BRR Gagal, Aceh Hilang dari Peta NKRI Evaluasi Publik Aceh dan Nias Setahun Pasca Tsunami Temuan Survei Nasional, Survei NADa dan Survei Nias Desember2005 Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta
Masalah dan fokus survei
Kejadian musibah Tsunami di Aceh dan Nias sudah hampir 1 tahun. Pemerintah, masyarakat Indonesia, masyarakat internasional, dan pemerintah negara-negara lain memberikan perhatian besar terhadap musibah tersebut. Upaya-upaya pemulihan Aceh dan Nias akibat Tsunami tersebut sedang dilakukan. Evaluasi atas kemajuan yang dicapai untuk pemulihan itu juga sudah banyak dilakukan. Tapi belum ada evaluasi sistematik yang dilakukan oleh warga Aceh, warga Nias, dan warga Indonesia sendiri atas upaya-upaya pemulihan tersebut. Bagaimanapun warga biasa itu yang merasakan langsung dari musibah dan upaya-upaya untuk pemulihannya. Karena itu apa yang mereka rasakan, persepsikan, dan alami harus didengar, dan harus menjadi ukuran dari progres yang dicapai untuk pemulihan dua wilayah Indonesia itu.
Untuk itu survei opini publik secara sistematik atas warga NAD dan Nias dilakukan. Untuk perbandingan survei nasional juga dilakukan. Sejauhmana evaluasi warga nasional berbeda dengan evaluasi warga yang terkena atau lebih dekat dengan musibah tsunami tersebut?
Apa implikasi dari evaluasi warga tersebut terutama terhadap rasa kebangsaan atau keindonesiaan warga Aceh dan Nias tersebut?
Populasi, sampel, dan metode
Populasi survei nasional adalah warga negara Indonesia yang berumur 17 tahun atau lebih, dari Aceh sampai Papua; survei provinsi Aceh adalah warga provinsi NAD yang berumur 17 tahun atau lebih; dan survei kepulauan Nias adalah warga kepuluan Nias yang berumur 17 tahun atau lebih.
Sampel: 830 pada 20-30 Juni dan 833 sampel pada 10-20 Desember 2005 di provinsi Aceh. Di Pulau Nias pada Desember 10-20 2005 sebanyak 430 sampel. Sedangkan sampel nasional pada bulan Juni dan Desember 2005 masing-masing 1396 dan 1119.
Metode: Sampel di tiap survei dipilih dengan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel proporsional di masingmasing provinsi sesuai dengan jumlah penduduk untuk survei nasional, dan di masing-masing kabupaten untuk survei di provinsi NAD dan Kepuluan Nias. Primary sampling unit (PSU) adalah desa/kelurahan atau yang setara dengannya. Di masing-masing desa/kelurahan terpilih secara random kemudian dipilih 10 responden secara random untuk diwawancarai dengan terlebih dahulu memilih secara random 5 RT atau yang setara, dan di masing-masing RT terpilih kemudian dipilih secara random 2 Keluarga, dan di masing-masing Keluarga terpilih dipilih secara random 1 orang laki-laki atau perempuan untuk diwawancarai.
Margin of error: Nasional pada bulan Juni +/- 2,7, Desember +/- 2,9; Aceh +/- 3,5, dan Nias +/-4,9. Masing-masing pada tingkat kepercayaan 95%.
Wawancara dilakukan dengan tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih. Seorang pewawancara bertugas mewawancarai 10 responden.
quality control dilakukan dengan melakukan spot check sebanyak 20% dari total responden yang dipilih secara random, dan tidak ditemukan kesalahan yang berarti.
Multistage Random Sampling Populasi desa/kelurahan tingkat provinsi Kab k
Kab 1
…
…
Desa/kelurahan di tingkat Kabubapten/kota dipilihsecara random dengan jumlah proporsional
Ds 1 … Ds m
Ds 1 … Ds n RT1
RT2
RT3
RT4
RT5
Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK
KK1 KK2
Laki-laki
RT/lingkungan dipilih secara random sebanyak 5 dari tiap-tiap desa terpilih
Perempuan
Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan
SURVEI NASIONAL
SURVEI NANGGROE ACEH DARUSALAM
SENSUS BPS
LSI (N=1119)
SENSUS BPS
LSI (N=830)
JAWA
41.6
42.7
ACEH
63.8
90.4
SUNDA
15.4
16
JAWA
15.9
MADURA
3.4
3.5
GAYO LOR
MINANG
2.7
2.8
BUGIS
3.9
3.3
LAINNYA
33
31.7
ISLAM
88.2
PROTESTAN
SURVEI PULAU NIAS SENSUS BPS
LSI (N=430)
NIAS
95.3
96.3
7.5
BATAK
0.3
1
6.8
6.8
JAWA
0.1
0.2
BATAK
2.3
0.7
MELAYU
0.1
0.2
LAINNYA
11.2
4.6
LAINNYA
4.2
2.3
85.2
ISLAM
97.3
99.5
ISLAM
4.4
5.4
5.9
8.1
PROTESTAN
1.9
0.2
PROTESTAN
81.2
81.3
3
4.3
KATOLIK
0.4
0.2
KATOLIK
14.1
13.1
HINDU
1.8
0.2
HINDU
-
-
HINDU
-
-
BUDHA
0.8
0.2
BUDHA
-
0.1
BUDHA
0.1
-
SD
60
55.1
SD
61.9
40.9
SD
83.8
57.2
SLTP
19
17.6
SLTP
17.6
24.3
SLTP
9.5
25.1
SLTA
18
19.3
SLTA
17.5
26.5
SLTA
5.9
13.3
KULIAH
4
7.9
KULIAH
2.9
4
KULIAH
0.8
4.4
19 ke bawah
5
4.5
19 ke bawah
16.4
6.5
20 – 29 Tahun
25
20.1
20 – 29 Tahun
26.6
26.3
30 – 39 Tahun
22
27.8
30 – 39 Tahun
21.5
29.9
40 – 49 Tahun
17
21.9
40 – 49 Tahun
16.5
19.8
50 Tahun +
20
25.8
50 Tahun +
19
17.6
KATOLIK
Temuan
“Cukup banyak” bantuan bagi pemulihan pasca tsunami dari …menurut opini publik Aceh dan dan Nias (%)
65 56 50
Aceh Nias
43
40
35 27 23 18
Pemerintah
16
Masyarakat Indonesia
Relawan dalam negeri
Pemerintah negara lain
Relawan luar negeri
Persepsi warga Aceh: Cukup banyak bantuan dari … untuk pemulihan Aceh akibat Tsunami, Juni dan Desember 2005 (%) 70
68 64
65
Kelompok relawan luar negeri
56
Pemerintah negara-negara lain
60 53
50
50
Kelompok relawan dalam negeri
46 43
40 34
35 32
30 27
Pemerintah pusat
Pemerintah NAD
20
Juni
Masyarakat Indonesia
Des
“Ada kemajuan” dalam membangun kembali … menurut warga Aceh dan Nias, Des 05 (%) 33 27
26
24
Aceh Nias
6
7
7 2
Jalan raya
Kantor-kantor
Perumahan
Sarana air bersih
“Ada kemajuan” dalam membangun kembali … menurut warga Aceh dan Nias, Des 05 (%)
6
Rumah ibadah
34
Sarana pendidikan
9
Rumah sakit
9
Sarana air bersih
34
2
33
Perumahan
7
Kantor-kantor
7
Jalan raya
34
6
26 27 24
Nias Aceh
“Ada kemajuan” dalam … bagi korban tsunami menurut warga Aceh dan Nias, Des 05 (%) 36
Aceh Nias
23 20
22 16 13
11
10
2
2 Penyediaan lapangan kerja
Penyediaan kebutuhan pokok
Pendaftaran ulang hak milik tanah
Penyediaan obat-obatan
Pernyediaan latihan keterampilan
“Banyak” Kemajuan yang dilakukan pemerintah pusat untuk pemulihan Aceh dan Nias akibat Tsunami menurut opini nasional, warga Aceh, dan warga Nias (%) 74
60
Nasional Aceh Nias
24
27 18
Juni
Des
Kinerja BRR menurut warga Aceh dan Nias (%) 38
Aceh Nias 18
20
18
10 7
Secara umum BRR telah bekerja dengan baik
BRR bekerja dengan cepat
Pengelolaan BRR transparan/terbuka kepada masyarakat
Variasi evaluasi atas kinerja pemulihan Aceh Pasca Tsunami (1 = Sangat banyak kemajuan, 4 = Tidak ada kemajuan sama sekali) 160 140 120 100 80 60 40 Std. Dev = .42
20
Mean = 2.81 N = 833.00
0
88 3.
63 3.
38 3.
13 3.
88 2.
63 2.
38 2.
13 2.
88 1.
63 1.
38 1.
13 1.
Evaluasi atas pemulihan Aceh pasca tsunami
Temuan
Setelah 6 bulan (Juni 2005) musibah tsunami, pada umumnya warga Aceh dan Nias memandang kurang mendapat bantuan dari pemerintah. Bagi warga Aceh sendiri, Perasaan ini tidak mengalami perubahan setelah tsunami berlalu hampir satu tahun (Desember 2005). Dalam kurun satu tahun itu, yang merasa mendapat cukup bantuan dari pemerintah pemerintah pusat hanya 35%.
Bantuan cukup banyak dirasakan oleh umumnya warga Aceh datang dari Relawan luar negeri, pemerintah negara-negara lain, dan dari relawan dalam negeri. Tapi dalam enam bulan terakhir, jumlah warga yang merasa demikian cenderung berkurang.
Secara lebih spesifik, warga Aceh dan Nias pada umumnya melihat dan merasa belum banyak kemajuan dalam perbaikan infrastruktur yang rusak akibat tsunami (jalan-jalan, gedung-gedung pemerintah, sarana ibadah, sekolah, rumah sakit) dan juga dalam pemulihan kehidupan sosial-ekonomi warga yang menjadi korban tsunami.
Warga Aceh dan Nias pada umumnya juga merasa belum banyak kemajuan yang dilakukan pemerintah dalam pendaftaran ulang hak milik tanah, dalam membantu penyediaan pekerjaan bagi korban tsunami, atau dalam membantu para nelayan, petani, atau peternak yang jadi korban tsunami agar kembali dapat bekerja sesuai dengan pekerjaan mereka.
Temuan (lanjutan)
Masyarakat Aceh dan Nias pada umumnya juga melihat belum banyak kemajuan yang dilakukan BRR. Umumnya warga Aceh melihat BRR bekerja kurang baik, kurang cepat, dan kurang transparan dalam pengelolaannya.
Sementara itu penilaian masyarakat Indonesia secara nasional pada umumnya positif terhadap kemajuan yang dilakukan pemerintah dalam pemulihan Aceh. Dan penilian positif ini cenderung meningkat. Pada bulan Juni warga Indonesia secara nasional yang memandang bahwa cukup banyak kemjauan yang dilakukan pemerintah di Aceh Pasca Tsunami sebanyak 60%, dan pada bulan Desember 2005 meningkat menjadi 74%. Sementara bagi warga Aceh hanya 24% pada bulan Juni, dan 27% pada bulan Desember 2005. Dan bagi warga Nias lebih buruk lagi. Pada Bulan Desember warga Nias yang merasa ada kemajuan dalam pemulihan pasca tsunami hanya 18%. Jadi, ada gap yang cukup besar antara evaluasi positif masyarakat Indonesia pada umumnya dan warga Aceh serta Nias dalam melihat kemajuan kinerja pemerintah dalam pemulihan Aceh akibat tsunami.
Apa implikasi dari penilain warga Aceh yang umumnya belum positif terhadap kinerja pemerintah tersebut? Salah satu yang patut mendapat perhatian adalah rasa keindonsiaan warga Aceh itu sendiri dan preferensi terhadap calon gubernur mendatang.
Kebanggan menjadi orang Indonesia menurut opini publik nasional, Aceh, dan Nias (%)
53
52 47
45
44
Sangat Cukup Kurang
37
16
2 Nasional
1 Aceh
Nias
Mendukung atau tidak mendukung gagasan partai lokal, menurut opini publik nasional, Aceh, dan Nias (%) 91 76
72
Mendukung Tidak mendukung 28
24
9
Nasional
Aceh
Nias
Bila pemilihan gubernur NAD diadakan hari ini, siapa yang akan dipilih?, Des 05 (%)
Tokoh GAM 23%
Belum tahu 45%
Bukan tokoh GAM 32%
Korelasi antara evaluasi atas kinerja pemulihan Aceh, keindonesiaan, dan pilihan politi (korelasi signifikan pada P-value <.01) Evaluasi terhadap kinerja pemulihan Aceh
Memilih gubernur dari tokoh GAM
Kebanggaan menjadi orang Indonesia
.29
-.30
Memilih gubernur dari tokoh GAM
-.17
-
Implikasi Politik
Warga Aceh yang merasa cukup banyak mendapat bantuan baik dari masyarakat Indonesia pada umumnya maupun dari pemerintah untuk pemulihan Aceh akibat musibah tsunami cenderung merasa sangat bangga menjadi orang Indonesia, dan sebaliknya yang merasa kurang mendapat bantuan cenderung cukup saja atau kurang bangga menjadi orang Indonesia.
Warga yang mengevaluasi secara positif pemulihan Aceh juga cenderung lebih memilih calon gubernur dari tokoh non-GAM, dan sebaliknya yang mengevaluasi secara negatif cenderung memilih calon gubernur dari tokoh GAM.
Warga Aceh yang bangga menjadi orang Indonesia juga cenderung memilih calon gubernur dari tokoh nonGAM, dan sebaliknya.
Karena itu, sukses atau gagalnya pemerintah melakukan pembangunan kembali Aceh akibat tsunami akan mempengaruhi sentimen publik Aceh terhadap Indonesia. Bila bekerja baik akan memperkuat keindonesiaan warga Aceh, dan bila kurang berhasil akan memperlemahnya. Musibah Tsunami betul-betul momentum bagi masa depan Aceh dalam peta NKRI.
Karena itu, pemulihan Aceh pasca tsunami punya implikasi politik lerbih lanjut. Bila pemulihan itu berlangsung dengan baik sebagaimana dirasakan oleh warga Aceh sendiri maka Tsunami membawa berkah bagi penguatan peta NKRI dan kecenderungan politik yang memihak pada tokoh-tokoh Aceh sekarang yang bukan tokoh GAM.
Pilihannya menjadi jelas bagi pemerintah pusat dan bagi elite politik non-GAM sekarang ini.
Gagal BRR, Aceh hilang dari NKRI.