PENGARUH PERUBAHAN KOMPOSISI BAHAN PAKAN TERHADAP BERAT HIDUP AYAM BROILER Siswani Dwi Daliani dan Erpan Ramon Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
ABSTRAK Secara kuantitas, perternakan unggas Indonesia sudah demikian pesatnya, sering terjadi fluktuasi harga produksi perternakan unggas dipasaran, hal ini melahirkan kondisi statis pada usaha ternak unggas secara intensif, sudah umum diketahui bahwa biaya pakan dapat mencapai 70 % dari biaya produksi, pengkajian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2011 dikandang Unit Alih Teknologi (UAT BPTP) Bengkulu, tujuan pengkajian yaitu untuk mengetahui pengaruh perubahan komposisi bahan pakan pada level tertentu terhadap berat hidup ayam broiler, materi pengkajian adalah dengan menggunakan 100 ekor ayam broiler tanpa dipisahkan jenis kelamin. rancangan pengkajian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, 5 ulangan dengan sistem penghitungan SPSS, setiap perlakuan digunakan 4 jenis pakan yang berbeda kandungan komposisi bahannya, yaitu, Perlakuan I. (Kontrol) diberikan Kosentrat komersil 50%, jagung halus 30%, dedak 20 % dan probiotik 0,3 %. Perlakuan II diberikan Kosentrat komersil 40%, jagung halus 25%, dedak 35 % dan probiotik 0,3. Perlakuan III diberikan Kosentrat komersil 40%, jagung halus 40%, dedak 20 % dan probiotik 0,3. Perlakuan IV diberikan Kosentrat komersil 40%, jagung halus 35%, dedak 25 % dan Probiotik 0,3. Tiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam broiler, perlakuan dan ulangan disusun atas pengacakan, analisis yang di gunakan adalah analisis keragaman. Pengambilan data dalam pengkajian setelah ayam broiler memasuki priode finisher, terhitung dari pemeliharaan hari pertama dengan melakukan penimbangan berat badan perminggu dan dibandingkan pada masing-masing perlakuan, pengambilan sampel secara acak tiap ulangan, sistem pemeliharaan yang dilaksanakan pada tiap-tiap perlakuan sama, sesuai dengan petunjuk pemeliharaan budidaya ayam broiler. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan susunan ransum yang dipergunakan tidak berpengaruhnyata ( f hit < f tab pada tarap 0,05) terhadap bobot badan hidup, hal ini berarti bahwa pengurangan kosentrat komersil 10%, dari kontrol dapat diaplikasikan, pengkajian menunjukan bahwa P III dengan bobot badan hidup 1,696 Kg perekor adalah perlakuan yang paling efisien dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Kata kunci : perubahan, komposisi bahan, jagung, dedak, berat hidup, ayam broiler.
PENDAHULUAN Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi terutama dalam memproduksi daging ayam. Dalam usaha menunjang peningkatan perternakan unggas perlu kita mengambil langkah pembinaan secara tehnis, penggalakan usaha ternak unggas dan dukungan usaha disektor informal. Secara kuantitas, usaha perternakan unggas Indonesia sudah demikian pesatnya. Namun sering terjadi kondisi tidak stabil akibat fluktuasi harga produksi perternakan unggas, khususnya harga pakan unggas yang semakin mahal dan dilain pihak harga produksi perternakan unggas tidak sebanding dengan biaya produksi yang di keluarkan untuk pembelian pakan ternak. Melihat kondisi demikian maka diperlukan wawasan konstruktif, untuk menggali kreatifitas dan inovatif peternakan atau minat usaha perternakan unggas secara terapan, terutama dalam pengelolaan pakan tanpa mengabaikan kebutuhan nutrisi dan aspek ekonomis. Usaha ternak unggas secara intensif ditandai dengan produktivitas yang tinggi (broiler mencapai berat badan 1,5 kg dalam waktu 32 hari), seiring dengan input produksi yang memadai untuk menunjang hasil yang tinggi tersebut. Input produksi mencakup bibit, pakan, pencegahan penyakit dan termasuk manajemen pemeliharaan yang seksama. Dalam menyusun/meracik ransum ternak unggas umumnya menggunakan beberapa jenis bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan zat nutrisi dan gizinya, yang perlu menjadi perhatian adalah dalah hal kandungan zat nutrisi yang terkandung pada pakan harus sesuai dengan kebutuhan nutrisi ransum ternak ayam broiler (Tabel 1).
Tabel 1. Kebutuhan zat nutrisi untuk ternak ayam broiler (potong) per ekor. No 1 2 3 4 5 6
Zat Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ayam broiler pada umur Starter ( 0 – 4 mg) Finisher (5 mg – potong) 22 – 23 5,5 – 8,0 2,0 – 5,0 1,0 0,5 – 0,7 2700 -2900
Protein (%) Lemak (%) Serat kasar (%) Ca (%) P (%) ME (kkal/kg)
20 – 21 5,5 – 8,5 4,0 – 5,0 1,0 0,4 – 0,5 2500 – 3400
Sumber : (Scott et all., 1976 ).
Untuk dapat mengantisipasi kendala-kendala tersebut, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh peternakan unggas rakyat, selain hanya dapat mengupayakan untuk menghemat biaya dengan tetap mempertahankan tingkat produksi melalui perubahan komposisi campuran bahan baku pakan lokal (jagung dan dedak padi) yang dapat meningkatkan produksi dengan tidak mengabaikan kebutuhan zat nutrisi yang menjadi kebutuhan untuk produksi daging. Ternak unggas terutama ayam ras pedaging sangat menyukai jagung, karena jagung selain kandungan nutrusinya sangat dibutuhkan ternak ayam juga memberi keuntungan lain terhadap penampakan warna pakan yang menjadi kekuning-kuningan (Wawan, 2003). Selain itu jagung mengandung xanthopfil yang merupakan zat pemberi pigmen warna kuning dibagian kaki dan kulit pada ayam ras pedaging. Dari tiga jenis jagung yang ada yaitu, jagung kuning, jagung merah dan jagung putih, umumnya jagung kuning yang biasanya digunakan sebagai bahan baku pakan ternak. Karena jagung kuning tersebut mempunyai kandungan bahan nutrisi yang relatif lebih baik, selain itu ketersedian jagung kuning relatif mencukupi. Namun fluktuasi harga dipasaran menjadi kendala dari bahan baku ini. Tabel 2. Kandungan nutrisi bahan pakan jagung kualitas baik. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Zat nutrisi
Kandungan dalam bahan
Energi metabolisme (kkal/kg) Protein (%) Lemak (%) Serat kasar (%) kalsium(%) Fosfor (%) Lisin (%)
3.320-3.430 9,00 3,70-4,10 1,90-2,20 0,03 0,29 0,26-0,27
Sumber : (Wawan, 2003).
Penggunaan dedak padi dalam pakan ternak unggas khususnya ayam ras pedaging harus dibatasi karena mengandung serat kasar yang relatif tinggi yaitu 7,5 % (Tabel 3) dan kebanyakan ternak unggas tidak mampu mencerna serat kasar lebih dari 4 %. Pemanfaatan dedak sebagai bahan pakan ayam juga perlu diperhatikan kualitasnya yang bisa saja mengandung kulit ari beras dan menir atau pecahan beras. Akan tetapi tidak boleh tercampur dengan kulit padi yang keras atau pecahan sekam, jika sampai tercampur maka kandungan nutrisinya akan berbeda dan serat kasarnyapun akan meningkat hingga 25 %. Tabel 3. Kandungan nutrisi bahan pakan dedak padi kualitas baik. No. 1. 2. 3. 4. 5.
Zat nutrisi Kadar air (%) Protein (%) Lemak (%) Serat kasar (%) Abu (%)
Sumber : (Wawan, 2003)
Kandungan dalam bahan (%) 11,5 13,0 19,0 7,5 7,0
Pengkajian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan pemberian jagung dan dedak halus dalam ransum terhadap berat hidup ayam broiler dalam jangka waktu pemeliharaan 30 hari, disamping itu juga dapat memberikan informasi kepada peternak tentang susunan bahan pakan yang sempurna untuk diaplikasikan ke usaha ternak ayam broiler. BAHAN DAN METODA Pengkajian ini dilaksanakan selama 30 hari dikandang ayam pada komplek BPTP Bengkulu dari bulan Maret - April 2011, bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : 100 ekor ayam broiler berumur 20 hari tanpa dipisahkan jenis kelaminnya, ransum komersil (BR II dan BR I), redak, ragung halus, rtarbio, vitachik dan neobro serta Air minum sesuai kebutuhan, adapun perlakuan pakan berdasarkan perubahan komposisi bahan pakan jagung dan dedak padi yang di berikan pada aayam broiler umur 20 hr sampai panen (Tabel 4). Tabel 4. Susunan ransum perlakuan pengkajian yang diberikan pada ayam broiler berdasarkan perubahan komposisi jagung dan dedak padi. No 1 2 3 4
Komposi Bahan Pakan Perlakuan ( % ) I (Kontrol) II III
Bahan Makanan Jagung kuning Kosentrat komersil Dedak padi Probiotik
30 50 20 0,3
25 40 35 0,3
40 40 20 0,3
IV 35 40 25 0,3
Pengkajian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 5 ulangan, setiap perlakuan menggunakan 5 ekor ayam broiler. Parameter yang di ukur adalah pengaruh bahan pakan terhadap berat hidup ayam broiler yang digambarkan secara sistematis dengan menggunakan persamaan: Yij = µ + ԏi + ∑ij Keterangan : Yij µ ԏi ∑ij I J
= = = = = =
Nilai pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-I Nilai tengah umum Pengaruh perlakuan ke-I Galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Banyaknya perlakuan (I,II,III dan IV) Banyaknya ulangan
Untuk mengetahui pengaruh terhadap parameter yang diukur maka dilakukan uji statistik dengan rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan analisis sidik tragam. Sedangkan untuk menghitung berat hidup ditentukan dengan menghitung : 1. Berat Hidup perminggu (BH m) = BH minggu ini – BH minggu sebelumnya 2. Berat Hidup perhari (BH h) dapat diperoleh dengan: BH h =
BH m Lama hari per minggu
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengkajian diperoleh perlakuan komposisi jagung dan dedak halus pada pakan periode finisher disetiap perlakuan yang diberikan tidak berpengaruhnyata terhadap pertambahan bobot badan hidup berdasarkan penghitungan dengan menggunakan analisis sidik ragam, berdasarkan data bobot hidup pada permulaan memasuki periode finisher (umur 20 hari) secara keseluruhan rata-rata perekor 1,797 ons. Sedangkan dari minggu ke I sampai dengan minggu ke II pada periode ini diperoleh pertambahan bobot badan rata-rata adalah 3,205 ons, sedangkan rata-rata minggu ke 3 (21 hari)
menjelang perlakuan adalah 11,2325 - 5,002 = 6,2305 ons/ekor. Pakan diberikan pada priode starter diberikan pakan komersil secara menyeluruh (Bambang, 1987) yaitu dengan kadungan nutrisi : air =13 %, PK= 21 %, LK= 4 %, SK= 5 %, Abu= 6 %, Ca= 0,9 – 1,2 %, P= 0,7 – 0,9 %, cocidiostat dan Antibiotik= +, Sedangkan air minum diberikan secara adlibitum periode ini diberikan vitachik. Pada hari pertama minggu pertama priode finisher pada hari ke 21, rata-rata berat ayam P1 (kontrol) : P2 : P3 : P4 = (1,088 kg : 1,125 kg : 1,120 kg : 1,160 kg ). Pada mingu kedua periode finisher hari ke 28 adalah 1,58 : 1,52 : 1,59 : 1,53 terjadi peningkatan rata-rata bobot badan pada masing-masing perlakuan yaitu (0,49 kg : 0,40 kg : 0,47 kg : 0,37 kg), sedangkan peningkatan dari hari ke 28 sampai dengan hari ke 30 masing-masing adalah 0,118 kg : 0,140 kg : 0,106 kg : 0,160 kg (Tabel 6). Tabel 6. Keragaan pertambahan rata-rata berat badan ayam broiler pada periode finisher selama pengkajian. No 1 2 3 4
Perlakuan P1 (Kontrol) P2 P3 P4
Pertambahan Bobot Badan Rata-rata (kg/ekor/mg) Berat Badan pada hari ke Pertambahan Bobot Badan hari ke 21 28 30 21 – 28 28 - 30 1,088 1,125 1,120 1,160
1,58 1,52 1,59 1,53
1,698 1,660 1,696 1,690
0,49 0,40 0,47 0,37
0,118 0,140 0,106 0,160
Dari data yang diperoleh jelas bahwa peningkata bobot badan yang cukup pesat adalah pada perlakuan kontrol P1 (0,49 kg/ekor/mg), sedangkan perlakuan terendah adalah pada P 2 (0,40 kg/ekor/mg). Pada minggu ke2 atau hari ke 28 perlakuan P3 masih mempunyai angka rata-rata berat hidup tertinggi (1,59 kg/ekor). Berdasarkan hasil analisis perhitungan data diperoleh, perlakuan pakan yang diberikan tidak berpengaruh nyata (nonsignifikan) dimana F hit < F tabel (0,238 : 3,15) pad tingkat kepercayaan 95% yang artinya pemberian pakan pada tiap-tiap level perlakuan dapat diaplikasikan. Aak (1982), dengan meracikan jagung dan dedak padi yang ditambahkan kepakan konsentrat komersil maka hal ini akan dapat mengefisiensikan konsumsi pakan komersil yang biayanya relatif mahal, tentu dengan tidak mengurangi bobot badan yang diproduksi oleh perternakan ayam broiler, P 1 (kontrol) yang diawali dengan bobot badan rata-rata terendah hari ke 21 (1,088 kg) pada hari ke 30 terlihat sudah mencapai bobot badan yang hampir sama dengan perlakuan P 2, P 3 dan P 4, yaitu rata-rata 1,698 kg/ekor, disebabkan oleh kandungan bahan makanan dan zat nutrisi lebih sempurna dilihat komposisi konsentrat komersial dari P 2; P 3 dan P 4. Berdasarkan analisis sidikragam perbedaan rata-rata tersebut tidak berpengaruh nyata (nonsignifikan) terhadap seluruh perlakuan dalam penelitian ini, berarti bahwa perlakuan yang diberikan akan lebih baik pada perlakuan P 3, sebab data rata-rata hampir sama dengan kontrol dan bahan pakan yang dipergunakan pada perlakuan ini relatif lebih efisien dan dinilai harganyapun juga relatip lebih murah dibandingkan dengan perlakuan P1. KESIMPULAN Pada sistem pemeliharaan yang sama (homogen) dapat disimpulkan bahwa susunan pakan pada perlakuan 3 (P3) lebih baik dibandingkan dengan kontrol (P1), pengembangan peracikan pakan ayam broiler masih diperlukan penelitian lanjutan sampai perlakuan yang memberikan berpengaruh nyata untuk memperoleh hasil optimum terhadap pemeliharaan. Sosialisasi terhadap peternak untuk menginformasikan susunan pakan terbaik adalah P 3 yaitu dengan komposisi ( Jagung : Konsentrat Komersil : Dedak padi : Mineral = 40 : 40 : 20 : 0,3 ) mengacu pada hasil dan pembahasan maka perlu dilakukan analisis ekonomi perternakan ayam broiler, pengembangan ayam broiler perlu dibangun, atas dukungan berbagai pihak termasuk kegiatan penelitian dan penyusunan kebijakan, kerjasama yang baik dan terarah diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha perternakan ayam broiler sebagai peluang agribisnis dengan tujuan meningkatkan pendapatan peternak.
DAFTAR PUSTAKA Aak. 1982. Pedoman Beternak Ayam Negeri . Penerbit Kanisius. Yogyakarta Anggorodi, R. 1997. Ilmu Makanan Ternak Unggas Kemajuan Muktahir. Fakultas Pertanian. Instistut Pertanian Bogor. Bogor. Bambang. A.M. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Khanchai A Gomes and Arturo A Gomes. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian; edisi kedua, Universitas Indonesia Press. Jakarta Muhammad Daud. 2005. Identifikasi dan Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Untuk Pengembangan Peternakan Unggas di Nangro Aceh Darussalam Pasca Tsunami, Prosfd. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Puslitbangnak Badan Litbang Pertanian dan Fakultas Perternakan Universitas Diponogoro. Semarang. ;163 -168 Scott, M.I., M.C Neshein and R.J Young. 1976. Nutrition of The Chikens, 3 Th E.D Scott Asotiation,it hac New York. Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Fakultas Perternakan. Universitas Gadjahmada. Yogyakarta. Summer and Lesson. 1965. The Offcet of dearty energy and Protein on Carcas compotints with anote on amethot for estimating iliyonis. USA. Wahyu, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Pengantar perternakan didaerah tropis. UGM Press. Yogyakarta.