Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
SUPLEMENTASI PAKAN MULTINUTRIEN PADA DOMBA JANTAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN (Suplementation of Multinutrient Feed for Lamb on Feed Consumption, Daily Weight Gain and Efficiency of Feed Utilization) SUHARYONO1, L. ANDINI1 dan ASIH K.2 1
2
Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN, Jakarta Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Jl. Agro Karangmalang Bulaksumur, Yogyakarta 5528
ABSTRACT Research was done on the effect of feed supplement on feed consumption, weight gain and efficiency of feed utilization on male local lamb. Four lambs were given with treatment of feed combination which consisting of R1 = Field Grass + Concentrate as control; R2 = Field Grass + Concentrate + 0,1% urea molasses multinutrient block; R3 = Field Grass + Concentrate + 0,1% multinutrient feed supplement; R4 = Field Grass + Concentrate + 0,1% multinutrient feed supplement without molasses. Parameters observed are feed consumption, weight gain and efficiency of feed utilization. The results show that the addition of urea molasses multinutrient block, multinutrient feed supplement and multinutrient feed supplement without molasses increase the feed consumption and weight gain 21, 55, 50 g/head/day; 17.85; 62.53; 38.69 g/head/day and 1.49; 5.19; 3.5% respectively. That is higher than the control. Feed supplement of multinutrient feed supplement is better than urea molasses multinutrient block and multinutrient feed supplement without molasses. Key Words: Lamb, Molasses, Feed Supplement, In Vivo ABSTRAK Telah dilakukan penelitian suplemen pakan dalam ransum terhadap konsumsi pakan ransum, pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan pada domba lokal jantan. Ransum pakan domba yang diberikan dengan kombinasi perlakuan sebagai berikut: R1 = Rumput Lapangan + Konsentrat = kontrol; R2 = Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian urea molases multinutrien blok; R3 = Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian suplemen pakan multinutrien; R4 = Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian suplemen pakan multinutrien tanpa molases. Parameter yang diukur adalah konsumsi pakan, bobot badan serta efisiensi penggunaan pakan. Hasil yang didapat dengan pemberian urea molases multinutrien blok, suplemen pakan multinutrien dan suplemen pakan multinutrien tanpa molases meningkatkan konsumsi pakan, bobot badan dan efisiensi penggunaan ransum, berturut-turut sebesar 21, 55, 50 g/ekor/hari; 17,85; 62,53; 38,69 g/ekor/hari dan 1,49; 5,19; 3,5% dibandingkan dengan kontrol. Hasil suplementasi ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol. Suplemen pakan multinutrien yang paling baik nutrisinya dibandingkan dengan suplemen urea molasses multinutrien blok dan suplemen pakan multinutrien tanpa molases. Kata Kunci: Domba Lokal Jantan, Molasses, Suplemen Pakan, In Vivo
PENDAHULUAN Pemeliharaan ternak domba yang efisien dan ekonomis untuk pembibitan, penggemukan, peningkatan persentase kelahiran dan kecepatan pertumbuhan berpangkal pada pemberian pakan, karena pakan merupakan salah satu modal utama
dalam pemeliharaan domba, biaya produksi kurang lebih 70%. Produktivitas ternak sangat dipengaruhi produktivitas oleh kualitas, kuantitas dan kecukupan kebutuhan nutrisinya. Asupan nutrisi dalam pakan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok yang terkait dengan aktifitas tubuh, metabolisme
571
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
pengaturan suhu tubuh, pencernaan, dan bernafas (SUGENG, 1991). Selain itu, digunakan juga untuk produksi dan reproduksi (IPTEK-NET, 2005). Upaya untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian pakan yang sesuai kebutuhan, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Pemberian pakan yang berkualitas baik dapat meningkatkan bobot badan ternak hingga pertumbuhan ternak dapat berlangsung secara optimal. Kebutuhan pakan domba dapat terpenuhi dengan pakan hijauan segar (sebagai pakan utama) dan konsentrat (sebagai pakan penguat) untuk berproduksi. Tetapi pemberian hijauan dan kosentrat tersebut belum menjamin terpenuhinya unsur-unsur mikro berupa mineral, vitamin dan asam-asam amino yang tidak diperoleh ternak. Hijauan dan konsentrat yang biasa dikonsumsi oleh ternak domba cenderung memiliki kualitas yang rendah dan kandungan serat kasar yang relatif tinggi. Tingginya kandungan serat menjadi pembatas pemanfaatan pakan oleh ternak. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas ransum domba dan meningkatkan hasil produksi yang optimal yaitu dengan cara kombinasi bahan pakan atau penambahan pakan suplemen. Karena pakan suplemen terdiri atas bahan baku yang memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi, sehingga kebutuhan ternak dapat terpenuhi. Peneliti dari BATAN telah melaporkan tentang manfaat Urea Molases Multinutrien Block (UMMB), Suplemen Pakan Multinutrien (SPM) dan Suplemen Pakan Multinutrient Tanpa Molases (SPMTM) hasil fermentasi dalam cairan rumen dan produksi ternak sapi potong dan sapi perah (SUHARYONO, 2009). Manfaat dari suplemen pakan tersebut mampu meningkatkan produksi dan perbaikan hasil fermentasi rumen, bahkan untuk penurunan produksi gas metana mampu menurunkan 15 – 60% bila dibanding dengan pakan yang biasa diberi oleh peternak (SUHARYONO et al., 2010). UMMB merupakan salah satu suplemen pakan dengan kandungan gizi yang lengkap, dengan susunan pakan yang terdiri atas urea, molases dan multinutrien. UMMB dapat mengatasi masalah rendahnya kualitas hijauan pakan seperti jerami atau rumput lapangan dan
572
konsentrat, karena UMMB memiliki zat-zat makanan yang lebih lengkap dibandingkan dengan konsentrat sehingga UMMB mampu meningkatkan kecernaan hijauan dan menambahan palatabilitas ternak. Oleh karena itu, pemberian UMMB pada domba akan mampu memacu pertumbuhannya. SPM merupakan generasi kedua hasil pengembangan UMMB dengan menurunkan kandungan molases dalam formulanya. Suplemen pakan ini juga memiliki pengaruh terhadap pertambahan bobot badan (SUHARYONO, 2009). Suplemen pakan SPMTM merupakan pengembangan SPM dengan meniadakan unsur molases dalam formulanya. Peniadaan molasses ini karena pada beberapa daerah sering sulit untuk mendapatkannya, atau harganya terlalu mahal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplemen UMMB, SPM dan SPMTM dalam ransum terhadap pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan domba lokal jantan. MATERI DAN METODE Ternak penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba lokal jantan sebanyak 4 ekor, umur ± 1,5 tahun dengan bobot badan ± 20 kg. Kandang yang digunakan adalah kandang sistem panggung, atap genting dan konstruksi kayu. Domba ditempatkan dalam 4 ruangan bersekat (kandang individual). Masing-masing kandang dilengkapi dengan ember tempat minum, wadah (mangkok) untuk menempatkan suplemen dan bak pakan yang terbuat dari kayu untuk pemberian rumput. Ransum terdiri dari hijauan, konsentrat dan berbagai suplemen pakan (UMMB, SPM dan SPMTM). Hijauan yang digunakan adalah rumput lapangan. Hijauan pada penelitian ini diberikan secara ad libitum. Ransum perlakuan terdiri dari 4 macam perlakuan yaitu R1 = Rumput Lapangan + Konsentrat (kontrol), R2 = Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian UMMB, R3 = Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian SPM dan R4 = Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian SPMTM. Kandungan nutrisi ransum penelitian dalam bahan kering disajikan pada Tabel 1.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
Tabel 1. Kandungan nutrisi hijauan, konsentrat dan suplemen Kandungan nutrisi
Bahan pakan Air
Abu
PK
TDN*)
LK
SK
BETN
------------------------------------------- % --------------------------------------------Rumput
75,52
9,85
11,69
2,69
26,11
49,46
61,14
Konsentrat
12,`6
9,95
10,84
10,24
16,32
52,63
63,89
UMMB
14,50
31,59
22,42
12,52
15,54
17,43
50,41
SPM
17,11
17,66
19,56
16,89
18,13
27,76
81,23
SPMTM
13,41
16,38
20,49
14,28
23,77
25,10
62,58
*) Dihitung berdasarkan rumus HARTADI et al. (1997) Sumber: HASIL ANALISIS LABORATORIUM NUTRISI TERNAK DAN KIMIA MAKANAN TERNAK, FAKULTAS PETERNAKAN UNPAD (2007)
Masing-masing perlakuan pakan atau ransum pada penelitian ini dilakukan analisis proksimat. Adapun formulasi ransum penelitian disajikan pada Tabel 2. Sebelum penelitian dilakukan persiapan perlakuan pada ternak percobaan yaitu ternak diberi nomor, dicukur bulunya, dipotong kukunya, dimandikan, ditimbang bobot badannya dan diberi obat cacing. Dombadomba yang telah siap kemudian ditempatkan ke dalam kandang percobaan secara acak. Masa adaptasi dilaksanakan selama 10 hari sebelum diambil data penelitian. Periode ini dimaksudkan untuk membiasakan ternak mengkonsumsi pakannya lebih tepat sesuai dengan kebutuhan. Rumput lapangan diberikan 2 kali yaitu pada pagi dan sore hari. Suplemen pakan diberikan 1 kali pada pagi hari. Suplemen
pakan diberikan secara langsung dengan menggunakan tempat khusus dengan jumlah 0,1% dari bobot badan. Air minum diberikan secara ad-libitum dengan menggunakan ember dengan kapasitas 2,5 liter yang disimpan pada setiap kandang. Jumlah ransum yang diberikan sisanya ditimbang setiap hari. Pengambilan data konsumsi ransum dilakukan setiap hari pada periode koleksi dengan menghitung jumlah ransum yang diberikan dikurangi sisa pakan. Setiap hari diambil contoh hijauan pakan dan sisa hijauan pakan untuk menghitung konsumsi Bahan Kering. Penimbangan bobot badan dilakukan 7 hari sekali selama 20 hari perlakuan. Penimbangan selama 7 hari sekali tersebut dimaksudkan untuk memudahkan mengamati kondisi ternak.
Tabel 2. Formulasi ransum penelitian Perlakuan
BK
Abu
PK
Kandungan nutrisi LK SK
BETN
TDN
……………………………………………%......................................................... R1
49,82
13,89
11,35
5,83
22,19
46,74
62,23
R2
51,53
R3
51,48
14,52
11,81
6,08
22,05
47,08
63,24
14,24
11, 74
6,17
22,56
47,29
63,85
R4
51,56
14,22
11,76
6,12
22,67
47,24
63,48
*) Dihitung berdasarkan rumus HARTADI et al.(1997) Sumber: HASIL ANALISIS LABORATORIUM NUTRISI TERNAK DAN KIMIA MAKANAN TERNAK, FAKULTAS PETERNAKAN UNPAD (2007)
573
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: Pertambahan Bobot Badan (gram/hari), konsumsi pakan dan efisiensi penggunaan ransum. Pertambahan bobot badan diukur setiap 7 hari sekali pada pagi hari sebelum domba diberi ransum. Pertambahan bobot badan domba diperoleh dari selisih antara bobot awal periode adaptasi dengan bobot akhir penelitian dibagi dengan lama pengamatan (CRAMPTON dan MCDONALD, 1956). Konsumsi ransum per ekor domba diukur setiap hari dengan cara mengurangi jumlah ransum yang diberikan pada pagi hari dengan sisa ransum pada hari berikutnya, dihitung berdasarkan bahan kering. Efisiensi penggunaan ransum (%): Nilai efisiensi penggunaan ransum (EPR) diperoleh dengan cara membandingkan antara pertambahan bobot badan dengan jumlah ransum yang dikonsumsi dikalikan 100% (CRAMPTON dan MCDONALD, 1956). EPR =
Pertambahan bobot badan (g/ekor/hari) −−−−−−−−−⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ × 100% Konsumsi bahan kering (g/ekor/hari)
Penelitian ini menggunakan metode Bujur Sangkar Latin 4 x 4 (STEEL dan TORRIE, 1991), sehingga setiap ternak mendapat 4 macam perlakuan selama 4 periode, yang kemudian pemberian pakan perlakuan diulang dua (2) kali, sesuai dengan pengamatan sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan ternak sangat dipengaruhi oleh keseimbangan nutrisi di dalam pakan. Zat makanan yang dibutuhkan ternak terutama domba terdiri atas serangkaian nutrisi yang sangat kompleks dan saling menunjang satu sama lain. Rangkaian tersebut terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, vitamin dan mineral. MURTIDJO (1997) menyatakan bahwa kebutuhan nutrisi pakan akan meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan dan produksi. Rumput sebagai sumber hijauan utama bagi ternak ruminansia mengandung semua bahan pakan sumber energi, protein, vitamin dan mineral (PARAKKASI, 1999). Akan tetapi penggunaan rumput lapangan saja tidak akan mencukupi kebutuhan nutrisi dari pada ternak, karena akan menghasilkan kecernaan bahan kering yang lebih rendah dibandingkan dengan
574
ternak yang diberikan konsentrat. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan konsentrat sangat nyata meningkatkan kecernaan bahan kering dan pertumbuhan bobot badan. Penambahan suplemen pakan cenderung meningkatkan konsumsi bahan kering (Tabel 3). Pakan R3 konsumsi pakan bahan keringnya 1138 g/ekor/hari lebih tinggi daripada R1, R2 dan R4, nilainya 1083, 1104 dan 1133 g/ekor/hari. Konsumsi bahan kering domba untuk kebutuhan/hari masih sesuai dengan pendapat CULLISON dan LOWREY (1978) dan GATENBY (1986) yaitu berkisar 1050 – 1200 g/ekor/hari untuk domba dengan bobot badan 30 kg. Hasil analisis tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, hal ini mungkin dipengaruhi oleh pemberian pakan dengan protein yang isonetrogenus (Tabel 2). Konsumsi bahan kering dipengaruhi oleh kualitas pakan dan komposisi nutrien dalam ransum (VAN SOEST, 1982). Hal ini didukung oleh ROOK dan THOMAS (1983) yang melaporkan bahwa faktor pembatas dalam konsumsi ransum adalah kandungan proteinnya. Tabel 3. Rataan konsumsi bahan kering ransum domba lokal jantan pada tiap perlakuan (g/ekor/hari) Perlakuan
Ulangan R1
R2
R3
R4
1
1062
1242
1189
977
2
960
1152
1241
1190
3
1172
977
1151
1242
4
1018
1060
1051
1111
1
1055
1234
1221
1245
2
1240
1059
1204
1219
3
1211
1229
1051
1256
4
944
875
992
822
Rataan
1083
1104
1138
1133
R1 : Rumput Lapangan + Konsentrat = kontrol R2 : Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian UMMB R3 : Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian SPM R4 : Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian SPMTM
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian SPMTM (R4) ternyata persentase konsumsi
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
pakan cenderung paling tinggi dibandingkan dengan kontrol (R1) maupun pada perlakuan ransum yang ditambah UMMB atau SPM (R2 dan R3). Masing-masing dengan nilai 4,35% dibandingkan dengan 4,17; 4,18 dan 4,28%. Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya persentase konsumsi per bobot badan masih sesuai dengan hasil penelitian (CULLISON dan LOWREY, 1978) yaitu 3,4 – 4,0% pada domba dengan bobot badan 30 kg. Suplemen pakan pada R4 merupakan pakan tambahan yang mampu untuk memenuhi zat-zat makanan yang kurang dalam ransum agar zat makanan yang essensial dalam ransum seimbang. Tabel 4. Presentase konsumsi bahan kering ransum terhadap bobot badan (%) Perlakuan
Ulangan R1
R2
R3
R4
4,64
4,89
4,59
3,92
2
3,5
4,06
4,61
4,88
3
3,92
3,44
4,36
4,22
4
3,52
3,87
3,46
3,54
1
4,71
5,16
5,11
5,10
2
4,98
4,25
4,65
5,21
3
4,68
4,49
4,06
4,67
4
3,38
3,25
3,43
3,06
4,17
4,18
4,28
4,325
1
Rataan
7,5%; tepung tulang 4,9%; kelapa sawit 22,75%; pollard 16,8%; lakta mineral (K, Na, Ca, Mg, Cu, Mn, Fe, Zn, P, Cl, S, I) 0,85%; garam dapur 3,9%; kedelai 3,75% dan kapur 6,5% (BATAN, 2008). Suplemen Pakan Multinutrien merupakan suplemen pakan hasil pengembangan UMMB dengan menurunkan kandungan molases dalam formulanya. Suplemen pakan ini juga memiliki pengaruh terhadap pertambahan bobot badan. Hasil pengamatan terhadap bobot badan disajikan pada tabel 5. Perlakuan R3 dan R4 menunjukkan hasil yang signifikan terhadap peningkatan bobot badan yaitu 111,94 dan 88,1 g/ekor/hari jika dibandingkan dengan R1 dan R2 yang hanya meningkat 49,1 dan 67,3 g/ekor/hari. Hasil ini menggambarkan bahwa penambahan SPM dan SPMTM pada domba cenderung mampu memenuhi kebutuhan nutrisi yang diharapkan (NRC, 1985). Selain itu juga dipengaruhi oleh jumlah konsumsi ransum yaitu semakin tinggi konsumsi ransum maka akan menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi pula dan mengakibatkan kebutuhan zat-zat makanan pun meningkat (BAMBANG, 1993). Tabel 5. Pertambahan bobot badan domba lokal jantan pada tiap perlakuan (g/ekor/hari) Perlakuan
Ulangan R1
R2
R3
R4
66,67
90,48
233,33
233,33
95,24
110,05
95,24
71,43
3
71,43
71,43
95,24
95,24
4
23,81
47,62
47,92
71,43
1
19,05
42,36
138,10
42,86
2
47,62
47,62
71,43
47,62
3
47,62
71,43
119,05
95,24
R1 : Rumput Lapangan + Konsentrat = kontrol R2 : Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian UMMB R3 : Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian SPM R4 : Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian SPMTM
1 2
WODZICKA et al. (1993) menyatakan bahwa suplementasi pakan diberikan untuk menambah nilai gizi pakan sesuai dengan kebutuhan ternak serta meningkatkan palatabilitas, berdasar keadaan fisiologis dan performan produksi. Salah satu alternatif yang cukup baik untuk dijadikan bahan pakan pelengkap yaitu UMMB. Urea Molases Multinutrien Block merupakan suplementasi pakan dalam bentuk padat yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan mineral yang dapat meningkatkan kualitas ransum. Komposisi UMMB yaitu urea 2,25%; molase 29,80%; onggok 1%; dedak
4
23,61
47,62
95,24
47,62
Rataan
49,41a
67,26ab
111,94bc
88,10c
Standar deviasi
27.08
24.41
56.12
62.19
R1 : Rumput Lapangan + Konsentrat = kontrol R2 : Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian UMMB R3 : Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian SPM R4 : Rumput Lapangan + Konsentrat + 0,1% pemberian SPMTM
575
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
Hasil dari penghitungan efisiensi penggunaan ransum menunjukkan bahwa kisaran pakan perlakuan R1 – R4 adalah 4,59 – 9,78% (Tabel 6). Pemberian suplemen terlihat domba yang mendapat SPM berbeda nyata pada P > 0,05 dibandingkan dengan Kontrol, namun dengan domba yang mendapat UMMB dan SPMTM tidak berbeda nyata. Nilai EPR masing-masing dari R1, R2, R3 dan R4 adalah 4,59; 6,08; 9,78 dan 8,09%. Tingginya EPR pada ransum R3 ada kemungkinan pertumbuhan dari ternak dengan pemberian pakan tersebut lebih cepat. Hasil laporan dari Maynard dan Loosly menyebutkan bahwa ternak yang pertumbuhannya cepat akan lebih efisien dalam penggunaan ransumnya. Tabel 6. Efisiensi penggunaan ransum pada domba jantan lokal Perlakuan
Ulangan R1
R2
R3
R4
1
6,28
7,29
19,62
23,88
2
9,92
9,55
7,67
6,00
3
6,09
7,31
8,27
7,67
4
2,34
4,49
4,56
6,43
1
1,81
3,43
11,31
3,44
2
3,84
4,50
5,93
3,91
3
3,93
5,81
11,33
7,58
4
2,50
5,44
9,60
5,79
Rataan
4,59a
6,08ab
9,78ab
8,09b
standar deviasi
2,72
1,98
4,64
6,56
Penambahan suplemen pakan seperti merupakan suplemen pakan multinutrien tanpa molasses (SPMTM) yang ditujukan untuk menambah kekurangan nutrisi dalam pakan yang dibutuhkan oleh ternak untuk pertumbuhan. Jadi manfaat suplemen ini selain menyebabkan peningkatan bobot badan, juga akan bermanfaat sebagai suplemen pakan alternatif untuk mengatasi kendala ketiadaan molases ataupun tingginya harga molases, karena dalam suplemen tersebut tanpa menggunakan molases. Suplemen pakan yang diberikan UMMB, SPM dan SPMTM mengandung bahan-bahan yang berperan langsung terhadap mikroba dalam rumen dan induk semangnya. Untuk yang langsung ke mikroba adalah urea,
576
molases dan mineral, sedangkan yang langsung ke induk semang adalah protein by pass. Urea merupakan salah satu sumber nitrogen non protein. yang dapat digunakan sebagai sumber protein melalui suatu proses metabolisme di dalam rumen. Sumber nitrogen ini akan diubah sebagian atau seluruhnya menjadi amoniak yang diperlukan oleh mikroba rumen untuk berkembang biak. Mikroba rumen akan mencerna makanan lebih cepat dalam kondisi pakan yang cukup kandungan proteinnya dan berstruktur halus, sehingga dapat mempercepat laju aliran makanan dalam saluran pencernaan dan menyebabkan ruangan lebih cepat kosong, sehingga konsumsi ransum akan meningkat. Pemberian urea dapat meningkatkan konsumsi hijauan yang berserat tinggi, dan meningkatkan konsentrasi amoniak dalam cairan rumen yang membantu dalam pencernaan bahan pakan yang berserat tinggi. UMMB mengandung urea sebesar 2,25% dan hal ini akan terkontribusi dalam ransum. Batas pemberian urea, sebanyak 3 – 4% dari berat kering 25 – 35% dari total nitrogen ransum (TILLMAN et al., 1989) (NRC, 1985). Pemberian UMMB untuk domba percobaan kurang lebih 125 gr/ekor/hari, sehingga urea yang dikonsumsi domba dibawah 1% dan tidak menimbulkan resiko keracunan. Molases merupakan komponen penting dalam pembuatan suplemen pakan UMMB dan SPM. Molases mengandung karbohidrat yang mudah dicerna dan merupakan sumber energi siap pakai bagi mikroba untuk memetabolisme nitrogen, maka dapat dipastikan jumlah nitrogen yang dihasilkan meningkat dan berpengaruh terhadap konsumsi pakan, sehingga dapat meningkatkan palatabilitas. Molases yang merupakan sumber karbohidrat yang mudah tersedia dan merupakan senyawa karbon yang bila dalam komposisi suplemen juga mengandung netrogen yang mudah tersedia dan dengan rasio yang seimbang akan membentuk suatu asam amino yang berguna bagi mikroba dan induk semang untuk pertumbuhannya. Mineral merupakan salah satu zat yang mempunyai peranan dalam pertumbuhan dan reproduksi domba, seperti metabolisme protein, energi serta biosintesis zat-zat makanan essensial. Kekurangan mineral dapat mengakibatkan domba mengalami penurunan
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
nafsu makan, efisiensi pakan, juga terjadi penurunan berat badan dan gangguan kesuburan ternak bibit. Mineral yang dibutuhkan domba terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu mineral makro yang terdiri dari Ca, P, Mg, Na dan K, serta mineral mikro yang terdiri dari Cu, Mu, Fe, Mn, Co, Zn dan Bo. Defisiensi mineral terutama Ca, P, Mg, Mn dan K sering terjadi bila domba hanya mengkonsumsi hijauan saja. Kebutuhan total mineral domba pascasapih sampai dewasa adalah berkisar antara 0,20 – 0,70% (TILMAN et al., 1989). UMMB, SPM dan SPMTM juga mengandung mineral makro maupun mikro (SUHARYONO et al., 2005). Protein by pass yang terkandung dalam UMMB, SPM dan SPMTM adalah bungkil kedelai dan ampas kecap (SUHARYONO et al., 2005). Protein ini akan sangat bermanfaat bagi induk semang karena tanpa mengalami degradasi dalam rumen, sehingga terjadi efisiensi penggunaan energi dan nutrisi tersebut langsung terserap dalam usus halus dan dimanfaatkan untuk peningkatan produksinya. KESIMPULAN Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian UMMB, SPM dan SPMTM mampu meningkatkan konsumsi pakan, bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan dibandingkan dengan kontrol. Ketiga suplemen pakan tersebut berpotensi untuk melengkapi kebutuhan nutrisi pada ternak domba tersebut. DAFTAR PUSTAKA BAMBANG, A.M. 1993. Memelihara Kanisius, Yogyakarta.
Domba.
BATAN. 2008 Kelompok Nutrisi Ternak. http//www. batan.go.id./Patir/Pert.Nutrisi Ternak.html. (Januari 2008). CRAMPTON and MCDONALD. 1959. Applied Animal Nutrition. College of Mcgill University. Quebec Drawing by Evan L Gillespie. W. H. Freeman and Company. San Fransisco. p. 9; 69. CULLISON, A.E. and LOWREY. 1978. Feeds and Feeding. Prentice Hall of India. New Delhi.
GATENBY, R.M. 1986. Sheep Production in The Tropics and Sub Tropics. Longman Group Limited, New York. HARTADI, H., REKSOWARDOYO dan A.D. TILLMAN. 1998. Tabel Komposisi Pakan Utama Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. IPTEK-NET. 2005. Pakan Ternak. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi. Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan IPTEK. http/www.ristek.go.id. (1 Januari 2008). MAYNARD, L.A and J.K. LOOSLI. Animal Nutrition. Tata McGraw – Hill, Publishing Company Limited, New York. MURTIDJO. 1997. Memelihara Domba. Kanisius, Yogyakarta. NRC. 1985. Nutrient Requirement of Sheep Sixth Revised Edition. National Academic Press of Science, Washington DC. p. 9 − 10, 47 − 68. PARAKKASI, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Indonesia University Press, Jakarta, hlm. 226. ROOK, J.A.F and P.C. THOMAS. 1983. Nutritional Physiology of Farm Animal. Longman. London and new York. pp 25; 125; 457; 463. STEEL, R.G.D and J.H. TORRIE. 1983. Prinsip dan Prosedur Statistika. Suatu Pendekatan Biometrik. Alihbahasa: SUMANTRI, B. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 267 – 288. SUGENG, B.Y. 1991. Beternak Domba. Penerbit Swadaya, Jakarta. hlm. 19 – 20. SUHARYONO. 2009. Pengembangan Suplemen Pakan Untuk Ternak Ruminansia dan Pengenalannya Kepada Peternak. Presentasi Ilmiah, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta. hlm. 1 – 55. SUHARYONO, Y. WIDIAWATI and M. WINUGROHO. 2010. Effects of multi-nutrient feed supplement in beef cattle on methane production, manure quality and rice yield. Improving Livestock Production Using Indigenous Resources and Conserving the Environment. IAEa-tec.doc-1640.JOINTFAO/ IAEA. pp. 71 – 86. SUHARYONO, E.M. PARMANTO dan E. EFFENDI. 2005. Suplemen pakan multinutrien (SPM). Media Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir. Pusat Pemasyarakatan IPTEK Nuklir dan Kerja sama, BATAN, Jakarta.
577
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
TILLMAN, A.D., H. HARTADI, S. REKSIHADIPRODJO, S. PRAWIROKUSUMO dan S. LEBDOSUKOJO. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. VAN SOEST, P.J. Nutritional Ecology of The Ruminant. O and B Book Inc. 1215 N. W Kline Place. Corvalis, Oregon, USA. pp. 230 – 234.
578
WODZICKA, M., TOMASZEWKA, A. DJAJANEGARA, S. GORDNER, T.R. WIRADARYA dan I.M. MASTIKA. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas Maret University Press.