GR
AT IS
REKONSTRUKSI ACEH N0. 10 ■ 10 DESEMBER 2005 ■ DUA MINGGUAN ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○
○
○
○
○
○
❞
○
Senja baru saja turun di Lampulo begitu puluhan aktivis NGO asal Amerika Serikat merapat. Mereka baru saja kembali dari Pulo Aceh. Sebuah daerah yang bisa dibilang “jauh” bagi lembaga-lembaga donor dalam proses rekonstruksi dan rehabilitasi. rehabilitasi. Baca halaman 4 & 5
○ ○
○
○
○
SAIFUL AZMI
○
○
○
Seudeh that udep ureueng di Pulo Nyoe ta mee moto karam lam laot Leubeh lom seudeh masa rekon nyoe Payah rot jalo semen ta angkot
○
○
○
Leupah lom sosah awak di Pulo Sampoe uroe nyoe rumoh goh lom na Katroh sithon lam ruyang rueyo Tulong hai adoe bek ta top mata
○
○
○
Diteungoh laot meu jareng kadra Puwoe keu Cut Da keudeh u barak Cukop that seudeh mantong di tenda Lagee nyan naseb sabe lam supak
○
○
○
PANTON
http://e-aceh-nias.org/ceureumen/
■ HOTLI SIMANJUNTAK
○ ○
○
❞ Jelang Setahun Tsunami
○
○
○
○
○
Menunggu Aksi satuan Anti Korupsi BRR
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
2
“Jangan Tanya Saya…”
○
○
○
○
○
○
○
3
○
○
Nani Afrida
○ ○ ○ ○
○
○
○
○
Jangan Terkesan Hura-Hura
○
○
○
○
○
Aceh Besar
[email protected]
○ ○ ○ ○ ○
Pengungsi Menunggu Janji
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
7
ANGAN tanya saya,” kalimat itu sering terdengar dari pengungsi korban tsunami yang tinggal di barak atau tenda. “Kami sering ditanyai data ini itu, tetapi perubahan tidak ada.” Di tenda pengungsian Mon Ikeun Kecamatan Lhoknga Aceh Besar, masyarakatnya mengaku mulai pasrah. Setahun tsunami ternyata belum berhasil memindahkan 300-an keluarga mukim itu dari tenda. Jangankan rumah, barak saja masih belum jelas. Lelah dengan janji “Kami capek dengan janji ini itu, lebih baik tidak usah berjanji dan tanya ini itu,” ujar Rahma (36) salah seorang personil kamp di Mon Ikeun.
“J
Rahma tinggal bersama suami dan 4 anaknya. Tenda sederhana yang mulai kusam itu juga menampung beberapa anak korban tsunami lainnya. Mereka tidur berdesak-desakan seperti sarden bila malam hari. “Habis mau apa lagi, sekarang kami lebih baik diam saja dari pada banyak berharap,” ujar Rahma serius. Tidak kongkret Di pengungsian Lhamlhom Kecamatan Lhoknga Aceh Besar, Kalimat jangan tanya saya juga terdengar. Kali ini dari Nurleili (23), korban tsunami yang terpaksa cacat karena kakinya diamputasi. “Daripada bertanya ini itu, lebih baik saya diberikan modal usaha,” kata Nurleili. Nurleili tinggal di barak dan tidak pernah mendapatkan perhatian serius
dari pemerintah atau NGO untuk mandiri. Sesekali yang datang hanyalah pihak NGO Handicap International, itupun untuk menganti perban di kakinya yang diamputasi. Mulai bosan Banyak masyarakat yang mengaku sudah mulai frustrasi dengan kondisi mereka. Terutama masyarakat yang tinggal di barak dan tenda yang mulai lapuk. Mereka juga sudah bosan difoto dan ditanya pertanyaan yang sama.Apalagi setahun tsunami ternyata tidak membuat kondisi lebih baik. “Kami inginnya NGO atau pemerintah yang membantu kami langsung kongkret, jangan cuma janji,” kata Nurleili lagi. Tak heran, bila ditanya oleh orang, Nurleili dan Rahma lebih suka diam atau menjawab “jangan tanya saya,”■
ANTIKORUPSI
CEUREUMeN
■ ■ ■ TANYA JAWAB Ceureumèn Gratis atau Tidak? Saya selalu membeli Serambi Indonesia, tetapi kadang-kadang saya tidak mendapatkan Tabloid Ceureumèn. Apakah memang Tabloid Ceureumèn kadang-kadang gratis, tapi di lain waktu dijual?
T:
Nurlela Meulaboh Setiap Anda membeli satu eksemplar Harian Serambi Indonesia pada hari Sabtu minggu kedua dan keempat, Anda akan mendapatkan gratis tabloid Ceureumèn. Tabloid ini merupakan supleman Serambi Indonesia.
J:
Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ketahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilitasi. Redaksi akan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001 atau email
[email protected] dengan mencantumkan “Rubrik Tanya Jawab”
■ HOTLI SIMANJUNTAK
2
Menunggu Aksi Satuan Antikorupsi BRR
Pengumuman Pemenang Lomba Gambar Perdamaian Desain Sampul Kaset Terbaru Rafly Tim Sosialisasi Aceh Damai dari Pemerintah Republik Indonesia dan GAM telah mengadakan lomba gambar perdamaian untuk desain sampul kaset terbaru Rafly, dengan judul “Ubat Ate Allah Allah, Ubat Sosah Rame Syedara”, yang diikuti oleh para pelajar yang berdomisili di Aceh. Dewan juri lomba ini yaitu dari pihak Rafly, dkk. Hadiah pertama, Rp. 1.000.000; dan bertemu dengan Rafly Alvie Ahmad Khemal Alamat: Jl. Kaswari No.19, Kp.Kramat Banda Aceh 23123 5 Hadiah hiburan masing-masing Rp. 500.000; 1. Arie Wisudawan (Alamat: Bireuen, Mns.Blang, Jl.MedanB.Aceh, Dusun Blang Raya No.87) 2. Elva Mumtaziya (Alamat: Jl.Elang, No.9B, Desa Lampaloh, Kec.Lueng Bata, Banda Aceh, 23248_ 3. Fachri Kamal (Alamat: Keude Aceh, Lr.Keupula, N0.8, Lhokseumawe) 4. Vebri Rosta (Alamat: Ds.Leuhob, Kec.Padang Tiji, Kab. Pidie, NAD 5. M. Khali (Alamat: Barak Pengungsian Murui-Blok 2, Barak I, No.9, Lamno, Aceh Jaya) Kepada para pemenang dapat menghubungi Deya, pada: Multi-Donor Office Jl. T.Iskandar no.46, Ulee Kareng - Banda Aceh, 23118. NAD Telepon: 0651-27997 atau 0651-638717 Tim Sosialisasi Aceh Damai juga mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada para siswa yang telah mengirimkan gambar-gambar ke pihak panitia.
Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
ARMIATI geleng-geleng kepala. Perempuan ini mengaku kecewa, karena merasa Satuan Antikorupsi Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (SAK BRR) belum juga menindaklanjuti laporannya menyangkut ketidakadilan dan indikasi KKN dalam pembangunan perumahan di sebuah kawasan. “Katanya mereka segera menindaklanjuti, ternyata sudah tiga pekan tidak ada apa-apa di lapangan. Lama-lama kita bisa hilang kepercayaan kalau demikian,” kata perempuan ini kepada Ceureumèn. Tetap ditindaklanjuti Di sisi lain, Kepala SAK BRR Kevin Evans coba meyakinkan, bahwa pihaknya akan menindaklanjuti setiap laporan, meski untuk laporan Darmiati tak bisa dipastikannya sudah ditindaklanjuti atau belum.
D
❞
SAK BRR memang belum mempunyai mekanisme untuk mengurangi sekecil mungkin korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam penunjukan langsung proyek rumah.
“Untuk menjamin kepercayaan itu tidak hilang, kita harus jujur. Harus serius. Setiap pengaduan harus ditindaklanjuti,” katanya. Dikatakan Evans, mulai periode 13 September sampai 30 November, pihaknya sudah menerima 200 perkara. Tetapi,tidak semuanya korupsi. Belum ada mekanisme Jumlah 200 perkara itu bukan jumlah yang kecil. Itu pertanda masih banyak kurangnya pengetahuan anggota BRR tentang Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme. Dan ternyata SAK BRR hingga saat ini memang belum mempunyai mekanisme untuk mengurangi sekecil mungkin korupsi, kolusi, dan nepotisme. Misalnya saja dalam penunjukan langsung pembangunan proyek perumahan. “Sedang dibahas mekanisme itu,” kata Evans. Harus diawasi Lalu, siapa pula yang akan mengawasi SAK BRR,mengingat lembaga ini pun tidak tertutup kemungkinan melakukan KKN? “Masyarakat. Itulah yang paling mendasar untuk semua. Salah satu tugas penting adalah harus meraih kepercayaan dari masyarakat. Dan itu bisa dinilai apakah mereka mau melapor atau cuek. Itu bagi saya suatu yang bisa diharap,” katanya. Ditambahkannya,jika orang yang mengadu persoalannya berhubungan dengan etika, maka pihaknya bisa langsung memberi solusi. Akan tetapi, jika mengadu sebuah kasus yang berindikasi korupsi, maka pihaknya harus menginvestigasikannya terlebih dulu. “Silakan dicek lagi, apakah laporan itu sudah ditindaklanjuti,” kata Evans. ■
■ REDAKSI CEUREUMeN ■ Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur: Nani Afrida ■ Wartawan: Mounaward Ismail, Muhammad Azami ■ Koordinator Artistik: Mahdi Abdullah ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email:
[email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia. CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas Pendukung Desentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkan keselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasi di Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitas negara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.
FOKUS
CEUREUMeN
3
Jelang Peringatan Satu Tahun Tsunami
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
■ HOTLI SIMANJUNTAK
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○
NGO dan Setahun Tsunami Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
Pembangunan rumah korban tsunami di Meuraxa, masyarakat berpendapat lebih baik melakukan acara sederhana untuk setahun tsunami.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
D
○
ESA unik, mungkin nama yang paling pas diberikan untuk Desa Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh. Tak hanya monument perahu untuk mengenang tsunami saja yang kini menjadi ciri khas desa penghasil kue khas aceh ini. Tetapi juga cara pembangunan desa pascatsunami. Warga sepakat meratakan seluruh tanah sebelum membangun kembali rumah dengan sistemkomplek. Rumah berbaris teratur dengan jalan yang lebar. Kekompakan warga memang luar biasa dengan rencana menggelar acara doa bersama semalam suntuk untuk m,emperingati tsunami. Tujuannya untuk mengkilas balik kejadian tsunami yang telah menghancurkan desa mereka. Acara akan dimulai pada malam tanggal 25 Desember hingga puncaknya 26 desember, pagi hari. Doa bersama tersebut rencananya akan diisi dengan pembacaan ayat Al-Quran, Dzikir, Shalawat, Dalae, puisi dan kenduri. Bila tak ada halangan, masyarakat desa akan mengundang para pajabat di Banda Aceh untuk hadir dalam acara tersebut. ”Kami sedang mencari donatur yang mau membantu dana,” sebut Zaidi, Keuchik Desa Lambung. Jangan hura-hura Namun tak demikian dengan Hasra (23), warga Desa Lampaya, Kecamatan Lhok Nga, Aceh Besar. Menurut Hasra tanpa harus berlebihan, masyarakat dapat memanjatkan doa dan bersyukur. Seperti yang selama ini dilakukan oleh ratusan warga Lampaya. Masyarakat berkumpul di dalam meunasah setiap malam minggu untuk melakukan doa dan dzikir bersama. Dan itu telah berlangsung dari awal-awal kejadian tsunami. Dari alasan itulah yang membuat lelaki jangkung ini keberatan bila musibah tsunami diperingati secara berlebihan. Apalagi saat ini masih banyak para korban tsunami yang masih tinggal di dalam tenda dan memerlukan perhatian. Namun bila tetap ada yang ingin memperingatinya, Hasra berpesan untuk selalu menjaga supaya acara berdoa nantinya tidak terkesan hura-hura. “Bila mau buat doa bersama, kita harus menjaga agar acara tersebut tetap ada nuansa bersyukur dan jauh dari hura-hura,” ucap Hasra. Untuk membangun rumah Hal senada juga diucapkan oleh Narizal Effendi(21), pengungsi asal Kampung Jawa, yang tinggal dipengungsian Lampineung. Pemuda lajang ini lebih senang jika dana untuk memperingati satu tahun tsunami nanti dialihkan untuk membangun rumah atau memperbaiki fasilitas untuk para pengungsi. “Bila memang untuk berdoa tidak masalah, namun bila berlebihan saya jelas keberatan, itu kan mubazir,” ungkap Nasrizal.■
○
○
Banda Aceh
[email protected]
○
Asri Zaidir
○
Jangan Terkesan Hura-Hura
1. Muslim Aid Pihak Islamic Relief tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus seperti pada hari-hari lainnya. Menurut NGO yang berbasis di Inggris ini, semua untuk menghormati rakyat Aceh dalam rangka memperingati setahuntsunami. “Kita sangat menghargai orangorang yang kena musibah. Kita tidak membuat event-event yang membuat mereka drop kembali mentalnya,”
kata Arif Khan, Information Manager Islamic Relief. Dia juga mempersilakan BRR untuk mengkoordinir acara ini. “Paling-paling kita nanti berencana untuk menghibur anak-anak yatim di pengungsian. Akan melibatkan 500-an anak yatim untuk bermain layang-layang,” katanya, seraya menambahkan bahwa layang-layang adalah mainan tradisional masyarakat Aceh . Sedangkan menjelang 26 Desember, katanya, pihaknya juga akan menyerahkan sejumlah proyek yang selesai dibangun, seperti Puskesmas, gedung sekolah, rumah, maupun klinik kesehatan, yang tersebar di sejumlah lokasi.
2. Islamic Relief Sedangkan Direktur Muslem Aid Fadlul-lah Wilmut mengatakan, pihaknya juga mengurangi kegiatan-kegiatan pada hari H, 26 Desember. Kalaupun ada, katanya, yang sifatnya perenungan atau doa bersama masyarakat Aceh. “Kita bersepakat memberikan kebebasan kepada rakyat Aceh pada hari itu. Kita hanya mendukung apa yang akan dilakukan rakyat Aceh ,” kata Wilmut. Ia juga berharap, tidak ada arahan, apalagi tekanan, untuk melakukan kegiatan tertentu menyambut peringatan tersebut. Rakyat Aceh dibiarkan dengan caranya sendiri melakukan peringatan pada hari bersejarah itu.■
CERITA SAMPUL
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○
○
Suasana rumah bantuan Aceh Relief dari atas bukit di Pulo Aceh, rekontruksi dipulau sulit karena masalah transportasi.
○
Mengapa Merekonstruks
○ ○ ○ ○
Pulo Aceh–Pulo Banyak
[email protected]
ENJA baru saja turun di Lampulo begitu puluhan aktivis NGO asal Amerika Serikat merapat. Mereka baru saja kembali dari Pulo Aceh. Sebuah daerah yang bisa dibilang “jauh” bagi warga daratan atau juha lembaga-lembaga donor dalam proses rekonstruksi dan rehabilitasi. Lampulo memang menjadi alternatif buat transit. Lokasinya amat strategis, terutama untuk mengangkut materil buat “diekspor” ke Pulo Aceh. Tak banyak jalan ke sana, hanya laut satu-satunya. Karena itu perahu pun menjadi andalan. Karena itukah rekonstruksi menjadi sulit? Tidak sulit Pawang Rasyid mengatakan tak begitu sulit mengangkut bahan baku untuk proses rekonstruksi di sana. “Ada tiga perahu besar yang selalu siap ke Pulo Aceh,” tukasnya. Dia mengakui, selama ini sudah banyak NGO asing yang mengaku ingin membantu warga Pulo Aceh. “Nampaknya mereka ka bre,” kata dia. Bre yang dimaksud Rasyid tak lain mulai lamban. Lantas kiban nasib rekon dan rehab di Aceh “kepulauan”. Dalam konteks ini Pulo Aceh tentu tidak sendiri, ada Pulo Banyak atau bahkan Pulau Simeulue (Baca: Rubrik Kampungku). Kabarnya, masalah itu bisa teratasi bila tersedia kapal berukuran besar dengan dermaga atau pelabuhan pendaratan yang memadai. Namun kondisi di sejumlah pulau sangat memprihatikankan tidak lain karena sarana yang dimaksud tak tersedia. Bangun depo bahan bangunan Deputi bidang Komunikasi dan Hubungan Kelembagaan BRR Aceh dan Nias, Sudirman Said mengakui banyak NGO asing yang enggan melirik pembangunan di wilayah kepulauan. Solusinya, BRR akan membangun depo bahan bangunan di beberapa titik seperti Meulaboh dan Banda Aceh. Ini untuk menekan terjadinya spekulasi pasar terhadap harga bahan bangunan di wilayah yang sulit di jangkau itu. ■
S
Faktor Sulitnya Rekonstruksi di Kepulauan ● ● ● ●
●
●
●
Sulitnya transportasi Kondisi pelabuhan kurang memadai Harga bangunan mahal Kurangnya minat NGO untuk melakukan pembangunan di kepulauan Khusus untuk wilayah Pulau Aceh, material bahan bangunan seperti pasir dan kerikil memang tidak tersedia di sana. Bahan harus dibawa dari luar pulau. Minimnya alat berat yang tersedia. Padahal keberadaan alat berat diharapkan bisa mempercepat proses membangunan Warga banyak yang masih mengungsi di luar pulau. ■ Sumber : BRR dan NGO
■ AYIEN
○
○
Mounaward Ismail – Rasyidin Jack
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecil berupa ide, saran, dan kritik tentang rekonstruksi bisa melalui surat ke Tabloid CEUREUMéN PO Box 061 Banda Aceh 23001 email:
[email protected]
○
○
○
○
○
○
○
○
Rasyidin, SH Kuala Batee, Aceh Barat Daya
○
○
PERJALANAN proses damai yang sudah bersemi sejak tiga bulan terakhir mulai menunjukkan arah yang lebih baik. Proses decommissioning (pemusnahan senjata) juga sudah berlangsung, kini hampir memasuki tahap akhir. Jika itu usai, proses damai dan konflik yang mahapanjang itu sudah selesai untuk sesi pertama. Proses kedua yang tidak kalah rumitnya adalah proses penjabaran MoU Helsinki melalui undang-undang. Kita tahu draf Rancangan Undang-undang Pemerintahan Aceh (RUU-PA) sudah selesai digodok berbagai komponen di Aceh. Kabarnya, awal Desember lalu RUU yang dimaksud sudah diterima Presiden dan Ketua DPRRI. Di sini saya melihat, proses kedua itulah yang lebih krusial jika dibandingkan dengan decommisioning. Alasannya singkat saja, kalau efek dari gagalnya pemusnahan senjata tahap per tahap bisa disisipi pada tahap selanjutnya. Pada sisi lain kita melihat, UU-PA yang bakal lahir nanti menjadi cerminan implementasi dari MoU. Karena itu kita harapkan dia tidak melenceng dari kesepakatan yang sudah ada. Tapi jika RUU-PA ini gagal menjembatani aspirasi rakyat Aceh sebagaimana termaktub dalam MoU, efeknya lebih dahsyat lagi. Bisa jadi mencuat kembali konflik baru yang berakibat Aceh tidak pernah damai. Tentu ini tidak kita ingini. Sebab UU itu bukan berlaku selama setahun dua tahun, tapi selama Aceh masih dalam bingkai NKRI. Sebagai rakyat kecil yang nantinya juga akan merasakan efek dari pemberlakuan undang-undang yang dimaksud, kami mengharapkan kepada legislatif Aceh untuk betulbetul memikirkan nasib Aceh dalam jangka panjang demi kemajuan Aceh dari berbagai sisi.
○
○
○
UU-PA Amat Penting buat Aceh
○
○
○
○
○
Nasruddin Jl Khairil Anwar No.13 Banda Aceh
■ HOTLI SIMANJUNTAK
TANPA perlu bermukaddimah panjang lebar, kami sebagai Rakyat Aceh yang sedang “kemalangan” setelah musibah tsunami menyambut baik kedatangan banyak teman-teman dari berbagai belahan dunia. Luar biasa perhatian kalian untuk kami. Tapi kami juga tahu ada sebagian bantuan yang selama ini disalurkan semuanya titipan warga dunia. Karena itu besar harapan kami kepada para pekerja kemanusiaan di Aceh hendaknya menjaga amanah itu dan menyampaikan kepada yang berhak menerimanya. Singkat kata, jangan sampai bantuan Rakyat Amerika Serikat, Turki, Jerman, Spanyol, Belanda dan lainnya banyak Anda gunakan untuk ber-happy ria. Atau banyak anda habiskan untuk berwisata dengan menumpuknya biaya operasional. Satu lagi harapan besar ini kami harapkan kepada Anda untuk tetap mengharga budaya lokal yang sudah ada turun menurun. Jangan Anda geser kultur ini dengan budaya lain. Hargailah kearifan lokal. Hanya dengan itu Anda dan kami semua akan bisa tersenyum kembali seperti sediakala. Terima kasih.
○
○
○
Hargai Kearifan Lokal
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
CEUREUMeN
6
CEUREUMeN
CEK BANUN Di beberapa tempat di Banda Aceh, Avian Flu atau flu burung mulai mewabah. Namun syukurlah belum menular ke manusia. Karena akibat dari flu ini cukup berbahaya, yaitu bisa memakan korban jiwa. ■
Gejala flu burung pada manusia : deman, batuk, nyeri tenggorokan, infeksi mata dan nyeri otot, radang saluran pernafasan atas, suhu badan diatas 38 derajat celcius
■
Gejala flu burung pada unggas : jengger berwarna biru. borok di kaki, kematian mendadak ●
Daerah yang sudah resmi terjangkit flu burung : kecamatan Setui dan Lhueng Bata
■ MAHDI ABDULLAH
●
Makanlah telur dan daging ayam yang benar-benar sudah dimasak dengan suhu 85 derajat celcius
INFO Nomor Kontak Ketua/Wakil Tim Ajudikasi Provinsi Aceh Kotamadya Banda Aceh
SAYURAN memang penting bagi kesehatan, selain memenuhi kebutuhan serat dalam tubuh, sayuran juga mengandung vitamin. Untuk edisi ini, Ibu Santi menggunakan wortel dan buncis sebagai bahan baku. Caranya mudah dan nikmat hasilnya.
AJUDIKASI adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pen-daftaran tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik atau data yuridis mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya.
Bumbu: 1 buah tomat ● 2 siung bawang merah ●
● ● ●
2 siung bawang putih 1 sendok the ketumbar 3 biji kemiri
Cara membuat: 1. Rajang wortel, buncis, arcis, cabai merah dan cabai hijau 2. Haluskan semua bumbu kemudian tumis dengan minyak panas hingga matang 3. Masukkan sayuran tadi dengan santan 4. Masukkan telur dan aduk rata 5. Tambahkan garam 6. Tunggu hingga sayur empuk ■
■ REPRO
Sayur Ranca-Ranca Bahan : ● 2 buah Wortel ● ¼ kg Buncis ● 1 ons Arcis ● 1 buah Telur Ayam ● 2 sendok makan minyak ● 1 buah kelapa diambil santan kentalnya ● Garam ● 5 buah cabai merah ● 5 buah cabai hijau
Bagi Anda yang memiliki resep unik yang bisa dimasak dengan mudah dan enak, bisa mengirim surat ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email:
[email protected]. Cantumkan alamat lengkap. Ceureumen akan mengunjungi Anda dan melihat Anda memasak. Disediakan bingkisan kecil untuk Anda.
● Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh (Keuramat, Lam Dingin (Gano), Lambaro Skep, Peunayong)
Kontak person : 1. Drs Achmadi (Ketua) 0812-260-6057 2. Jarot Subiakto (Wakil) 0852-60259364
● Kecamatan Meuraxa I Banda Aceh (Alue Deah Teungoh, Assoi Nanggroe, Deah Baro, Deah Gelumpang, Gampong Pie, Lampaseh Aceh, Punge Jurong, Surien, Ulee Lhue)
Kontak person 1. Parjo Wiyono (Ketua) 0815-580-3437 2. T Fachri (Wakil) 0813-684-19480
TEKA TEKI SILANG CEUREUMeN NO. 10 1
2
3
6
5
7
11
13
4
9
8
12
10
Mendatar: 1. Pengungkapan atau proses menyatakan perasaan 5. Tanda-tanda yang menarik perhatian, petunjuk 7. Penilaian 11. Khas, khusus 13. Kenaikan, pertambahan jumlah Menurun: 1. Orang-orang pilihan dalam suatu kelompok 2. Sudah ada 3. Melafalkan huruf demi huruf 4. Volume 6. Save Our Souls
8. Jambangan 9. Gelanggang 10. Tuhanku 11. Gagasan 12. Tidak
Pemenang TTS Ceureumen No. 9
Jawaban TTS Ceureumen No. 09
2. Azmi Meureudu, Pidie
Mendatar: 1. Imigrasi, 5. Ora, 6. Ahli, 7. Hak, 9. Isit, 11.PTN, 13. Era, 14. Edan, 15. Sia, 16. Intisari Menurun: 1. Ironi, 2. Ilahi, 3. Riak, 4. Sulit, 8. Atensi, 10. Sudan, 11. Pasca, 12. Nyali
1. Khairullah Lamteumen Timur Banda Aceh
3. Rahmat Muliady Seulimum, Banda Aceh 4. Eka Murtila Muaratiga, Sigli 5. M Alwy Desa Suka Jaya, Sigli
KAMPUNGKU SIMEULEU
CEUREUMeN
7
Pengungsi Pulau Cengkeh Menunggu Janji Amat PC Sinabang- Simeulue
[email protected]
EGINILAH nasib kami, Pak. Kalau sudah siang, sedikit terik, pasti kami enggak tahan karena panas. Giliran hujan, mau tak mau harus siap dengan rasa dingin,” ujar Duhari (68) panjang lebar, seraya menyilakan Ceureumèn singgah di tendanya yang terdapat di pengungsian Dusun Sibao, Simeuleu. Kondisi itu bukan hanya dirasakan oleh Duhari, tetapi oleh semua pengungsi di kaki lereng gunung tertinggi di Simeuleu ini. Mereka justru tertekan karena cuaca. Padahal, trauma dan takut di wajah para pengungsi tidak terlihat lagi. Istri Duhari, Tihayani langsung bertanya, “bagaimanakah kira-kira rencana pembangunan rumah kita yang pernah dijanjikan oleh Pemerintah dan orang bule? Jadinya kapan?” Baru rumah contoh Pembangunan rumah di Pulau Cengkih Simeulue memang belum terlihat. Tak heran Tihayani dan Duhari bertanya-tanya setengah berharap. Mereka sudah sangat lelah dengan kehidupan di tenda. Kendati sudah satu tahun tsunami, memang warga Pulau Simeulue memang masih bertahan di tenda pengungsian. Tak jauh beda dengan pengungsi di Banda Aceh. “Bangunan rumah yang dibangun di Sinabang setelah tsunami masih sedikit, cuma bangunan percontohan,” kata Rahmad, seorang warga Sinabang. Celakanya lagi, rumah percontohan di Gunung Batu Sinabang itu ditempati bukan oleh pengungsi, melainkan oleh anggota NGO itu sendiri. Padahal khusus Simeuleu membutuhkan rumah sebanyak 7.251 unit. Kebanyakan rumah hancur terkena tsunami dasyat di pulau yang berukuran 198.021 hektar itu.
■ OYONG
“B
Tihayani korban se-Simeulue yang masih tinggal digubuk darurat, tengah memberikan secangkir air minum pada suaminya Duhari.
Korban sedikit Kendati jumlah bangunan yang hancur cukup banyak, namun korban jiwa di Pulau Simeulue yang terkenal dengan hasil cengkehnya itu lumayan kecil. Nenek moyang mereka sejak dulu telah mengingatkan, bahwa bila ada gempa pasti akan ada Smong. Sejak dulu sampai sekarang. “Smong” memang menakutkan sebab bagi warga Simeulue kata itu berarti tsunami. Simeulue dilanda gempa sebanyak dua kali, dan itu cukup membuat bangunan rusak. Diperkirakan oleh pemerintah Simeulue, sekitar 80 persen bangunan rusak dengan dua kali gempa itu.
SOSOK
Bu Mane Bukan Perempuan Biasa Asri Zaidir Laweueng - Pidie
[email protected]
I Barak Desa Laweung, nama Bu Mane (38) tak asing di telinga donatur. Wajar. Karena saban hari saat para pemberi bantuan berkunjung, ibu inilah yang menjadi pemandu mereka. Bu Mane bukan saja menjadi pemandu, dia juga tahu data pengungsi, mengurus masalah air, sanitasi, peralatan dapur, hingga jalan di barak yang becek. Perempuan sembilan anak itu memang bukan perempuan desa biasa, dia merupakan kordinator Barak Desa Laweueng. Bisa berbahasa Indonesia Dahulu Bu Mane hanya seorang ibu rumah tangga. Rutinitasnya hanya menjaga anak yang diselingi menganyam tikar. Persis layaknya wanita di desa. Sedang Zaini sang suami hanya seorang penjual ikan musiman. “Saya dipilih menjadi koordinator barak karena bisa berbahasa Indonesia dengan baik,” ujar Mane yang kehilangan 3 anaknya saat tsunami ini. Memang untuk wilayah pedalaman dengan tingkat ekonomi dan pendidikan yang rendah,
■ ASRI ZAIDIR
D
Bu Mane berpose di depan baraknya.
Itulah yang dibutuhkan warga untuk kembali dibangun. Menunggu janji Kini warga sedang menunggu rumah bantuan, sebagaimana Duhari dan Tihayani. Ada LSM yang berjanji akan membangun rumah di Desa Latiung, Kecamatan Teupah Selatan, Simeulue, sebanyak 70 unit. Tetapi, menurut Rahmat,sampai sekarang belum ada yang selesai. “Seharusnya NGO itu jangan terus berjanji, karena kami jadi terbuai dengan janji,” kata Rahmad sedih. Sama sedihnya dengan Duhari dan istrinya yang harus terus tabah dengan kondisi cuaca di tenda. Entah sampai kapan. ■
masyarakat biasanya hanya hampu berbahasa Indonesia secara pasif. Apalagi daerah Laweung dahulu termasuk salah satu daerah konflik. Memimpin demonstrasi Bu Mane bukan hanya menjadi kordinator di barak, tetapi dia juga empat beberapa kali mendatangi kantor-kantor pemerintah yang menangani masalah bantuan untuk pengungsi. “Banyak bantuan yang tidak sampai, makanya saya datangi kantor-kantor yang mengurus bantuan,” ucap Mane kesal. Pendopo Bupati Pidie pun pernah menjadi target sasaran rasa tak puasnya. Waktu itu Bu Mane menggelar aksi demonstrasi untuk menuntut beberapa kebijakan. Salah satunya adalah tempat tinggal yang layak bagi mereka warga desa laweung yang menjadi korban tsunami. “Waktu demo itu saya sempat diancam oleh Bu Camat yang dulu, tapi saya tidak perduli” kata Mane emosi. Rumah dari GTZ Kendati usaha demo di depan kantor bupati tidak berhasil, Bu Mane tidak lantas berputus asa. Dia tetap mencoba mencari donatur yang mau membangunkan ru-
mah untuk mereka. Usaha Bu Mane pun berbuah hasil. Sebuah LSM bernama GTZ yang berasal dari Jerman akhirnya mau membangunkan rumah sebanyak 43 unit di bekas tanah rumah mereka dulu. Syaratnya, para pengungsi harus menyerahkan data-data untuk pemenuhan administrasi. Disini, kembali peran Bu Mane sangat dibutuhkan. “Saya kutip uang Rp.500 dari setiap Kepala keluarga untuk ongkos dan biaya fotokopi,” terang Bu Mane. Berkat kerja keras Bu Mane kini para pengungsi Desa Laweung juga sudah dapat menikmati bantuan. Diatara-nya bantuan daru UNICEF yang berbentuk peralatan dapur, kelambu, sarung dan sprai. Cuma kordinator Kendati lebih banyak yang mengenal dirinya dibanding kepala barak, Zakaria Yahya, namun Bu Mane tetap tak mau melupakan peranan koleganya tersebut. Apalagi dalam kerja, mereka juga saling berhubungan. “Biar bagaimana juga, kepala tetap yang diatas,” ucap Mane ■
DAMAI
8
■ HOTLI SIMANJUNTAK
■ HOTLI SIMANJUNTAK
CEUREUMeN
Pasukan TNI
Pasukan TNA
Bila TNA Menjadi TNI standar nasional. Menurut wakil juru bicara GAM Munawarliza Zain, sejak GAM yang ditahan mendapat amnesti dan GAM turun gunung, maka hak politis mereka sebagai sipil pulih sepenuhnya. “Ada tidaknya inpres itu, mereka –GAM—bisa menjadi TNI atau Polri karena hak politis mereka sama dengan yang lain,” kata Munawarliza serius. Diputuskan majelis GAM Kendati demikian, GAM mengaku belum memutuskan akan menerima tawaran itu atau tidak. “Belum ada keputusan resmi dari organisasi tentang itu,” kata Munawarliza. Menurutnya, hingga saat ini belum ada satu anggota GAM-pun yang datang dan melapor ingin menjadi anggota TNI/Polri. “Kalau ada mungkin akan ada keputusan majelis GAM secara keseluruhan, boleh atau tidak, karena GAM kan sebuah organisasi,” ujar Munawarliza. Jadi sipil Untuk sementara, para anggota GAM yang merupakan kombatan masih menjadi sipil biasa. Namun mereka tetap berkewajiban sebagaimana yang diatur dalam organisasi.■
Maimun Saleh Banda Aceh
[email protected]
ARU-baru ini Presiden menginstruksikan agar mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) diberi kesempatan untuk menjadi tentara organik dan polisi di Aceh tanpa diskriminasi. Hal itu tertuang dalam Instruksi Presiden RI Nomor 15 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Nota Kesepahaman antara Pemerintah RI dan GAM, yang dikeluarkan di Jakarta pada 14 November 2005. Inpres No 15/2005 ditujukan kepada para menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN, Kepala Badan Pertanahan Nasional, Kepala Badan Pelaksana Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh, serta Gubernur Provinsi Aceh. Bisa menjadi TNI/Polri Selain itu, Presiden menginstruksikan kepada Kapolri untuk menyiapkan rencana dan kebijakan tentang pemberian kesempatan kepada setiap orang yang terlibat GAM untuk menjadi anggota Polri di Aceh. Namun, penerimaan mantan anggota GAM menjadi tentara dan polisi tersebut harus tetap mengacu kepada
B
INFO DAMAI
○
○
○
○
Jumlah Total Penyerahan Senjata Tahap I, II dan III
○ ○
pucuk senjata. diterima pucuk
○
286 222 62
○
: : :
Diserahkan Diterima Ditolak/ dipermasalahkan
: : :
763 632 131
pucuk pucuk pucuk
○
○
○
○
Yang diserahkan Diterima Didiskwalifikasi
○
○
○
Penyerahan Senjata Tahap III (Pantai Barat, Selatan dan Aceh Tengah)
Jumlah TNI/Polri yang ditarik : 10.394
personil
■ Sumber Aceh Monitoring Mission (AMM)
Mayjen Supiadin AS:
100 Persen Diberi Peluang Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
ANGDAM Iskandar Muda Mayjen TNI Supiadin AS menegaskan, pihaknya memberikan peluang 100 persen kepada mantan anggota GAM jika ingin mendaftar menjadi anggota TNI. “Besar sekali, seratus persen kita berikan peluang itu,” katanya kepada Ceureumèn, pekan lalu. Meskipun begitu, tambah Pangdam, tidak ada perlakuan khusus kepada mereka. Persyaratannya tetap persyaratan nasional seperti yang lazim berlaku sela-
P
ma ini. “Persyaratannya nasional. Tidak ada perlakuan khusus. Jadi, bekas GAM tingginya misalnya kurang, saya jadi repot dong,” katanya. Bukan cuma persoalan fisik, persyaratan administrasi pun seperti misalnya ijazah tetap tidak ada keringanan atau perlakuan istimewa. Artinya, ya seperti halnya syarat bagi masyarakat lainnya. “Kalau ijazahnya jelas tidak bisa. Kalau tamtama minimal ijazahnya SMP. SD tidak kita berlakukan lagi,” katanya. Segera melamar Dikatakannya, dirinya sama sekali tidak khawatir kalau mantan GAM diterima menjadi TNI. Karena semuan-
ya sudah melalui seleksi, baik jasmani maupun rohani. “Kita punya instrumen, seleksi jasmani, kesehatan, seleksi kejiwaan. Dia berhak menjadi tentara organik, tetapi melalui seleksi dengan persyaratan nasional,” paparnya. Dia berharap mantan GAM untuk segera melamar jika merasa memenuhi syarat seperti yang diminta. Tidak ada diskriminasi untuk mereka. “Jangan terlalu khawatir. Kalau mereka nanti memenuhi syarat akan saya terima. Asal jangan lagi muncul itu (ide separatis). Tapi, kan kita ada instrumen untuk menyeleksinya,” jelasnya. ■