PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH No. dokumen No. Revisi
Tanggal Terbit
SPO
Puskesmas Lubuk Basung
Halaman
Ttd .Kepala Puskesmas
PENGERTIAN
Pemeriksaan golongan darah adalah merupakan cara menetapkan golongan darah dengan mengunakan kaca objek dan menetapkan jenis aglutinogen yang ada dalam sel sehingga akan di capai aglutinasi.
TUJUAN
Untuk mengetahui golongan darah seseorang
KEBIJAKAN
SK Kepala Puskesmas No 001/HC LBS/XI/2015
REFERENSI
ALAT DAN BAHAN
Penuntun Lab Klinik PT. Dian Rakyat / R. Ganda Soebrata A. Alat : - Kaca objek - Lancet - Kapas alkohol / tissue B. Reagen : - Serum anti A, anti B, anti AB, anti O C. Bahan : - Darah
Gol. Darah B/+
BAGAN ALIR
LANGKAH-LANGKAH 1. Petugas mencuci tangan 2. Petugas memakai jas lab / sarung tangan dan masker
Cuci Tangan
Memakai jas lab+sarung tgn+masker Mempersiapkan alat & reagen
3. Mempersiapkan alat reagen sesuai pemeriksaan
4. Memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga
Memberi penjelasan ttg cara pengambilan sampel
5. Sampling darah kapiler Cara kerja : a. Bersihkan dengan kapas alcohol 70% bagian yang akan ditusuk, biarkan kering dengan sendirinya. b. Bagian jari yang akan ditusuk dipegang agar tidak bergerak dan jangan diremas. c. Tusuk dengan cepat memakai lancet steril dengan posisi lancet tegak lurus. d. Tetes darah pertama dilap dengan tissue, tetes berikutnya diperlukan sebagian sampel sesuai keperluan pemeriksaan e. Setelah selesai diambil darahnya, bekas tusukan tutup dengan kapas kering
6. Cara kerja pemeriksaan golongan darah a. Teteskan darah pada kartu golongan darah sesuai kolomnya yang 4 bagian. b. Teteskan 1 tetes serum anti A. c. Teteskan 1 tetes serum anti B. d. Teteskan 1 tetes serum anti AB. e. Teteskan 1 tetes serum anti O. f. Campur dengan ujung lidi (satu lidi untuk satu macam campuran). g. Goyangkan kartu golongan darah dengan gerakan melingkar selama 4 menit. h. Lihat hasil aglutinasinya i. Penilaian hasil untuk menetapkan golongan darah GOL. DARAH A - Anti A ada aqlutinasi - Anti B tidak ada aqlutinasi - Anti AB ada aqlutinasi - Anti O ada aqlutinasi GOL. DARAH B - Anti A tidak aqlutinasi - Anti B ada aqlutinasi
Pengambilan sampel darah secukupnya pada bagian ujung jari dan kemudian menutup jari dengan kapas kering
Melakukan pemeriksaan darah dengan menggunakan sistem ABO
Lihat hasil aglutinasi
Intrepetasi hasil pemeriksaan dan menetapkan golongan darah sesuai nilai baku
- Anti AB ada aqlutinasi - Anti O ada aqlutinasi GOL. DARAH AB - Anti A ada aqlutinasi - Anti B a ada aqlutinasi - Anti AB ada aqlutinasi - Anti O ada aqlutinasi GOL. DARAH O - Anti A tidak ada aqlutinasi - Anti B tidak tidak ada aqlutinasi - Anti AB tidak ada aqlutinasi - Anti O tidak ada aglutinasi
7.Memberi tahu pasien tentang hasil pemeriksaan
Memberi tahu hasil ke Pasien
8.Membuang sampah medis 9.mencatat di buku register laboratorium
Membuang sampah medis pd tempatnya
Mencatat hasil pada buku register
10.Mencatat di blanko hasil dan memberikannya kepada pasien 11.Merapikan alat dan bahan
Mencatat hasil pada blanko
Mencuci/ Merapikan alat dan bahan
12. Mencuci tangan
Unit terkait
Dokumen terkait
Cuci Tangan kembali
Poli Umum Poli KIA UGD Rawat Inap Puskesmas Pembantu
1.Blanko permintaan pemeriksaan laboratorium 2.Buku register laboratorium 3.Rekam medis
PEMERIKSAAN TEST KEHAMILAN No. Dokumen
No. Revisi 0
Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
Puskesmas Sitiung i Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
PROSEDUR TETAP
Halaman 1/1
Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
Pemeriksaan test kehamilan
TUJUAN
Untuk mengetahui hasil urine negatif atau positif
RUANG LINGKUP
Pasien
KEBIJAKAN
Seluruh Analis (Petugas Lab)
DOKUMEN TERKAIT Persiapan A. Alat : - Wadah urine B. Bahan : - Urine
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Penatalaksanaan 1. Memakai jas lab / sarung tangan dan masker 2. Mempersiapkan alat reagen sesuai pemeriksaan 3. Memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga 4. Cara kerja pemeriksaan a. Ditampung sejumlah urine dalam pot urine (wadah). b. Celupkan test kehaliman. c. Tunggu 5 detik, perhatikan timbulnya garis. d. Jika garis I menunjukkan hasil negatif. e. Jika garis II menunjukkan hasil positif. Poli KIA, Poli Umum
PEMERIKSAAN ANALISIS URINE No. Dokumen
No. Revisi 0
Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
Puskesmas Sitiung i Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
PROSEDUR TETAP
Halaman 1/2
Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
Pemeriksaan analisis urine
TUJUAN
Untuk mengetahui bau, warna, kekeruhan, keasaman, dan berat jenis dan mencari unsur-unsur sedimen urine.
RUANG LINGKUP
Pasien
KEBIJAKAN
Analisis (Petugas Lab)
DOKUMEN TERKAIT PROSEDUR
Persiapan A. Alat : - Pot urine - Centrifuga - Tabung centrifuga - Mikroskop - Kaca objek dan penutupnya - Tissue B. Bahan : - Urine C. Reagen : - Strip combu 10prm Penatalaksanaan
1. 2. 3. 4.
UNIT TERKAIT
Memakai jas lab / sarung tangan dan masker Mempersiapkan alat reagen sesuai pemeriksaan Memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga Cara kerja pemeriksaan urine a. Ditampung sejumlah urine dalam pot urine (wadah) jumlah minimal 10ml. b. Warna dan kejernihan dilihat secara visual. c. Urine dikocok kemudian dituangkan ± 50ml kedalam tabung sentifuga,. d. Dicelup reagen strip combur 10 parameter kedalam tabung sentrifuga yang berisi urine tersebut sampai seluruh darah reagen tercelup. e. Reagen strip segera diangkap, tiriskan pada kertas tissue dengan posisi vertikal. f. Dibaca reagent paper dengan membandingkan warnanya dengan warna yang ada pada kemasan botol secara horizontal. g. Diputar tabung yang berisi urine tersebut dengan kecepatan 30004000rpm selama 10 menit. h. Dibuat cairan superatannya sisakan, kemudian dikocok sampai homogen dan ditetesan pada kaca objek serta tutup dengan kaca penutup (deck glass). i. Diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa 0 objektif 10x (untuk silinder ephitel dan kristal) objektif 40x (untuk leukosit dan eritrosit). j. Makroskopis urine Warna dilaporkan sesuai dengan warna urine (kuning, merah, kuning tua, dll) sedangkan kejernihan dilaporkan dalam (jernih, agak keruh, keruh). k. Kimia urine Protein, elukosa, blirubin, urobilinogen, keton nitrit. l. Mikroskop urine (sidimen) Leukosit, eritrosit dihitung jumlah rata-rata pada 5 lapangan pandang besar (LPB) ephitel, kristal, selinder dihitung jumlah ratarata pada 5 lapangan pandang kecil (PKK) dan disebut jenisnya, dilaporkan (-), (+) atau (++).
Poli Umum
TATA LAKSANA LUKA BAKAR No. Dokumen Puskesmas Sitiung i Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
0
1/4
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
PROSEDUR TETAP
Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
Luka
bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda – benda yang menghasilkan panas (misal : api, air panas, listrik) atau zat- zat yang bersifat membakar ( misal : asam kuat,basa kuat) Pemeriksaan fisik Tentukan luas dan dalamnya luka bakar Nilai ada / tidaknya trauma lain Timbang pasiennya Kedalaman luka bakar/derajat luka bakar 1. Tanda-tanda luka bakar superfisial = derajat 1 Seperti luka bakar karena matahari Kerusakan jaringan minimal,terbatas pada epidermis Eritema yang ringan Nyeri yang hilang dalam 48-72 jam Epidermis mengelupas dan tidak ada parut 2. Sebagian ketebalan kulit = derajat 2 Mengenai seluruh epidermis & berbagai ketebalan dermis,terdiri dari : Superfisial : nyeri,oedema ,pink bula.sembuh spontan <23 minggu Dalam : merah/bercak merah & putih,seringkali kering,tusukan jarum lebih dirasakan sebagai tekanan daripada nyeri,bula. Penyembuhan lama tanpa eksisi dan tandur,biasanya terbentuk parut.
3.
TUJUAN RUANG LINGKUP
Seluruh ketebalan = derajat 3 Seluruh epidermis dan dermis rusak Relatif tak nyeri Seperti kulit lilin,terbakar dan hitam Kadang tampak pembuluh darah yang mengalami trombosis Tidak akan sembuh tanpa eksisi dan tandur
Sebagai acuan dalam pengobatan luka bakar Pasien yang mengalami luka bakar
KEBIJAKAN
Perawat yang terampil
DOKUMEN TERKAIT
Kepustakaan Literature Alamat web/ internet
PROSEDUR
Persiapan alat steril 1. Pinset anatomis 2. Pinset cirurgis 3. Gunting 4. Bengkok 5. Kom kecil 6. Kassa 7. Handscoen 8. Spuit 9. NaCl Pelaksanaan 1. Memberitahu pasien dan keluarga 2. Perawat cuci tangan 3. Mengatur posisi (perwat memakai handscoen) 4. Perawat membersihkan luka bakar Pengelolaan inisial luka bakar Cuci dengan NaCl 0,9 % Buang semua kulit yang lepas Obat topikal hanya diberikan bila ada keterlambatan dalam rujukan,karena membersihkan obat ini di rumah sakit rujukan membuang waktu Tutup luka bakar dengan pembalut steril kering Pencegahan tetanus Bula jangan dipecahkan
Obat topikal Silver sulfadiazin 1% cream . merupakan obat topikal spektrum luas,bakteriostatik,tidak nyeri,dan biasanya memberi rasa nyaman,anti jamur Mafenide acetat cream at sol 5% . menembus eskar,bersifat nyeri Bacitrasin ointment Luka bakar sirkumferensial pada ekstremitas Buka semua perhiasan Periksa sirkulasi distal,apakah ada refiling,parestesi
sianosis,capillary
Perawatan luka Luka bakar derajat 2 : atasi nyeri Tutup luka dengan linen bersih Jangan pecahkan bula Jangan diberikan kompres dingin menyebabkan hipotermi Antibiotika hanya untuk terapi infeksi Pencegahan tetanus
karena
dapat
Pengelolaan luka bakar listrik Airway-breathing Circulatio : kateter iv pada ekstremitas yang sehat,monitor EKG dan kateter urine Fibrilasi ventrikel berikan lidokain Penanganan Luka bakar kimia Buka pakaian Sapu bubuk bahan kimia Irigasi dengan air hangat yang mengalir Menetralisir zat kimia adalah kontra indikasi KRITERIA RUJUKAN LUKA BAKAR Luka bakar derajat 2 dan 3 > 10% luas penampang tubuh pada pasien berumur < 10 tahun atau > 50 tahun Luka bakar derajat 2 dan 3 > 20% luas penampang tubuh pada golongan unur lainnya Luka bakar derajat 2 dan 3 yang mengenai wajah,mata telinga,tangan,kaki genital,perineum atau yang mengenai kulit diatas sendi-sendi besar Luka bakar derajat 3 >5% luas penampang tubuh pada tiap golongan umur Luka bakar listrik yang bermakna,termasuk karena kilat Luka bakar kimiawi yang bermakna
UNIT TERKAIT
Trauma inhalasi Luka bakar pada pasien yang sudah mempunyaipenyakit sebelumnya yang dapat menyulitkan pengelolaan,memperlambat penyembuhan & mempengaruhi mortalitas Setiap pasien luka bakar yang disertai trauma lain yang mempunyai resiko morbiditas atau mortalitas yang meningkat Anak-anak dengan luka bakar yang di rawat di rumah sakit tanpa personil ataualat yang tidak memadai Luka bakar pada pasien yang memerlukan bantuan sosial dan emosional khusus atau memerlukan rehabilitasi dalam waktu yang lama,seperti kekerasan pada anak atau anak yang di telantarkan Kebijakan
UGD,Rawat inap
TATA LAKSANA LUKA TUSUK PAKU No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
1/2
Puskesmas Sitiung i Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
PROSEDUR TETAP Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
TUJUAN
Tatacara mengobati luka tusuk paku
1. Memberi rasa aman 2. Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial
RUANG LINGKUP
Pasien yang tertusuk paku
KEBIJAKAN
Perawat yang terampil
DOKUMEN TERKAIT
a. Kepustakaan b. Literature c. Alamat web/ internet
PROSEDUR
Persiapan alat steril 1. Pinset anatomis 2. Pinset chirurgis 3. Gunting 4. Bengkok 5. Kom kecil 6. Kassa 7. Kapas 8. Hand scoen 9. Spuit NaCl Baki berisi alat non steril 1. Gunting balutan 2. Plester 3. Verban 4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine) 5. Tempat sampah 6. Lidokain injeksi sebagai anasthesi PELAKSANAAN 1. Memberitahu pasien dan keluarga 2. Perawat cuci tangan 3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen) 4. Perawat membersihkan luka 5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl 6. Memberikan diclor ethil atau lidokain 7. Membuat luka tusuk paku pada luka/ cross incisi 8. Dikeluarkan darahnya dan di bersihkan dengan bethadine 9. Tutup luka dengan kasa steril 10. Berikan ATS 11. Mencatat kegiatan dan hasil observasi 12. Klien di rapikan 13. Alat dibereskan dan di bersihkan 14. Perawat cuci tangan 15. Kebijakan
UNIT TERKAIT
UGD
NEBULIZER No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
1/2
Puskesmas Sitiung i Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
PROSEDUR TETAP
Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
TUJUAN RUANG LINGKUP KEBIJAKAN DOKUMEN TERKAIT
Nebulizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan melonggarkan jalan nafas
Sebagai acuan tindakan nebulizer
Pasien yang memerlukan tindakan nebulizer Petugas kesehatan yang terampil dan di bawah pengawasan dokter 1. Kepustakaan 2. Literature 3. Alamat web/ internet
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Tabung O2 2. Obat untuk bronchodilator Ventolin,NaCl,dexamethason 3. Masker oksigen 4. Nebulizer
antara
lain
Persiapan pasien 1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan 2. Pasien di atur sesuai kebutuhan Pelaksanaan 1. Perawat cuci tangan 2. Mengisi ventolin pada nebulizer 3. Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator 4. Memasang masker pada pasien 5. Nebulizer dinyalakan 6. Observasi pasien 7. Selesai dilakukan tindakan pasien di rapikan 8. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan 9. Perawat cuci tangan 10. Kebijakan UNIT TERKAIT
UGD
:
SYOK DAN PENANGANANNYA No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
1/2
Puskesmas Sitiung i Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
PROSEDUR TETAP Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
Syok adalah sindroma klinis akibat disfungsi system kardiovaskuler yang menyebabkan ketidakmampuan sistem sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen sel sehingga suplai aliran darah ke jaringan inadekuat dan kebutuhan nutrient tidak terpenuhi mengakibatkan hasil metabolisme tidak dapat dikeluarkan Kriteria diagnosis syok hemoragik Klasifikasi syok 1. 2. 3. 4.
Klas 1 : kehilangan volume darah < 15% Klas II : kehilangan volume darah 15-30% Klas III : kehilangan volume darah 30-40% Klas IV : kehilangan volume darah >40%
Type syok 1. Syok hipovolemik 2. Syok obstruktif 3. Syok vasogenik Gejala dan tanda syok 1. Ansietas 2. Penurunan kesadaran 3. Hipotensi 4. Oliguri Syok hipovolemik Ekstremitas dingin & pucat Takikardi dan takipnu ‘ capillary refill’ jelek Tekanan nadi turun Vena leher kolaps
Syok obstruktif Yang bisa disebabkan oleh tamponade jantung,kontusio jantung,dan tension pneumothorax Tekanan nadi sempit Diaforesis Distensi v.jugularis Ekstremitas dingin dan pucat Rales Syok vasogenik Yang bisa disebabkan oleh karena proses infeksi yang berlanjut Flushing Tekanan nadi lebar Sepsis Syok anafilaktik Neurogenik TUJUAN
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN
DOKUMEN TERKAIT PROSEDUR
Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di puskesmas dalam penanganan syok
Pasien yang mengalami syok Seluruh petugas kesehatan yang terampil pada puskesmas di bawah tanggung jawab UGD 1. Kepustakaan 2. Literature 3. Alamat web/ internet Persiapan alat Tensimeter Stetoskop Tabung oksigen Adrenalin 1 : 1000 Out put ; gejala syok teratasi Penatalaksanaan Baringkan pasien dengan kaki lebih tinggi dari kepala Longgarkan pakaian Usahakan pasien nafas lega Suntikkan adrenalin 1 : 1000 sebanyak 0,25 – 0,40 ml IM Dapat di ulang setiap 10 menit. Bila tekanan darah sistolik belum sampai 90-100 mmHg atau frekuensi jantung belum sampai 90 x /menit Observasi 5-10 menit
UNIT TERKAIT
Kebijakan
UGD , rawat inap,dan rawat jalan
PEMASANGAN KATETER URINE No. Dokumen Puskesmas Sitiung i Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
0
1/2
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
PROSEDUR TETAP Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN TUJUAN
Tata cara melakukan mengeluarkan air kencing
pemasangan
kateter
urine
untuk
Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN DOKUMEN TERKAIT
Pasien yang tidak dapat mengeluarkan air kencing Seluruh perawat yang terampil di puskesmas di bawah tanggung jawab UGD 1. Kepustakaan 2. Literature 3. Alamat web/ internet
PROSEDUR
Persiapan alat 1. slang kateter 2. aqua jelly 3. sarung tangan 4. aquadest dalam kom 5. spuit 5 cc 6. plester 7. gunting 8. kasa dalam tempatnya 9. betadine 10. urobag 11. urinal 12. pinset 13. bengkok 14. perlak Penatalaksanaan ; 1. memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien 2. mendekatkan peralatan di samping pasien 3. memasang perlak dan petugas mencuci tangan 4. memakai sarung tangan 5. mengatur posisi pasien 6. Kebijakan Pada laki-laki : mengolesi slang kateter dengan aqua jelly tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 600 3. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar Pada wanita 1. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia 2. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar 3. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak 4. kunci kateter dengan larutan aqua/NS 20-30 cc 5. mengobservasi respon pasien 6. menggantungkan urobag di sisi tempat tidur pasien 7. memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas 8. klien di rapihkan 9. alat-alat dibersihkan dan dibereskan 10. perawat cuci tangan 11. mencatat kegiatan respon pasien
UNIT TERKAIT
UGD,Rawat inap
PEMASANGAN NGT No. Dokumen Puskesmas Sitiung i Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
0
1/2
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
PROSEDUR TETAP Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
TUJUAN RUANG LINGKUP KEBIJAKAN DOKUMEN TERKAIT
PROSEDUR
Memasukkan NGT melali hidung ke lambung - memberikan makanan dan obat-obatan - membilas atau mengumbah lambung Sebagai acuan untuk melakukan tindakan NGT
Pasien yang memerlukan tindakan NGT Perawat yang terampil dan tersedia alat yang lengkap 1. Kepustakaan 2. Literature 3. Alamat web/ internet Persiapan alat - NGT - Plester - Gunting - Bengkok - Sarung tangan aqua jelly - Perlak+pengalas - Alat tulis - Stetoscope - Spuit 10 cc - Aquades dalam kom - Obat-obatan atau makanan yang akan dimasukkan - Corong - Kassa - Spatel
Penatalaksanaan 1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien 2. Membawa alat-alat ke dekat pasien 3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien 4. Memasang perlak dan pengalas pada daerah dada 5. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan 6. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan di pasang lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dari dahi s/d proc. Xypoideus) 7. Mengolesi NGT dengan aqua jelly sepanjang 15 cm dari ujung NGT 8. Memasukkan NGT melalui lubang hidung dan pasien dianjurkan untuk menelan ( jika pasien tidak sadar tekan lidah pasien dengan spatel) masukkan NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan sambil perhatikan keadaan umum pasien 9. Cek posisi NGT apakah masuk lambung atau paru-paru dengan cara - Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc,jika cairan bercampur isi lambung berarti sudah masuk lambung - Memasukkan ujung NGT yang di hidung ke dalam air dalam kom bila ada gelembung berarti NGT dalam paruparu - Petugas memasukkan gelembung udara melalui spuit bersamaan dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop untuk mendengarkan gelembung udara di lambung - Memasang corong ( yang sudah di bilas dengan air hangat),kemudian masukkan obat-obatan atau makanan - Melepas corong,menutup NGT dengan spuit 10 cc - Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan di lepas - Mendokumentasikan 10. Kebijakan UNIT TERKAIT
UGD,Rawat inap
PENGAMBILAN CORPUS ALIENUM DI TELINGA DAN HIDUNG No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
1/2
Puskesmas Sitiung i Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
PROSEDUR TETAP Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
TUJUAN
Memberikan tindakan pertolongan akibat adanya benda padat atau binatang yang masuk kedalam telinga atau hidung
1. Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut 2. Mengembalikan fungsi indera
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN DOKUMEN TERKAIT
Pasien yang telinga atau hidung terdapat corpus alianum Petugas kesehatan yang terampil di puskesmas 1. Kepustakaan 2. Literature 3. Alamat web/ internet
PROSEDUR
Persiapan alat Steril Bak instument,berisi spuit irigasi 50 anatomis,pinset cirurgis,arteri klem THT set Kassa dan depres dalam tromol Handscoen Neerbeken Lampu kepala Kom kecil/sedang Tetes telinga Cairan pencuci luka dan desinfektan (cairan NS)
cc,pinset
Non steril Schort/gown Perlak+ alas perlak Handscoen Tirai Neerbeken Penatalaksanaan 1. Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga menandatangani informed concern 2. Perawat menyiapkan alat dan di dekatkan ke pasien.Perawat memeriksa lokasi corpus alienum ditelinga baik langsung atau memakai lampu kepala 3. Perawat menentukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan jenis benda yang masuk antara lain : Benda padat atau binatang a) Perawat memakai alat sonde telinga/hidung b) Perawat memasukkan sonde ke dalam telinga/hidung c) Setelah sonde masuk ke dalam telinga/hidung posisi sonde sudah lebih dalam dari posisi benda padat/binatang d) Bila benda / binatang padat belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal 4. Kebijakan UNIT TERKAIT
UGD
DEMAM BERDARAH DENGUE No. Dokumen Puskesmas Sitiung i Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
0
1/3
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
PROSEDUR TETAP Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
Pengertian ;Suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan virus dengue yang termasuk famili flaviviridae dan diketahui terbagi atas 4 serotipe yaitu DEN-1,DEN-2,DEN-3,DEN 4. Menurut WHO SEARO 2011 manifestasi infeksi virus dengue terbagi atas 1. Asimptomatik 2. Simptomatik Undifferentiated fever (viral syndrome) Demam dengue . tanpa perdarahan . dengan perdarahan tidak lazim Demam berdarah dengue (DBD) . DBD tanpa syok . DBD dengan syok (DSS) Expanded dengue syndrome/isolated organopathy (unusual manifestation) Manifestasi klinik 1. Demam : onset akut,tinggi dan kontinua,berlangsung 2-7 hari 2. Manifestasi perdarahan termasuk tes torniquet positif, petekie, purpura, ekimosis,perdarahan gusi,dan hematemesis dan /atau melena 3. Hepatomegali yang di jumpai pada 90-98 % kasus anak 4. Shock,dimanifestasikan oleh takikardi,perburukan perfusi jaringan dengan nadi yang lemah dan tekanan nadi menyempit (20 mmHg atau kurang)atau hipotensi di tandai dengan kulit yang dingin,lembab dan/atau lemah. Temuan laboratorium 1. Tombositopenia (100000/mm atau kurang) 2. Hemokonsentrasi : kenaikan hematokrit >20% dari baseline atau populasi seusia
DIAGNOSIS 1. Demam dengue - Kasus probable Demam akut disertai dua atau lebih hal berikut Nyeri kepala,nyeri retroorbital,mialgia,nyeri tulang,ruam,manifestasi perdarahan,lekopeni (<5000/mm),trombositopenia (<150000/mm),kenaikan hematokrit 5-10% 2. Demam Berdarah Dengue Semua hal berikut ditemukan yaitu - Demam akut selama 2-7 hari - Manifestasi perdarahan,ditunjukkan oleh salah satu dari uji torniqut positif,petekie,ekimosis,atau perdarahan mukosa GIT - Hitung trombosit <100.000/mm - Bukti kebocoran plasma seperti kenaikan hematokrit,efusi pleura,asites,hipoalbuminemia 3. Syndrome Syok Dengue (DSS) Kriteria untuk DBD di atas terpenuhi disertai tanda syok termasuk - Takikardi,ekstremitas dingin,capillary refill melambat,nadi lemh,letargi,lelah - Tekanan nadi <20 mmHg dengan peningkatan tekanan diastolik - Hipotensi sesuai usia
TUJUAN
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN DOKUMEN TERKAIT
Memberikan kemudahan atau sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam penanganan demam dengue
Pasien demam yang diduga menderita virus dengue Petugas kesehatan yang terampil di puskesmas 1. Kepustakaan 2. Literature 3. Alamat web/ internet
PROSEDUR
Persiapan alat Tensimeter Termometer Infus set,cairan kristaloid isotonik Pemeriksaan penunjang Laboratorium : pemeriksaan hematokrit serial Penatalaksanaan Terapi cairan intravena pada penderita DBD adalah : Cairan kristaloid isotonik harus diberikan selama fase kritis berlangsung kecuali pada bayi < 6 bulan dapat dipergunakan NaCl 0,45% Cairan koloid hiperonkotik Cairan sebanyak kebutuhan rumatan ditambah jumlah cairan Terapi cairan intravena pada penderita syok tidak lebih lama dari24-48 jam.sedangkan pada yang tanpa syok dapat sampai 60-72 jam Pada penderita obesitas,pergunakan berat badan ideal untuk perhitungan cairan. Kebijakan
UNIT TERKAIT
UGD,Rawat inap
PEMBERIAN TABLET BESI PADA IBU HAMIL No. Dokumen
Puskesmas Sitiung I Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
0
1/2
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
PROSEDUR TETAP Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
-
Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dan anemia pada kehamilan untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.
RUANG LINGKUP Semua Ibu hamil yang berkunjung ke unit pelayanan Kesehatan Ibu dan Rumah Bersalin UPT Puskesmas Sitiung I meliputi pasien baru, ibu hamil 28 minggu dan pasien – pasien yang anemis.
KEBIJAKAN 1. Bidan terlatih. 2. Dokter
DOKUMEN TERKAIT
1. Kepustakaan 2. Literature 3. Alamat web/ internet
PROSEDUR Alat dan Bahan 1 . Alat : Alat tulis, Form Pemeriksaan Laboratorium 2. Bahan: Tablet Zat besi, vitamin C Instruksi Kerja 1. Periksa konjungtiva pasien, untuk menentukan pasien anemis atau tidak. 2 .Catat hasil pemeriksaan dalam kartu status dan KMS ibu hamil. 3 . Isi form pemeriksaan laboratorium. 4 . Jelaskan pada pasien tujuan dari pemeriksaan. 5 . Jelaskan pada pasiensetelah selesai pemeriksaan membawa hasil pemeriksaan kembali ke poli KIA. 6. Rujuk ke unit pelayanan gizi, jika hasil pemeriksaan Hb < 11 gr % 7. Beri tablet zat besi pada semua ibu hamil, sedikitnya 1 tablet / hari, selama 30 hari berturutturut untuk pasien hamil pada trimester I, sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia diberikan tablet zat besi dan vitamin C tiga kali satu tablet perhari ( 3 X 1 ) , hal ini sangat tergantung dengan persediaan obat yang ada 8 .Jika tablet zat besi persediaan habis, maka akan diberikan resep luar 9 . Beri penyuluhan gizi pada semua ibu hamil disetiap kunjungan ANC, tentang perlunya minum tablet zat besi dan vitamin C, serta menghindari minum teh /kopi / susu dalam 1 jam sebelum / sesudah makan, karena dapat mengganggu penyerapan zat besi.
UNIT TERKAIT
Poli KIA
PENGISIAN KARTU ANAK Puskesmas Sitiung I Jorong KotoAgung Kiri, Nagari Sei Duo Kecamatan Sitiung Dharmasraya ( 0754 ) 581150 Kode Pos. 27578
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
0
1/2
KEPALA PUSKESMAS SITIUNG I
PROSEDUR TETAP Dr. Dwinanda Emira
NIP. 197907242007012004 PENGERTIAN
Pengisian Kartu Anak
TUJUAN Sebagai acuan dalam pengisian kartu status anak secara lengkap dan benar.
RUANG LINGKUP
Kartu Anak untuk anak yang datang ke unit pelayanan KIA
KEBIJAKAN 1. Bidan 2. Petugas terlatih
DOKUMEN TERKAIT
1. Kepustakaan 2. Literature 3. Alamat web/ internet
PROSEDUR
Alat 1. Ballpoint 2.
Kartu status anak
3.
Timbangan berat badan
Instruksi Kerja 1. Tulis dengan ballpoint warna hitam dengan rapih dan jelas 2. Tulis nomor register pasien pada kolom bagian kanan atas. 3. Tulis nama Puskesmas/ Pustu tempat pelayanan pada sudut kiri atas 4. Tulis identitas pasien di halaman depan pada kolom yang tersedia
5.
Nama anak
Tanggal lahir, jenis kelamin, tempat lahir
Berat badan waktu lahir (dalam gram)
Tulis identitas orang tua
Nama dan ibu, pekerjaan ayah
Umur ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu
Alamat anak
6. Isi tanggal pemberian imunisasi pada kolom pelayanan imunisasi bayi.Tanggal pemberian imunisasi hepatitis B I/II/III, BCG, DPT I/II/III, Polio I/II/III/IV dan Campak sesuai tanggal pemberian. 7. Isi pada kolom pelayanan Vit. A dosis tinggi . Tanggal pemberian Vit. A dosis tinggi sesuai tanggal 8. Isi kolom Deteksi Dini Perkembangan anak. Tulis hasil pemeriksaan aspek perkembangan motorik kasar, motorik halus, gangguan bicara, gangguan sosialisasi dan
kemandirian, pendengaran dan penglihatan ( ditulis normal atau tidak normal) pada kolom sesuai umur kunjungan. 9. Isi dan tulis pada halaman pemeriksaan kesehatan anak Tanggal, umur, berat badan/status gizi, pertumbuhan gigi/ makanan anak, keluhan anak, diagnosa medis/keperawatan, pengobatan /tindakan /rujukan, tanda tangan petugas.
UNIT TERKAIT
Poli KIA
SOP Penentuan Faktor Resti Untuk Ibu Hamil
Nama Pekerjaan Faktor Resti Untuk Ibu Hamil 1. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan factor resiko dan resiko tinggi pada ibu hamil 2. Ruang Lingkup Semua ibu hamil yang datang berobat ke UPTD Puskesmas Kendal Kerep 3. Ketrampilan Petugas
Dokter
Bidan
5. Alat dan bahan 5.1 Alat
Timbangan Berat badan
Pita pengukur lingkar lengan
Pengukur Tinggi Badan
Tensi Meter
Buku KIA ( Score Poedji Rochjati)
5.2 Bahan Tidak ada
6. Instruksi Kerja Faktor Resiko Ibu Hamil diantaranya .Primi muda, hamil ke-1 umur kurang dari 16 tahun . Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35 tahun, atau terlalu lambat hamil ke-1 kawin lebih dari 4 tahun. Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 tahun. Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 tahun Terlalu banyak anak, Anak lebih dari 4 Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun Tinggi badan kurang dari 145 cm Pernah gagal kehamilan Pernah melahirkan dengan tarikan tang / vakum Pernah melahirkan dengan Uri dirogoh Pernah melahirkan dengan diberi infuse/transfusi. Pernah operasi seksio Adanya penyakit pada ibu hamil : kurang darah, Malaria, TBC paru, Payah jantung, kencing manis dan penyakit menular seksual. Adanya bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi. Hamil kembar 2 atau lebih. Hamil kembar air (Hydramnion) Bayi mati dalam kandungan. Kehamilan lebih bulan. Hamil letak sungsang. Hamil letak lintang. Hamil dengan perdarahan. Pre eklamsi berat (kejang)
Kriteria Faktor Resiko Tinggi Ibu Hamil diantaranya HB kurang dari 8 gr % Tekanan darah tinggi (Sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg) Eklampsia Oedema yang nyata Perdarahan pervaginam Ketuban pecah dini Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu Letak sungsang pada primigravida Infeksi berat / sepsis Persalinan premature Kehamilan ganda Janin yang besar Penyakit kronis pada ibu ; Jantung, paru, ginjal, dll Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan .
Penatalaksanaan sesuai kelompok Resiko : 1. Jumlah skor 2, termasuk kelompok Bumil resiko rendah (KRR), pemeriksaan kehamilan bisa dilakukan bidan, tidak perlu dirujuk, tempat persalinan bisa di polindes, penolong bisa bidan. 2. Jumlah skor 6-10, termasuk kelompok Bumil resiko Tinggi (KRT), pemeriksaan kehamilan dilakukan bidan atau dokter, rujukan ke bidan dan puskesmas, penolong persalinan bidan atau dokter. 3. Jumlah skor lebih dari 12, termasuk kelompok Resiko Sangat Tinggi (KRST), pemeriksaan kehamilan harus oleh dokter, penolong harus dokter 7 Indikator Kinerja Faktor resti dapat diidentifikasi sedini mungkin sehingga dapat mengatasi akibat dari resti itu sendiri dan menurunkan angka kematian ibu. 8
Catatan mutu
Register Kohort Ibu Hamil
Register KIA
Status Ibu
Buku KIA
Laporan AMP
SOP ASUHAN ANTENATAL / PEMERIKSAAN KEHAMILAN 1.Nama Pekerjaan Pemeriksaan Antenatal Care pada Ibu Hamil 2.
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta dapat menyusui dengan baik dan benar.
3.
Ruang lingkup Pemeriksaan Ibu hamil di unit pelayanan KIA dan RB
4.
Uraian Umum 4.1 ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama kehamilannya. 4.2 Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas. 4.3 Mendeteksi dini faktor resiko dan menangani masalah tersebut secara dini.
5.
Ketrampilan petugas 5.1 Bidan terlatih. 5.2 Dokter
6.
Alat dan Bahan 6.1 Alat 6.1.1
Leanec
6.1.2
Doppler / spekulum corong
6.1.3
Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri
6.1.4
Meteran pengukur LILA
6.1.5
Selimut
6.1.6
Reflex Hammer
6.1.7
Jarum suntik disposibel 2,5 ml
6.1.8
Air hangat
6.1.9
Timbangan Berat Badan dewasa
6.1.10
Tensimeter Air Raksa
6.1.11
Stetoscope
6.1.12
Bed Obstetric
6.1.13
Spekulum gynec
6.1.14
Lampu halogen / senter
6.1.15
Kalender kehamilan
6.2 Bahan 6.2.1
Sarung tangan
6.2.2
Kapas steril
6.2.3
Kassa ste6.2.4
6.2.5
Jelly
Alkohol 70 %
7.
6.2.6
Sabun antiseptik
6.2.7
Wastafel dengan air mengalir
6.2.8
Vaksin TT
Instruksi Kerja 7.1 PERSIAPAN. 7.1.1.Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan. 7.1.2.Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih. 7.1.3.Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan. 7.2 PELAKSANAAN: 7.2.1
Anamnesa:
7.2.1.1 7.2.1.2 7.2.1.3 7.2.1.4 7.2.1.5 7.2.1.6
Riwayat perkawinan. Riwayat penyakit ibu dan keluarga. Status wayat Haid, HPHT. Riwayat imunisasi Ibu saat ini Kebiasaan ibu. Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat taksiran persalinan.
7.2.2
Pemeriksaan
7.2.2.1 Pemeriksaan Umum.
Keadaan umum Bumil
Ukur TB, BB, Lila.
Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas). Mata : conjungtiva, ikterus ; Gigi , Kaki :Oedema kaki , dst.
7.2.2.2 Pemeriksaan khusus. a).
UMUR KEHAMILAN <20 mgg : Inspeksi.
1.
Tinggi fundus
2.
Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea nigra).
3.
Striae.
b)
Palpasi.
1.
Tinggi fundus uteri
2.
Keadaan perut
c)
a).
Auskultasi.
UMUR KEHAMILAN > 20 mgg: Inspeksi.
1.
Tinggi fundus uteri
2.
Hypergigmentasi dan striae
3.
Keadaan dinding perut
b). Palpasi. Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb : Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. a. Leopold 1. 1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis)
b)
Palpasi.
1.
Tinggi fundus uteri
2.
Keadaan perut
c)
a).
Auskultasi.
UMUR KEHAMILAN > 20 mgg: Inspeksi.
1.
Tinggi fundus uteri
2.
Hypergigmentasi dan striae
3.
Keadaan dinding perut
b). Palpasi. Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb : Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. a. Leopold 1. 1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis)
2 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu. 3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian b. Leopold 2.
1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama. 2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas). c. Leopold 3. 1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki ibu. 2. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong). d. Leopold 4. 1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis. 2. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah uterus. 3. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen/divergen) 4. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi) 5. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul. c). Auskultasi. - Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin. d). Pemeriksaan Tambahan. - Laboratorium rutin : Hb, Albumin
- USG 7.2.3
Akhir pemeriksaan : 7.2.3.1 . Buat kesimpulan hasil pemeriksaan 7.2.3.2 . Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan. 7.2.3.3 . Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien. 7.2.3.4 . Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi : usia kehamilan, letak janin, posisi janin, Tafsiran persalinan, Resiko yang ditemukan atau adanya penyakit lain. 7.2.3.5 . Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang. 7.2.3.6 Jelaskan rencananasuhan ANCberkaitan dengan hasil pemeriksaan 7.2.3.7 . Jelaskan pentingnya imunisasi 7.2.3.8 . Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan 7.2.3.9 . Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumash Sakit
8.
Indikator Kinerja 8.1 Kehamilan terutama kesehatan ibu dan janin dapat dipantau
9.
Catatan Mutu 9.1 Kartu status ibu hamil 9.2 Buku register kohort ibu hamil 9.3 Buku register ibu hamil 9.4 Buku KIA
10. KONTRA INDIKASI Tidak ada 11. REFERENSI Buku Kesehatan Maternal dan Neonatus, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2002.