1
PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA LISAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PUNCAK HARAPAN I DESA DAENAA KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO FRIYANI KAIHA Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo Dra. Dajani Suleman, M.Hum, Samsiah S,Pd M,Pd ABSTRAK Friyani Kaiha. NIM 153410062. 2014. Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengungkapkan Bahasa Lisan Pada Anak Kelompok B TK Puncak Harapan 1 Daenaa Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra Dajani Suleman, M.Hum, Pembimbing II Samsiah S.Pd, M.Pd. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengungkapkan Bahasa Lisan Pada Anak Kelompok B TK Puncak Harapan 1 Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengungkapkan Bahasa Lisan Pada Anak Kelompok B TK Puncak Harapan 1 Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengungkapkan Bahasa Lisan Pada Anak Kelompok B meliputi tiga aspek yakni guru sebagai pembimbing, guru sebagai pengajar, dan guru sebagai model. Kesimpulan penelitian ini adalah Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengungungkapkan Bahasa Lisan Pada Anak telah dijalankan dengan baik walaupun masih terdapat sedikit kendala. Dimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa terdapat tiga peran guru yakni guru sebagai pembimbing, guru sebagai pengajar dan guru sebagai model. dalam menjalankan ketiga peran tersebut guru mengalami beberapa kendala diantara masih terdapat anak yang belum bisa meniru ekspresi wajah menghadapi anak yang tidak mau bersuara dan hanya diam jika guru bertanya. Kata Kunci : Peran Guru, Bahasa Lisan
Friyani kaiha, Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman M,Hum Dosen Jurusan PGSD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah S,Pd M,Pd Dosen Jurusan PGPAUD Unversitas Negeri Gorontalo
2
Guru sebagai pelaku utama dalam implementasi atau penerapan program pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam hal ini, guru dipandang sebagai faktor determinan terhadap pencapaian mutu prestasi belajar siswa. Mengingat perananya yang begitu penting, maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemampuan secara komprehensip tentang kompetensinya sebagai pendidik. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menjadi guru yang kreatif untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. (yusuf & sugandhi, 2011:139). Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan baru dalam memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan memilih variasi lain yang sesuai. Guru merupakan faktor penentu dalam proses penyelenggaraan pendidikan, karena hakikat guru adalah untuk mendidik, yakni mengupayakan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotor, kognitif maupun potensi afektif, disamping itu, tanggung jawab perkembangan peserta didik yang paling utama adalah peran orang tua dalam keluarga baik perkembangan jasmaninya maupun perkembangan rohaninya. Peran dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan dan tindakan, sebagai suatu pola hubungan unik yang ditunjukkan oleh individu terhadap individu lain. Peran yang dimainkan individu dalam hidupnya dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap dirinya dan terhadap orang lain. Oleh sebab itu, untuk dapat berperan dengan baik, diperlukan pemahaman terhadap peran pribadi dan orang lain. Pemahaman tersebut tidak terbatas pada tindakan, tetapi pada faktor penentunya, yakni perasaan, persepsi dan sikap. Bahasa bagi seorang anak sangatlah penting. Bahasa merupakan suatu bentuk menyampaikan pesan terhadap segala sesuatu yang diinginkan. Dengan bahasa, orang tua atau pendidik akan tahu apa yang menjadi keinginan anaknya. Ketika usia anak-anak masih relatif kecil (bayi), bahasa yang digunakan ialah bahasa isyarat yang ditunjukan melalui ekspresi wajahnya. Semakin besar usia
3
anak, akan terlihat bahasa-bahasa yang dikeluarkan dari lisannya. Mulai dari kata per kata sampai pada yang kompleks bila nanti dewasa. Berdasarkan observasi dan pengamatan awal di TK Puncak harapan 1 Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat, Diantara beberapa anak ada anak yang memiliki perkembangan bahasa yang rendah diantaranya ada anak kurang berkomunikasi dengan teman sebaya, anak suka bermain sendiri, selalu diam saat ditanya, tidak menjawab pertanyaan guru, hal ini diduga guru yang kurang kreatif dalam proses pembelajaran, serta saat pembelajaran guru kurang memberikan kegiatan bercerita yang dapat merangsang bahasa anak. Guru juga masih kurang kreatif dalam mendesain pembelajaran, dan juga guru tidak selalu memperhatikan anak-anak pada saat pembelajaran berlangsung, kurangnya juga media yang mendukung saat proses pembelajaran, salah satunya buku cerita yang dapat merangsang bahasa anak. Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengungkapkan Bahasa Lisan Pada Anak Kelompok B TK Puncak Harapan 1 Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengungkapkan Bahasa Lisan Pada Anak Kelompok B TK Puncak Harapan 1 Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo? Tujuan penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengungkapkan Bahasa Lisan Pada Anak Kelompok B TK Puncak Harapan 1 Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. manfaat penelitian, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Peran Guru Dalam Mengembangkan Bahasa Penelitian ini di harapkan dapat menambah konsep atau teori-teori dalam mengembangkan bahasa anak. a), Bagi anak, penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan
dan
lebih
menambah
wawasan
anak
untuk
meningkatkan motivasi dalam mengembangkan bahasa anak. b), Bagi guru, mengembangkan Kreatifitas dalam belajar dan juga bermain, guru akan selalu mencari media bergambar yang lebih menarik atau bahkan membuat media
4
sendiri sehingga anak merasa senang ketika akan belajar. c), Bagi penulis, penelitian
ini
dapat
menambah
pengetahuan
dan
pengalaman
tentang
perkembangan anak usia dini. d), Bagi sekolah, mencapai Pendidikan yang maksimal Salah satu komponen yang menunjang pencapaian suatu tujuan pendidikan adalah media. Pengertian Peran Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan, peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut ( Friedman, 1998 : 286 ). Peran berarti laku, bertindak. Dalam kamus besar bahasa Indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat Sedangkan makna peran yang dijelaskan dalam Status, Kedudukan dan Peran dalam masyarakat, dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan histories. Menurut penjelasan histories, konsep peran semula dipinjam dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur pada zaman yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu. Kedua, pengertian peran menurut ilmu sosial. Pengertian Guru Menurut Djamara (2005:36), guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap, yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan Negara.
5
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apa bila dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut di teladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pengetahuannya, member arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya, serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas. (Soetjipto & Kosasi, 2009:42-43). Sejalan dengan pendapat Pullias dan Manan serta yelon dan Weinstein (dalam Mulyasa. 2009:37) Dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru yakni: a. Guru sebagai pendidik. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh,panutan, dan identifikasi bagi para pendidik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencangkup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. b. Guru sebagai pengajar. Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru tela melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama dan utama. c. Guru sebagai pembimbing. Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey) yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. d. Guru sebagai pelatih. Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. e. Guru sebagai penasehat. Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang lain. f. Guru sebagai pembaharu (Innovator). Guru menerjemahkan pengalaman yang tela lalu kedalam kehidupan yang bemakna bagi peserta didik. 6
g. Guru sebagai model dan teladan.guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. h. Guru sebagai pribadi. Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. i. Guru
sebagai
peneliti.
Pembelajaran merupakan
seni,
yang
dalam
pelaksanaannya memerlukan penyesuaian- penyesuaian dengan kondidi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang di dalamnya melibatkan guru. j. Guru sebagai pendorong kreativitas. Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreativitas tersebut. k. Guru sebagai pembangkit pandangan. Guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. l. Guru sebagai pekerja rutin. Guru bekerja dengan keteramppilan, dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan sering kali memberatkan. m. Guru sebagai pemindah kemahguru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. n. Guru sebagai pembawa cerita. Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri, dan menanyakan keberadaanya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaan itu. o. Guru sebagai aktor. Sebagai seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang tela disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton. p. Guru sebagai emancipator. Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan, dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. q. Guru
sebagai
evaluator. Evaluasi
atau penilaian merupakan aspek
pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan
7
dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. r. Guru sebagai pengawet. Salah satu tugas pendidikan adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa depan. s.
Guru sebagai kulminator. Tidak ada manusia yang mengetahui kapan kehidupan dimulai dan diakhiri, demikian pula dengan kegiatan belajar.
Pengertian Bahasa Menurut Fadlillah (2012:46). Bahasa didefinisikan sebagai sarana komunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di nyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat atau gerak dengan menggunakan kata-kata, symbol, lambang, gambar atau lukisan. Menurut Miller, bahasa merupakan urutan kata-kata, bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda. Bagi seseorang, bahasa sangatlah penting sehingga harus ditanamkan sejak usia dini agar seorang anak memiliki kemampuan berbahasa yang baik ketika dewasa nanti. Sebab, bahasa cukup diperlukan dalam berkomunikasi dengan lingkungan dalam suatu masyarakat. Menurut Sintanirwana (2013) Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan sosialnya
dengan orang lain. Penguasaan
keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Disamping itu bahasa merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan orang lain. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak.
8
Pengertian Bahasa Lisan Pada dasarnya bahasa digunakan untuk mencipta atu meningkatkan keaktifan hubungan antara manusia atau kelompok. Irawan (2007) berpendapat bahwa lisan adalah proses bahasa yang melibatkan maklum-balas menggunakan percakapan untuk menyampaikan maklumat lengkap kepada penerima. Menurut Sunandar (2008) bahwa bahasa lisan adalah bahasa dalam bentuk percakapan setiap orang dalam suatu komunitas secara verbal dalam menyampaikan pesan atau informasi. Bahasa lisan lebih ekspresif dimana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau atau silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkatakata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara atau target komunikasi. Blogspot (2010). Karakteristik Perkembangan Bahasa Lisan AUD Sintanirwana 2013:4 Berdasarkan dimensi perkembangan bahasa anak usia dini, pada usia 4- 6 tahun memiliki karakteristik perkembangan, antara lain : a. Dapat berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana yang terdiri dari 4-5 kata, b. Mampu melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar, c. Senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urut dan mudah dipahami, d.
Menyebut nama, jenis kelamin dan umurnya. menyebut
nama panggilan orang lain (teman, kakak, adik, atau saudara yang telah dikenalnya ), e. Mengerti bentuk pertanyaan dengan menggunakan apa, mengapa dan bagaimana, f. Dapat mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, dan mengapa, g. Dapat menggunakan kata depan seperti di dalam, di luar, di atas, di bawah, di samping, h. Dapat mengulang lagu anak- anak dan menyanyikan lagu sederhana, i. Dapat menjawab telepon dan menyampaikan pesan sederhana, j. Dapat berperan serta dalam suatu percakapan dan tidak mendominasi untuk selalu ingin didengar.
9
Prinsip Perkembangan Bahasa Lisan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Sesuai dengan pendapat Vigotsky tentang prinsip zone of proximal yaitu zona yang berkaitan dengan perubahab dari potensi yang di miliki oleh anak menjadi kemampuan aktual, maka prinsip-prinsip perkembangan bahsa anak usia taman kanak-kanak adalah sebagai berikut: 1. Interaksi Interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya, membantu anak memperluas kosa katanya dan memperoleh contoh dalam menggunakan kosa kata tersebut secara tepat. 2. Ekspresi Mengekspresikan kemampuan bahasa. Ekspresi kemampuan bahasa anak dapat di salurkan melalui pemberian kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara tepat. Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa Lisan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Anak usia taman kanak-kanak berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal ini berarti bahwa anak telah dapat mengungkapkan keinginananya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan. Bahasa lisan sudah dapat di gunakan anak sebagai alat berkomunikasi. Aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak tersebut adalah sebagai berikut: Fonologi bunyi-bunyi bahasa yakni : 1. kata Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang dengan pesat. 2. Sintaksis (tata bahasa)
10
Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang di dengar dan di lihat anak di lingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunana kalimat yang baik. Misalnya: “Rita memberi makan kucing” bukan “kucing Rita makan memberi”. 3. Semantik Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya. Anak di taman kanak-kanak
sudah
dapat
mengekspresikan
keinginan,
penolakan
dan
pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat. Misalnya: “tidak mau” untuk menyatakan penolakan. 4. Fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata) Anak di taman kanak-kanak sudah memilki kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang di dengarnya menjadi satu kata yang mengandung arti. Misalnya: i.b.u menjadi ibu. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Penelitian
Kualitatif di sebut juga metode penelitian naturalistik karena penelitiannya di lakukan pasa kondisi yang alamiah (natural setting). Dengan menggunakan pendekatan deskritif. Pemilihan jenis dan pendekatan ini dilakukan untuk menjaga objektivitas dalam penelitian. Sedangkan sumber data yang di wawancarai yaitu pimpinan TK dan guru kelompok B sebanyak 2 orang. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ditempuh melalui langkah-langkah, yaitu: Obsevasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
11
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai peran guru dalam mengembangkan kemampuan mengungkapkan bahasa lisan pada anak kelompok B di TK Puncak Harapan 1 Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Dengan memberikan pertanyaan kepada informan untuk mendapatkan data yang akurat. Guru terus membimbing anak agar mau berkomunikasi dengan teman sebaya dan guru, dan guru terus mengamati anak-anak yang tidak mau berkomunikasi, sehingga anak akan terbiasa berkomunikasi dengan teman, dan selalu bertanya aktivitas anak. Cara yang dilakukan yaitu pada saat memulai pembelajaran stimulasi yang diberikan guru yaitu bertanya kegiatan dirumah, hari libur aktifitas anak-anak, dari itulah dilihat anak yang hanya diam tidak mau menjawab kemudian guru bertanya tentang sub tema untuk menstimulasi agar anak mau menjawab, jika masih ada guru Mendekati anak, bercakap perlahanlahan mengajak anak bercerita dan guru sabar membimbing anak agar mau menjawab pertanyaan. Terdapat sedikit kendala, sebab guru disekolah hanya satu orang. Dan kendala yang lain anak yang hanya diam, tidak mau bersuara, bercerita sehingga guru sulit untuk berkomunikasi dengan anak tersebut. Metode yang dilakukan yaitu dengan metode bercerita, sehingga anak mudah mengerti dan cerita yang didengarkan pada anak menggunakan cerita yang bergambar, dan cerita tersebut diperlihatkan pada anak, setela itu diminta anak untuk melanjutkan isi cerita. PEMBAHASAN Sesuai hasil pengamatan peneliti tentang pengembangan bahasa lisan bagi akan usia dini diperoleh dengan anak tentang menyimak cerita, selesai kegiatan bercerita guru memanggil salah satu anak untuk menceritakan kembali apa yang didengarnya sesuai bahasa anak. Anak-anak TK kelompok B sudah mampu mengungkapkan bahasa lisan walaupun masih sebatas penggunaan kosa kata sederhana. Hal ini peneliti amati pada anak saat bercerita dengan guru dan sesama temannya. Saat didalam kelas untuk memulai pembelajaran untuk melatih bahasa lisan anak, guru bertanya dengan mengawali kabar anak hari ini, aktivitas anak 12
setelah pulang sekolah, dan pada hari libur kegiatan anak dirumah apa. Dengan pertanyaan seperti ini
akan mampu merangsang bahasa lisan anak,
saat
menjawab anak rebutan untuk menjawab dan bahkan mereka menjawab secara bersama-sama, tapi ada anak yang tidak merespon bahkan anak hanya diam. Setelah melihat hal ini, guru selalu melakukan bimbingan, dengan bercakapcakap, bercerita dan bermain. Anak mau bersuara jika dilakukan bersama-sama dengan temannya, kalau hanya sendiri anak tidak mau bersuara. Anak hanya menggunakan bahasa tubuh dengan menganggukan kepala. Saat anak-anak lain bercerita dengan teman sebayanya, anak bercerita dengan polosnya, dengan berbagai macam cerita, mulai dari aktivitas dirumah, tentang mainan baru, pergi jalan-jalan dan masih banyak lagi cerita anak-anak. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Peneliti dapat menyimpulkan bahwa Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengungungkapkan Bahasa Lisan Pada Anak Kelompok B TK Puncak Harapan 1 Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo telah dijalankan dengan baik walaupun masih terdapat sedikit kendala. Dimana telah dijelaskan pada pembahasa sebelumnya bahwa terdapat tiga peran guru yakni guru sebagai pembimbing, guru sebagai pengajar dan guru sebagai model. dalam menjalankan ketiga peran tersebut guru
mengalami beberapa kendala
diantara masih terdapat anak yang belum bisa meniru ekspresi wajah menghadapi anak yang tidak mau bersuara dan hanya diam jika guru bertanya.
Saran Dari hasil penelitian yang dijelaskan sebelumnya, maka ada beberapa saran yang dapat di ajukan yaitu : 1.
Diharapkan bagi sekolah agar menyediakan sarana dan prasarana agar dapat mendukung aktivitas anak disekolah
13
2.
Diharapkan kepada guru agar menjadikan penelitian ini sebagai salah satu bahan informasi dalam mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak
3.
Diharapkan kepada peneliti agar kiranya penelitian ini menjadi salah satu acuan yang dapat menambah wawasan dalam penelitian ilmiah
DAFTAR PUSTAKA Yusuf, Syamsu & Sugandhi, Nani. 2011. Perkembangan Peserta didik. TP Raja Grafindo Persada. Jakarta Friedman, Marilyn M. (1992). Family Nursing. Theory & Practice. 3/E. Debora. Ina R.L. (1998) ( alih bahasa ). Jakarta: EGC Djamarah Saiful Bahri. 2003. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif suatu pendekatan teoritis psikologis. PT Rineka Cipta, Jakarta Soetjipto & kosasi. 2009. Profesi Keguruan. Rineka cipta. Jakarta Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD Tinjauan Teoritik & Praktik. Ar-ruzz Media. Jogjakarta Sintanirwana. 2013. Upaya-Meningkatkan-Kemampuan Bahasa. Di akses pada tanggal 08-02-2014 dari http:// blogspot.com//05 html / Irawan. 2007. Prinsip dasar komunikasi. Diakses tanggal 20 april 2012. Dari http://www. Komunikasi-lisan-kumpulan-makalah.co.id Sunandar.Asep Sunarya.2008. Pengantar Komunikasi Diakses Tanggal 20 april 2012. Http://
[email protected]
14
PENGESAHAN JURNAL Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengungkapkan Bahasa Lisan Pada Anak Kelompok B TK Puncak Harapan 1 Daenaa Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo
Oleh FRIYANI KAIHA NIM. 153 410 062
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Dajani Suleman, M.Hum NIP. 19581007 198501 2001
Samsiah, S.Pd, M.Pd NIP. 19731110 200604 2001
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd NIP. 19801101 200912 2001
15
PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA LISAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PUNCAK HARAPAN I DESA DAENAA KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Wisuda Sarjana Pendidikan OLEH FRIYANI KAIHA NIM 153 410 062
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015
16