Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
LAPORAN STUDI JENDER DI GORONTALO A.1.Kasus Kelurahan POHE Pertanyaan penelitian 1. Apa hambatan-hambatan utama dan peluang yang ada yang mempengaruhi pemberdayaan ekonomi, politik dan sosial perempuan dalam proses pembuatan keputusan
ISU 1.Kuota perempuan
Kelurahan Pohe Peluang Indikator program eksplisit menggunakan system kuota dalam pemberdayaan ekonomi, politik, dan sosial dalam proses pengambilan keputusan Hambatan • Sebagian besar Perempuan kurang percaya diri untuk duduk sebagai pengambil kebijakan, termasuk keberanian untuk berbicara di forum yang dihadiri oleh perempuan dan laki-laki sekaligus • Indikator program eksplisit menggunakan system kuota dalam pemberdayaan ekonomi, politik, dan sosial dalam proses pengambilan keputusan, namun dalam penjaringan bakal calon koordinator BKM sistem kuota bagi perempuan tidak diberlakukan Fakta Belum memenuhi kuota di jajaran pengurus, tetapi sebagai relawan sudah sangat banyak
2.Akses perempuan
Akses perempuan untuk terlibat dalam pemberdayaan politik, ekonomi, dan sosial dalam proses pengambilan keputusan terbuka lebar, akan tetapi perempuan miskin terkendala oleh padatnya aktivitas di sector domestic dan kebanyakan para suami sebagai nelayan. Sementara itu, sebagian para perempuan elit (berpendidikan tinggi)
Gender, Gorontalo -
1
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
3.Pengalaman perempuan dengan P2KP
4. Pola interaksi antar para pihak P2KP
5. Pandangan perempuan ttg hambatan dan peluang partisipasi perempuan
berprofesi sebagai pegawai dan kurang memiliki waktu untuk terlibat dalam aktivitas organisatoris yang mengikat seperti BKM. • Perempuan miskin yang terlibat dalam P2KP memperoleh manfaat langsung seperti bantuan dana bergulir, pembuatan MCK, kegiatan social produktif, dan aneka ragam pembangunan fisik seperti MCK dan saluran air bersih. • Perempuan elit menjadikan P2KP sebagai sarana untuk mengaktualisasikan diri dan menumbuhkembangkan potensi dirinya sendiri berikut potensi diri para perempuan miskin yang ada di lingkungannya. Pola interaksi antar para pihak P2KP bersifat multi arah, akan tetapi khususnya KSM perempuan lebih merasa nyaman berkomunikasi termasuk mengadu pada anggota BKM maupun faskel perempuan Peluang • P2KP dipandang sebagai peluang untuk mensejahterakan dirinya berikut konidisi masyarakat pada umumnya sehingga sebagian besar perempuan terlibat dalam hampir semua kegiatan P2KP sebagai relawan maupun KSM. • Kegiatan yang terkait dengan aktivitas reproduktif merupakan konsentrasi peluang yang sudah dimanfaatkan atau turut terlibat. Misalnya, menyediakan minuman saat KSM lingkungan membuat saluran air maupun MCK. • KSM ekonomi dan sosial produktif lebih didominasi oleh perempuan, akan tetapi KSM lingkungan lebih dikuasai oleh kaum pria. Meskipun demikian, para ketua KSM cenderung didominasi oleh pria kecuali dalam KSM ekonomi Hambatan
Gender, Gorontalo -
2
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
Perempuan miskin penerima dana bergulir berpendapat bahwa hambatan mereka untuk mengembalikan cicilan terjadi jika anggota lain dalam satu kelompok macet, maka iapun tidak dapat melanjutkan dana bergulir pada tahap selanjutnya. • Pekerjaan para suami sebagai nelayan musiman selama 6 bulan dan 6 bulan di darat mendorong dana pinjaman digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga tidak dapat mengembalikan dana cicilan. • Dana bergulir diisukan sebagai dana hibah sehingga tidak perlu dikembalikan dan berimplikasi KSM dana bergulir mati Sebagian besar proses pengambilan keputusan di keluarga didominasi oleh bapak sebagai kepala keluarga Proses pengambilan keputusan pada BKM dan KSM terbuka untuk melibatkan para pihak akan tetapi cenderung didominasi oleh ketua dan kaum pria, kecuali pada KSM yang diketuai oleh perempuan Program P2KP bermanfaat bagi perempuan sebagai media mengisi waktu luang, belajar berorganisasi, dan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan keluarga •
6.Proses pengambilan keputusan di keluarga 7.proses pengambilan keputusan pd tiap stakeholder
8.Manfaat program bagi perempuan
2. Apa saja peran “perempuan elit” sbg relawati sosial lokal dlm mempengaruhi partisipasi perempuan miskin?
1. quota+fluktuasi relawati
•
•
Perempuan elit yang duduk dalam BKM dan sekaligus sebagai penggerak ada 2 orang dari 13 anggota BKM. Kuantitas yang duduk dalam anggota BKM belum memenuhi kuota yang tertuang dalam indicator program Fluktuasi relawati disebabkan oleh mapan dan ketidakmapanan ekonomi berikut roda manajemen yang dijalankan oleh BKM dan KSM dan dukungan aparat pemerintah desa
Gender, Gorontalo -
3
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
2.profil relawati
3. akses jadi relawati 4. motivasi dan harapan relawati 5.manfaat jadi relawati 6.pengalaman jadi relawati
7.Kinerja relawati 8.Pandangan relawati thd kebutuhan perempuan
9. Pola interaksi relawan dgn para pihak P2KP 10. Usulan untuk partisipasi perempuan
3. Dalam hal apa fasilitator perempuan berpengaruh thd partisipasi perempuan
1.kuota faskel perempuan
Relawati yang cukup berpengaruh dalam kegiatan KSM berlatar belakang dari keluarga raja, cerdas, bertanggung jawab, merangkul masyarakat, dan tipikal orang yang aktif di beberapa organisasi Akses menjadi relawati terbuka bagi kelompok perempuan miskin maupun elit. Motif dan harapan relawati terlibat dalam kegiatan P2KP adalah ingin menyejahterakan kehidupan masyarakat Manfaat menjadi relawati dalam kegiatan P2KP adalah menambah wawasan dan belajar berorganisasi serta menumbuhkembangkan potensi diri Pengalaman menarik menjadi relawati adalah peran perempuan elit sebagai pihak yang menjadi media perantara •
Kinerja relawati dalam kegiatan P2KP cukup baik karena didukung melalui kegiatan PKK. Relawati berpendangan bahwa kebutuhan praktis perempuan adalah MCK, latihan kepemimpinan perempuan, Latihan pembuatan keterampilan ekonomi produktif dan dihidupkannya kembali program dana bergulir Pola interaksi relawan terhadap para pihak lain dalam P2KP bersifat subordinat, baik dengan faskel, maupun pengurus BKM Peningkatan partisipasi perempuan melalui tiga cara, yaitu, pertama, peningkatan kapasitas perempuan dalam bidang kepemimpinan.Kedua, penggunakan sistem kuota ketika penjaringan balon mulai dari tingkat RT.Ketiga, perempuan elot mendorong perempuan miskin untuk menjadi pemimpin bekerja sama dengan lurah dan lingkungan. Faskel berjumlah 5 dengan komposisi perempuan 2 dan laki-laki 3
Gender, Gorontalo -
4
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
dalam P2KP? 2.profil faskel perempuan
3.akses jadi faskel perempuan
4.motivasi dan harapan faskel perempuan 5.pengalaman faskel perempuan
6. Hambatan dan peluang faskel perempuan
7.pandangan faskel perempuan thd kebutuhan perempuan 8.interaksi faskel perempuan dgn para pihak P2KP
Faskel perempuan mendampingi KSM ekonomi dan social, sedangkan faskel pria mendampingi hal teknik (lingkungan). Latar belakang faskel berasal dari luar kelurahan dan berpendidikan diploma 3 ke atas, sehingga sulit membangun tingkat keakraban yang memadai dengan warga miskin. Akses menjadi faskel terbuka baik bagi perempuan maupun laki-laki, akan tetapi agak tertutup bagi faskel local kelurahan mengingat latar belakang mayoritas masyarakat adalah SMA ke bawah Motivasi Faskel : 1) bekerja mencari nafkah bagi keluarga, 2)turut serta membantu masyarakat. Harapannya masyarakat bisa lebih mandiri dan sejahtera. Pengalaman faskel perempuan adalah lebih mudah bagi warga perempuan yang terlibat untuk berbicara. Mereka menyebutkan terasa “janggal” ketika berbicara dengan fasel pria, sehingga mengalami kesulitan untuk mencurahkan pandangan maupun keluhannya. Hambatan yang dirasakan faskel ketika terjadi penyelewengan oleh BKM terkait dengan pos-pos keuangan yang tidak sesuai dengan aturan main berikut isu salah yang dihembuskan ke masyarakat bahwa dana bergulir adalah dana hibah yang mengakibatkan program macet serta ketika baru ditempatkan di tempat baru belum mengetahui peta masyarakat yang sebenarnya Faskel berpendangan bahwa kebutuhan praktis perempuan adalah MCK, latihan kepemimpinan perempuan, Latihan pembuatan keterampilan ekonomi produktif dan dihidupkannya kembali program dana bergulir Interaksi faskel dengan BKM, KSM, relawan dan korkot berjalan secara reguler saja sesuai dengan pedoman yang
Gender, Gorontalo -
5
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
9.Usulan faskel perempuan
4. Strategi apa yg diperlukan untuk mendorong capacity building agar sesuai dgn aktivitas capacity building yang ada.
ada tanpa adanya ruang yang cukup untuk innovatif. Faskel cenderung mengajak rapat-rapat terus dengan penduduk berupa penyuluhan, pemahaman P2KP dengan pola tidak dialogis telah menyebabkan kebosanan di masyarakat. Untuk peningkatan kapasitas faskel masih dibutuhkan pelatihan sensitivitas jender secara khusus dan tidak diintegrasikan dengan pelatihan lain secara sepintas saja.
1. Jenis pelatihan yang diterima faskel
-perlunya pelatihan khusus untuk gender sensitive -studi banding ke daerah faskel lain, misal ke Jawa yang lebih maju
2. strategi faskel perempuan utk kebutuhan perempuan 3. absensi dan fluktuasi faskel perempuan sehubungan dgn intensitas pendampingan (dikaitkan dgn SS, LC,LV)
-pemisahan kelompok perempuan saat pelatihan
4. strategi faskel utk partisipasi perempuan (SS, LC, LV)
5. Peran pemda dalam mendukung program pro perempuan
6. pola interaksi antar stakeholder : faskel, warga
-perlunya memperoleh cuti saat awal hamil, menjelang melahirkan, awal menstruasi -tidak bertugas ke daerah-daerah yang berbahaya dan berbukit-bukit -mengajak perempuan untuk aktif melalui kegiatan PKK dan pengajian perempuan -melalui pengumuman di masjid -pelatihan yang meningkatkan pendapatan, seperti pembuatan kerupuk, kue-kue, menyulam kain Kerawang -perempuan elit yang turba mengajak perempuan agar aktif -mengembangkan program-program pembangunan yang pro perempuan -rekrutmen pegawai dengan pemberian kesempatan khusus kepada perempuan -pemberian beasiswa pada perempuan yang berprestasi -pertemuan rutin antara Walikota dengan Lurah, BKM, Faskel, Korkot, dll -mengembangkan suasana dialogis dengan mengakomodir
Gender, Gorontalo -
6
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
miskin, relawan, KSM, BKM, Korkot/Askot, KMW, KMP
7. Usul faskel
5. Strategi mana yg dapat mengatasi kurang responsifnya perempuan sbg bagian dari budaya proyek pada semua level?
1.perspektif jender para pihak P2KP, pemerintah s/d tk masyarakat
3.program/pelatihan berperspektif jender dalam P2KP 4..Profil stakeholder P2KP : faskel, KMW,KMP/advisory 5. Pola interaksi
-kuatnya budaya bahwa pria yang mencari nafkah dan perempuan sebagai yang mengelola berdampak pada : 1) perempuan tidak berani bicara ketika ada pria, 2) pria pembuat keputusan, 3) perempuan aktif dalam berbagai kegiatan di kampung, tapi tidak sebagai pengurus. -sehingga pengembangan desain program : pengajuan untuk dana bergulir tidak harus melalui KK, bisa juga oleh istri maupun anak gadis yang sudah lebih dari 17 tahun -belum ada kebijakan yang mendorong partisipasi perempuan kecuali syarat quota 30% -adanya rencana akan membuat quota calon BKM mulai tingkat RT sampai dengan kelurahan dengan keseimbangan jumlah calon pria dan perempuan -baru ada modul jender yang terbatas yang diselipkan dalam acara pelatihan para faskel -pendidikan diploma 3 ke atas, umumnya diambilkan dari orang local, dan kurang terjun ke lapang. -interaksi satu arah dari KMP ke KMW
1. kebijakan berperspektif jender dalam staffing dan
-perlunya rekrutmen yang mendorong kuota perempuan.
2.kebijakan perspektif jender di P2KP
6. Perubahan apa saja yg diperlukan dlm
aspirasi local yang berkaitan dengan procedural (misal swadaya sambil jalan), jenis pelatihan, jenis program -BKM punya wewenang untuk evaluasi, monitoring dan pemberian sanksi -Korkot/Askot, KMW dan KMP sepatutnya juga secara frekuentatif meninjau ke daerah-daerah binaan, sehingga memahami permasalahan di lapang, tidak hanya mengandalkan faskel -pelatihan untuk faskel bukan hanya di kota Gorontalo saja, tetapi sebaiknya ke Jawa dan juga dicampur dengan faskel-faskel dari lain KMW sehingga memperluas wawasan
Gender, Gorontalo -
7
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
desain program: staffing, training, dan program yg terkait dgn isu jender?
training
2. pengalaman perempuan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut
3. perspektif stakeholder P2KP ttg kebijakan di atas(Faskel, KMW, KMP)
Misalnya waktu seleksi calon harus dibuat seimbang pada tiap tingkat seleksi RT, RW, Kelurahan. -perlunya bantuan promosi perempuan pada pemilihan dengan mengajak kelurahan, kepala lingkungan, RT, RW -perlunya diangkat fasilitator dari kalangan masyarakat setempat, karena tingginya fluktuasi faskel yang ada. -kegiatan-kegiatan dan program pro perempuan -latihan organisasi dan kepemimpinan untuk perempuan, khususnya untuk kemampuan berbicara di depan publik. -perlu intervensi Lurah dan pihak P2KP agar perempuan bisa memasuki bidang lain, tidak hanya bidang sosial dan ekonomi, tapi juga bidang lingkungan . -anggota mayoritas perempuan, tapi pengurus pria dominannya, shg harus diubah teknis pemilihannya dengan memasukkan unsur quota pengurus perempuan -pemisahan kelompok perempuan dan pria dalam proses pembuatan keputusan, dan baru disatukan ketika dua kubu sudah sepakat. -perlunya pelatihan jender sensitif sebagai awareness untuk stakeholder -perlunya memasukkan unsur jender secara eksplisit dalam program maupun kebijakan P2KP
A.2..Kasus Kelurahan DULOMO SELATAN Pertanyaan penelitian 1. Apa hambatan-hambatan utama dan peluang yang ada yang mempengaruhi pemberdayaan ekonomi, politik dan sosial perempuan dalam proses pembuatan keputusan.
ISU 1. Kuota perempuan
Kelurahan Dulomo Selatan • FGD RK, Perempuan relawan, Pelatihan relawan, keterlibatan kegiatan PS, Penyusunan PJM Pronangkis, Perempuan memilih BKM, yang masing-masing PAD 20% telah terpenuhi bahkan melebihi quota. • Anggota BKM perempuan tidak ditetapkan dalam PAD. Ada 1 perempuan dari 13 anggota.
Gender, Gorontalo -
8
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
2. Akses perempuan
• Dalam proses penyaringan bakal calon anggota BKM,tidak terdapat ketentuan secara eksplisit tentang kuota perempuan yang akan duduk dalam kepengurusan BKM. Anggota BKM sepenuhnya dipilih secara transparan dan demokratis melalui pemilihan langsung dari suara para wakil RW yang hadir dalam pemungutan suara. • Akses utk menjadi Relawan, KSM,BKM, Faskel terbuka untuk semua orang termasuk perempuan. Untuk Faskel dan anggota BKM, partisipasi perempuan tergantung hasil seleksi terbuka (sesuai kualifikasinya). Kalau pun ada hambatan internal, hal itu berasal dari perempuan sendiri (merasa kurang percaya diri, waktu tersita utk aktivitas domestic dll) sehingga perempuan umumnya membantu program P2KP sebagai relawan. • Perempuan lokal kurang memiliki akses utk menjadi Faskel karena terkendala oleh tk pendidikan, sdgkan perempuan yg mempunyai tk pendidikan tinggi bekerja sbg pegawai, sehingga tdk ada wkt untuk terlibat sepenuhnya dlm P2KP. • Tidak ditemukan adanya hambatan-hambatan perempuan dalam mengaktualisasikan dirinya baik dari aspek pemberdayaan ekonomi, sosial mau pun dalam proses pengambilan keputusan (KSM, Relawan, Faskel, BKM, Gakin) dari segi aturan main P2KP • Akses perempuan menjadi anggota KSM, lebih mudah dibanding menjadi anggota BKM. Perempuan dipilih menjadi calon pengurus BKM berdasarkan penunjukan di tingkat RT untuk mewakili RW (sejumlah 10 orang) kemudian dipilih langsung dalam pemilihan anggota dan coordinator BKM berdasarkan jumlah perolehan suara. Jabatan Sekretaris dan UPK/L/S semuanya perempuan, 4 perempuan; 1 berstatus belum nikah), dipilih oleh BKM terpilih.
Gender, Gorontalo -
9
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
3. Pengalaman perempuan dengan P2KP
4. Pola interaksi antar para pihak P2KP
5. Pandangan perempuan ttg hambatan dan peluang partisipasi perempuan
6.Proses pengambilan keputusan di keluarga
• Merasa menambah wawasan dan manfaatnya baik pada level penerima manfaat langsung (KSM), mau pun pada tingkat Faskel. • Meski pun tdk mutlak, Faskel perempuan cenderung lebih fleksible dalam menangani perempuan • Dari tataran paling bawah, warga miskin berhub langsung dgn relawan, dan diteruskan ke BKM. Bagi penerima bantuan (KSM, ketua KSM berhubungan dengan BKM ketika menagih cicilan pinjaman dan Kordinator KSM menyerahkannya kepada UPK. Faskel sangat berperan ketika proses sosialisai awal P2KP dan juga dalam membantu pembuatan proposal KSM Lingkungan dan sosial. • Interaksi tersebut telah berjalan dengan baik tanpa ada masalah. • Untuk berhubungan dengan Faskel/Korkot/KMW, anggota BKM mengatakan pernah berpengalaman kurang menyenangkan karena Korkot/KMW ketika mengadakan evaluasi seolah menempatkan BKM sebagai sasaran kesalahan. • Tetapi Korkot yang sekarang, menurut BKM cukup kooperatif dan BKM tidak merasa sebagai pihak yang menjadi sasaran kesalahan ketika dievaluasi. • Tidak terdapat hambatan bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam P2KP. Kalau pun terdapat hambatan, hal itu terletak pada perempuan itu sendiri, karena merasa kurang percaya diri ketika berhadapan dengan kaum laki-laki. Selain kaum perempuan merasa wajib untuk mengurus urusan domestic—terutama dari pagi hingga sore hari-- karena suami bekerja di luar rumah. • Proses pengambilan keputusan di tingkat keluarga cukup bervariatif. Ada yang sepenuhnya mengikuti suami, tetapi ada juga perempuan (istri) yang bertindak
Gender, Gorontalo - 10
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
7. Proses pengambilan keputusan pd tiap stakeholder
•
•
•
8. Manfaat program bagi perempuan
•
sebagai pengambil keputusan dalam keluarga (pengakuan perempuan sbg pengambil keputusan keluarga ini dinyatakan secara eksplisit bahkan di depan suaminya), pada kesempatan wawancara tim gender di rumah informan. Prinsipnya keluarga (suami) tidak menjadi penghambat bagi perempuan menikah untuk berpartisipasi dalam P2KP. Pembuatan keputusan di tingkat KSM, didominasi oleh ketua KSM. KSM terbentuk untuk mendapat BLM dana bergulir. Usaha anggota tiap KSM kebanyakan variatif, sehingga tidak ada KSM yang menjadi usaha bersama/kelompok. Setelah menerima BLM masingmasing anggota mengelola dana sendiri. Forum KSM hanya sebagai ajang pembayaran melalui Ketua KSM. Pengambilan keputusan di BKM cukup partisipatif. Peran anggota yang aktif dalam masyarakat sebelumnya memperkuat perannya dan cukup mendominasi pengambilan keputusan BKM. Perempuan (1 orang) anggota BKM adalah sangat aktif di berbagai kegiatan masyarakat, shg waktu utk keg BKM sangat sedikit. Meski pun demikian, keberadaan perempuan menjadi anggota BKM cukup mempunyai daya tawar yg kuat pd pengambilan keputusan BKM. Terutama untuk mendorong pemenuhan kebutuhan perempuan, yaitu kesehatan dan pendidikan (KSM Sosial digunakan untuk pembelian 1 set perlengkapan Posyandu; tensi,timbangan anak & dws, meja (4 Posyandu). Pengambilan keputusan di tingkat Korkot ckp partisipatif, Ketua Korkot perempuan yang menggantikan ketua (laki2) sebelumnya dinilai BKM lebih baikdalam memimpin dan memutuskan sesuatu secara proporsional. Meski pun tidak ada program yang dipisahkan antara
Gender, Gorontalo - 11
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
program untuk perempuan dan program untuk laki-laki (usulan Tokoh masyarakat/perempuan elit, relawati, BKM dan Faskel sebagai strategi peningkatan pemberdayaan perempuan ke depan), kaum perempuan telah merasakan manfaat program P2KP (melalui partisipasi perempuan dalam KSM ekonomi, rumah layak huni dan KSM social) dimana perempuan ikut terlibat dalam semua jenis KSM yang ada. 2. Apa saja peran “perempuan elit” sbg relawati sosial lokal dlm mempengaruhi partisipasi perempuan miskin?
1. quota+fluktuasi relawati
•
•
•
Peran relawati dalam mengajak perempuan untuk ikut aktif dalam kegiatan P2KP cukup berhasil. Partisipasi perempuan yang tinggi (dari kehadiran mereka dalam pertemuan-pertemuan) terutama pada siklus awal sosialisasi hingga terbentuknya BKM, KSM merupakan bukti peran aktifnya relawati dalam menggerakkan mereka. Perlu disampaikan, para relawati ini berasal dari kelas bawah (bukan elite perempuan dalam arti dari kalangan social ekonomi kalangan atas), tetapi mereka adalah ibu-ibu rumah tangga dari tingkat pendidikan dari SD hingga SMU. Kecuali 1 Ibu guru berpendidikan sarjana yang diakui sendiri sejak menjadi pegneg sudah tidak begitu aktif lagi. Salah seorang perempaun elite sendiri (salah satu kepala dinas di kotamadya Gorontalo), sebagai tokoh masyarakat, yang kami wawancara mengatakan bahwa keterlibatan dia dalam kegiatan di tingkat kelurahan/BKM tetap dilakukan apabila diundang rapat pada jam-jam setelah pulang kantor, dengan ikut memberikan arahanarahan untuk memotivasi kaum perempuan meski pun tidak duduk dalam struktur organisasi BKM. Tidak ada quota dalam relawati karena tenaga relawati benar-benar merupakan kegiatan
Gender, Gorontalo - 12
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
2.profil relawati
•
•
3. akses jadi relawati
•
4. motivasi dan harapan relawati
•
5.manfaat jadi relawati
•
6.pengalaman jadi relawati
•
sukarela yang diberikan sekelompok orang atas dasar kemauannya sendiri. Mayoritas relawan adalah perempuan ibu rumah tangga murni. Berasal dari kalangan masyarakat biasa (bawah) dilihat dari aspek social-ekonomi. Karena mereka ini berasal dari para ibu-ibu rumah tangga murni, dengan tingkat pendidikan aantara SD hingga SMA, dan suaminya rata-rata bekerja sebagai buruh bangunan dan tukang “bentor” (Becak motor), sebagai alat transportasi kota gorontalo). Meskipun terjadi fluktuasi jumlah relawan, yang disebabkan karena mendapat pekerjaan, karena melahirkan dll, pada saat ada waktu luang mereka amsih tetap mengabdi secara sukarela untuk membantu masyarakat sekitarnya, sebagai mediator penampung aspirasi warga KSM untuk disampaikan kepada BKM. Akses untukmenjadi relawan terbuka bagi umum. Penawarannya menjadi relawan/relawati dilakukan dalam rapat tingkat RT dengan menawarkan siapa yang bersedia menajdi relawan/relawati. Secara spontanitas, pada saat itu mereka yang bersedia menyatakan secara langsung kesediaannya. Motivasi mereka sebagai relawan/relawati hanya ingin membantu masyarakat sesuai kapasitas dan kemampuannya. Mereka merasa lebih berguna bagi masyarakatnya, dan menambah hubungan jaringan social karena menjadi lebih dikenal warga yang lebih luas. Merasa lebih percaya diri karena berhubungan dengan berbagai orang dengan karakteristik yang
Gender, Gorontalo - 13
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
berbeda-beda. Tetapi pengalaman yang kurang menyenangkan pun pernah mereka terima ketika mereka memberikan bantuan warga sebagai media perantara antara warga dan BKM Faskel, maka relawati pun ikut mendapat cacian warga dianggap pembohong karena merekalah yang menggerakkan pertemuan-pertemuan pada saat awal P2KP diperkenalkan, karena terlalu lamanya gap antara persiapan dan realisasi P2KP. 7. kinerja relawati
•
8.pandangan relawati thd kebutuhan perempuan
•
9. pola interaksi relawan dgn para pihak P2KP
•
Kinerja relawati dipuji oleh para stakeholders terutama BKM yang secara langsung merasakan manfaat bantuan para relawati ini dalam mensukseskan program P2KP. Para relawati mengakui meski pun hingga saat ini tidak ada kendala berarti dalam ikut serta dalam tiap kegiatan P2KP, tetapi menurut mereka, program khusus yang ditujukan dan dikelola oleh perempuan diyakini sebagai salah satu alternative dalam upaya meningkatkan peran serta kaum perempuan dalam program. Karena bagaimana pun masih lebih banyak kaum perempuan dari gakin yang enggan untuk tampil apabila bergabung dengan bapak-bapak. Meski pun ada juga perempuan gakin yang menjadi ketua KSM yang anggotanya laki-laki dan hal itu tidak menimbulkan masalah bagi kelancaran program. Tidak ditemukan adanya masalah yang muncul dalam hubungannya dengan interlasi relawan dengan stakeholders P2KP. Bahkan relawan dinilai sangat membantu tugas-tugas BKM dalam menyampaikan program kerja BKM. Hubungan dengan BKM< Faskel merupakan hubungan sebagai partner kerja.
Gender, Gorontalo - 14
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
3. Dalam hal apa fasilitator perempuan berpengaruh thd partisipasi perempuan dalam P2KP?
10. usulan untuk partisipasi perempuan
•
Membuat program khusus ditujukan dan dikelola oleh perempuan. Sehingga kaum perempuan bisa bebas mengaktualisasikan dirinya dan dapat berlomba dalam mencapai keberhasilan program dengan kaum lakii-laki.
1.kuota faskel perempuan
•
Tidak ada kuota tertentu untuk Faskel Perempuan. Rekrutmen Faskel dilakukan secara terbuka diumumkan melalui internet dan Koran local dengan memberikan persyaratan-persyaratan, dan kualifikasi sesuai kebutuhan. Rekrutmen juga melalui test Faskel perempuan yg bertanggungjawab pd Kel.DS sekarang ada 3 orang, yg sebelumnya 1 org. (Tim 31 ada 5 Faskel;2 laki, 3 pr)Tetapi 3 org ini masih baru mjd faskel yg membwhi Kel.DS. Blm banyak informasi yg didapat dari pengalaman di masy DS. Dengan demikian fluktuasi yang terjadi tidak cukup signifikan jumlahnya.
• •
• 2.profil faskel perempuan
•
3.akses jadi faskel perempuan
•
Faskel terdiri dari para perempuan dan laki-laki muda minimal berpendidikan D3 dengan berbagai bidang ilmu (Teknik, social dan ekonomi) Akses menjadi faskel tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Sejauh memenuhi persyaratan sesuai yang diperlukan, akan
Gender, Gorontalo - 15
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
dilakukan test.
4.motivasi dan harapan faskel perempuan
•
5.pengalaman faskel perempuan
•
•
•
•
•
Motivasi faskel ingin menyumbangkan pemikirannya untuk masyarakat sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan. Dengan harapan dapat membantu atau memfasilitasi keberhasilan program P2KP di tingkat masyarakat. Mendapat wawasan baru ketika harus berhubungan dengan masyarakat, terutama bagi Faskel lingkungan dg latar belakang pendidikan ilmu pasti (eksak) ketika harus berhubungan langsung dengan masyarakat. Hal itu adalah tantangan bg mrk, salah satu strategi meng-up grade diri dg mengikuti pelatihan. Tanggung jawab Faskel yg membawahi 7-9 kelurahan, membuat jam kerja padat, dan tidak kenal hari libur. Faskel perempuan dan laki dg latar belakang pendidikan eksak, mendpt banyak tantangan untuk beradaptasi dan belajar berkomunikasi ketika harus mendampingi masyarakat. Faskel dituntut memiliki badan yg sehat dan kuat (ada Faskel pria yg mengundurkan diri karna sakit) Kerja sama Faskel perempuan dan lakilaki dlm tim memperkuat tugas Faskel dlm memfasilitasi penyelesaian masalah
Gender, Gorontalo - 16
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
•
6. Hambatan dan peluang faskel perempuan
•
• •
• 7. pandangan faskel thd kebutuhan perempuan
•
8.interaksi faskel perempuan dgn para pihak P2KP
•
masyarakat dlm Program P2KP. KSM merasa lebih nyaman dan leluasa ketika mengungkapkan permasalahannya (anggota KSM) kepada Faskel perempuan Faskel (lk/pr) tidak merasa mendapatkan hambatan kecuali pada saat-saat awal pengenalan program P2KP yang setelah dilakukan sosialisasi dan berbagai pelatihan yang memakan waktu lama ternyata realisasinya masih memerlukan waktu yang lama juga, sehingga mereka ini dijuluki “pembohong” oleh masyarakat yang tidak sabar menunggu realisasi turunnya dana P2KP. Tidak ada hal yg spesifik menjadi hambatan bg Faskel. Faskel memiliki peluang menjadi FS (Faskel Senior) yang bertindak sebagai coordinator Faskel pada region tertentu. Faskel perempuan lebih dipercaya utk menerima keluhan permasalahan perempuan (gakin/KSM) Peran perempuan dinilai sangat penting dalam mendorong keberhasilan program P2KP. Peran perempuan tersebut akan dapat ditingkat lagi apabila didukung oleh adanya kegiatan yang ditujukan untuk dan dikelola oleh kaum perempuan sendiri. Secara umum interaksi faskel dengan Korkot sangat positif, karena memang faskel merupakan perpanjangan tangan korkot dalam melaksanakan program kerjanya.
Gender, Gorontalo - 17
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
• 9. Usulan faskel perempuan
•
• 4. Strategi apa yg diperlukan untuk mendorong capacity building agar sesuai dgn aktivitas capacity building yang ada.
1. Jenis pelatihan yang diterima faskel
•
• 2. strategi faskel utk memenuhi kebutuhan perempuan 3. absensi dan fluktuasi faskel perempuan sehubungan dgn intensitas pendampingan (dikaitkan dgn SS, LC,LV)
• •
• •
•
Begitu juga hub faskel dengan BKM, Relawan dan Faskel lain tidak mengalami hambatan yang berarti. Pemberian program kerja khusus bagi kaum perempuan yang dikelola khusus oleh kaum perempuan. Mendapatkan pelatihan utk isu2 perempuan Pelatihan Fasilitator, Pelatihan BKM, Pelatihan BP-UPK, Pelatihan Masyarakat, Pelatihan Utama Materi dlm modul pelatihan hanya 6 JPL yg menyinggung masalah perempuan/gender (hanya pengantar) Mensosialisasikan pentingnya P2KP melalui organisasi yg ada di masyarakat Setiap Faskel perempuan bekerja 24 jam secara bergilir memfasilitasi KSM di beberapa kelurahan yg menjadi tanggung jawabnya. Bagi Faskel perempuan yg sdh menikah akan terhambat jika ada pertemuan di malam hari, terlambat ketika pertemuan dengan alasan mengerjakan urusan domestic. Sedangkan Faskel pria yg single tidak mengalami hal tsb/. Tiap hari ada absensi Faskel di kantor Korkot. Pergantian Faskel disebabkan adanya tidak berfungsinya peran Faskel di masyarakat misal karena tidak membina dan memonitoring KSM mengalami kemacetan dlm mengembalikan BLM. Selain itu Faskel dapat dimutasi atau di
Gender, Gorontalo - 18
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
• 4. strategi faskel perempuan utk partisipasi perempuan (SS, LC, LV)
• •
•
5. Peran pemda dalam mendukung program pro perempuan
•
6. pola interaksi antar stakeholder : faskel, warga miskin, relawan, KSM, BKM, Korkot/Askot, KMW, KMP
•
• •
PHK jika melanggar perjanjian kontrak kerja, misal melakukan double job yg mengganggu tugas Faskel di lapangan Faskel perempuan mengundurkan diri karena sakit Koordinasi dengan Faskel laki dlm tim ketika memfasilitasi permasalahan KSM Memotivasi perempuan utk aktif di organisasi sosial (Kader PKK, Posyandu, Karang Taruna) Memotivasi perempuan utk membentuk KSM yg beranggotakan perempuan semua utk mendapat BLM Walikota dan BAPPEDA Kota Gorontalo mendukung Program utk pemberdayaan perempuan. Ada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan yg memberi perhatian khusus utk masalah perempuan. Untuk perencanaan,Korkot membuat suatu rencana kerja terlebih dahulu kemudian yg disodorkan ke Askot, Senior Faskel sampai Faskel utk mendapat masukan/umpan balik. Dilakukan Rapat Koordinasi Seluruh Korkot dan staf (Korkot, Askot, SF, Faskel) tiap tgl 10 per bulan. Faskel (Lingk/Sosial/Ekonomi) membawahi bbrp kelurahan yg mjd tgg jwbnya, selain memfasilitasi pembuatan proposal, pendampingan ketika ada mslh di BKM/KSM, monitoring ke tiap
Gender, Gorontalo - 19
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
5. Strategi mana yg dapat mengatasi kurang responsifnya perempuan sbg bagian dari budaya proyek pada semua level?
7. Usul faskel perempuan
•
1.perspektif jender para pihak P2KP, pemerintah s/d tk masyarakat
•
2. kebijakan perspektif jender di P2KP
•
3. program/pelatihan berperspektif jender dalam P2KP
•
• 4.Profil stakeholders P2KP : faskel, KMW,KMP/advisory
•
•
kelurahan secara rutin tiap bulan. Mengusulkan adanya Musyawarah Khusus Perempuan, dimana semua stakeholder perempuan bisa berdiskusi utk membahas persoalan perempuan dlm masyarakat. Kebijakan/peraturan P2KP yg membahas adanya MKP akan mendorong smua stakeholder (dari atasbwah) utk memperhatikan keterlibatan perempuan dlm P2KP. Mengembangkan wacana yg mengasah kesensitifan org (lk/pr) thd persoalan perempuan. Dengan mengadakan kegiatan dan wadah/lembaga utk perempuan. Kebijakan yg memberi perhatian khusus kpd perempuan dlm Progarm P2KP dan menjadi payung bagi terlaksananya kegiatan2 utk pemberdayaan perempuan Merencanakan program khusus utk perempuan (ketrampilan,kepemimpinan, isu perempuan) Melaksanakan pelatihan yg dpt membuka wawasan semua stakeholder memahami isu perempuan (utk laki dan perempuan) Korkot mempunyai perhatian thd isu perempuan dlm progam P2KP dg selalu mengingatkan utk program utk perempuan. Faskel perempuan kebanyakan utk KSM lingkungan, shg kemampuan utk interaksi
Gender, Gorontalo - 20
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
5. Pola interaksi
•
• • • • • 6. Perubahan apa saja yg diperlukan dlm desain program: staffing, training, dan program yg terkait dgn isu jender?
1. kebijakan berperspektif jender dalam staffing dan training
• •
2. pengalaman perempuan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut
•
social dg masy. perlu diasah, hrs dilatih. Faskel mendukung keikutsertaan pr dlm program P2KP, jg memotivasi pr utk percaya diri menjadi pengurus BKM/berperan di area public. Korkot koordinasi dg Askot, Faskel. Kemudian Faskel membantu BKM dan KSM utk pembuatan proposal. BKM mempunyai kedekatan dg KSM dan gakin, krn kebanyakan anggota BKM adalah aktif dlm kegiatan kemasyarakat. Faskel mempunyai tanggjwb monitoring penggunaan, pemeliharaan (KSM Lingk) dan pengembalian BLM (KSM eko.) Faskel jg melakukan koord dg BKM dan KSM. BKM dlm pelaksanaan tugas dibantu UPK yg dipilih oleh anggota BKM. Masalah dlm KSM disampaikan melalui Ketua dan rembugan bersama BKM. Pemilihan anggota BKM bertahap dari tk RT, RW/lingkungan sampai kelurahan. Ada kuota perempuan yg harus dipenuhi utk perekrutan tiap stakeholder. Pelatihan ttg perspektif perempuan, sensitivitas gender dan analisis gender utk stakeholder dlm Progarm P2KP Perlunya dibentuk forum-forum yang terpisah antara pria dan perempuan, sehingga perempuan bisa mengemukakan pendapatnya secara leluasa
Gender, Gorontalo - 21
Kajian Gender Laporan lapangan-1: Gorontalo
3. perspektif stakeholder P2KP ttg kebijakan di atas(Faskel, KMW, KMP)
•
•
Para stakeholder P2KP mempunyai pandangan pentingnya peningkatan partisipasi perempuan utk pemberdayaan perempuan. Diantaranya direncanakan kegiatan/program khusus utk perempuan yg dikelola oleh perempuan
B. Kejadian / hambatan tak terduga B.1. Kasus kelurahan POHE 1. Ketika ada orang meninggal, orang berduyun-duyun ke sana, berlama-lama di tempat orang meninggal dan menyebabkan sulitnya mencari informan yang diperlukan pada hari tersebut. 2. Sulitnya orang hadir, dan sebaiknya memang diundang tertulis beberapa hari sebelumnya. Ketidak pedulian orang pada program P2KP karena selama ini P2KP di kelurahan lebih banyak mengecewakan banyak orang. 3. Mencari warga miskin untuk diwawancarai ternyata tidaklah mudah. Banyak suami pada pergi ke laut apalagi sekarang lagi musim ikan Nike, sehingga hanya bisa wawancarai sang istri. Banyak juga ditemui janda dan kepala keluarga wanita, sehingga satu rumah tangga hanya diwawancarai satu orang saja. 4. kondisi masyarakat peserta P2KP yang penuh dengan konflik dan kepentingan, karena ketidakjelasan penggunaan uang program, khususnya dana bergulir B.2. Kasus kelurahan Dulomo Selatan 1. Sulitnya orang hadir, nampaknya terjadi kejenuhan karena pengalaman terdahulu kegiatan seringnya rapat warga dalam kegiatan awal P2KP dan realisasi yang memerlukan waktu sekitar 1 tahun. 2. mencari warga miskin untuk diwawancarai ternyata tidaklah mudah. Banyak suami pada pergi bekerja sebagai tukang “bentor”) “becak motor”, (transportasi lokal kota gorontalo) dan buruh bangunan yang tidak tentu jam pulang ke rumahnya.sehingga beberapa wawancara hanya dilakukan dengan istri (mayoritas ibu rumah tangga). C. Komentar lain untuk Kel. Pohe dan Dulomo Selatan 1. Kondisi di lapang kelurahan Pohe agak berbukit-bukit sehingga ketika mencari informan cukup melelahkan 2. Lampu sering mati, sehingga kalau wawancara melewati maghrib tidak jarang mengalami kesulitan. 3. Suasana pemilu juga berpengaruh, diantaranya adalah : a) sejumlah faskel menjadi caleg sehingga keluar dari P2KP, b) pendukung partai yang berbeda dengan pengurus yang berkuasa akan cenderung tidak aktif dalam kegiatanP2KP
Gender, Gorontalo - 22