17
METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh dan pengumpulan data dengan menggunakan metode survei (Singarimbun & Effendi 1995). Penelitian dilakukan di Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) berdasarkan pertimbangan bahwa Desa Cikahuripan merupakan salah satu desa di kawasan pesisir Kabupaten Sukabumi yang memiliki sumberdaya alam potensial, namun dinilai tingkat kesejahteraan masyarakatnya masih rendah. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2009 hingga Januari 2010. Cara Pengambilan Contoh Populasi penelitian ini adalah keluarga nelayan yang berada di Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penarikan contoh dengan menggunakan teknik snowball. Teknik snowball adalah teknik pengambilan contoh dari populasi yang tidak jelas keberadaaan anggotanya dan tidak pasti jumlahnya dengan cara menemukan satu contoh, untuk kemudian dari contoh tersebut dicari (digali) keterangan mengenai keberadaan contoh-contoh yang lain, terus demikian secara berantai. Contoh yang didapat dalam penelitian berjumlah 60 keluarga, namun yang memenuhi persyaratan hanya 53 keluarga yang dapat dijadikan contoh dalam penelitian ini. Metode penarikan contoh tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Kabupaten Sukabumi
Kecamatan Cisolok Desa Cikahuripan n keseluruhan= 53 responden
Purposive Purposive
purposive Teknik snowball
Gambar 2 Metode Penarikan Contoh
18
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara langsung keluarga yang menjadi contoh dalam penelitian. Data primer yang diperoleh meliputi: karakteristik keluarga (umur suami dan istri, tingkat pendidikan suami dan istri, jenis pekerjaan suami dan istri, besar keluarga, pendapatan per kapita, pengeluaran per kapita, kepemilikan aset), manajemen keuangan keluarga (perencanaan, penggunaan, dan evaluasi keuangan keluarga), tekanan ekonomi keluarga (tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif) dan strategi koping (pangan, kesehatan, pendidikan dan keuangan). Data sekunder yang dikumpulkan berupa gambaran umum lokasi penelitian. Jenis dan skala pengukuran data ditunjukkan oleh Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan Skala Pengukuran Jenis Data
Variabel
Kategori
Karakteristik Keluarga Tingkat Pendidikan Suami dan Istri
Primer Jenis Pekerjaan
Besar Keluarga
Pendapatan Per Kapita
Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA 0 = tidak bekerja 1 = Nelayan buruh 2 = Nelayan juragan 3 = Nelayan Perorangan 4 =Petani 5 = Pedagang 6 = PNS 7 = Buruh 8 = Karyawan 9 = Jasa Angkutan 10= Wiraswasta 11= Lainnya Kecil : ≤ 4 orang Sedang : 5–6 orang Besar : ≥7 orang 1. ≤Rp. 145733 2. Rp.145734 - Rp. 291467 3. Rp.291468 - Rp.437200 4. Rp.437201 - Rp.582933 5. Rp.582934 <
Cronbach α
19
Tabel 1 Jenis dan Skala Pengukuran (lanjutan) Jenis Data
Variabel Pengeluaran Per Kapita
Primer Kepemilikan Aset Manajeman Keuangan Perencanaan Penggunaan Evaluasi Tekanan Ekonomi Keluarga
Primer
Tekanan Ekonomi Objektif
Permasalahan Keuangan Primer
Kepemilikan Hutang Rasio Pendapatan Dan Pengeluaran Tekanan Ekonomi Subjektif Strategi Koping Pangan Kesehatan Pendidikan Keuangan Kesejahteraan Keluarga
Primer
Kesejahteraan Objektif Primer Kesejahteraan Subjektif Sekunder
Data Demografi
Kategori Pengeluaran Pangan Pengeluaran Non Pangan Berdasarkan sebaran interval Banyak : 66,8-100 Sedang : 33,4-66,7 Sedikit: 0-33,33 Berdasarkan sebaran interval Baik : 66,8-100 Cukup Baik : 33,4-66,7 Kurang Baik : 0-33,33 Berdasarkan sebaran interval Tinggi : 66,8-100 Sedang : 33,4-66,7 Rendah: 0-33,33 Tidak= 1 Ya = 0 Tidak= 1 Ya = 0 Pengeluaran > Pendapatan = 1 Pengeluaran < Pendapatan = 0 Berdasarkan sebaran interval Tinggi : 66,8-100 Sedang : 33,4-66,7 Rendah: 0-33,33 Berdasarkan sebaran interval Banyak : 66,8-100 Sedang : 33,4-66,7 Sedikit: 0-33,33 Miskin = ≤Rp. 145733 Tidak Miskin >Rp. 145733 Berdasarkan sebaran interval Sejahtera : 51-100 Tidak Sejahtera : 0-50 Data Desa
α
0,501
0,678
0,769
0,890
Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh, diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry data dan analisis data. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel for Windows 2007 dan dilanjutkan dengan menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) 16.0 for Windows.
20
Data karakteristik keluarga meliputi umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, besar keluarga, pendapatan per kapita, pengeluaran per kapita dan kepemilikan aset. Umur dibagi menjadi 3 kategori, yaitu dewasa awal (18-40 tahun), dewasa madya (41-60 tahun), dewasa lanjut (>60 tahun) (Hurlock 1981). Tingkat pendidikan dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh yaitu tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, dan perguruan tinggi atau akademi. Besar keluarga dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu keluarga kecil (<4 orang), sedang (5-6 orang), dan besar (>7 orang). Data pendapatan diolah berdasarkan musim, yaitu musim panen, musim biasa dan musim paceklik. Data rata-rata pendapatan didapatkan dengan proporsi musim biasa 2 bulan (Oktober- November), musim panen 4 bulan (JuniSeptember) dan musim paceklik 6 bulan (Desember-Mei). Data pengeluaran diolah dengan mengelompokkan pengeluaran pangan dan non pangan kemudian di analisis secara deskriptif berdasarkan rata-rata pengeluaran perkapita, standar deviasi dan presentase pengeluaran pangan dan non pangan terhadap pengeluaran total. Data kepemilikan aset diolah dengan mengelompokkan aset menjadi beberapa kelompok yaitu rumah, kendaraan, barang elektronik, perhiasan, tabungan, aset perikanan, pertanian dan ternak, dan lainnya. Untuk contoh yang memiliki aset tersebut diberi skor 1 dan yang tidak memiliki aset diberi skor 0. Manajemen keuangan keluarga diukur dari total skor perencanaan, penggunaan, dan evaluasi keuangan keluarga. Tekanan ekonomi keluarga diukur dari dua dimensi yaitu tekanan ekonomi objektif (permasalahan keuangan keluarga, kepemilikan hutang, rasio pendapatan dan pengeluaran) dan
tekanan ekonomi subjektif. Tingkat tekanan ekonomi
keluarga diperoleh dari hasil skor rata- rata tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif. Strategi koping merupakan usaha yang dilakukan oleh keluarga nelayan untuk mengatasi kesulitan pemenuhan kebutuhan pangan dan non pangan dan menghadapi tekanan ekonomi. Strategi koping diukur dari total skor strategi koping yang dilakukan untuk menghadapi masalah pangan, kesehatan, pendidikan dan keuangan.
21
Masing- masing variabel manajemen keuangan, tekanan ekonomi keluarga dan strategi koping dikompositkan sehingga diperoleh total skor, kemudian dilakukan transformasi skala ordinal dari 0-100 dengan rumus sebagai berikut (Tati 2004) : Z = Y- Min__ x 100 Max- Min Keterangan : Z
= presentase jawaban contoh
Y
= Total skor jawabang contoh
Min
= Total skor minimum pertanyaan
Max
= Total skor maksimum pertanyaan
Hasil transformasi tersebut dibuat kategori berdasarkan interval kelas. Menurut Slamet (1993), pembuatan interval kelas menggunakan rumus berikut : Interval kelas (I) = Nilai tertinggi (NT)-Nilai terendah (NR) Jumlah kelas Tingkat kesejahteraan diukur berdasarkan dua pendekatan,
yaitu
kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan objektif diukur menggunakan pendekatan pendapatan per kapita yang dibandingkan dengan garis kemiskinan Kabupaten Sukabumi tahun 2007 yaitu sebesar Rp 145.733,00 (BPS 2007). Jika nilai model di atas nilai cut off yang ada maka sebuah keluarga dikatakan tidak miskin, namun jika sebaliknya maka keluarga dikatakan miskin. Kesejahteraan subjektif diukur berdasarkan tingkat kepuasan yang dirasakan keluarga contoh terhadap berbagai pemenuhan kebutuhan dalam keluarga. Setiap responden menjawab 22 item pertanyaan dengan menggunakan 3 skala, yaitu skor 1= tidak puas, 2= cukup puas, dan 3= puas sekali/sangat puas, selanjutnya, skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan dijumlahkan. Analisis deskriptif digunakan untuk menganilisis karakteristik keluarga contoh. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel sedangkan untuk menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, manajemen
keuangan,
tekanan
ekonomi
dan
strategi
koping
terhadap
kesejahteraan keluarga contoh digunakan analisis regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut :
22
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ................... + βnXn +ε Keterangan: Y = Tingkat kesejahteraan objektif X1 = Besar keluarga X2 = Pendidikan X3 = Pendapatan per kapita X4 = Pengeluaran total X5 = manajemen keuangan X6 = tekanan ekonomi X7 = strategi koping ε = Galat Definisi Operasional Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya atau tanaman air. Keluarga nelayan adalah sekelompok orang yang terdiri dari suami, isteri, dan anak yang salah satu anggota keluarganya bermata pencaharian sebagai nelayan dan atau melakukan pekerjaan sampingan selain nelayan. Karakteristik keluarga nelayan adalah ciri-ciri keluarga yang meliputi usia, besar keluarga, tingkat pendidikan, lama pendidikan,
pendapatan
perkapita, alokasi pengeluaran, jumlah kepemilikan aset. Nelayan juragan adalah nelayan yang sekurang-kurangnya memiliki perahu. Nelayan buruh adalah nelayan nelayan yang tidak memiliki perahu maupun alat tangkap dan bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang masih tinggal dalam satu rumah atau yang masih menjadi tanggungan orangtua dalam memenuhi kebutuhan hidup. Besar keluarga digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar (≥ 7 orang). Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh suami atau isteri yaitu tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, dan perguruan tinggi atau akademi.
23
Pendapatan per kapita adalah pendapatan total dalam setahun yang diperoleh keluarga dari pendapatan seluruh anggota keluarga baik dari pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan dibagi jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan. Pengeluaran adalah pengeluaran untuk konsumsi pangan dan non pangan. Pangan mencakup seluruh jenis termasuk makanan jadi, minuman, tembakau dan sirih. Non pangan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah dan sebagainya. Kepemilikan aset keluarga adalah jumlah dari seluruh kekayaan yang dimiliki keluarga berupa barang elektronik, kendaraan, barang berharga, tabungan, ternak, kepemilikan lahan, rumah, perahu atau kapal, dan alat tangkap. Manajemen keuangan keluarga adalah kegiatan merencanakan, menggunakan, mengevaluasi keuangan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan keluarga. Tekanan ekonomi adalah permasalahan keuangan keluarga meliputi tekanan ekonomi objektif atau permasalahan keuangan keluarga dan tekanan ekonomi subjektif yang dirasakan contoh. Strategi koping adalah yang dilakukan oleh keluarga nelayan untuk mengatasi kesulitan pemenuhan kebutuhan pangan dan non pangan dan menghadapi tekanan ekonomi. Kesejahteraan keluarga adalah kepuasan, kemakmuran, dan kualitas hidup kelompok keluarga nelayan. Dalam hal ini diukur berdasarkan dimensi kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan objektif
adalah tingkat kesejahteraan yang diukur melalui
pendapatan perkapita. Tingkat kesejahteraan objektif dibandingkan dengan garis kemiskinan Kabupaten Sukabumi Kesejahteraan subjektif adalah kesejahteraan yang diukur berdasarkan tingkat kepuasan yang dirasakan keluarga contoh terhadap berbagai pemenuhan kebutuhan dalam keluarga.