PUSKESMAS GEROKGAK II
PROSES PENCUCIAN No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap
Pengertian
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 : Yang dimaksud pencucian adalah proses secara fisik menghilangkan darah, cairan tubuh atau benda asing lainnya.
Tujuan
:
Mencegah terjadinya kontaminasi bakteri yang berasal dari darah, cairan tubuh, atau benda asing lainnya.
Kebijakan
:
Proses Pencucian merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Prosedur
Unit terkait
:
:
PROSES PENCUCIAN : •
Bilas merata dengan air bersih
•
Cuci dengan deterjen dan air
•
Sikat alat-alat hingga bersih
•
Kamar operasi
•
Poliklinik
•
Kamar bersalin
•
Unit Gawat Darurat
Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo
Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
PUSKESMAS GEROKGAK II
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) SECARA PEREBUSAN No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap
Pengertian
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 : DTT secara perebusan adalah proses menghilangkan sebagian besar micro organisme dengan cara merebus
Tujuan
: Agar alat yang akan dipakai bebas dari microorganisme.
Kebijakan
:
Prosedur
: DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) SECARA PEREBUSAN : • Rebus alat-alat dalam air mendidih selama 20 menit • Rebus falam panci dengan penutup • Penghitungan waktu dimulai saat air mulai mendidih • Jangan menambahkan sesuatu ke dalam panci seteh penghitungan waktu dimulai
Unit terkait
:
DTT dengan cara perebusan merupakan upaya untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
• • • • •
Kamar operasi Instalasi rawat jalan Instalasi rawat inap Unit Gawat Darurat Kamar bersalin
Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo
Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) PENGUKUSAN
PUSKESMAS GEROKGAK II
No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 Pengertian
: DTT pengukusan adalah proses menghilangkan sebagian besar micro organisme kecuali beberapa endospora dengan cara pengukusan.
Tujuan
: Agar alat yang akan dipakai bebas dari microorganisme.
Kebijakan
:
Prosedur
: DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) SECARA PENGUKUSAN : • Kukus selama 20 menit • Sebelumnya periksa apakah jumlah air dalam panic cukup untuk proses pengukusan yang lengkap • Permukaan air harus diatas level elemen pemanas tetapi tidak menggenangi nampan pengukus • Waktu pengukusan dimulai setelah uap air keluar dari celah-celah tutup panci • Jangan menambahkan sesuatu kedalam panci pengukus setelah perhitungan waktu dimulai • Setelah pengukusan selesai, biarkan alat-alat mongering dalam panci sebelum di simpan.
Unit terkait
:
DTT Pengukusan merupakan upaya untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
• • • • •
Kamar operasi Instalasi rawat jalan Instalasi rawat inap Unit Gawat Darurat Kamar bersalin
Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo
Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) SECARA KIMIAWI
PUSKESMAS GEROKGAK II
No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 Pengertian
: DTT secara kimiawi adalah proses menghilangkan sebagian besar micro organisme kecuali beberapa endospora dengan cara kimiawi.
Tujuan
: Agar alat yang akan dipakai bebas dari microorganisme.
Kebijakan
:
Prosedur
: DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) SECARA KIMIAWI : • Setelah dilakukan dekontaminasi, cuci, bilas dan keringkan dengan seksama semua peralatan • Rendam semua peralatan dengan desinfeksi tingkat tinggi ( DDT). • Rendam selama 20 menit • Bilas dengan air DTT hingga bersih dam biarkan mongering. • Gunakan alat dengan segera atau simpan di dalam wadah DTT yang tertutup. • Untuk menyiapkan wadah DTT, rebus (bila kecil ) atau isi dengan larutan klorin 0,5 % dan biarkan selama 20 menit, harus rata dengan permukaan. (larutan klorin dapat dipindahkan ke tempat lain untuk digunakan lagi ). Bilas bagian dalam wadah menggunakan air DTT. Keringkan sebelum dipakai.
Unit terkait
:
DDT dengan cara kimiawi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
• • • • •
Kamar operasi Instalasi rawat jalan Instalasi rawat inap Unit Gawat Darurat Kamar bersalin
Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
PUSKESMAS GEROKGAK II
PROSES DTT DENGAN SARUNG TANGAN No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 Pengertian : Yang dimaksud DTT (DESINFEKSI TINGKAT TINGGI) adalah menghilangkan sebagian besar micro organisme kecuali beberapa endospora bakteri. Tujuan : Untuk mencegah kontaminasi bakteri yang berasal dari sarung tangan. Kebijakan : DTT Merupakan upaya untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Prosedur : PROSES DTT DENGAN SARUNG TANGAN : • Tempatkan sarung tangan dalam kantong yang terbuat dari rajutan plastic atau nilon. • Tempatkan pemberat dalam kantong, sehingga sarung tangan dan kantong lebih kurang 1 inci di bawah permukaan air. • Tutup panci dan biarkan air mendidih. • Mulai mencatat waktu saat air mendidih. • Rebus sarung tangan selama 20 menit, mulai saat air mulai mendidih. • Setelah 20 menit, segera angkat kantong rajutan dengan tang penjepit yang telah di DTT. • Tiriskan kantong. • Pergunakan sarung tangan yang di DTT untuk menempatkan kantong ke dalam wadah kering yang telah di DDT kemudian buka sarung tangan agar kering seluruh permukaan. • Tiriskan lagi dan gantung lagi kantong tersebut hingga kering. • Dengan menggunakan sarung tangan DTT buka kantong dan tempatkan sarung tangan ke dalam wadah kering tertutup dan telah di DTT • Taruh lipatan lengan sarung tangan saling tindih, sehingga memudahkan pengambilan. • Pergunakan sarung tangan segera atau simpan dalam wadah tertutup untuk penggunaan selanjutnya ( hanya dalam jangka 1 minggu ) Hindari rekontaminasi sarung tangan sebelum digunakan. Unit terkait : • Kamar operasi • Unit Gawat Darurat Kamar bersalin Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
PUSKESMAS GEROKGAK II
PEMASANGAN INFUS No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 Pengertian
:
Memasukkan cairan obat ke dalam tubuh langsung melalui pembuluh darah vena dengan menggunakan infus set.
Tujuan
:
- Untuk pengobatan tertentu - Memenuhi kekurangan cairan/ elektrolit - Memenuhi nutrisi bagi pasien yang tidak boleh makan per-oral
Kebijakan
:
Pemasangan infus di bangsal, yang bertanggung jawab adalah dokter dan perawat yang bertugas saat itu
Prosedur
:
I. Persiapan Alat 1. Infus set steril 2. Jarum infuse steril ( mis. Abbocath ) 3. Kasa steril pada tempatnya 4. Kapas alcohol 70 % 5. Cairan Infus yang diperlukan 6. Cairan betadine 7. Perlak dan alasnya 8. Karet pembendung 9. Korentang steril 10. Plester, gunting. Verband 11. Spalk yang sudah dibalut 12. Bengkok 13. Jam tangan, alat tulis dan lembar observasi cairan II. Persiapan Penderita 1. Petugas memperkenalkan diri 2. Menjelaskan tujuan/ serta sebab dan akibat pemasangan infuse terhadap penderita maupun keluarganya 3. Menjelaskan langkah perawatan yang akan dilakukan 4. menyiapkan posisi penderita 5. Menyiapkan suasana lingkungan penderita yang aman dan nyaman III. Pelaksanaan Tindakan 1. Alat-alat didekatkan dengan penderita 2. Petugas mencuci tangan 3. Pasang alas dan bantal pada lokasi yang akan dipasang infuse 4. Cairan yang dibutuhkan digantung pada standar infuse 5. Tutup botol cairan dilepas kemudiandidesinfeksi dengan kapas alcohol 70 %
Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo
PUSKESMAS GEROKGAK II
PEMASANGAN INFUS No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 6. Infus set dibuka dank ran selang infuse ditutup, kemudian tusukkan pipa saluran infuse dan botol cairan yang sudah di desinfeksi 7. Isi reservoir/ tabung selang infuse dengan cairan sampai batas yang sudah di tentukan 8. Tutup jarum selang infuse dibuka, cairan infuse dialirkan sampai keluar dengan cara membuka kran selang infus secara pelan-pelan agar tidak ada udara yang tersisa di dalam selang infus, setelah cairan infus sudah keluar kran selang infus ditutup kembali 9. Tourniquet di pasang pada daerah yang akan dipasang infus 10. Cuci tangan dengan sedikit alcohol, kemudian lokasi yang akan ditusuk jarum ( abbocath, veinflon ) didesinfeksi dengan kapas alcohol 70 % atau betadine, tunggu sampai kering 11. pastikan dengan tepat bahwa vena tersebut dapat dipasang infuse 12. Jarim infus ( abbocath, veinflon ) ditusukkan kedalam vena yang sudah disiapkan dengan posisi lubang jarum infuse menghadap keatas ( bila pembuluh darah vena tersebut baik dan tidak kolap ) dan apabila pembuluh darah vena dalam keadaan kolap maka lubang jarum harusmenghadap ke bawah 13. Mandrin jarum infus ditarik sedikit untuk mengontrol apakah kanula jarum infuse sudah masuk vena dengan tepat 14. Tournuquet dilepas 15. Kanula jarum infus disambung dengan selang infus 16. Cairan infuse dikeluarkan secara menetes dan observasi reaksi penderita 17. Observasi reaksi penderita baik verbal maupun non verbal 18. Bila tetesan cairan infuse lancar pangkal jarum infus difiksasi dengan tepat 19. Pangkal jarum infus ditutup dengan kasa betadine 20. tetesan cairan infus diatur sesuai dengan kebutuhan/program 21. Pasien diatur pada posisi yang nyaman 22. Bereskan alat-alat 23. Cuci tangan Perhatikan : 1. Bila infus dipasang terus menerus, maka tiap tiga hari infuse tersebut harus diganti Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo
PUSKESMAS GEROKGAK II
PEMASANGAN INFUS (lanjutan…) No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 2. 3. 4. 5.
Tutup kasa betadine tiap hari harus diganti Lakukan tanda-tanda phlebitis setiap hari Tulis tanggal pemasangan pada plester penahan Perhatikan jangan sampai botol infuse kosong yang menimbulkan emboli Unit terkait - Unit Gawat Darurat - Ruang Perawatan Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo
Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
PUSKESMAS GEROKGAK II
KATETERISASI No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 PENGERTIAN
Memasukan kateter dalam kandung kemih melalui uretra
TUJUAN
- Mengatasi retensio urine - Menyadap urine untuk bahan pemeriksaan - Untuk memberikan pengobatan
PROSEDUR
I. Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja dengan benar. - Di air mengalir - Memakai hebiscrub/sabun - Dilap dengan handuk bersih dan kering II.Menyiapkan alat yang siap pakai yaitu: - Sarung tangan
- Kasa steril
- Kateter sesuai dengan nomer
-Spuit 10cc
- Pincet anatomi
- Urine bag
- Korentang
- Plester
- Bengkok
- Gunting
- Kapas savlon
- Pengalas
- Jelly KY
- PZ
III.Pendekatan dengan penderita - Memberi salam - Petugas memperkenalkan - Menjelaskan tujuan pemasangan kateter - Menanyakan kesediaan penderita untuk dipasang kateter IV.Pelaksanaan: - Mendekatkan alat yang siap pakai. - Menyiapkan posisi pasien secara rileks sesuai jenis kelamin: >Laki-laki :lurus >Wanita
: Dorsal recomben.
- Membersihkan genetalia dengan savlon 3% - Menentukan lokasi dan kondisi meatus. - Membasahi kateter dengan jelly KY sepanjang 2-3,5 cm, Jangan menutup ujung dalam.
- Memasukan Kateter ke dalam meatus pelan pelan ,pasien disuruh tarik napas dalam. - Menentukan adanya hambatan /tidak,bila ada segera dirujuk pada Dokter/penanggung jawab. - Mengecek kateter masuk/tidak. - Mempertahakan sterilitas selama pemasangan. - Observasi respon verbal dan non verbal. - Melakukan tindakan sesuai tujuan pemasangan: a. Pengambilan bahan pemeriksaan: urine ditampung dengan botol steril ,bila sudah cukup kateter dicabut pelan-pelan. b. Mengatasi retensio : Urine dikeluarkan bertahap,kemudian kateter disambung dengan urobag. - Memasukan cairan steril pada balon kateter sesuai ukuran yang ada 5-10cc. - Fixasi sesuai jenis kelamin - Mengembalikan pasien ke posisi yang menyenangkan setelah selesai tindakan - Mencatat hasil, jumlah ,warna urine - Membesihkan alat alat. - Konsulatasi bila ada keluhan.
Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo
Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
PUSKESMAS GEROKGAK II
MEMONITOR KATETER No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 PENGERTIAN
Mengamati perubahan yang terjadi setelah pemasangan kateter
TUJUAN
Mengetahui lebih dini efek samping yang terjadi
PROSEDUR
I. Kateter menetap. a). Pertama kali pemasangan kateter harus di lakukan pemeriksaan
UL,dsan bila hasil leukosit urine lebih dari
6/lapang panadang lakukan urine Gramstein. b). Setelah 7 hari pemasangan kateter lakukan pemeriksaan ualan UL,dan bila hasil lekosit lebih dari 6/lapang poandang lakukan pemeriksaan gramstein kemudian kateter dig anti yang baru lengkap dengan urobagnya.demikian seterusnya bila pemakaian kateter lama sekali. c). Bila Douwer Cateter Off sebelum lepas lakukan periksa UL dulu,dan bila lekosit urine lebih dari 6/lapangan pandang lakukan pemeriksaan Urine Gramstein. d). Setelah 5 hari pasca kateter harus dilakukan pemeriksaan UL dan bila hasil lekosit lebih dari 6/ lapang pandang lakukan pemeriksaan urine Gramstein. e). Selama pemasangan Douwer Cateter harus selalau dimonitor keluhan keluhan penderita yang berhubungan dengan ISK.
II. Kateter tidak menetap. a). Pertama kali pemasangan kateter lakukan pemeriksaan Ul atau dan urine Gramstein. b). Setelah 5 hari pasca kateterisasi lakukan pemeriksaan ulang UL dan atau urine Gramstein, selain itu lakukan atau observasi klinis tanda tanda ISK.
III. Cara pengambilan bahan pemeriksaan.
1. Urine diambil padsa pertengahan saat urni keluar. 2. Pada ppenderita yang douwer cateter urine harus diambil dengan menggunakan spuit steril melalui selang kateter tanpa memebuka sambungan dengan urobag. 3. Botol tempat bahan pemeriksaan UL,harus steril.
IV. Perawatan Douwer Kateter 1.
Penderita wanita : setiap pagi dan sore harus dilakukan vagina toilet.
2. Penderita laki laki : Setiap pagi kasa steril penutup antara penis dan selang kateter harus diganti dan ujung penis harus dibersihkan dengan betadine lebih dulu. 3.
Perlakuan fiksasi kateter harus betul betul diawasi setiap saat.
Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo
Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
PUSKESMAS GEROKGAK II
PERAWATAN LUKA BERSIH No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 PENGERTIAN
Perawatan pada luka bersih dan kering /tanpa tanda infeksi.
TUJUAN
- Mencegah timbulnya infeksi. - Observasi keadaan luka.
PROSEDUR
I. Menyiapakan alat alat. A. Alat alat steril (dalam duk steril) - Pinset anatomi 1, pinset chirurgie 1,gunting lurus, kapas lidi,kasa steril,kasa peneken/kasa bulat,mangkuk kecil. B. Alat alat tidak steril. -Guntingpembalut, plester, bengkok/ kantong plastik, kain pembalut/ verband, botol alcohol 70%,Bensin dalam tempatnya. desinfektan (savlon dan betadine) - Semua alat alat tersedia dalam baki atau kereta pembalut dengan kondisi baik. II. Menyiapkan pasien : - Memperkenalkan diri - Menjelaskan tujuan perawatan luka - Menjelaskan langkah perasat - Meminta persetujuan pasien - Menyiapkan pasien sesuai dengan kebutuhan III. Pelaksanan - Menempatkan alat alat dekat penderita. - Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat - Pembalut dibuka dengan pinset dan dibuang pada tempatnya - Bekas plester dibersihkan dengan yodium bensin (memakai kapas) arah dari dalam keluar. - Luka dibersihkan dengan kapas alkohol dari arah dalam keluar. - Kapas kotor dibuang pada tempatnya, pinset yang tidak steril diletakan pada bengkok dan diberi larutan desinfektan. - Luka diolesi betadine mempergunakan lidi watter yang ditutup dengan kasa steril lalu dibalut atau diplester dengan rapi. - Penderita dirapikan. - Alat dibereskan IV. Mencatat perkembangan keadaan luka.
Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
PUSKESMAS GEROKGAK II
PERAWATAN LUKA KOTOR No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 PENGERTIAN
Merawat luka terinfeksi, serum , pus dan nekrose.
TUJUAN
- Mempercepat penyembuhan - Mencegah luasnya infeksi. - Mengurangi gangguan rasa nyaman baik bagi yang bersangkutan, maupun bagi penderita lain terutama bila luka nekrose dan berbau
PROSEDUR
I. Menyiapkan alat alat. A. Alat alat steril(dalam duk steril) -
Pinset anatomi 1, pinset chirurgie 1,gunting lurus, kapas lidi,kasa steril, kasa penekan/kasa bulat, mangkuk kecil.
B. Alat alat tidak steril. -Gunting pembalut, plester, bengkok/kantong plastik, kain pembalut / verband, botol alcohol 70%, Bensin dalam tempatnya. desinfektan (savlon dan betadine),Perhidrol dan PK. - Semua alat alat tersedia dalam baki atau kereta pembalut dengan kondisi baik. II. Menyiapkan pasien: - Memperkenalkan diri - Menjelaskan tujuan perawatan luka - Menjelaskan langkah perasat - Meminta persetujuan pasen - Menyiapakan pasen sesuai dengan kebutuhan
II. Pelaksanaan - Menempatkan alat alat dekat penderita. - Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat
- Pembalut dibuka dengan pinset dan dibuang pada tempatnya - Bekas plester dibersihkan dengan yodium bensin(memakai kapas)arah dari dalam keluar. - Luka dibersihkan dengan kapas alkohol dari arah dalam keluar sesuai dengan advis dokter (perhidrol,savlon,PK) sampai bersih,bila perlu nekrotomi,kemudian dibilas BWC atau PZ. - Kompres luka dengan BWC atau PZ sesuai dengan advis dokter kemudian ditutup dengan kasa steril atau diplester dengan rapi . - Penderita dirapikan. - Alat dibereskan - Merngamati respon penderita baik verbal maupun non verbal. IV. Mencatat perkembangan keadaan luka.
Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
PUSKESMAS GEROKGAK II
PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKSIS No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 PENGERTIAN
Syok karena reaksi alergi
TUJUAN
-Mencegah komplikasi lebih lanjut dari syok anafilaktik -Mempertahankan fungsi vital
PROSEDUR
1. Hentikan pemberian obat penyebab anafilaktik. 2. Upayakan segera mendapat bantuan penolong. 3. Penderita tidurkan terlentang dengan kaki lebih tinggi,bebaskan jalan nafas,periksa orofaring,bila ada gigi palsu segera dilepas 4. Berikan adrenalin larutan 1:1000 ,0,2 -0,5 ml sub kutan. 5. Berikan oksigen : menggunakan Oksigen Mask flow 4-6 l/mnt 6. Pasang infuse dengan RL atuau PZ Bila tekanan darah tak terukur grojok 20 ml/kg/BB Bila tekanan darah systole <100mmHg diberikan 500 ml habis Dalam ½ jam Bila tekanan darah systole>100 mmHg diberikan 500 ml dalam 1 jam. 7. Bila tekanan darah tak terukur atau systole <100 MMHg langsung di berikan 1:1000 ml diencerkan dengan PZ menjadi 10 ml digunakan 2-3 ml diberikan IV perlahan lahan .Pemberian i8ni dapat diberikan dengan dosis sama setelah 10 menit. 8. Bila gagal memasang infuse diberikan adrenalin 1:1000,0,2-0,5 ML intra muskuler 9. Setelah infuse terpasang langsung diberikan Diphenhidramin 6080 mg/IV,Solucortef 200 mg IV 10.Bila terdapoat Wheezing berikanAminophlin 1 amp(240 mg) IV perlahan lahan dalam 20 menit. 11.Bila dalam tahap ini infuse belum terpasang tekanan darah tetap rendah atau tak terukur upayakan untuk segera dipindahkan ke
ICU anestesi. 12.Bila tekanan darah dapat normal dan keadaan klinis penderita membaik perlu dilakukan observasi tanda tanda vutal secara ketat selama 6 jam berturut turut, setelah itu dapat dilakukan berkala tiap 2 jam bila keadaan tetap stabil baik.
PERHATIAN : Sisa obat dalam ampul atau semprit ataupun sempritnya jangan dibuang Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo
Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
PUSKESMAS GEROKGAK II
PROTAP PENENTUAN PHLEBITIS No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit :
Ditetapkan tanggal : Kepala Puskesmas Gerokgak II
Prosedur Tetap dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585 PENGERTIAN
Ada infeksi nosokomial pada pemasangan infus
TUJUAN
- Mengetahui secara dini infeksi nosokomial
PROSEDUR
BATASAN KLINIK : ( jika ada 2 point dari 3 point dibawah ini) 1. WARNA KEMERAH MERAHAN DI KULIT SEKITAR VENA. 2. NYERI. 3. PENGERASAN PADA PEMBULUHG DARAH VENA.
Sumber : Protap RSUD DR. Soetomo
Mengetahui : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. I Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
Hak Pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien. 1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Puskesmas. 2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi,adil dan jujur 3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi. 4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan. 5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Puskesmas. 6. Pasien berhak dirawat oleh Dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar. 7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di Puskesmas tersebut ( Second opinion ) terhadap penyakit yang dideritanya sepengetahuan dokter yang merawat. 8. Pasien berhak atas “ privacy “ dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya. 9. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi : Penyakit yang diderita. Tindakan medik apa yang hendak dilakukan. Kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya. Alternatif terapi lainnya. Prognosanya. Perkiraan biaya pengobatan. 10. Pasien berhak menyetujui / memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya. 11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya. 12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis. 13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama / kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien yang lainnya. 14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Puskesmas. 15. Pasien berhak mengajukan usul,saran,perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap dirinya. 16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual. Sumber : Dirjen Yanmed Depkes
Mengetahui : Kepala Dinas KesehatanKabupaten Buleleng
dr. Made Pustaka Nip. 140 121 913
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan tata tertib Puskesmas. 2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya. 3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat. 4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan puskesmas. 5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal – hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya
Sumber : Dirjen Yanmed Depkes
Mengetahui : Kepala Dinas KesehatanKabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
1. Dokter berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. 2. Dokter berhak bekerja menurut standar profesi serta berdasarkan hak otonomi. 3. Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundang – undangan, profesi dan etika. 4. Dokter berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien apabila misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu buruk sehingga kerjasama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien kepada dokter lain. 5. Dokter berhak atas privacy. 6. Dokter berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien dengan ucapan aatau tindakan yang melecehkan atau memalukan. 7. Dokter berhak mendapat informasi lengkap dari pasien yang dirawatnya atau dari keluarganya. 8. Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya 9. Dokter berhak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh Puskesmas maupun oleh pasien. Sumber : Dirjen Yanmed Depkes
Mengetahui : Kepala Dinas KesehatanKabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
1.
Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan menghormati hak – hak pasien.
2.
Dokter wajib merujuk pasien ke Rumah Sakit yang mempunyai keahlian / kemampuan yang lebih baik,apabila ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan.
3.
Dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah sesuai keyakinannya
4.
Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang penderita,bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
5.
Dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
6.
Dokter wajib memberikan informasi yang adekwat tentang perlunya tindakan medik yang bersangkutan serta risiko yang dapat ditimbulkannya.
7.
Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
8.
Dokter wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran / kedokteran gigi.
9.
Dokter wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Sumber : Dirjen Yanmed Depkes
Mengetahui : Kepala Dinas KesehatanKabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
1. Puskesmas berhak membuat peraturan – peraturan yang berlaku di Puskesmasnya sesuai dengan kondisi / keadaan yang ada di Puskesmas tersebut. 2. Puskesmas berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan Puskesmas. 3. Puskesmas berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi yang diberikan dokter kepadanya. 4. Puskesmas berhak menuntut pihak – pihak yang telah melakukan wanprestasi ( termasuk pasien, pihak ketiga, dan lain – lain ). 5. Puskesmas berhak mendapat perlindungan hukum.
Sumber : Dirjen Yanmed Depkes
Mengetahui : Kepala Dinas KesehatanKabupaten Buleleng
dr. Made Pustaka Nip. 140 121 913
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
1.
Puskesmas wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah
2.
Puskesmas wajib
memberikan pelayanan kepada pasien tanpa membedakan
suku, ras, agama, seks dan status sosial pasien 3.
Puskesmas wajib merawat pasien sebaik – baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan ( duty of care )
4.
Puskesmas wajib menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas perawatan ( quality of care )
5.
Puskesmas wajib memberikan pertolongan pengobatan di unit gawat darurat tanpa meminta jaminan materi terlebih dahulu
6.
Puskesmas wajib menyediakan sarana dan peralatan umum yang dibutuhkan
7.
Puskesmas wajib menyediakan sarana dan peralatan medik (medical equipment ) sesuai dengan standar yang berlaku
8.
Puskesmas wajib menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap pakai ( ready for use )
9.
Puskesmas wajib merujuk pasien kepada Puskesmas lain apabila tidak memiliki sarana ,prasarana,peralatan dan tenaga yang diperlukan
10. Puskesmas
wajib
mengusahakan
adanya
system,sarana
dan
prasarana
pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana 11. Puskesmas wajib membuat standar dan prosedur tetap baik untuk pelayanan medik,penunjang medik ,non medik Sumber : Dirjen Yanmed Depkes
Mengetahui : Kepala Dinas KesehatanKabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. Made Pustaka Nip. 140 121 913
dr. Nyoman Suardyatma Nip. 610 018 585
PROTAP CARA PEMERIKSAAN HB SAHLI A. TUJUAN Menetapkan kadar haemoglobin dalam darah. B. ALAT
1.Haemoglobinometer 2Reagen -larutan HCL 0,1 N -Aquades C. CARA PEMERIKSAAN
1.Tabung hemometer didisi dengan larutan HCL o,1 N sampai tanda 2 2.Hisaplah darah kapiler /vena dengan pipet sahli sampai tepat pada tanda 20 UL 3. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tisu,secara hati hati janga sampai darah dari dalam pipet berkurang. 4. Masukkan darah sebanyak 20 UL ini kedalam tabung yang berisi larutan HCL 0,1N tadi tanpa menimbulkan gelembung udara. 5.Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap mengeluarkan HCL dari dalam pipet secara berulang ulang 3x.
dan
6. Tunggu 5 menit untuk pembebtukan asam hematin. 7. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquabides settee demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama dengan warna srandards 8. Nilai Normal Laki laki : 14-18 gram/dl Wanita : 12-16 gram/dl
PROTAP TATA CARA PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH 1.Tujuan pemeriksaan Untuk mengetahui golongan darah seseorang
2.Persiapan pasen. Tidak diperlukan
3.Alat yang diperlukan 1.Kaca objek 2.Lancet 3.Kapas alcohol 4.Reagen 1 set anti sera yang berisi 1. serum anti A 2.serum anti B 3.Serum anti AB 4.Anti Rh factor 5.Cara pemeriksaan 1.Taruhlah pada sebuah kaca objek 1 tetes serum anti A 1 tetes serum anti B 1 tetes serum anti AB 1 tetes RH factor 2.Setetes kecil darah kapiler atau vena diteteskan pada serum serum diatas,campur lidi satu lidi untuk satu macam campuran 3.Goyangkan kaca objek dengan membuat gerakan melingkar selama 4 menit 4.Liat bagian mana yang ada aglutinasinya 5.Pelaporan 1.Anti A aglitinasi positip Anti B aglutinasi negatip Anti AB aglutinasi positip
Golongan darah A
2.Anti A aglitinasi negatip Anti B aglutinasi positip Anti AB aglutinasi positip
Golongan darah B
3.Anti A aglitinasi positip Anti B aglutinasi positip Anti AB aglutinasi positip
Golongan darah AB
4.Anti A aglitinasi negatip Anti B aglutinasi negatip Anti AB aglutinasi negatip
Golongan darah O
5.Anti Rh factor aglutinasi positip Rh + Anti RH factor aglutinasi negatip Rh SUMBER:BUKU PETUNJUK PEMERIKSAAM LABORTORIUM DEPKES
dengan ujung
PROTAP PENJARINGAN KASUS GIZI BURUK PADA BALITA TIMBANG ANAK
ISI KMS
BILA BB DIBAWAH GARIS MERAH
TENTUKAN STATUS GIZI DENGAN BB/U
BILA BB/U < - 3 SD Z SCORE
BILA BB/U < - 2 SD Z SCORE
TENTUKAN STATUS GIZI DENGAN BB/TB ANAK GIZI KURANG BILA BB/TB >-2 SD
ANAK GIZI BAIK
JIKA ADA TANDA KLINIS : GIZI BURUK (KLN : M/K/MK )
BILA BB/TB <-2 SD - ≥ - 3 SD
ANAK GIZI KURANG ( Kurus )
JIKA ADA TANDA KLINIS : GIZI BURUK (KLN : M/K/MK
BILA BB/TB <- 3 SD
ANAK GIZI BURUK (Sangat kurus )
ADA/TIDAK TANDA KLINIS GIZI BURUK (KLN : M/K/MK
CATATAN : KLN = KLINIS, M = MARASMUS, K = KWASHIORKOR, MK= MARASMUS - KWASHIORKOR
1.Memperoleh perlindungan hukum dan melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya 2.Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang pendididkannya. 3.Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundang undangan serta standard profesi dan kode etik profesi. 4.Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya. 5.Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus. 6.Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit /puskesmas maupun klien/pasien dan atau keluarganya. 7.Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya. 8.Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan rumah sakit atau puskesmas. 9.Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh klien/pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain. 10.Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang undangan,standar profesi dan kode etik profesi 11.Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau puskesmas. 12.Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang profesinyan Sumber:Dirjen Yanmed Depkes
Mengetahui : Kepala Dinas KesehatanKabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. Made Pustaka
dr. Nyoman Suardyatma
Nip. 140 121 913
Nip. 610 018 585
1.Memberikan pelayanan/asuhan keperawatan/kebidanan sesuai dengan standar profesi dan batas kewenangannya/otonomi profesi. 2.Menghormati hak hak pasien. 3.Merujuk pasien kepada perawat lain/tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian /kemampuan yang lebih baik 4.Apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan/tindakan atau pasien dengan penyulit,bidan wajib merujuk pasien kepada bidan lain /dokter yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik. 5.Memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama/keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan. 6.Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga. 7.Bekerjasama dengan tenaga medis/kesehatan lain yang terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan kepada pasien. 8.Bidan wajib bekerja sesuai standar profesi serta berdasarkan hak otonomi profesi. 9.Memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan/kebidanan kepada pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya. 10.Bidan wajib meminta persetujuan tertulis(informed consen) atas tindakan yang akan dilakukan. 11.Membuat dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan secara akurat dan berkesinambungan. 12.Meningkatakan mutu pelayananm keperawatan/kebidanan sesusi standar profesi keperwatan/kebidanan dan kepuasan pasien. 13.Mengikuti IPTEK keperawatan/kebidanan secara terus menerus. 14.Melakukan pertolongan darurat sebagai tugas perikemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya. 15.Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien bahkan juga setelah pasien tersebut meninggal kecuali jika diminta keterangannya oleh yang berwenang. Sumber:Dirjen Yanmed Depkes
Mengetahui : Kepala Dinas KesehatanKabupaten Buleleng
Kepala Puskesmas Gerokgak II
dr. Made Pustaka
dr. Nyoman Suardyatma
Nip. 140 121 913
Nip. 610 018 585