POLITIK HUKUM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG INVESTASI INFRASTRUKTUR JALAN DAN LANDING SITE EKS JALAN PERTAMINA OLEH PEMERINTAH KABUPATEN BARITO TIMUR Ruslan Abdul Rasyid Direktorat Reserse Narkoba Polda Jl. Tjilik Riwut Km 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah Email:
[email protected]
Abstract Establishment of Regional Regulation No. 5 of 2006 on Road Infrastructure Investment And Landing Site Ex Pertamina Way East Barito Regency Government, influenced by the politics of law by forming the law (executive and legislative). Political implications of the law Regulation No. 5 of 2006 on Road Infrastructure Investment And Landing Site Ex Pertamina Way East Barito District Government towards wealth management area in East Barito Regency causing uncertainty about the asset management area in the district. East Barito. This local regulation, only juridical validity alone, but compliance enforced by the use of apparatus of state power is not the law anymore, but just a mere statement of power, so that the validity of the factual and moral force which can not result in the area of wealth management is not optimal and lead to investment climate minimal impact on local revenue Alone (PADS) East Barito regency became maximal. Key words: local regulations, legal policy, legal implications
Abstrak Pembentukan Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2006 tentang Investasi Infrastruktur Jalan Dan Landing Site Eks Jalan Pertamina oleh Pemerintah Kabupaten Barito Timur, dipengaruhi oleh adanya politik hukum oleh para pembentuk Perda tersebut (eksekutif dan legislatif). Implikasi politik hukum Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Investasi Infrastruktur Jalan Dan Landing Site Eks Jalan Pertamina oleh Pemerintah Kabupaten Barito Timur terhadap pengelolaan kekayaan daerah di Kabupaten Barito Timur menyebabkan ketidakjelasan tentang pengelolaan asset daerah yang ada di Kab. Barito Timur. Peraturan daerah ini, hanya memiliki keberlakuan yuridikal saja, namun kepatuhannya dipaksakan dengan penggunaan aparat kekuasaan negara adalah bukan hukum lagi, melainkan hanya pernyataan kekuasaan belaka, sehingga secara keberlakuan faktual dan moral tidak bisa berlaku yang mengakibatkan pengelolaan kekayaan daerah tidak maksimal dan menyebabkan iklim investasi menjadi minimal yang berdampak pada Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) Kabupaten Barito Timur menjadi tidak maksimal. Kata kunci: peraturan daerah, politik hukum, implikasi hukum
290
291
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
Latar Belakang
melalui peningkatan pendapatan asli daerah hukum
(selanjutnya disebut PAD) yang ada di
(rechtssaat),1 negara Republik Indonesia
Kabupaten Barito Timur (selanjutnya disebut
berupaya untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Kab. Bartim).
Indonesia
sebagai
negara
Negara Republik Indonesia yang menganut
Kegiatan
peningkatan
PAD
tersebut
paham ekonomi kerakyatan sebagaimana
dilakukan di berbagai sektor untuk menggali
tercermin dalam Bab XIV Pembukaan
PAD dari sektor pajak, retribusi dan investasi
Undang-Undang Dasar
Negara Republik
infrastruktur di antaranya mengusahakan
Indonesia tahun 1945 (selanjutnya disebut
investasi infrastruktur jalan eks Pertamina
UUD 1945),2 pemerintah berkewajiban untuk
yang
memajukan kesejahteraan rakyat.
Cita-
perusahaan swasta melalui penarikan retribusi
cita luhur memajukan kesejahteraan rakyat
terkait pemanfaatan aset jalan yang berada di
semakin dipertegas dengan amanat pasal 33
wilayah Kab. Bartim.
UUD 1945 bahwa cabang-cabang produksi
melibatkan
Investasi
pihak
dapat
ketiga
diartikan
ataupun
berupa
yang penting bagi negara dan menguasai hajat
penanaman modal atau dana dalam satu
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.3
perusahaan atau proyek dengan tujuan untuk
Merujuk pada implementasi pasal 33 UUD
memperoleh keuntungan dari usaha tersebut,
1945 dan Undang-undang Nomor 32 Tahun
dengan bukti penyetoran itu, badan hukum
2004 (selanjutnya disebut UU No 32 tahun
menerbitkan surat berharga yang mengandung
2004) Jo Undang-undang Nomor 12 tahun
hak tagih, seperti saham, obligasi (Hukum
2008 (selanjutnya disebut UU No 12 tahun
Perdata).4 Sedangkan Infrastruktur merujuk
2008) tentang perubahan kedua dari UU No
pada sistem fisik sarana pendukung yang
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
harus disediakan terlebih dahulu meliputi
Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur
transportasi, pengairan, drainase, bangunan-
(selanjutnya disebut Pemda Kab. Bartim)
bangunan gedung dan fasilitas publik yang
pada tahun 2006 telah berusaha meningkatkan
lain yang dibutuhkan untuk memenuhi
dan memajukan kesejahteraan masyarakatnya
kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi.5
1 Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, amandemen III. 2 Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, amandemen IV. 3 Makna dikuasai oleh Negara dalam Pasal 33 UUD 1945 (vide Putusan MK dalam Pengujian UU Ketenagalistrikan: putusan No. 001-002/PUU-I/2003 dan UU Sumber daya air (putusan No.058-059-060063/PUU-II/2004) yakni bukan dalam makna Negara harus memiliki, melainkan Negara hanya merumuskan kebijakan (beleid), melakukan pengaturan (regelendaad), melakukan pengurusan (bestuursdaad), melakukan pengelolaan (beheersdaad) dan melakukan pengawasan (toezichthoudendaad). 4 M. Marwan, dkk, Kamus Hukum (Dictionary of Law Complete Edition), Reality Publisher, Surabaya, 2009, hlm. 295. 5 Ibid., hlm. 286.
Ruslan Abdul Rasyid, Politik Hukum Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 5...
292
Untuk merealisasikan upaya peningkatan
daerah. Untuk itu mutlak diperlukan iklim
PAD dan pemanfaatan aset yang dimiliki
investasi yang kompetitif untuk menarik
dan berada di Kab. Bartim, maka Pemda
investor menanamkan modalnya di Indonesia
Kab. Bartim dan Dewan Perwakilan Rakyat
dan terkhusus di daerah-daerah Indonesia.
Daerah Kabupaten Barito Timur (selanjutnya
Adapun isi pokok Perda Nomor 05 tahun
disebut DPRD Kab.Bartim), pada tahun 2006
2006 tersebut antara lain:
bersepakat untuk membuat sebuah peraturan
a. Investor dan pengelola jalan adalah PT.
daerah (selanjutnya disebut Perda) yang di
Puspita Alam Kurnia (selanjutnya disebut
antaranya tentang Perda pemanfaatan eks jalan
PT. PAK).
Pertamina tersebut sehingga terbentuklah
b. Pendapatan
dari
hasil
pengelolaan
Perda Nomor 5 Tahun 2006 tentang Investasi
jalan oleh investor, Pemda Kab. Bartim
Infrastruktur Jalan dan Landing Site Eks
mendapat 30% (tiga puluh) persen dari
Pertamina (selanjutnya disebut Perda No 5
total pendapatan bersih setelah dikurangi
tahun 2006) yang telah dimasukkan dalam
biaya pemeliharaan, kewajibancicilan,
Lembaran Negara oleh Pemda Kab. Bartim.
pembayaran hutang, pembayaran bunga
Terkait dengan pelibatan investor dalam
dan pembiayaan lainnya, sedangkan
kegiatan pembangunan di suatu daerah,
investor pengelola dalam hal ini pihak PT
sangatlah
PAK mendapatkan 70 %.
diperlukan
guna
pembangunan daerah tersebut.
menunjang Hal ini
c. Sementara
itu
mengenai
tata
cara
diperlukan karena terkadang suatu daerah
pengelolaan
tidak mempunyai anggaran yang cukup untuk
kewajiban cicilan, pembayaran hutang,
melaksanakan
daerahnya.
pembayaran bunga dan pembiayaan
Perlunya pelibatan peran swasta ataupun
lainnya di atur dengan peraturan Bupati
investor ini dapat digambarkan dalam suatu
yang isinya tentang kontrak pengelolaan
skala dunia, World Development Report
investasi selama jangka waktu 20 tahun.
dimana menyebutkan bahwa 90% lapangan
Berbagai permasalahan hukum muncul
kerja di dunia diciptakan oleh pelaku usaha
terkait dengan isi atau muatan materi dari
swasta.6 Dari penjelasan tersebut pentingnya
Perda No 5 tahun 2006 di antaranya adalah
peran investasi swasta amat jelas tergambar dari
terkait dengan penunjukkan secara langsung
terbatasnya kemampuan keuangan pemerintah
kepada salah satu investor yaitu PT. PAK.
daerah dalam menyediakan Infrastruktur.
Berdasarkan
Karena itu, peran investasi swasta sangatlah
investigasi kerugian Negara oleh BPKP
penting dalam menunjang pembangunan
Perwakilan Kalsel didapatkan hasil bahwa
pembangunan
biaya
pemeliharaan,
analisis perhitungan audit
6 Winardi, Melihat Ulang Arah Politik Hukum di Daerah Pasca Otonomi dan Desentralisasi, Media Kampus (ISSN 0853-6937) Edisi Juli-Desember 2008, hlm. 8.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
293
pendapatan sektor jalan sepanjang 60 Km
ataupun sebagai dasar hukum bagi investor-
jalan eks pertamina adalah sebagai berikut :
investor untuk mengelola aset daerah yang
Tarif angkutan batu bara adalah Rp1000/Km/
ada di Indonesia. Dalam kenyataannya iklim
ton, sedangkan jarak angkut 60 Km. Diketahui
investasi dinilai semakin buruk. Salah satu
bahwa Produksi Batu Bara per bulan adalah
yang menyebabkan buruknya iklim investasi
: 70.000 mt, sehingga potensi pendapatan
adalah muncul berbagai Perda bermasalah
daerah yang hilang per bulan adalah sebesar
terhadap investasi. Hal ini dapat kita lihat
Rp 4.200.000.000,00 (1000 x 60 x 70.000),
dari Kementerian Negara Koperasi dan UKM
dan kalau dihitung selama 1 (satu) tahun
yang baru menginformasikan bahwa saat ini
adalah sebesar Rp 50.400.000.000,00. Dengan
terdapat 26 dari 92 Perda yang bertentangan
demikian ada kemungkinan bahwa pada
dengan
tahapan pembuatan kebijakan khususnya pada
mikro, kecil dan menengah (KUMKM)
saat proses pembentukan Perda No.5 Tahun
dan terkait dengan pajak dan retribusi daerah
2006 terdapat ketidaktepatan perumusan
telah dibatalkan oleh Kementerian Dalam
substansi pengaturan tentang tarif nominal.7
Negeri dan masih terdapat 340 Perda yang
pemberdayaan
koperasi,
usaha
Hal yang patut ditelaah adalah materi
bertentangan dengan pemberdayaan KUMKM
dari Perda No.5 Tahun 2006 apakah sesuai
sesuai UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak
ataukah
Daerah dan Retribusi Daerah.
bertentangan
dengan
peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan
Dari
340
Perda
tersebut
sejumlah
telah
diusulkan
bagaimana proses pembentukan peraturan
234
daerah tersebut. Hal ini sangat penting
pembatalannya kepada Kementerian Dalam
dikaji dan diteliti karena kekurangan materi
Negeri, sebanyak 63 di antaranya telah
dalam penyusunan sebuah kebijakan dapat
disetujui pembatalannya, dan 171 Perda
mengakibatkan ketidaktepatan dalam proses
lainnya masih dalam proses pertimbangan di
perumusan kebijakan tersebut. Dan ketika
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian
terjadi ketidaktepatan dalam proses perumusan
Keuangan. Sementara itu, Kementerian Dalam
kebijakan maka yang akan terjadi adalah
Negeri baru-baru ini juga telah menyampaikan
kegagalan sebuah kebijakan pemerintah untuk
sebanyak 706 Perda bermasalah kepada BPK
dapat menciptakan tatanan hukum yang tertib
untuk diawasi.8
dalam kehidupan masyarakat.
peraturan
Dalam
daerah
perspektif
otonomi
daerah,
Di samping itu, penetapan Perda tentang
persoalan yang mendapat sorotan adalah
investasi dapat memberikan kesempatan
Perda, khususnya Perda yang mengatur tentang
7 Hasil Audit BPKP Perwakilan Kalimantan Selatan. 8 Muhammad Sapta Murti, Harmonisasi Peraturan Daerah dan Peraturan Lainnya, www.djpp.depkumham, diakses 20 Oktober 2013 pukul 14.02 WIB.
Ruslan Abdul Rasyid, Politik Hukum Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 5...
pungutan daerah berupa pajak, retribusi, dan
c. kapasitas SDM; dan
berbagai macam bentuk pungutan lainnya.
d. pengawasanpemerintahdancivil
Demikian juga dengan JETRO (Japan External
(masyarakatsipil).
Trade Organization) menyampaikan masalah
Seharusnya
Perda
yang
294
society
dikeluarkan
investasi di Indonesia yang diformulakan
memberikan rasa keadilan bagi dunia usaha
sebagai 3L dan 1I yaitu: law, labour, local dan
dengan cara memberi kesempatan seluas-
inverstment policy; yang juga terkait local di
luasnya atas pengelolaan aset yang menjadi
antaranya menyangkut soal Perda.9
subyek kerja sama, sehingga pelaksanaan
Selajutnya berdasarkan penilaian Komite
terhadap Perda itu mempunyai kekuatan
Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah
hukum/legitimasi. Sementara itu Perda Nomor
(KPPOD) ternyata dari segi statistik, persoalan
5 Tahun 2006 diharapkan dapat meningkatkan
Perda yang paling banyak mendominasi adalah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui kerja
tidak adanya kejelasan standar pelayanan
sama pengelolaan aset dan dapat memberikan
pemerintah daerah dalam Perda (25%). Contoh
manfaat / kontribusi bagi Pemda Kab Bartim.
permasalahan yang terkait dengan standar
Berdasarkan
permasalahan
yang
pelayanan adalah ketidakjelasan ketentuan
dikemukakan di atas, peneliti berfokus pada
mengenai prosedur, syarat dan kepastian
bagaimana
waktu untuk mendapatkan perizinan usaha.10
Perda No 05 Tahun 2006 tentang Investasi
politik
hukum
pembentukan
Perda bermasalah lainnya dalam catatan
Infrastruktur Jalan dan Landing Site Eks Jalan
KPPOD adalah adanya pelanggaran filosofi
Pertamina oleh Pemda Kab. Bartim kaitannya
prinsip pungutan. Cukup banyak pemda yang
dengan otonomi daerah serta bagaimana
menerapkan perda pungutan retribusi namun
implikasi Perda No 05 tahun 2006 tersebut
tidak memberikan manfaat langsung bagi
terhadap pengelolaan kekayaan daerah di Kab.
pembayar retribusi. Akar permasalahan dari
Bartim. Adapun pemilihan masalah tersebut
berbagai persoalan dari Perda bermasalah
diambil dikarenakan penulis menilai bahwa
sebagaimana dijelaskan di atas setidaknya
politik hukum dinilai sebagai kebijakan dasar
bersumber dari substansi peraturan perundang-
yang menentukan arah, bentuk maupun isi dari
undanga/ Perda;11
hukum yang akan dibentuk.12 Pembentukan
a. proses penyusunanPerda;
suatu
b. kemauan politik kekuasaan daerah;
harus bebas nilai dan netral dan jangan
peraturan
perundang-undangan
9 P. Agung Pambudhi, Peraturan Daerah dan Hambatan Investasi, dalam Jurnal Hukum Jentera Edisi 14 – tahun IV, Oktober–Desember 2006, hlm. 8. 10 Ibid., hlm. 8. 11 Ibid., hlm. 9. 12 Padmo Wahjono, 1986, Indonesia Negara Berdasarkan Hukum, Cetakan Ke-2, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 160.
295
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
ada kepentingan politik tetapi tidak dapat
politik hukum Indonesia sebagai dasar
disangkali pula bahwa antara pembentukan
ataupun acuan pembentukan peraturan
peraturan perundang-undangan tidak terlepas
perundang-undangan
dari politik karena hukum merupakan produk
kaitannya dengan hak, wewenang dan
dari proses politik.
kewajiban selaku daerah otonom dalam
Berdasarkan uraian di atas, maka yang
di
Indonesia
hal ini Pemerintah DaerahKabupaten
menjadi permasalahan dalam penulisan ini
Barito Timur.
adalah sebagai berikut:
Pendekatan penelitian yang dilakukan
1. Apakah pembentukan Perda No 5 Tahun
adalah pendekatan yuridis empiris yang
2006 sudah sesuai dengan politik hukum
didukung dengan pendekatan yuridis normatif.
yang ada di Indonesia kaitannya dengan
Pendekatan yuridis empiris adalah suatu
otonomi
penelitian yang meneliti perturan-peraturan
daerah Kabupaten. Barito
Timur?
hukum yang kemudian dihubungkan dengan
2. Bagaimana
pembentukan
data dan perilaku, kebiasaan yang hidup dan
Perda No 5 Tahun 2006 khususnya yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat.
berkaitan dengan penarikan restribusi
Data dalam penelitian ini diperoleh langsung
jalan serta pengelolaan kekayaan daerah
melalui penelitian lapangan (field research)
pada umumnya di Kabupaten Barito
yaitu
Timur?
pelaksanaan
Adapun tujuan penulisan ini adalah:
Sedangkan dalam pendekatan yuridis normatif
1. Untuk
implikasi
mengetahui,
memahami
pihak-pihak
yang
tindakan
terkait hukum
dengan tertentu.
dan
diartikan sebagai penelitian yang mengacu
menganalisis apakah pembentukan Perda
pada norma-norma hukum yang terdapat
Nomor 5 Tahun 2006 oleh Pemerintah
dalam peraturan perundang-undangan.
Daerah Kabupaten Barito Timur itu sudah sejalan/sesuai
dengan
politik
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
hukum
Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah.
yang ada di Indonesia kaitannya dengan
Adapun alasan kenapa penulis memilih
otonomi daerah Kabupaten Barito Timur
lokasi penelitian di Kabupaten Barito Timur
yang tertuang dalam Pasal 1 angka 5
Propinsi Kalimantan Tengah karena penulis
tentang pengertian otonomi daerah serta
mengetahui
hak otonomi daerah yang tertuang dalam
dijadikan tulisan saat ini.
pasal 21 UU No 32 Tahun 2004. 2. Untuk
mengetahui,
memahami
tentang
permasalahan
yang
Analisis data terhadap data primer dan dan
data sekunder dilakukan setelah diadakan
menganalisis implikasi yang ditimbulkan
terlebih dahulu pemeriksaan, pengelompokan,
pembentukan Peraturan Daerah No 5 Tahun
pengolahan dan dievaluasi sehingga diketahui
2006 dihubungkan dengan kesesuaian
validitasnya, lalu dianalisis secara kualitatif
Ruslan Abdul Rasyid, Politik Hukum Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 5...
dengan
mempelajari
seluruh
296
jawaban
manusia yang hidup bersama, dan dalam
dengan menggunakan metode induktif dan
hubungan tersebut timbul aturan, kewenangan,
deduktif dan terakhir dilakukan pembahasan
kelakuan pejabat, legalitas keabsahan dan
untuk menyelesaikan permasalahan yang
akhirnya kekuasaan.14
Dengan demikian kegiatan analisis
Bertolak dari pengertian politik dan
ini diharapkan akan dapat menghasilkan
hukum di atas maka dapat di maknai
kesimpulan dengan permasalahan dan tujuan
bahwa antara hukum dan politik memiliki
penelitian yang benar dan akurat serta dapat
keterkaitan yang erat, sebab bila politik
dipresentasikan dalam bentuk deskriptif.
dimaknai sebagai kekuasaan, maka untuk
ada.
Sesuai dengan penggunaan data dalam
menjalankannya
membutuhkan
hukum
penelitian ini, maka pengumpulan data pun
sebagai alat untuk mewujudkannya. Sri
akan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
Soemantri
mengkaji, dan mengolah secara sistematis
antara hukum dan politik di Indonesia ibarat
bahan-bahan kepustakaan serta dokumen-
perjalanan lokomotif kereta api yang keluar
dokumen yang berkaitan.
Data tersebut
dari relnya. Jika hukum diibaratkan sebagai
disusun secara sistematis, sehingga diperoleh
rel dan politik diibaratkan sebagi lokomotif,
gambaran relatif lengkap dari klasifikasi
maka sering terlihat lokomotif itu keluar
secara kualitatif.13
dari rel yang seharusnya dilalui.15 Sehingga
hubungan
semboyan yang mengatakan bahwa hukum
Pembahasan A. Politik
mengkonstruksikan
dan politik harus bekerjasama dan saling
Hukum
Pembentukan
Perda Nomor 5 Tahun 2006 tentang Investasi Infrastruktur Jalan dan Landing Site Eks Jalan Pertamina oleh Pemerintah Kabupaten Bartim Secara etimologis politik dan hukum adalah dua kata yang memiliki pengertian atau makna yang berbeda. Politik berasal dari kata “polis” yang berarti negara kota, dengan politik berarti ada hubungan khusus antara
menguatkan melalui ungkapan “hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan, kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman”. Sejalan dengan pengertian politik hukum diatas Utrech16 menyatakan bahwa politik hukum berusaha membuat kaidah-kaidah yang akan menentukan bagaimana seharusnya manusia bertindak. Dalam hal ini politik hukum
menyelidiki
perubahan-perubahan
apa yang harus dilakukan dalam hukum yang sekarang berlaku agar sesuai dengan kenyataan
13 Lexi Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 2. 14 Inu Kencana Syafiie & Azhari, Sistim Politik Indonesia, Refika Aditama, Bandung, 2006, hlm. 6. 15 Mahfud MD., Politik Hukum di Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1998, hlm. 13. 16 Jazim Hamidi, dkk., Teori dan Politik Hukum Tata Negara, Total Media, Jogjakarta, 2009, hlm. 234.
297
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
sosial.Hal ini dapat dimaknai bahwa politik
perencanaan pembuatan Perda No 05 tahun
meneruskan pengembangan hukum dengan
2006 dikaitkan dengan teori politik hukum
berusaha meminimalisir ketegangan antara
yang disajikan oleh para ahli menyimpang
positivisme dengan realitas sosial. Dalam
dari tujuan yang dicita-citakan yang mana
tataran ini politik hukum membuat suatu ius
dapat dikatakan pembuatan keluar dari rel
constituendum (hukum yang akan berlaku),
aturan yang ada.
dan berusaha agar ius constituendum tersebut
Sri Sumantri bahwa pembuatan Perda No 05
pada suatu saat berlaku sebagai ius constitutum
tahun 2006 oleh Pemda Kab. Bartim sangat
(hukum yang berlaku yang baru).
dipengaruhi oleh kepentingan para penguasa
Sementara
ilmuan
hukum
politik dalam hal ini Bupati Bartim dan Ketua
yang
berbeda
DPRD Kab. Bartim tahun 2006. Hal ini terlihat
terhadap konsepsi tentang politik hukum. L
dari peran dan keikutsertaan dari penyampaian
J. van Appeldoorn dalam bukunya Pengantar
draf Ranperda yang disempurnakan oleh
Ilmu Hukum menyebut dengan istilah politik
Kabag Hukum Pemda Kab. Bartim yang di
memberikan
para
Seperti yang di katakan
pengertian
yang
dalamnya terdapat kepentingan investasi
demikian dapat dipahami, mengingat bahwa
yang menjanjikan keuntungan bagi semua
di Belanda hukum dianggap identik dengan
pihak yang berperan dalam menetapkan
Undang-Undang; hukum kebiasaan tidak
suatu payung hukum bagi investor dalam
tertulis diakui juga akan tetapi hanya apabila
melaksanakan pekerjaan.
perundang-undangan.17
Pengertian
diakui oleh Undang-Undang.18 Politik hukum
Ditinjau dari tujuan pembuatan Perda No.
juga dikonsepsikan sebagai kebijaksanaan
05 tahun 2006 dikaitkan dengan pandangan
negara untuk menerapkan hukum.19 Teuku
F. Sugeng Istanto tentang politik hukum yang
Muhammad Radhie mengkonsepsi politik
mana di antaranya dikatakan politik hukum
hukum sebagai pernyataan kehendak penguasa
adalah bagian dari ilmu hukum yang meneliti
negara mengenai hukum yang berlaku di
perubahan hukum yang berlaku yang harus
wilayah suatu Negara dan mengenai arah
dilakukan untuk memenuhi tuntutan baru
kemana hukum hendak dikembangkan.20
kehidupan masyarakat, maka berdasarkan
Dilihat dari proses perencanaan Perda
fakta hasil penelitian dapat dianalisa bahwa
No. 05 tahun 2006 berdasarkan fakta yang
tujuan dari pembuatan Perda No. 05 tahun
didapatkan maka dapat dianalisa bahwa
2006 sangat disangsikan untuk kepentingan
17 LJ. van Appeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan Ke-18, terjemahan Supomo, Pradnya Paramitha, Jakarta, 1981, hlm. 390. 18 A.S.S. Tambunan, Politik Hukum Berdasarkan UUD 1945, Puporis Publishers, Jakarta, 2002, hlm. 9. 19 David Kairsy (ed)., The Politics of Law, A Progressive Critique, Pantheon Books, New York, 1990, hlm. xi. 20 Teuku Muhammad Radhie dalam Imam Syaukani & A.Ahsin Thorasi, Dasar-dasar Politik Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 27.
Ruslan Abdul Rasyid, Politik Hukum Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 5...
masyarakat Kab. Bartim. Hal ini dapat terlihat
Seharusnya
dalam
hal
ini
298
Pemda
dari struktur organisasi dan kepemilikan
Kab. Bartim merencanakan suatu produk
saham dari PT PAK itu sendiri dimana di
perundang-undangan
dalamnya terdapat kepentingan perorangan
daerah tentang investasi jalan yang selanjutnya
dan golongan elit politik para penguasa di
ditindak lanjuti dengan kerjasama usaha
Kab. Bartim itu sendiri yang mana terdapat
dengan investor sesuai dengan Keppres No.
kepemilikan saham dari anak Bupati Bartim
80 tahun 2003. Dilihat dari munculnya PT
dan Ketua DPRD Kab. Bartim tahun 2006
PAK dalam Perda No. 05 tahun 2006 yang
masing-masing Rp.50.000.000,-.
mana memberikan kesempatan selama 20
ataupun
peraturan
Terkait dengan apakah pembuatan Perda
tahun dalam pengelolaan investasi jalan eks
No.05 tahun 2006 dapat dikatagorikan
pertamina tersebut yang di dahului dengan
sebagai suatu kebijakan pemerintah (legal
adanya penandatangan MoU sebelum adanya
policy) Kab. Bartim yang harus dilakukan
Perda No. 05 tahun 2006 , maka sangat
untuk peningkatan PAD Kab. Bartim, di sini
mencerminkan adanya penyimpangan hukum
penulis berpendapat bahwa terkait dengan
dalam pembuatan Perda No 05 tahun 2006.
peningkatan PAD yang dikelola oleh Pemda
Hal tersebut mencerminkan adanya perencaan
Kab. Bartim atas aset dan potensi yang dimiliki
dari para pemangku kebijakan atauput elit
Kab. Bartim yang ada bukan merupakan
politik
suatu pilihan. Ini terlihat dari lebih besarnya
hukum ataupun tidak mematuhi norma hukum
kepentingan dari para elit politik Kab. Bartim
yang berlaku di Indonesia tentang pengadaan
dan investor PT.PAK.
barang dan jasa yang berujung pada tindakan
Terkait dengan hal
tersebut penulis melihat bahwa para elit politik Pemda Kab. Bartim lebih memposisikan diri
untuk
melakukan
penyimpangan
yang menimbulkan kerugian negara.
Dilihat dari penyimpangan hukum
sebagai penguasa yang dapat menentukan
tersebut di atas, terlihat jelas bahwa rangkaian
segala hal yang menjadi kekuasaannya seperti
perbuatan perencaan pembuatan Perda yang
yang disampaikan Teuku Muhammad Radhie
di mulai dari penandatanganan Mou sebelum
yang mengkonsepsikan bahwa politik hukum
perencanaan pembuatan Perda dan selanjutnya
sebagai
penguasa
memasukkan PT PAK dalam Perda sangat
negara mengenai hukum yang berlaku di
bertentangan dengan tujuan negara yaitu
wilayah suatu Negara dan mengenai arah
memberikan kesejahteraan kepada rakyat
kemana
dikembangkan.
secara bertahap ataupun bertujuan untuk
Akibat dari pandangan tersebut memunculkan
pengelolaan pemerintahan yang baik dan
suatu permasalahan yang sangat merugikan
tertib. Disini penulis melihat bahwa tindakan
masyarakat Kab. Bartim dan lebih luas
yang diambil oleh Bupati Bartim dan Ketua
menimbulkan suatu kerugian negara.
DPRD Bartim tahun 2006 lebih cenderung
pernyataan
hukum
kehendak
hendak
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
299
mengacu kepada konteks politik hukum
sesuai peraturan perundang-undangan yang
Orde Lama yang mana kebijakan pembuatan
berlaku di Indonesia yang harus disesuaikan
Perda No. 05 tahun 2006 dengan dalih untuk
hierarki
kepentingan
kepentingan
sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
umum ataupun kepetingan pemberantasan
No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
korupsi dan sebagainya.
Peraturan
pembangunan,
peraturan
perundang-undangan
Perundang-undangan
Pasal
7,
Terkait dengan fakta penelitian yang
bahwa Perda Kabupaten/Kota menempati
ada dimana penyampaian Rusmiati,SH,MM
jenjang paling rendah, karena itu Perda
dalam persidangan menyebutkan bahwa draf
Kabupaten/Kota tidak boleh bertentangan
Ranperda berasal dari Ketua DPRD Kab.
dengan
Bartim tahun 2006 selanjutnya disempurnakan
yang lebih tinggi ataupun pasal 136 ayat
dan selanjutnya dibahas dan ditetapkan
(2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
menjadi sebuah produk perundang-undangan,
tentang Pemerintahan Daerah.
penulis
melihat
perencanaan
pembuatan
peraturan
Dijelaskan
perundang-undangan
bahwa
pada
umumnya
Perda No.05 tahun 2006 tidak dilakukan
Perda
dengan baik sesuai tugas pokoknya selaku
kepentingan
Kabag Hukum yang mana seharusnya antara
perundang-undangan yang lebih tinggi. Perlu
lain 1) Mengkordinasikan dan melaksanakan
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
perumusan peraturan perundang-undangan,
bertentangan dengan kepentingan umum
telaan
Mengkordinasikan
dalam ketentuan diatas ialah kebijakan yang
perumusan Rancangan Perda, Keputusan
berakibat terganggunya kerukunan antar
Bupati dan Instruksi Bupati; 3) Mengkaji
warga masyarakat, terganggunya pelayanan
dan mengevaluasi pelaksanaan perundang-
umum
undangan dan menyiapkan bahan-bahan
ketertiban umum serta kebijakan yang bersifat
Rancangan Perda; 4). Memeriksa draf berbagai
diskriminatif. Maka berdasarkan ketentuan
produk hukum, agar dapat memenuhi syarat
dalam Pasal 39 Undang-undang Nomor 12
material dan syarat formal serta subtansinya.
Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
hukum,
2)
Dilihat dari pelaksanaan tugas perencanaan
dilarang
dan
bertentangan
umum
dan/atau
terganggunya
perundang-undangan
yang
dengan peraturan
ketentraman/
menentukan
pembuatan Perda No. 05 tahun 2006,
sebagai berikut: “Perencanaan Penyusunan
Rusmiati, SH, MM tidak melaksanakan tugas
Perda
perencanaan pengkoordinasian perumusan
Prolegda Kabupaten/Kota”.
Ranperda, tidak menyiapkan bahan rancangan
Kabupaten/Kota
dilakukan
dalam
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas,
Perda ataupun memeriksa draf Perda No,
Perda No 05 tahun 2006 seharusnya mengkaji
05 tahun 2006 agar dapat memenuhi syarat
perubahan
material dan syarat formil ataupun subtansinya
masyarakat Kab. Bartim yang merupakan
dan
kebutuhan
kepetingan
Ruslan Abdul Rasyid, Politik Hukum Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 5...
300
kenyataan sosial yang terjadi. Disini terlihat
bisa bergerak dan membawa kendaraan
perencanaan pembuatan Perda tidak mengacu
tersebut ke tujuan tertentu. Hukum dalam
kepada tujuan politik yang seharusnya
konteks politik hukum, adalah pembawa misi.
meneruskan pengembangan hukum dengan
Ia menjadi tempat yang menampung segala
berusaha meminimalisir ketegangan antara
keinginan dan aspirasi mengenai berbagai
positivisme dengan realita sosial.
Dengan
hal yang ingin ditata dan dicapai. Hukum
adanya perencanaan pembuatan Perda No.
memiliki misi memperbaiki keadaan dan
05 tahun 2006 yang tidak dilandasi dengan
mencapai tujuan yang berkekuatan memaksa
penjiwaan politik hukum yang baik untuk
karena didukung oleh otoritas yang sah,
pengembangan hukum, maka berdampak pada
terumus secara tegas, dilengkapi sanksi dan
penyimpangan hukum yang berdampak pada
ditegakkan oleh institusi yang sah, itulah
meningkatnya ketegangan antara positivisme
posisi sentral hukum dalam konteks politik
dan realita sosial yang ada di masyarakat Kab.
hukum.21
Bartim. Berdasarkan data hasil penelitian yang disampaikan didapatkan fakta bahwa perencanaan pembuatan Perda nomor 05 tahun 2006 belum menggambarkan apa yang dicitacitakan bangsa Indonesia dalam UU Dasar 1945 yang mana harus memuat rasa keadilan. Adapun setiap peraturan perundang-undangan harus memuat rasa keadilan bagi seluruh masyarakat bangsa Indonesia dan untuk kepentingan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia dan bukan hanya menguntungkan sebagian golongan ataupun pihak ketiga dalam hal ini adalah PT PAK dan PT SBY. Hukum, dalam politik hukum, pertamatama
adalah
merupakan
instrumen.
Ia
merupakan alat yag dipakai untuk mewujudkan tujuan. Dalam hal ini ibarat sebagai sebuah mesin kendaraan yang membuat kendaraan
B. Implikasi Politik Hukum Perda Nomor 5 Tahun 2006 tentang Investasi Infrastruktur Jalan dan Landing Site Eks Jalan Pertamina oleh
Pemerintah
Bartim terhadap
Kabupaten Pengelolaan
Kekayaan Daerah di Kabupaten Bartim Implikasi
berarti:
keterlibatan
atau
keadaan terlibat: yg termasuk atau tersimpul; yang disugestikan, tetapi tidak dinyatakan: dan dapat diartikan mempunyai hubungan keterlibatan.22 Dalam konteks penulisan ini digunakan istilah implikasi hukum. Istilah implikasi
hukum
mengandung
maksud
dampak atau akibat hukum secara tidak langsung (implisit). Selain dari itu, dalam istilah implikasi hukum terkandung maksud tanggung jawab hukum untuk melakukan
21 Bernard L. Tanya, Politik Hukum (Agenda Kepentingan Bersama), Genta Publishing, Yogyakarta, 2011, hlm. 11-12. 22 Tim Akar Media, Kamus Lengkap Praktis Bahasa Indonesia, Akar Media, Surabaya, 2003, hlm. 179.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
301
perubahan hukum secara terus menerus,
Hal tersebut kemudian dipertegas oleh William
karena hukum itu sendiri terus berkembang
Zevenbergen,
sesuai tuntutan reformasi zamannya. Hal ini
pertanyaan peraturan-peraturan hukum mana
sejalan dengan salah satu fungsi hukum yaitu
yang patut untuk dijadikan hukum.
hukum sebagai sarana perubahan sosial (law
politik
hukum
menjawab
Dalam konteks penulisan ini politik hukum yang dimaksud adalah (Rancangan) Perda
is a tool of social engineering).23 Diutarakann oleh F. Sugeng Istano bahwa
Kab. Bartim tentang Investasi Infrastruktur
pada tahun 1950-an dua orang guru besar
Jalan dan Landing Site Eks Pertamina sebagai
Belanda telah mengutarakan pendapatnya
alat/sarana untuk meningkatkan Pendapatan
tentanng rechtspolitiek, yang dalam tulisan ini
Asli Daerah Sendiri (PADS) Kab. Bartim,
diterjemahkan dengan istilah politik hukum.
sesuai dengan Risalah Resmi Hasil Rapat
Politik hukum menurut Bellefroid adalah
Paripurna DPRD Kab. Bartim Masa Sidang
meneliti tentang perubahan hukum yang
II Tahun Sidang 2006 tentang Penetapan 2
berlaku yang harus dilakukan untuk memenuhi
(dua) buah Rancangan Perda Menjadi Perda
tuntutan baru kehidupan masyarakat.24
Kab. Bartim Tahun 2006, dapat kita lihat
Utrecht mengutarakan bahwa politik hukum
menentukan
yang
arah dari politik hukum pembentukannya
seharusnya.
yaitu untuk meningkatkan Pendapatan Asli
Politik hukum berusaha membuat kaidah-
Daerah Sendiri (PADS) dengan Pengelolaan
kaidah yang akan menentukan bagaimana
Kekayaan Daerah di Kab. Bartim.
seharusnya manusia bertindak. Politik hukum
Untuk memahami keberlakuan suatu
menyelidiki perubahan-perubahan apa yang
produk hukum dapat dilihat dari keberlakuan
harus diadakan dalam hukum yang sekarang
hukum yang berlaku atau yang oleh B. Arief
berlaku supaya menjadi sesuai dengan
Sidharta dikenal dengan keberlakuan faktual,
kenyataan sosial (sociale werkelijkheid).25
keberlakuan
Dengan berdasar pada pendapat Bellefroid,
moral.27
yuridikal
dan
keberlakuan
Utrecht menyatakan bahwa politik membuat
Hal ini secara tegas dituangkan dalam
suatu ius constituendum ini pada kemudian
Perda Nomor 5 Tahun 2006 tentang Investasi
hari berlaku sebagai ius constitutum baru.26 23 Jazim Hamidi, Revolusi Hukum Indonesia (Makna, Kedudukan dan Implikasi Hukum Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan RI), Konstitusi Press, Jakarta, 2006, hlm. 201. 24 Bellefroid, JHP, 1952, Inleiding tot de Rechtswetenschap in Nederlands, Dekker & Van Veght, Nijmegen Utrecht, hlm. 18. dalam Abdul Latif, dkk, Politik Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 6. 25 William Zevenbergen, 1925, formele encyclopedie der rechtswetenschap., Gebr Belinfante s’Gravenhage., page 9 dalam Abdul Latif, dkk, Ibid. 26 William Zevenbergen, 1925, formele encyclopedie der rechtswetenschap., Gebr Belinfante s’Gravenhage., page 9 dalam Abdul Latif, dkk, Ibid. 27 B. Arief Sidharta, Bahan Kuliah Filsafat Hukum, Program Pasca Sarjana, Universitas Katolik Parahyangan Bandung, hlm. 3.
Ruslan Abdul Rasyid, Politik Hukum Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 5...
Infrastruktur Jalan dan Landing Site Eks
302
a. Memberikan dasar hukum (legalitas)
Pertamina:
terhadap investasi infrastruktur jalan
1. Dasar menimbang:
dan landing site eks pertamina.
a. Bahwa di Kab. Bartim percepatan pembangunan jalan
infrastruktur
dibutuhkan
investor
untuk
b. Memberikan wewenang terhadap PT PAK sebagai investor.28 c. Mengamanatkan untuk dibentuknya Peraturan Bupati Kab. Bartim sebagai
melaksanakan dan membiayai; b. Bahwa sesuai amanah Garis-Garis
aturan pelaksana dari Perda ini.
setiap
1). Diundangkannya Peraturan Bupati
negara
Bartim Nomor 26 Tahun 2006
baik di pusat, propinsi bahkan sampai
tentang Pelaksanaan Perda Kab.
ke Kabupaten/Kota wajib menyusun
Bartim Nomor 5 Tahun 2006
arah
tentang
Besar
Haluan
tingkatan
Negara,
di
penyelenggaraan
kebijakan
penyelenggaraan
Investasi
Infrastruktur
pembangunan yang dituangkan ke
Jalan dan Landing Site Eks
dalam Program Pembangunan Daerah;
Pertamina.
Surat
2). Terbitnya Instruksi Bupati Bartim
958/
Nomor 11 Tahun 2006 tentang
C00000/2005/50, tanggal 22 Agustus
Mulai Pelaksanaan Perda Kab.
2005 dan Penegasan dari Menteri
Bartim Nomor 5 Tahun 2006 tentang
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Investasi Infrastruktur Jalan dan
Nomor : S3680/MK.6/2006, tanggal
Landing Site Eks Pertamina, yang
29 Mei 2006 tentang Pengelolaan
meninstruksikan
Kekayaan Negara yang tertanam pada
Pendapatan Daerah Kab. Bartim.
Pertamina;
Kepala Dinas Perhubungan, Pos
c. Bahwa
berdasarkan
PERTAMINA
Nomor
:
Kepala
Dinas
d. Bahwa untuk mewujudkan maksud
dan Telekomunikasi Kab. Bartim
pada huruf a,b, dan c tersebut di atas,
dan Direktur PT PAK untuk
perlu ditetapkan dengan Perda Kab.
melaksanakan
Bartim.
segera membuat Juknis Perda
Implikasi Politik Hukum Perda Nomor 5
Perda
tersebut;
Kab. Bartim Nomor 5 Tahun 2006
Tahun 2006 tentang Investasi Infrastruktur
tentang
Investasi
Infrastruktur
Jalan dan Landing Site Eks Jalan Pertamina.
Jalan dan Landing Site Eks
1. Keberlakuan Faktual (Secara Yuridis:
Pertamina.
Formal/Normatif): 28 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Angka 6 Perda Nomor 5 Tahun 2006 tentang Investasi Infrastruktur Jalan dan Landing Site Eks Jalan Pertamina.
303
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
3). Diundangkannya
Peraturan
6). Ditetapkannya Keputusan Bupati
Bupati Bartim Nomor 26 Tahun
Bartim Nomor 57 Tahun 2010
2007 tentang Kontribusi Jalan
tentang Pengelolaan Jalan Eks
dan Landing Site Eks Pertamina
Pertamina Dalam Rangka Tanggap
Kepada
Darurat.
Kab.
Pemerintah
Bartim
Daerah
(sebagai
wujud
7). Dikeluarkannya Instruksi Bupati
ketentuan
Perda
Bartim Nomor 1 Tahun 2010
Kab. Bartim Nomor 5 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan Sementara
khususnya BAB III Pasal 7.
Maintenance
implementasi
4). Ditetapkannya Keputusan Bupati
dan
Pungutan
Retribusi Jalan Pertamina.
Bartim Nomor 409 Tahun 2008
- dasar
pertimbangan
tentang Pengelolaan Jalan Eks
dikeluarkannya Instruksi ini
Pertamina.
adalah
- menyatakan
bahwa
sehubungan
bahwa PT PAK
dengan beberapa permasalahan
melaksanakan
yang timbul baik di lapangan
Perda Kab. Bartim Nomor 5
maupun administrasi berkenaan
Tahun 2006 tentang Investasi
dengan pengelolaan Jalan Eks
Instruktur Jalan dan Landing
Pertamina yang dilaksanakan
Site Eks Pertamina.
oleh PT PAK dan PT. Sari
belum
dapat
5). Ditetapkannya Keputusan Bupati
Borneo Yupanda; bahwa selama
Bartim Nomor 425 Tahun 2008
pengelolaan jalan dilaksanakan
tentang Penunjukan Pengelolaan
oleh PT PAK dan PT. Sari
dan Penyempurnaan Perawatan
Borneo
Jalan Eks Pertamina di Kab.
sekarang masih maintenance
Bartim.
tidak ada peningkatan ; dan
- berdasarkan Surat Penunjukan
bahwa selama 4 (empat) bulan
Bupati
Bartim
Nopember
2008,
tanggal
3
Yupanda
terhitung
bulan
sampai
September
menunjuk
sampai dengan Desember 2009
Pengelolaan, Perawatan serta
pihak perusahaan PT PAK dan
Penyempurnaan
PT. Sari Borneo Yupanda lalai
Eks
Jalan
Pertamina sepanjang 87,2 KM
akan
dari Simpang Bahalang sampai
Pemerintah
Landing Site di Sei Telang
Bartim.
Baru, kepada : PT PAK dan PT. Sari Borneo Yupanda.
kewajibannya Daerah
kepada Kab.
Dengan adanya fakta tersebut di atas
yang dikaitkan dengan teori keberlakuan
Ruslan Abdul Rasyid, Politik Hukum Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 5...
faktual
(formal/normative)
304
menunjukkan
Tujuan yang dicita-citakan (futuristik)
adanya perbuatan penyimpangan ataupun
melalui Perda ini adalah untuk meningkatkan
kesalahan dari para pembuat Perda No.05
Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS), yang
tahun 2006. Dengan diberlakukannya Perda
secara konkrit telah di atur bahwa Pemerintah
No.05 tahun 2006 menjadi dasar hukum bagi
Kab. Bartim mendapat 30% (tiga puluh
investor PT PAK dan PT SBY untuk melakukan
persen) dari total pendapatan bersih setelah
penarikan restribusi.
Hal ini dilaksanakan
dikurangi biaya pemeliharaan, kewajiban
karena merasa terlindungi dengan payung
cicilan, pembayaran hutang, pembayaran
hukum dari Perda No.05 tahun 2006. Adapun
bunga dan pembiayaan lainnya.29 Tetapi
implikasi dari adanya keberlakuan faktual dari
ternyata menimbulkan kerugian Negara akibat
Perda No.05 tahun 2006 sangat merugikan
dari lalainya pihak-pihak yang ditunjuk dalam
negara dalam hal ini Pemda Kab. Bartim dan
Perda tersebut. Dilihat dari fakta tersebut maka
telah memberikan peluang bagi PT PAK dan
dapat kita analisa bersama bahwa keberlakuan
PT SBY untuk mengambil keuntungan dari
Perda No.05 tahun 2006 secara sosial ataupun
pelaksanaan Perda No.05 tahun 2006.
sosialagikal tidak efektif pelaksanaannya
2. Keberlakuan faktual, yang disebut juga
karena menimbulkan permasalahan baru
keberlakuan
sosial
atau
keberlakuan
yaitu bertentangan dengan undang-undang
sosiologikal atau keberadaan empirikal.
yang lebih tinggi yang mengakibatkan adanya
Keberlakuan faktual, yaitu kaidah hukum
tindak pidana korupsi dalam pelaksanaannya.
dikatakan memiliki keberlakuan faktual, jika
Karena itu perlu kiranya ditinjau ataupun
kaidah itu dalam kenyataan sungguh-sungguh
perubahan atas Perda No.05 tahun 2006 agar
dipatuhi oleh para warga masyarakat dan
dapat digunakan bagi Pemda Kab. Bartim
oleh para pejabat yang berwenang sungguh-
sebagai payung hukum dalam menggali
sungguh diterapkan dan ditegakkan. Dengan
investasi sumber daya alam di wilayah Kab.
demikian, kaidah hukum tersebut dikatakan
Bartim. Adapun perubahan dan penyesuaian
efektif, sebab berhasil mempengaruhi perilaku
Perda No.05 tahun 2006 harus sesuai dengan
para warga dan pejabat masyarakat. Dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku
perspektif Sosiologi Hukum, maka hukum
di Indonesia.
itu tampil sebagai “das Sein-Sollen”, yakni
Secara
Empirik
Perda
ini
dalam
kenyataan sosiologikal (perilaku sosial yang
kenyataannya tidak dapat diterapkan atau
sungguh-sungguh terjadi dalam kenyataan
dipatuhi oleh para warga masyarakat dan
masyarakat riil) yang mengacu keharusan
oleh para pejabat yang berwenang. Dengan
normatif (kaidah).
demikian, kaidah hukum dalam Perda ini
29 Pasal 7 Perda Nomor 5 Tahun 2006 tentang Investasi Infrastruktur Jalan dan Landing Site Eks Jalan Pertamina.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
305
tidak efektif, hal ini dapat kita lihat dari
kewajibannya kepada Pemerintah
banyaknya aturan-aturan pelaksana yang
Daerah Kab. Bartim.
dibuat kembali untuk menutupi kelemahan
3. Keberlakuan moral, yang disebut juga
atau ketidakberlakuan Perda ini dalam
keberlakuan filosofikal atau keberlakuan
pelaksanaannya. Secara eksplisit terlihat
evaluatif atau keberlakuan materiil atau
dalam:
keberadaan substansial.
1. Ditetapkannya
Keputusan
Bupati
Hal tersebut seiring dengan hasil evaluasi
Bartim Nomor 409 Tahun 2008 tentang
dari Menteri Dalam Negeri terkait Perda Kab.
Pengelolaan Jalan Eks Pertamina.
Bartim Nomor 05 tahun 2006 yaitu:
- menyatakan bahwa PT PAK belum
a. Konsideran : disesuaikan,
dapat melaksanakan Perda Kab.
b. Ketentuan umum : diperbaiki, buang nama
Bartim Nomor 5 Tahun 2006 tentang Investasi
Instruktur
Jalan
dan
investor, c.
Nama, obyek dan subyek : tidak ada,
Landing Site Eks Pertamina.
hendaknya diuraikan/dijelaskan, Perda
2. Dikeluarkannya Instruksi Bupati Bartim
ini bukan perda tentang pajak ataupun
Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
retribusi daerah, jadi pada konsideran
Sementara Maintenance dan Pungutan
semestinya tidak memasukan Undang–
Retribusi Jalan Pertamina.
Undang/Peraturan
-
dasar pertimbangan dikeluarkannya
Undangan yang mengatur Pajak dan
Instruksi
Retribusi daerah,
ini
adalah
sehubungan
dengan
permasalahan
yang
bahwa beberapa
timbul
Perundang
–
d. Perda ini lebih mengarah kepada pengelolaan
baik
kekayaan daerah yang dipisahkan/atau
di lapangan maupun administrasi
masuk dalam pendapatan lain – lain
berkenaan dengan pengelolaan Jalan
daerah yang sah.
Eks Pertamina yang dilaksanakan
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
oleh PT PAK dan PT. Sari Borneo
Perda ini, hanya memiliki keberlakuan
Yupanda; bahwa selama pengelolaan
yuridikal
jalan dilaksanakan oleh PT PAK dan
dipaksakan
PT. Sari Borneo Yupanda sampai
kekuasaan negara adalah bukan hukum lagi,
sekarang masih maintenance tidak
melainkan
ada peningkatan; dan bahwa selama
belaka.
4 (empat) bulan terhitung bulan September sampai dengan Desember
saja,
namun
dengan hanya
kepatuhannya
penggunaan pernyataan
aparat
kekuasaan
Simpulan
2009 pihak perusahaan PT PAK dan
Dalam pembentukan Peraturan Daerah
PT. Sari Borneo Yupanda lalai akan
nomor 5 tahun 2006 tentang Investasi
Ruslan Abdul Rasyid, Politik Hukum Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 5...
306
Infrastruktur Jalan Dan Landing Site Eks
sehingga menyebabkan terjadi ketidakjelasan
Jalan Pertamina oleh Pemerintah Kabupaten
tentang pengelolaan asset daerah yang ada
Barito Timur, dipengaruhi oleh adanya politik
di Kab. Barito Timur.
hukum oleh para pembentuk Perda tersebut
memiliki keberlakuan yuridikal saja, namun
(eksekutif dan legislatif).
kepatuhannya dipaksakan dengan penggunaan
Perda ini, hanya
Implikasi politik hukum Peraturan Daerah
aparat kekuasaan negara adalah bukan hukum
Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Investasi
lagi, melainkan hanya pernyataan kekuasaan
Infrastruktur Jalan Dan Landing Site Eks Jalan
belaka,
Pertamina oleh Pemerintah Kabupaten Barito
faktual dan moral tidak bisa berlaku yang
Timur terhadap pengelolaan kekayaan daerah
mengakibatkan pengelolaan kekayaan daerah
di Kabupaten Barito Timur menyebabkan
tidak maksimal dan menyebabkan iklim
tidak adanya kejelasan dasar hukum ataupun
investasi menjadi minimal yang berdampak
tumpang tindih peraturan terkait dengan
pada Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS)
pengelolaan jalan eks pertamina tersebut
Kab. Bartim menjadi tidak maksimal.
sehingga
secara
keberlakuan
DAFTAR PUSTAKA
Buku A.S.S. Tambunan, 2002, Politik Hukum Berdasarkan UUD 1945, Puporis Publishers, Jakarta. Abdul Latif, dkk, 2010, Politik Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. B. Arief Sidharta, Bahan Kuliah Filsafat Hukum,
Program
Universitas
Pasca
Katolik
Sarjana,
Parahyangan
Bandung. Bernard L. Tanya, (Agenda
2011, Politik Hukum
Kepentingan
Bersama),
Genta Publishing, Yogyakarta. David Kairsy (ed)., 1990, The Politics of Law, A Progressive Critique, Pantheon Books, New York.
Imam Syaukani &
A.Ahsin Thorasi,
2005, Dasar-dasar Politik Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Inu Kencana Syafiie & Azhari, 2006, Sistim Politik Indonesia, Refika Aditama Bandung. Jazim Hamidi, 2006, Revolusi Hukum Indonesia dan
(Makna,
Implikasi
Proklamasi
17
Kedudukan
Hukum Agustus
Naskah 1945
dalam Sistem Ketatanegaraan RI), Konstitusi Press, Jakarta. Jazim Hamidi, dkk., 2009, Teori dan Politik Hukum Tata Negara, Total Media, Jogjakarta.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
307
LJ. van Appeldoorn, 1981, Pengantar Ilmu
0853-6937) Edisi Juli-Desember 2008.
Hukum, Cetakan Ke-18, terjemahan
Est volorer orestib eatium facipsum sam
Supomo, Pradnya Paramitha, Jakarta.
reium quidelest, sequias dolorporenes
Lexi Moeloeng, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung. M. Marwan, dkk, 2009, Kamus Hukum (Dictionary
of
Law
Complete
Edition), Reality Publisher, Surabaya. Mahfud
MD, 1998, Politik Hukum di
Indonesia, LP3ES, Jakarta.
ant et ad molor aspel magnate arum sin re pe consequi tem diat qui samendae nam est faccab ipicienis doluptatur aut que am, cumquost apide quiatibus modis esti ipitat. Osapidit et lati quam rehenit quo molupti dolore, volut etur sam landel minvel
Harmonisasi
inim es desenduntius esserio ipitati
Peraturan Daerah dan Peraturan
quis dolorae. Nam, expersp idelibe
Lainnya, www.djpp.depkumham.
rumeniam que escitincti officil lacerum
P. Agung Pambudhi, Peraturan Daerah dan
ut offic temporrum a sitis ad quia con
Muhammad
Sapta
Murti,
Hambatan Investasi, dalam Jurnal Hukum Jentera Edisi 14 – Tahun IV, Oktober –Desember 2006.
pos mossit odi si aliatus. Em. Obis et, ut verio. Dis eaquis pligeniet quiat quia veligen ihitas voluptat
Padmo Wahjono, 1986, Indonesia Negara
faccaecearum quiaepe riostrunt assum
Berdasarkan Hukum, Cetakan Ke- II,
nienda volum ut exerum sit qui te
Ghalia Indonesia, Jakarta.
doluptam core doluptatem nietus ex
Tim Akar Media, 2003, Kamus Lengkap Praktis
Bahasa
Indonesia, Akar
Media, Surabaya. Winardi, Melihat Ulang Arah Politik Hukum di Daerah Pasca Otonomi dan Desentralisasi, Media Kampus (ISSN
eos aut lame nos eaquis ullam, tem quo estotatus dolorep elliqua musapit incto dolectur acculle struptatquae nonsectotate premoloreium dolorem veligendis ut quae. Aliquia intiam idit