Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memennhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana
Oleh:
Inda Hamidah NIM: 103024027546
Di Bawah Bimbingan
~ Moch. SvarifHidayatnllab, M. Hum NIP: 150 370 229
JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERl SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 HJ 2007 M
PENGESAHAN PANITIA llJIAN
Skripsi yang berjudul "Gaya Selinglmng Penerbit dalam Teks Terjemahan (Studi Komparatif Penerbit Serambi dan Hikmah-Mizan)" telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Falntltas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal I Maret 2007. Skripsi ini telal1 diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (S 1) pada jnrusan Tarjamah.
Jakarta, 1 Maret 2007
Sidang Munaqasah
Ketua Merangkap Anggota
gkap Anggota
D .
Ahmad
NIP: 150 268 589
NIP: 150 303 001
Pembimbing
.Hum NIP: 150 370 229
KATAPENGANTAR
Selesainya penulisan skripsi ini merupakan anugrah Allah swt. yang sangat besar bagi penulis. Oleh karena itu, segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang tak hentihentinya melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh mahluk di dunia fana ini. Shalawat dan salam selalu dicurahkan kepada Nabi Muhamad saw. yang telah merubah peradaban umat manusia, dan memotivasi umatnya agar terlepas dari kebodohan yang dapat mebawa pada keterpurukan. Selain karena rahmat-Nya, penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang dengan tulus memberikan bimbingan dan motivasi. Tanpa semua itu, upaya penulis tak akan pemah berarti apa-apa. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: I) Bapak Dr. Abdul Chair, Dekan Fakultas Adah dan Humaniora. 2) Bapak Drs. Ikhwan Azizi, selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah berusaha membangun jurusan Tarjamah menjadi lebih baik. 3) Bapak Ahmad Syaekhuddin, M. Ag., Sekretaris Jurusan Tarjamah 4) Bapak Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum., Pembimbing Skripsi yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5) Bapak Drs. H. A. Syatibi, MA., Penguji Sidang Skripsi yang memberi beberapa masukan untuk revisi skripsi ini.
DAFTARISI Lcmbar pcngcsahan ................................................................................ . Kata pcngantar .........................................................................................
ii
Daftar isi ....................................................................................................
v
Daftar lampiran ........................................................................................
4. Transliterasi dan Transkripsi ...........................................
19
Bab III Wawasan Dunia Penerbit dan Profil Dua Penerbit Besar di Jakarta A. Wawasan dunia penerbit ........................................................
21
I. Definisi penerbit ..............................................................
21
2. Hubungan penerbit dengan pene1jemah ..........................
22
3. Penerjemah, penyunting, dan penyerasi ejaan ................
23
4. Prosedur pengajuan buku terjemah kepada penerbit .......
28
B. Profil penerbit .........................................................................
Bab IV Analisis Gaya Selingkung Dua Penerbit Besar Di Jakarta (Penerbit Serambi dan Hikmah-Mizan) A. Model gaya selingkung dua penerbit besar di Jakarta (Penerbit Serambi dan Hikmah-Mizan) ............. ...................
35
B. Kelebihan dan kekurangan gaya selingkung dua penerbit tersebut .............................................................
58
C. Respon pembaca terhadap gay a selingkung Penerbit Serambi dan Hikmah-Mizan ...................................
Daftar Pustaka ..........................................................................................
79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat keterangan wawancara Penerbit Serambi ................................... 81 Lampiran 2 Hasil wawancara dengan Chief Editor Serambi (Kumiawan Abdullah) ......................................................................... 82 Lampiran 3 Hasil wawancara dengan Pimpinan Serambi (Qomaruddin SF) .......... 85 Lampiran 4 Surat Keteranga~ wawancara Penerbit Hikmah ................................... 87 Lampiran 5 Hasil wawancara dengan Pimpinan Hikmah (M. Deden Ridwan) ...... 88 Lampiran 6 Hasil wawancara dengan Pimpinan Redaksi Hikmah (Iqbal Santosa) 91 Lampiran 7 Sampel analisis buku Rindu Tanpa Akhir (Serambi) ......................... . Lampiran 8 Sampel analisis buku The Power of Love (Hikmah) ........................... . Lampiran 9 Gaya Selingkung Serambi .................................................................. . Lampiran I 0 Gaya Selingkung Hilanah ................................................................... .
Penulisan Diftong (bunyi vokal rangkap)
jl-
au
misalnya
;,,I
aJ
misalnya
Id b_aula wa Id quwwata illd billdh ad-daulah at-taurat asy-syaikh al-fail asy-sayithdn
Penulisan Partikel al1
2
3
Ditulis al- (tidak kapital) bila merupakan Misalnya: - al-b_asan istilah umum dalam bahasa Arab. - al-imdn Ditulis Al- (dengan huruf awal kapital) bila Misalnya: merupakan nan1a orang, kota, sifatAllah, - Al-Ghaza/i -Al-Busthami dan judul buku. - Al-Munqidz min Ahd-Dhaldl Penulisan partikel al- hm·us luruh Misalnya: mengikuti huruf sesudahnya apabila ia - ar-rasul termasuk kelompok hmi.1f symnsiyah. - dz-ziadah Kelompok huruf symnsiyah: tha, tsa, shad, ra, ta, dha, dza, nun, dal, sin, zha, za, syin, dan lam. Kelompok huruf qamariyah: a/if, ba, ghain, bg, jim, kaJ, wau, kha, fa, 'ain, qaf, ya, mim, dan ha.
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaya selingkung adalah gaya khas yang
1
Arab. Atas dasar itu, seorang penerjemah hams memilik:i pengetalman tentang gaya selingkung. Hal ini berguna untuk karya terjemahannya kelak. Penerjemah yang baik adalah yang memiliki komitmen dan tekad kuat untuk bersikap maksimal dalam proses terjemahannya. Cukup sulit untuk menunuskan gambaran ideal seorang penerjemah dengan mencakup segala ha! yang terkait dengan dunia kerjanya. 1 Sebuah karya terjemahan sesungguhnya bukan semata-mata hasil dari penerjemah, sebab penerjemah tidak mungkin bekerja sendiri. Dunia terjemah sesungguhnya dunia yang cukup luas, banyak pihak yang terlibat-langsung ataupun tidak langsung-dengan karya terjemahan, baik dengan penerjemah itu sendiri, penerbit, editor, publik pembaca, kritikns terjemah, pemerintah, dan lain-lain. Karena itu, gambaran ideal dnnia terjemah adalah gambaran di mana semna pihak menjadi elemen penyangga bagi realisasi idealisme dunia terjemah. 4 Salah satu elemen penyangga bagi realisasi idealisme dunia terjemah adalah penerbit. Melalui penerbit inilah, karya terjemahan dapat dipublik:asikan secara melnas. Dari sinilal1 dapat diketahui bahwa jalinan kerjasama antara penerbit dengan penerjemah begitu erat. Satu sama lain hams saling menghonnati agar tidak ada yang dimgikan. Misalnya, ada yang mengatakan salah sah1 penyebab dunia terjemah bangkrut karena penerbit memberikan penghargaaan dan hak yang terlalu kecil untuk penerjemah. Kondisi ini dapat diperbaik:i misalnya dengan meningkatakan hak-hak penerjemah secara signifikan. Ini terutana disuarakan oleh pihak penerjemah. Atau 3
Ibnu Burdah, Menjadi pene1jemah, (Yogya: Tiara Wacana, 2004), h. 50 lbid., h. 48
4
3
dengan meningkatkau kemampuan dan mental penerjemah di bidaugnya, dan nu terutama disuarakan dari pihak penerbit. 5 Karya terjemah yang telah dihasilkan dan masnk ke dalam penerbit tidak begitu saja dipublikasikan. Ada beberapa proses yang dilaknkan oleh penebit hingga karya itu dapat dipublikasikan. Dalam penerjemahan teks berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia diharapkan kepada penerjemah agar menggllllakan berbagai metode dan teknik penerjemahan yang tidak terlaiu harfiah. Betul, bahwa penerjemahan secara harfiah sesuai dengan naskah atau tulism1 aslinya. Nanmn, apa jadinya jika hasil terjemahan itu membuat pembaca mengerntkm1 kening, karena kebingungan ketika bernsaba memahami suatu kata atau kalimat yang dibacanya dari suatu karya . ah an.·6 leIJem, Untuk mengetalmi alasan penerbit menggunakan gaya penulisan masmgmasiug, saya akan menganalisis hat tersebut nmlalui penulisan skripsi dengilll judul,
"Gaya Se/ingkung Penerbit dalam Teks Terjimwhan: Sllldi Komparat!( Penerbit Seramhi dan Hikmah-Mizpn." B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam skripsi ini, penulis hanya akan membahas pennasalaiian gaya seiingkung, mesldpllll banyak teori Iain mengenai penulisan dan pembuatan buku terjemahan. Agar penulisan ini menjadi terstruktur dan tidak melebar kepada pembahasan lainnya, penulis mernmuskan masalah ini sebagai ben1mt:
'Thnu Bunlah, Op. Cit. h. 47 'Tim Penyunting Magfuah Pustaka, Pedoma11 Penulisan Nm*ah Buku l'enerbit Maghftmh P11staka, (Jakarla: Penerbit Maghfirah PuS!aka, Uh.), h. 2
4
I. Bagaimana karakteristik gaya selingkung dua penerbit di Jakarta (Penerbit Serambi dan Hikmah-Mizan)? 2. Bagaimana respon pembaca terhadap gaya selingkung dua penerbit tersebut? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: I. Mengetahui karakteristik gaya selingkung dua penerbit di Jakarta (Penerbit Serambi dan Hikmah-Mizan). 2. Mengetahui respon pembaca terhadap gaya selingkung dua penerbit tersebut. Sedangkan manfaat penelitian ini di antaranya, penulis ingin memberikan informasi mengenai dua penerbit besar di Jakarta tentang gaya selingkung yang mereka gunakan dalam menghasilkan sebuah karya tnlis atau terjemahan. Hal itu berguna bagi mahasiswa Tarjamah atau siapa saja yang ingin mengajukan terjemahan atau karya tulis lainnya ke dua penerbit tersebut. Meskipun bukanlah sebagai jaminan utama dalam menyerahkan naskah tulis. D. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksploratif, yaitu dengan cara mengumpulkan data terkait dengan masalah yang diteliti. Setelah itu, penulis mendeskripsikan masalah tersebut sesuai dengan data yang ada sehingga dapat mencapai maksud dan h1juan penelitian. Dalam penulisan ini, penulis juga menggunakan kajian pustaka (library reseach) dan mengumpulkan data dari penerbit-penerbit yang berkaitan, serta
membuat kuesioner untuk mengetahui respon pembaca terhadap gaya selingkung
6
Bab Ill: Wawasan Dunia Penerbitan dan Profil Dua penerbit Besar di Jakarta. Bab
ini membahas tentang ( 1) Wawasan Dunia Penerbitan: Definisi penerbit, hubnngan penerbit dengan penerjemah, penerjemah, penynnting, dan penyerasi ejaan, serta prosedur pengajuan bu.Im terjemah kepada penerbit, (2) Profil dua penerbit besar di Jakarta: Serambi dan Hikmah-Mizan. Bab IV: Analisis Gaya Selingkung Dua Penerbit Besar di Jakarta (Penerbit Serambi
dan Hikmah-Mizan). Pada bah ini, penu.lis membahas tentang Model gaya selingkung dua penerbit besar di Jakarta serta standar penu.lisan nasional, kelebihan dan kekurangan gaya selingkung dua penerbit, dan respon pembaca terhadap gaya selingkung dua penerbit tersebut. Bab V: Penutup berisi kesimpulan.
BAB II
A. Wawasan Dunia Terjemah
1. Pengertian penerjemahan Banyak definisi mengenai terjemahan secara beragam tergantuug pada pandangan yang diemban oleh sang pemberi definisi. Orang mungkin mendefinisikan terjemah sebagai pengalihan bahasa yaitu dari suatu bahasa ke bahasa lain. Atau mungkin ada juga yang mendefinisikan terjemah sebagai penyampaian makna atau maksud dari bahasa sumber ke bahasa penerima (sasaran). Berikut ini beberapa definisi terjemah yang dikutip dari buku-buku mengeuai penerjemahan. Ibnu Burdah dalam bukunya Menjadi Peneljemah: Metode dan Wawasan
Meneljemah Teks Arab mendefinisikan terjemah sebagai "usaha memindahkan pesan dari teks berbahasa Arab (teks sumber) dengan padanannya ke dalam bahasa Indonesia (bahasa sasaran)." 1 lbnu Burdah mendefinisikan terjemah seperti itu berdasarkan pertimbangan dua prinsip yaitu akomodatif-operasiona/. Maksud dari akomodatif ialah mempertimbangkan beberapa definisi yang pemah dikemukakan oleh pengkaji dahulu. Hal ini sebagai apresiatif untuk mereka yang telah memberikan definisi terjemah. Sedangkan prinsip operasional berarti definisi terjemah tersebut harus berpegangan pada pertimbangan apakah definisi itu dapat dioperasionalkan secara praktis atau tidak.
1
Ibnu Burdah, Menjadi peneljemah, (Yogya: Tiara Wacana, 2004), h. 9
8
Definisi lainnya adalah dari Forster dalam bukunya Translation: An
Introduction. Dia mendefinisikan terjemahan sebagai peugalihan isi wacana Bsu ke Bsa, dengan tidak harus selalu mengasosiasikan isi dengan bentuk. 2 Berdasarkan pendapat ini, Forster memberikan petunjuk bahwa apa yang kita terjemahkan hams bisa mengalihkan pesan yang disampaikan penulis dan secara otomatis hams bisa mempertahankan bentuk ungkapan dan style Bsu. Kedua buku tentang penerjemahan di atas, dapatlah cliambil benang merah ataupun kesimpulan bahwa terjemahan yang baik-lisan maupun tulisan-adalah terjemahan yang menyampaikan dan memberi penekanan lebih pada isi pesan Bsu. Hasil terjemahan yang setia pada teks asli bukanlah sesuatu yang fundamental, ha! yang terpenting adalah apakah hasil terjemahan tersebut menyampaikam maksud atau pesan yang sesuai dengan yang diinginkan penulis. Jadi pesan terkonstmksi pada wacana sasaran dau dapat diterima oleh pembaca khalayak. 2. Sifat kerja terjemah Pengetalman dan pemahaman tentang sifut-sifat kerja te1jemah merupakan ha! yang penting bagi siapa pun yang bergelut dengan penerjemahan. Terlebih lagi bagi orang-orang yang ingin mendalami dan mempunyai minat sebagai penerjemah profesional. Dengan mengidentifik:asikan sifat kerja terjemah, penerjemah diharapkan dapat mengenal apa dan bagaimana terjemah itu, mengetahui 1resiko apa yang akan dipikul seorang penerjemah dan mengupayakan strategi-strategi untuk memecabkan masalah yang ada. 2
0. Setiawan Djuhaeri, Teknik don Pamluan Menerjemahkan Bahasa Inggris-Bahasa Indonesia, (Bandung: Yrama Widya, 2005). Cet. ke-2, h. 13
9
Tujuan jangka panjang dari mengetahui dan memahami sifat kerja terjemah adalah agar basil terjemahan menjadi maksimal dengan memanfaatkan tenaga dan pikiran seefektif mungkin. 3 Sifat-sifat terjemah yang perlu diketahui antara lain: menerjemah sebagai kerja teks, menerjemah sebagai kerja intelektual, menerjemah adalah ketrampilan, dan rnenerjemah adalah kerja personal. 4 •
Menerjemah sebagai kerja teks Yang dimaksud dari menerjemah sebagai kerja teks adalah pekerjaan yang
selalu berhubungan dengan teks-yaitu menerjemahkan teks bahasa sumber ke teks bahasa sasaran-seperti penulis dan editor. Layaknya menulis dan mengedit, menerjemahkan juga mempunyai titik jenuh atau kebosanan yang tiuggi. Salah satunya adalah keadaan otak yang sedaug Ielah berpikir. Penerjemah tidak lagi merasa enjoy atau nyaman untuk menerjemahkan. Disebabkan ada teks atau kata yang sulit untuk dipadankan ke dalam Bsa. Jika keadaannya seperti ini, seorang penerjemah tidak dapat dipaksakan unhlk melanjutkan pekerjaam1ya tersebut Peugetahuau tentang ciri-ci1i setiap teks sangat berguna bagi seorang penerjernal1. Hal ini tidaklah berarti bahwa rnasalah yang dihadapi oleh penerjemah sudah selesai. Pengidentifikasian teks yang akan diterjemahkannya, atau ciri-ciri
3
Ibnu Burdah, Op. Cit., h. 39 lbid.
4
10
bahasa teks yang akan diterjemahkannya, akan membantn dia untuk mencan padanannya di dalam bahasa sasaran. 5 Solusi yang berkaitan dengan menei:jemahkan sebagai kerja teks adalah penerjemah harus mahir memilah-milih teks yang akan ia tei:jemahkan. Teks yang harus dipertimbangkan yaitu apakah penerjemah itu suka atau mempunyai minat besar untuk menerjemahkan. Hal ini dapat mengurangi kejenuhan atau had mood penerjemah. •
Menerjemah sebagai kerja intelektual Kerja terjemah juga bersifat intelektual. Seorang penerjemah diharapkan
memiliki wawasan di beragam bidang, seperti politik, agama, filsafat, ekonomi, dan lainnya. Setidaknya penerjemah harus mempunyai pengetahuan yang mendalam di bidang terteutn. Hal ini berguna untnk membantu penerjemah dalam menerjemaltlcan teks yang berkaitan pada bidang tertentu. Biasanya pada teks sumber mempunyai istilah tertentu menurut bidangnya masing-masing. Unhtk mendapatkan kata yang sepadan dari Bsn ke Bsa, maka penerjemah hams mempunyai wawasan pengetahuan tentang bidang yang sedang ia garap. Misal, seorang penerjemah sedang menerjemahkan teks sumber yang membahas tentang perekonomian. Dalam ha! ini, ia harus memahami wawasan tentang ekonomi meski secara global dan tidak mendetail. Pandangan bahwa menerjemah adalah kerja intelektual dan bukan kerja "buruh", juga didukung oleh kenyataan bahwa basil dari kerja tersebut sering 'E. Sadtono, Pedoman Peneryemahan, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985), h. 61
11
diguuakan sebagai referensi atau pemikiran barn dalam bahasa tertentu, dan ini berarti membawa implikasi yang lebih luas dan langsung bagi dunia intelektual. Penerjemah dapat menyediakan khasanah kepustakaan yang berbeda dengan yang disediakan penulis di tanah air. 6 Apabila melihat periode awal dunia terjemahan, terutama di dunia Arab, akan diperoleh poin yang sangat jelas bahwa kegiatan tersebut tidak terlepas dari dunia akademik yang ada. Waktu itu, pusat-pnsat penerjemahan bermarkas di pusat-pusat dunia akademik semacam pergimian tinggi. Tengoklah misalnya Universitas lskandariah,
Universitas
Hurran,
Universitas
Reha,
Uuiversitas
Jundisapur,
Universitas Anthakiyah, pusat Keilmuan Baitul Hilmah Baghdad, dan lain-lain.7 Dnnia terjemah di luar negeri lebih majn ketimbang di Indonesia. Meski begitu, dewasa ini penerjemahan di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Terbukti telah banyak bermunculan penerjernah-penerjernah yang handal dan profesional. Mereka tidak begitu saja lahir secara spontan, tetapi mereka mengecap terlebih dahulu bangku akademik. Karena akademik merupakan salah satu cara mendapatkan wawasan intelektual melalui diskusi, seminar, atau workshop. •
Menerjemah adalah keterampilan Terjemah adalal1 ilmn. Ada juga yang menyatakan terjemah merupakan seni.
Selain mempelajari teori terjemahan, untuk menjadi seorang penerjemah diperlukan pengalarnan dan latihan-latihan rneuerjemahkan. Karena dengan pengalaman dan
6:ibnu Burdah, Op. Cit., h. 42-43 7 Muhammad Waidawi, 'Om al-taljamah Bain al-Nadzariyah wa al-Tatbiq, (Tunisia: Dar alMaarif, tt ), h. 413
12
latihan-latihan menerjemahkan, secara otomatis otak akan terasah dan terbiasa lllltuk menerjemahkan, juga akan menentukan kemampuan penerjemah pada aktivitasnya yaitn menerjemahkan. •
Menerjemah sebagai kerja personal Setiap pekerjaan akan terasa mudah jika dilakukan bersama-sama atau
bergotong royong, sama halnya dengan menerjemahkan. Apabila karya terjemahan dikerjakan oleh satu tim yang terdiri dari tiga atau empat orang, dapat dipastikan terjemahan itu akan cepat selesai. Meski begitu, menerjemah tetap saja sebagai kerja personal. Seorang penerjemah akan diminta tanggnngjawabnyai atas karya yang telah dihasilkan. Waiau snatu karya terjemahan dilakukan oleh empat orang yang terikat menjadi satu tim, tetapi tanggung jawab dipegang masing-masing pihak. Misal, A mengerjakan halaman 1-50 (25%), B megerjakan halaman 51-100 (25%), C menyelesaikan dari halaman 101-150 (25%), dan D melanjutkan dari halaman 151200 (25%). Ketika ada terjemahan yang bermasalah pada halaman 86, dan halaman itu diterjemahkan oleh B maka itu menjadi tanggung jawab si B. Dari contoh di alas nampak bahwa menerjemahkan adalah kerja personal. 3. Perangkat terjemah Ada dua jenis perangkat yang lazimnya digunakan oleh penerjemah, yaitn perangkat praktis dan perangkat intelektuaL Perangkat intefoktual mencaknp: (I) kemampuan yang baik dalam Bsu (2) kemampuan yang baik dalam Bsa
13
(3) pengetahuan mengenai pokok masalah yang diterjemahkan (4) penerapan pengetahuan yang dimiliki ( 5) keterampilan.
8
Perangkat praktis menyangkut: (1) kemampuan mengglJllJakan snmber-snmber mjukan barn, baik yang berbentuk kamns unrnm biasa, kamus elektronis, maupun kamus peristilahan serta narasumber bidang yang diterjemahkan (2) kemampuau mengenali konteks suatu teks, baik konteks langsung maupun tidak langsung. 9 Kedua jeuis perangkat itu dapat juga disebut sebagai modal dasar yang hams dimiliki seorang penerjemah. Jika salah satu dari modal dasar itu tidak dimiliki atan kuraug baik, maka terjemahan yang dihasilkan dapat menampakkan berbagai kekurangan, tergantung dari kadar kemampuannya memanfaatkan perangkat di atas.
10
4. Kode etik penerjemah Se gala sesuatn itu pasti memiliki kode etik tersendiri, begitupnn dengan penerjemah. Adapnn kode etik penerjemah antara lain: 1) Seorang penerjemah haruslah menguasai teks Bsu dan Bsa. Hal ini agar basil terjemahan tersebut memang akurat dan tidak menyimpang atas maksud yang disampaikan penulis. 2) Penerjemah tidak boleh mengkritisi karya penulis. Kemudian mengganti karya tersebut sesuai keinginannya. Karena penerjemah tetaplah penerjemah yang bertugas hanya menerjemahkan dan menyampaikan maksud penulis, bukau seseoraug yang membuat ide barn.
8
Rocbayab Machali, Pedomm1 Bagi Peneljemalr, (Jakarta: Grasindo, 2000), h. l l
9
Jbid.
'
0
lbid.
14
3) Penerjemah harns bertanggnng jawab atas terjemahannya tersebut, jika sewaktu-waktu ada yang mengkritik atau meminta penjelasan karena tidak sesuai dengan teks sumber. 4) Karya terjemahan itu benar-benar basil kerjanya sendiri dan bukan penerjemah lain. Hal iui dilakukan karena untuk mencari nama. B. Wawasan gaya selingkung l. Definisi gaya selingkung
Gaya selingkung (house style) adalah gaya khas yang diterapkan penerbit untuk menampilkan naskah terbitannya. Dalam KBBI dijelaskan, gaya bahasa ialah pemakaian ragam terteutu untuk memperoleh efek-efek tertentu. Kepala Pusat Bahasa, Dendy Sugono dalam pemaparan makalahnya pada pertemuan kebahasaan "Media Massa : Gaya Selingkung Tidak Ada Batas?" mengnngkapkan bahwa gaya selingkung adalah gaya bahasa yang dipakai dalarn lingkm1gan tertentu. 11 Gaya selingkung Jnga hams mengacu kepada referensi standar, seperti Pedoman EYD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pedoman Penulisan Bibliografi, dan Undang-undang Hak Cipta. 12 Menyoal tentang Undang-undang Hak Cipta. Hak cipta merupakan hak untuk memperbanyak suatu karya cipta tertentu-karya cipta mula-mula diartikan karya tulis-
http://www.pusatbahasa.depdiknas.go.id/showpenuh.php?info=berita&action=detail& newsid=63 12 Bambang Trim, Memahami Copyediting, (Jakarta: !KAP! DKl, 2005), h. 77
15
pemilik hak cipta. 13 Seorang penerjemah tidak mempunyai weweuang atas hak cipta buku yang telah diterjemahkannya. Berbeda dengan penulis atau.pun pengarang buku, ia memiliki hak cipta penuh atas karya yang telal1 dihasilkan. Hal itu disebabkan penerjemal1 bukanlah orang pertama yang membuat atau meuciptakan gagasan dan ide barn dari karya tulis itu. 2. Fnngsi gaya selingkung Setiap orang mempunyai ciri dan gaya khas masing-masing, itu yang membedakan antara si A dan si B. Adan B san1a-sama menyukai lagu pop, sekalip1m mereka kembar tetap saja mempunyai gaya khas terseudiri. Begitu juga dalam penulisan teks atau naskah, setiap peuerbit mempunyai standar penulisan dan biasa dikenal dengan gaya selingkung. Hal itu untuk menunjukkan perbedaan antara satu penerbit dengan penerbit lainnya. Setiap penerbit pasti mempunyai alasan tertentu mengguuakan dan memilih gaya atau model sebagai standar penulisau. Buku terjemahau hingga saat ini terns bertambali. Para penerbit berlomba untuk menerbitkan buku terjemal1an. Bahkan, terkadang ada satu buk'll terjemalian yang dicetak oleh dua penerbit atau lebih yang berbeda dengan penerjemali yang berbeda pula. Di situlah fungsi gaya selingkuug berperan yaitu untuk membenlran ciri khas pada naskali yang akan diterbitkan. Meski berasal dari teks terjemalian yang sama, namun jika dikemas dengan standar gaya selingkung penerbit pribadi maka pembaca akan tertarik untuk membaca naskali itu kembali.
13
Paul Goldstein., Copyright '.f Highway, from Gutenberg to the Celestial Jukebox, terj. Masri Maris,HakCipta: Dahulu, Kini dan Esok, (Jakarta: Yayasan Oborlndonesia, 1997), Edisi ke-1, h. 4
16
Sebagian penerbit Islam di Indonesia masih merasa je11gal1 dengau staudar penulisan KBBL Terlebih lagi pada penulisau naskali atau teks terjemahau. UmUlllnya, KBBI telali mengindonesiakau kata-kata serapan dari baha<>a asing menjadi baliasa Indonesia seutuhnya. Contoh kasus, kata Jum 'Ut yang berasaI dari bahasa Arab, dalam KBBI ditulis Jumat. Begitu juga kata sha/at di tulis dengan sa/at. Untuk mengatasi hal demikiau, maka penerbit mempnnyai gaya selingknng sendiri. Lain penerbitan lain puia dengau dnnia pers. Menurut Dendy Sngono, gaya selingkung di lingknngau dunia pers memiliki ciri sebagai berikut ( l) Menggunakan judul yang dengan sengaja menghilangkan awalan atau sesuai dengan kaidali bahasa Indonesia nntuk menarik perhatian dan menghemat tempat/kolom. (2) Kalimat yang dipilih adalali kalimat yang pendek-pendek. (3) Untuk kntipan tidak langsung tidak selalu menggunakan kata bal1wa dan untuk kalimat langsllllg tidak selalu menggunakan tanda petik (" ... "). (4) Sebuah paragraf bisa tercliri dari satn kalimat saja. (5) Pola dedub."tif digunakan untuk menyusun berita, sedangkan pola indub.'tif untuk tajuk atau opini. 14
3. Klasifikasi gaya selinglmng Gaya selingkung dapat tercermin atau nampak pada beiberapa bagian buku, antara lain: 15 kulit depan, halaman perancis, halaman hak cipta, letak daftar isi, nomor bab, judul bab, judul buku dan judul bab pada halaman isi., informasi tentaug pengarang, nomor halaman, dan kulit belakang.
Selain itu, gaya selingkung juga terdapat dalam hal aturan ejaau, tata bahasa, tauda baca, penggunaan huruf kapital dan huruf miring, penomoran, singkatan dan akronim, serta peristilahan. 16 Gaya selingkung pada buku terjemahan lebih banyak pada transliterasi dan penulisan singkatan. Pada teks terjemahan-khususnya teks Arab-pasti akau bauyak mengalami transliterasi. Contoh kalimat dalarn Bsu f':l"")I r.J.o:..)1 ..!ii
("-'-"-!
,
maka
transliterasinya yaitu bismilltihirrohmtinirrohim.Atau mungkin ada penerbit lain yang mempunyai gaya selingkung berbeda dengan mentransliterasi teks itu dengan mennlis huruf vokal yang paryang, sepe1ti bismillaarrob.maarro!JJm. Begitu juga gaya selingkung pada penulisan singkatan. Misal kata saw, ada penerbit yang menulis dengan hnruf kapital semna (SAW.), atau ada yang mennlis hanya 's' saja yang kapital (Saw.), dan ada juga yang menulis dengan hnruf kecil serta menggunakan titik di akhir singkatan (saw.). Jika gaya penulisan penul.is maupun penerjemah berbeda deugan penerbit, tidak berarti naskah itu buruk. Masing-masing penulis dan penerjemah pasti. mempunyai gaya penulisan tersendiri, penerbit tidak berhak mengubah seluruh gaya yang dimiliki keduanya. 4. Transliterasi dan transkripsi
Transliterasi dan transkripsi merupakan bagian dari gaya selingkllllg yang dimiliki penerbit. Kedua hal itu berguna klmsus pada buku terjemahan Arab-
16
Bambang Trim, Loe. Cit.
18
Indonesia, kareua dalam buku terjemahan itu akan terdapat istilah Arab yang perlu ditansliterasikau atau ditranskripsikan. Transliterasi adalah penyaliuan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. 17 Contoh dalam teks Bs11 terdapat kata 4-,,...,ll Iain ketika ingin menulis kata itu ke Bsa maka ditulis dengan al-Mab_abbah. Sedangkan transkripsi yaitu pengalihan tuturan (yang bemjud bunyi) ke dalam bentuk tulisan atau penulisan kata, kalimat, atau teks dengan menggunakan lambang bunyi.
18
Selain transliterasi, ada juga penerbit yang menggunakan transkripsi. Contoh
pada teks Bsu terdapat kata L§_y;;ll maka transkripsinya adalah asy-syarqu. Biasanya masiug-masing penerbit mempunyai alasan tersendiri menggunakau transliterasi atau transkripsi untuk penulisan uama dan istilah Arab.
17
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Ka111us Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Ed. ke-3, h. 1209
'"Ibid.
BAB Ill
A. Wawasan Donia Penerbit 1. Definisi penerbit
Penerbit mernpakan relasi penulis dan penerjemah untuk mempublikasikan atau menyebarluaskan dan menggandakan basil karya mereka. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penerbit diberikan di bawah kata terbit Kata kerja terbit antara lain mengandung arti 'keluar untuk diedarkan (tentang surat kabar, majalah, buku, dsb.)'. Kata penerbit sebagai bentukan kata terbit mengandung arti orang atau pernsahaan yang menerbitkan buku, majalah, dsb. 1 Menurut kalangan profesional di dunia penerbitan yaitu M. Deden Ridwan, Manajer Eksekutif Penerbit Hikmah-Mizan, definisi penerbit ialah public content. Dengan kata lain, penerbit dapat diartikan sebagai sebuah institusi atau sistem yang memproduksi sebuah konteks bernpa pengetahuan dan pildran dalam bentuk teks.2 Sedangkan menurut Kumiawan Abdullah, Chief Editor Serambi, penerbit ialah sebnal1 perusahan profit atau suatu industri yang bergerak di bidang penerbitau buku atau media cetak lain. 3 Penerbitan pada dasamya adalah usaha pr(){it-oriented, bukan usaha amal semata. Meski penerbitan bergelut di bidang pengetahuau, tetapi kalkulasi finausial
Wawancara dengan M. Deden Ridwan (Manajer Ekseklutif Hikmah) pada tanggal. 12 Januari 2007 'Wawancara dengan Kumiawan Abdullah (Chi~( /ilcJi'·:::·~i)_pada tanggal 24 Januari 2007
20
( untung-rugi) akan meujadi pertimbangan yang signifikan. Atas dasar ha! tersebut, dapat dimengerti bila pertimbangan pasar menjadi hat krusial bagi umumnya penerbit. Maka semangat projit-oriented haruslah disandingkan dengan tujuan dan substansi penerbitan, khususnya karya-karya terjemahan. 2. Hubungan penerbit dengan penerjemah Tidak dapat dielakkan bahwa penerbit dan penerjemah mempunyai hubungan. Keduanya dapat menguntungkan masing-masing pihak. Penerjemah dapat mempublikasikan karya terjemahannya, dan penerbit dapat menerbitkan atau menciptakan karya barn. Di Indonesia, cara yang paling lazim adalah pengarang menyerahkan naskah ke penerbit untuk diterbitkan. Begitu juga dengan penerjemah pemula. Seorang penerjemah pemula akan membawa basil terjemahannya ke penerbit untuk dipublikasikan dan digandakan. Penerjemah tersebut pun akan dikenakan kontrak kerja yang berlaku di penerbit yang bersangkutan. Berbeda dengan penerjemah yang mempunyai jam terbang tinggi. la tidak perlu membawa atan mengajukan karya terjemahannya tersebut. Justru penerbit yang akan mengontak penerjemah itu terlebih dulu. Terlebih lagi seorang penerjemah handal yang memang sudah terbiasa bekerja sama dengan suatu penerbit, maka hubungan mereka (antara penerjemah dan penerbit) biasanya seperti lmbungan keluarga. Satu sama lain saling menaruh kepercayaan. Tanpa dibatasi satu ikatan kontrak janji.
21
Hal di atas menggambarkan sesuatu yang indah. Tetapi keadaan belum tentu berjalan selalu dengan mulus sesuai dengan yang kita inginkan. Bisa saja tanpa diduga masalah muncul, penerjemah telat menyerahkan naskah terjemahannya dan melewati deadline yang ditentukan. Atau penerbit terlambat membayar honor penerjemah dengan beberapa alasan. Dengan adanya permasalahan ini, dapat dipastikan bahwa hubungan mereka akan merenggang. Untnk menghindari hak itu, maka perjanjian hitam di atas putih tetap barns dilaknkan meski hubungan antara penerjemah dan penerbit sudah bersifat kekeluargaan. 3. Penerjemah, penyunting, dan penyerasi ejaan 3. l. Penerjemah Hal yang paling penting dalam penerjemahan adalalil ketepatan memilih penerjemah yang baik. Tidak hanya baik dari segi menerjemahkan saja, tapi baik juga dalam ketepatan wa1.-tu menyelesaikan tugas menerjemahkan yang telah di tetapkan. Untuk itu, penerjemah yang baik adalah yang memiliki komitmen dan tekad kuat UI1tnk bersikap maksimal dalam proses terjemal1annya. Segala sesuatu itu pasti memilik:i kode etik tersendiri, begitupun dengan penerjemah. Adapllll kode etik penerjemah antara lain: 4
1) Seorang penerjemah harnslah menguasai teks Bsu dan Bsa. Hal ini agar basil terjemal1an tersebut memang akurat dan tidak menyimpang alas maksud yang disampaikan pennlis. 'Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah: Metode dan Wawasan Menerjemahkan Teks Arab, (Yogya: Tiara Wacana, 2004), h. 79
22
2) Penerjemah tidak bolel1 mengkritisi karya penulis. Kemudian menggauti karya tersebut sesuai keinginannya. Karena penerjemah tetaplah penerjemah yang bertugas banya menerjemahkan dan menyampaikan maksud penulis, bukan seseorang yang membuat ide barn. 3) Penerjemah harus bertanggung jawab atas terjemahannya tersebut, jika sewak'tu-waktu ada yang mengkritik atau meminta penJelasan karena tidak sesuai dengan teks sumber. 4) Karya terjemahan itu benar-benar hasil kerjanya sendiri dan bukan penerjemal1 lain. Hal ini dilakukan karena untuk mencari nania. 3.2. Penyunting Naskah yang diserahkan penerjemah untuk penerbit tidak akan begitu saja diterima dan diterbitkan. Naskah itu hams melalui suatu proses penilaian atau review oleh redaksi. Setelah secara umum naskah disetujui oleh penerbit untuk diterbitkan, berlangsung proses penandatanganan kontrak, penyuntingan (editing), perancangan (design), pencetakan (produksi), dan barn penjualan (marketing). 5
Seperti disebutkan sebelumnya, naskah yang telah masuk akan menjalani proses terlebih dahulu sebelum diterbitkan yaitu salah satunya dilakukan penyuntingan. Penyunting atau dikenal dengan sebutan kopieditor (pembantu editor) adalah orang yang menata atau membenahkan naskah (dalam hal ini naskah penerjemahan) sedemikian rupa, hingga dari segi penulisan dan bahasa siap untuk diproduksikan. 'Philip G. Altbach, Damtew Teferra, B1111ga Rampai Penerbitan dan Pembangunan,, diterjemahkan oleh P. Soemitro, (Jakarta: Grasindo, 2000), Ed.!, h. xiii
23
Untuk menjadi seorang penynnting tidaklah sembarnugan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, terlebih penyunting naskah terjetuahau. Syarat menjadi penyuuting antara lain: 6 a. Menguasai ejaan (huruf kecil/kapital, pemenggalan kata, dau pengguuaan tauda baca). b. Menguasai tatabahasa (mengetalrni kalimat yang baik & benar dan kalimat tidak benar). c. Bersahabat dengan kamus (menguasai istilah-istilah di bidang tertentu). d. Memiliki kepekaan bahasa (mengetahui mana kalimat yang kasar dauhalus, kata yang seharusnya dihindari dan sebaiknya dipakai, mengikuti tulisan pakar bahasa di media cetak, dan tuengikuti perketubangau babasa dari hari ke hari). e. Berpeugetahuan luas (banyak metubaca buku, membaca majalah dau koran, dan menyerap informasi tuelalui media audio-visual). f.
Teliti dau sabar (tetap teliti dau sabar dalam segala kondisi seperti ngantuk dan lelah, menynnting dengan cennat setiap kalimat, kata atau istilah dau memeriksanya apakah layak atau tidak untuk diterbitkan).
g. Luwes (bertindak sebagai duta atan wakil penerbit, dan selalu bersedia mendengarkan beberapa pertanyaan, saran, atau keluhan). h. Memiliki kemampuan menulis (minimal mampu menyusun tulisan yang
elementer seperti surat, sinopsis atau biodata penulis, dan lt:bih ideal menguasai
6 D. Sirojuddin, Makalah "Penyunting dan Tugasnya " disampaikan pada matakuliah Editing, Jurusan Tarjamah VII pada tanggal 29 November 2006
24
seluruh metode dan teknik penulisan meucakup buku, majalah, korau, dan karya ilmiah Perguruau Tinggi seperti skripsi, tesis, dan disertasi). 1.
Menguasai bahasa asing (terutama Inggris dan Arab, minimal secara pasif, yaitu dapat memaI1ami dan membaca teks yang disunting). Tugas penyunting naskah dapat diperinci sebagai berikut:7
a. Menyunting naskah dari segi kebahasaan (ejaan, diksi, struktu:r kalimat). b. Memperbaiki naskaI1 dengan persetujuan penulis/pengarang atau penerjemah. c. Membuat naskah 1mtuk enak dibaca dan tidak membuat pembaca bingimg (memperhatikan ketebacaan naskaI1). d. Membaca dan mengoreksi cetak coba (proof). Penerjemah ummnnya menganggap kopieditor hanya berhak melakukan penyuntingau bahasa. Kadangkala mereka menganggap fungsi kopieditor sebagai korektor naskah. Sebaliknya, kopieditor sering merasa memiliki hak dan otoritas pengetahuau, meskipun penyuntingan yang dilakukanuya tidak jarang mengubah makna sebagaimana seharusnya diinginkan peuerjemah. 8 Jika makna yang diubah editor tidak melenceng dari maksud si penulis, maka tidaklaI1 menjadi masalah karena tugas editor memang untuk membeuarkan. Tetapi sangatlah bennasalah apahila editor mengubah mak'tla dan tidak sesuai maksud penulis, justru sang penerjemah yang benar.
7
Pa1nusuk Eneste, B11h?1 J>it1tar Peny1111ti11gan Naskah, (Jakarta: PT Graniedia Pusraka UtaJna,. 2005). ed. ke-2. h. 9 'Philip G. Altbach, Damtew Teferra, Op. Cil., h. xvii
25
Dalam mengatasi masalah tersebut, sedikitnya ada dua hal menurut lbnu Burdah yang perlu ditumbuhkan pada diri editor naskah tmjemahan. Pertama, alangkah haiknya apabila seorang editor naskah terjemahan turut pula membantu penerjemah dalam ha! ketepatan terjemahan, bukan hanya membantu dalam tatabahasa dari teks bahasa sasaran. Untuk mengedit kesesuaian dan ketepatan terjemahan, seorang editor harus pula membaca teks sumber sekaligus teks sasaran.'1 Hal ini yang membuat pekerjaan menyunting naskah merupakan pekerjaan yang cnkup nunit dan terkadang menjemnkan. Hal kedua berkenaan dengan persoalan membuat judul. Adalah hal yang wajar bahwa judul yang dipilih sedapat mullgkin mengundang gairah baca dari publik. Namun demikian, jika hal ini hams dilakulcan, maka judul yang dipilih hams sesuai dengan isi utama buku. 10 Dalam proses penyuntingan naskah tersebut, para penyunting menggunakan standar penyuntingan masing-masing penerbit ternpat rnereka bekerja. Demikian itu, karena setiap penerbit rnerniliki standar penulisan, tetapi secara urnurn mereka berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Ejaan Yang Disempurnakan.
3.3. Penyerasi ejaan Seorang penyerasi ejaan atau dikenal dengan proqfreader teI111asnk penyunting juga. Hanya saja penyerasi ejaan lebih berkonsentrasi pada kaidah ejaan bairn bal1asa Indonesia. la hams paharn benar penggunaau huruf kecil dan humf
9
lbnu Burdah, Op. Cit., h. 61 '°Ibid.
26
kapital, pemenggalan kata, dan penggunaan tanda-tanda baca (titik, koma, -dan lainlain). 11 Ejaan yang berlaku di Indonesia adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang
baea; (6) penulisan kata; (7) penulisan akronim dan singkatan; (8) penulisan angka dan bilaugan; (9) penulisan unsur serapan. Editor yang telah menyunting naskah dari pengarang akan memberikan kepada penyerasi ejaan untnk dikoreksi dari segi ejaan. Pengoreksian naskah oleh seorang penyerasi ejaan merupakan tahap akhir yang hams dilewati. Setelah itu naska11 dapat dicetak dan diterbitkan.
4. Prosedur pengajuan buku terjemah
kt~pada
penerbit
Setiap penerbit mempunyai kebijakan yang berbeda-be:da tentang prosednr pengajuan naskah seorang penulis atau penerjemah. Tak jarang ada penulis atau penerjemah yang tidak memahami dengan baik prosedur pengajuan naskah ke suatu penerbit. 12 Beberapa penerbit di Indonesia memiliki dua prosedur untuk pengaJuan naskah terjemahan, yaitu naskah yang akan diterjemahkan bera5al dari penerbit dan yang kedua naskah berasal dari penerjemah itu sendiri dan sebelumnya melalui beberapa pertimbangan.
"Pamusuk Eneste, Op. Cit., h. 26 12 Tim Redaksi Hikmah, Panduan Penyunting Naskah Penerbit Hikmah, (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2004), cet. ke-1, h. 5
27
Biasanya penerbit melakukan prosedur yang pertama, yaitu uaskah terjemahan berasal dari penerbit. Pastinya setiap penerbit memiliki banyak relasi. Dengan itu penerbit dapat dengan mudah memperoleh naskah terjemahan dari Timur atau Barnt. Sebelum penerbit memilih naskah terjemahan yang akan diterjemahkan oleh seorang penerjemah, penerbit terlebih dahulu menentukan kebutuban pasar atau pembaca. Prosedur yang kedua ialab pengajuan naskal1 dari penerjemah itu sendiri. Jika penerjemah ingin mengajukan naskahnya maka penerjemah hams memperhatikan beberapa hal di bawah ini 13 : a. Penerjemah sebaiknya menyebutkan judul, nama penulis, penerbit asli, tabun terbium, dan tebal buku (jumlah halaman) b. Penerjemah hams membuat sinopsis singkat tentang isi buku. Sertakan pula satu bab contob terjemahan dari buku tersebut. Bemeda dengan naskah basil tulisan sendiri, penerjemah tidak perlu mengirimkan kesdurnban naskah basil terjemaban sebelum naskab yang ia ajukan disetujui. c. Penerjemab hams dpat memabami dengan baik jenis naskah apa yang sedang ia terjemahkan, hagaimanakah gaya penulisannya, apakah isi buku tersebut sesuai atau tidak dengan konteks budaya masyarakat Indonesia. d. Apabila
ada
bagian-bagian
buku-menyangkut
hal-hal
sensitif dan
kontroversial-yang perlu didiskusikan dengan penerbit maka dibuatlah catatlu! terpisah agar bisa ditindaklanjuti dengan cepat.
13
Ibid., h. 6-7
28
e. Penerjemah sebaiknya ikut aktif mengusahakan copyright (hak penerjemalian) dari penerbit asli atas naskah yang ia ajnkan. Adapnn biaya copyright tetap ditanggung penerbit. Jika naskah yang diajukan penerjemah disetujui atau diterima oleh penerbit, maka penerjemah akan dikenakan surat perjanjian atau kontrak kerja yang terdiri dari beberapa pasal. Sebelum penandatanganan surat perjanjian,
p•~nerjemah
sebaiknya
mempelajari surat perjanjian itu terlebih ar tidak ada salah paham dikemudian hari.
B. Profil Penerbit
1. Penerbit Serambi 14 Serambi didirikan pada talmn 1999. Menyadari bahwa kompleksitas dilema dan problema bangsa mesti dihadapi dengan SDM yang memiliki kematangan emosional, intelektnal, dan spiritual, Serambi didirikan sebagai salah satn penebar informasi dan ilmu yang mendukung terwujudnya cita-cita tersebut. Serambi memfokuskan geraknya di bidang penerbitan buku. Karena Serambi, maka buku-buku yang diterbitkannya diharapkan menjadi garda depan penyedia kebutuhan intelektual masyarakat dan penggulir wacana demokratis, pluralis, dan terbuka serta gagasan-gagasan yang menekankan kesetaraan., kebebasan, dan
tn1st
society lintas agama, ras, kultur, dan gender. Untuk meWltjudkan visi dan misinya ilu, Serambi menerbitkan buku-buku yang bertema agama maupun non-agama, fiksi mauptm non-fiksi. Terna agama 14
http://www.serambi.eo.id/modules.php?name=About
29
meliputi keislaman., spiritualitas, dm1 teologi. Tema non-agama meliputi filsafat, sains, budaya, ilmu-ilmu sosial, kesehatan, pengembangan diri, keluarga, pengasuhan anak (parenting), keuangmi, bisnis, dan keindonesiaan. Berdasarkan program penerbitannya itn., maka terbitan Sermnbi dlbagi ke dalam lini-lini produk. Lini bisa didasarkan pada tema bahasan, kawasm1 yang menjadi subjek bahasan, masa penulisan, bentuk tulisan, di!. Saat ini tersedia delapan lini yang mewadahi terbitan-terbi1an Serambi. Lini-lini 1111 bisa bertambah, berkurang, dimekarkan, ataup1111 dileburkan sesnai dengan perkembaugan dan kebutuhan. Benlrut adalah nmna-nama lini tersebut dan bidang terbitmmya: a. Gemala Ilmu & Hikmah Islam, menerbitkmi buku-buku tentmig berbagai aspek Islam dan umat Islam karmigan pemikir Islam kontemporer, muslim maupun nonmuslim. b. Pustaka Islam Klasik, menerbitkan buku-buku tentang berbagai aspek Islam dan umat Islam yang dikarang oleh ulama sebelum abad XII Hijriah. c. Cerdas Jiwa Sehat Raga, menerbitkan buku-buku tentang spiritual, pengembangan diri/kepribadian, kesehalan, makanan (diet), di!. d. Bentara Harmoni Keluarga, menerbitkan buku-buku seputar persoalmi keluarga dan parenting. e. Gita Cerita Utama, menerbitkan buku-buku fiksi (novel, cerpen)-drama, pop, misteri, thriller, komedi, spiritual, fiksi sains, fantasi, dll.-dan memoir. f.
Taktis Untuk Bisnis, menerbitkmi buku-buku populer di bidang ekonomi,
30
manajemeu, keuaugau, dau bisuis. g. Nafiri Negeri, meuerbitkau buku-buku teutaug keiudouesiaau-politik, budaya, sejarah, tokoh, sastra, dJL h. Risalah Ilmu & Falsafah, meuerbitkan buku-buku di bidang filsafat, pop sains, dan ilmu-ilmu sosial.
2. Penerbit Hikmah 15 Hik:mah berarti wise atau wishdom, dalam bahasa Arab berarti 'kearifun' atau 'kebajikan' -didirikan pada talmn 2000 atas can1pur tangan beberapa orang yang terkait dalam Mizan, diantaranya yaitu Dr. Haidar Bagir dan Deden. Pada awaluya Hikmah didirikan bertujuan sebagai bagian awal persifikasi dari Mizan dan untuk mengadakan penyegaran pada perusahaan Mizan. Pada tahun 80-an, Mizan dikenal sebagai penerbit yang menerbitkan bacaan atau buku-buku yang serius. Dalam artian buku-buku terbitau Mizan memeras pikiran pembaca uutuk berkonsentrasi agar dapat memahami bacaan yang disampaikan di dalam buku. Atau dapat dikatakan karakter Mizan dapat terlihat dalam bentuknya melalui karya-karya keislaman yang mewakili berbagai sudut pandang secara serius dan modern. Uutuk menerjemahkau fenomena pergeseran masyarakat muslim Indonesia dari buku-buku yang serius ke buku-buku popular serta merespon tantangan dan permintaan seiring perubal1an lingkungan yang cepat dan mengglobal akibat kemajuan teknologi dan informasi, Mizan membentuk Hikmal1 sebagai anak usaha. Meski berbeda nama, visi dan misi Hikmah secara global tetap sama dengan Mizan, "Wawancara dengan M. Deden Ridwan PT. Mizan Publika, Company Pr
31
yaitu meuingkatkan komitmen secara terus menerus dalam iknt serta menciptakan masyarakat modern, terbuka, dan, pada saat yang sama religius. Hikmah juga lahir untuk menghadirkan bacaan-bacaan yang menghibur, mendidik, dan meucerahkan. Hikmah lebih berkonseutrasi pada karakter buku-buku bersifat ilmiah-populer dan prak'lis. Hikmah memfokuskan pada buku-buku benmansa kearifan universal, kesalehan, pengembangan diri, dan menyejukkan hati dengan kemasan yang visioner. Hikmah telah menghasilkan lebih dari 400 judul buku. Hikmah membagi produk-produknya ke dalam beberapa lini (product line), yaitu : a. Hikmah Populer (tema keislaman, mulai dari spiritualis sampai Islamic how to)
b. Hikmah Zaman Barn (buku-buku umum bertemakan spiritualis pral
Hikmah Memoar (kisah-kisal1 nyata biografi yang menginspirasi)
BAB IV A. Model gaya selingkung dua penerbit besar di Jakarta (Penerbit Serambi dan Hikmah-Mizan) Pada analisis model gaya selingkung ini, penulis akan menjadikan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai pembanding atau standar penulisan. Di samping KBBI, penulis juga mengacu ke Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dau Alquran Terjemaban Departemen Agama (Depag). Penulis tidak akan menganalisis semua gaya selingkung yang terdapat dalam pedoman kedua penerbit. Hanya beberapa gaya selingkung yang berkaitan dengan teks terjemahan, antara lain: transliterasi dau vokal panjaug dalam kata Arab, namanama bulan Islam, nama-nama nabi dan malrulcat, nama-nama surat dalam alquran, pemakaian tanda baca, cara penulisan khas, dan penulisan akronim. 1. Transliterasi dan Vokal panjang dalam kata Arab Tabet l .JENISGAYA
KBBI 1
SERAMBI'
HIKMAH3
I' I
SELINGKUNG a. Transliterasi :
1
I
a
a
a
..,..
b
b
b
'
I I
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), ed. ke-3, h. 1342 2Tim Redaksi Serambi~ Pan£l11a11 A1e113'11s11n Naskah Penerhit S'eran1hi, (Jakana: Penerbit Serambi, 2006), h.29 3 Tim Redaksi Hikmah, Panduan Penyunting Naslmh Penerbit Hikmah, (Jakarta: Peneroit Hikmah, 2004), cet. ke-1, h.12
33
.:;_,
t
..:;..
s
~
<:
J
J
c c
h
h
h
kh
kh
kh
d
d
d
z
dz
dz
r
r
r
z
z
z
...r
s
s
s
.;.
sy
sy
sy
s
sh
sh
d
dh
dh
j,
t
th
th
..I;
z
zh
zh
-'
-'
-'
t
g
gh
gh
....;
f
f
f
j
q
q
q
!I
k
k
k
J
!
!
I
r
m
m
m
.:i
n
~ )
j
..;P
..Jt'
t
J ---
ts
J
~
I
~
t
~--.~-·--····-
w .,
I
I
I
I \
i
--
n /""
1,.,. i
I !
I
I
u
.... ~,__
""''""'""
,~1P1f:1 "'
'" td'}'
I
I
~,,·,-·;;
/-,"
''W, 1111111.1
.,. --):'/-L/iA-t· , - ,
•
...
34
i
I
it
y
y
I b. Vokal panjang dalam kata Arab
-~=----1----- ---i-----~-----+-- _____a_____,I
_______...> ___
r-----~-::_-,~----+--------+----:----+----l-:---1
Transhteras1 dan penuhsan vokal panJang dalam kata Arab antara Penerbit Serambi dan Hikmah adalah sama. Hanya saja, Penerbit Hikmah lebih menerapkan transkripsi daripada transliterasi. Hal ini tampak pada penulisan nama nabi, nan1a surat alquran, juga nama malaikat yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Meski ada beberapa istilah arab yang masih menggunakan transliterasi, tetap saja pada dasarnya Hikmah menggunakan transkripsi. Karena Hikmah menulisnya sesuai dengan bnnyi kata tersebut. Pada buku The Power Ql Love, beberapa istilah Arab itu ditulis dengan menggunakan simbol transliterasi. Penerbit Hikmah menggunakan sebagian istilah Arab-.yang tidak ada padanannya dalam bahasa lndonesia-
'Has ii wawancara dengan Iqbal Santosa (Redaktur Hikmah) pada tanggal 8 Februari 2007
35
Kemudian alasan Penerbit Hikmah lebih menggnnakan trauskripsi yaitu agar pembaca tak lagi dipusingkan dengan tanda-tanda atau simbol transliterasi yang terkadangjustru membingungkan bagi sebagian kalangan pembaca. 5 Penulisan transliterasi pada istilah atau kata Arab yang dilakukan Penerbit Serambi adalah sesuai dengan pedoman yang mereka miliki. Sehiugga buku-buku terjemahan yang diterbitkanuya banyak terdapat simbol transliterasi. 2. Nama-uama bulau Islam Tabel2
'Hasil wawancara dengan M. Deden Ridwan (Manager Eksekutif Hikmah) pada tanggal 19 Januari 2007 6 Tim Redaksi Serambi, Op. Cit., h. 32 7 Tim Redaksi Hikmah, Op. Cit., h. 24 8 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 759 9 Ibid., h. 976 10 lbid., h. 917 "Ibid. 12
lbid., h. 480 lbid. 1 '!Md, h. 922 "Ibid, h. 1114 16 Ibid.. h. 924 11 Ibid., h. 1115 1 'Ibid., h. 1281 13
I
36
Jika kita perhatikan penulisan nama bulan Islam cti atas, !,>aya selingkung Serambi-lah yang lebih mendekati gaya selingknng standar KBBL Meski begitu, Serambi tetap membedakan cara penulisan nama bulan Islam tersebut Contol1 penulisan bulan Jumactil Awai dan Jrunactil Akhir. Serambi menulisnya dengan Jumadal Awai dan Jumadal Akhir. Jika k.ita melihat pada kamus Al- 'Ashri ataupun Al-Munjid, kedua bulan tersebut ditulis dengan Jumadal Ula dan Jumadal Akhir20 ,
bukan Jumadil Awai atau Jumadil Akhir. Terkadang kebenaran KBBI dalam istilah Arab perlu ctipertanyakan, karena KBBI adalal1 standar penulisan kata Indonesia bukan Arab. Unhik itu, jika kita ingin lebih mengetahui kevalidan sebuah kata Arab maka langsunglah merujuk pada referensi Arab. Berbeda dengan Serambi, Hikmah lebih memooculkan partikel al-. Contoh Rabi Al-Awal, pada kata ihl tampak partikel al-. Ditulis dengllll Al- (menggunakan huruf kapital) karena kata Rabi Al-Awai merupakan nama bulan Islam. Peuulisan partikel al- hams luruh meugikuti huruf sesudahuya apabila ia termasuk kelompok huruf syamsiah, contoh Jumad Ats-Tsanial1. 21 Dan penulisan bulan Jumadil Awai, Hikmah menulisnya menjadi Jumad Al-Ula. Hikmah membedakan penulisau tersebut dengan pemunculan partikel al-.
19
Jbid. "'Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Al- "Ashri, (Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum ponpes Krapyak, 2003), cet. ke-8, h. 689 Louis Ma'luf, Al-Munjidji al-Lughah wa al-a'lam, (Beirnt: Dar el-Machreq Sail, 2000), h. 100 21
Tim Redaksi Hikmah, Op. Cit., h. 19
37
3. Nama-nama Nabi dan Malaikat Untuk penulisan nama nabi dan rnalaikat, penulis tidak menyertakan pembandingnya. Pada dasamya, penulisan nama nabi dan malaikat itu berdasarkan ejaannya. Jadi di KBBI tidak melampirkan nama-nama tersebut. Pada pembahasan ini, penulis cukup membahas gaya selingkung kedua penerbit, yaitu !,taya selingkung Serambi dan Hikmah. Tabel3 ~·
Tim Redaksi Serambi, Op. Cit., h. 32 Tim Redaksi Hikmah, Op. Cit., h. 25
Ibrahim Luth Ismail Ishao Ya'oub Yusuf Avvub Dzulkifli Svuaib Yunus Musa
38
25
Muhammad
Muhammad
Jibril
Jibril
26
b.Nama-nama Malaikat
27 28 29
Mikail Mikail lsrafil Jsrafil . ··----·-----·---·Izrail Izrail Munkar M1mkar Nakir Nakir •. ·Raaib Raklb Arid Arid Malik Malik Rid wan Ridwan .. Dapat d1hhat pada tabel 3, penuhsan nama nab1 di Penerbit Serambi
30 31
32 33
34 35
.---~.-~-
··~-----~·~
mengguuakan simbol trausliterasi dan itu merupakan gaya selirngkung Serambi edisi lama. Tetapi saat ini, Serambi mengubah standar gaya selingkung penulisan uama nabi (tidak menggnuakan simbol transliterasi). Kebijakan itu berlaku nutuk bukubuku barn. 24 Alasan pennlis melampirkan gaya selingkung edisi lama pada penulisan nabi, karena buku yang peuulis analisis-Rindu Tanpa Akhir--mengguuakan gaya selingkung edisi lama. Menurut penulis, sebaiknya pihak S.erambi memberikan keterangan pada setiap buku barn bahwa gaya selingkung Serambi mengalami pernbahan-terntama pada penulisan nama nabi dan malaikat, sehingga pembaca yang memang setia membaca buku terbitan Serambi mengetahui pernbahan tersebut dan tidak menganggap hal ini merupakan ketidakkonsistenan penerbit.
Hasil wawancara dengan Kumiawan Abdulah (Chi~( Editor Serambi) pada tanggal 24 Januari 2007 24
39
Penulisan. nama yang menggunakan simbol transliterasi hanya dikhususkan untuk buku terjemahan saja. Di luar buku terjemahan, penulisan nama nabi disesuaikan dengan ejaannya, tanpa tranliterasi. 25 Berbeda dengan penu.lisan nama nabi. Penulisan nama malaikat di Serambi adalah sama dengan Hikmah. Hanya pada satu nama saja yang berbeda, yaitu Raqib. Serambi menulis dengan menggunakan huruf 'q', karena Bsu-nya menggunakan
Penulisan nama nabi di Penerbit Hikmah disesuaikan eJaannya. Seperti dikomentarkan
oleh
Iqbal
Santosa,
pada
dasamya
pembaca
tidak
akan
mernpermasalahkan transliterasi pada penulisan narna tersebut. 26 Untuk itn, Hikmah tidak menggunakan transliterasi untuk nama nabi dan malaikat. 4. Nama-nama surah dalam Alquran Penulis menjadikan Alquran terjemahan Depag sebagai acuan atau pembanding gaya selingkung penulisan nama surah Alquran. Hal ini dikarenakan pada KBBI tidak terdapat penulisan nmna surah Alquran. Tabel4
No.
I 2
ALQURAN TERJEMAHAN DEPAG 27 Al Faatihah Al Baaarah 25
Scram bi,,.
al-Filtiliah al-Baaarah
Hikmah~~
Al-Fauliah Al-Bagarah
I
Hasil wawancara dengan Qomaruddin SF (Pimpinan Serambi) pada tanggal 8 Februari 2007 Hasil wawancara den1,"'11 Iqbal Santosa 27 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafuir Alquran, A/quran dan Terjemahannya, (tk.: Yayasan PenyelenggaraPenterjemah/Pentafuir Alquran, tt), h. 1131-1132 28 Tim Redaksi Serambi, Op. Cit., b. 29-31 29 Tim Redaksi Hikmah, Op. Cit., h. 22-24 26
40
3 4 5
6 7 8 9 JO 11
Ali 'lmran An Nisaa' Af Maa-idah Al An'aam Al A'raaf Al Anfaal At Taubah
I
Al 'Imran al-Nisii' al-Mii'idah al-An'iim al-A 'rilf al-Antal al-Tawbah
36 37 38 39 40
Yunus Hund Yusuf Ar Ra'd Ibrahim Al Hijr An Nahl Al Israa' Al Kahfi Marvam ThaaHaa Al Anbiyaa Al Haii Al Mu'minuun AnNuur Al Furaaan Asy Syu'araa An Naml A!Qashash Al 'Ankabuut ArRuum Lugm an As Sajdah Al A11zab Saba' Faathir Yaa Siin Ash-Shaaffat Shaad Az-Zumar Al Mu'min
Ali Imran An-Nisa Al-Maidah Al-An'am Al-A'raf Al-Anfal At-Taubah/ Al-Baraah --Yunus Hud Yusuf Ar-Ra'd Ibrahim Al-Hiir An-Nahl Al-Isra Al-Ka11fi Marvam ThaHa Al-Anbiya Al-Haii Al-lltfukminun An-Nur Al-Furaan Asy-Svu'ara An-Naml Al-Oashasl1 Al-'Ankabut Ar-Rum Luqman As-Sajdah Al-Ahzab Saba Fathir Ya Sin Ash-Shaffat Shad Az-Zumar Al-Mukmin/ Ghadir Fuslilshilat Asv-Svura
I
I
I I I!
I
I
I
I
41
43 44 45 46 47 48 49 50
51 52 53 54 -55 56
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
72 73 74 75 76 77
78 79 80 81 82 83
AzZukbruf Ad Dukhaan Al Jaatsivah Al AhQaaf Muhammad Al Fat-h Al Huiuraat Qaaf Adz-Dzaarivaat Ath-Thuur An-Najm AJ-Oamar ArRahmaan Al Waaqi'al1 Al Hadiid Al Muiaadilah Al Hasyr Al Mumtahanah Ash-Shaff Al Jurnu'ah AIMuuaafiquun At Taghaabun Ath TI1alaaa At Tahrim Al Mulk Al Qalam Al Haam1ah Al Ma'aarii Nuh Al Jiu Al Muzzammil Al Muddatstsir Al Qivaamal1 Al Iusaau Al Mursalaat An Naba' An-Naazi' aat 'Abasa At-Takwiir Al Infithaar Al Muthaffifiin
Al-Insyiqaq Al-Buruj Ath-Tharig Al-A'la Al-Ghasyiah Al-Fajr Al-Balad Asv-Syams Al-Lail Adh-Dhuha Al-Insyirah/ Alam Nasyrah At Tiin al-Tin At-Tin Al 'Alao al-' Alao Al-'Alag AlQadr al-Qadr Al-Qadr Al Bayyjnah al-Bayyjuah Al-Bavvinal1 Az Zalzalal1 al-Zalzalah Az-Zalzalah Al 'Aadivaat al-' Adiviit Al-'Adivat Al Qaari, ah Al-Qari'ah al-Qilri' al1 At-Takaatsur al-Takiitsur At-Takatsur Al 'Ashr al-'Ashr Al-'Ashr AlHumazah al-Humazah Al-Humazah Al Fiil al-fil Al-fil Qw-aisy Quraysy Al-Quraisy Al Maa'un al-Mil'un Al-Ma'un al-Kawtsar Al-Kautsar Al Kautsar Al Kaafinm al-Kiifirfm Al-Kafinm An-Nashr al-Nashr An-Nashr Al-Lahab al-Lahab Al-Lahab Al-lkhlash al-lkhlilsh Al-lkhlash al-Falaq Al Falag Al-Falag An-Naas al-Nils An-Nas Penuhsan nama surah Alquran Penerb1t Seramb1 mengkutJ transbteras1
I I
I '''
·-----f* --·--.! /
i
i I
!'
I \
'
~
I I
I I
I
I
II ! Ii !
i
iI
I
yang
menjadi pauduan mereka. Jika ada vokal yang panjang maka akan ditulis menurut vokal panjang kata Arab seperti ii, i, dan
u. lni merupakan konsfatensi Serambi. Gaya
selingkllllg Serambi memang mendekati standar gaya selingkung yang terdapat pada Alquran Departemen Agama RI. Tetapi Serambi tetap mempnnyai kekhasan sendiri.
43
Serambi membedakan gaya selingkung itu pada penulisallt partikel al- yang menggnnakan hnrufkecil danjnga memnnculkan simbol translitcrasi. Serambi sengaja menggunakan huruf kecil pada partikel al-, dengan alasan alterdiri dari hamzah was!. Jadi, nntuk penulisan partikel al- di Scrambi menggunakan hurufkecil bukan kapital. 30 Sedangkan Penerbit Hikmah telah menyerap nama surah alquran ke dalam bahasa Indonesia, sehingga Hikmal1 tidak lagi menggunakan transliterasi nntuk pennlisan nama surah Alqnran. Di samping itn juga, Hikmah mempnnyai alasan tersendiri 31 -mennlis nama snrah sesnai transkripsinya-seperti sebelnmnya yaitn memudahkan konsmnen untuk membaca, tanpa harus dipusingkan dengan tandatanda yang tidak berpengaruh bagi mereka (pembaca). Contoh penulisau uama surah Alqnran kedua penerbit dapat dilihat pada gambar I (lihat h. 51 ).
S. Pemakaian Tanda Baca Tabe15
IN 'o
f
EYDJ"
Gaya Selingkung
SerambiJ"
'
a. Tanda Titik (.)
0 ' Wawancara 31
a.I
Tanda titik Tanda
I
!
Hikmab
tJ.tik Tanda
34
titik
dengan Qornaruddin SF Wawancara den1,,oan M. De
,
I
44
2
I 3
4
5
6
.
7
b. Tanda koma (,)
seruan.
seruan.
a.2 Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam bagan, suatu ikhtisar, atau daftar. a.3 Tanda titik dipakai nntuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang meulllljukkan jangka waktu.
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Tanda titik dipakai nntuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menlllljukkan jangka waktu.
a.4 Tanda titik dipakai Ulltuk memisahkan angka jam, meuit, dan detik yang menuajukkan waktu. a.5 Tanda titik dipakai di antara penulis, nama judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. a.6 Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan nbuan atau kelipatannya. b.l Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
Tanda t:itik dipakai Ulltuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda tJitik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakllir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatann~a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
II
I
I i
I I I
Tanda titik dipakai pada ! akhir singkatan I 'I nama orang. 'I
I
Tanda titik dipakai pada akllir singkatan yang kata menyatakan jabatan, pangkat, gelar, atau sapaan. Tanda titik dipakai pada singkatan kata a tan singkatan ungkapan yang sudah lazim.
I I I I '
I
I
l
I
Tanda koma I dipakai di antara ) unsur-unsur l I ~envebutan atau'
1
46
12
13
14
15
16
I
I
I
I
memisabkau kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kaJimat b.6 Tanda koma dipakai untuk memisabkan petikau laugsuug dari bagian lain dalam kalimat. b.7 Tanda koma dipakai di antara (i) nama dau aJamat, (ii) bagian-bagiau aJamat, (iii) dau tempat tanggal, dan (iv)uama tempat dan wilayalt atau negeri yang ditulis berurntan. b.8 Tanda koma untuk dipakai menceraikan bagiau nama yang dibaJik susunannya dalam daftar pustaka.
memisahkan lkata seperti o, ya, wah, aduh, kas1han \ dari kata yang II . lam yang terdapat I di daJam kaJimat Tanda koma dipakai untuk 1 memisabkan I petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dau aJamat, (ii) bagiau-bagian aJamat, {iii) ternpat dau tauggal, dan (iv)uama tempat dan wilayalt atau negeri yang ditulis berurntm1. Tauda koma dipakai untuk menceraikan bagiau nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
b.9 Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. b.10 Tanda koma dipakai di antara nama orang dan
Tauda koma dipakai di antara bagiau-bagian dalam catatan kaki. Tanda koma dipakai di ani:ara nama orang dan
i I
akademik
I
1;::;_
I
I
aka demi~ j_~:~~
.
... I i
i
47
IT I
!
!
I
I ~-+--1
17
I
mengikutiuya uutuk membedakauuya 'I dari singkatan I nama diri, j kel uarga, atau 1 marga. ! b.11 Tanda koma I dipakai di muka I angka \ persepuluhau atau i di antara rupiah I clan sen yang dinyatakan I dengan angka. b.12 Tanda koma dipakai untuk mengap it keterangan tambahan yang sifutnya membatasi. b.13 Tanda koma dapat dipakaiuntuk menghindari i salah baca--di I I belakang ! keterangan yang ! terdapat pada i awal kalimat. petik II c. l Tanda petik mengapit petikan 1 langsung yang berasal dari pembicaraan clan naskal1 atau bahan tertulis lain. c.2 Tanda petik mengapit judul sya1r, karangan, atau bab buku .. . .. yang .. . . . . c1iIJ.ab1i I
I
18
19
I c.
Tanda
I (" ...")
I
21
meugikutinya uutuk I membedakannya dari singkatan ! nama cliri, i keluarga, atau j 1 mar_ga. ·-+--·--: Tanda koma ! ) dipakai di muka j I angka I I persepuluhan atau / I di antara rupiah i ) clan sen yang [ 1 dinyatakan i dengan angka. ! Tanda koma I dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya membatasi. koma Tanda dapat dipakaiiuntuk I menghindari I salah baca--di I I I \ belakang 'I ! keterangan yang I I terdapat pada i i awal kalimat. i Tanda petik Uutuk meugapit I / mengapit petikan 1 petikau laugsung / I langsung yang yang berasal dari I I berasal dari pembicaraan dan \ [ pemb1caraai1 clan naskah atau 'I II naskah atau bahan bahan tertulis te1tulis lain. lain. Tanda petik Tanda petik mengapit judul mengapit judul syair, karangan, syair, karangan, I atau bab buku atau bab buku I yai1g_ .. . . diQ
I
i
'
:
I
I
I
I I
I
48
dalam kalimat. 22 c.3 Tanda petik mengapit istilah · 1hmah yang I kurang dikenal I atau kata yang I mempunyai arti i khusus. I c1. Tanda petik l d.l Tanda petik tunggal mengapit tunggal petikan yang tersusun di dalam oetikan lain. d.2 Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. 24 e. Tanda pisah (-) e.1 Tanda pisah membatasi peny1s1pan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat. 1
I
In
I
r .... )
dalam kalimat. pc:tik Tanda mengapit istilah yang j 1hmah dikenal , kurang j atau kata yang I mempnnyai arti I khnsus. J Tanda pctik \ tunggal mengapit ! petikan yang tersusun di dalam oetikan Iain. Tanda petik tunggal meugapit mabia, terjemahan, atau penje!asan kata atau ungkapan asing. tanda pisal1 membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
i
e.3 Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan mti 'samoai ke' '--~-------~~~~~~~-·
dalam kalimat. I Tanda petik mengapit istilah 1lmrnh vano i kurang diken,;J ! atau kata yang ! mempunyai mti i khusus. i Untuk mengapit I petikan yang ! terdapat dalam I ! Petikan lain
I I
I I I
untuk membatasi penyisipan kata atau ungkapan yang memberi ' penjelasan khusus terhadap . j kalimat yang I disisipinya i
1 1
tanda pisah dipakai di antara / dua bilangan ar!au tanggal dengan arti 'samoai Ice'
I
49
a tau 'sampai a tau 'sampai / I dengan' den an' Gaya selingkung tanda baca pada label 5 adalah sebagian tanda baca yang ada
-~~~~~~~~
pada buku E.faan Yang Disempurnakan_ Pada dasamya gaya selingkung tanda baca setiap penerbit adalah sama. Penerbit Serambi mengikuti sepenuhnya gaya selingkung tanda baca pada kaidah Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Hal ini diakui oleh pimpinan Serambi sendiri, Qomaruddin SF, 35 clan memang pada buku Pand11a11 Me11yus101 Naskah Penerbit Serambi tidak terdapat gaya selingkung tanda baca.
Penulisan gaya selingkung Hikmah tidak jauh berbeda dengan Penerbit Serambi atau EYD. Hanya saja tampak pada tabel 5 penyempitan atau pengurangan gaya selingkung. Hikmah sengaja melakukan ha! tersebut, karena beberapa gaya selingkung yang dikurangi telah terwakilkan pada gaya selin?,kung Hikmah yang ada. 36 6. Cara Penulisan Khas Tabel6
N
Gaya Selingkung
Serambi 3"'
0
I
Hikmah 38--i
i i
Penulisan teks ayat I . Ditulis miring I. Ditulis miring ' (italik) Alquran 2. Tanda pisah (-) ditulis dengan dua tanda hubung 2. Menggunakan tanda (--) tanpa spas1 sebelum petik clan sesudalmya 3. Titik di akhir kalimat ( ...") 3. Referensi ayat Alquran apabila ditulis sebagai catatan kaki; kcterangan surahnya 1
I
35
Wa,vancara dengan Qomaruddln SF Wawancara dengan M. Deden Ridwan 37 Tim Redaksi Serambi, Op. Cit., h. 31-32 "Tim Redaksi Hikmah, Op. Cit., h. 14 36
50
Quran Surah menjadi Q .S.
disingkat
mengguuakan / catatan kali. Namm1, ) apabila keterangan I ! surah menogunakan I I tanda kun~g maka di akhir kalimat i menggunakan tanda ~' I i I; koma ( .. ., ") barn ) l diberikan tanda titik I ' (.) setelah :/' \r:;--+----··-~~~~-~~1--~~~~~~~~-c--t~~-~~-~~~~---; I keterangan surah. , ; 2 I Penulisan teks hadis I. Ditulis tegak dan I. Ditulis miring J I menggunakan tanda (italik). petik, kecuali bila 2.Menggnnakan II berdiri sendiri. tanda petik 2. Menggnnakan tanda 3. Penulisan hadis riwayat: petI'k (HR Muslim). 3. Referensi hadis ditulis tegak, baik sebagai catatan kaki maupun langsung di akhir kutipan. 4. Hadis Riwayat ditulis: (HR Muslim) Telah diterangkan sebelmnnya, bahwa pedoman gaya selingknng Penerbit r
I
i
I I
I
1
I
I
1
Serambi telah mengalami perubahan. Gaya selingkung pada 1tabel 6 adalah gaya seling:kung Serambi edisi lama. Adapun gaya selingkung penulisan referensi ayat Alquran dan had is edisi barn dapat dilihat pada lampiran skripsi ini.
tu!us. Me:re:ka silmk dengan am2l tidak sibuk daif<W mcr,j:Ja;_
ad.ihh golongan orang-orang yang terscs.11'.. &memJ..r:i. iru, ur.mg--ora.'1g arif y:rng mrnyel:uni bcrmacun hilika1 i:h-
fah go!ongm orang-orang r.mg didebr.kan deng:m Allah ~d1:m krlompi'lk krrig;i ini ~i;,4mrk~n A!bh $J,.:1 ~n-f\)'a, :1d1p1m jib did {orang )'.Vig 11Mri) ttmM..;:J cm11gymg didtkr:h11 (ltpada Alhh), ""~' dia •!tmf<'roidi knmrrorr,,;;n d.w rrzeki ma nuga l:mikmara11. 'l fib l:il3 uhl &p.11 mcmaliami peiroalaii ini Unp.1 ilusrrasi &n wmoh-0imoh nyaia, mab baildah "'P akm kanubbn wmoh boikm inc Para prnganut M'2hab al-Sylfi'i, misalnp, baik &ti kahngan ahu fil:L\ maupun blangan awam, pasti m01cinoi Imam iJ-Sylfil mkimali11 A1lih tiJla. Sebab, meteka semua aim bagaimana ktu1anu1n, agama, stjanh hidup yang penuh pesona, juga lif.n scrti p:rihku al-Syili'i yang mpuji. Nanmn, apa png dikeuhui blangan aw.im iemang bdiau hanp seora global. lni jdas bcrlieda dengan ahli fikih png mcngciahui al-SyiHi = druil &n mendalam. Karena pengeralman ah~ fibh iem211g bum Syili'i lebih '-"lllpuma, ke~~uban dan kecintaan m:reb pun lebih kuaL Orang yang mdiha: hasil brya seorang penulis dan ia C2.lm berap.i bagus karya iru, pasri ia juga akan
.
Mereka adalah ahli keseiama:an. ~1ercb. \trmasuk aslrhab a!-yami11 (kelompok kman}. Adapan onng-orang yang scsa! adalah mereka yang meugkhaya1 ncl:na :11ng_ k1ti! itu. SedJ.ngkJn, orang-orang yang paham duduk pcrkara keluhanan secara hakiki ada!ah orang-orang ywg Ce.kat Allah. Tig;i kdompok ini disebutkan _oleh _Allah thhm .~.!-Quran 1 "Adapun jiki.1 ia (om11grmig mati) unnruukomngrmrg d~iekr.t· :1~11 (l:epada Allah), ia mempttokh letmtuamr.n dan rmki · ;serta surga ka1ikmata11. Ad.pun jibi in ttm1"'1l gabmgan kn- ' imm, kestlamatan bagimu. Stbal>, bimu Jmi goloogan l:r.11:1n i iDan, adapun jikn in terma.i ; stSl!I, ia mendapat l1iJa11ga11 air yang mtndidih dnn dihahir di ! Ldalam uerak~ Se;_u~w.1l111ya ini adalah su.11u J:eixro1Jran yang i
i
~-Waqi'ah {56]: 8ll-~
ApabilaAnda masih belum mrngerti maksudpemaparan sap di atas, saya akan perjelas dengan rontoh. Para pengikut Aly-Syafi'i, umpamani•. sama-sama mencinui dia, baik ahli fikih atau orang awamnya. Mtrtka semua sama..Yma tahu kelebihan beliau, keagamaannyi, catatan peijabn:llmya yang bagus, dan sifat-sifatnya yang terpuji. Hanya, orang awam
mengelahui ilmu beliau seem glob~ stdangkm ahii fikih mengetahuinya secara rinci. Sudah pasti bahwa pengetahuan ahli fikih lenlang bcliau lebih sempum~ Sebn itu,hhguman d211 kccintaan me1eka kepadanp lebih k-tllt Orang i•ng menemukan mlisan se;rorang clan menilai bagus serla merasabn kclebihannp, ia akan menantzi penulisnr itu. Sudah barang ten'" hatin)> akan condong kepada mang ilu. Lilu, jika ia melihal lagi tulisan lainni• rang !!malcin berlipat. Begim juga
I28 - lm;m tl-Gbcill
a. Serambi
b. Hikmal1
-
52
Penulisan referensi ayat Alquran di Serambi ditulis sebagai foofflote (lihat gambar I a). Hal ini dikarenakan referensi ayat Alquran tersebut dianggap sebagai keterangan tambahan, bukan info yang dimaksud. 39 Penulisan referensi ayat alquran seperti itu justrn rnembuat kebanyakan pembaca kurang nyaman. Pembaca atau konsumen tidak dapat langsung mengetahui keterangan surah dan ayat yang bersangkutan. Untuk mengetahui nama surah dan ayat tentang dalil yang sedang dibicarakan, mereka harus melihat ke footnote. Memang tidak sulit untuk melihat footnote karena langsung te,rdapat dibawah teks yang bersangkutan. Hanya saja kekelirnan akan terjadi jika footnote yang terdapat dalam satn halaman terdiri lebih dari satnfootnote. Selain itu juga akronim 'Quran Surah' ditulis dengan menggunakan tanda baca titik (Q. S.). Karena Serambi menganggap setiap akronim ataupun singkatan hams diberikan tanda titik. Hikmah tidak menulis referensi ayat alquran sebagai footnote, melainkan ditulis setelah bunyi ayat atau bodynote (lihat gambar la). Sehingga pembaca dapat mengetahui keterangan nama surah dan nomor ayat setelah bunyi ayat dituliskan. Disampiug itu, Hikmah tidak memberi tanda titik pada akronim Quran Surali, Hikmah hanya menulis akronim kata tersebut dengan huruf kapital semua. Hikmah menganggap para pembaca telah ji:1111ilior dengan kata 'Quran Surah', tanpa harus diberikan tanda titik sebagai pemenggal kata.
J~>wawancara dengan Kumiavmn Abdullah
53
Meskipun sebenarnya penulisan akronim Quran Surah taupa tiu"k adalah tidak tepat, karena berdasarkan EYD setiap akronim hams diberikan tanda titik. Tetapi ha! ini dapat disahkan jika penerbit tersebut konsisten pada setiap penulisan akronim Quran Surah tidak diberikan tanda titik. Gambar2
-.::
SCt~hh m~ndmgar;kbJ~~lli\i1U,tki ~{i.u ~(]~
:-;L;-
_ 1
:-,.,~~e-tc'~:~~a~~-~.1~~'.~B~~~~1· "D1.15;_., t :_, r!l.lil:~_~M•llfX'•Cfomp<:t '1fllr~o1mglif·~"'ll}i'l_i«ti'-"_~, '!
Gaya selingkung penulisan l1adis di Serambi tidak ditulis miring (italic). Serambi meuganggap isi hadis atau sabda nabi tidak sesakral bunyi firman Allah.40 Jadi hadis pada Serambi tidak perlu dituJis miring (lihat gambar 2a). Serambi hanya akan menulis miring teks kitab suci, baik kitab suci umat muslim atau non muslim Berbeda dengan Serambi, Hikmah menulis isi hadis d
.. membedakan antara kalimat biasa dengan kalimat yang berisi hadis. Jika dilihat sekilas, pembaca akan langsung mengetalmi teks yang ditulis miring bukanlah kalimat biasa. Melainkan dalil-alquran atau hadis-yang dapat dijadikan pegangan atau referensi. 7. Penulisan Akronim Tabet 7
Gaya Selingkung
N
KBBI
Serambi
0
I 2 3
Sallallahu alaihi wassalam saw. saw. Subhanahu wa taala swt. Swt. Alaihi salam a.s. a.s. .. Kebanyakan teks ter3emal1an terdm dar1 unsur agama yang
I
Hi km ah
! I Saw.
i Swt.
I\, I
I a.s. I berkaitan dengan
sang Khalik, nabi, dan rasuL Jadi kata-kata akronim di ataslah yang sering muncul pada teks terjemahan. Pengakroniman berfungsi untuk mengefek1:ivitaskan penulisan. Penerbit Serambi menulis akronim subhanahu wa taala dengan diawali huruf kapital pada hurnf 's'. Serambi memberikan pengkhususan untuk Allah, sedangkan sallallahu alaihi wassalam untuk Nabi Muhammad tidak ditulis dengan humfkapital.
'
0
Hasil wawa11cara denga11 Qomaruddi11 SF
55
Penebit Serambi menganggap Nabi Muhammad adalah manusia biasa yang diberi keistimewaan oleh Allah. Penulisan akronim subhanalw wa taa/a dan sal/allahu alaihi wassalmn di Penerbit Hikmah menggunakan huruf kapital pada huruf awal. Akrnnim Swt. sengaja ditulis dengan huruf kapital karena memang pengagungan untnk Allah. Sedangkan akronim Saw. ditulis dengan hurufkapitaljuga, karena Nabi Muhammad merupakan suri tauladan bagi umat manusia. Maka ia pantas untuk mendapat pengkbususan dari manusia lainnya. Contoh penulisan ahonim kedua penerbit dapat dilihat pada gambar2.
B. Kelebiban dan kekurangan gaya selingkung dua penerbit tersebut B.I Kelebiban gaya selingkung penerbit Serambi dan Hikmab Buku Rindu Tanpa Akhir dan The Power Of Love terjemahan dari Al-Mahabbah karya Imam Ghazali mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangau. Adapun kelebihan yang dimiliki oleh buku Rindu Tanpa Akhir yang diterbitkan oleh Serambi antara lain: a. penulisan nomor pada kolom daftar isi. Menurut penulis, hal ini membuat kesan penyajian tampak rapi dan teratnr. Pembaca juga akan merasa terbantu untuk mengetahui deretan daftar isi. (lihat gambar 3)
56
Gambar 3
-
...
- .. ... ,..,;, ''"··t' ~
b. pemberian tanda titik yang tepat. Meski pada teks Bsu hanya terdapat satu tanda titik yaitu di akhir paragraf tetapi pada Bsa lebih dari sah1 titik. Jika teks Bsa hams nienr,,>ikuti teks Bsu dari semua segi, maka hasil te1:jemahan tersebut tidak akau maksimal. Karena tanda koma yang ada di Bsu belum tentu sama dengan tanda koma yang ada di Bsa. Perin diketahui, teks Arab memang selalu membuat satu kalimat
57
dengan panjang. Untuk membuat terjemahan tersebut menjadi kalimat efektif, maka seharusnya diberi tanda titik bukan koma. Gambar4
c. pada cover buku bagian dalam terdapat komentar penulis kawakan tentang tulisan Imam Al-Ghazali. Hal ini dapat memicu atau menjadi dornngan tersendiri bagi pembaca untuk mengetahui isi pembahasan buku Rindu Tanpa Akhir lebih dalam. Gambar 6
----~~·~~~-~J--(;h,l.r.3 li
a da lit
;:1
1nanusi:a yang Silnga'f langkaJ f.""- 1nenliliki pl'.'r;in yang saugafl jela<; dafan1 mcnghidupkan dan rnen1perbarui kcrnbali aganla Isl.am. Peng.aruhnya dalan1 pclbagai b;d~ng iln1u ,;;lngat luas dan dalarn.
-
Abfi
aJ~A'li
al-f\
..... Anda laya.k 1nercguk rnaufaat dari ka:r.angatt al-Ghazfili ini. Amat tinggi n1uar.an spiritualny.a ... man1pu nlcfunakkan hati )i-ang kcras dan rnct:gha.dirkan akhirat scfalu di d<:pan n1ata. [)an inllah yang ~J.ip·e1·luk.1n rnanusi:t daJarn ahad rnctc.ri:distis yan.A kcbahla!>an ini .... " -
l)r. Yft~uf Qat·adba\vi
I l'
__________________ _!
60
Sedangkan kelebihan yang climiliki buku The Power Of Love terbitan Hikmah sebagai berikut a. Kutipan yang ditulis setelah judul di awal bab atau sebelum masuk ke dalam 1s1 (lihat gambar 7). Hal ini merupakan inisiatif Penerbit Hikmah sendiri, walau sebenarnya pada naskah Bsu tidak ada atau langsung masuk ke pembahasan (lihat gambar 13, h. 67). Penerbit Hikmah ingin memancing minat pembaca dengan kutipan itu. Dan dengan adanya kutipan tersebut, pembaca dapat menangkap sedikit gambaran tentang isi pembahasan tersebut. Gambar7
. ?}>~'~6e2Jaan
Ka2>.cn~
einc.c1 ,,_,,
S.
. ,n
i I
I'
"•'.'1"
\t\
t;1
,,,.,;, d.H .\,'f1 Le, ol'.,.,.i l , 1 . , , , ,, ; 1,
b. Kesetiaan penerjemah pada teks Bsu (lihat gambar 5, h. 58). Dalam teks Bsu menyebutkan permasalahan yang akan dibahas. Penerbit Hikmah pun menyebutkan pemiasalahan tersebut sebagaimana di teks Bsu-nya ( lihat gambm· 8). Gambar 8 '"··-·
B.2 Kekurangan gaya selingknng Penerbit Semmbi dan lf-likmah
Kedua penerbit ini selain mempunyai kelebihan juga memilib kekurangan. Kekurangan yang terdapat pada penerbit Scram bi antara lain: a. Ada pengetikan kata yang tidak sesuai dengan pedoman gaya selingkung Serambi. Tampak pada teks nama Nabi Daud tidak ditulis dengan menggunakan huruf 'w'. Padahal, gaya selingkung Serambi menulis nama Nabi Daud dengan huruf ·w· serta transliterasinya "Diiwud'. Ada tiga aspek yang bertanggung jawab atas kesalahan pada teks terjemahan, yaitu penerjemah, editor, dan penerbit. Sejau.h yang penulis ketahui, kesalahau pada pengetikan kata-terlebih lagi yang meuyangkut gaya selingkung peuerbit-adalah tangguug jawab editor atau peuerbit.
hcn(Jak.-l(u ~rani~ ya11J-~ 111cng.ha(iLlf> r»HJ.:.1Ku? '\Xlahai i D.5Uulttf1k;tn-Ku. Yang paJir1g Aktt sayar1:g-i pa(Ja f1;-amha-l(i.1 adaf:al1 kcrik:l Ja mcrenungkan Akt1. Y"-lng paling Aku ag;:tirigltan r~acla ha111ba~Ku
b. Menurut penulis, buku Rindu Tanpa Akhir ini agak kurang konsisten pada pemberian kutipan di awal bab (sebelum masuk ke isi). Dapat dilihat gambar 9a. pada bab 4 Serambi memberi kutipan di awal bab. Tetapi pada gambar 9b, pada bab 7
64
Serarnbi tidak memberi kutipan di awal bab. Berdasarkan wawancara dengan Kurniawan Abdullah selaku wakil Direktur Serambi, dalam pcnyajian buku Rindu Tcmpa ,-ikhir ini tidak diberikan kutipan di awal. Jadi kutipan yang terdapat pada awal
Bab 4 menunjukkan kekurangkonsistenan Serambi. Gambar 10
Kcnikmatan Palin~.......... i\gung Saat Menarap "Wajah" Allah
c. Penulis rasa, Serambi lengah pada pemberian tanda titik. Pada singkatan kata 'Swt.' tidak diberi tanda titik. Padahal, gaya selingkung Serambi pada penulisan akronim kata 'Swt.' menggunakan tanda titik.
lengah pada pengeditan kata 'makan.' Menurut penulis seharusnya
yang tertulis bukanlah kata 'makan' tetapi 'maka.' Hal ini agak berakibat fatal untuk pembaca, karena 'makan' 41 dan 'maka' 42 mempunyai makna yang berbeda. Gambar 12 annya. yang bis~l n1cnirnhulk.1n p'.:L:tsaan pu,1;<; d.Hl nik-
mar. xe~itul, objek yang h~·r1cntang.u1 dan bc..cda\.'l.';lll
rasaan pedih dan <.akit. f
Jika objek iru n1enilnbu!kan kc">an kcnikrnatan dan k:epuasan. ia pasri akan dicincai. Jika objek iiru 1ncnimbulkan kesan yang rnenyakirkan, ia pasci a.kan dibenci. Dan. jika objek itu tidak n1enimbulka1n kesan apa-apa~ ia pasti tidak akan dicintai acau dibenci. Jika demilcian, manusia baru akan rnencintai sesuaru jrang nikmar kalau ia sudah nlerasakan nikrna:rnya sesuar:u iru. Yang dimaksud cinta di sini adalah ra.sa yang secara naluriah cenderung"' arau suka terhadap sesuatu tertenru. Sernentara icu. yang dirnaksud benci adalah rasa yang secara naluriah rnen1buat berpaling dari sesuatu rertentu. Dengan demikian dapar disirrlpulkan. cint:a adalah suat:l.l ungkapan akan kcccnderungan hati tcrhadap sega.Ia scsuatl.l yang nienirnbulkan kcnikrnaran dan kepot_iasan. Jika kccendcnJngan iru n1engu~~r daJ1 bertan1bah besaL rnaka ilu yang dinan1akan dcngan 'isyq (cinra )"~1.ng rncrn:tbukkan). r~ila dernikian dengan cinta, rnaka bcnci adalah suaru ungkapan akan kcber·· palingan hati dari sesuatu yang n1enyakirkan dan m~~- f19_s_11nkan. Jik.-a kccenderungan oegarif ini n1enguar.!n1a~. ~ itu ya;1g dinamakan dengan rnar1t (kcbencian yan~ n1crY1uncak).
·11 Makan adalah n1e111asukkan 1nakana11 pokok ke dalan1 111ulut serta n1engunyah dan menelannia (KBBI, h. 700) 4 Maka ialah kata penghubung untuk menyatakan hubungan , akibat, implikasi (KBBI, h. 700)
67
Sedangkan kekurangan pada Penerbit Hikmah yaitu: a. Pada teks Bsu hanya ditulis surah alwaqiah ayat 88-89 (lihat gambar l, Ii. 51). Seharusnya ketika diterjemahkan ke Bsa sesuai dengan Bsu, yaitu surat alwaqiah dari ayat 88-89. Tetapi Hikmah menulis terjemah ayat alquran tersebut melebihi yang tertera di Bsu, yaitu surah alwaqiah ayat 88-95 (lihat gambar 13). Gambar l3 P..'t4iiJ,...,..J.......,-J•~----------------