Faiq Uzer dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):282-288, April 2013
PENGGUNAAN PAKAN FUNGSIONAL DALAM RANSUM TERHADAP KONSUMSI PAKAN DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN AYAM BROILER (THE USE OF FUNCTIONAL FEED IN RATIONS ON CONSUMTION AND BODY WEIGHT GAIN BROILER) Faiq Uzer, Ning Iriyanti, dan Roesdiyanto Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan tanggal 20 Juli sampai tanggal 25 Agustus 2012 di Sub Stasiun Percobaan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan pakan fungsional dalam ransum terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan ayam broiler yang di pelihara sampai umur 35 hari. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler umur 1 hari (DOC) unsex strain Multi Breeder 202 Platinum sebanyak 100 ekor. Percobaan dilakukan menggunakan metode eksperimental in vivo dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pakan perlakuan terdiri dari 5 macam, setiap perlakuan di ulang 4 kali dan setiap ulangan berisi 5 ekor ayam. Perlakuan terdiri dari R0 = pakan fungsional, 0%, R1 = pakan fungsional 5%, R2 = pakan fungsional 10%, R3 = pakan fungsional 15%, R4 = pakan fungsional 20%. Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan dan pertambaan bobot badan. Data yang diperoleh di analisis menggunakan analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji orthogonal polynomial. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan pakan fungsional berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan dan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan. Rataan konsumsi pakan yaitu R0 = 1557,55 ± 152,99 g; R1 = 1682,52 ± 91,51 g; R2 =1579, 01 ± 86,56 g; R3 = 1671, 73 ± 74,51 g; R4 = 1652, 67 ± 93,06 g. Rataan pertambahan bobot badan yaitu R0 = 689,86 ± 51,26 g; R1 = 673,61 ± 55,37 g; R2 = 638,15 ± 94,86 g; R3 = 526,16 ± 78,15 g; R4 = 502,45 ± 50,65 g pada setiap perlakuan. Hasil uji lanjut Orthogonal Polynomial perlakuan menunjukan respon linier dengan persamaan garis Y = 710.49750 - 10.445800 X dengan nilai koefisien determinasi (r2) = 57,72 % yang artinya bahwa 57,72 % perbedaan pertambahan bobot badan ayam broiler (Y) ditentukan oleh variasi level pakan fungsional (X) dan koefisien korelasi (r) = 0,7597, artinya penggunaan pakan fungsional yang terbaik untuk meningkatkan pertambahan bobot badan berada pada level 5 %. Kesimpulan bahwa Penggunaan pakan fungsional yang terdiri dari minyak ikan lemuru, probiotik dan N3 anti allergen sebesar 20% dalam ransum tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi pakan ayam broiler, Sedangkan penggunaan pakan fungsional sebesar 20% mampu menunjukkan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan, meskipun terjadi penurunan pertambahan bobot badan ayam broiler. Kata kunci : Broiler, pakan fungsional, konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan. ABTRACT This reseacrh was conducted from July 20th until August 25th 2012 at the Experimental Sub-Station and Laboratory of Animal Nutrition and Feed Science, Faculty of Animal Science, Jenderal Soedirman University. This research was aimed to evaluate the use of functional feed in the ration, it’s effects on feed cunsumtion and body weight gain in broiler until the age of 35 days. The used materials in this research were 1-day-old unsex Multi Platinum 202 strain broiler chickens (DOC) as many as 100 birds. The experiments were performed using in vivo experimental method with 282
Faiq Uzer dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):282-288, April 2013
completely randomized design (CRD). The feed consisted of 5 treatments, each treatment was repeated 4 times and each replication contained 5 chickens. The treatment consisted of functional feed R0 = 0% of functional feed, R1 = 5% of functional feed, R2 = 10% of functional feed, R3 = 15% of functional feed, R4 = 20% of functional feed. The variables measured were the feed consumtion and body weight gain. The data obtained were analyzed using analysis of variance and followed by orthogonal polynomial test. The results of analysis of variance showed that the use of functional feed highly significantly (P<0.01) affected the body weight gain and did not significantly (P>0.05) affect the feed consumtion. The mean consumtion were R0 = 1557.55 ± 152.99 g; R1 = 1682.52 ± 91.51 g; R2 =1579. 01 ± 86.56 g; R3 = 1671. 73 ± 74.51 g; R4 = 1652. 67 ± 93.06 g, respectively. The meant of body weight gain were R0 = 689,86 ± 51,26 g; R1 = 673.61 ± 55.37 g; R2 = 638.15 ± 94.86 g; R3 = 526.16 ± 78.15 g; R4 = 502.45 ± 50.65 g. Further test results showed that treatment response of Orthogonal polynomials was linier with the line equation Y = 710.49750 - 10.445800 X with the coefficient of determination (r2) = 57,72 % which meant that 57,72 % of the body weight gain (Y) was determined by variations in the level of functional feed (X) and correlation coefficient (r) = 0,7597 and, which means that the use of functional feed was best for body weight gain at the level of 5 %. The conclusion is that the use of functional feed in the ration up to 20% did not affect feed consumtion, however it does influence the body weight gain. Key words : Broiler, functional feed, feed consumption, body weight gain. PENDAHULUAN Ayam Broiler merupakan ayam penghasil daging yang telah banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Selain mempunyai nilai gizi yang tinggi daging ayam broiler juga merupakan sumber protein hewani yang relatif lebih murah dibandingkan daging sapi, kerbau, domba dan kambing. Kualitas daging diantaranya ditentukan oleh nilai gizi, sifat fisik dan organoleptik daging tersebut. Upaya peningkatan kualitas gizi daging diantaranya dapat dilakukan dengan memanipulasi pakan dengan penambahan minyak ikan yang kaya akan asam lemak linolenat, dokosaheksaenoat (DHA) dan eikosaheksaenoat (EPA) yang bermanfaat bagi tubuh manusia ( Tobri, 2005). Pakan fungsional merupakan pakan yang terdiri dari omega-3 yang berasal dari minyak ikan lemuru, probiotik (Lactobasillus sp dan Basillus sp) dan isolat anti allergen N3 dengan kandungan minyak ikan lemuru 10%, isolat anti allergen N3 dan probiotik Lactobacillus sp dan Bacillus sp 30% .(Iriyanti dan Rimbawanto, 2010). Pakan yang dikonsumsi oleh ternak unggas sangat menentukan pertambahan bobot badan sehingga berpengaruh terhadap efisiensi suatu usaha peternakan. Syarat pakan yang dikonsumsi harus berkualitas baik yaitu mengandung zat makanan yang sesuai dengan kebutuhan ternak unggas. Konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, kesehatan ayam, perkandangan, wadah pakan, kandungan zat makanan dalam pakan dan stress yang terjadi pada ternak unggas tersebut (Widodo, 2009). Tujuan penelitian yaitu mengevaluasi penggunaan pakan fungsional terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan ayam broiler. Manfaat penelitian yaitu Sebagai bahan informasi ilmiah tentang konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan ayam broiler dengan penggunaan pakan fungsional (omega-3, probiotik dan isolat anti allergen N3).
283
Faiq Uzer dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):282-288, April 2013
METODE Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler umur 1 hari (DOC) strain Multi Breeder 202 Platinum sebanyak 100 ekor yang dipelihara selama 35 hari. Bahan pakan yang digunakan adalah pakan basal yang terdiri dari jagung, dedak, bungkil kedelai, tepung ikan, minyak kelapa sawit, tepung batu kapur, lisin dan premix. Pakan fungsional yang digunakan terdiri dari minyak ikan lemuru 10%, probiotik Lactobacillus sp 30%, Bacillus sp 30% dan isolat anti allergen N3 30%. Pakan yang digunakan terdiri dari pakan starter (1-21 hari) dan finisher (22-35 hari) susunan ransum berdasarkan isoprotein dan isokalori. Susunan ransum pakan periode starter dan finisher disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Susunan Ransum Pakan Ayam Broiler Starter dan Finisher Starter (%) BAHAN PAKAN R0 R1 R2 R3 R4 R0 Jagung 49,0 49,0 47,0 43,3 40,0 53,0 Bekatul 9.6 5.8 3,6 3,1 2,3 17,2 Bungkil Kedelai 26.8 27,0 27,0 26,5 26,5 20,6 Tepung Ikan 7,0 6.7 6,7 7,0 7,0 5,0 Pakan Fungsional* 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 0,0 M. Kelapa Sawit 6,0 4,9 4,0 3,5 2,5 2,5 Kapur (CaCO3) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Lisin 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 Mineral Mix 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,0 Total 100 100 100 100 100 100 Komposisi Nutrien L (%)** 3,8 3,8 4,0 4,3 4,6 4,6 SK(%)** 3,1 3,1 3,3 3,5 3,9 3,7 Ca(%) 0,6 0,9 1,0 1,0 1,0 0,6 Ptotal(%) 0,7 0,7 0,7 0,8 0,8 0,7 Pav(%) 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,3 Lisin(%) 1,0 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 Meth(%) 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 PK(%)** 21,3 21,2 21,4 21,4 21,6 18,6 Energi ME(kkal/kg) 3148 3147 3149 3170 3162 2994 **
Finisher (%) R1 R2 R3 49,1 38,8 35,8 17,2 23,2 22,2 20,3 20,0 19,8 5,0 5,0 5,0 5,0 10,0 15,0 1,8 1,3 0,4 0,5 0,5 0,5 0,2 0,2 0,2 1,0 1,0 1,0 100 100 100
R4 20,0 35,8 16,0 6,1 20,0 0,4 0,5 0,2 1,0 100
5,0 4,1 0,6 0,8 0,4 0,9 0,4 18,6 2999
7,8 6,6 0,6 1,1 0,4 0,9 0,5 18,7 3008
5,9 4,9 0,6 0,9 0,4 0,9 0,5 18,9 2992
6,1 5,2 0,6 0,9 0,4 0,9 0,4 19,9 2994
Keterangan : hasil perhitungan berdasarkan tabel NRC (1994); *) Campuran dari minyak ikan lemuru 10%, probiotik (Lactobacillus spdanBacillus sp)masing-masing 30% dan isolat anti allergen 30%; **) Hasil analisis Lab. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (2002).
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental in vivo. Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan (Hanifiasti, 2004). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, setiap perlakuan diulang 4 kali dan setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam. Perlakuan terdiri dari : R0 = pakan fungsional 0%, R1 = pakan fungsional 5%, R2 = pakan fungsional 10%, R3 = pakan fungsional 15%, R4 = pakan fungsional 20%. Data di analisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (analisis variansi). Uji lanjut menggunakan uji orthogonal polinomial (Steel dan Torrie, 1994). Langkah-langkah untuk mengukur konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan yang diamati adalah: 1. Konsumsi pakan = pemberian pakan – pakan sisa 284
Faiq Uzer dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):282-288, April 2013
2.
Pertambahan Bobot Badan(PBB) = Bobot Badan akhir – Bobot Badan awal (Hanifasti dkk, 2004)
HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan hasil penelitian penggunaan pakan fungsional dalam ransum ayam broiler terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan selengkapnya disajikan pada Tabel 3. Tabel 2. Konsumsi Pakan dan Pertambahan Bobot Badan ayam Broiler Perlakuan Konsumsi Pakan (g)ns Pertambahan Bobot Badan (g)** R0 1557, 55 ± 152,99 689,86 ± 51,26 R1 1682, 52 ± 91, 51 673,61 ± 55,37 R2 1579, 01 ± 86,56 638, 15 ± 94,86 R3 1671, 73 ± 74, 51 526, 16 ± 78,15 R4 1652, 67 ± 93, 06 502,45 ± 50,65 Ket. R0 = Penggunaan pakan fungsional dalan ransum; R1 = penggunaan pakan fungsional 5% dalam ransum; R2 = penggunaan pakan fungsioal 10% dalam ransum; R3 = penggunaan pakan fungsional 15% dalam ransum; R4= penggunaan pakan fungsional 20% dalam ransum.ns = tidak berbeda nyata (P>0,05); ** = berbeda sangat nyata (P<0,01); huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01).
Konsumsi pakan Tabel 3. menunjukan bahwa rataan konsumsi pakan ayam broiler dengan pemberian pakan fungsional berkisar antara 1.557,55 sampai 1.682,52 g. Menurut Rusmana dkk (2010) pemberian pakan dengan penambahan minyak ikan lemuru tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan dengan rataan 3.359 – 4.035 g. Menurut Agustina dkk, (2007) konsumsi pakan ayam broiler dengan pemberian probiotik mempunyai rataan berkisar 2.606,5 - 2.725,5 g selama 5 minggu pemeliharaan. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, hal ini disebabkan karena kandungan protein dan energi ransum seimbang antar perlakuan yaitu iso protein dan iso energi. Kandungan energi pakan, bersama‐sama konsentrasi energi yang berpengaruh terhadap kemampatan pakan secara proporsial mempengaruhi konsumsi pakan harian. Semakin tinggi kandungan energi pakan semakin banyak energi yang dapat dikonsumsi. (Zuprizal,1993). Tingkat energi dalam ransum menentukan banyaknya pakan yang dikonsumsi (Wahju, 1985). Kandungan pakan fungsional sampai level 20% hanya memberikan konstribusi energi berkisar 3008,18-3161,60 kkal dan protein berkisar 18,67-21,56 % sehingga belum mampu mempengaruhi konsumsi pakan. Menurut Scott (1976) dalam Wahju (1985) kandungan energi metabolis dalam pakan berkisar 3.000 – 3.100 kkal menghasilkan konsumsi pakan berkisar 1.930-2.380 gram selama 6 minggu pemeliharaan. Menurut Widodo (2009) Konsumsi pakan dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, kesehatan ayam, perkandangan, wadah pakan, kandungan zat makanan dalam pakan dan stress yang terjadi pada ternak unggas. Konsumsi pakan juga dipengaruhi dari besarnya (size) ternak (Wahju, 1985). Menurut Dwi Cahyaningrum (2008) Breeder merekomendasikan suhu brooding house pada minggu awal pemeliharaan adalah 30 – 330C sedangkan pada penelitian ini suhunya hanya berkisar 23,87 - 27,460C. Suhu kandang yang sesuai kebutuhan, terutama di malam hari sangat 285
Faiq Uzer dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):282-288, April 2013
dibutuhkan oleh ayam karena ayam banyak melakukan aktifitas makan pada malam hari. Jika kandang kurang hangat maka menyebabkan ayam cenderung berkumpul dan kurang melakukan aktifitas makan, akibatnya konsumsi pakan rendah. Hal ini akan berpengaruh pada konsumsi pakan dan PBB ayam periode selanjutnya karena dua minggu awal pemeliharaan merupakan fase pertumbuhan organ tubuh ayam.
Pertambahan Bobot Badan
Pertambahan bobot badan
Pertambahan bobot badan Rataan pertambahan bobot badan hasil penelitian berkisar antara 502,45 ± 50,65 g sampai 689,86 ± 51,26 g (Tabel 3). Menurut hasil penelitian Yunilas dkk (2005) rataan pertambahan bobot badan berkisar antara 257,52 – 283,66 g. Protein yang berasal dari bahan pakan mempengaruhi pertambahan bobot badan. Pertambahan bobot badan yang baik dicapai bukan ditentukan oleh kadar protein kasar, melainkan oleh kelengkapan asam-asam amino dalam ransum sesuai dengan kebutuhan dan juga jumlah pakan yang dikonsumsi. Menurut Habibie (1985) imbangan energi dan protein pakan yang tinggi menghasilkan pertambahan bobot badan yang nyata (P > 0,05). Menurut Rusmana dkk (2010) hasil penelitiannya menunjukan rataan pertambahan bobot badan 513,65 - 854 g selama 5 minggu pemeliharaan pada ayam dengan penambahan minyak dalam ransum. Kankaanpaa et al. (2004) Probiotik meningkatkan sekresi enzim-enzim saluran pencernaan dan menetralisir/ mendegradasi pakan yang mengandung antinutrisi. Probiotik menghasilkan berbagai enzim-enzim pencernaan protease dan lipase, kecernaan nutrient meningkat, meningkatkan absorbsi nutrient dengan mempertebal fili usus dan memperluas permukaan fili usus (Nahashon et al., 1994). Bacillus mampu memproduksi enzim protease (Libertina et al., 2009) dan amylase (Wardhani et al.,2009). Mikroba lipolitik, selulolitik, lignolitik, dan mikroba asam lambung yang terkandung dalam probiotik diduga telah berperan aktif dalam meningkatkan kecernaan zat gizi (Nahashon et al., 1994). Widodo (2009) Pertambahan bobot badan sangat berkaitan dengan pakan, baik kuantitas maupun kualitas pakan. Dalam hal kuantitas berkaitan dengan konsumsi pakan dimana apabila konsumsi pakan terganggu maka akan mengganggu pertumbuhan.
800 700 600 500 400 300 200 100 0
Y = 710.4975 - 10.4458 X R2 =57.72%
0
5
10
15
20
Penggunaan pakan fungsional (%)
Gambar 1. Pengaruh Pemberian Pakan Fungsional terhadap Bobot Badan
Hasil uji lanjut dengan menggunakan orthogonal polinomial menunjukkan bahwa perlakuan dengan penggunaan pakan fungsional sebesar 5% mampu menunjukkan pertambahan bobot 286
Faiq Uzer dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):282-288, April 2013
badan yang paling baik, meskipun secara nyata terjadi penurunan pertambahan bobot badan (Gambar 1). Hal ini disebabkan karena Peningkatan bobot badan awal dan protein dalam ransum dapat meningkatkan pertambahan bobot badan (Arman, 2008). Menurut Wahju (1985) kelebihan kandungan energi dalam pakan akan menyebabkan konsumsi pakan rendah, sehingga menurunkan konsumsi protein yang diperlukan untuk pertumbuhan optimum. SIMPULAN Penggunaan pakan fungsional yang terdiri dari minyak ikan lemuru, probiotik dan N 3 anti allergen dalam ransum tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi pakan ayam broiler. Penggunaan pakan fungsional sebesar 5% mampu menunjukkan pertambahan bobot badan yang paling baik, meskipun secara nyata terjadi penurunan pertambahan bobot badan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Jenderal Soedirman, Dekan Fakultas Peternakan, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Dr. Ir. Ning Irianti, MP selaku ketua proyek penelitian skim riset untuk percepatan guru besar Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto yang telah memberikan dana penelitian ini melalui dana DIPA yang telah mengingutsertakan penulis dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2011. Satistik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jawa Tengah-Indonesia. Cahyaningrum, D. 2008. Efek Penggunaan Treonin dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Ayam Pedaging. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Malang. Denny Rusmana Dulatif N dan Lalah Latifah S. 2010 . Pengaruh Ransum Mengandung Minyak Ikan Lemuru dan Suplementasi Vitamin E Terhadap Bobot Badan Akhir, Persentase Karkas dan Lemak Abdominal Ayam Broiler. Fakultas Peternakan, Universitas Pajdajdaran. Bandung. Habiebie, Arifin. 1985. Pengaruh Waktu Pembatasan makan dan Imbangan energi/ Protein dalam Ransum Terhadap Dua Galur Murni Ayam Broiler. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hanifiasti W., Shanti L., Sutarno. 2004. Daya Cerna Protein Pakan, Kandungan Protein Daging, dan Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler setelah Pemberian Pakan yang Difermentasi dengan Effective Microorganisms-4 (EM-4). FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS). Surakarta. Iriyanti, N., B, Rustomodan E.A. Rimbawanto. 2010. Isolasi Dan Identifasi Mikroba Rumen Penghasil Antihistamin “Histamine Methyl Transferase”. Majalah Ilmiah Biologi Biosfera, 26 (1). Kankaanpaa, P., B. Yang, H. Kalio. E.Isolauri and S. Salminen. 2004. Effect of Poliunsaturated Fatty Acids In Growth Medium On Lipid Composition and On Physicochemical Surface Properties of Lactobacilli. Appl. Environ. Microbiol., 70: 129-136. Libertina, I,. A. Tri, O. Sjofjan and U. Kalsum. 2009. Proceedings International Symposia On The Recent Advantages of Microbiology In Health, Bio Industry, Agriculture and Environment; 2010 Nov 20-21; PERMI Surabaya, Indonesia. L. Agustina, S. Purwanti dan D. Zainuddin. 2007. Pengguanaan Probiotik (Lactobacillus sp.) Sebagai Imbuhan Pakan Broiler. Universitas Hasanudin. Makassar. 287
Faiq Uzer dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):282-288, April 2013
Muas, Arman . 2008. Pengaruh Pemberian Beberapa Level Protein Ransum dan Bobot Badan Awal Ayam Broiler Umur Dua Minggu yang Mengalami Sindroma "Slow Growth" Terhadap Performa Produksi. Fakultas Peternakan, Universitas Andalas. Padang. Nahashon,S.N., Nakaue, H.S., and Mirosh, L.W. 1994. Production variable and nutrient retention in Single Comb White Leghorn laying pullets fed dietssupplementes with direct-fed microbials. Poultry Science 73: 1699 –1711. National Research Council. The National Research Council For Poultry. 1994. Ninth Revised Edition. National Academy Press.Washington , D.C. Steel, R,G,D, and J,H, Torrie. 1994. Principles and Procedures of Statistics, McGraw-Hill Book Co, Inc, Pub, Ltd, London. Tobri, Mad .2005.Kualitas Fisik dan Organoleptik Daging Ayam Broiler yang Ransumnya Diberi Penambahan Minyak Ikan yang Mengandung Omega-3.Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Wahju, Juju. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University. Bogor. Wardhani, W.K., A. Tri, O. Sjofjan and U. Kalsum. 2009. Proceedings International Symposia On The Recent Advantages of Microbiology In Health, Bio Industry, Agriculture and Environment; 2010 Nov 20-21; PERMI Surabaya, Indonesia. Widodo, I. 2009. Pengaruh penambahan mineral supplement “biolife” dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Skipsi. Universitas Brawijaya. Malang. Yunilas, Edhy Mirwandhono, dan Olivia Sinaga. 2005. Pengaruh Pemberian Tepung Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb) dalam Ransum terhadap Kualitas Karkas Ayam Broiler Umur 6 Minggu. Jurnal Agribisnis peternakan Vol. 1, No. 2, agustus 2005: 62-66. Zuprizal., M. Larbier, A. M. Chagneau, and P. A. Geraert. 1993. Influence of ambient temperature on true digestibility of protein and amino acids of rapeseed and soybean meals in broilers. Poultry Sci. 72:289–295.
288