BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pergerakan air di dalam tanah merupakan salah satu aspek penting yang
diperhitungkan dalam pengelolaan lahan diantaranya pada bidang pertanian, konstruksi bangunan dan jalan. Beberapa proses penting seperti masuknya air ke zona perakaran, drainase, aliran permukaan dan evaporasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan tanah untuk melewatkan air. Menurut Klute dan Dirksen (1986), parameter atau ukuran yang dapat menggambarkan kemampuan tanah dalam melewatkan air disebut sebagai konduktivitas hidrolik (hydraulic conductivity). Karena kemampuan tanah dalam melewatkan air sangat dipengaruhi oleh kadar air tanah, maka konduktivitas hidrolik dibagi menjadi dua yaitu konduktivitas
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
hidrolik pada tanah jenuh dan konduktivitas hidrolik pada tanah tidak jenuh. Konduktivitas hidrolik dalam keadaan jenuh dikenal pula dengan sebutan permeabilitas tanah (soil permeability) (Dariah, 2006). Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan permeabilitas suatu penampang tanah, baik metode laboratorium maupun pengukuran langsung di lapangan. Beberapa metode laboratorium yang dapat digunakan untuk menetapkan permeabilitas tanah diantaranya (1) metode tinggi air konstan (constant head method), (2) metode tinggi air konstan dalam tangki (constant head soil core/tank method), (3) metode tinggi air jatuh/terjun (falling head method) dan metode aliran air dalam kondisi kesetimbangan (steady flow soil column method). Penentuan suatu metode pengukuran ditentukan oleh ketersediaan alat, sifat alami tanah, ketersediaan contoh tanah dan kemampuan serta pengetahuan dari pelaku percobaan dalam memahami metode percobaan. Permeabilitas merupakan salah satu sifat tanah yang berpengaruh terhadap kepekaan tanah pada erosi. Beberapa model prediksi erosi seperti USLE oleh Wischmeier dan Smith, WEPP oleh Flanagan dan Frankenberger serta GUEST oleh Rose dkk, menggunakan permeabilitas sebagai salah satu parameter yang diperhitungkan dalam menduga besarnya erosi. Pada bidang pembangunan, permeabilitas diperhitungkan dalam menentukan konstruksi sebuah bangunan baik bangunan air maupun bangunan lainnya, Pada bidang pertanian dan jalan,
1 FTIP001642/015
2
permeabilitas sangat berpengaruh pada sistem drainase yang diterapkan. Data permeabilitas tanah juga merupakan data yang sangat diperlukan dalam penilaian kesesuaian lahan (Sys, 1985). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya permeabilitas pada sebuah penampang dari sebuah jenis tanah, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal diantaranya struktur, tekstur, bobot isi, total porositas dan kandungan bahan organik pada tanah. Sedangkan faktor eksternal adalah berat jenis dan kekentalan fluida yang melalui massa tanah. Salah satu jenis tanah berdasarkan klasifikasi dan penamaan dari PPT Bogor adalah jenis tanah aluvial yang merupakan tanah dengan kandungan unsur hara relatif rendah, sehingga diperlukan penambahan pupuk untuk menstimulus hasil produksi tanaman. Menurut peta sebaran jenis tanah BPDAS dan Peta Administrasi Jabar terbitan BPDAS tahun 2003, wilayah Kecamatan Ujungberung
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
digolongkan pada jenis tanah aluvial yang memiliki karakteristik struktur remah dengan konsistensi gembur, tekstur liat, kandungan bahan organik umum 5 persen, laju infiltrasi dan perkolasi rendah serta kandungan unsur hara relatif rendah. Dengan kandungan unsur hara yang relatif rendah, pada area pertanian di Kelurahan Pasirjati Kecamatan Ujungberung, petani sudah umum menggunakan pupuk sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan hasil panen. Jenis pupuk yang digunakan pun beragam, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Berdasarkan jenisnya pupuk dibagi menjadi dua yaitu pupuk organik dan anorganik (buatan). Penggunaan pupuk atau bahan organik pada tanah, dapat memiliki fungsi kimia yang penting karena dapat menjadi penyedia unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang relatif sedikit. Selain itu, dapat mencegah kahat unsur mikro pada tanah marginal, meningkatkan kapasitas tukar kation, dan membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang dapat meracuni tanah. Dari segi perbaikan pada sifat biologis, penggunaan pupuk organik khususnya pupuk hayati dengan proses inokulasi, dapat meningkatkan jumlah mikroba dalam tanah sehingga mempercepat proses mikrobial tententu untuk menambah ketersediaan hara dalam bentuk yang dapat diasimilasi tanaman (Rao, 1982). EM4 adalah kultur campuran dari mikroorganisme bermanfaat dan hidup secara alami serta digunakan sebagai inokulan sehingga menambah
FTIP001642/016
3
keragaman mikroorganisme tanah. Hal ini dapat meningkatkan kualitas tanah, kesehatan tanah, serta kualitas dan kesehatan tumbuhan (Higa, 1980). Selain peranan di atas, pupuk organik juga berpengaruh baik terhadap sifat fisik tanah, dimana selain menaikkan unsur hara, pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah, seperti struktur, permeabilitas dan kapasitas menahan air (Hardjowigeno, 1995). Arsyad dan Coen (1992) menyatakan bahwa bahan organik merupakan faktor kritis dari kualitas dan produktivitas tanah sebab bahan organik tersebut berperan dalam proses siklus unsur hara dan sifat fisik tanah. Sifat fisik dan kimia tanah sebagian besar dipengaruhi oleh liat dan humus. Mereka berfungsi sebagai pusat kegiatan tanah dimana terjadi reaksi kimia dan pertukaran ion-ion tertentu dan menahannya pada permukaan liat dan humus sehingga ion-ion tersebut tidak hilang tercuci. Ion-ion tersebut lambat laun
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
dilepaskan kembali dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Karena muatan permukaannya, humus merupakan jembatan pengikat antara butiran-butiran besar. Dengan demikian menjamin adanya struktur granuler yang mantap (Soepardi, 1983). Dengan adanya struktur granuler yang lebih mantap, ruang pori dalam tanah dapat meningkat dan berpengaruh terhadap jumlah air yang dapat diloloskan oleh suatu massa tanah (Liu, C dan Evvet, J.B., 1984). Meninjau dari aspek pengelolaan dan tata guna lahan, pengujian terhadap nilai koefisien permeabilitas tanah jenis aluvial dinilai cukup penting. Dengan kondisi sifat fisik dan kimia yang kurang baik sehingga diperlukan suatu metode untuk meningkatkan kandungan unsur hara sekaligus memperbaiki sifat fisik tanah salah satunya terhadap bobot isi, porositas yang pada akhirnya berpengaruh terhadap permeabilitas, yaitu melalui pemupukan dengan pupuk organik dalam hal ini pupuk organik cair dan pupuk hayati. Tersedianya beberapa alat uji yang telah umum digunakan dalam menetapkan permeabilitas tanah dengan prinsip kerja dan akurasi yang berbeda pada setiap alat maka diperlukan penelitian berupa studi komparasi mengenai kesesuaian alat ukur permeabilitas dengan alat uji tinggi air tetap (constant head method), alat uji tinggi air jatuh/terjun (falling head method) dan metode tinggi air tetap dalam tangki (constant head soil core/tank method) dengan alat unit
FTIP001642/017
4
permeameter, pada suatu petak lahan percobaan dengan perlakuan penambahan bahan organik berupa pupuk organik dan pupuk hayati pada jenis tanah aluvial.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, identifikasi masalah pada
penelitian ini adalah : 1. Belum adanya penelitian mengenai kesesuian alat ukur constant head, falling head dan unit permeameter dalam menetapkan koefisien permeabilitas untuk jenis tanah aluvial dengan penambahan pupuk organik cair dan pupuk hayati. 2. Belum diketahuinya sejauh mana pengaruh penambahan pupuk organik cair dan pupuk hayati terhadap perubahan laju permeabilitas tanah jenis aluvial.
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
1.3
Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah : 1. Adakah perbedaan hasil pengukuran dari ketiga alat uji yang dibandingkan dalam menetapkan nilai koefisien permeabilitas (k) untuk tanah aluvial? 2. Apakah pengaruh penambahan pupuk organik dan pupuk hayati terhadap sifat fisik terutama permeabilitas tanah aluvial?
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari usulan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Nilai permeabilitas yang dihasilkan dari alat uji permeabilitas yang berbeda pada jenis contoh tanah yang sama dan mencari alat uji yang dianggap paling sesuai dalam menentukan koefisien permeabilitas tanah aluvial, dalam hal ini studi kasus pada petak percobaan di Kelurahan Pasirjati Kecamatan Ujungberung Kota Bandung. 2. Mengetahui pengaruh penambahan pupuk organik dan pupuk hayati terhadap perubahan permeabilitas tanah aluvial.
FTIP001642/018
5
1.5
Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi untuk
perkembangan ilmu pertanian khususnya mengenai pengaruh penambahan pupuk organik dan pupuk hayati terhadap permeabilitas tanah serta mengetahui alat uji permeabilitas yang sesuai pada penghitungan nilai koefisien permeabilitas (k) tanah aluvial untuk berbagai keperluan antara lain dalam menentukan sistem drainase, kemampuan dan kesesuaian lahan serta pendugaan besarnya erosi.
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
FTIP001642/019