Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa
GELISAH DALAM KOSONG Nurfitrianah Octavianingrum R.P
Dadang Sudrajat, S.Sn., M.Sn.
Program Studi Sarjana Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : ekspresionisme, kejujuran, kesadaran.
Abstrak Sebuah karya adalah buah hasil dari pencapaian kesadaran untuk apa terjun dalam dunia seni yang dijalani dalam institusi. Ketika kesadaran itu muncul maka terciptalah ilham-ilham yang membentuk konsep dalam berkarya dan ideide yang keluar dari pikiran dan hati. Sebuah wadah yang memberikan kebebasan berfikir dan berkarya bukan berarti tanpa kesadaran atau pembenaran seperti fiktif. Saya berkarya dengan gaya ekspresionis karena kesadaran atas sebuah bidang kosong yang memberikan kebebasan tampa batasan media untuk berkarya menuangkan kegelisahan. Dan terinspirasi dari perjalanan hidup yang selama ini saya jalani. Ekspresi dapat menimbulkan pro dan kontra dalam ruang seni karena sebuah karya seni itu relatif. Namun saya tidak peduli atas kerelatifan sebuah karya seni, karena saya dapat mempertanggung jawabkannya dan melampiaskan apa yang saya rasakan atas dasar kejujuran dari pancaindera dan hati. Gejolak dalam kejiwaan diberi media yang sangat tepat oleh dunia seni. Tidak peduli lagi akan media yang dipakai atau pun seni tinggi dan rendah. Tapi esensi dari sebuah karya seni yang ditampilkan.
Abstract A work is the fruit of the achievement of awareness to what the plunge in the art world who lived in institutions. When it appears it creates awareness of inspiration that make up the concept of inspiration in the work and ideas that come out of your mind and heart. A container that provides the freedom to think and work that does not mean without awareness or justification as fictional. I work with due awareness of the expressionist style of an empty field that gives the freedom of the media to work without restrictions. And inspired during this journey of life I live. Expression can lead to pro ddan cons in the art room as a work of art is relative. But I do not care about the relativity of a work of art, because I can vent to account and what I feel on the basis of sensory honesty and heart. Psychological in media is very appropriate given heart world. No matter which media will be used again or high and low art. But the essence of an art work that is displayed.
1. Pendahuluan Manusia adalah mahluk multi dimensional, paradoksal dan dinamis. Maka, tidak mengherankan bahwa pandangan atas manusia pun beraneka ragam.manusia pun berkembang seiring perkembangan zaman yang ada dan bertahan dengan beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan memiliki akal, jiwa dan roh yang menyatukan panca indera (mata, telinga, hidung, dan lidah) manusia dapat merasakan sensasi lingkungan sekitarnya sehingga tercipta narasi yang tersimpan menjadi memori.Vi sual manusia pun beraneka ragam sesuai iklim alam yang ada dan mengakibatkan kebudayaan yang beraneka ragam.dengan kesempurnaanya manusia dapat menciptakan sesuatu, namun dibalik kesempurnaannya mahluk multidimensional manusia adalah mahluk paling rapuh karena memiliki indra perasa yang sangat kuat dan daya berfikir . Saya seorang manusia yang sedang berjalan menuju pencarian (proses hidup) merasakan tekanan dari beberapa lingkungan tempat tinggal saya.Terkontaminasi budaya baru semakin menjadi industri dan melunturkan kemurnian saya sebagai manusia, kelimpungan mencari jadi diri dan identitas.Karena perubahan dari zaman ke zaman yang membuat saya gelisah dan bertanya untuk apa saya hidup didunia dan mencari ilmu setinggi-tingginya sebagai mahasiswa seni di FSRD ITB.
Seni adalah ilmu yang menyeluruh dan tak terbatas.Disana terdapat kebebasan berekspresi menuangkan gejolak-gejolak jiwa seperti kegelisahan, pertanyaan, pernyataan dan proses. Namun dalam pemikiran saya masih kurang karena banyak pertanyaan tentang manusia yang tidak bisa di jawab akibat keterbatasannya atas takdir dari sang pencipta, walau pun kita sebagai manusia dapat menciptakan sesuatu. Tapi realita yang saya sadari semua yang bergrak akan berhenti pada waktunya. Jiwa bagian terdalam dari manusia sering terlupakan akibat terkontaminasi budayabudaya baru hingga hanya melihat sebelah mata yaitu visual manusia. Kegelisahan dalam dunia seni memberikan dampak yang sangat kuat untuk saya.Namun itu menjadi tempat pelarian saya sebagai media katarsis.Yang menurut saya seharusnya tidak ada batasan dalam sebuah media. Saya tidak peduli dengan high art atau low art yang saya percaya hanyalah fine art yang memberikan tempat kebebasan tak terbatas. Namun pada realitanya ditempat saya belajar memberi tekan yang berat, karena keteraturannya dan kesadaran bahwa institusi yang saya ambil sangat acuh terhadap mahasiswanya.
2. Proses Studi Kreatif Pemilihan Media, Material dan Teknik - kanvas - cat minyak, cat aclyric, poliester, perpentin, impasto, pasta modeling, kalsium karbonat, gesso, coarse texture gel, gel medium glos. Pemilihan Media dan Material - media yang saya pilih atas studio yang saya jalani di institusi yaitu lukis. - pemilihan material semua benda yang bisa saya pakai untuk membentuk brastruk-brastruk yang saya inginkan dengan intuitif. Teknik Pengerjaan - lapisan dasar pertama sampai lapisan ke lima menggunakan warna-warna primer dengan memakai beberapa teknik dan material dan membentuk objek. - lapisan dasar dan objek di lebur dengan cat warna putih yang besik medium catnya berbeda-beda juga dengan material dan tehnik penghancuran objek maupun pembentukan objek kembali. - timpa menimpa warna primer dengan warna putih hingga warna primer terseret warna putih dan menjadi satu kesatuan warna dan brastruk. - mengerjakan beberapa karya (kavas) dengan sekaligus, berpindah-pindah kanvas tidak terfokus pada satu kanvas. - struk yang bergelombang menjadi gaya identik saya dan menceritakan alur atau narasi yang tidak pernah lurus, terbawa, atau terikat. Ketertarikan dalam struk cenderung berputar dan tidak putus menyatukan warna dasar sebelumnya yang membuat gradasi warna dengan otomatis. Pemilihan Bentuk dan Pengolahan Visual - saya memilih objek siluet manusia karena saya ingin membicarakan tentang kegelisahan manusia yang berada dalam lingkungan yang membuat tertekan dengan keterbatasan pergerakan kebebasan dalam kondisi institusi seperti dilatar belakang. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 2
Nurfitrianah Octavianingrum R.P
Metode Berkarya - ide yang saya dapat dari kesadaran atas kanvas kosong yang belum diisi dan saya memanfaatkanya untuk menuangkan perasaan kegelisahan, pertanyaan, pernyataan tentang proses pencarian kesadaran berkarya dengan gaya ekspresionis. Karena bagi saya ekspresionis sangat mewakilkan kebebasan dalam berkarya tanpa adanya batasan atas dasar kegelisahan jiwa.
3. Hasil Studi dan Pembahasan Dalam karya ekspresionis ini terdapat narasi-narasi yang tersimpan dalam memori saya terhadap lingkungan sekitar. Berawal dari kanvas kosong tampa sketsa dengan teknik berlapis-lapis dari warna primer sampai dengan warna putih perlahan membentuk dan membuat gradasi warna. Karya ekspresionis ini belum menjadi puncak kepuasan saya pribadi, karena saya tidak bisa berhenti dalam berkarya. Objek-objek siluet bervisual manusia (wajah, badan, gerakan, gestur) saya dapat saat proses berkarya. Proses pengerjaannya tidak bertahap namun sekaligus. Goresangorasan kuas, cipratan, goresan pisau palet, goresan sikat, lap sampai dengan palet menjadi teknik yang penting bagi karya ekspresionis sebagai bentuk kebebasan saat berkarya. Mendistorsi bentuk visual manusia adalah kemurnian dari pancaindera dan emosi tampa menyentuh sketsa atau foto. Karena bagi saya kemurnian emosi tercapai ketika kita menghilangkan semua bantuan teknologi (memakai intuisi) dalam proses pencapaian karya ekspresionis. Warna-warna mentah yang tercampur langsung dalam kanvas juga dengan tampa kesadaran saya tapi dengan bentuk ke bebasan tampa aturan, begitu juga dengan cat yang dipakai. Proses berkarya dalam gaya ekspresionis adalah bentuk dari pembebasan dan pelarian untuk uji intuisi dalam konteks estetis sebuah karya. Tema yang diangkat sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas.Gaya ekspresionis juga dapat menenangkan kegelisahan amarah kesenangan kebosanan dan kejujuran atas sebuah karya seni dan juga dapat sebagai terapi. Dalam karya saya tidak ada urutan nomor karena proses pengerjaan yang bebas tidak beraturan atau tidak terpaku pada satu kanvas.
Gambar 1 “Otonom vs sosial” media : mix media (300cmx150cm) tahun 2012
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 3
Deskripsi karya : warna yang dipakai warna primer sebagai latar belakang dan sapuan putih untuk membentuk gradasi warna. Goresan yang meliuk-liuk sebagai satu kesatuan yang terjerat dalam kesatuan visual.Efek siluet wajah manusia sebagai penegas bentuk yang sudah didirtosi.Latar paling dasar memakai kalsium karbonat yang dicampur dengan cat besi yang menimbulkan garis-garis seperti benang.
Gambar 2 “help” media : mix mediater (15cm) penggunaan teknik dengan pisual palet yang berlapis-lapis dan kuas wc.
Gambar 3 “Tertekan dalam tenang” media : mix media (100cmx130cm) 2012
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 4
Nurfitrianah Octavianingrum R.P
warna yang acak dan goresan meliuk-liuk sengan tehnik pisau palet yang menguras warna dasar dan bercampur dengan warna putih. Dengan tehnik berlapis-lapis dan sapuan kuas yang dikuras dengan tegas pisau palet dan cat besi merah yang menetes dibalik lapisan depan.
Gambar 4 “satu mata” media : mix media tahun 2012 gesso sebagai dasar, ukuran pisau palet warna dasar primer yang terkikis oleh gesso.
Gambar 5 “chaos” media : mix media (300cmx150cm) Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 5
matt medium yang dicampur dengan modeling pasta dan disapu hingga membawa warna dasar belakang. Percikan cat besi dan aclyric. Palet yang ditempel dan pisau palet yang mengupas dan menampilkan kembali warna dasar. - Dan karya selanjutnya dengan tema yang berbeda-beda memkai tehnik dan cat-cat yang di mix untuk mecari bentuk dan membentuk sapuan yang kuat.
Gambar 6 “cabang” media : mix media (100cmx200cm) 4. Penutup / Kesimpulan Dalam konsep dan karya diatas memperlihatkan seberapa kesadaran dalam berkarya dengan media kanvas kosong yang memberikan kebebasan berekspresi dalam kejujuran atas kesadaran estetik dengan intuitif.Karya diatas menggambarkan tentang manusia yang memiliki bermacammacam masalah yang berbeda dengan pancaindera yang memberikan sensai hingga memberikan narasi dan menjadikan memori.
Ucapan Terima Kasih Terimakasih kepada Penguasa Alam Semesta yang meberikan saya kekuatan utuk tetap bertahan dan berjuang. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 6
Nurfitrianah Octavianingrum R.P
.
Daftar Pustaka •
sejarah seni rupa moderen
• •
Terapi Seni Melalui Melukis pada Pasien Skizofrenia dan Ketergantungan Narkoba o Sarie Rahma Anoviyanti Teori psikologi dari zaman ke zaman
•
Yuliman, S. 2004. Dua seni rupa. Yogyakarta :Yayasan kalam
•
google
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 7
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat wisuda mahasiswa yang bersangkutan. diisi oleh mahasiswa
Nama Mahasiswa
Nurfitrianah Octavianingrum R.P
NIM
17007012 Gelisah Dalam Kosong
Judul Artikel
diisi oleh pembimbing
Nama Pembimbing 1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD Rekomendasi
2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi
Lingkari salah satu
3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi 4. Dikirim ke Seminar Nasional 5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus 6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus 7. Dikirim ke Seminar Internasional 8. Disimpan dalam bentuk Repositori
Bandung, ......./......./ 2013
Tanda Tangan Pembimbing
: _______________________
Nama Jelas Pembimbing : _______________________
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 8