HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN PENERAPAN PHBS PADA ANAK USIAPRA SEKOLAH DI DUSUN I SEI KELAPA DESA TANJUNG HALOBAN KECAMATAN BILAH HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2014 Frida Lina Tarigan
Abstarct Diarrheal disease is one of the diseases based environment, two very dominant factor is water supply and disposal of stools, diarrhea occurs throughout the world and causes 4% of all deaths, kills 2.2 million people each year and most of them children. Skin diseases caused due to use of water polluted feces, either coming from the garbage, feces, or animal droppings to bathe or wash their clothes, so that dirt stuck to the body and skin pain occurs terajadi. Worm disease other than due to the inclusion of eggs the worms into the mouth can also be caused due to the influx of worm larvae (newly hatched worms) into the body through the skin, the worms lay eggs more than 100,000 eggs. The formulation of a problem is there any Linkage mother's Parenting knowledge and with the application of PHBS On Pre School age children in the village I Sei Kelapa village of Tanjung Haloban Subdistrict of the lower bar of Labuhan Batu Regency 2014? Type of this research is descriptive analytic, which aims to clarify the relationship of knowledge and parenting mothers with application of PHBS on pre school age children in the village I Sei Kelapa village of Tanjung Haloban Subdistrict of the lower bar of Labuhan Batu Regency by 2014. Population of 37 persons and a sample of 37 people (total sampling). The research method is by direct data collection using the questionnaire to respondents and the necessary data is obtained from the Office of the Chief of the village. Data analysis was done by looking at the percentage of analytic and presented in the form of a frequency distribution table. The results of this research is the relation of knowledge and Parenting Mothers With application of the PHBS in Dusun I Sei Kelapa village of Tanjung Haloban Subdistrict of the lower bar of Labuhan Batu Regency by 2014. The majority of the majority of the less knowledge as much as 24 respondents (64,9) majority of parenting, less 20 respondents (54,1%), the implementation of the majority of the 22 respondents (PHBS 59,5%) is. There is a connection with the application of knowledge capital PHBS in Sei Kelapa with a value of p = 0.000 (p = 0.005), mother's parenting relationships with application of PHBS with a value of p = 0.000 (p = 0.005). Then the advice of researchers is expected to give more attention to the children, and gives a good parenting to his son. Keywords: knowledge, parenting, adoption of PHBS LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk kemajuan suatu bangsa selain pendidikan dan ekonomi sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Derajat kesehatan masyarakat sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang saling mendukung satu sama lain mulai dari lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan hingga genetika yang ada di masyarakat. Kondisi kesehatan individu dan masyarakat dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.Kualitas lingkungan yang buruk
merupakan penyebab timbulnya berbagai gangguan pada kesehatan masyarakat.Untuk mewujudkan status kesehatan masyarakat yang optimum diperlukan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang juga optimum. Menurut data WHO (World Health Organization) pada tahun 2004, diare terjadi di seluruh dunia dan menyebabkan 4% dari semua kematian, membunuh 2,2 juta orang tiap tahunnya dan kebanyakan dari mereka adalah anak-anak. Diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak dibawah 5 tahun. Di negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun rata-ratamengalami 3-4 episode diare pertahun. Hal ini banyak
terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia karena buruknya perilaku higiene perorangan dan sanitasi masyarakat yang dipengaruhi oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi dan pendidikan. Penyakit kecacingan selain disebabkan masuknya telur cacing kedalam mulut dapat pula disebabkan karena masuknya larva cacing (cacing yang baru menetas) ke dalam tubuh melalui kulit, biasanya larva cacing menembus kulit kaki yang tidak memakai alas kaki atau sepatu. Tinja manusia dan kotoran hewan banyak mengandung telur cacing yang dapat tertelan masuk ke dalam tubuh manusia sehingga menjadi kecacingan. Satu ekor cacing dapat bertelur lebih dari 100.000 telur. Cacing dalam tubuh perlu makan yang diambil dari sari makanan yang ada di usus manusia. Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara (2010) jumlah penderita diare berkurang menjadi 70.723 jiwa dari 112.016 jiwa pada tahun 2009. Tetapi pada tahun 2010 terjadi KLB diare di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan jumlah penderita 34 jiwa dan 1 orang meninggal. Dusun I Sei kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu merupakan wilayah yang tidak
terlalu luas dengan jumlah yaitu 94 Kepala Keluarga dengan jumlah keseluruhan penduduk 498 jiwa yang terperinci dari 245 jiwa laki-laki dan 214 jiwa perempuan. Berdasarkan survey yang dilakukan di dusun Sei kelapa Desa Tanjung Haloban diketahui orang tua yang memiliki anak usia pra sekolah berjumlah 37 ibu. Dari interview yang dilakukan peneliti kepada 5 orang tua, bahwa mereka belum paham tentang penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadipada anak mereka penyakit diare karena belum mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Berdasarkan dari data di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan Pola Asuh Ibu Dengan Penerapan PHBS Pada Anak pada Usia Pra Sekolah Di Dusun I Sei Kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2014”.
METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan pengetahuandan pola asuh ibu dengan penerapan PHBS Pada anak usia pra sekolah di dusun I Sei Kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 37 ibu yang mempunyai anak usia pra sekolahdi Dusun I Sei Kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu. Sampel penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia pra sekolah sebanyak 37 ibu Di Dusun I Sei Kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan
Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder yaitu : - Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung lewat wawancara dan observasi meliputi menggunakan air bersih, cuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. - Data sekunder yang diperlukan diperoleh dari kantor Kepala Desa Dusun I Sei Kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu.
HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan pola asuh ibi dengan penerapan PHBS pada anak usia pra sekolah di Dusun I Sei Kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2014, umur responden mayoritas 25-30 tahun 15 responden (40,5%), Pendidikan responden mayoritas SD 15 responden (40,5%), Pekerjaan responden IRT 22 responden (59,5%). Berdasarkan hasil penelitian penulis bahwa Penerapan PHBS lebih banyak ditemukan pada pengetahuan ibu yang diterapkan 12 responden (32,4%) dibanding pada yang tidak diterapkan 1 responden PEMBAHASAN Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang atau overt behavior (Notoadmodjo, 2010). Pengetahuan yang paling erat hubungannya dengan perilakuhidup bersih dan sehat (PHBS) pada keluarga, dimana ibu yangmempunyai pengetahuan tinggi tentang perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) berpeluang bagi keluarganya untuk berperilakuhidup bersihdan sehatsebesar 6,4kalidibandingkan dengan pengetahuan rendah guna meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) padakeluarga (Syafrizal, 2002). Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tigkat, yakni: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yangtelah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
(2,7%). Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh p = 0,000(p< = 0,005)yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu dengan penerapan PHBS. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan penerapan PHBS di Dusun I Sei Kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2014 didapatkan nilai p= 0,000. Ada hubungan pola asuh ibu dengan penerapan PHBS di Dusun I Sei Kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2014 didapatkan nilai p= 0,000.
b.
c.
d.
e.
Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaanhukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Sintesis (synthesis) Sintesismenunjuk kepada suatukemampuan untuk meletakkanatau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
Penerapan adalah realisasi dari suatu aplikasi atau pelaksaan suatu rencana, ide, model desain, pesifikasi, atau kebijakan (Abdul, 2010). Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia pra sekolah seperti kecacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS (Sya’roni. RS 2007). Kesehatan lingkungan adalah usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan akan menimbulkan hal-hal yan merugikan perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya, oleh karena itu diperlukan sanitasi lingkungan yang merupakan suatu usaha untuk mencapai lingkungan sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khusususnya hal-hal yang memiliki dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia (Kusnoputranto, 2007). Penerapanadalahupayauntukmemberik anpengalamanbelajaratau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat denganmembuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untukmeningkatkan pengetahuan,sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 37 ibu mengenaihubungan pengetahuan dan pola asuh ibu dengan penerapan PHBS pada Anak Usia pra sekolah di Dusun I Sei Kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2014 dapat di simpulkan bahwa : 1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan penerapan PHBS di Dusun I Sei Kelapa Melihat dari hasil penelitian ini, yaitu hampir keseluruhan responden maka peneliti menyarankan : - Bagi ibu Diharapkan pada ibu yang memiliki anak usia pra sekolah, lebih memberikan perhatian pada anak, dan memberikan pola asuh yang baik kepada anaknya dengan memberikan contoh.
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang.Kondisi sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa kita upayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat yang menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat dan harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri.Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam mengupayakan perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama- sama saling mendukung dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan kesehatan dapat tercapai maksimal. Berdasarkan hasil penelitian penulis bahwa bahwa penerapan perilaku hidup rersih dan sehat (PHBS) lebih banyak ditemukan pada pola asuh ibu yang diterapkan12 responden (32,4%) dibanding pada yang tidak diterapkan 5 responden (13,5%). Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh p = 0,000(p< = 0,005)yang artinya ada hubungan pola asuh ibu dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Melihat dari hasil penelitian ini, yaitu hampir Kesimpulan
2.
-
4
Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2014 didapatkan nilai p= 0,000 Ada hubungan pola asuh ibu dengan penerapan PHBS di Dusun I Sei Kelapa Desa Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2014 didapatkan nilai p= 0,000. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat dijadikan acuan dan perbandingan dalam melakukan penelitian sehingga menjadi lebih baik lagi untuk menghasilkan perkembangan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya tentang pola asuh dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
DAFTAR PUSTAKA Budiman, 2009. Pengantar Kesehatan Lingkungan.EGC. Jakarta. Chandra, 2009. Pengantar Kesehatan Lingkungan.EGC. Jakarta. Depkes RI, 2008. KepMenKes RI No. 852/MenKes/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Jakarta. --------- 2009. Panduan Penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Jakarta. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2010. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. Effendi, H, 2009. Telaah Kualitas Air.Yogyakarta. Hiswani,2009,Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta. Isyarq, dkk. 2008. Definisi Pengetahuan, Rineka Cipta, Jakarta. Kusnaedi, 2009. Syarat-Syarat kualitas Air Bersih, EGC. Jakarta. Maryunani Anik, 2013.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Trans Info Media. Jakarta Nilton, dkk, 2008 Faktor-Faktor Penyebab Diare.PT.Andi.Yogyakarta. Notoadmojo, 2010. Faktot Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan, Rineka Cipta, Jakarta. Soeparman, 2008. Pembuangan Tinja Manusia. EGC, Jakarta Sucipto, 2008. Buku Ajaran Hidup Untuk Sehat.PT.Andi.Yogyakarta. Syafrizal. 2002. PHBS Dan Faktor Yang Berhubungan Dengan keluarga. Perpustakaan Universitas Indonesia. Jakarta. Wijayanti, 2009. Hubungan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare, EGC. Jakarta. Wulandari, 2009. Hubungan Antara Sumber Air Bersih Dengan Kejadian Diare, EGC. Jakarta. Yusnani, 2008. Hubungan Sanitasi Dasar dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Yogyakarta.
5