Nama : Sentanu Eddy Pramandang NIM : 06324020 Minggu Kesembilan
Pemindahan switch layer 2 CISCO 29xx ke switch layer 2 CISCO 39xx di ruang Co-Location Cikarang (5 Oktober 2009) Ruang Co-Location berisi server-server dan hub-hub yang berhubungan dengan akses dan trunking. Beberapa hub dan server yang ada juga disediakan ruangan tersendiri sehingga tetap tertata dengan baik. Pemindahan Switch Layer 2 CISCO di ruang Co-Location sebenarnya adalah untuk keperluan upgrade kecepatan dari 100 Mbps ke 1 Gbps. Karena kecepatan itu dibutuhkan untuk trunking dan akses layanan sehingga harus diupgrade ke yang lebih tinggi. Proses pemindahan koneksi dilakukan dengan menyalin table VLAN yang ada pada Switch CISCO 29xx ke Switch CISCO 39xx. Dengan menampilkan table VLAN-nya (show vlan brief) maka beberapa konfigurasi vlan dapat dibaca lengkap dengan deskripsinya. Data tersebut kemudian disalin dan diterapkan pada Switch CISCO 39xx sehingga satu persatu koneksi dapat dipindahkan.
Gambar 1 : Ruang Co-Location Cikarang
Switch CISCO 29xx Switch CISCO 39xx
Gambar 2 : Switch yang akan dipindahkan trunk, optic dan aksesnya Karena banyak akses yang telah memiliki pelanggan, maka sebelumnya tim meminta izin kepada pihak 3G-net untuk mematika satu per satu port akses sehingga pelanggan terlebih dulu diberitahu bahwa internetnya akan diputus sementara. Kemudian secara berurutan, dimulai dari VLAN Management, dipindahkan satu per satu hingga semua port dipindahkan sepenuhnya. Setelah proses pemindahan selesai, Switch CISCO 29xx yang tidak dipakai dilepaskan dari rack.
Gambar 3 : Proses menyalin table VLAN di CISCO 29xx dan pemindahan satu per satu port dari CISCO 29xx ke CISCO 39xx
Penggantian bracket monopole antenna di rooftop Indomobil (7 Oktober 2009) Trial produk WiMAX dari SAMSUNG diperlukan beberapa komponen yang berbeda dibandingkan dengan pada penggunaan produk dari Motorola di instalasi sebelumnya (yang existing) termasuk salah satunya pada bracket antenna. ACE Antenna adalah salah satu perangkat antenna sektoral yang digunakan oleh SAMSUNG untuk meng-cover area cakupan WiMAX. Tidak seperti antenna sektoral WI4 WIMAX dari Motorola, antenna ACE memiliki
dimensi yang lebih besar dan instalasi yang sedikit berbeda dibandingkan produk dari Motorola. Hal ini yang menjadikan dasar penggantian bracket yang sudah terpasang sebelumnya di rooftop Indomobil. Model bracket yang diperlukan untuk antenna ACE ini langsung mencengkram pada main pole dari tower yang sudah tersedia. Sehingga bracket yang sudah ada terlebih dahulu dilepaskan satu per satu kemudian dipasangkan bracket baru yang sesuai.
Gambar 4 : Main pole yang dipasangi bracket lama sebelum psoses penggantian bracket baru
Gambar 5 : Tim menentukan arah pemasangan bracket dalam skala derajat dan mempersiapkan bracket baru yang akan dipasang
Gambar 6 : Proses penggantian bracket lama dengan bracket baru
Gambar 7 : Main pole yang sudah terpasang bracket baru
QOS test perangkat SAMSUNG di Cikarang (8 Oktober 2009) Trial produk Samsung tidak sebatas pada pengujian di BTS saja, seperti yang sudah pernah dibahas sebelumnya, selain diuji pada MS pengujian juga harus dilakukan di central di Cikarang. Central SAMSUNG yang sudah terpasang di Cikarang dan terhubung secara langsung dengan BTS diuji performa dan kualitasnya. Pengujian tersebut meliputi beberapa tahap. Pada dasarnya pengujian yang dilakukan adalah pengujian Bandwidth allocation. Alokasi bandwidth harus benar-benar dipertimbangkan menurut kebutuhan, misalnya voice dan data pada saat yang bersamaan harus diprioritaskan voice dan sebagainya.
Gambar 8 : Pengukuran Channel Power dengan Spectrum Analyzer
(a) (b) Gambar 9 : (a) Demonstrasi penggunaan SAMSUNG Network Monitoring System; (b) Access Service Network SAMSUNG
Minggu Kesepuluh
Scan frekuensi di Tebet untuk memastikan ada atau tidaknya interferensi (12 Oktober 2009) Tebet yang bersebelahan dengan Indomobil harus dipastikan bebas dari frekuensi yang mengganggu dan menyebabkan interferensi. Oleh karena itu sebelum dilakukannya instalasi, terlebih dulu dipastikan daerah sekitarnya bebas dari gangguan. Proses scanning frekuensi menggunakan antenna horn yang dihubungkan dengan spectrum analyzer dengan feeder coaxial yang disambung dengan N connector. Frekuensi yang diamati adalah dalam range 2,3 GHz sampai 2,7 GHz dengan frekuensi span 200 MHz dan frekuensi center pada 2,5 GHz. Scan frekuensi dimulai dari titik nol derajat dan naik tiap tingkatan 30 derajat. Tiap adanya perubahan daya pada frekuensi tertentu, hasilnya diamati pada rentang frekuensi dan besarnya daya yang dihasilkan sehingga didapatkan frekuensi yang benar-benar tidak mengalami gangguan atau dengan gangguan yang paling sedikit.
(a)
(b)
(c) (d) Gambar 10 : (a) Spectrum Analyzer; (b) Pemasangan antenna horn pada kabel coaxial dengan konektor N type; (c) Kompas yang digunakan untuk menentukan sudut pengambilan data; (d) Proses scanning frekuensi
Instalasi BTS Trial SAMSUNG di Indomobil (15 Oktober 2009) Setelah dilakukan survey sebelumnya oleh orang dari pihak SAMSUNG beberapa waktu yang lalu dan scanning frekuensi di daerah Tebet yang bersebelahan dengan Indomobil maka rooftop Indomobil pun dinyatakan layak sebagai tempat pengujian BTS Trial dari SAMSUNG setelah BTS Trial pertama selesai dibangun di daerah Tebet Timur. Instalasi BTS tersebut memakan waktu setidaknya dua hari mencakup instalasi indoor maupun outdoor. Dihari pertama, instalasi yang pertama dilakukan adalah pemasangan pole pada bracket yang telah tersedia serta pemasangan antenna ACE beserta ODU-nya. Pada instalasi hari pertama juga dilakukan pemasangan beberapa perangkat indoor seperti BCU (DAP), dan Arrestor. Pada hari berikutnya, dimana saya diikutsertaka dalam instalasi, beberapa komponen mulai dilengkapi mulai dari pemasangan GPS antenna dan penarikan kabel-kabel optik, power dan ground hingga pengujian integrasi perangkat kelistrikan pada shelter dengan perangkat-perangkat indoor.
Gambar 11 : Proses penarikan kabel optic
Gambar 12 : Proses penarikan dan pemasangan kabel ground dan kabel power
Gambar 13 : Proses pemasangan GPS antenna
Gambar 14 : Perangkat BCU yang siap diintegrasikan dengan kelistrikan shelter
Gambar 15 : Proses integrasi perangkat dengan kelistrikan
Gambar 16 : BCU yang sudah terintegrasi dengan perangkat kelistrikan (power dan ground) serta optic pada 3 sektornya
Gambar 17 : antenna sektoral yang telah terpasang di Indomobil; sector 1 pada 30°, sector 2 pada 150° dan sector 3 pada 330°
Scan frekuensi di Indomobil untuk memastikan ada atau tidaknya interferensi (15 Oktober 2009) Setelah melakukan site deployment di site Indomobil pada minggu sebelumnya ditemukan beberapa trouble pada RSSI yang kecil dan sering terjadinya intermitten yaitu sering terjadinya koneksi yang tidak stabil (terputus-tersambung). Kemungkinan disebabkan adanya frekuensi lain disekitar area coverage Indomobil yang mengakibatkan superposisi destruktif sehingga sinyal menjadi lemah. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Spectrum Analyzer dari Will’tek dan menggunakan antenna horn 2,5 GHz. Scan frekuensi dilakukan tiap perubahan 10 derajat hingga mendapatkan hasil beberapa file capture sinyal yang dapat dianalisa.
Gambar 18 : Proses scanning frekuensi di Indomobil
Minggu Kesebelas
Troubleshoot Hub Cimanggis : Mengganti RF Head di sector 3 (21 Oktober 2009) Pada minggu kesebelas, EMS di Cikarang menunjukkan adanya antenna sektoral pada salah satu coverage di Hub Cimanggis yang tidak aktif. Hal ini ditunjukkan oleh EMS dengan indikasi warna abu-abu pada sector yang tidak aktif. Pada saat diperiksa dilapangan, alarm DAP BCU Cimanggis menunjukkan bahwa modem sector 3 dalam kondisi mati (ditunjukkan dengan indicator LED berwarna merah). Untuk memeriksanya, diperlukan pengujian dengan menukar posisi modem, pemeriksaan kabel power, dan pemeriksaan kabel optik. Semua pemeriksaan menunjukka bahwa semua perangkat baik modem, kabel power dan koneksi optik dalam kondisi baik. Kemungkinan kerusakan adalah pada perangkat RF Head. oleh karena itu tim melakukan penggantian RF Head untuk antenna di sector 3.
Gambar 19 : Proses penggantian DAP RF Head Sektor 3 Cimanggis
Minggu Keduabelas
Troubleshoot Hub Cimanggis : Splicing Fiber optic di sector 3 (28 Oktober 2009) Pengagntian RF Head pada minggu lalu tidak membuahkan hasil, oleh karena itu tim melakukan pemeriksaan berikutnya untuk mengetahui adanya kerusakan fisik pada kabel power maupun optik disepanjang tower menuju shelter. Kemudian diketahui bahwa kerusakan terjadi pada sisi kabel fiber optik yang putus karena kerusakan fisik sehingga diperlukan penggantian kabel optik. Namun saat itu tidak ada kabel optik yang idle sehingga kabel optik yang putus tersebut harus secara manual di splice menggunakan fusion splicer.
Gambar 20 : Kerusakan fisik kabel Fiber optik
Gambar 21 : Proses Splicing manual kabel optik
Gambar 22 : DAP modem pada BCU yang sudah Up