilan proses belajar mengajar ditandai dengan terjadinya perubahan tingkahlaku dan peningkatan pengetahuan pada dirii ndividu yang belajar. Untukmencapaikriteriaini,
adalahtugasdanperan
guru
dalammemilihdanmenggunakanmetode
yang
kreatifdalammeningkatkankeberhasilanbelajarsiswadalampelaksanaanpembelajaran. Berdasarkanobservasiawal di SDN 1 Botupinggekhususnyakelas IV yang berjumlah
28
orang,
hasilmenunjukkanbahwasebagianbesarsiswakurangdalamgerakdasarlempartangkap bola padapermainankasti. Dari hasilobservasiawaldenganjumlahsiswa 28 orang yang terdiridari
16
orang
laki-lakidan
12
orang
perempuan,
yang
cukupmelakukanlempartangkap bola hanya 10 orang siswasedangkan yang kurang 13 orang
siswadankurangsekali
5
orang
siswa.
Hasilinilebihmembuktikanbahwakekurangmampuansiswadalammelakukantekniklempart angkap
bola
padapermainankasti.Inidisebabkanpara
guru
di
sekolahhanyamenerapkanmetodeceramahdanbermaintanpamenggunakanmetodeatausisw ahanya di berikan bola dan di biarkansecara individual tanpabimbingandanarahan.
Permainan Kasti Olahraga kasti
merupakan
olahraga
masyarakat,
dimana
masyarakat
melakukannya pada waktu senggang atau waktu lowong, terutama oleh anak atau murid sekolah.Olahraga ini termasuk olahraga tradisional yang juga banyak diminati anakanak remaja karena dalam permainan kasti meningkatkan ketangkasan dan kekompakan regu atau pemain.Sehingga melalui permainan kasti dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik.Biasanya permainan bola kasti kebanyakan dilakukan pada waktu sore hari dan kegiatan bola kasti dapat dilakukan oleh siapapun. Aminarni (2009:4) menjelaskan bahwa permainan kasti merupakan permainan yang menyenangkan.Dalam permainan kasti kita harus menguasai teknik-teknik permainan agar dapat memainkan kasti dengan baik. Teknik-teknik permainan kasti yang perlu dikuasai adalah melempar dan menangkap bola serta cara berlari. Sukrisno (2007:2) menjelaskan bahwa permainan kasti merupakan salah satu permainan bola kecil.Permainan ini di mainkan oleh dua regu, yakni regu pemukul dan regu penjaga.Regu pemukul berusaha untuk mendapatkan nilai dengan memukul bola kemudian berlari mengelilingi lapangan.Sedangkan regu penjaga berusaha menangkap bola serta mematikan regu pemukul.Regu yang banyak mengumpulkan nilai menjadi pemenangnya. Mulyaningsih Faridah (2010:2) mengemukakan bahwa kasti merupakan permainan bola kecil. Kasti juga merupakan salah satu permainan tradisional yang ada di Indonesia. Permainan ini bisa membuat kita senang dan gembira, kasti dapat di lakukan di mana saja karena tidak memerlukan lapangan yang terlalu luas. Permainan kasti di lakukan oleh dua regu. Satu regu bertindak sebagai pemukul dan yang lain sebagai penjaga. Kurniadi (2010:3) mengemukakan bahwa kasti merupakan salah satu permainan bola kecil seukuran bola tenis lapangan.Permainan ini dimainkan oleh dua regu pemukul dan regu penjaga.Regu pemukul berusaha mengumpulkan nilai, sebaliknya regu penjaga berusaha menangkap bola serta mematikan regu pemukul.Regu yang paling banyak
mengumpulkan nilai menjadi pemenangnya.Untuk bisa memainkan permainan ini tidak memerlukan lapangan yang begitu luas.Adapun lapangan kasti berbentuk persegi panjang dengan ukuran 30x60 m. ukuran ini bisa di koordinasikan dengan lapangan yang ada. Suyanto (2004:1) Kasti adalah salah satu permainan bola kecil. Di sekolah dasar permainan kasti mengutamakan kegembiraan dan ketangkasan.Aturan dan cara bermain diajarkan secara umum. Alat-alat yang digunakan pada permainan kasti, diantaranya adalah bola kasti dan alat pemukul yang terbuat dari kayu. Selain itu lapangan yang cukup luas juga harus tersedia. Lapangan tersebut harus sudah di beri tanda tempattempat perhentian (base) dan batas-batas lapangan. Peraturan Permainan Beberapa jumlah anggota dalam satu team pada permainan kasti memang tidak ada ketentuan.Namun, kemeriahan dan kegembiraan semakin mewarnai permainan ini dengan semakin banyaknya jumlah pemain. Adapun beberapa peraturan dalam permainan kasti dapat di jelaskan sebagai berikut : a. Regu Pemukul 1. Setiap pemain berhak memukul 1 kali. Pemain terakhir memiliki 3 kali kesempatan 2. Setelah melakukan pemukulan, pemain harus segera meletakkan alat pemukul di dalam ruang pemukul. Apabila alat pemukul berada diluar tempat yang telah ditentukan, dirinya tidak mendapat skor kecuali ia membetulkan kembali alat pemukultersebut. b. Regu Penjaga 1. Bertugas untuk mematikan lawan 2. Menangkap bola yang telah dipukul oleh anggota Team pemukul 3. Membakar ruang bebas apabila ruang yang telah disediakan untuk ditempati anggota regu pemukul kosong c. Pelambung 1. Bertugas melambungkan bola untuk dipukul secara wajar sesuai dengan permintaan pemukul
2. Apabila bola yang dilambungkan tidak terpukul, pelambung melambungkan bola lagi 3. Apabila sampai 3 kali berturut-turut bola tidak terpukul, si pemukul dapat berlari bebas ketempat pemberhentian I. d. Pukulan Benar Pukulan bola dikatakan benar apabila bola itu melampaui garis pukul, tidak mengenai tangan, dan tidak jatuh diruang bebas. e. Penghitungan Skor 1. Team atau regu mendapat skor 1 apabila pemain memukul bola dan berlari ke pos atau ke pemberhentian I, II, III, dan ruang bebas secara bertahap 2. Team atau regu mendapat skor 2 apabila pukulan benar dan mampu kembali keruang bebas tanpa berhenti pada pos-pos pemberhentian 3. Regu penjaga mendapat skor 1 apabila mampu menangkap secara langsung bola yang dipukul oleh regu pemukul 4. Team atau regu dengan skor tertinggi keluar sebagai pemenang. f. Waktu Permainan Permainan dilangsungkan dalam dua babak.Setiap babak berlangsung selama 30 menit dengan jeda istirahat 10 menit. g. Pergantian tempat atau posisi antara regu pemukul dan regu penjaga terjadi apabila : 1. Salah seorang anggota regu pemukul terkena lemparan bola dari regu penjaga 2. Bola dapat ditangkap 3 kali berturut-turut oleh anggota regu penjaga. 3. Salah seorang anggota regu pemukul masuk keruang bebas melalui garis belakang 4. Salah satu anggota regu pemukul keluar dari ruang bebas atau keluar dari batas lapangan yang telah dibuat h. Agar permainan berjalan dengan lancar harus ada wasit pertandingan yang keputusannya mutlak. Wasit dibantu oleh 3 orang penjaga garis dan 2 orang pencatat nilai.
Keterampilan Dasar Bermain Kasti Teknik dasar adalah cara yang diperlukan dalam melakukan gerakan-gerakan umum. Teknik dasar diperlukan agar permainan dapat berlangsung secara tertib dan baik.Teknik-teknik dasar dari permainan kasti yang perlu dikuasi adalah melempar, menangkap, dan memukul bola, serta berlari. Berikut merupakan teknik dasar bermain kasti : a. Melempar Bola Melempar bola adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan kasti.Terutama bagi regu penjaga agar bisa melempar ke bagian tubuh regu pemukul dengan tepat. Sebelum melempar bola, siswa harus mengetahui cara memegang bola. Cara memegang bola yang benar adalah sebagai berikut : Pegang bola dengan seluruh jari tangan Pegang bola dengan erat Jarak jari tangan hendaknya tidak terlalu rapat b. Melempar Melambung Lemparan melambung bertujuan memberikan bola kepada teman yang letaknya agak jauh.Jika kita menjadi pelempar, kita harus dapat melambungkan bola sesuai permintaan pemukul.Lambungan yang benar adalah posisi bola antara pusar dan dada. Cara melakukannya adalah sebagai berikut : Pandangan kedepan Berdirilah menyamping dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang.Buka kaki dengan lebar Luruskan lutut kaki kiri sejajar bahu dan berada di depan Lemparkan bola dari atas kepala sehinggah bola melambung tinggi Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7, halaman 57. c. Melempar Lurus atau Mendatar Teknik
ini
digunakan
tenaga seperlunya,
tidak
untuk terlalu
melempar keras
pelari atau
atau
terlalu
pemukul.Gunakan pelan.Teknik
ini
membutuhkan kecepatan dan ketepatan.Sasarannya adalah punggung atau pantat pelari atau pemukul.Cara melakukannya sebagai berikut. Pandangan kedepan Berdirilah menyamping dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, buka kaki dengan lebar. Luruskan lutut kaki kiri dan bengkokkan lutut kaki kanan Pegang bola dengan tangan kanan dan bengkokkan sikut 90 derajat Luruskan tangan kiri sejajar bahu dan berada di depan Lemparkan bola sejajar dari kepala agar jalannya bola sejajar dengan dada Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7, halaman 58. d. Melempar Bola Menyusur Tanah Cara melakukannya adalah sebagai berikut : Pegang bola dengan tangan kanan, posisi kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang ayunkan lengan lurus dari belakang ke depan Lempar bola menyusur tanah e. Menangkap Bola Setelah belajar melempar, kita akan belajar menangkap bola dengan baik. Cara menangkap tentu disesuaikan dengan arah bola yang datang.Arah bola terbagi menjadi bola melambung, bola mendatar atau setinggi dada, dan bola menyusur tanah.Kuasailah teknik menangkap ini agar kita dapat menguasai permainan. 1) Menangkap Bola Melambung Berdirilah tegak dengan kaki kanan di depa Arahkan pandangan ke arah datangnya bola. Bengkokkan siku dan tangan berhadapan. Lemaskan dan renggangkan jari-jari, kemudian tangkaplah bola Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7, halaman 58. 2) Menangkap Bola Mendatar Berdirilah tegak dengan kaki kanan di depan. Arahkan pandangan ke arah datangnya bola.
Bengkokkan siku dan tangan berhadapan di dada. Lemaskan dan renggangkan jari-jari. Tangkaplah bola. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7, halaman 58. 3) Menangkap Bola Menyusur Tanah Berdirilah tegak dengan kaki kiri di depan. Arahkan pandangan ke arah datangnya bola. Tekuk kaki kiri dan lutut kaki kanan menempel di tanah. Letakkan kedua telapak tangan saling berhadapan di depan kaki kanan. Kemudian tangkaplah bola. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7, halaman 59. f. Memukul Bola Memukul adalah satu keterampilan yang harus dikuasai pemain kasti. Setiap pemain harus bisa memukul bola dengan berbagai cara. Pukullah bola sejauh-jauhnyaagar regu penjaga sulit atau tidak bisa menangkapnya.Sebelum belajar memukul bola, cara memegang alat pemukul harusdiperhatikan. g. Berlari Teknik berlari dalam permainan kasti yaitu lurus dan lari berbelokbelok.Kemampuan ini bermanfaat bagi regu pemukul untuk menghindari terkena lemparan bola dari regu penjaga.
Teknik dan Taktik Permainan Kasti Adapun teknik perorangan dalam permainan kasti ini secara umum adalah sama halnya seperti permainan bola bakar, teknik keterampilan dasar yang perlu dipelajari diantaranya, teknik jalan dan lari, teknik melempar, teknik menangkap, teknik melambungkan, teknik memukul, teknik mengelak. Dalam keterampilan individu semua permainan kecil yang menggunakan bola kecil dapat dikatakan sama atau hampir sama, hanya saja dalam permainan kasti dengan dua tiang hinggap adalah dasar permainan untuk mempergunakan taktik bermain bagi individu dalam memulai permainan. Tetapi taknik ini juga sangat berhubungan dengan
keterampilan dasar yang betul-betul sudah dikuasainya, dan bila taktik sudah dikuasai dengan baik maka akan menimbulkan kepercayaan pada dirinya dalam melakukan taktik, yaitu bagaimana ia akan menghindari lemparan dari regu lapangan yaitu dengan gerakan membungkuk, melompat ataupun meliuk dan sebagainya sehinggah sulit dilempar. Teknik dan taktik dalam permainan kasti ini yang utama bagi regu pemukul adalah regu pemukul dengan sendirinya sudah menguasai teknik memukul yang baik sehinggah ia dapat mengarahkan bolanya kemanapun ia suka, yaitu dengan membantu posisi kakinya dan mengarahkan bahu ketemapt sasaran yang akan dituju. Taktik bagi regu lapangan adalah menjaga bola yang datang padanya dapat ditangkap dengan baik sehinggah dapat menghasilkan nilai.Disamping teknik menangkap bola yang datang padanya sebagai kiriman dari temannya untuk dilanjutkan melempar pelari yang sedang berlari. Bagi mereka yang mempunyai keyakinan lemparannya tidak akan menghasilkan maka ia akan mengirim bola pada temannya, dan mereka akan mengepung lawannya. Jadi usaha regu penjaga adalah bagaimana agar regu pemukul dapat dilempar atau seluruh bola yang dipukulnya dapat ditangkap, dan dapat melempar regu pemukul. Lempar Tangkap Bola Melempar di butuhkan untuk dapat melempar keras pada temannya dan teman tersebut dapat menangkap dengan baik, disamping itu melempar pada permainan kasti ini merupakan senjata pertama bagi regu penjaga lapangan dalam memberikan lambungan atau lemparan pada pelari atau pemukul.Untuk mempermudah jalannya permainan kasti, keterampilan gerak an-gerakan dasar harus di kuasai olehS siwsa. Kurniadi (2010:5) menjelaskan melempar bola adalah teknik yang harus di kuasai dalam permainan kasti.Terutama bagi regu-regu penjaga agar bisa melempar ke tubuh regu pemukul dengan tepat. Macam-macam gerak dasar melempar yaitu : a. Memegang bola dengan tiga atau empat jari b. Berdiri lurus kedua tangan di depan, dengan melangkahkan kaki kiri kedepan ayun tangan ke belakang secepatnya kuat ke depan
c. Pada saat tangan sampai di depan lepaskan bola dengan sentakan pergelangan tangan. Gerakan ini dapat di ikuti dengan sedikit memutarkan jari-jari sehinggah bolanya akan pergi dengan berputar Cara melempar bola pada permainan kasti ada teknik-tekniknya.Teknik ini perlu di kuasai dengan baik dan benar agar mendapatkan lemparan yang sempurna. Adapun jenis lemparan itu dapat di bagi menjadi tiga, yaitu : lempar melambung, lempar mendatar dan lempar bawah (menyusur tanah). (Juari, Wagino dan Sukiri, 2010:4-6). Menangkap bola dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan, yang perlu diperhatikan dalam menangkap bola ialah arah bola yang datang.Cara menagkap bola ada beberapa macam, tergantung dari datangnya bola. Namun secara garis besar, datangnya bola dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu : bola yang datangnya langsung, bola yang melambung, dan bola yang datang bergulir tanah. Dari uraian diatas maka dapat di simpulkan bahwa ada tiga cara dalam melempar dan menangkap bola yaitu bola rendah, bola datar, dan bola melambung. Strategi Berpasangan Teknik latihan dengan strategi berpasangan adalah suatu model pembelajaran kooperatif Investigasi Kelompok dengan pendekatan struktural. Pada hakekatnya strategi berpasangan merujuk pada berbagai macam strategi pengajaran dimana siswa agar bisa menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dengan bekerja berpasangpasangan untuk saling membantu satu sama lain dengan didorong bantuan dari guru berupa bimbingan dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas siswa diharapkan saling berdiskusi untuk sharing pengetahuan dan keterampilan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Lie (2005:56) menjelaskan bahwa metode berpasangan adalah suatu struktur kegiatan pembelajaran bergotong royong dengan menentukan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Pada hakekatnya pembelajaran berpasangan bukanlah sebuah metode seperti metode-metode pembelajaran yang sudah baku dirumuskan oleh para ahli, namun pembelajaran berpasangan ini merujuk pada sebuah pengelolaan kelas dengan menggunakan model berpasangan dalam belajar suatu teknik dasar dalam suatu cabang olahraga.
Proses pembelajaran memerlukan keterlibatan guru dan siswa untuk saling berinteraksi dengan maksud agar tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran dapat tercapai. Upaya yang harus di lakukan dengan melaksanakan apa yang menjadi tugas utama guru dan siswa dalam proses pembelajaran Strategi
berpasangan adalah cara yang melibatkan siswa secara aktif dalam
melaksanakan suatu kegiatan atau pembelajaran sehinggah nantinya siswa mampu atau dapat bekerja sama., berdiskusi, saling membantu satu sama lain dalam hal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik yaitu meningkatkan keterampilan dan ilmu pengetahuan. HASIL Dalam pelaksanaan pembelajaran permainan kasti melalui peningkatan kemampuan lempar tangkap, peneliti menemukan hal-hal yang menjadi faktor rendahnya hasil pembelajaran yang di rumuskan sebagai berikut : a) Indikator pembelajaran yang di rumuskan telah sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin di capai b) Pengorganisasian materi, media dan sumber belajar sudah menunjang motivasi dan minat siswa dalam pencapaian hasil pembelajaran permainan kasti. c) Menyusun rencana kegiatan peneliti / guru dan siswa sangat nampak terlihat tepat dan cocok di gunakan dalam pembelajaran, sehinggah dapat di pertahankan dalam penyusunan rencana-rencana pembelajaran selanjutnya. d) Proses pembelajaran yang di rencanakan melalui peningkatan kemampuan lempar tangkap di sepanjang proses pembelajaran merupakan strategi yang tepat dalam rangka meningkatkan suasana belajar yang menyenangkan dengan kaitan ini peneliti merancang pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. e) Proses penilaian pembelajaran permainan kasti di rancang pada hasil pembelajaran permainan kasti.Dapat di lihat pada tabel berikut ini :
SIKLUS 1 No
Klasifikasi Nilai
Kriteria Aspek
Jumlah
presentase
-
-
1
90 – 100
Baik Sekali
2
75 – 89
Baik
13
46
3
60 – 74
Cukup
15
54
4
40 – 5 9
Kurang
-
-
5
0 – 39
Kurang sekali
-
-
28
100
Jumlah
Jika dikonversikan kedalam bentuk diagram, sebagai berikut :
Siklus I Persentase 54% 46%
0% BS
0% BS
C
K
0% KS
Gambar 2. Diagram Data Hasil Siklus I Sesuai dengan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran permainan bola kasti melalui peningkatan kemampuan lempar tangkap pada siklus I dapat di uraikan hal-hal yang terjadi, yaitu : a) Mengawali pembelajaran, kegiatan pertama yang di lakukan peneliti adalah melakukan
apresepsi
terhadap
tujuan
pembelajaran
dan
berupaya
menciptakan suasana akrab dan terbuka antara peneliti dan siswa, di mana peneliti menyapa siswa dengan melakukan tanya jawab singkat tentang keadaan dan kondisi siswa pada saat itu
Hal ini sangat penting untuk mengetahui situasi kondisi fisik siswa sebelum proses pembelajaran dan menjalin kerja sama yang baik antara peneliti dan siswa sebagai bentuk komunikasi yang berkelanjutan dalam pembelajaran. b) Peneliti senantiasa membangkitkan semangat serta menumbuhkan sikap persepsi terhadap pembelajaran permainan bola kasti c) Peneliti menjalankan tujuan, manfaat dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara detail yang member kejelasan serta kemudahan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta memberikan motivasi agar siswa melakukan gerakan-gerakan dengan sungguh-sungguh d) Guru mengorganisasikan kelas-kelas dengan membentuk barisan e) Siswa melakukan pemanasan dengan berbagai bentuk yang di desain dengan menggunakan bola kasti sebagai arah menuju tujuan pembelajaran permainan bola kasti yang di lakukan dalam suasana kondusif f) Melaksanakan
latihan-latihan
bermain
kasti
secara
kelompok
dan
berpasangan melalui berbagai cara lempar tangkap bola kasti g) Penerapan berbagai metode pembelajaran peningkatan kemampuan lempar tangkap bola yang di sajikan dengan berbagai bentuk pelaksanaan menjadikan suasana kelas menjadi baik dan memudahkan siswa melakukan pembelajaran lempar tangkap bola h) Pada proses pelaksanaan tersebut, guru hanya membantu serta memberikan instruksi secukupnya pada setiap siswa, selanjutnya melaksanakan diskusi kelas untuk memberikan umpan balik atas pelaksanaan pembelajaran yang di laksanakan oleh siswa. Dalam hal ini guru menjalankan fungsinya mediator dan fasilitator, yakni melakukan pengawasan dan bimbingan dalam pembelajaran tersebut. i) Peneliti / guru sebagai mediator dan fasilitator, memberikan kesimpulan akhir proses pembelajaran permainan kasti melalui peningkatan kemampuan lempar tangkap bola. j) Penilaian di lakukan selama proses pembelajaran berlangsung Di akhir pelajaran, siswa melakukan pendinginan / penenangan
Pelaksanaan pengamatan yang di lakukan pada siklus I berkaitan dengan perilaku siswa dalam proses pembelajaran permainan bola kasti melalui peningkatan kemampuan lempar tangkap meliputi : 1)
Keaktifan siswa selama proses pembelajaran permainan bola kasti melalui lempar tangkap bola kasti
2)
Pengamatan terhadap proses latihan yang di laksanakan oleh siswa dalam bentuk bermain
3)
Pengamatan pada hasil diskusi dan kerja sama antar siswa
4)
Proses umpan balik antar siswa
5)
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung masih beraneka ragam, masih ada siswa yang masih bercengkrama dengan siswa yang lain dan juga siswa yang hanya duduk-duduk santai sebelum jadwalnya bermain
6) 7)
Siswa terlihat bersikap acu tak acu ketika gilirannya bermain Aktifitas sebagian besar siswa tidak aktif, hal ini terjadi karena para siswa belum terbiasa dengan pendekatan yang ada, sehinggah mereka takut membuat kesalahan
8)
Nampak dalam proses pembelajaran, peran guru masih sangat dominan dalam memberikan bimbingan dan arahan pada siswa
9)
Peniliti mengalami kesulitan dalam mengatur durasi waktu pada setiap langkah-langkah pembelajaran yang telah di tetapkan, sehinggah proses penilaian terasa tidak cukup
10)
Lapangan yang di gunakan kurang memadai yang berakibat pada hasilnya siswa yang tidak aktif dalam permainan kasti tersebut. Hasil pembelajaran permainan kasti yang di lakukan siswa, masih banyak yang mengalami kendala dan kesulitan. Hal ini terlihat dari perolehan hasil belajar siswa dari tes unjuk kerja permainan kasti yang di lakukan pada akhir siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas 70,87% yang berarti bahwa hasil siswa belum memenuhi keberhasilan sesuai standar yang harus di capai yakni 75% sebagaimana yang telah di tetapkan
sebelumnya. Akan tetapi hal tersebut sudah baik di banding dengan observasi awal. Berdasarkan hasil tes pada suklis I di atas menuntut Peneliti untuk melakukan upaya-upaya perbaikan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada siklus berikutnya (siklus II). PEMBAHASAN Tujuan pembelajaran jasmani adalah untuk membawa perubahan kearah positif pola pikir (koknitif) pola sikap (efektif) dan keterampilan dalam (psikomotor) siswa kearah yang lebih baik. Tujuan pendidikan jasmani harus mampu menunjang tujuan sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya misalnya perkembangan pribadi anak yang utuh dan mandiri, sehinggah mampu mengembangkan dirinya dan dapat membangun masyarakat di sekitarnya. Untuk tujuan kemandirian dan pengembangan dari anak dirangsang mampu mengutarakan pendapat atau pandangan yang keritis, obyektif, dan menghargai pendapat serta hasil pembahasan-pembahasan teman sejawat. Untuk mencapai tujuan itu, maka guru sebagai pelaku utama harus berusaha melibatkan siswa secara tepat terhadap suatu materi pelajaran dengan presentasi keterlibatan siswa yang tinggi dari waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut salah satu usaha yang di perhatikan guru dalam proses pembelajaran adalah dengan memilih model pembelajaran yang mendukung terciptanya suasana belajar yang akrab dan ramah. Pada pembelajaran materi permainan khususnya mengenai kemampuan dasar melakukan lempar tangkap pada permainan bola kasti, dan metode yang cocok di terapkan adalah metode drill. Implementasi teknik dari metode drilluntuk meningkatkan kemampuan dasar lempar tangkap pada permainan bola kasti adalah dilakukan dengan cara guru menjelaskan, mempraktekkan dan menyuruh siswa untuk mempraktekan sendiri, sebagai hasil siswa akan memperoleh pengalaman belajar langsung melihat, melakukan,, dan merasakan sendiri, yang diawali dengan cara melakukan lempar tangkap bola kasti secara berulang-ulang. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan lempar tangkap bola pada permainan kasti. Melalui metode berpasangan, ini terbukti bahwa siswa dapat meningkatkan kemampuan dasar
melakukan lempar tangkap bola pada permainan kasti. Hasil didasarkan pada hasil pemilihan yang telah dilakukan dan diperoleh data sebagai berikut : Pada observasi awal rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan lempar tangkap pada permainan kasti mencapai 55,95% kemudian peneliti melakukan penelitian tindakan pada siklus I rata-rata siswa memiliki kemampuan 70,87 % dan mengalami peningkatan dari observasi awal ke siklus I mencapai 14,92%. Karena penelitian belum mencapai dari indikator kinerja, maka penelitian di lanjutkan ke siklus II. Maka dari penelitian siklus berikutnya siswa mengalami peningkatan kemampuan mencapai 78,55% mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II mencapai 7,68%. Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa dengan menggunakan pembelajaran berpasangan, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan kemampuan lempar tangkap bola pada permainan kasti. Terbukti dari siklus ke siklus kemampuan siswa telah mengalami peningkatan. Rekapitulasi nilai rata-rata hasil belajar siswa Keberhasilan Belajar Pada Siklus I dan Siklus II NO
SIKLUS
NILAI RATA-RATA
KEBERHASILAN MAMPU
1
Observasi awal
55,95%
2
Siklus I
70,86%
46%
3
Siklus II
78,55%
100%
BELUM MAMPU 100% 54%
Memperhatikan hasil pada tabel diatas menunjukkan bahwa hasil belajar dalam pembelajaran peningkatan kemampuan lempar tangkap bola siswa dari siklus I ke siklus II memperlihatkan adanya peningkatan yang cukup berarti yakni dari rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 70,86% naik menjadi 78,55% pada siklus II atau meningkat sebesar 7,69%. Jika hasil tersebut dikonversikan kedalam bentuk diagram tabel maka sebagai berikut :
Rata-Rata 79% 71% 56%
Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 4. Diagram Rata-Rata Seluruh Penelitian Hasil yang diperoleh tersebut telah memenuhi kriteria keberhasilan siswa sebagaimana telah di tetapkan pada indikator penelitian ini yaitu sebesar 75%. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan di tarik sebuah kesimpulan bahwa klasivikasi kemampuan siswa dalam melakukan lempar tangkap bola pada permainan kasti observasi awal mencapai 55,95% (kurang). Sehinggah dari pengamatan tersebut yang menjadikan alasan peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Kemudian peneliti melakukan tindakan penelitian siklus I, memperhatikan dari hasil kegiatan siswa menunjukkan hasil yang diperoleh dalam melakukan lempar tangkap bola pada permainan kasti di akhir siklus I, menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai rata-rata 70,86% (cukup). Telah diperoleh presentase peningkatan hasil dari observasi awal ke siklus I sebesar 14,92%. Hasil evaluasi pada siklus I tersebut belum memenuhi standar ketuntasan dari indikator kinerja yakni mencapai 75% dari hasil belajar secara klasikal. Memperhatikan dari hasil evaluasi siklus I tersebut, maka peneliti perlu mengadakan tindakan/perbaikan lanjut pada siklus berikutnya. Kemudian dari hasil kegiatan siswa, menunjukkan hasil yang di peroleh dalam teknik dasar lempar tangkap bola pada permainan kasti di akhir siklus II, menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai rat-rata 78,55% (baik). Telah di peroleh
presentase peningkatan hasil latihan siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 7,69%. Hasil evaluasi pada siklus II tersebut telah melebihi standar ketuntasan dari indikator kinerja yakni mencapai 75% dari hasil secara klasikal. Memperhatikan dari hasil evaluasi siklus II tersebut, maka penelitian di nyatakan selesai. Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa, dengan menggunakan pembelajaran berpasangan, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan lempar tangkap pada permainan kasti. Terbukti dari siklus ke siklus kemampuan siswa telah mengalami peningkatan. DAFTAR PUSTAKA Aminarni. 2009. PendidikanJasmani, OlahragadanKesehatan. Erlangga Suyatno. 2004. Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas IV.Penerbit Erlangga Gegel. 2012.Permainan Kasti– Karya Ilmiah(di unduhpadatanggal 2November 2013) KurniadiDeni. 2010. PenjasOrkes. Global Media Grafika Lie, 2005.Model PembelajaranGotongRoyong Mastugino, 2013. Teknik Dasar Permainan Kasti – Karya Ilmiah(di unduhpadatanggal 2 November 2013) Mulyaningsih Farida 2010. PendidikanJasmani, OlahragadanKesehatan.Mancanan Jaya Cemerlang SuroPrapanca, BSE. 2000 PenjasorkesKelas IV Sukrisno, 2007.PenjasOrkes. Semarang. Erlangga Wagino, Juari, Sukiri, (2010:4-6).TeknikDasarMelempar Bola – KaryaIlmiah(di unduhpadatanggal 2 November 2013