PENGARUH LATIHAN KOMBINASI LOMPAT, LARI DAN TEKNIK MENENDANG TERHADAP FREKUENSI TENDANGAN LURUS PADA PESILAT REMAJA DI PERGURUAN TAPAK SUCI KOTA GORONTALO
RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK RIZQI DAHLIA A. LASANDRE, NIM. 832409063. Pengaruh Latihan Kombinasi Lompat, Lari dan Teknik Menendang Terhadap Frekuensi Tendangan Lurus pada Pesilat Remaja di Perguruan Tapak Suci Kota Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang seberapa besar pengaruh latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang terhadap frekuensi tendangan lurus pada pesilat remaja di perguruan Tapak Suci Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 20 orang yang merupakan anak didik di perguruan Tapak Suci. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang terhadap frekuensi tendangan lurus pada pesilat remaja di perguruan Tapak Suci Kota Gorontalo, hingga dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian memiliki varians populasi yang homogen. Berdasarakan hasil perhitungan diperoleh thitung.= 14,23 lebih besar dari tabel nilai t atau ttabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (20-1 =19) diperoleh harga ttabel = 1.73. dengan demikian thitung lebih besar dari pada ttabel , kriteria pengujian menyatakan bahwa tolak H0 jika thitung (th) > (tt), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang lurus terhadap frekuensi tendangan lurus.
vi
Kata Kunci : Latihan Kombinasi Lompat, Lari dan Teknik, Frekuensi Tendangan Lurus, Pencak Silat PENDAHULUAN Pencak silat merupakan salah satu olahraga beladiri asli yang berasal dari Indonesia, unsur-unsur gerakannya merupakan gerakan beladiri dari kebudayaan asli Indonesia. Di era saat ini pencak silat telah terkenal di berbagai Negara, dengan manampilkan dua kategori yaitu pertandingan ( fight ) dan di lombakan dalam bentuk peragaan gerakan yang sesuai dengan kaidahnya atau seni ( art ). Aspek Seni dari pencak silat merupakan wujud kebudayaan dalam bentuk kaidah gerak dan irama, sehingga perwujudan taktik ditekankan kepada keselarsan, keseimbangan dan keserasian antara Wiraga, Wirama dan Wirasa. Keempat aspek tadi, selanjutnya mendasari pengembangan Pencak Silat menjadi 4 tujuan, yaitu: a.
pencak silat mental-spriritual;
b.
pencak silat beladiri;
c.
pencak silat seni;
d.
pencak silat olahraga. Sedangkan Pencak silat sebagai budaya asli dari bangsa Indonesia
memiliki banyak aliran tersendiri sebagai dari ciri khas dari setiap keadaan dan kondisi yang ada. Pada umumnya yang sering di laksanakan dan banyak di minati oleh atlit silat adalah kategori pertandingan atau fight, dimana dalam hal ini menampilkan dua orang pesilat dari kubu berbeda , saling berhadapan / bertarung dengan menggunakan unsur gerakan pembelaan dan serangan, yaitu menangkis / mengelak/mengena menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan, penggunaan taktik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah dari teknik dan jurus untuk mendapatkan nilai atau poin terbanyak untuk menjadi yang berprestasi. Pencak silat kategori tanding merupakan kategori yang paling bergengsi dan paling banyak diminati oleh perguruan-perguruan yang ada di Gorontalo. Salah satu perguruan Silat yang terdapat di Gorontalo adalah Perguruan Tapak
vii
Suci Putera Muhammadiyah. Perguruan ini memulai latihannya di lapangan SMK N 1 gorontalo pada tahun 1999 dengan pelatih Bapak. Suratman “Panji” Djafar. Dalam setiap pertandingan yang diikuti oleh atlit perguruan Tapak Suci banyak terdapat masalah yang dihadapi di antaranya kurang cepatnya dalam melakukan tendangan Lurus ( Tombak ) pada saat pertandingan berlangsung sehingga mengakibatkan pesilat tersebut dapat dijatuhkan/dibanting dengan mudah oleh lawan. Sehingga membuat pesilat tidak akan melakukan tendangan lagi dalam pertandingan sehingga menyebabkan atlit tidak dapat mempeoleh poin lagi. Menurut hasil observasi di perguruan Tapak suci Kota Gorontalo, hal ini dapat diantisipasi dengan melatih teknik menendang dan kecepatan otot tungkai untuk meningkatkan kecepatan menendang yang dapat dilakukan dengan bentuk latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang lurus. Tujuan Peneletian Tujuan penelitian yaitu : a.
Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode latihan kombinasi lompat, lari, dan teknik menendang terdapat pengaruhi frekuensi kecepatan dalam tendangan lurus pada pesilat remaja.
METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui sebab akibat antara veriabel bebas dan veriabel terikat Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest and Pos test design. Hal ini di lihat dari variabel penelitian. Pre – test
Treatment
Pos tes
X1
T
X2
Table 1 : Desain Penelitian
viii
Ket :
X1 = Tes awal frekuensi tendagan simbol (x) X2 = Tes akhir frekuensi tendagan simbol ( Y) T
= Treatment atau perlakuan dengan latihan kombinasi lompat , lari, dan teknik menendang.
Teknik Analisis Data Pengujian Normalitas Pengujian normalitas data dari sampel yang diambil dengan menggunakan Uji Liliefors. Data yang akan dianalisis adalah data dari pre-test dan hasil dari analisis ini, berlaku untuk populasi dimana sampel berasal. Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Langkah pertama : Menentukan Hipotesis Pengujuian H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b. Langkah kedua : Menentukan criteria pengujian Terima : H0 jika ≤ Lt Tolak : H0 jika > Lt Pada taraf nyata α = 0.05 ; 20 c. Langkah ketiga : Menghitung Zi, F (Zi), S(Zi), dari frekuensi tendangan lurus serta menyusun dalam tabel pengujian normalitas. Pengujian Homogenitas Data Pengujian kesamaan varians dari latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang. Untuk menguji homogenitas atau kesamaan varians dari populasi yang diambil menjadi sampel penelitian pada latihan digunakaan rumus sebagai berkut: F= 3.1.1. Uji Statistik T Setelah data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka Data yang terkumpul dari pre-test dan Pos-tes di analisis secara statistik dengan menggunakan rumus uji T untuk mengetahui besarnya pengaruh veriabel
ix
bebas terhadap variable terikat setelah diban dengan taraf signifikasin 0,05%, yaitu
Ketarangan : t Md
: t tabel : Rata-rata selisih antara pre-test dan Pos-test : Jumlah kuadrat antara selisih pre-test dan Pos-test
n
: Jumlah sampel
Hipotesis Statistik Hipotesis statistik dalam penelitian ini menggunakan Ho : µ1 = µ2 = tidak terdapat pengaruh pada latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang lurus terhadap fekuensi tendangan lurus pada pesilat remaja. Ho : µ1 = µ2 terdapat pengaruh latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang lurus terhadap fekuensi tendangan lurus pada pesilat remaja. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pencak silat merupakan olahraga beladiri yang dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mengembangkan minat dan bakat atau potensi yang ada dengan tidak mengeluarkan biaya besar. Akan tetapi untuk mengembangkan kemampuan pada cabang olahraga pencak silat diperlukan adanya proses melatih dan berlatih yang sistematis dan terencana. Untuk meningkatkan keterampilan frekuensi tendangan lurus dibutuhkan salah salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan keterampilan menendang lurus. Penelitian dengan metode eksperimen ini dimaksud untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang pengaruh latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang terhadap frekuensi tendangan lurus pada pesilat remaja. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dianalisis dengan pengujian statistik.
x
Hal ini ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata pengaruh latihan latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang terhadap frekuensi tendangan lurus pada pesilat remaja yaitu, sebelum diberikan latihan kombinasi ini rata-rata tendangan yang diperoleh adalah 16.1 dan sesudah diberikan latihan latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang terhadap frekuensi tendangan lurus nilai rata-rata 17.59. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa penerapan latihan kobinasi lompat, lari dan teknik menendang, memberikan pengaruh terhadap frekuensi tendangan lurus pada pesilat remaja. Berdasarakan hasil perhitungan diperoleh thitung.= 14,23 lebih besar dari tabel nilai t atau ttabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (20-1 =19) diperoleh harga ttabel = 1.73. dengan demikian thitung lebih besar dari pada ttabel , kriteria pengujian menyatakan bahwa tolak H0 jika thitung (th) > (tt), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang lurus terhadap frekuensi tendangan lurus. Sehingga hipotesis H0 yang menyakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan lompat, lari dan teknik menendang lurus terhadap frekuensi tendangan lurus, ditolak dan menerima hipotesis Ha yang menyatakan; diterima atau terdapat pengaruh latihan lompat, lari dan teknik menendang lurus terhadap frekuensi tendangan lurus. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka hasil penelitian yang dilakukan selama 7 minggu dapat disimpulakan bahwa: 1.
Terdapat pengaruh latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang lurus terhadap frekuensi tendangan lurus pada pesilat remaja di perguruan Tapak Suci kota Gorontalo.
2.
Latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang lurus memberikan dampak yang positif terhadap frekuensi tendangan lurus pada pesilat remaja.
SARAN
xi
Sehubungan dengan hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran yang kiranya dapat dijadikan pedoman bagi para peneliti dan mahasiswa yang ada di Jurusan Pendidikan Kepelatiahan Olahraga sebagai berikut: 1.
Untuk memacu seorang pesilat guna meningkatkan keterampilanya khususnya terhadap frekuensi tendangan lurus, maka sangat efektif diterapkannya latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang.
2.
Dalam merencanakan program latiahan, hendaknya dikaji dengan benar bentuk-bentuk latihan yang akan digunakan, sebab prinsip melatiha frekuensi tendangan sangat berbeda dengan melatih komponen lainnya.
3.
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terlebih khusus dalam dunia olahraga.
DAFTAR PUSTAKA Lubis, Johansyah, 2004, Pencak Silat Panduan Praktis, Jakarta : Raja Grafindo Pustaka. Arikunto, Suharsimi, 2006, Menejemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Muhajir, 2006, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga. Haryono, Awan, 2007, Jurnal Olahraga Prestasi (Melatih Kecepatan Pada Pencak Silat Kategori Tanding), Yogyakarta : FIK Supranto, J, 2008, Statistik “Teori dan Aplikasi” Edisi 7, Jakarta: Erlangga. Hadjarati, Hartono,2009, Bahan Ajar Ilmu Kepelatihan Dasar, Gorontalo: UNG Ali Mashar, Mohamad dan Dwinarhayu, 2010, Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Olahraga untuk Sekolah Menengah Pertama, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional Sutrisno, Budi dan M.Basin Khadafi, 2010, Pendidikan Jasmani dan Kesehtan Olahraga untuk SMP/MTs Kelas IX, Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Susetyo, Budi, 2010, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, Bandung: Refika ADITAMA Hadjarati, Hartono, 2010, Metodik Melatih Anggar, Gorontalo : UNG
xii
Haryono, Awan, 2011, Bahan Ajar Metode Melatih Teknik dan Taktik Dalam Pencak Silat, Yogyakarta: UNY Putra, Domi, 2013, Artikel Ilmiah Pengaruh Latihan Box Jump Dan Barier Hops Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai Pemain Bola Voli SMA N 9 Kerinci, Jambi : FKIP Sucipto, 2013, Pendekatan Taksis Sebagai Salah Satu Pendekatan Dalam Pembelajaran Pencak Silat Di Sekolah Menengah Atas, FPOK-UPI Aqil Azizi, Mohammad, 2013, Jurnal Pengaruh Latihan Split Jump Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Depan Pada Pencak Silat,UNESA : Surabaya Sugiyono, 2013, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: ALFABETA
xiii