I
. BAB II KAJIAIT PUSTAKA 2.1 Penyakit l)emam Berdarah Dengue (DBD) 2.1.1 Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit DBD atau DIIF ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui glgitan nyamuk Aedes aegtpti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut (Kristina dkk, 2006). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigrtan nyarnuk Aedes aegpti
dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan perdmahan-perdarahan. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan dihrlarkan oleh nyamuk Aedes aegtpti, yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 han tanpa penyebab yang jelas, lemab/les'" gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda perdarahan dikulit
berupa bintik
perdarahan" lebanr/ruam. Kadang-kadang mimisan, berak darall muntatr darah, kesadaranmemilun atau shock @epkes 2,200g ). Demam dengue*m'rnnya menyerang oftmg yang kekebalan tubuhnya sedang menurun. sebenarnya saat seseorang terkena infeksi virus dengue, tubuh akan memproduksi kekebaran terhadap tipe virus dengue tersebut, 9
I
10
kekebalan ini akan berlangsung seumur hidup. Demam dengue disebabkan oleh banyak strain atau tipe virus sehingga walaupun tubuh seseorangkebal terhadap salah satu tipe namun orang tersebut masih dapat menderitd demam denguedari tipe virus yang lain. Demam berdarah dengue atau DBD menrpakan demam dengue dengan derajat yang lebih berat. Perbedaan yang paling utama adalah pada deinam dengue tidak ditemukan manifestasi perdarahan pada pasien. Pada kulit pasien dengan demam dengue hanya tampak ruam kemerahan saja sementara pada pasien demam berdarah dengue akan tampak bintik bintik perdarahan. Selain perdarahan pada kulit penderita demam berdarah dengue juga dapat mengalami perdarahandari gusi, hidung, usus dan lain lain. Bila tidak ditangani segera"demam berdarah dengue dapat menyebabkan kematian. 2.1.2 Manifestasi penyakit Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini, yaitu : l) Bentuk abortil penderita tidak merasakansuatu gejala apapun. 2) Dengue klasilq penderita mengalami demam tinggr selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan mtmculnya bintik-bintik atau bercak-bercak 3) Dengue Haemowhagic
di bawahkulit. Fever
@emam
berdarah denguelDBD)
gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut dubur dsb.
I
11
4) Dengue syok sindrom (Dss), gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok pada bentuk ini sering terjadi kematian. Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka paaa penyat
l) DiagnogaKlinis a Demam tinggi menrladak2 sampai 7 hari (3g _ 40. C). u- rvranirestasi perdanahan dengan bentuk: uji Toumiquet positi{ Petekie (bintik merah pada kulit), purpura (pendarahan kecir di dalam kulit), Ekimosis, perdarahan konjungtiva (pendarahan pada mata),
Epistaksis
(pendarahan
[i{rmg),
perdarahan
gusi,
Hematemesis (muntah darah), Merena (BAB darah) dan Hematuri (adanya darah dalarn urin). c. Perdarahanpada hidung dm gusi. d- Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecatmyapembuluh darah. e. Pembesaranhati ftepatomegali).
I
t2
f. Renjaran(syok), tekanannadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang,tekanansistolik sampai80 mmHg ataulebih rendah. g. Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu toreksia (hilangnya seleramakan),lemalg mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala. 2) DiagnosaLaboratoris a Trombositopni pada hari ke-3 sampaike-7 ditemukan panorama trombosithingga100.000/mmHg. b. Hemokonsentrasi,meningkatnyahemafiokit sebanyak20Yo atau lebih @epkesRI,2008). 2.1.4 EpidemiologiPenyakitDBD Timbulnya suatu penyakit dapat diterangkanmelalui konsep segrtiga yaitu adanyaagen(agent),hostdan epidemiologrlg lingkun gan{environment). AGENT
HOST
ENVIRONMENT
Gambar 2.1 : ModelKlasikkausasi segitlga epidemiologi 1) Agent (virus dengue) Agen penyebabpenyakit DBD berupa virus denguedari Genus Flavivirus (Arbovirus Grup B) salah satu Genus Familia Tagaviradae.
I
13
Dikenal ada empat serotipe.virus dengue yaitu Den-r, Den-2, Den-3 dan Den-4. virus dengue ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu lama yaitu antara 3-7 hari, virus akan terdapat di dalam tubuh manusid. Dalam masa tersebut penderita rnerupakan sumber penular penyakit DBD. 2) Host Host adalah manusia yang peka terhadap infeksi virus dengueBeberapa faktor yang mempengaruhi manusia adalah: a Umur umur adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepekaan terhadap infeksi virus dengue. semua gorongan umur dapat terserang virus dengue, meskipun baru berumur beberapa hari setelah lahir. Saat pertama kali terjadi epidemi dengue di Gorontalo kebanvakan anak_ anak berumur l-5 tahrm (Widyana 2006'). b. Jenis tefu*i" Sejauh "ini tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap serangan DBD dikaitkan dengan perMaan jenis kelamin/gender (Kusriastuti,
200s). Di Philippines dilaporkan bahwa rasio antar jenis kelamin adalah l:1. Di Thailand tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap serangan DBD antara laki-laki dan perempuan, meskipun ditemukan angka kematian yang lebih tinggi pada anak peremp'an nam,n perbedaanangka tersebut tidak signifikan Singapura menyatakan bahwa insiden DBD pada anak laki-laki lebih besar dari pada anak perempuan.
t4
c. Nutrisi Teori nutrisi mempenganrhi derajat berat ringan penyakit dan ada hubungannya dengan teori imunorogi, bahwa pada gizi yarig baik mempengaruhi peningkatan antibodi dan karena ada reaksi antigen dan antibodi yang cukup baik' maka terjadi infeksi virus dengue yang berat (SumekarDW,2007). d. Populasi Kepadatan penduduk yang tinggi akan mempermudah terjadinya infeksi virus
dengue'
karena daerah yang
berpenduduk
padat akan
meningkatkan junrlah insiden kasus DBD tersebut. e. Mobilitas penduduk Mobilitas
penduduk memegang pemnan penting ,.pada transmisi
penularan infeksi virus dengue- sarah satu faktor yang mempengaruhi penyebdi.anepidemi dari eueensland ke New south wares pada tatrun 1942 adalah perpindahan personil militer dan angkatan udara karena jalur transportasi yang dilewati merupakan jarur penyebaran virus dengue(Sutaryo,2005). 3) Lingkungan (environment) Lingkungao yang mempengaruhi timbulnya penyakit dengue adalah: a
Letakgeografis Penyakit akibat infeksi vims dengue ditemukan tersebm hras d. berbagai negara terutama di negara tropik dan subkopik yang terretak antara 30" Lintang utaxa dan 40" Lintang selatan seperti Asia
I
15
Tenggara, Pasifik Barat.dan Caribbean dengan tingkat kejadian sekitar 50-100juta kasussetiaptahunnya(Djunaedi,2006). Infeksi virus dengue di Indonesia telah ada sejak abad ke-ld seperti yang dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Pada saat itu virus dengue menimbulkan penyakit yang disebut penyakit demam lima hari (vijfdaagse koorts) kadang-kadang disebut demam sendi (lonkkel laorts). Disebut demikian karena demam yang terjadi menghilang dalam lima hari, disertai nyeri otot, nyeri peda sendi dan nyeri kepala (Kusriastuti,2005). Sehingga sampai saat ini penyakit tersebut masih merupakan problem kesehatan'masfarakat dan dapat muncul secara endemik maupun epidemik yang menyebar dari suatu daerah ke daerah lain atau dari suatu hegara ke negaralain. b. Musim Negara dengan 4 musim, epidemi DBD berlangsung pada musim pilffi,
meskipun ditemukan kasus DBD sporadis pada musim dingin.
Di Asia Tenggara epidemi DBD terjadi pada musim hujan, seperti di Indonesia, Thailan4 Malaysia dan philippines epidemi DBD terjadi beberapaminggu setelah musim hujan (Djunaedi, 2006). Periode epidemi yang terutama berrangsung selama musim hujan dan erat kpitannya dengan kelembaban pada musim hujan. Hal tersebut
I
16
menyebabkan peningkgtan aktivitas vehor dalam megabit karena didukung oleh lingkungan yang baik untuk masa inkubasi. k
2.1.5 Siklus Hidup Nyamuk Ae. Aegp{
Nyamuk Ae. aegtpti mengalami metamorfosissempurna,yaitu telur - larva - pupa - dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air, sedangkan stadium dewasa hidup diluar air. Pada umumnya telur akan menetasdalam l- 2 hari setelahterendam dengan air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5 - l5 1t26,dalam keadaannormal berlangsung 9 - l0 hariStadium berikutnya adalah stadium pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian selanjutnya menjadi dewasa dan melanjutkan siklus berikutnya. Dalam suasarulyang optimal, perkembangandari telur menjadi dewasa memerlukan wal$u sedikitnya t hari. Nyamuk
l'
Aedes albopictus dalam berkembang biaknya juga
mengalami rhetamorfosis sempuma dengan lama berkembang biaknya dari telur hingga dewasa adalah 7 - 14 hari dengan tiap-tiap fase : telur - jentik : 12 hari, jentik - kepompong7-9 hari dan kepompong- dewasaZ-3hai2.1.6 Cara-cara Pencegafus1rlan PemberantasanPenyakit DBD Strategi pencegahan dan pemberantasanpenyakit DBD dapat dilakukan melalui beberapacara yaitu: l)
Carapemutusan rantai penularan.
Ada lima kemungkinan cara memutuskan rantai penularan DBD: a Melenyapkan virus dengue dengan cant mengobati penderita Tetapi sarnpai saat ini belum ditemukan obat anti virus tersebut.
I
L7
b. Isolasipenderitaagar.tidakdigigit vektorsehinggatidak menularkan kepadaoranglain c. Mencegahgigitannyamuksehinggaorangsehattidak dituhfr d. Memberikanimunisasidenganvaksinasi e. Memberantasvektor agarvirus tidak ditularkankepadaoranglain. 2) Cara pemberantasanterhadapjentik Aedes aegtptiPemberantasan terhadap jentik
nyamuk Aedes aegpti
dikenal
dengan istilah PemberantasanSarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dilakukan dengancara @epkes RI,200g). a. Fisik cara ini dikenal dengan kegiatan -3M", yaitu: Menguras (dan menyikat) bak mandi, bak wc,
dan lain-lain; Menutup tempat
penampungan air rumah tangga (tempayan, drum, dan lain-lain); dah Mengubur barang-barang bekas (seperti kaleng, ban, dan lainlain). Pengurasan tempat-tempat
penampungan
air
perlu
dilalmkan secarateratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembangbiak di tempat itu. pada saat ini telah dikenal pula istilah '3M'
plus, yaitu kegiatan 3M yang
diperluas. Bila PSN DBD dilaksanakan oleh seluruh masyaraka! maka populasi nyamuk Aedes aegtpti dapat ditekan serendah-
I
18
rendahny4sehinggapenuraranDBD tidak terjadi ragi (Huda 2006). Untuk masyarakat
itu harus
upaya penyuluhan dan motivasi ,kepada dirakukan
secara
terus-menerus
dan
berkesinambungan, karena keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat. b. Kimia Cara
memberantes jentik
Aedes
aegtpri
dengan
menggunakan insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal dengan istirah larvasidasi. t arvasida yang biasa digunakan antara lain adalahtemephos(Kristina Formulasi temephosyang digunakan
2005).
adalah granules,(sand
granules)- Dosis yang digunakan r ppm atau l0 gram (*r sendok makan rata) untuk tiap 100 riter air. Larvasida dengan temephos ini memptrnyai efek residu 3 bulan (Nadezul, Selain
menggunakan
2007).
insektisida,
dilakukan
juga
Foggingisasi benrpa penyemprotan/pengasapan menggunakan obat cynof
dan solar oleh dinas kesehatan bekerja sama dengan
puskesmas pada daerah yang terindikasi dengan radius 200 meter yang bertujuan untuk membunuh nyamuk dewasa dengan tulnn memutuskan mata rantai penuraranpenyakit
demam berdarah.
I
19
c. Biologi Pemberantasanjentik nyamuk Aedes aegypti secara biologi dapat dilakukan dengan memelihara ikan pemakan .lentii< litan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang atau tempalo, dan lain-lain). Dapat juga digunakan Bacillus rhuringiensisvar israeliensis(Btr) (Nadezul,2007). Namun iara-cara tersebut diatas berum cukup untuk memberantasnyamuk aedes aegtpti, cara yang paring tepat adalah dengan memberantas jentik nyamuk yang dikenal dengan istilah pemberantasansarang nyamuk DBD (PSN_DBD). PSN merupakan cara yang paling aman, murah dan sederhana- Oleh -,.sebab,,itu
kebijakan
pemerintah dalam
pengendalian vektor DBD perlu menitik beratkan pada program psN ini, walaupun cara tersebut sangat tergantung pada peran serta masyarakat (Isha( 2006). 3) Carapencegahan a
Memberikan penyuluhan serta inforurasi kepada masyarakat unfuk membersihkan tempat perindukan nyamuk dan melindungi
diri dari
gigtan nyamuk dengan memasang kawat kasa perrindungan diri dengan pakaian d"n menggunakan obat gosok anti nyamuk. b'
Melakukan survei trntuk mengetahui tingkat kepadatan ve*cor nyamuk, mengetahui tempat perindukan dan habitat larva dan
I
20
membuat
rencana. pemberantasan
safturg
nyamuk
serta
pelaksanaannya. 4) Penanggulanganwabah a'
'
Menemukan dan memusnahkan spesies Aedes aeg/pti di lingkungan pemukiman, membersihkan tempat perindukan nyamuk atau taburkan rarvasida di semua tempat yang potensial
.
sebagaitempat perindukan lawaAedes Aegtpti. b'
Gunakan obat gosok anti nyamuk bagi orang-orzmg yang terpajan dengan nyamuk.
2.1.7 Hubungan Lingkungan Rumah denganpenyakit DBD Menurut worrd Hearth organizarion (wHo),
kesehatan lingkungan
aq$ah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dhh' lingk'ngan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia- Himpunan Ahri Kesehatan Lingkungan
Indonesia (HAKLI)
mendefinisikan
lingkungan sebagai suatu kondisi lingkrmgan yang m'mpu
kesehatan menopang
keseimbanganekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untrnk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Anies,20Aq. Didalam program kesehatan ringkungarg suatu pemukiman/perumahan sangat berhubtmgan
dengan
kondisi
ekonomi,
tradisi&ebiasaan, suhu, geografi dan kondisi lokal.
sosiar,
pendidikan,
I
21
untuk menciptakan saf .uan lingkungan diperlukan kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasamna dan saranalingkungan yang memenuhi kesehatan fMukono, ioosy. Keadaan Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Didalam lingkungan yang sesuai, penyebab penyakit dapat dipelibara dan ditularkan dari manusia ke manusia dari hewan ke manusia dari hewan ke hewan atau dari manusia ke hewan. Dalam penelitian ini Keadaan lingkungan rumah yang diteliti yaitu : l. Keberadaanpakaian yang tergantung didalam rumah Pakaian yang tergantung di dalarn rumah merupakan indikasi menjadi kesenangan beristirahat nyamuk Aedes aegtpti (Kusriastuti, 2005).
ii.r,.
Kebiasaan masyarakat yang
merugikan kesehatan dan kurang
memperhatikan kebersihan lingkungan seperti sering menggantung pakaian,"dan lainlain akan menimbulkan resiko terjadinya transmisi penularan penyakit DBD di dalam masyarakat. Kegiatan
PSN
dan
3M
ditambahkan
dengan
cara
tidak
menggantungkan pakaian di dalam kamar merupakan kegiatan yang mesti dilakukan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegryti, sehingga penularan penyakit DBD dapat dicegah dan dikurangi.
22
2. KeberadaanJentik Keberadaan jentik
adarah terdapatnya jentik
pada
tempat
penampungan air baik tempat penampungan air unhrk keperluari seharihari, maupun yang bukan tempat penampunganair sehari-hari. Ada kemungkinan risiko terkena penyakit DBD pada ringkungan rumah yang ada jentiknya dengan ringkungan rumah yang tidak ada jentiknya (Sitorus, 2005). Keberadaan indikator
jentik
Aedes aegypti di suatu daerah merupakan
terdapatnya popurasi nyamuk Aedes aegtpti
di
daerah
tersebtrt. Penanggulangan penyakit DBD mengarami masalah yang cukup kompleks, karena penyakit ini berum ditemukan obatnya. Tetapi cq3,'paling
baik untuk mencegah penyakit ini
adalah dengan
pemberantasanjentik nyamuk penularnya atau dikenal dengan istilah Pemberantasan sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (psN DBD). untuk
mengetahui Keberadaan jentik
dilakukan
pengukuran
dengan menggunakan container Index. container Index (cI)
adarah
persentase antara kontainer yang ditemukan jentik terhadap seluruh kontainer yang diperiksa Rumus CI yangdigunakan yaitu :
C I=
Jumlah kontainer yang positifjentik Jumlah kontainer yang diperiksa
x 100%
I
23
3. KeberadaanTanamanHias Lingkungan biologis yang memp€ngaruhipenularan penyakit DBD
adalah banyaknya tanaman hias/tumbuh-tumbuh;
yang
mempengaruhikelembabandan pencahayaandi dalam rumah serta halamannya.(Durnq 2007). Adanya tanaman hias yang ada didalam/sekitar rumah dapat dijadikan tempatberistirahatdaojuga menarnbahumur nyamuk.Karena dapat menjadi tempat perindukanuntuk nyamuk AedesAegpti inilatr sehinggahal tersebutdapatmemicuterjadinyapenularanpenyakitDBD. Selain dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes Aegtpti, banyaknya tanaman hias dan tanaman pekarangan juga dapat mempengaruhikelembabanAanpencahayaan didalamrumah. 2.1.8 HubunganPerilakudenganKejadianDBD a Tingkatpengetahuan Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental secara langstrngatau tidak langsungturut memperkayakehidupankita- Setiap pengetahuanmempunyaiciri-ciri yang spesifik mengenaiapa (ontologi), bagaimana(epistologi)danmhrk apa(aksiologi)(Notoahodjo,2007). Pengetahuan dapatdiperolehmelalui pendidikan,baik pendidikan formal maupun informal, selain itu pengetahuandapat diperoleh dari pengetahuanoranglain denganmelihat mendengarataumelalui alat-alat komunikasisepertiradio, buku, majalahdanlain-lain.
I
24
Menurut Soekidjo Notoatnodjo, pengetahuanyang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu sebagai berikut : l) Tahu (know) 2) Memahami (comprehension) 3) Aplikasi (aplication) 4) Analisis (analysis) 5) Sintesis (synthetis) 6) Evaluasi (evaluation) Pengetahuan itu sendiri di pengaruhi oleh tingkat pendidikan, dimana pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatah, selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatrya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran dari , pendidikan (Huda 2006). Pehgetahuan yang dimiliki masyarakat tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akan mempengaruhi dirinya dalam bertindak untuk mencegah dan menghindari kejadian penyakit DBD. Hal ini karena ia sudah mengetahui tentang bahaya dan cara pencegahanpenyakit DBD, sehingga bisa terhindar dari ggrtan nyamuk ledes Aegtpti. b. Sikap Menurut Notoatnodjo
(2003), sikap merupakan reaksi atau respon
yang masih terhrtup dari seseorangterhadap suatu stimulus atau objek bukan
reaksi terbuka atau tingkahlakuterbuka
I
25
Manifestasi sikap itu tidak dapat langsungditihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni menerima yang diartikan bahwa orang mau dan mempertahankan stimulus yang diberikan (objek)- Merespons yaitu memberikan jawaban apabila dtunyu, mengerjakan dan menyelasaikan tugas yang diberikan. sikap merupakan salah satu bentuk perhatian masyarakat terhadap kejadian DBD- Seperti halnya pengetahuan,sikap seseorangjuga dapat mempengamhi
terjadinya
masyarakat benikap
penularan penyakit
DBD.
Semakin
tidak serius dan tidak berhati-hati terhadap
penularan penyakit DBD maka risiko terjadinya penularan penyakit DBD akan semakin bertambah. , c. Tindakan Pengtrkuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegatan yang telah dilalarkan beberapa jarq
hari, atau bulan yang ralu. pengukuran juga dapat
dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoafnodjo, 2003). Pelaksanaan gerakan 3M plus di lingkungan rumah tangga dan trcnggunaan zat penolak nyamuk yang intensitasnya berbeda sesuai dengan perbedaan status sosial masyarakat, akan mempengaruhi angka kesakitan deman berdarah- Ketiga faktor ini adalah merupakan wujud
I
26
tindakan yang dilalrukan oleh masyarakat yang ada di daerah endemis demam berdarah.
2.2 Kerangka Teori Faltor Internal : l. DayaTahanTubuh Menurun 2. StaminaMenurun
Gigitan Nyamuk AedesAegpti
Manusia yang terinfeksi virus Dengue
"Faktor Ekstemal : l. KeberadaanJentik pada TPA maupun yangbukan TPA 2. Kepadatan veklor 3. Iklim 4. Keberadaanpakaian yang tergantung 5. Keberadaantanaman hias/tumbuhan 6. PengetahuanMasyarakat 7- Sikap masyarakat 8. Tindakan Masyarakat 9. Pertumbuhan Penduduk 10. Urbanisasi 11. SanitasiLingkungan
Gambar 2.2 : Kerangka Teori Penelitian
27
Kerangka Konsep LingftunganRumah: Keberadaan pakaian yang tergantung didalam rumah
Keberadaan Tanaman Hias
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)
f---_l O
: VariabelIndependen : variabel dependen Gambar2.3 : KerangkaKonsepPenelitian
2.4 IlipotesisPenelitian Terdapat hubungan keadaan lingkungan nrmah dan perilaku kepala keluarga dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja PuskesmasDulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo Tahun 2A12.