BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR
5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna dapat beraktivitas dengan nyaman dan santai namun tetap dengan suasana perpustakaan yang serius dan tenang. Dengan menggunakan style art deco dekoratif yang memberikan harmonisasi pada interior perpustakaan serta tetap diseimbangkan dengan sistem interior perpustakaan yang sudah ada. 1. Lobby / reception area Sebagai tempat yang menyambut pengunjung untuk pertama kalinya, lobby harus dirancang sedemikian rupa, menampilkan keseluruhan konsep desain dari perpustakaan yaitu harmoniuosly balance dan bersifat welcoming. Salah satu bagian dari area lobby adalah area tunggu, dimana pengunjung dapat menerima informasi tentang acara-acara yang diadakan oleh perpustakaan.
95
Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Sumber: www.dezeen.com
Gambar 5. 2 Citra ruang 2 Sumber: www.dezeen.com
2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi dengan pengunjung lainnya. Pada area ini, suasana ruang yang ingin ditampilkan adalah nyaman, relax, dan tetap rapi teratur. Untuk mendukung citra ruang yang nyaman papda area lounge, dapat dibantu dengan akustik suara musik yang menunjang suasana lounge yang ingin dicapai.
96
Gambar 5. 3 Citra ruang 3 Sumber: www.dezeen.com
Gambar 5. 4 Citra ruang 4 Sumber: www.dezeen.com
3. Area koleksi Area koleksi merupakan salah satu area utama
yang terdapat di
perpustakaan. Suasana ruang yang ingin ditampilkan adalah suasana ruang yang tenang, rapi, dan bersih sehingga pengunjung dapat mencari buku dengan nyaman.
97
Gambar 5. 5 Citra ruang 5 Sumber: www.dezeen.com
Gambar 5. 6 Citra ruang 6 Sumber: www.dezeen.com
4. Area membaca
Gambar 5. 7 Citra ruang 7 Sumber: www.dezeen.com
98
Gambar 5. 8 Citra ruang 8 Sumber: www.dezeen.com
5.2 Konsep Bentuk Pengolahan bentuk merupakan salah satu pendekatan interior yang berinteraksi langsung dengan pengunjung. Konsep bentuk yang ingin diterapkan adalah bentuk-bentuk yang geometric dengan repetisi. Bentuk-bentuk geometris dengan repitisi dan keseimbangan untuk memberi kesatuan pada ruangan. Bentuk-bentuk geomteris menjulang ke atas untuk mennunjukkan karakteristik dari streamline deco serta garis-garis horizontal yang menunjukkan arus.
Gambar 5. 9 Konsep bentuk 1 Sumber: www.dezeen.com
99
5.3 Konsep Material Perpustakaan merupakan public space yang dikunjungi oleh banyak orang setiap harinya. Untuk menunjang semua fasilitas yang ada, maka material yang digunakan adalah material yang memiliki karakter yang mudah dalam perawatan (low-maintanance), kuat, tahan lama,dan mereduksi suara di dalam ruangan. Material yang digunakan juga harus sesuai dengan konsep citra ruang yang ingin ditampilkan, yaitu material yang dapat mendukung suasana art deco di dalam interior. Pengaplikasian konsep material Material
Kelebihan
Kekurangan
Panel kayu
Mudah
Muai susut kayu
dibersihkan
Menimbulkan
Mudah instalasi
pantulan suara
Keterangan
Pertumbuhan jamur Dana yang tinggi
marmer
Perawatan
Licin
mudah
Tidak meredam
Mudah
suara
dibersihkan
Gambar 5. 10 Konsep material 1 Sumber: www.google.com
Gambar 5. 11 Konsep material 2 Sumber: www.google.com
100
Tahan lama kuat Batu bata
Tahan lama
Proses
Kuat
pemasangan
Kedap air
lama Biaya pekerjaan tinggi Gambar 5. 12 Konsep material 3 Sumber: www.google.com
Tempered
Mudah
Tidak meredam
glass
dibersihkan
suara
Anti-noda
Kurang menjaga
Tahan api
privasi
Tidak
mudah
Gambar 5. 13 Konsep material 4 Sumber: www.google.com
tergores Ceramic tile
Mudah
Licin
dibersihkan
Tidak meredam
Tahan lama
suara
Kuat Tahan api
Gambar 5. 14 Konsep material 5 Sumber: www.google.com
101
5.4 Konsep Pencahayaan Pencahayaan adalah salah satu unsur penting dalam arsitektur Indische Empire.
Pencahayaan
alami
digunakan
secara
optimal,
namun
tetap
memperhatikan cahaya matahari yang masuk disiasati agar tidak terlalu terik. Pencahayaan pada perpustakaan Kemdiknas ini selain menggunakan pencahayaan alami yang berasal dari cahaya matahari juga menggunakan bantuan direct dan indirect lighting. Warna lighting yang digunakan secara general adalah kuning dan putih, guna menimbulkan kesan nyaman pada ruangan sehingga aktivitas dapat berjalan dengan baik.
Gambar 5. 15 Konsep pencahayaan 1 Sumber: www.dezeen.com
Gambar 5. 16 Konsep pencahayaan 2 Sumber: www.dezeen.com
102
5.5 Konsep Penghawaan Sistem penghawaan pada perpustakaan juga memegang peranan penting. Sirkulasi udara harus berputar dengan baik sehingga dapat menunjang aktivitas pengunjung di dalam perpustakaan. Perpustakaan Kemdiknas terletak di dalam gedung perkantoran, sehingga penghawaan menggunakan penghawaan buatan yaitu AC central, dengan mengatur derajat suhu udara agar sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
5.6 Konsep Furniture Furniture yang digunakan adalah furniture yang fleksibel, fungsional, dan ergonomis. furniture yang digunakan pun low-maintanance karena perpustakaan merupakan public space, sehingga furniture akan sering digunakan oleh pengguna setiap harinya.
Gambar 5. 17 Konsep Furniture 1 Sumber: www.dezeen.com
103
5.7 Konsep Warna Konsep warna yang digunakan adalah warna-warna cerah dan hangat untuk menumbulkan perasaan aktif dan stimulatif. warna yang menunjang aktivitas dari pengguna perpustakaan.
Gambar 5. 18 Konsep Warna 1 Sumber: www.dezeen.com
Gambar 5. 19 Konsep Warna 2 Sumber: www.dezeen.com
104
5.8 Konsep Akustik Konsep akustik yang ingin dicapai adalah tenang dan kondusif, agar pengguna
perpustakaan
dapat
berkonsentrasi
dengan
aktivitasnya
dan
mendapatkan kenyamanan. Pengurangan kebisingan dilakukan dengan material berupa karpet dan lain-lain yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat meredam kebisingan pada ruang.
Gambar 5. 20 Konsep akustik 1 Sumber: www.dezeen.com
Gambar 5. 21 Konsep akustik 2 Sumber: www.dezeen.com
105
BAB VI IMPLEMENTASI DESAIN
6.1 Ruang Lobby
Gambar 6. 1 Area lobby
Gambar 6. 2 Area lobby
Lobby merupakan ruang yang pertama kali dikunjungi ketika pengunjung memasuki suatu bangunan. Maka, lobby harus mampu menampilkan gambaran mengenai suasana yang ingin ditunjukkan dengan konsep yang telah terpilih seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Citra ruang yang ingin
106
disampaikan pada ruang lobby ini adalah style streamline deco yang dekoratif serta tetap menunjukkan interior sebuah perpustakaan. implementasi desain dipaparkan melalui: 1. konsep citra citra pada lobby yang rapi dan megah dituangkan dalam pembentukan suasana ruang yang menggunakan art deco style yang ekspresif, penggunaan material marmer pada lantai dan furniture, serta material batu bata yang disusun secara horizontal untuk mendukung terbentuknya garisgaris seperti arus pada streamline deco. 2. konsep warna dan material warna-warna yang tercipta di ruang lobby muncul dari penggunaan material alami yang berasal dari marmer pada sebagian besar permukaan lobby. 3. konsep bentuk bentuk yang diaplikasikan pada ruang lobby merupakan bentuk-bentuk yang geometric dengan sentuhan modern. agar ruangan terkesan rapi dan juga harmonis. Pengunaan bentuk pada furniture-pun geometric dan sederhana. 4. konsep pencahayaan
107
pada area lobby, menggunakan pencahayaan alami dan juga buatan, karena sebagian besar dinding menggunakan kaca yang sudah tersedia pada existing plan dan tidak dapat diubah. Sedangkan pencahayaan buatan menggunakan white halogen-direct light untuk memberi suasana yang sederhana. 5. konsep penghawaan penghawaan yang digunakan pada area lobby adalah penghawaan buatan, karena area perpustakaan terdapat di dalam gedung tipe kantor.
Gambar 6. 3 Area kafe
Gambar 6. 4 Area kafe
108
6.2 Area Baca dan Koleksi
Gambar 6. 5 Area baca dan koleksi
Gambar 6. 6 Area baca dan koleksi
Gambar 6. 7 Area baca dan koleksi
Gambar 6. 8 Area baca dan koleksi
109
Gambar 6. 9 Area baca dan koleksi
Area baca dan koleksi merupakan bagian esensial di dalam perpustakaan, karena sebagian besar kegiatan dilakukan di dalam area tersebut. Pengolahan desain pada area baca dan koleksi juga mengutamakan harmoni dengan style kolonial modern dan juga peletakkan furniture yang mengikuti sistem perpustakaan. 1. konsep citra harmoni yang ingin dicapai pada interior perpustakaan, guna memberikan suasana cheerful dan kondusif bagi pengguna. Kesan modern dan penggunaan warna juga diaplikasikan untuk mendukung tercapainya harmoni pada interior. 2. konsep bentuk bentuk-bentuk yang diaplikasikan pada area baca dan koleksi adalah bentuk-bentuk dekoratif yang terdapat pada style art deco seperti curvy dan geometris. Bentul-bentuk curvy diaplikasikan pada ceiling dan juga jendela yang menggunakan kaca patri. Penggunaan kaca patri dengan motif tajam vertical seperti pada streamline deco yang menunjukkan arti 110
masa depan yang lebih baik. Bentuk geomteris diaplikasikan pada bentuk furniture dan juga pola lantai. 3. konsep warna dan material penggunaan warna pada area baca dan koleksi yang cerah, sehingga menimbulkan kesan cheerful dan aktif kepada pengguna perpustakaan. warna-warna dasar seperti merah, biru, dan kuning digunakan pada furniture. Warna-warna natural seperti putih digunakan agar pengguna dapat merasakan kesan sederhana pada interior. Material yang digunakan adalah material seperti marmer, solid wood, dan plat besi berwarna emas untuk memberikan suasana art deco pada interior. Serta penggunaan karpet pada lantai untuk mereduksi suara yang terdapat di dalam ruangan perpustakaan. 4. konsep pencahayaan pencahayaan pada area baca dan koleksi menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Penggunaan kaca pada sebagian besar dinding interior-nya berfungsi untuk masuknya pencahayaan alami yang digunakan untuk beraktifitas. Pencahayaan buatan yang digunakan seperti downlight untuk membantu pengguna beraktifitas secara maksimal.
111