44
Pasar Pajak
Gambar 2.13
Sungai Indragiri saksi menuju Pulau Batam (http://liamustafa.multiply.com/journal/item/5- Mar 18, '05 10:15 AM)
Dear all, seusai peluncuran batik Riau di Pekanbaru 15 M aret 2005-undangan Ibu Gubernur Riau, tidak ingin dilewatkan rasanya advanture sungai yang kini sudah tidak bisa dinikmati lagi dari Pekanbaru menuju Tembilahan, mengingat kondisi sungai yang sulit dilewati boat ( kondisi tanah yang naik???). Tidak seperti beberapa tahun silam sekitar tahun 1989, kami pernah mencoba sungai INDRAGIRI ini menggunakan boat terbuka dari Rengat menuju Tembilahan hingga Teluk Pantai. Sedangkan saat itu, Pesawat sejenis CESNA, sempat kami coba sebagai alternatif transpotasi dari Pekanbaru menuju Rengat, meskipun
45
rasa-rasanya pesawat kecil ini seperti tidak mampu terbang. Yang ada adalah rasa berdebar dan suara bising ditelinga sangat luar biasa. Tapi itulah advanture yang sesungguhnya terasa...
Perjalanan darat kali ini, ternyata punya keasyikan tersendiri. Karena jalanan aspal sudah mulus , hanya beberapa tempat sedang dalam perbaikan. Sejauh mata memandang, adalah hamparan kelapa sawit , rumah2 panggung, rawa , gumulan tertai dan hutan bakau. Perjalanan dilalui kurang lebih lima jam dari Pekanbaru menuju Tembilahan yang merupakan sebuah kabupaten yang cukup terkenal di Riau. Unggulan kelapa sawit disentra Kualaenok, export ikan Krapu, transpotasi sungai hingga Batam dll. Kamipun makan siang di RM Pasar Sorek, yang sebelumnya sempat di referensikan di RM Rita ditepi sungai. Salah satu rekan kami tidak tega dengan kondisinya…M akan siang yang nikmat dan mulai bosan karena hampir setiap hari perjalanan di Riau ini dengan makanan Udang Lobster yang besar-besar. M ulai kangen lotek, soto , bakso dan mie ayam di Jawa. Kami beranjak pukul dua, dan yang kami lewati saat ini adalah tambang minyak di LIRIK. tidak ada yang istimewa...selain ingin mengungkit berita tambangnya yang saat ini mulai pudar. M asih aktif, lihat saja beberapa mesin penggerak bekerja.
Akhirnya tiba juga kami di bandara Japura, yang beberapa tahun lalu kami pernah mendarat dengan pesawat kecil disini . Sepi, tapi katanya sudah mulai beroperasi lagi… karena Tembilahan-pun akan ada bandara juga tahun depan.
46
M elewati sebuah danau yang bernama danau Raja yang tidak pernah habis airnya sepanjang waktu. M elewati sebuah perkampungan cina di batas kotanya dan sebuah jembatan gantungnya yang unik. M elewatinya dengan mencoba buah SEROJA dari tanaman teratai....hmmm…
Tiba di jembatan yang baru saja diresmikan tahun lalu oleh Ibu M egawati, jembatan dengan panjang 1500 m ini, tanda bahwa kita akan sampai di Tembilahan yang artinya juga akan melewati 54 jembatan lagi setelah jembatan INDRAGIRI ini.Hampir disetiap menit jembatan ada . Tidak heran kalao kabupaten ini diberi julukan Kota seribu parit. M enjelang maghrib kami tiba di Tembilahan dan kamipun tidak ingin habiskan waktu luang malam di sini. Berburu produk luar yang terhampar di PJ istilah mereka. Dari Nike, Gucci, Eitine Aigner dll.....hanya diatas tikar atau plastik barang-barang tersebut di display.Kalau kita teliti, kita bakalan dapat barang bagus. Apalagi tas-tas backpacker yang keren dan tangguh....rasanya mau saja semua dibawa.
Pagi hari 16 M aret 2005, kami bersiap menuju pelabuhan Tembilahan. Perjalanan ini belum selesai, sengaja kami pulang tidak lewat Pekanbaru tapi lewat Batam. Alasannya, ingin merasakan advanture sungai . Namun berita pagi ini dari Jogja, sebuah kapal terbalik di daerah sungai Kampar . Tewas 16 orang digulung gelombang BONO. Hmm…sempat berfikir juga.
47
Dengan Ferry Sri Gemilang yang kami pikir sebuah Ferry besar, ternyata ukuran boat besar saja. Boat dengan kekuatan 5 mesin ini, ternyata mampu membuat kami khawatir, karena jam penerbangan yang sangat mepet dengan kedatangan kami di pelabuhan Batam. Beberapa pelabuhan kami lewati anatara lain Guntung dan Durai. Yang menarik dari perjalanan ini dan yang belum bisa kami bongkar muatan beritanya adalah adanya suku Laut disana. M enjelang muara laut menuju Tanjung Balai Karimun antara pulau Suji dan M oro, ternyata banyak perompak gentayangan malam hari disini. Setelah penat melihat air coklat, di muara ini pula kami mulai melihat kesejukan air berwarna hijau dan biru.
Pelabuhan Batam tidak menarik, dengan porter seorang 20.000 ribu, kami sewa 2 porter menuju taxi yang akan membawa kami ke bandara. Batam...panas dan gersang, hanya transit memang tujuan kami. Dengan waktu setengah jam, akhirnya kami bisa chek-in tepat waktu. Jam empat-pun, akhirnya kami tinggalkan Batam menuju Jakarta-Jogja.
Indragiri Hilir… luasnya sungai memang ada yang menandingi....tapi disini saksi pertumbuhan kota-kotanya yang dilewati, menjadi saksi pertumbuhan perkembangan daerah yang dilaluinya. Daerah-daerah kepulauan yang santer mau mendirikan negeri sendiri...karena kaya akan alamnya. Tembilahan adalah sebuah contoh, masyarakatnya yang low-profile....namun kaya akan muatannya, juragan kopra, juragan ikan, juragan berlian, juragan minyak , juragan - juragan – juragan…Yang tahun depan akan dibangun bandara, siapa juga akan
48
menyangka… kelak dari sini pertahanan akan semakin kuat, perkembangan akan semakin maju…walau tanahnya bekas rawa, namun kekayaan kemampuan untuk mendirikan rumahnya sama dengan podasinya. Pantai Solop dilihat dari jauh,makin menarik jika sejengkal dipandang… Penyimak milis yang tak pernah lelah, Kalau penasaran pastikan mencoba datang bertandang.
salam, Lia M ustafa
2.2.3
Survey Lapangan Waktu pelaksanaan : 31 januari 2008 - 04 februari 2008 Lokasi yang didatangi : •
Jalan Suarna Bumi,
•
Jembatan Tasik Gemilang
Jend.Sudirman Sultan Syarif
•
Pasar Pajak
Qasyim.
•
Desa Amban Sari (seberang
•
SM AN 2 Tembilahan
•
Pasar Apung, Pasar
Tembilahan) •
Tradisional Tembilahan.
Rumah penduduk (kebun sayur dan kebun kelapa)
•
Jembatan Parit 9, 10 dan 11
•
Jalan Sei. Beringin (Warung
Seberang Tembilahan,
Kelapa)
Tungkal.
•
Desa Sungai Luar
•
Pelabuhan Enok, Batam,
49
Tembilahan (01 – 04 February 2008)
Gambar 2.14 01 Februari 2008, lokasi : jalan suarna bumi dan sekitarnya
50
Gambar 2.15 01 Februari 2008, lokasi : Jalan suarna bumi dan pasar apung Tembilahan
51
Gambar 2.16 01 Februari 2008, lokasi : Pasar Apung Tembilahan (daging – bumbu / rempah - sayur)
52
Gambar 2.17 02 Februari 2008, lokasi : Jalan Sultan S yarif Qasyim, Kebun sayur milik Penduduk
53
Gambar 2.18 02 Februari 2008, lokasi : Kebun sayur milik Penduduk
54
Gambar 2.19 02 - 03 Februari 2008, lokasi : Jalan Sultan S yarif Qasyim, Jalan Jend. Sudirman, Pelabuhan Enok, Jembatan menuju S MAN 2 Tembilahan
55
Gambar 2.20 03 Februari 2008, lokasi : S MAN 2 Tembilahan, Rumah penduduk sekitar, Jembatan S amping Vihara Budi Bhakti Tembilahan
56
Gambar 2.21 03 Februari 2008, lokasi : Jembatan Tasik, Desa Sungai Luar, Warung Kelapa
57
Gambar 2.22 03 Februari 2008, lokasi : Warung Kelapa, Pelabuhan Seberang Tembilahan, Desa Amban S ari – Seberang Tembilahan
58
Gambar 2.23 03 - 04 Februari 2008, lokasi : Sungai menuju seberang, Pasar Pajak Tembilahan
59
2.3
Deskripsi Media M erupakan media yang diterbitkan sebagai salah satu langkah mendukung rencana pengembangan dan pemerataan destinasi wisata nusantara Indonesia, bagi pemerintah Provinsi Riau (dibawah dukungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata). Buku ini berisikan tentang cerita perjalanan secara nyata, dengan destinasi kabupaten Indragiri Hilir Riau, yang ditujukan bagi wisatawan nusantara Indonesia. Diharapkan media dapat bercerita dan memberikan informasi, serta membantu meningkatkan minat wisatawan nusantara untuk mengunjungi provinsi Riau. Pemilihan media adalah travel journal didasari dengan pertimbangan karakter target audience dan potensi provinsi Riau. Sebagai gambaran berikut akan dijelaskan beberapa poin yang berhubungan dengan definisi dan karakter media.
2.3.1
Travel Journal / Jurnal Perjalanan (oleh Mbak Endah S oekarsono – editor, dan pendiri KelasMenulis.com). Travel Journal / Jurnal perjalanan adalah catatan yang ditulis dengan tujuan untuk dibaca orang lain, berdasarkan pengalaman mengunjungi suatu tempat atau melakukan aktivitas untuk menyenangkan diri (wisata) dimana unsur dibaca orang lain menjadi faktor yang menentukan. Yang membedakan jurnal perjalanan dengan jurnal lainnya adalah dalam menulis jurnal perjalanan kita memakai hampir seluruh indra kita, sementara pada jurnal lain kita cenderung hanya memakai indra visual.
60
M isalnya saja, seorang peserta di KelasM enulis menulis tentang perjalanannya ke Serang berburu Nasi Sumsum yang pernah ditayangkan dalam acara Bondan Winarno. Sepanjang perjalanan penulis menggambarkan anak-anaknya yang saling bercanda (indra pendengaran), sampai di Serang, dia harus bertanya beberapa kali tentang tempat penjual Nasi Sumsum mangkal (indra pendengaran). Ketika sampai di Pasar Serang, dia mendapati bahwa penjual hanya dagang di sore hari (indra penglihatan). Untuk menghibur anaknya, dia membelikan mereka bakso yang kebetulan penjualnya tengah berteduh di warung dekat tempat itu (indra penglihatan). Bakso itu bisa membuat anaknya merasa hangat (indra perasa). Tiba-tiba buah kelapa berjatuhan di dekat mobilnya yang membuat penulis dan keluarganya meninggalkan tempat itu (indra penglihatan). M ereka pun menuju Pasar Serang, menuju warung Nasi Sumsum yang sudah mulai berjualan. Saat menunggu, penulis mencium aroma daun pisang bakar (indra penciuman). Daun pisang itu dipakai sebagai piring Nasi Sumsum. (indra penglihatan) Ketika mulai menyantap, penulis mengatakan bahwa nasi sumsum yang dimakannya tidak seenak harapannya (indra pengecap). Tapi dia diam saja…dan seterusnya.
Mengapa kita bisa sepeka itu dalam menulis jurnal perjalanan? Ya, karena pengalaman berada di tempat baru membuat seluruh indra kita lebih siaga untuk menerima pesan baru. Ini berbeda dengan pengalaman sehari-hari yang kita persepsi sebagai pengalaman yang tak lebih dari pengalaman yang pernah kita jalani.
61
Dengan kata lain jurnal perjalanan bisa juga disebut sebagai sebuah tulisan yang memberikan gambaran waktu dan tempat mengenai pengalaman bepergian ke suatu tempat atau melakukan aktivitas. Dalam menulis jurnal perjalanan, kita lebih banyak menggunakan detail. Ini karena faktor pengalaman baru itu. Segala sesuatu berharga untuk ditulis!
Kriteria dan hal yang harus diperhatikan dalam Jurnal Perjalanan Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan sebuah jurnal perjalanan, yakni : •
Pembaca memahami deskripsi waktu dan tempat dalam tulisan.
•
Pembaca mendapat gambaran yang jelas tentang perjalanan itu.
•
Pembaca menikmati cerita itu, dan mungkin terinspirasi untuk melakukan hal sama.
•
Jurnal perjalanan tidak seperti brosur! M emfokuskan pada ‘cerita’ berdasarkan kenyataan, baik kelebihan maupun kekurangannya, bukan ‘memuja’ sebuah produk.
Kriteria sebuah jurnal perjalanan yang baik adalah : •
Deskripsi waktu jelas.
•
Deskripsi tempat jelas.
•
Penggunaan ke-5 indra untuk menyerap pengalaman dan menuangkannya dalam tulisan.
•
Adanya emosi penulis dalam bercerita.
62
Kelebihan, kendala dan cara mengatasinya M enurut mbak Endah, jurnal perjalanan merupakan media yang paling sesuai untuk mengenalkan dan mempromosikan sebuah tempat baik sebagai tujuan wisata, ataupun budaya.
Mengapa? Wisata, yang kini mulai memasuki sebuah paradigma baru dimana sebuah perjalanan / journey tidak lagi sekedar bersenang – senang bersama, melainkan hal yang sangat personal. Penyerapan informasi dan pembentukan pengalaman yang terjadi selama wisata, juga merupakan hal yang sangat personal. Unsur yang paling berperan dalam hal ini adalah manusia, dan budaya sosialnya. Apa yang dirasakan dan interaksi antara alam - manusia, manusia manusia, merupakan intisari pengalaman tersebut. Karena itulah media ini dikatakan paling cocok, karena ia mampu membentuk sebuah attachment atau ikatan antara penulis dan pembaca, yang nantinya justru menjadi daya tarik bagi pembaca untuk mengikuti dan ikut melaksanakan apa yang penulis lakukan.
Jurnal perjalanan mempunyai cara penyampaian yang personal dan detail, sehingga banyak hal – hal seperti pikiran dan perasaan terlibat didalamnya, juga hal – hal yang lain yang umumnya tidak bisa didapat hanya dengan membaca sebuah review, dan data – data tentang sebuah daerah. Pembaca dapat ikut mendalami apa yang dirasakan oleh penulis. Yang didapatkan bukan hanya sebuah pengetahuan, melainkan sebuah pengalaman. M aka bisa kita bayangkan, betapa ‘perasaan’ berperan didalamnya.
63
Semakin kuat perasaan pembaca dapat digali, semakin kuat pula kemampuan sebuah jurnal untuk mempersuasi pembaca. Yang perlu diingat adalah semua karakter diatas membuat media ini terkesan sangat subjektif. Untuk mengatasi kesan ini, diperlukan introduksi berisi penjelasan secara umum, tentang latar belakang penulis, dan alasan dibalik penyusunan jurnal. Dengan begitu pembaca bisa menilai sendiri karakter dan pandangan penulis beradasarkan latar belakangnya, dan mendalami pikiran penulis, dari sudut pandang dirinya sendiri, secara lebih objektif.
2.3.2
Karakteristik Media Dalam subbab ini, akan diberikan gambaran tentang karakteristik media yang akan disusun, sesuai dengan tujuan komunikasi yang ingin dicapai . Pada hakikatnya Jurnal adalah sebuah laporan. Dalam dunia akuntansi, sebuah jurnal laporan keuangan berupa rekap keseluruhan pemasukan dan pengeluaran.
M aka bisa disimpulkan bahwa karakter jurnal harus detail, jujur dan apa adanya, layaknya laporan keuangan pada setiap perusahaan. Disisi lain, sebuah jurnal perjalanan juga mempunyai ciri detail, personal, dan kekuatannya dalam hal membentuk sebuah ikatan emosional.
Kedua sisi informatif dan personal inilah yang menjadi daya tarik sebuah jurnal perjalanan. Untuk travel journal yang akan dibuat kali ini peran ‘menceritakan’ tidak hanya dilakukan lewat susunan kata – kata, namun juga lewat foto – foto