IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Keadaan Umum Lokasi Penelitian Assolihin Aqiqah bertempat di Jl. Gedebage Selatan, Kampung Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini lokasinya mudah ditemukan karena berada di pinggir jalan besar, terdapat juga spanduk besar untuk memudahkan konsumen mencarinya. Domba yang terdapat disana hanya berkisar 10 ekor. Assolihin Aqiqah melayani pemotongan domba untuk keperluan Aqiqah dan syukuran. Terdapat beberapa pegawai yang bekerja di Assolihin Aqiqah yang bertugas memelihara domba, menyembelih domba saat ada pesanan, memasak daging domba, dan membeli domba saat persediaan domba di kandang hampir habis. Assolihin Aqiqah juga melayani jual beli hewan kurban. Pakan yang diberikan adalah rumput lapangan yang diperoleh di wilayah kandang dan perumahan di sekitarnya. Domba diberi pakan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore. Pakan tambahan yang diberikan adalah kulit singkong, karena mudah didapat di lingkungan sekitar kandang. Assolihin Aqiqah memiliki dua tipe kandang, yaitu kandang individu dan kandang kelompok. Kandang individu diisi domba jantan, sedangkan kelompok diisi domba betina dan petet. Tempat pemotongan berukuran sekitar 4x6 m dan berada persis disebelah kandang individu. Air di tempat pemotongan sangat lancar sehingga limbah cair langsung bisa di buang. Biasanya saat memotong ada tiga orang yang
membantu mulai dari pemotongan hewan sampai mengolahnya menjadi masakan. Semua limbah dikumpulkan dengan rapih sampai nanti dibuang. 4.2
Hubungan antara Bobot Badan dengan Berat Kulit Domba Garut Jantan Yearling Data hasil penelitian hubungan antara bobot badan dengan berat kulit Domba Garut jantan Yearling dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bobot Badan dengan Berat Kulit Domba Garut Jantan Yearling Parameter Bobot Badan (X) Rata-rata (kg) Simpangan Baku (kg) Berat Kulit (Y) Rata-rata (kg) Simpangan Baku (kg)
Hasil Penelitian 38 2,9
2,68 0,3
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bobot badan (X) 38kg ± 2,9kg, sedangkan berat kulit domba Garut jantan Yearling 2,68kg ± 0,3kg. Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara bobot badan dengan berat kulit. Hasil analisa ( Lampiran 2 ) menunjukan bahwa koefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,983. Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t hitung sebesar 28,330 dan nilai t tabel dengan α = 5 % adalah sebesar 2,048, maka dapat dilihat bahwa t hitung (28,330) > t tabel (2,048) sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara bobot badan dan berat kulit domba Garut jantan. Koefisien korelasi (r) yang positif menunjukkan bahwa semakin besar bobot badan domba Garut maka semakin besar pula berat kulitnya. Besarnya
nilai koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria Guilford (1956), yaitu nilai koefisien korelasi sebesar 0.9 – 1 dapat diinterpretasikan memiliki korelasi yang sangat erat. Koefisien korelasi hasil analisa data sebesar 0,983 menginterpretasikan hubungan antara bobot badan dan berat kulit domba Garut adalah sangat erat. Dibawah ini adalah grafik hubungan bobot badan dengan berat kulit domba Garut jantan yearling.
Ilustrasi 1. Grafik Hubungan Bobot Badan dengan Berat Kulit Berdasarkan grafik tersebut, maka domba Garut jantan Yearling dalam penelitian ini akan menghasilkan berat kulit pada kisaran 2,2kg sampai 3,2kg atau 6,9% sampai 7,8% dari bobot badannya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Djojowidagdo (1983) yang menyebutkan bahwa berat organ kulit pada ternak berkisar antara 8 sampai 10 persen dari berat badannya. Perbedaan
hasil
penelitian
ini
dikarenakan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi yaitu pakan, lingkungan, dan jenis kelamin sesuai dengan yang dikemukakan oleh Judoamidjojo (1981). 4.3
Hubungan antara Bobot Badan dan Luas Kulit Domba Garut jantan Yearling Data hasil penelitian hubungan antara bobot badan dengan luas kulit domba Garut jantan Yearling dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Bobot Badan dengan Luas Kulit Domba Garut jantan Yearling Parameter Bobot Badan (X) Rata-rata (kg) Simpangan Baku (kg) Luas Kulit (Y) Rata-rata (cm2) Simpangan Baku (cm2)
Hasil Penelitian 38 2,9
9006,9 654,3
Hasil penelitian menunjukan luas kulit domba Garut jantan yearling rata rata 9006,9 ± 654,3cm2 (Tabel 4), sedangkan untuk bobot badan dengan rataan 38 ± 2,9kg. Hasil analisa ( Lampiran 3 ) menunjukan bahwa koefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,922. Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t hitung sebesar 12,600 dan nilai t tabel dengan α = 5 % adalah sebesar 2,048, maka dapat dilihat bahwa t hitung (12,600) > t tabel (2,048) sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara bobot badan dan luas kulit domba Garut jantan. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,922 menunjukkan bahwa semakin besar bobot badan domba Garut jantan maka semakin luas permukaan kulitnya
yang berarti nilai tersebut positif dan menginterpretasikan hubungan antara bobot badan dan luas kulit domba Garut adalah sangat erat. Besarnya nilai koefisien korelasi dapat artikan menggunakan kriteria Guilford (1956), yaitu nilai koefisien korelasi sebesar 0.9 – 1 dapat diinterpretasikan memiliki korelasi yang sangat erat. Dibawah ini adalah grafik hubungan bobot badan dengan luas kulit domba Garut jantan Yearling.
Bobot Badan (kg)
y = 0.0041x + 0.2948 R² = 0.8501
Luas Kulit (cm2)
Ilustrasi 2. Grafik Hubungan Bobot Badan dengan Luas Kulit Bobot badan yang berbeda akan menghasilkan ukuran berat dan luas kulit yang berbeda pula. Hal ini sependapat juga dengan Hoeruman (2000) yang menyatakan bahwa pada bobot badan yang seragam tidak berpengaruh secara nyata pada perbedaan luas kulit ternak tersebut. Korelasi antara bobot badan dengan berat kulit keeratannya relatif sama dengan korelasi bobot badan dengan luas kulit domba Garut jantan yearling. Perbedaan yang ada hanya sekitar 6,1% saja. Hal ini diduga karena besarnya penambahan berat kulit belum tentu sama dengan penambahan luas kulit. Ini
dikarenakan ketebalan dan luas kulit adalah bagian dari bobot kulit. Pada domba Garut jantan yearling, pertumbuhan tulang dan otot semakin lama akan menurun sedangkan lemak akan mulai di deposisikan. Lemak ini akan di deposisikan di beberapa bagian tubuh ternak salah satunya di lapisan kulit. Umumya kulit hewan betina mempunyai bobot rata-rata lebih ringan dari pada kulit hewan jantan, tetapi mempunyai daya tahan renggang yang lebih besar dibanding kulit hewan jantan.
GGambar 5. Kulit Hasil Penelitian