Hasil ketik ulang dari dokumen asli : (dokumen asli terlampir di bawah) VISTA No. 331 Pengarah Film Komedi yang Laris Nya' Abbas Akub Cita-cita Jadi Diplomat Terpeleset ke Film
KETIKA film "Heboh" produksi PERFINI mulai beredar, orang sudah memberi komentar : Nya' Abbas Akup punya kekuatan sebagai sutradara film komedi. Kesan tersebut semakin nyata, ketika film-film "Juara 60" dengan pendukungpendukungnya : Mang Udel, Chepot dan Chitra Dewi disusul dengan film "Tiga Buronan" dinilai laris sebagai barang hiburan saat itu. Usmar Ismail Almarhum nampaknya memang tepat menempatkan Nya' Abbas Akup di bidangnya. Usmar Ismail memang terkenal sebagai tokoh film dengan mata jeli - dialah yang mempunyai andil terbesar dalam pengembangan kemampuan Nya' Abbas Akup ketika baru-baru sempat berhandai-handai dengan Majalah VISTA di tengah kesibukannya menggarap film terbarunya yang berjudul menggelitik kuping : "Babu Sexy". "Selama sepuluh tahun di PERFINI, banyak manfaat yang saya peroleh dari pribadi Usmar Is mail. Beliau itu sebagai tokoh film yang militan dengan cita-cita yang besar". Tentu saja, untuk mewujudkan cita-cita besarnya Usmar Ismail telah berusaha untuk membangun perfilman Indonesia menjadi suatu industri yang harus memenuhi fungsinya di tengah-tengah alam kemerdekaan Indonesia ini. Dan di tengah-tengah kesibukan produksi filmnya, muncullah Nya' Abbas Akup, seorang mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang baru saja menyelesaikan tingkat persiapannya di tahun 1951. TERTARIK FIGUR....... Sekarang ini, nama Nya' Abbas Akup identik dengan film komedy. Kenapa? Jawabnya memang sudah tersedia. Memang di bidang itulah letak kekuatan dan ciri khas Nya' Abbas Akup yang masih sulit dicari duanya. "Untuk film-film komedi satire, dialah satu-satunya orang saat ini" komentar Farouk Afero yang nampaknya mengagumi sutradara kelahiran Malang ini. Ingat akan film "Koboi Cengeng?" Atau sudah nonton film "Drakula Mantu" atau film "Cewek Bandung?" Tetapi yang bersangkutan sendiri, rupanya menolak untuk disebut demikian. Nya' Abbas Akup (45 tahun) menplak anggapan bahwa dirinya punya spesialisasi di bidang film komedi. "Setiap film, saya berusaha menggarapnya. Itu merupakan tantangan bagi seorang sutradara. Tetapi kenyataan yang saya hadapi selama ini memang banyak disodori film-film komedi" kata Nya' Abbas Akup. Untuk membuktikan bahwa Nya' Abbas Akup tidak melulu menggarap film-film komedi, ia menyebutkan telah menyiapkan skenario film serius "Hujan Pagi-pagi". "Saya sendiri selalu kepengin menggarap film -film serius. Tetapi jika yang datang hanya film komedi, kan susah menolaknya? Atau jika datang tawaran film lain, ceritanya kurang cocok dan tidak mantap". Sebagai seorang sutradara, tugasnya diakui berat. Harus memperhitungkan segi-segi komersiel dan mutu. Dan dua-duanya sangat berat dipikul setiap sutradara film. Antara kedua faktor tersebut, jarang bisa seimbang dilakukan. Sebagai sutradara yang punya almamater PERFINI? Nostalgia manisnya dengan studio itu kadang-kadang sempat muncul di hati Nya' Abbas Akup. Kepindahan dirinya dari Malang ke Jakarta setelah tamat SMA di tahun 1951, dulunya sengaja untuk meneruskan kuliah di U.I. jurusan Fakultas Hukum. "Sama sekali tidak punya cita-cita jadi orang film" tuturnya. "Bahkan sama sekali tidak punya ingatan sedikit pun. Waktu itu saya iseng-iseng hanya tertarik pada figur Usmar Ismail saja. Kalau seorang Usmar Ismail yang intelek berkecimpung di dunia film, kenapa saya tidak bisa dan harus malu". Dan terdorong isengnya pula, Nya' Abbas Akup ke studio PERFINI. "Tentunya juga untuk cari duit" katanya sambil melepas senyumnya.
Untuk beberapa bulan Nya' Abbas Akup harus bersabar menunggu kepercayaan Usmar Ismail, dan kesempatan pertama itu muncul ketika menggarap film "Heboh". Maka keplesetlah Nya' Abbas Akup. Mungkin benar juga pemeo yang mengatakan, sekali kecemplung ke dunia film, sulit untuk melepaskan diri begitu saja. Nya' Abbas Akup yang dulunya bercita-cita jadi diplomat - akhirnya menemukan dunianya yang sampai sekarang terus ditekuninya. JAWA-TIMURAN. Kesan sekilas yang bisa ditangkap dari sutradara peranakan ayah Aceh dan Ibu Jawa ini adalah keangkuhan. Sikap tenang, kalem dari luar memang menimbulkan penafsiran keliru, seperti pribadi Usmar Ismail dulu. Padahal, setelah mengenalnya dari dekat, tiap kalimat selalu dibumbui senyum yang ramah. Demikian juga sewaktu opname, sulit menemui kalimat-kalimat yang agak keras darinya. Apa yang dikerjakan, nampaknya dipikir masak-masak, berhati-hati dan lewat pertimbanganpertimbangan praktis. "Saya pikir, dia itu sutradara yang tersabar yang pernah saya temui" tambah Aedy Moward yang kali ini keciduk kasting Nya' Abbas Akup. Dan jika kita mau meneliti apa yang telah dikerjakan, tidak mustahil Nya' Abbas Akup yang dibesarkan di Jawa Timur ini, pada setiap ju dul filmnya - banyak dipengaruhi kepraktisan dan sense Jawa Timuran. Perhatikan saja dalam pemilihan judul- judul film yang digarapnya. Singkat, padat dan mirip-mirip judul yang dipakau "Sri Mulat", memancing sekaligus menggelitik perasaan. Perhatikan saja judul-judul: Koboi Cengeng, Drakula Mantu, Cewek Badung dan kini judul : Babu Sexy! Agak "nakal" teteapi justru itulah kekuatannya sebagai sutradara yang punya rasa humor tinggi. "Saya cenderung untuk nyemoni situasi dan kondisi masyarakat. Masalahnya, tinggal di mana posisi kita. Apakah kita sudah binnen, kurang puas atau sama sekali tak puas". Dan dalam hal nyemoni (menyindir) - Nya' Abbas Akup memilih posisi sebagai seorang anggauta masyarakat yang melihat masyarakat dengan segala kekurangannya dari sudut komedi. Kacamata yang hanya dimiliki orang-orang yang peka menangkap situasi suatu saat. Ibarat orang jatuh, teteapi orang lain melihatnya dari segi komedi. Lucu, jadi tertawa. BAHASA STIKER Sebagai sutradara yang pernah mengenyam pendidikan di U.C.L.A. (Univercity Of California at Los Angeles) di Departement Theatre Arts selama dua tahun, kemampuan Nya' Abbas Akup menggarap film -film komedi banyak diakui kalangan orang-orang film. Selai kekuatannya di dalam menyusun cerita dengan judul yang agak na kal, kekuatan lain adalah penyusunan dialog-dialog yang bak stiker. Padat dan selalu kena sasaran! Pendidikan di UCLA yang dibeayai Rockefeller Funds semakin menjauhkan Nya' Abbas Akup dari ingatannya kembali ke bangku Fakultas Hukum. Keberangkatannya ke USA - mengorbankan studynya di Universitas Pajajaran sampai pada tingkat sarjana muda di tahun 1959. "Waktu datang tawaran
belajar ke luar negeri, saya maju mundur. Kemudian saya putuskan untuk berangkat. Tapi juga membawa buku -buku hukum saya. Maksud saya, merangkap. Bila pulang terus mengikuti tentamen. Eh..... nggak tahunya keterusan di film". BELUM SERIUS..... Karena terlanjur film-film komedy yang banyak digarapnya, Nya' Abbas Akup sendiri jadi seolah-olah "disudutkan". Lebih sedih lagi, karena selama periode Festival-festival Film Indonesia yang tiap tahun diguncang-guncang, film-film komedi termasuk film yang dipandang dengan mata sebelah. Dalam soal ini Nya' Abbas Akup kasih komentar : "Mungkin belum waktunya film-film komedy dianggap sebagai film yang layak untuk diberikan piala. Karena film komedi masih dianggap sebagai film yang tidak serius". Membandingkan penggarapan antara film komedi dan filmfilm drama, Nya' Abbas Akup juga menyampaikan argumentasinya: "Menurut saya, menggarap film komedi tak kalah seriusnya jika dibandingkan dengan film-film drama". Jika dalam film drama, asal ceritanya nyambung, ada klimaks dan anti klimaks, maka dapat dinikmati. Dalam film komedi, sutradara harus mampu dan kuat improvisasinya, sehingga penonton bisa ditimbulkan penafsirannya dari apa yang dilihat. Dari penafsiran-penafsiran yang berkembang - akan menimbulkan surprise yang menimbulkan gelak. Tentang film-film komedi Indonesia selama ini bagaimana? Nya' Abbas Akup mengatakan, kebanyakan menyandarkan pada lelucon : slapstick!!, setingkat lebih tinggi dari lelucon Frace, lelucon-lelucon yang banyak dilakukan Charlie Chaplin. Jenis-jenis komedi yang lain lalu disebutkan seperti : komedi parodi, dan satire. "Untuk film Babu Sexy - saya menggarap film yang benar-benar komedi, fine comedy. Lucu yang asli dan halus" katanya yakin. Dalam film ini, Nya' Abbas Akup menceritakan seorang babu yang kemudian ketimpa nasib bagus, naik harkatnya menjadi nyonya besar, menjadi istri dari boss bekas tuannya sendiri. "Surprise" demikian digarap Nya' Abbas Akup dengan cirinya yang suka mengaduk tatanan. Ceritanya sendiri mirip kisah-kisah Cinderella. Dunia babu, dunia wanita memang banyak menarik hatinya. Mungkin karena Nya' Abbas Akup bertumpu pada rasa humanisnya yang sejak kecil menghormati wanita.*** (BARON ACHMADI)