BAB I PENDAHULUAN
1.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1
Profil Perusahaan Bandung merupakan kota yang tak pernah habis mengeksplorasi berbagai
ide kuliner untuk menarik minat para pelancongnya. De Tuik Café masuk jajaran tempat makan yang prioritas. De Tuik Café berdiri pada 20 Februari 2004 berawal disaat pemilik cafe yaitu Hj.Ina Wiyandani juga sebagai pemilik kue kering Ina Cookies merayakan ulang tahun anaknya yang ke dua di lahan miliknya seluas 2,5hektar dari situlah munculnya ide untuk membuka cafe di lahan miliknya tersebut. De Tuik Café berada di kawasan Jalan Cikutra menjadikan suasananya tidak terlalu ramai. Untuk sampai disini, bisa masuk via Bojong Koneng Atas. Untuk para penikmat kuliner patut merasakan menu-menu yang dihadirkan di De Tuik Café. De Tuik ternyata nama sebuah singkatan yakni “Deudeuieun Tuang Ieu Katuangan”. Makna yang akan belibet diucapkan terutama oleh mereka yang bukan orang sunda. Artinya lebih kurang “terus menyantap ini makanan” alias tidak pernah berhenti bersantap makanan yang ada disini. Hal itu ternyata sangat terkait dengan harapan pemiliknya supaya setiap pengunjung yang pernah datang kesini, balik lagi dan lagi. Gambar 1.1 Logo De’Tuik Cafe
Keanekaragaman menu dan jenis makanan di De Tuik Café juga terdiri dari keseimbangan dan kesadaran akan asupan nutrisi, tentunya di balut dengan citrarasa tinggi. De Tuik Café menyajikan racikan kopi special dengan kenikmatan kue kering. Konsep kafe yang dihadirkan tidak sama dengan 1
kebanyakan cafe dan tempat makan yang sejenisnya di Kota Bandung salah satu menu andalannya adalah baby chiken yaitu anak ayam yang disajikan dengan cara di goreng dengan nasi di dalam perut ayam ada pun menu bentok baby entok. Selain itu juga resto ini menyediakan menu yang mengusung tema sunda. Nasi tutug oncom merupakan menu special dan menjadi andalan resto ini, disamping juga menu-menu yang lainnya. Tersedia juga nasi liwet langsung dari kastrolnya yang rasanya paling nikmat disantap dengan sambal medok, jengkol, asin dan kerupuk. Untuk yang suka dengan nasi cikur atau kencur, bisa menyantapnya disini selain itu juga dapat meracik minuman sendiri seperti coffe. De Tuik Café menyediakan konsep outdor yang mengandalkan keindahan alam dan pemandangan kota Bandung dan konsep indor di disain dengan penuh kehangatan dan penuh dengan desain-desain modern. Selain menyediakan fasilitas cafe juga terdapat fasilitas lainnya seperti arena bermain anak-anak, outbond anak-anak dan dewasa, menyediakan fasilitas kamping outdor-indor, kolam renang, kolam pancing, memberi makan ikan pakai dot bayi di kolam ikan, tempat weeding, pelatihan pembuatan makanan untuk anak-anak dan edukasi anak-anak, dan juga terdapat penginepan yang modern tetapi tetap mengutamakan konsep tradisional alam.
1.1.2
Visi dan Misi Perusahaan Visi: Menjadi Café yang semakin maju dan berkembang juga selalu menjaga kualitas makan dan minuman yang disajikan di De Tuik Café. Misi: 1. Memberikan pelayanan yang terbaik. 2. Memberikan fasilitas terbaik demi sebuah kenyaman. 3. Semakin kreatif dan inovatif. Tujuan: 1. Memberikan pelayan yang terbaik untuk menciptakan hubungan yang baik dengan pelangganya dan menjadi pelanggan setia di De Tuik Café.
2
2. Memberikan fasilitas-fasilitas yang baik untuk pelanggan dengan tempat yang strategis dan luas juga fasilitas pelanggan De Tuik Café 3. Berencana membuka cabang-cabang yang baru agar nama De Tuik Café semakin besar dan dikenal banyak orang
1.2
Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling
sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis. Di dalam pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh , sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan cultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan
pengembangan
pariwisata
kedalam
suatu
program
pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu negara. Disamping itu, rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijakan pemerintah, untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum ke luar negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir diseluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata, maka yang perlu diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan infrasruktur dan sarana-sarana pariwisata. Berikut ini adalah data mengenai 5 kota wisata terbaik menurut persepsi wisatawan (survey center location test,2015)
3
Tabel 1.1 Kota Wisata Terbaik Menurut Persepsi Wisatawan 2015 No Nama Kota Nilai Rata-Rata 1
Yogyakarta
7,75
2
Denpasar
7,70
3
Bandung
7,27
4
Makasar
7,23
5
Medan
7,20
Sumber : Majalah SWA Edisi Februari 2015 Hal 63
Berdasarkan persepsi wisatawan, Bandung menduduki posisi sebagai salah satu kota wisata terbaik ke-tiga di Indonesia setelah Yogyakarta dan Denpasar. Bandung memiliki wahana wisata menarik yang layak dikunjungi mulai dari wisata alam, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata belanja, dan sebagainya. Kepopuleran kota Bandung semakin meningkat semenjak dibukanya jalur tol Cipularang, sehingga akses semakin mudah. Kota Bandung tidak hanya dikenal karena kawasan perbelanjaannya, selain itu juga terkenal dengan wisata kulinernya. Mulai dari jajanan khas sunda, maupun jajanan yang dijajakan di kedai-kedai pinggir jalan. Saat ini banyak tempat makan yang tidak hanya menjual makanan saja, tapi juga menjual konsep tempat yang unik sehingga menarik perhatian pengunjung baik dari kota Bandung sendiri, maupun dari luar kota Bandung. Pergeseran ekonomi di Kota Bandung dari Kota Industri menjadi Kota jasa di tunjukan dengan semakin meningkatnya kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran terhadap perekonomian Kota bandung. Tabel berikut menunjukan nilai tambah bruto di sektor perdagangan, hotel dan restoran atas dasar harga dirinci menurut sub sektor di Kota bandung Tahun 2011-2014 dalam milyar rupiah.
4
Tabel 1.2 Nilai Tambah Bruto di Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran atas Dasar Harga Rinci Menurut Sub Sektor di Kota Bandung Tahun 2011-2014 Sub Sektor
2011
2012
2013
2014
Perdagangan
25.791,44
29.642,02
35.001,95
40.977,82
Hotel
753,34
988,20
1.171,32
1.435,41
Restoran
2.236,55
2.671,35
3.262,82
3.891,25
28.781,33
33.301,56
39.436,09
46.304,47
Total Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung , 2014
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tambah Bruto sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2011 sebesar 28.781,33 milyar rupiah dan meningkat menjadi 33.301,56 milyar pada tahun 2012. Pada tahun 2013 sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 39.436,09 milyar rupiah dan meningkat sekitar 17,42 persen menjadi 46.304,47 milyar rupiah pada tahun 2014. Perdagangan jasa di kota Bandung menunjukan perkembangan positif setiap tahunya. Melihat pertumbuhan yang terus meningkat tiap tahunya terutama di industri restoran yang merupakan salah satu sub sektor dimana kegiatan usaha yang menyediakan makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan, membuat para pendatang baru melihat peluang bisnis untuk membuat tempat makan dan minum. Mendirikan sebuah kafe dalam industri restoran bukan lagi merupakan hal yang baru.ditengah persaingan bisnis kuliner yang semakin ketat inovasi dan diferensiasi produk banyak dipilih pengusaha kafe untuk dapat tetap eksis. Berbagai macam cara dilakukan berkaitan dengan inovasi bisnis ini, seperti mengkreasikan menu-menu baru yang belum ada, menjalankan konsep One Stop 5
Food sehingga apapun yang dipesan dan diinginkan oleh pengunjung bisa dipenuhi hingga menawarkan konsep nuansa pedesaan yang asri. Pada situasi yang sama juga kafe yang bukan hanya sebagai tempat makan atau berkumpul bersama kerabat atau teman-teman akan tetapi sekarang juga telah
menjadi
tempat pertemuan antara rekan bisnis. Kafe adalah suatu tempat dimana para pengunjung dapat menikmati hidangan seperti sebuah restoran yang dilengkapi dengan iringan musik untuk mengiringi tamu yang tengah makan minum.Jika memperhatikan penjelasan tersebut maka keberadaan kafe adalah hal yang menjadi daya tarik yang dimiliki Kota Bandung. Beragam kuliner Kota Bandung yang akan memanjakan selera makan dan minum para pengunjungnya dihadirkan kafe-kafe yang dikunjungi para wisatawan maupun orang yang memang tinggal di Kota Bandung. Usaha industri kafe merupakan peluang bisnis yang menjanjikan di Kota Bandung.hampir di setiap sudut Kota Bandung terdapat kafe yang berdiri yang menyajikan makanan-makanan khas Kota Bandung atau makanan-makanan yang unik.berdirinya kafe-kafe di Kota Bandung didukung oleh kondisi yang kondusif yakni selain dari heterogenitas penduduk yang memiliki minat beragam pada kuliner tertentu juga didukung oleh banyaknya permintaan dari pencinta kuliner yang bertujuan untuk mendapatan makanan yang sesuai dengan keinginannya. Keberadaan kafe di Indonesia kini menunjukan tren positif ditandai dengan hadirnya usaha ini di kota-kota besar. Hal ini terjadi karena kafe dapat dijangkau oleh semua kalangan karena banyak kafe yang menawarkan kenyamanan dan menu bervariasi dengan harga terjangkau. Sesuai dengan namanya “kafe” yang berasal dari bahasa Inggris yakni “coffe” yang berarti kopi, kafe memiliki konsep yang mirip dengan warung kopi. Kafe menyediakan minuman yang bermacam-macam dan makanan ringan serta menyediakan tempat yang nyaman agar pengunjung betah berlama-lama di tempat tersebut.Bagi pecinta kuliner situasi ini memberikan keuntungan karena pilihan untuk mencoba menu yang lezat dengan tempat yang nyaman semakin beragam. Peluang usahapada bisnis kafe menjadi inspirasi bagi para pengusaha atau Entreprenuer yang mulai membuka usaha kafe di Kota Bandung menjadi tempat
6
usaha yang menjanjikan. Perkembangan bisnis kafe di Kota Bandung mengalami kemajuan, sangat mudah mencari kafe, tempat makan dan minum di Bandung. Menurut
situs
http://www.klik-galamedia.com/banyak-kafe-dan-restoran-di-
bandung-tak-berizin yang diakses Mei 2014 menurut Dedie Soekartin Ketua Bidang Kafe dan restoran Persatuan Hotel dan Restoran (PHRI) Jawa Barat mengungakapkan berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, saat ini baru 627 kafe dan restoran yang sudah memiliki izin. sedangkan jumlah kafe dan restoran berdasarkan data Disbudpar berjumlah 3.000 pengusaha kafe dan restoran hingga juni 2013. Berkaitan dengan perkembangan bisnis kafe di Kota Bandung hal tersebut menunjukan perkembangan yang sangat pesat yang juga diikuti dengan persaingan yang sangat ketat. Mereka mampu melihat bahwa usaha kafe merupakan peluang yang bagus pada saat ini. Mereka melihat beberapa peluang penting yang akan membawa keuntungan lebih jika mereka membangun sebuah kafe. Jika diamati peluang yang pertama adalah anak muda membutuhkan tempat untuk melepas jenuh atau tempat untuk ngobrol bersama teman-temanya, dengan demikian para pengusaha melihat anak muda sebagai target pasar yang sangat menjanjikan. Banyak remaja mencari tempat untuk melepas jenuh atau ngobrol bersama teman-temanya pada malam minggu. Karena itu, mereka membutuhkan sebuah tempat atau kafe untuk sekedar melepas jenuh atau makan dan minum bersama teman-teman mereka. Peluang yang kedua adalah harga. Para pengusaha harus membuat sebuah inovasi yang sangat bagus, contoh umumnya adalah sebuah kafe dengan tempat yang sangat nyaman tapi dengan harga menu yang sangat murah dan sangat bersahabat bagi para anak muda. Bedasarkan data dari BPS Kota Bandung jumlah anak muda di kota Bandung dengan rentang usia 15-19 dan 19-24 tahun adalah seperti table 1.3 berikut:
7
Tabel 1.3 Jumlah Anak Muda di Kota Bandung Rentang Usia 15-19 dan 19-24 Tahun Tahun
Rentang usia 15-
Rentang usia 20-
Total
19 tahun
24 tahun
(Laki-laki dan
(Laki-laki dan
Perempuan)
Perempuan)
2012
192.159
260.741
452.900
2013
55.508
89.169
144.677
2014
123.471
428.231
551.702
Sumber : data yang telah diolah dari BPS Kota Bandung
Dari data di atas dapat simpulkan bahhwa jumlah anak muda di Kota Bandung dari tahun 2012-2014 berjumlah lebih dari 1.149.279 orang. Hal ini dapat membuat para pengusaha mempunyai peluang mengambil pasar anak muda. Dengan membuat konsep kafe yang bagus dan nyaman secara tidak langsung bisa menarik anak muda, dengan adanya dua peluang tersebut, maka banyak pengusaha mulai berani untuk menanamkan modal mereka dan mulai membangun sebuah kafe yang bagus dan nyaman namun dengan harga menu yang bersahabat untuk para anak muda. Selain itu juga Bandung termasuk sepuluh kota dengan wisata kuliner terbaik di Indonesia hal ini dapat dilihat oleh entrepreneur khususnya di Kota Bandung bahwa Bandung mempunyai peluang untuk berbinis Café.
8
Tabel 1.4 10 Kota Kuliner Terbaik Di Indonesia No.
Kota
1
Bandung, Jawa Barat
2
Surabaya, Jawa Timur
3
Padang, Sumatera Barat
4
DI Yogyakarta, Jawa Tengah
5
Malang, Jawa Timur
6
Makasar, Sulawesi Selatan
7
Cirebon, Jawa Barat
8
Palu, Sulawesi Tengah
9
Palembang, Sumatera Selatan
10
Medan, Sumatera utara
Sumber : http://www.travelesia.co/ (diakses pada tanggal 25 april 2015)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa Kota Bandung merupakan salah satu kota dengan tempat wisata kuliner terbaik di Indonesia. Bandung menawarkan berbagai jenis kuliner. Peluang bisnis yang besar pada usaha kafe tidak secara langsung membuat seluruh kafe yang ada di Kota Bandung maju dan tumbuh dalam bisnisnya.Berdasarkan fenomena tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di De Tuik Cafe diakarenakan untuk mengetahui sejauhmana perusahaan dapat menyikapi persaingan dunia bisnis melalui pola kewirausahaan yang diterapkan oleh perusahaan dalam mengembangkan usahannya. De Tuik Cafe adalah salah satu kafe lokal yang tidak kalah bersaing dan mulai dapat membaca pasar. Cafe ini berlomba untuk mengakat emosi pelanggan dengan menetapkan segmen menengah dengan menawarkan fasilitas, suasana, bahkan menu yang tidak kalah dengan kafe lain. Dengan kelebihan ini De Tuik Café dapat menarik jumlah pelanggan dapat dilihat pada table 1.5 berikut:
9
Tabel 1.5 Data Jumlah KunjunganDe Tuik Café Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
26.656
28.657
28.894
30.789
31.632
Kunjungan (orang) Sumber: Owner De Tuik Café, 2014
Bedasarkan table 1.5 jumlah kunjungan De Tuik Cafe terlihat mengalami peningkatan dengan strategi yang digunakan De Tuik café melihat bahwa mendapatkan sambutan baik dari konsumen. Hal Ini berpengaruh pada tingkat pertumbuhan keuntungan De Tuik Café berikut grafik tingkat pertumbuhan keuntungan pada De tuik Café tahun 2010-2014 dapat dilihat dari gambar grafik 1.2 di bawah ini: Gambar1.2 Grafik Tingkat Pertumbuhan De Tuik Cafe
Grafik Pertumbuhan Pengunjung 32000 31000 30000 29000 28000
Grafik Pertumbuhan Pengunjung
27000 26000 25000 24000 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Owner De Tuik Café, 2015
10
Berdasarkan data dan grafik pertumbuhan diatas, dapat disimpulkan bahwa secaraa keseluruhan pertumbuhan jumlah pengunjung setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, namun demikian pada tahun 2011 menuju tahun 2012 pertumbuhan pengunjung hanya sebesar 0,4%, berdasarkan pengamatan, hal tersebut dikarenakan pada tahun 2012 pertumbuhan kafe di kota Bandung semakin meningkat, dengan adanya persaingan tersebut, para konsumen beralih untuk mencoba hal baru, akan tetapi De Tuik Café berhasil mengatasi persaingan tersebut sehingga pada tahun berikutnya jumlah pengunjung mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan jumlah pengunjug tersebut berdampak pada profit, berdasarkan persepsi dari Pemilik De Tuik Café, bahwa tingkat pertumbuhan profit meningkat dari tahun ke tahunya. Penurunan pada grafik dari tahun 2011 ke tahun 2012 disebakan De Tuik Café menambah fasilitas yang ada di café ya seperti penambahan fasilitas outbond dan penambahan kamar untuk resortnya, secara keuntungan laba berkurang tetapi di sisi lain market share dari De Tuik Cafe meningkat dan ini di tunjukan penigkatan laba keutungan menjadi 56% pada tahun 2013. Peningkatan dan pertumbuhan usaha De Tuik Café ini dapat berhasil tidak lepas oleh wirausahawan lapangan usaha yang dapat menunjang serta melihat kesempatan untuk mengembangkan lapangan usaha ini. Bertahannya De Tuik Café dalam mengantisipasi persaingan selama ini adalah berkat jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh pengelola yang bisa membaca situasi dan kondisi, tidak sedikit kafe kafe yang baru sebagai pesaing mengalami kegagalan dan berujung pada kebangkrutan. Kegagalan dalam bisnis bisa dialami perusahaan baik yang kecil maupun perusahaan besar. Kegagalan dalam bisnis bisa terjadi dalam bisnis apapun artinya bisa terjadi di semua jenis bisnis. Banyak faktor yang mungkin menjadi penyebab kegagalan suatu bisnis. Pada umumnya penyebab kegagalan dalam perusahaan kecil antara lain: seperti kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya modal, kurangnya kemampuan dalam promosi penjualan, ketidakmampuan untuk menagih piutang yang macet, penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan zaman, kurangnya perencanaan perusahaan, permasalahan kecakapan pribadi, kesalahan pemilihan bidang usaha.
11
De Tuik Café berhasil melewati rintangan dari pesaing dikarenakan tingkat pengalaman dan inovasi yang terus dijalankan hingga saat ini. Berikut ini adalah data pertumbuhan grafik omset De Tuik Café tahun 2010-2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 1.3 Grafik Pertumbuhan profit 2011-2014
Grafik pertumbuhan Profit 2010 - 2014 6 4 2 0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Owner De Tuik Café, 2014
Sosok Wirausahawan adalah seseorang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membukan usaha dalam berbagai kesempatan. Jiwa kewirausahan mendorong minat sesorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara professional. Sesesorang wirausahan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam menemukan dan menciptakan berbagai ide. Jiwa keweirausahan adalah faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga jiwa kewirausahaan dapat diartikan sebgai pendorong perilaku seseorang. Keberadaan wirausaha café di Kota Bandung dan pentingya akan jiwa kewirausahaan dari pengusaha untuk mendorong keberhasilan usaha. Nilai kewirausahaan akan membentuk seseorang untuk selalu berusaha kreatif dan menciptakan suatu inovasi dalam kegiatan usahanya. Jiwa dan perilaku kewirausahaan meliputi semua aspek pekerjaan yang tidak hanya dibutuhkan pada diri pengusaha saja namun perlu ada pada diri setiap orang.keberadaaan jiwa dan perilaku kewirausahaan pada usaha kafe di Kota Bandung dapat mendorong keberhasilan usaha. Menurut Porter dalam Suryana, (2008:128) suatu perusahaan 12
dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi terpenuhi, yaitu : 1. Tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi manajemen (pemasaran, keuangan, operasi dan SDM) harus secara kolektif menunjukkan posisi yang terkuat di pasar. 2. Tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan perusahaan, serta diperbaharui terus (dinamis) sesuai dengan pcrubahan peluang dan ancaman lingkungan eksternal). 3. Perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan, misalnya dengan repitasi merk (brand name) dan biaya produk yang rendah (low cost). Dari pernyataan Porter di atas, terilihat bahwa salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan suatu usaha adalah dengan melihat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemennya yaitu fungsi pemasaran, keuangan, operasi dan SDM. Berdasarkan latar belakang yang tertera di atas, maka timbul keinginan peneliti untuk melakukan penelitian dengan mengenai ”Pengaruh Karakteristik Entrepreneur Terhadap Keberhasilan Usaha Kafe di Kota Bandung” (Survei Pada De Tuik Café Bandung).
1.3.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas maka perumusan masalah terhadap penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tanggapan responden terhadap karakteristik entrepreneur De Tuik Cafe? 2. Bagaimana tanggapan responden terhadap keberhasilan usaha De Tuik Cafe? 3. Apakah terdapat pengaruh karakteristik entrepreneur terhadap keberhasilan usaha De Tuik Cafe?
1.4.
Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakteristik entrepreneur dari De Tuik Cafe 2. Mengetahui keberhasilan usaha De Tuik Cafe
13
3. Mengetahui pengaruh karakteristik entrepreneur terhadap keberhasilan usaha De Tuik Cafe
1.5.
Kegunaan Penelitian 1. Aspek Teoritis Melalui penelitian ini penulis dapat mengaplikasikan pengetahuan berdasarkan ilmu atau teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan selama penelitian sehingga dapat menambah wawasan.
2 .Aspek Praktis a.Melalui penelitian ini, penulis mengharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengusaha De Tuik Cafe yang dijadikan objek penelitian dan masyarakat yang memiliki usaha yang serupa. b.Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dan parameter keberhasilan usaha bagi praktisi di bidang bisnis mengenai arti pentingnya jiwa kewirausahaa dalam menunjang keberhasilan suatu usaha.
1.6.
Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB 1 Pendahuluan Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, serta kegunaan penelitian
BAB 2 Tinjauan Pustaka Pada bab ini berisikan landasan teori yang mendasari masalah yang hendak dibahas dalam penelitian, dan hal-hal lain yang masih berkaitan dan dapat dijadikan sebagai hal pendukung dalam penyusunan skripsi ini.
BAB 3 Metode Penelitian
14
Pada bab ini berisikan tentang penjelasan mengenai penelitian, kuesioner, metode pengumpulan data dan metode pengolahan data.
BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini berisikan tentang pembahasan lebih detail mengenai hasil penelitian yang didapat dari responden yang menjawab kuisioner dengan metode dan program statistik.
BAB 5 Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan dalam bab sebelumnya serta memberikan saran dan masukan atas permasalahan yang diteliti oleh penyusun skripsi.
15