HASIL DAN PEMBAHASAN Hasi1 Komposisi Proksimat Tubuh
Untuk melihat pengaruh kadar fosfatidilkolin pakan terhadap komposisi proksimat tubuh ikan kerapu tikus dilakukan analisis proksimat. Hasil analisis proksimat dapat dilihat pada Tabel 5. Sedangkan data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13. Dari Tabel 5 terlihat bahwa kandungan protein, lemak, abu, dan kadar air antar perlakuan relatif seragam. Tabel 5. Komposisi proksimat tubuh ikan hakhir penelitian (% bobot kering)
Komposisi Kelas Lipid dan Asam Lemak
Pengaruh kadar fosfatidilkolin pakan terhadap lipid polar (fosfolipid) dan netral tub& dapat dilihat pa& Tabel 6. Dari Tabel 6 terlihat bahwa kadar lipid netral total tubuh dan otot cenderung menurun seiring dengan meningkatnya kadar FK pakan, sedangkan hati cenderung meningkat clan kadar 0,69% hmgga 2,36% dan menurun
lagi pada kadar FK 3,43% dan 4,60%.
Sedangkan kadar fosfolipid total tubuh
memperlihatkan kecenderungan sebaliknya dari lipid netral. Dari Tabel 6 terlihat bahwa asam lemak n-6 dan n-3 pada hati cenderung meningkat hingga perlakuan 4,60%, sedang pada bagian total tubuh dan otot cenderung
meningkat
hingga
perlakuan 4,6096. Rasio n-6 dan
perlakuan
3,43%
kemudian
menurun
pada
n-3 pada total tubuh dan hati memperlihatkan
kecenderungan yang meningkat, sedangkan otot memperlihatkan kecenderungan yang menurun. DHA (C22:6n-3) didalam tubuh ikan kemudian turun lagi diperlakuan 4,60%.
naik sampai 3,43% untuk
Tabel 6. Data hasil analisis kelas lipid d m asam lemak total tubuh, hati dm otot ikan diakhir penelitian (% bobot kering)
C n-3
2.43
3,88
4,95
4,52
5,86
5,05
0,77
0,76
0,83
1,30
1,59
2,59
1,84
2,44
2,37
2,51
C n-61 n-3
1.31
0,95
1,20
1,27
1,30
1,31
1,78
1,91
1,60
0,88
0,70
0,56
0,82
0,60
0,66
0,84
Keterangan : Data hasil analisis lengkap asam lemak dapat dilihat pada Lampiran 14.
Kinerja Pertumbuhan
Perubahan bobot ratit-rata individu ikan kerapu tikus yang diberi pakan mengandung FK yang berbeda selama penelitian dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Sedangkan data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15.
0
2
4 6 8 Waktu pemeliharaan (minggu)
10
12
Perubahan bobot rata-rata individu ikan kerapu tikus selama penelitian. Berdasarkan Gambar d~ atas terlihat bahwa kadar FK dalam pakan mempcngaruhi pertumbuhan, yang awalnya relatif seragam dan setelah memasuki minggu ke 12 pengaruh masing-masing perlakuan terhadap pertumbuhan berubah.
Pakan yang
memberikan pengaruh pertumbuhan yang tertinggi yaitu pada perlakuan 3,4396 pakan dengan bobot rata-rata 27,19 g yang diikuti oleh perlakuan 2,36%, 1,23%, 0,79% dan terendah pada perlakuan 4,60% yang secara berturut-turut bobot rata-ratanya yaitu 27,19 g, 27,12 g, 26,27 g dan 24,14 g. Pola pertumbuhan ikan seperti yang terlihat pada Gambar di atas akan berpengaruh terhadap konsumsi pakan dan kineja pertumbuhan. Secara rinci
pengaruhnya dapat dilihat pada Tabel 7 mengenai peubah konsumsi pakan dan peubah yang berkaitan dengan kinerja pertumbuhan. Sedangkan data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 16-24. Tabel 7. Nilai rata-rata konsumsi pakan (KP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL), indeks hepatosomatik (IH), kecernaan total bahan kering pakan (KTBKP), laju perturnbuhan harian (LPH), dan efisiensi pakan (EP) pada setiap perlakuan Kadar FK pakan
Peubah
0,69
1,23
(Oh)
2,36
3.43
4,60
Keterangan : Huruf yang berbeda dalam satu baris yang sama menyatakan perbedaan antar perlakuan (P<0,05). Tabel 7 memperlihatkan pengaruh kadar FK kedelai dalam pakan terhadap beberapa peubah yang diamati pada. Dari Tabel 7 di atas terlihat bahwa konsumsi pakan dan indeks hepatosomatik sama antar perlakuan.
Retensi protein, retensi
lemak dan laju pertumbuhan harian pa& perlakuan 1,23O/~3,43%sama dan lebih tinggi dibanding perlakuan 0,69 dan 4,60%. Sedangkan kecernaan total bahan kering pakan pada perlakuan 1,23Y&4,60% sama dan lebih tinggi dibanding dengan perlakuan 0,69%. Adapun efisiensi pakan pada perlakuan 0,69%3,43% lebih tinggi dibanding dengan perlakuan 4,60%.
sama dan
Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kadar FK pakan memberikan pengaruh yang reIatif kecil terhadap komposisi proksimat tubuh ikan kerapu tikus (Tabel 5). Relatif kecilnya komposisi proksimat tersebut karena pakan yang diberikan mengandung protein dan energi yang reIatif seragam (zsoprotein dun isoenergi). Adanya perbedaan kadar FK pakan akan mempengaruhi proses pencemaan pakan d a l m tubuh ikan. Hal ini disebabkan oleh peran FK yang ada &lam pakan sebagai zat pengemulsi terhadap lemak dengan sifatnya yang larut dalam air (hidrofilik) dan lemak (Iipofilik). Keberadaan FK pakan tersebut berdampak kepada kecemaan total bahan kering pakan yang lebih baik. Terlihat pada Tabel 7 bahwa nilai kecemaan total bahan kering pakan lebih tinggi pada perlakuan FK pakan dari 1,230/0-4,60% dibanding pada perlakuan FK pakan 0,69% (P<0,05). Diduga dengan penambahan FK pakan akan meningkatkan emulsifier lemak, sehingga mempermudah proses
absorbsi lemak ke &lam tubuh. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa Iechitin dibutuhkan sebagai pengemulsi lipid dalam pencernaan pada larva ikan dan crustacea (Kanazawa 1993). Ditambahkan oleh Coutteau et al. (1997) bahwa fosfolipid dalam pakan meningkatkan emulsifikasi clan absorbsi lipid dalam sistem pencernaan, disamping itu membuat kecemaan pakan lebih baik. Bahan pakan yang telah tercema diteruskan ke hati dalam bentuk kilomikron untuk dikatalisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Kemampuan hati untuk mengkatalisis senyawa tersebut tercermin dari nilai indeks hepatosomatik. Namun dalam percobaan ini nilai indeks hepatosomatik yang diperoleh adalah sama
(P>0,05). Diduga bahwa proses pemecahan lemak 'lzpolzsis' dan sintesis lemak 'ljpogenesis' berjalan relatif sama. Ha1 ini didukung data hasil analisis proksimat tubuh (Tabel 51, khususnya lemak tubuh yang relatif sama. Peranan fosfolipid sangat penting selain sebagai emulsifier juga sebagai media transportasi. Bertambahnya fosfolipid tubuh dari perlakuan FK pakan 0,69%-4,6096 (Tabel 6) maka akan meningkatkan laju transportasi lemak dalam bentuk lipoprotein sehingga memperlancar dan memperbaiki proses pembentukan membran sel. Namun demikian, peningkaian kinerja membran sel dipengaruhi pula oleh kandungan asam lemak, khususnya asarn lemak tak jenuh rantai panjang. Gambaran kebutuhan ikan &an asam lemak terefleksi pada jumlah asam lemak yang dikandung pada total tubuh ikan. Terlihat pada Tabel 6 bahwa asam lemak n-6 dan n-3 total tub& ikan meningkat dari perlakuan kadar FK 0,69% sampai 3,43%. Fenomena ini menunjukkan bahwa walaupun terjadi penarnbahan FK pakan, namun asam lemak n-3 tubuh turut meningkat juga. Hal ini disebabkan karena aff~nitasasam Iemak n-3 lebih besar dari asam lemak n-6. Sargent eef al. (1995) dan Murray et a[.
(1997) menyatakan bahwa asam lemak n-3 memiliki affinitas yang lebih besar terhadap enzim A-6 dan A-5 desaturase jika dibanding dengan asam lemak n-6. Lebih lanjut BNF (1992) menambsthkan bahwa ha1 yang demikian disebabkan oleh kompetisi asam lemak n-6 dan n-3 P U F A dalam perpanjangan turunan rantai C I 8 menjadi C20 dan C22, dimana C18:3n-3 mempunyai potensi untuk menghambat
CI8:2n-6.
Sedangkan pada perlakuan FK pakan 4,60% asarn lemak n-3 dan n-6
menurun lagi. Diduga pada perlakuan FK I;akan 3,43% kebutuhan asam lemak n-3
dan n-6 sudah optimal. Diduga penambahan FK pakan sebesar 4,60% menyebabkan terjadinya umpan balik
ke sistim syaraf pusat (central nervous system) untuk
meregulasi kembali agar membatasi produksi enzim elonguse yang berperan dalam perpanjangan rantai karbon asam lemak. Pada tabel 6 juga terlihat bahwa asam lemak docosahexaenoid acid (C22:6n-3) atau DHA tubuh ikan 0,69% sampai 3,43%.
menunjukkan peningkatan dari perlakuan kadar FK pakan Diduga pada perlakuan ini kinerja sel meningkat untuk
menunjang transportasi lemak khususnya asam lemak DHA dari luar ke dalam sel. Asam lemak DHA ini digunakan untuk pembentukan membran sel dan berperan dalam meningkatkan permeabilitas sel. Stubbs dan Smith (1 984) menyatakan bahwa stabilitas, permeabilitas dan fluiditas membran sangat ditentukan oleh asam lemak dalam fosfolipid. Ditarnbahkan bahwa membran dengan asam lemak tak jenuh lebih tinggi mempunyai fluiditas yang lebih tinggi pula. Kelancaran transpor lemak dalam bentuk lipoprotein dari luar ke dalam sel akibat permeabilitas membran sel yang baik &an m e m p e n g d penyimpanan lemak dan protein tubuh (lemak dan protein struktural). Keberadaan protein dan lemak tubuh mempengaruhi nilai retensi protein dan retensi lemak (Tabel 7). Retensi protein dan retensi lemak lebih tinggi didapatkan pada perlakuan FK pakan 1,23% sampai 3,43% dibanding perlakuan 4,60% (P<0,05). Nilai retensi ini menggambarkan bahwa FK pakan pada kadar tersebut berperan dalam meningkatkan pemanfaatan protein dan lemak untuk struktur tubuh, sehingga pada perlakuan FK pakan 1,23-3,43% tejadi laju perturnbuhan yang lebih tinggi dibanding perlakuan, 0,6996 dan 4,60% (P<0,05).