HI. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Dasar Pernikiran Peranan ekspor komoditi non migas terhadap penerirnaan ekspor Indonesia masih cukup besar, tetapi pada tahun terakhir ini memperlihatkan penurunan yang sangat berarti. Sehingga perlu dicari komoditi altematif lain yang potensial sebagai andalan ekspor. Salah satu komoditi yang menjadi andalan ekspor adalah tanaman karet. Ekspor komoditi karet tahun 1998 menyumbangkan devisa sebesar 1 101.5 juta dolar Amerika, dan menyurnbangkan 42.0 persen terhadap nilai ekspor komoditas perkebunan, antara 4.5 persen dan 3.4 persen masing-masing terhadap nilai ekspor non migas dan nilai total ekspor Indonesia (Bank Indonesia, 1997). Selain itu komoditas karet me~pakansumber mata pencaharian bagi 1.6 juta keluarga petani (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1998) dan secara keseluruhan diperkirakan menjadi sumber penghidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung, bagi lebii kurang 15 juta jiwa penduduk Indonesia. Oleh karena komoditas karet merupakan komoditas anddm ekspor yang sangat penting dalarn menyumbangkan devisa negara, maka perlu diiaji kebijakan-kebiakan untuk mendukung upaya pengembangan komoditi ini dengan menganalisis penawaran dan permintaan karet alam di pasar domestik maupun pasar intemasional.
3.2.
Kerangka Teori
3.2.1. Fungsi Produksi dan Penawaran Karet Alam Fungsi produksi merupakan suatu fungsi yang menggambarkan hubungan teknii antara faktor-faktor produksi (input) dan hasil industri (output). Faktor produksi dibedakan rnenjadi faktor produksi tetap dan faktor produksi tidak tetap. Dalam jangka pendek faktor produksi tetap dan tidak tetap, seperti faktor teknologi belum berubah. Tetapi dalam jangka panjang semua faktor produksi adalah tidak tetap atau tidak terjadi perubahan teknologi. Handerson dan Quandt (1980) merumuskan secara matematis fungsi produksi dengan keuntungan r n a k s i sebagai fimgsi permintaan faktor-faktor produksi dimana permintaan faktor produksi rnenjelaskan h g s i penawaran produk atau komoditi yang bersangkutan. Di pasar produk d m pasar faktor yang bersaing sempurna, fimgsi penawaran merupakan kuantitas produk yang di tawarkan sebagai fungsi dari harga produk dan harga faktor. Suatu fimgsi penawaran perusahaan yang memaksimumkan keuntungan dapat diturunkan dari fungsi keuntungan yang dicapai melalui dua syarat, yakni syarat orde satu (first order condition) dan syarat orde dua (second order condition). Berdasarkan syarat pertama, fimgsi keuntungan akan maksimum jika dari fungsi
tersebut
sama dengan nol, yang
~LEUEIII
pertama
berarti nilai produk marginal
masing-masing faktor harus sama dengan harga masing-masing faktor yang digunakan. Syarat kedua terpenuhi jika turunan kedua dari h g s i tersebut lebih kecil
dari no1 atau jika Hessian Determinant lebih besar dari nol, yang berarti fungsi produksi cembung kearah titik origin (Handerson and Quandt, 1980; Koutsoyiannis, 1975). Pada tingkat teknologi tertenlu, fungsi produksi karet dirumuskan sebagai berikut : Q = q ( A , L , Z ) .................................................................... (3.1 ) dimana : Q =jumlah produksi karet, A = luas areal tanaman karet, L =jumlah tenaga kerja, dan Z = faktor-faktor produksi lainnya. Jika harga masing-masing untuk harga faktor lahan, tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lainnya adalah PA, PL dan PZ , maka persamaan biaya total dapat dirumuskan menjadi : 0 .............................................. C=P"*A+P~*L+P~*Z+ C
(3.2)
dimana C adalah biaya total dan c0biaya tetap. Fungsi keuntungan produsen karet dapat dirumuskan sebagai berikut : n=PQ*~-c Atau
n=pQ*Q(A,L,Z)- (PA*A+PL*L+PZ*Z+cO ...................... ) (3.3)
dimana : n
= keuntungan
PQ= harga karet
dan
Produsen karet yang rasional akan berproduksi pada tingkat yang memberi keuntungan maksimum tercapai jika syarat orde satu dari fhgsi ( 3.3 ) adalah : 6x1 6A = pQ * A' -
=0
atau pQ * A'
6x1 6L = pQ * L' - pL= 0 atau pQ * L' 6nl 6 2 = pQ * Z' - P' diana
A',
= 0 atau pQ
.....................................(3.4)
= pA
= pL ....................................... ( 3.5
* Z' = P'. .....................................(3.6
L' , Z' masing-masing adalah merupakan produk marginal dari
faktor-faktor areal ( A ), tenaga kerja ( L ) dan faktor-fallor lahnya ( Z ). Jadi dapat d i t
bahwa menurut syarat orde satu, keuntungan akan rnaksimurn jika pada
tingkat produksi karet tertentu, nilai produk marginal masing-masing faktor sama dengan harga yang hams dibayar untuk memperoleh faktor-faktor tersebut.
Dari fimgsi ( 3.4 ), ( 3.5 ), ( 3.6 ) diketahui bahwa faktor-faktor produksi (A, L, Z) merupakan
peubah endogen sedangkan harga karet ( pQ ) dan harga
faktor-faktor ( pA, pL, PZ ) merupakan peubah eksogen. Sehingga fungsi, permhtaan faktor dapat diumuskan sebagai berikut : A D = a ( p Q , p Ap, L , p )................................................................
( 3.7
L ~ l=( p Q , p L , PA, PZ )............................................................... (3.8)
- Z(PQ,PZ, PA, PL )................................................................ ZD -
( 3.7
d i i a AD, L ~ zD , , merupakan permintaan akan faktor lahan, tenaga kerja dan faktor-faktor lainnya. Dengan mensubstitusikan persamaan ( 3.7 ), ( 3.8 ), ( 3.9 ) ke fungsi produksi ( 3.1 ), maka fhgsi penawaran karet pada tahun tertentu ( Q~~) dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Q S t = f ( ~ Q tA,,,P P L t PZ1, ).........................................................( 3 . 10) Beberapa peubah penting yang mempengamhi penawaran suatu komoditi, antara lain adalah harga komoditi tersebut, harga komoditi lain, biaya faktor produksi, tujuan perusahaan, tingkat teknologi, pajak, subsidii harapan harga dan keadaan d a r n (Dollan, 1974). Dengan demikian penawaran karet oleh produsen dapat diurnuskan dalam bentuk fimgsi sebagai berjkut : Q S t = f ( p Q t pSt, , P ' ~ ~ , P *)~....................................................... ,z~ ( 3 . 11 ) diiana : QS,=jurnlah penawaran karet pada tahun t, pQt= harga karet pada tahun t,
pSt= l~argakomoditi alternatif karet tahun t, pF,= harga faktor-faktor produksi tahun t, P;= harga karet yang d i i a p k a n tahun t, dan Zt
3.2.2.
= faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran karet pada tahun
t.
Fungsi Permintaan Karet Permintaan terhadap karet darn merupakan permintaan turunan atau derived
demand. Permintaan turunan menyatakan pennintaan terhadap inputbahan baku yang digunakan untuk memproduksi barang atau produk akhir (Tomek and Robinson, 1972). Bila penawaran output industri ban yang menggunakan karet alarn sebagai input maka fungsi produksi industri ban penting diietahui guna mendapatkan fungsi permintaan input karet alam.
Jiia dimisalkan fhgsi produksi dari industri ban yang menggunakan bahan baku karet alam dan input lainnya adalah sebagai berikut : It= f(KAl, KSI).................................................................. (3.12) d i i a: It
=
jurnlah output yang diproduksi oleh industri ban yang menggunakan karet alam sebagai input tahun t,
KAl= jurnlah input karet alam tahun t, dan KS, = jumlah input lain (karet sintetis) tahun t. Dengan harga output serta harga masing-rnasing input tersebut adalah : PI
= harga output
PK
= harga
per unit,
karet darn, dan
P s = harga input lain. Fungsi tujuan dari industri ban adalah : Maksimurnkan(n) = P r * f ( K s t ) - ( p ~ * K A t + P s* KSJ ..............(3.13) Fungsi tujuan ini mengisyaratkan total penerimaan (harga output diiali dengan kuantitas output yang diproduksi) d i i a n g i total biaya (harga input diiali dengan kuantitas input) haruslah maksimal. Secara matematis keuntungan rnaksimum dari industri ban diperoleh dengan menetapkan turunan pertam dari fhgsi keuntungan yang berkaitan dengan KA dan KS sama dengan nol. P l . f u - P K = O a t a u p l . f u = P K ............................................. (3.14) Pr.fKS-PS=OatauPI . f K s = P s.............................................. (3.15)
Dimana f KA dan f KS adalah turunan pertama dari fungsi produksi yang berkenaan dengan KA dan KS, dan didefinisian sebagai produk marginal dari input. Persamaan (3.14 dan 3.15) ini mengisyaratkan bahwa untuk memaksimalkan keuntungan, industri ban akan menggunakan input diiana nilai produk marginal input karet alam sama dengan harga input karet dam, dan nilai produk marginal dari input lain sarna dengan harga input lain tersebut. Persamaan (3.14 dan 3.15) merupakan dua sistim persarnaan dengan dua peubah endogen (KA dan KS) dan tiga peubah eksogen (P
1,
P
K,
P s). Sistim
persamaan ini diselesaikan secara simultan untuk menentukan dua peubah endogen d a l m konteks tiga peubah eksogen yaitu : KA,=k (PK,Ps,PI)............................................................... (3.16)
KS,= s (Ps,PK,P1)................................................................
(3.17)
Persamaan (3.16 dan 3.17) adalah fungsi permintaan input dari industri ban. Persamaan (3.16) merupakan derive demand karet alam, yang menyatakan bahwa jumlah permintaan karet dam merupakan fungsi dari harga karet dam, harga input
lain (karet sintetis) dan harga ban. Persamaan
permintaan karet a l m merupakan fungsi yang dapat ditulis
sebagai berikut : DKA1=f(PIKt,PSI, PBt).........................................................(3.18)
Dimana PIKt adalah harga input karet alam tahun t, PSt adalah harga karet sintetis tahun t dan PBt adalah harga ban tahun t.
3.2.3.
Konsep Elastisitas Penawaran dan Permintaan Untuk mengetahui respons suatu fungsi terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhinya, digunakan konsep elastisitas. Secara urnurn elastisitas dalam jangka pendek ( short-run ) dan jangka panjang ( long-run ) diimuskan sebagai berikut : EsR(YX) = a * X / Y
.......................................................... (3.19)
E L K ( Y X )= E S R ( Y X ) /1-b
............................................... (3.20)
dimana : E SR ( YX ) = elastisitasjangka pendek peubah endogen Y terhadap peubah eksogen X, E LR ( YX )
= elastisitas jangka
panjang peubah endogen Y terhadap peubah
eksogen X, a
=
parameter dugaan dari peubah eksogen,
b
=
parameter dugaan dari lag. endogen variables,
X
=
rata-rata peubah eksogen, dan
Y
=
rata-rata dari peubah endogen.
Dalam kaitannya dengan penawaran, maka ada dua konsep elastisitas yaitu elastisitas harga dan elastisitas harga silang. Elastisitas harga atas penawaran adalah angka yang menunjukkan besarnya persentase perubahan jumlah suatu barang yang ditawarkan akibat pembahan harga barang lain. Pada teori permintaan diienal tiga konsep elastisitas yang penting yaitu elastisitas harga, elastisitas harga silang dan elastisitas pendapatan. Elastisitas harga atas permintaan menunjukkan ukuran kepekaan perubahan jumlah yang d i i t a
karena perubahan harga. Elastisitas harga silang atas permintaan menunjukkan ukuran kepekaan permintaan terhadap perubahan harga komoditi lain. Sedangkan elastisitas pendapatan atas permintaan adalah suatu ukuran kepekaan permintaan terhadap perubahan pendapatan. Bagi seorang pengusaha maupun suatu negara, kebijaksanaan harga yang tepat harus didasarkan pada pengetahuan yang cermat mengenai elastisitas harga, termasuk elastisitas pendapatan. Penetapan tingkat harga tertentu yang didasarkan
pada
pemahaman elastisitas, akan membantu untuk menentukan jumlah barang yang terserap di pasar.
3.2.4. Penawaran Ekspor dan Permmtaan Impor Karet Alam di Pasar Intemasional Perdagangan internasional terjadi karena adanya perbedaan penawaran dan permintaan antara suatu negara dengan negara lain, setiap negara tidak dapat menghasilkan semua komoditi atau barang yang dibutuhkan oleh rakyat, adanya perbedaan biaya relatif dalam menghasilkan komoditi tertentu dan adanya keinginan suatu negara untuk memperluas pasaran komoditi ekspor serta untuk meningkatkan devisa bagi kegiatan pembangunan ( Gonarsyah, 1983 dan Ruky, 1993 ). Secara grafis mekanisme penawaran dan permintaan dapat digambarkan seperti Gambar 1, dimana kurva penawaran dan permintaan dinegara A yaitu S" dan . D"sedangkan dinegara B yaitu sBdan D ' serta sWdan DW d~pasar dunia.
Keterangan : = harga domestik di negara pengekspor (A) tanpa perdagangan
pA
Internasional, =
QO A
konsumsi domestik dinegara pengekspor tanpa perdagangan Internasional,
=
Q1"azA
kelebiian penawaran (excess supply) dinegara pengekspor setelah adanya perdagangan Internasional,
= harga domestik di negara pengimpor (B) tanpa perdagangan
pB
Internasional, =
konsumsi domestik dinegara pengimpor sebelum adanya perdagangan Internasional
=
kelebihan permintaan (excess demand) diiegara pengimpor tanpa perdagangan Internasional,
=
konsumsi
domestik
negara
pengimpor
setelah
adanya
perdagangan dunia, =
harga keseimbangan setelah tejadi perdagangan dunia, dan
=
jumlah yang di ekspor (QIAQ2A) sama dengan jumlah yang di impor ( Q I ~2~ ~ ).
Jadi dapat diiimpulkan bahwa ekspor suatu negara merupakan selisih antara produksi dengan penawaran domestik. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: xt=Qt-QDt ...................................................................... dimana :
(3.21)
Xt
=jumlah
Qt
= produksi
QDt
= penawaran
yang diekspor negara yang bersangkutan pada tahun t, negara yang bersangkutan pada tahun t, dan domestik pada tahun t.
Dalam arti yang lebih luas, ekspor kesuatu negara merupakan kelebihan penawaran domestik atau produksi barang atau jasa yang tidak dikonsumsi oleh konsumen negara yang bersangkutan atau tidak disimpan dalam bentuk stok (Labys, 1973). Maka ekspor karet dapat dirumuskan sebagai berikut : X t = Q t - C t + St-l ...... ... ......... ............ ... ... ... ... ... ..................( 3 . 2 2 ) dimana : Xt
= jumlah
ekspor karet pada tahun t,
Qt
= jumlah
produksi karet pada tahun t,
Ct
= jumlah
konsumsi karet pada tahun t, dan
St-I=jumlah stok karet pada tahun t. Asumsi yang dipergunakan pada persamaan ( 3.22 ) adalah : (1) impor karet negara pengekspor relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan produksinya, sehingga dapat diabaikan, (2) konsumsi domestik negara produsen pada umumnya relatif stabil sehingga dapat diabaikan, dan (3) mengingat besarnya tingkat produksi karet jika dibandingkan dengan permintaan maka stok dinegara produsen diduga bukanlah berfungsi sebagai penyangga (buffer) untuk mengatur kondisi pasar, namun merupakan sisa produksi pada akhir tahun yang tidak dapat disalurkan di pasar dunia.
Untuk menentukan berapa besar keuntungan yang diperoleh produsen lnelalui penawaran ekspor, maka digunakan pendekatan harga ekspor yang diharapkan, sehingga fungsi penawaran ekspor dirumuskan menjadi : X t = f ( P " t ) ...........................................................................
(3.23) 0
Menurut Pindyck dan Rubinfeld (1991) dan Koutsoyiannis (1997), harga harapan ekspor diduga dengan memakai Cagan's Adaptif Expectation Model, sebagai berikut : P*t-P*t-I =e(Pt-P*t-l ) dimana : P*t
=
harga harapan ekspor karet,
Pt
= harga
e
= koefisien
ekspor aktual, harapan ( expectation coefficient ), dimana 0 < e G I , dan
P*t-I = harga harapan ekspor karet pada tahun t. Persamaan ( 3.23 ) dan ( 3.24 ) dapat diselesaikan secara aljabar yaitu : X t = f ( P t , X t - 1 ) ......................................................................
(3.25)
Penawaran ekspor suatu negara dipengaruhi juga oleh tingkat bunga dan nilai tukar valuta asing di negara pengekspor dan dinegara partner dagang (Branson dan Litvack, 1981.). Di pihak lain harga karet dari negara produsen lain sebagai mitra dagang, berbagai kebijakan pemerintah baik di negara yang bersangkutan maupun di tingkat internasional dapat mempengaruhi keragaman ekspor karet oleh suatu negara. Dengan menggabungkan faktor-faktor tersebut dengan persamaan (3.25), maka didapat fungsi penawaran ekspor karet suatu negara dalam bentuk dinamis adalah sebagai beri kut
Xt = f ( P t , PSt, ERt, Zt, Xt-l ) .....................................................(3.26) d i i a: Pt
=
PSt
= harga
ERt
= nilai tukar rnata uang asing tahun t,
Zt
= faktor - faktor
harga ekspor karet pada tahun t, karet di negara mitra dagang tahun t,
lain yang mempengaruhi ekspor karet pada tahun t,
dan Xt-1
= jumlah
ekspor karet tahun t.
Permintaan impor suatu negara terhadap suatu barang rnempakan kelebhan konsumsi yang tidak sanggup di produksi didalam negeri (Labys, 1973). Dengan kata lain, suatu negara akan mengimpor karena produksi negara produksi relatif kecil dibandingkan dengan konsumsinya. Permintaan impor dirumuskan sebagai berikut : M t = Ct -Qt
+ St-1 ................ ..................................................
( 3.27)
dimana : Mt
= jumlah
impor karet tahun t,
Ct
= jumlah
konsumsi karet tahun t,
Qt
= jumlah
produksi karet tahun t, dan
St-1
= jumlah
stock karet tahun t.
Jiia diasumsikan stok karet negara konsumen konstan, maka konsumsi karet negara konsumen akan konsisten dengan pola permintaan impomya, s e h g g a berapa besar utilitas yang diperoleh dari konsumsi karet yang di impor menjadi begitu penting. Bertolak dari ha1 itu maka fungsi permintaan impor dapat diturunkan dari fungsi konsumen, sedangkan fiingsi konsumsi sebagai berikut :
Ct = f ( Yt, PMt ) ..................................................................( 3.28 ) dimana : Yt
= pendapatan negara pengimpor, dan
PMt
= harga karet
di negara pengimpor tahun t.
Permintaan impor dapat dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan dunia, harga komoditi substitusi impor dan sebagainya. Dengan demikian fbgsi permintaan impor dirumuskan sebagai berikut : Mt
= f ( PMt,
Yt, PSt, GMt, GXt ). .................... .... .... ...........( 3.29 )
dimana : PSt
= harga komoditi substitusi karet tahun t,
GMt
= kebijakan perdagangan pernerintah negara pengimpor tahun t,
GXt
= kebijakan perdagangan pemerintah negara pengekspor tahun t.
dan