Satu
Tanggal 31 Desember. Caren melongo sendirian di depan layar Televisi. Rupanya
sedang
menonton
DVD
yang
baru
dipinjamnya dari Rental. Romantis banget filmnya. Tapi kalau nonton tanpa Nata, rasanya film itu nggak akan jadi romantis lagi. Caren nggak ada bosanbosannya lihat film itu sampai nangis termehek-mehek gara-gara lihat adegan yang paling menyedihkan. Tapi itu sih dulu, duluuu banget semenjak Caren masih pacaran sama Nata. Nggak kerasa kalau sudah hampir lima bulan Caren ngejomblo dan Caren bakalan jadi salah satu cewek yang nggak beruntung di malam tahun baru kali ini. Caren cuma bisa berdiam diri di rumah bersama film-film romantis yang sebenarnya kalau dia tonton berkali-kalipun juga nggak bakalan terasa romantis lagi. Caren
benar-benar
merasa
kesepian.
Mau
bagaimana lagi, untuk keluar rumah siapa juga yang
akan menemaninya? Jeska, adik sepupunya yang udah ngelayap sama pacarnya dari jam tujuh malam sampai sekarang belum juga pulang. Teman-temannya juga udah pada punya pasangan masing-masing. Terus, Tante Mora yang paling suka nostalgia dengerin lagu jadul, kayaknya nggak bisa diganggu tuh. Lantas siapa lagi yang bisa menemaninya? Sementara kedua orang tua Caren jauh darinya karena bisnis di luar negeri semenjak Caren masih tinggal di kota Bogor. Caren masih melongo di depan layar televisi. Namun tiba-tiba ia jadi kangen dengan teman-teman lamanya di Bogor. Diambilnya sebuah album foto dari dalam laci meja. Kemudian dibukanya satu per satu. Gue harap nggak ada satupun foto Nata yang nongol disini. Eh nggak mungkinlah, nih kan album foto cheerleaders gue ama temen-temen. Gumam Caren. Dibukanya satu persatu lembar demi lembar album itu, tapi… eits! cepat-cepat Caren membalik lagi halaman sebelumnya. Matanya terpaku pada sebuah
2 | RENATA
foto. Cukup lama ia terdiam memandang foto itu. Foto Caren bersama Nata! Aih… kok bisa sich nih foto ada disini !!!!! Caren geram, jemarinya seolah-olah akan meremas-remas foto itu. Tapi Caren malah mengembalikan foto itu ke dalam album. Niatnya untuk menghancurkan foto itu urung dilakukan. Sayang, nih foto khan gue cuma punya satu.
Pukul 23.55. Bentar lagi juga jam dua belas teng. Caren yang mulai suntuk, akhirnya memutuskan untuk tidur. Nggak lama ponselnya berbunyi. Ada 1 pesan. From : Endut Ren, lo gi ngapa nich? Stand by d dpan yach. Tar lgi gue nympe rmh lo.
Nggak ada angin, nggak ada hujan. Tiba-tiba Popy mau datang ke rumah Caren. Ada apa yah? Caren malah balik lagi masuk kamar. Ia lebih memilih ngorok dalam kamarnya, melewatkan malam tahun barunya tanpa moment apapun kecuali tidur hingga keesokan paginya.
RENATA | 3
Nggak ada lima menit Caren merem, Preet…! Preeet…! suara terompet bikin Caren harus menutupi kupingnya dengan bantal. Preet…!! Preeet…!! semakin dekat suara terompet itu. Rupanya Jeska yang lagi meniup terompet. Kenceeeng banget! “Oy bangun, ada kak Popy nyariin tuh.” Teriak Jeska sambil menepuk-nepuk pantat Caren. “Males ah…” “Iih..
ayo
bangun!”
Jeska
berusaha
membangunkan Caren. Kali ini Jeska mengguncangguncang tubuh Caren. “Iya iya..” Setengah sadar, Caren pun bangun, dengan amat malas keluar dari kamar dengan bantal mickey mouse yang masih dipeluknya. “Caren…!” Popy yang gendut datang-datang langsung memeluk Caren sampai Caren nggak kuat buat ngelepasin diri dari pelukan tubuh Popy yang berukuran gede. “Ren, keluar yuk. Bentar lagi mau jam dua belas nih.”
4 | RENATA
“Huaaaaemmmm… males ah. Gue ngantuk nih.” “Lo bilang nggak mau ngelewatin malam ini gitu aja, ayoo! Udah gih, cepet ganti baju sana.” “Iya sih, tapi gue udah ngantuk Pop. Kita mau kemana sih?” “Emm.. Ada deh, lo ikut aja deh! Pokoknya malam ini lo kudu keluar.” “Yah yah, oke gue ikut lo. Tapi kemana?” ”Gimana kalau ke Café kakak gue aja?“ kata Popy penuh semangat. “Hmm.. nggak ada yang lain apa?” “Lo nurut aja deh Ren, kan gue yang ajak..” “Iya iya iya!!” jawab Caren terpaksa. Caren
segera
ganti baju
dan
berdandan
seadanya, kemudian berangkat menaiki mobil Popy. Akhirnya Caren nggak jadi melewati malam tahun barunya dengan sia-sia. Satu kesalahan besar kalau Caren memang lupa dengan sahabatnya yang satu ini. Beruntung Caren masih punya sahabat seperti Popy,
RENATA | 5
yang memang Popy juga melewati malam tahun barunya juga tanpa pasangan. Jadinya klop deh.. *** 1 Januari. Setelah melewati malam tahun baru di cafenya Beno-kakaknya Popy, Caren benar-benar nggak bisa melupakan peristiwa di malam itu yang mana akhirnya ia diperkenalkan Popy dengan teman satu kampus Beno,
Revaldo
namanya.
Siapa
sangka
dibalik
kegantengan dan semua kesempurnaan yang dimiliki Revaldo, ternyata dia masih belum memiliki pacar. Dan hal inilah yang dimanfaatkan oleh Popy.
6 | RENATA
Dua
Di sekolah Caren. Tepat pukul 13.00. Kring… Kring… Kring… Bel berbunyi tiga kali. Caren masih terlihat menyalin catatan dari papan tulis. Setelah selesai, ia pun membereskan buku pelajarannya dari atas meja. “Ren lo ada acara nggak ntar sore?” Tanya Popy yang tiba-tiba nongol. “Memangnya ada apa Pop?” “Gue mau ajak lo keluar, mau nggak? Ke toko buku nih.” “Sorry banget Pop, ntar sore gue udah ada janji tuh. Jadi maap ya…” “Yah elo Ren.. Yaudah deh, tapi lain kali lo bisa kan nemenin gue?” “Iya iya Pop, pasti deh gue usahain biar bisa nemenin lo.”
RENATA | 7
“Beneran ya Ren, gue tunggu loh. Memangnya lo ada janji ama siapa Ren, jangan-jangan...” Ledek Popy sambil senyum-senyum. “Jangan-jangan apa? Maksud lo gue janjian ama Kak Revaldo gitu? Yang bener aja, baru juga gue kenal kemarin. Lagian mana mungkin sih, Kak Revaldo tuh seleranya bukan kayak gue.” “Selalu gitu, lo nggak pernah nyadar apa yang lo miliki Ren. Lo tuh cantik lagi say. Mungkin lo minder gara-gara kejadian waktu itu ya?” Ledek Popy lagi, kali ini sambil menahan tawa. “Ck..ck.. Udah, cuekin aja deh Ren. Hehehe..” “Lo jangan gitu dong Pop. Malu kan gue kepeleset, di depan dia lagi. Yaudah ah yuk pulang.” Dengan taksi, akhirnya Caren sampai juga didepan rumah tingkat berpagar besi hitam itu. Begitu sampai di kamar, kebiasaan buruk Caren lempar sini, lempar sana. Tas dan sepasang sepatunya sudah berkeliaran kemana-mana. Yang namanya kaus kaki sudah nyangkut kemana-mana. Buntut-buntutnya juga Mbok Ijah yang jadi kena sasaran kalau kaus kaki
8 | RENATA
Caren sampai nggak ketemu. Tapi Caren jadi punya koleksi kaus kaki. Habisnya kalau baru beli kaus kaki umur sehari, eh… besoknya juga udah ganti lagi. Caren merebahkan badannya di atas kasur. Lega banget rasanya. Sekarang ia sudah merasa lebih baik dari sebelumnya. Ia berbaring sejenak tapi kedua bola matanya tetap tak bisa terpejam. Semenjak Caren putus sama Nata, semangat Caren seperti kandas. Kerinduan yang tak terobati dan cinta yang semakin mendalam nyaris membuatnya stres. Kedua bola mata Caren memandang ke langit-langit atap kamarnya, sepertinya ada yang sedang ia pikirkan... Caren
mengambil
buku
diary
imut
kesayangannya dari dalam laci. Kemudian kalimat demi kalimat ia tulis disitu, seolah ia sedang mencurahkan isi hatinya lewat tulisan. Sebenarnya Caren masih sayang banget sama Nata. Caren belum bisa sedikitpun untuk melupakan Nata. Sebel…sebel…
keluh Caren sambil melempar
pulpennya ke atas meja.
RENATA | 9
Tiba-tiba dari luar kamar. “Ren, ayo cepetan bangun, sudah jam 4 apa kamu nggak mandi. Nanti bukannya kamu mau periksa? Inget sekarang kamu ada janji sama dokter Ferdi” Teriakan tante Mora terdengar jelas dari balik pintu. What’s udah jam 4?? Caren kaget, ia baru sadar kalau sudah menghabiskan waktunya berjam-jam di dalam kamar. Bergegas ia melompat dari ranjang dan keluar kamar. Buru-buru Caren masuk kamar mandi.
10 | RENATA