FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR (DOWN STREAM AGRIBUSINESS) PADA JANUR KUNING, JAKARTA
Oleh RENNA ROSDIANI A 14105592
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN
RENNA ROSDIANI, Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga sebagai Sub Sistem Agribisnis Hilir (Down Stream Agribusiness) pada Janur Kuning Jakarta, dibawah bimbingan JOKO PURWONO. Tanaman hias (florikultura) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan. Berbagai ragam tanaman hias mulai dari jenis bunga yang mudah berbunga hingga jenis yang tergolong sulit berbunga saat ini sudah umum dibudidayakan. Konsumen terbesar tanaman hias adalah konsumen industri yaitu florist dan dekorator. Florist membeli tanaman hias untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen lainnya. Sementara dekorator, tanaman hias digunakan sebagai input untuk membuat berbagi produk dekorasi. Usaha dekorasi adalah suatu usaha yang mengkombinasikan keterampilan seseorang untuk menghasilkan produk berupa rangkaian bunga yang sesuai dengan permintaaan konsumen. Faktor estetika menjadi sangat penting untuk menarik konsumen agar membeli rangkaian bunga yang dijual. Usaha dekorasi harus memiliki pengetahuan mengenai prilaku konsumen terhadap output yang dihasilkan dalam kegiatan penjualannya. Pengetahuan ini diperlukan demi mempertahankan pasar yang dimiliki, serta untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. Salah satu perusahaan yang bergerak pada usaha jasa dekorasi di Jakarta adalah Janur Kuning. Perusahaan harus selalu siap untuk menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan strategi perusahaan. Permasalahan dan resiko dalam dunia usaha menjadi suatu hal yang lazim dialami oleh perusahaan. Kendalakendala serta permasalahan yang dialami oleh Janur Kuning adalah banyaknya jumlah pesaing. Pesaing dari Janur Kuning di Jakarta dikategorikan pada perusahaan dekorasi dengan sasaran konsumen yang sama yaitu kelas atas. Tingginya persaingan bisnis jasa dekorasi akan mempengaruhi pendapatan perusahaan, oleh karena itu perlu menerapkan strategi alternatif agar kegiatan perusahaan dapat terus berjalan bahkan berkembang. tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning; (2)Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Janur Kuning dalam menjalankan aktivititas usaha jasa dekorasi; (3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi yang paling sesuai bagi Janur Kuning untuk mengembangkan usahanya. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan dekorasi Janur Kuning. Lokasi Janur kuning adalah di Jalan Sulaiman No. 49A Rawa Belong Jakarta Barat. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan bersumber dari data wawancara dan juga pengamatan langsung. Data sekunder dikumpulkan dari dalam dan luar perusahaan. Data yang diperoleh dari dalam perusahaan yaitu meliputi data yang relevan dengan kegiatan bisnis
dekorasi. Analisis data ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan produksi dekorasi. Analisis data kuantitatif yaitu menggunakan perolehan data-data hasil dari identifikasi faktor eksternal dan internal dengan menggunakan pembobotan. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM. Berdasarkan analisis faktor eksternal, maka terdapat enam faktor peluang dan delapan faktor ancaman. Faktor-faktor yang menjadi peluang adalah: (1) Wilayah pasar yang masih luas; (2) Teknologi informasi melalui internet; (3) Kemudahan mendapatkan pasokan bahan baku; (4) Keanekaragaman budaya; (5) Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO serta (6) Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi. Sedangkan faktor yang menjadi ancaman bagi Janur Kuning adalah: (1) Iklim usaha yang kurang kondusif; (2) Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM); (3) Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat; (4) Hambatan masuk usaha yang masih kecil; (5) Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan. Berdasarkan hasil analisis faktor internal, maka terdapat enam faktor kunci kekuatan internal dan lima faktor kunci kelemahan Janur Kuning. Faktor-faktor kunci kekuatan Janur Kuning adalah: (1) Kualitas produk yang baik; (2) Media promosi yang beragam; (3) Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi; (4) Kemampuan modal usaha yang memadai; (5) Lokasi usaha yang strategis; (6) Mitra kerja yang meiliki spesialisasi. Sedangkan faktor-faktor kelemahan Janur Kuning adalah (1) Tidak adanya spesialisasi pekerjaan; (2) Belum melakukan pembukuan secara terorganisir; (3) Pembayaran konsumen yang terlambat; (4) Lokasi gudang yang terpisah-pisah. Hasil dari analisis IE menempatkan perusahaan pada kuadaran V yaitu strategi pertahankan dan pelihara, sehingga strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis SWOT menghasilkan lima alternatif strategi yang dapat dijalankan Janur Kuning, yaitu: (1) Penetrasi pasar melalui strategi promosi; (2) Diversifikasi paket dekorasi; (3) Melakukan kerjasama dengan mitra; (4) Memaksimalkan fungsi gudang; (5) Perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan. Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah penetrasi pasar melalui strategi promosi dengan nilai STAS tertinggi yaitu sebesar 3.116. Janur Kuning dapat mengimplementasikan strategi yang direkomendasikan dengan terlebih dahulu melakukan penyesuaian terhadap kondisi internal perusahaan terutama faktor kelemahan yaitu tidak adanya spesialisasi pekerjaan, belum melakukan pembukuan secara terorganisir, pembayaran konsumen yang terlambat, serta lokasi gudang yang terpisah-pisah. Implementasi strategi utama yang muncul dari hasil analisis harus ditunjang oleh strategi lainnya karena merupakan satu kesatuan utuh dalam mengembangkan usaha jasa dekorasi. Janur Kuning harus mampu berkomunikasi dalam menjalin hubungan yang baik kepada semua pihak terutama mitra usaha dan pesaing. Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan iklim usaha dan persaingan yang sehat.
FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR (DOWN STREAM AGRIBUSINES) PADA JANUR KUNING, JAKARTA
Oleh: RENNA ROSDIANI A 14105592
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR (DOWN STREAM AGRIBUSINES) PADA JANUR KUNING, JAKARTA” BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN.
Bogor, Agustus 2008
Renna Rosdiani A14105592
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
Kami menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh : Nama Mahasiswa
:
Renna Rosdiani
Nomor Pokok
:
A14105592
Judul
:
Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga sebagai Sub Sistem Agribisnis Hilir (Down Stream
Agribusiness)
Pada
Janur
Kuning
Jakarta.
dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2008 Menyetujui Dosen Pembimbing
Ir. Joko Purwono, MS NIP. 131 578 844
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Kelulusan:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Montpellier Perancis pada tanggal 21 Januari 1985 yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Ikhwanudin Mawardi dan Ibu Intan Hidayatin. Pendidikan formal penulis dimulai di SDN 08 Pagi Jakarta dan lulus pada tahun 1997. Selanjutnya penulis menimba ilmu di SMPIT Al-Hikmah Jakarta dan SMU Bina Bangsa Sejahtera (BBS) Bogor. Pada tahun 2002, penulis diterima pada Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan sarjana di Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada pelatihan motivasi sumberdaya manusia, Emotional Spritual Quotient (ESQ) sebagai Alumni Training Support (ATS) pada penyelenggaraan training ESQ. Penulis juga aktif pada berbagai kegiatan kepanitian dan organisasi kemahasiswaan.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan segala kemuliaan hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah Allah Ar-Rasyid Yang Maha Cerdas dan Dialah Al-Alim Yang Maha Berilmu Pengetahuan karena dengan kehendak, anugerah serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ” Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga Sebagai Subsistem Agribisnis Hilir (Down Stream Agribusiness) Pada Janur Kuning, Jakarta” dapat diselesaikan. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam menjalankan pendidikan pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Topik dan judul penelitian ini dilatarbelakangi oleh minat penulis terhadap tanaman hias dalam hal ini usaha jasa dekorasi. Rasa tertarik ini tidak terlepas dari besarnya potensi usaha jasa dekorasi yang didasari jumlah dan laju pertumbuhan penduduk serta keragaman budaya yang ada di masyarakat Indonesia. Namun demikian, potensi ini bukannya tanpa ancaman dan rintangan terutama dihadapkan pada jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat agar perusahaan mampu berkembang lebih maju dalam menangkap potensi usaha jasa dekorasi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memerlukan penyempurnaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, harapan adanya saran dan kritik konstruktif dari pembaca untuk perbaikan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi Janur Kuning dan semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur dan segala kemuliaan hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah Allah Ar-Rasyid Yang Maha Cerdas dan Dialah Al-Alim Yang Maha Berilmu Pengetahuan karena dengan kehendak, anugerah serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam untuk Rosululloh SAW, seorang Nabi yang mengajarkan cinta pada ilmu pengetahuan dan kasih sayang. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Mama, Papa dan adik-adikku (bang Azhar dan bang Allam) yang memberikan doa, dukungan moril dan materil yang sangat berharga kepada penulis serta Tante dan Om ku tersayang yang telah memberikan doa dan semangatnya. 2. Bapak Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing atas arahan, masukan serta doa yang diberikan hingga skripsi ini dapat diselesaikan. 3. Ibu Ir. Netty Tinaprilla, MSi dan Ibu Ir. Popong Nurhayati, MSi selaku dosen penguji utama dan penguji komisi pendidikan atas saran dan masukan bagi perbaikan skripsi ini. 4. Pemilik Janur Kuning, Mas ferry yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian. Mas Anton, Mas Bahar, beserta seluruh kru yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga. 5. Ka Budi beserta keluarga Sultika yang memberikan doa dan membantu menyelesaikan skripsi ini dengan masukan, saran, doa dan arahan yang sangat
berarti bagi penulis. Staf Bappenas : Om Kardi, Aa Ferdi, Ka Dody dan Teh Yuli atas saran, masukan dan bantuan dalam pengambilan data-data. Prof Anwar Sunari atas doa dan masukannya. 6. Staf MAB dan Ekstensi MAB: Hamid, Pian, angga, Mba Rahmi, Mba Maya, Mba Nur dan Mas Way atas dukungan, bantuan dan peminjaman buku-buku yang berguna bagi penulisan skripsi ini. 7. Taufan Jamal yang telah memberikan semangat, masukan, saran dan doa bagi penulis. Semoga Allah menbalas semua kebaikan kaka. Amien. 8. Sahabat-sahabatku seperjuangan: Liea, Thia, Eko, Renie, Wawan dan Ridwan atas bantuannya dalam pengumpulan dan pengolahan data serta saran dan kritikan. 9. Keluarga Bapak Soesiyanto: Tante Anggur, Aa, Baso, dan De’Andi, atas doa, dukungan dan semangat yang diberikan selama ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan Om sekeluarga. 10. Mas Arif saung atas sayur mayur gratisnya, Mba Ratih, Mang Pandi, Wa Dar dan Rus yang telah banyak membantu menyiapkan semua kebutuhan penulis dan semoga menjadi amal ibadah. 11. Rekan-rekan ekstensi yang turut membantu dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, semoga kebaikan Bapak, Ibu, dan rekan-rekan mendapat balasan dari Allah SWT. Bogor, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................... i DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv LAMPIRAN .................................................................................................... v BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1.2. Perumusan Masalah ................................................................ 1.3. Tujuan dan Kegunaan ............................................................. 1.4. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ..................................
1 6 9 10
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Tanaman Hias ......................................................... 2.1.1. Berdasarkan Bagian Tanaman....................................... 2.1.2. Berdasarkan Panjang Harinya ....................................... 2.1.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman .................. 2.2. Penelitian Terdahulu ...............................................................
11 11 12 12 14
KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 3.1.1. Konsep Manajemen Strategis........................................ 3.1.2. Proses Manajemen Strategis ......................................... 3.1.3. Model Manajemen Strategis ......................................... 3.1.4. Formulasi Strategis........................................................ 3.1.5. Faktor Internal Perusahaan............................................ 3.1.6. Faktor Eksternal Persahaan ........................................... 3.1.7. Alternatif Strategi Utama .............................................. 3.1.8. Matriks IFE, EFE dan IE............................................... 3.1.9. Matriks SWOT .............................................................. 3.1.10. Matriks QSPM ............................................................ 3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual ............................................
19 19 19 20 21 22 24 28 31 32 32 33
METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 4.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 4.3. Pengumpulan Data .................................................................. 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 4.4.1. Analisis EFE dan IFE .................................................... 4.4.2. Matriks IE ..................................................................... 4.4.3. Analisis SWOT ............................................................. 4.4.4. Matriks QSPM ..............................................................
36 36 37 37 38 41 43 46
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................... 5.2. Visi dan Misi Perusahaan .......................................................
48 48
5.3. Struktur Organisasi ................................................................ 5.4. Fasilitas Usaha ....................................................................... 5.5. Aktivitas Usaha ...................................................................... 5.5.1. Pengadaan Bahan Baku ................................................ 5.5.2. Proses Produksi ............................................................ 5.5.3. Pemasaran .................................................................... 5.6. Karakteristik Produk ..............................................................
49 51 53 53 54 56 59
BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PERUSAHAAN 6.1. Analisis Lingkungan Makro ................................................... 6.1.1. Politik dan Kebijakan Pemerintah ............................... 6.1.2. Ekonomi ....................................................................... 6.1.3. Sosial Budaya dan Lingkungan ................................... 6.1.4. Teknologi ..................................................................... 6.2. Analisis Lingkungan Industri .................................................. 6.2.1. Persaingan Usaha Jasa Dekorasi ................................. 6.2.2 Ancaman Masuk Pendatang Baru ................................ 6.2.3 Posisi Tawar Pemasok .................................................. 6.2.4 Posisi Tawar Pelanggan ............................................... 6.2.5 Ancaman Produk Substitusi............................................. 6.3. Analisis Lingkungan Perusahaan ........................................... 6.3.1 Analisis Manajemen ..................................................... 6.3.2 Analisis Keuangan ....................................................... 6.3.3 Analisis Pemasaran ...................................................... 6.3.4 Analisis Sumberdaya Manusia ...................................... 6.3.5 Analisis Produksi ……….............................................. 6.4. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal .............................. 6.4.1 Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan ............ 6.4.2 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ..........................
61 61 62 62 64 64 65 65 67 68 68 69 69 70 71 74 76 77 77 78
BAB VII FORMULASI STRATEGI 7.1. Analisis Matriks EFE dan IFE ............................................... 7.1.1. Analisis Matriks EFE ................................................... 7.1.2. Analisis Matriks IFE ..................................................... 7.1.3. Analisis Matriks IE ..................................................... 7.2. Analisis Matriks SWOT .......................................................... 7.3. Analisis QSPM ........................................................................
80 81 83 85 85 90
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan ............................................................................ 8.2. Saran .......................................................................................
92 93
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
95
LAMPIRAN ....................................................................................................
96
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Data Permintaan Gedung di Jakarta Pada Tahun 2007 dan 2008 ........
2
2. Perkembangan Luas Panen, Produksi, Produktifitas Tanaman Hias di Indonesia Tahun 2001-2005 ....................................................
3
3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor-Impor Tanaman Hias Tahun 2001-2005 .................................................................................
4
4.
Jumlah Pengusaha Dekorasi di Lima Kota Besar dan Lainnya Tahun 2006-2007 ................................................................................
7
5. Perusahaan Pesaing Dekorasi di Jakarta Tahun 2008 ..........................
8
6.
Penelitian Terdahulu ...........................................................................
18
7.
Matriks Evaluasi Faktor Internal .........................................................
39
8.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ......................................................
40
9. Matriks SWOT ....................................................................................
45
10. Matriks Perencanaan Kuantitatif (QSPM) ...........................................
47
11. Daftar Aset Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat Tahun 2008
52
12. Jenis dan Harga Bunga yang Digunakan Sebagai Bahan Baku di Janur Kuning Pada Tahun 2008 ..................................................................... 54 13. Alokasi Waktu Jasa Dekorasi di Janur Kuning, Jakarta Tahun 2008 ..
55
14. Paket Jasa Dekorasi yang Ditawarkan Janur Kuning Tahun 2008 ......
60
15. Karakteristik Tenaga Kerja Tetap Pada Janur Kuning, Rawa Belong, Jakarta Barat Tahun 2008.....................................................................
75
16. Identifikasi Faktor Eksternal Janur Kuning .........................................
78
17. Identifikasi Faktor Internal Janur Kuning ............................................
79
18. Faktor Strategis Eksternal Janur Kuning .............................................
81
19. Faktor Strategis Internal Janur Kuning ................................................
83
20. Analisis Matriks SWOT pada Janur Kuning 2008 .............................
86
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Model Komprehensif Manajemen Strategis ..............................................
21
2. Model Lima kekuatan Porter......................................................................
26
3. Kerangka Pemikiran Operasional ..............................................................
35
4. Matriks IE ..................................................................................................
43
5. Struktur Organisasi Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat 2008 ...
50
6. Proses Pemesanan Produk Jasa Dekorasi Pada Janur Kuning....................
56
7. Proses Pemahatan Steriofoam Pada Janur Kuning.....................................
57
8. Proses Pembuatan Jasa Dekorasi Pada Janur Kuning................................
58
9. Contoh Penyebaran Brosur dan Kartu Nama Pada Saat Acara Pernikahan Berlangsung .................................................
59
10. Analisis Matriks IE ....................................................................................
85
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Teks
Halaman
1. Contoh Media Promosi Janur Kuning Jakarta .............................................
96
2. Contoh Produk Dekorasi Pernikahan pada Janur Kuning Jakarta ...............
97
3. Pembobotan Terhadap Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada Janur Kuning .......................................................................................
99
4. Pembobotan Terhadap Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada Janur Kuning ....................................................................................... 100 5. Rating Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada Janur Kuning ................................................................................................ 101 6. Rating Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada Janur Kuning ................................................................................................ 102 7. Matriks QSPM pada Janur Kuning Jakarta .................................................. 103
8. Rekapitulasi Nilai STAS pada Matriks QSPM Janur Kuning Jakarta ......... 108
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris sangat berpotensi untuk pengembangan
usaha berbagai komoditas pertanian. Kondisi alam yang subur menjadi modal dasar dalam usaha pertanian. Hortikultura, yang termasuk didalamnya buahbuahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman obat-obatan merupakan komoditas pertanian yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dalam mendukung peningkatan kesejahteraan petani maupun ekonomi secara nasional. Tanaman hias (florikultura) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan. Berbagai ragam tanaman hias mulai dari jenis bunga yang mudah berbunga hingga jenis yang tergolong sulit berbunga saat ini sudah umum dibudidayakan. Produk tanaman hias dapat berupa bunga ataupun daun. Bunga yang dihasilkan tanaman hias umumnya berupa bunga potong. Jenis tanaman hias yang menghasilkan bunga antara lain krisan, mawar, anyelir, garbera, anthurium, lily, anggrek dan lainnya. Berbagai jenis daun juga sering digunakan sebagai pelengkap dekorasi, seperti phillo, lether leaf, gardenia, silver dollar, dan lainnya. Kemajuan teknologi dan tuntutan akan keindahan menyebabkan konsumsi tanaman hias semakin meningkat terutama di kota-kota besar. Hal ini disebabkan makin pentingnya kebutuhan orang akan nilai estetika sebagai salah satu hiburan dan bahkan kebutuhan. Unsur budaya juga turut menjadi pemicu kenaikan konsumsi tanaman hias. Pada saat ini penggunaan tanaman hias dan bunga telah menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat dan dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari mulai dari kelahiran, pesta, seminar, perkawinan, upacara adat hingga kematian. Budaya penggunaan tanaman hias mampu mengubah pola usahatani dari sekedar hobi menjadi usaha komersial yang menjanjikan. Selain dijual di pasar swalayan atau outlet dan disewakan sebagai tanaman pot penghias ruangan, prospek bisnis tanaman hias adalah sebagai input dalam dekorasi ruangan. Tanaman hias memberikan nilai tambah bagi para dekorator sehingga harga dapat lebih tinggi apabila menggunakan tanaman hias yang beraneka ragam dan berkualitas.
Tabel 1. Data Permintaan Gedung di Jakarta Pada Tahun 2007 dan 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Dhanapala (orang) 07 9 9 4 2 3 3 5 3 2 2 4 5 51
08 9 9 7 4 7 8 8 9 2 2 5 6 76
Balai Sudirman (orang) 07 08 20 20 16 18 18 17 18 13 15 20 18 20 18 18 16 18 6 10 10 10 12 15 14 19 181 198
Manggala Wanabakti (orang) 07 08 16 16 11 14 10 11 11 13 16 16 14 16 13 14 14 14 6 9 7 8 12 11 14 14 144 156
Masjid AtTin TMII (orang) 07 08 7 9 5 7 5 8 7 7 8 9 8 9 7 7 7 9 2 4 6 8 8 6 10 74 89
Masjid MPR DPR (orang) 07 08 9 9 4 6 7 7 5 7 8 8 8 8 7 8 5 7 4 4 8 8 8 8 73 80
Sumber: Data Diolah, 2008 Meningkatnya jumlah gedung-gedung seperti perkantoran, convention centre, hotel, apartemen, dan rumah sakit menyebabkan permintaan tanaman hias sebagai penghias ruangan cenderung meningkat. Pemakaian gedung-gedung saat ini lebih ditujukan untuk acara pernikahan. Jumlah permintaan di beberapa
gedung favorit di Jakarta menunjukkan peningkatan. Secara rinci permintaan pemakaian gedung dapat dilihat pada Tabel 1 diatas. Kecenderungan ini ikut menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan tanaman hias dan produk-produknya baik satuan atau dalam berbentuk rangkaian. Seiring dengan meningkatnya permintaan tanaman hias mengakibatkan adanya peningkatan dalam produksi tanaman hias di Indonesia yang dapat dilihat pada Tabel 2. Peningkatan permintaan tersebut membuat industri florikultura semakin berkembang. Tahun 2001 luas panen tanaman hias di Indonesia sebesar 15.978.050 M2 dengan jumlah produksi 113.942.291 tangkai dan produktivitas sebesar 7.13 tangkai/M2, walaupun tahun 2003 terjadi penurunan luas panen sebesar 11.813.098 M2, produksi sebesar 115.739.880 tangkai/M2, akan tetapi dalam tahun-tahun berikutnya kembali menunjukkan adanya peningkatan yang fluktuatif.
Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Hias di Indonesia Tahun 2001-2005 Produktivitas Tahun Luas Panen (M2) Produksi (Tangkai) (Tangkai/M2) 2001 15.978.050 113.942.291 7.13 2002 16.825.586 118.855.089 7.06 2003 11.813.098 115.739.880 9.79 2004 15.219.133 158.522.843 10.41 2005 14.791.004 173.240.364 11.71 Sumber: Statistik Tanaman Obatan-obatan dan Hias, Badan Pusat Statistik, 2007
Tanaman hias Indonesia sangat potensial menjadi komoditas ekspor seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3 yang menunjukan volume dan nilai ekspor tanaman hias lebih tinggi dari impor. Dari tabel 3, dapat dilihat volume ekspor tanaman hias cenderung fluktuatif, akan tetapi jumlahnya lebih besar daripada
impor. Perbedaan jumlah ekspor dan impor yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2001 yaitu dengan jumlah ekspor sebesar 16.662 ton dan jumlah impor 403 ton.
Tabel 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor-Impor Tanaman Hias Tahun 2001-2005 Volume (Ton) Nilai (000 US$) Tahun Ekspor Impor Ekspor Impor 2001 16,662 403 9,834 1,054 2002 15,905 808 12,134 1,019 2003 14,671 818 13,871 1,151 2004 14,671 896 14,446 1,054 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2007
Ditinjau dari sisi konsumennya, konsumen tanaman hias dapat dibagi menjadi konsumen rumah tangga dan konsumen industri. Konsumen rumah tangga adalah konsumen yang mengkonsumsi tanaman hias untuk kebutuhan sendiri. Sementara konsumen industri yaitu konsumen yang menggunakan tanaman hias kemudian disalurkan dan dijual dalam bentuk yang lebih menarik seperti florist, dekorasi dan sebagainya. Konsumen terbesar tanaman hias adalah konsumen industri yaitu florist dan dekorator. Florist membeli tanaman hias untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen lainnya. Sementara dekorator, tanaman hias digunakan sebagai input untuk membuat berbagi produk dekorasi. Produk dekorasi yang dibuat antara lain rangkaian bunga, krans, letter dan dekorasi ruangan untuk berbagai acara misalnya pesta pernikahan, ulang tahun, seminar dan lainnya. Semakin besarnya prospek bunga potong maka akan membawa dampak peluang pasar baik bagi para pelaku usaha bunga potong (perusahaan dekorator, petani bunga, serta pihak-pihak yang terkait). Jumlah produsen bunga potong
dipercaya akan selalu bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sesungguhnya keadaan pasar masih relatif terbuka. Pengembangan industri bunga potong juga didorong oleh kecenderungan meningkatnya konsumsi masyarakat atas komoditas bunga terutama di ibu kota. Meningkatnya penghasilan perkembangan pembangunan kota dan ilmu pengetahuan turut mendukung peningkatan permintaan konsumen akan nilai serta kualitas bunga potong yang dibeli. Konsumen bunga potong mulai mencari florist yang mampu menyediakan bunga potong dalam bentuk rangkaian yang beraneka ragam. Hal tersebut dicermati oleh para pelaku bisnis bunga potong, salah satunya adalah usaha dekorasi. Usaha dekorasi adalah suatu usaha yang mengkombinasikan keterampilan seseorang untuk menghasilkan produk berupa rangkaian bunga yang sesuai dengan permintaaan konsumen. Faktor estetika menjadi sangat penting untuk menarik konsumen agar membeli rangkaian bunga yang dijual. Usaha dekorasi harus memiliki pengetahuan mengenai prilaku konsumen terhadap output yang dihasilkan dalam kegiatan penjualannya. Pengetahuan ini diperlukan demi mempertahankan pasar yang dimiliki, serta untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. Jumlah gedung pertemuan dan penyelenggara pernikahan di Jakarta saat ini berjumlah 185 gedung1. Gedung tersebut sebagai tempat pertemuan serta pernikahan baik untuk kelas menengah dan kelas atas. Acara-acara yang diselenggarakan membutuhkan jasa dekorasi sebagai penghias dan pemanis ruangan, oleh karena itu usaha jasa dekorasi pernikahan sangat prospektif. Dekorasi yang digunakan pada acara pesta pernikahan atau lainnya dapat
1
http//www.weddingku.com. tanggal 20 April 2008
meningkatkan prestise pihak penyelenggara acara. Pengusaha dekorasi baik kelas menengah dan kelas atas masing-masing akan menunjukkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki dalam persaingan usaha. Salah satu perusahaan yang bergerak di usaha jasa dekorasi di Jakarta adalah Janur Kuning. Perusahaan tersebut yang didirikan oleh Ferry Azhari pada 23 Agustus 2002. Pendiri Janur Kuning dapat membaca peluang bahwa prospek bisnis di bidang usaha dekorasi lebih menguntungkan dan memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan membudidayakan. Selain itu diprediksikan permintaan usaha dekorasi pesta berpeluang baik untuk dikembangkan. Perusahaan tersebut mengutamakan kualitas dalam penggunaan bahan baku serta kreatifitas desain sehingga sasaran konsumen dari Janur Kuning adalah konsumen menengah keatas.
1.2.
Perumusan Masalah Perkembangan usaha komoditas tanaman hias mengalami pertumbuhan
yang cukup baik. Komoditas bunga adalah komoditas yang membutuhkan penanganan lebih baik daripada komoditas lainnya karena komoditas ini memiliki resiko usaha yang lebih besar. Komoditas bunga potong diminati karena kesegarannya, warna yang indah, bentuk mahkota yang baik dan tidak memiliki bercak, jumlah atau panjang tangkai yang sesuai dan sebagainya, memerlukan penanganan yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk agribisnis lainnya mulai dari panen, grading dan sortasi, penyimpanan dan pengangkutan. Produk ini sangat sensitif terhadap perubahan cuaca, suhu, bahkan sentuhan.
Bisnis bunga tampak berkembang seiring dengan banyaknya permintaan terhadap bunga dan pesanan rangkaian bunga, terutama dikota-kota besar. Trend dekorasi bunga yang sedang berkembang adalah rangkaian minimalis. Rangkaian ini sederhana dan tidak terlalu banyak menggunakan bunga tetapi dikombinasikan dengan berbagai jenis daun. Bisnis yang bergerak di bidang jasa dekorasi pernikahan dan party equipment sangat prospektif untuk dijalankan. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah pengusaha dekorasi di lima kota besar dan kota lainnya periode tahun 2006-2008. Tabel 4 menunjukkan Jakarta merupakan kota dengan jumlah pengusaha dekorasi terbesar. Jumlah tersebut berdampak pada tingginya persaingan di dunia usaha dekorasi pernikahan.
Tabel 4. Jumlah Pengusaha Dekorasi di Lima Kota Besar dan Lainnya Tahun 2006-2008 JUMLAH PENGUSAHA DEKORASI NO KOTA 2006 2007 2008* (pengusaha) (pengusaha) (pengusaha) 1 Jakarta 217 229 244 2 Bandung 23 30 32 3 Surabaya 61 63 66 4 Semarang 27 28 31 5 Bali 10 11 15 6 Lainnya 14 15 16 Sumber: Weddingku.com Keterangan: * sampai dengan bulan Maret 2008
Sebagai perusahaan baru yang bergerak dalam bidang jasa merangkai bunga, Janur Kuning merupakan perusahaan dekorasi yang sudah mempunyai peran dalam memenuhi tingkat permintaan di pasar di tengah persaingan yang cukup ketat. Perusahaan berupaya memenuhi permintaan konsumen dengan cara membuat rangkaian sesuai dengan pesanan atau tema yang diinginkan oleh
konsumen. Namun demikian, upaya untuk menjadikan Janur Kuning sebagai perusahaan yang kompetitif menemui beberapa kendala baik yang bersifat internal maupun eksternal. Perusahaan harus selalu siap untuk menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan strategi perusahaan. Permasalahan dan resiko dalam dunia usaha menjadi suatu hal yang lazim dialami oleh perusahaan. Kendala-kendala serta permasalahan yang dialami oleh Janur Kuning adalah banyaknya jumlah pesaing. Pesaing dari Janur Kuning di Jakarta dikategorikan pada perusahaan dekorasi dengan sasaran konsumen yang sama yaitu kelas atas. Perusahaan pesaing Janur Kuning terdapat pada Tabel 5. Tingginya persaingan bisnis jasa dekorasi mempengaruhi pendapatan perusahaan, oleh karena itu perlu menerapkan strategi alternatif agar kegiatan perusahaan dapat terus berjalan bahkan berkembang.
Tabel 5. Perusahaan Pesaing Dekorasi di Jakarta Tahun 2008 No Nama Perusahaan Pesaing Lokasi Usaha 1 Suryanto Decoration Jakarta Selatan 2 Agung Decoration Jakarta Selatan 3 Meriah Decoration Jakarta Selatan 4 Nancy Decoration Jakarta Barat 5 Rumah Bunga Jakarta Barat 6 Dewa Decoration Jakarta Selatan 7 Rumah Kampung Jakarta Selatan 8 Ebimoekti Jakarta Selatan 9 Des Iskandar Jakarta Timur Sumber: Janur Kuning, 2008
Janur Kuning perlu meminimalkan berbagai kelemahan dan memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman dan meraih peluang dalam mencapai posisi yang diinginkan. Perusahaan diharapkan dapat merumuskan formulasi strategi
pengembangan usaha, dengan mengenali kondisi internal dan eksternal perusahaan, sehingga kebijakan strategi yang akan dipilih perusahaan dapat meningkatkan posisi bersaing. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan penelitian yang akan dikaji adalah sebagai berikut: (1) Faktor eskternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning? (2) Faktor internal apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning? (3) Alternatif strategi apa yang paling sesuai bagi Janur Kuning untuk mengembangkan usahanya?
1.3.
Tujuan Dan Kegunaan Sejalan dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dirumuskan di atas maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning; (2) Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Janur Kuning dalam menjalankan aktivititas usaha jasa dekorasi; (3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi yang paling sesuai bagi Janur Kuning untuk mengembangkan usahanya; Adapun kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah: (1) Bagi Janur Kuning, yaitu sebagai bahan rujukan, implementasi strategi, serta alat pengambilan keputusan untuk pengembangan usaha;
(2) Bagi penulis, yaitu agar mampu mengimplementasikan teori-teori yang diberikan saat kuliah dengan praktek yang terjadi di lapangan; (3) Bagi dunia akademis adalah sebagai bahan bacaan dan sumbangan informasi bagi para peminat pengembangan usaha pada usaha merangkai bunga dan dekorasi.
1.4. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini terfokus pada tahap kondisi internal dan eksternal perusahaan. Penelitian dilaksanakan sampai pada tahap rekomendasi strategi pengembangan usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan, sedangkan implementasinya diserahkan kepada Janur Kuning.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Deskripsi Tanaman Hias Pada umumnya tanaman hias dapat digolongkan menjadi tanaman hias
bunga dan tanaman hias daun. Tanaman hias yang ditanam di lingkungan sekitar rumah atau taman adalah jenis yang memiliki keindahan pada daun selain kemampuannya berbunga. Akan tetapi tanaman hias yang ditanam dalam pot umumnya dipilih dari jenis yang memiliki kemampuan berbunga dan berfungsi sebagai penghias ruangan (Endah, 2002).
2.1.1 Berdasarkan Bagian Tanaman (1)
Tanaman Hias Daun Tanaman hias daun adalah tanaman hias yang memiliki warna warni daun
yang indah dengan bentuk daun atau tajuk bervariasi, unik, dan eksotik. Meskipun tidak berbunga tetapi keindahan warna dan bentuk daunnya mampu menghadirkan keasrian di lingkungan sekitar rumah, perkantoran, dan apartemen. Tanaman hias daun umumnya merupakan tanaman semi naungan. Sehingga dapat ditempatkan dalam ruangan atau ditempatkan di antara pepohonan yang masih memungkinkan mendapatkan cahaya matahari. (2)
Tanaman Hias Bunga Tanaman hias bunga tanaman hias yang memiliki kemampuan
menghasilkan bunga dengan aneka warna, ukuran dan keharuman yang unik. Keanekaragaman bung yang dihasilkan sangat indah dan pantas dinikmati dan ditempatkan sebagai komponen untuk mempercantik halaman rumah, perkantoran
atau apartemen.
Tantangan terbesar untuk mendapatkan tanaman hias bunga
adalah proses dan kontinuitas pembungaannya.
2.1.2 Berdasarkan Panjang Harinya (1)
Tanaman Hari Panjang Tanaman hias hari panjang adalah tanaman hias yang proses
pembungaannya akan terjadi bila memperoleh penyinaran lebih dari 14 jam sehari atau mendapatkan siang hari yang panjangnya lebih dari 14 jam. Seperti Spathiphyllum dan Anthurium. (2)
Tanaman Hari Pendek Tanaman
hias
hari
pendek
adalah
tanaman
hias
yang
proses
pembungaannya akan terjadi bila memperoleh penyinaran kurang dari 12 jam sehari atau mendapatkan siang hari yang panjangnya kurangdari 12 jam. Seperti krisan dan garbera. (3)
Tanaman Hari Netral Tanaman hias hari netral adalah tanaman hias yang proses pembungaannya
tidak dipengaruhi oleh lama tidaknya penyinaran atau pendeknya siang hari. Proses pembungaan tanaman hias hari netral dapat dirangsang dengan rekayasa penyinaran terhadapnya.
2.1.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Tanaman hias memiliki fase-fase tertentu dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pengetahuan mengenai kedua fase tersebut dapat menjadi pedoman dalam memperlakukan tanaman hias,
sehingga ketepatan usaha perawatan yang dilakukan sesuai dengan perilaku tumbuh dan berkembangnya. (1)
Fase Vegetatif Fase
Vegetatif
adalah
fase
pertumbuhan
yang
dimulai
sejak
perkecambahan biji hingga tanaman menjadi besar atau dewasa. Pada fase ini terjadi pembentukan akar, batang, dan daun. Dalam fase ini tanaman mempergunakan sebagian besar karbohidrat yang dibentuk melalui proses fotosintesa untuk pembelahan sel, perpanjangan sel dan pembentukan jaringan. (2)
Fase Generatif atau Fase Reproduktif Fase generatif adalah fase pertumbuhan yang terjadi pada saat
pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga, bunga, buah, dan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar, dan batang. Pada fase ini dibutuhkan suplai karbohidrat yang diperoleh dari hasil penimbunan ketika fase vegetatif berlangsung. Kedua fase tersebut tidak terjadi secara terpisah. Sehingga pada saat fase generatif berlangsung maka fase vegetatifnya pun berlangsung, hanya lebih dominan pertumbuhan generatif. Fase vegetatif dan fase generatif dapat dipengaruhi oleh keadaan luar. Peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif ditentukan oleh faktor dalam, yaitu sifat turun temurun, dan faktor luar seperti suhu, cahaya, jumlah air, pupuk dan sebagainya. Bila salah satu syarat yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya tidak terpenuhi, tanaman akan cenderung pada fase vegetatif terus menerus.
2.2
Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai tanaman hias sudah banyak dilakukan. Bisnis
tanaman hias prospektif untuk dijalankan, terlihat dengan banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang tanaman hias. Perusahaan yang bergerak di bidang tanaman hias atau menggunakan tanaman hias sebagai bahan baku misalnya produsen bunga, florist, usaha dekorasi, dan lain-lain. Imran (2003) melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dodol Nenas Mekar Sari di Desa Tambak Mekar, Subang, Jawa Barat” menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan PHA. Besdasarkan matriks IFE dan EFE, menempatkan industri pada posisi kuadran V pada matriks IE yang merupakan tahapan hold and maintain. Berdasarkan matriks SWOT dihasilkan strategi SO yang terdiri dari memperluas jaringan distribusi dan pemasaran, merekrut tenaga kerja pemasaran, dan memaksimalkan penjualan di sepanjang jalur lalu lintas utama. Pada strategi WO diperoleh strategi membuat promosi dan iklan serta menerapkan sistem akuntansi secara bertahap dalam keuangan. Strategi ST menghasilkan strategi meningkatkan kualitas produk dan melakukan pengembangan produk. Strategi WT menghasilkan strategi melakukan efisiensi biaya dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam kemampuan manajemen dan teknologi. Berdasarkan PHA, strategi yang memiliki prioritas tertinggi adalah SOP yang merupakan strategi prioritas yang menggunakan kekuatan internal industri dalam memanfaatkan peluang eksternal. Penelitian yang dilakukan Safitri (2004) dengan judul “Hubungan FaktorFaktor Internal Perusahaan yang Menpengaruhi Harga Jual dengan Keuntungan Pada Usaha Perdagangan Buket Bunga Hebras Holland di Pasar Bunga Wastu
Kencana, Bandung”, menyimpulkan berdasarkan analisis uji korelasi rank spearman dengan tingkat alpha 5 persen faktor-faktor internal yang memiliki hubungan dengan keuntungan buket Habras adalah strategi bauran pemasaran dan biaya organisasi. Berdasarkan analisis korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual dengan keuntungan buket Hebras, keuntungan yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan pelaksanaan strategi bauran pemasaran yang lebih baik khususnya harga, strategi produk dan strategi promosi. Syarif (2005) melakukan penelitian di perusahaan florist S Bogor mengenai analisis kepuasan konsumen bunga potong dalam bentuk rangkaian. Hasil penelitian menggunakan Importance Performance Analisys (IPA) pada analisis kepuasan konsumen atribut yang harus diprioritaskan perusahaan adalah ketahanan dan kualitas bunga, harga dan kesesuaian rangkaian berdasarkan pesanan. Atribut yang kinerjanya harus dipertahankan adalah keramahan dan kesopanan operator/resepsionis dan kecepatan pengantaran bunga. Pesona Daun Mas Asri merupakan perusahaan yang memproduksi daun potong sebagai pelengkap dekorasi. Penelitian Rositasari (2006) melakukan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran tanaman hias daun pada perusahaan tersebut. Berdasarkan analisis menggunakan metode Proses Hierarki Analitik (PHA) prioritas strategi perusahaan secara berturut-turut adalah (1) menetapkan kebijakan harga yang fleksibel, (2) diversifikasi dan pengembangan produk, (3) memperhatikan kontinuitas produksi, (4) membuka retail daun potong di akarta, (5) membentuk bagian riset pemasaran, (6) penetrasi pasar di wilayah DKI Jakarta dan, (7) membuat kebijakan SDM.
Pengukuran kinerja manajemen penting untuk dilakukan. Sari (2006) melakukan penelitian menggunakan Balance Scorecard sebagai alternatif sistem manajemen strategis dan instrumen pengukuran kinerja pada Papa Ron’s Pizza. Berdasarkan hasil penelitian pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan saat ini menggunakan ukuran finansial, kepuasan pelanggan, pengukuran jumlah pelanggan tetap, dan pengukuran prestasi karyawan. Berdasarkan analisis matriks IE diketahui bahwa Papa Ron’s Pizza sedang berada pada tahap pertumbuhan, sehingga sasaran strategis perspektif keuangan yaitu pertumbuhan profit melalui peningkatan penjualan. Balance scorecard menjadi pilihan terbaik sebagai sistem manajemen strategis, karena menggunakan pengukuran yang menunjang bagi keberhasilan finansial perusahaan dalam jangka panjang. Sinulingga (2006) melakukan penelitian analisis manajemen strategis pada PT Anggrek Persada. Tingkat persaingan dalam bisnis anggrek potong semakin ketat sehingga diperlukan melakukan analisis manajemen strategis dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan nilai EFE dan IFE pada matriks IE perusahaan dapat menggunakan strategi pertahankan dan pelihara. Berdasarkan analisis QSPM alternatif strategi yang dilaksanakan terlebih dahulu adalah memaksimumkan kapasitas pasokan produk untuk memasuki pasar-pasar potensial yang belum dimasuki. Budiman (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha PT Madu Pramuka, Jakarta”. Berdasarkan matriks IFE menggambarkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal rata-rata, berdasarkan matriks EFE menggambarkan bahwa respon perusahaan terhadap lingkungan eksternal tergolong sedang. Selain matriks IFE dan EFE penulis
menggunakan matriks SWOT yang menghasilkan strategi SO (1) Memperluas daerah pemasaran, (2) Mempromosikan jasa pendidikan dan pelatihan serta terapi sengat lebah, dan (3) Meningkatkan mutu pelayanan terhadap konsumen. Strategi WO (1) Melakukan kegiatan promosi melalui media massa dan internet dan (2) Mengoptimalkan divisi litbang dalam melakukan diversifikasi produk. Strategi ST (1) Memperkuat hubungan dengan para peternak binaan dan pengecer serta (2) Melakukan lobi kepada pemerintah agar lebih serius dalam memperhatikan industri perlebahan. Strategi WT (1) Memperbaiki dan meningkatkan kinerja kegiatan produksi. Berdasarkan Proses Hierarki Analisis (PHA) diperoleh empat kriteria strategi, yaitu (1) strategi meningkatkan profit perusahaan, (2) mengatasi persaingan, (3) SDM dan manajemen yang professional, serta (4) pusat pendidikan dan informasi perlebahan. Penelitian-penelitian terdahulu di atas mengenai strategi pengembangan, bisnis tanaman hias dan usaha dekorasi. Berdasarkan penelitian tersebut penelitian di Janur Kuning belum pernah dilakukan. Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha dekorasi ditempat lain pun belum pernah dilakukan. Ringkasan mengenai penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Penelitian Terdahulu No 1
Nama /Tahun Imran /2003
2
Safitri /2004
3
Syarif /2005
4
Rositasari /2006
5
Sari /2006
6
Sinulingga /2006
7.
Budiman /2007
Judul
Hasil
Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dodol Nenas Mekar Sari di Desa Tambak Mekar, Subang, Jawa Barat
Berdasarkan matriks IFE&EFE menempatkan industri pada kuadran V pada matriks IE yaitu tahapan hold&maintain Berdasarkan analisis korelasi keutungan yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan pelaksanaan strategi bauran pemasaran
Hubungan Faktor-faktor Internal Perusahaan yang Mempengaruhi Harga Jual dengan Keuntungan Pada Usaha Perdagangan Buket Bunga Hebras Holland di Pasar Bunga Wastu Kencana, Bandung. Analisis Kepuasan Konsumen Berdasarkan Analisis IPA Bunga Potong Dalam Bentuk pada kepuasan konsumen Rangkaian Pada Florist S Bogor. atribut yang diprioritaskan adalah ketahanan, kualitas, dan harga Analisis Strategi Pemasaran Berdasarkan analisis PHA strategi adalah Tanaman Hias Daun Dalam prioritas Pemanfaatan Sebagai Daun kebijakan harga, diversivikasi, Potong Pada Pesona Daun Mas kontinuitas produk, membuka retail, membentuk riset Asri, Ciawi Kabupaten Bogor. pemasaran, penetrasi pasar&kebijakan SDM Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Sistem Manajemen Strategis dan Instrumen Pengukuran Kinerja Pada Restoran Papa Ron’s Pizza Bogor Analisis manajemen strategis pada PT Anggrek Persada. “Analisis Strategi Pengembangan Usaha PT Madu Pramuka, Jakarta”.
Matriks IE menunjukkan perusahaan berada pada tahap pertumbuhan yaitu dengan meningkatkan penjualan.
Tingkat persaingan dalam bisnis anggrek potong semakin ketat sehingga diperlukan melakukan analisis manajemen strategis dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. “Analisis Strategi Pengembangan Berdasarkan Proses Usaha PT Madu Pramuka, Hierarki Analisis (PHA) Jakarta”. diperoleh empat kriteria strategi, yaitu (1)strategi meningkatkan profit perusahaan, (2) mengatasi persaingan,
(3) SDM dan manajemen yang professional, serta (4) pusat pendidikan dan informasi perlebahan.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
Kerangka Troritis
3.1.1 Konsep Manajemen Strategis Menurut David (2006) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.
Fokus
manajemen
strategis
terletak
pada
mengintegrasikan
manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Proses manajemen strategis adalah usaha untuk mengurangi apa yang terjadi dalam pikiran orang cerdas, intuisi yang mengetahui bisnis dan mengaitkannya dengan analisis. Tujuan manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi serta memanfaatkan dan menciptakan peluang-peluang baru untuk masa depan, meliputi aktivitas membuat perumusan sasaran-sasaran organisasi, strategi-strategi, dan pengembangan rencana-rencana tindakan, dan kebijakan untuk mencapai sasaran.
3.1.2
Proses Manajemen Strategis David (2006), menyatakan proses manajemen strategis terdiri dari tiga
tahap yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Formulasi strategi termasuk pengembangan visi dan misi bisnis, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan
internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi yang cocok dilaksanakan. Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang diformulasikan dapat dilaksanakan. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategi. Dalam tahap ini akan mengevaluasi hasil pelaksanaan dan strategi yang telah dirumuskan dalam mencapai tujuan perusahaan. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal, (2) mengukur kinerja dan (3) mengambil tindakan korektif.
3.1.3
Model Manajemen Strategis David (2006), menyatakan proses manajemen strategi yang paling baik
dipelajari dan diterapkan adalah dengan menggunakan satu model yang menggambarkan suatu proses. Model ini tidak menjamin keberhasilan yang diraih, tetapi menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis dalam merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi strategi. Perubahan yang terjadi pada komponen utama dalam model, dapat memaksa perubahan komponen lainnya. Kerangka kerja yang terdapat pada Gambar 1 menampilkan hubungan antar bagian-bagian utama dalam proses manajemen strategis.
Melakukan Audit Eksternal
Membuat Pernyataan Visi dan Misi
Menetapkan Sasaran Jangka Panjang
Membuat, Mengevaluasi Dan Memilih Strategi
Melaksanakan Strategi: Isu-Isu Manajemen
Melaksanakan Strategi : Isu-Isu Pemasaran, Keuangan, Litbang, Akuntansi, SIM
Mengukur Dan Mengevalusi Kinerja
Melakukan Audit Internal
Sumber David, 2006
Gambar 1. Model Koprehensif Manajemen Strategis
3.1.4 Formulasi Strategi Penentuan visi dan misi perusahaan merupakan langkah awal dalam proses perencanaan. Kedua komponen tersebut mempunyai hubungan yang saling menunjang. Menurut Umar (2003), visi adalah suatu cita-cita tentang keadaan di masa mendatang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang paling atas sampai yang paling bawah. Merumuskan strategi diperlukan pernyataan misi. Pernyataan misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa. Pernyataan misi yang baik menggambarkan tujuan organisasi pelanggan, produk atau jasa, pasar, falsafah, dan teknologi pasar. Menurut Vern McGinnis dalam David (2006), suatu pernyataan misi harus:
(1) Menetapkan apa sebenarnya organisasi dan tujuan organisasi; (2) Dibatasi lingkup ruang usaha dan menonjolkan kreatifitas; (3) Membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya; (4) Digunkan sebagai kerangka kerja untuk mengevaluasi aktifitas saat ini dan masa depan; (5) Cukup jelas untuk dipahami secara meluas di seluruh organisasi.
3.1.5
Faktor Internal Perusahaan Semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam berbagai
bidang fungsional bisnis. Sasaran dan srategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. Strategi sebagian di desain untuk memperbaiki kelemahan perusahaan, mengubahnya menjadi kekuatan, dan mungkin bahkan menjadi kompetensi pembeda. David (2006) membagi bidang fungsional bisnis menjadi beberapa variabel dalam analisis lingkungan internal, antara lain: (a)
Manajemen Manajemen merupakan suatu sistem pengaturan organisasi yang mencakup
sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia, dan keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktifitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf, dan pengendalian. (b)
Pemasaran Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, menciptakan, dan
memenuhi kebutuhan serta keiinginan pelanggan akan produk. Tujuh fungsi dasar
pemasaran yaitu analisis pelanggan, menjual produk, merencanakan produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, dan analisis peluang. (c)
Keuangan Kondisi keuangan yang baik akan mempengaruhi posisi bersaing perusahaan
dan daya tarik bagi investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan keuangan sangat penting untuk merumuskan strategi secara efektif. (d)
Produksi dan Operasi Fungsi produksi terdiri dari aktifitas yang mengubah input atau masukan
menjadi output (barang dan jasa). Manajemen produksi dan operasi mnangani masukan, pengubahan dan keluaran yang bervariasi. (e)
Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan digunakan unutk menggambarkan berbagai
kekuatan. Para ilmuwan melakukan penelitian dan pengembangan dasar di laboratorium dan berkonsentrasi pada masalah teoritis, sementara diperusahaan para ahli melakukan pengembangan produk dengan berkonsentrasi pada peningkatan kualitas produk. (f)
Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia merupakan hal terpenting bagi suatu perusahaan.
Strategi yang baik akan dapat berjalan jika suatu perusahaan memiliki sumber daya manusia yang terampil dan handal. Kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan karyawan, dan perputaran tenaga kerja. (g)
Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meninkatkan kinerja
perusahaan dengan cara menigkatkan
kualitas keputusan manajerial. Sistem
informasi manajemen yang efektif berusaha mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensitesa, dan menyajikan informasi database, sehingga dapat melaksanakan kegiatan operasional dan menyusun strategi yang tepat.
3.1.6
Faktor Eksternal Perusahaan Menurut David (2006), analisis terhadap lingkungan eksternal bertujuan
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu perusahaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat merumuskan suatu strategi. Menurut Umar (2003), analisis lingkungan eksternal menekankan kepada evaluasi terhadap peristiwa di luar kendali sebuah perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari : (1) Lingkungan Jauh Lingkangan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi; yang sering disingkat (PEST). Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar dari perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju. (a) Faktor Politik Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para perusahaan untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitupun sebalilknya. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang dengan baik yaitu Undang-undang tentang lingkungan dan
perburuhan, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan kesejahteraan kerja, dan sistem perpajakan. (b)
Faktor Ekonomi
Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara yaitu siklus bisnis, ketersediaan energi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja (c)
Faktor Sosial
Faktor sosial sangat penting untuk disadari oleh pengambil keputusan strategis. Berbagai faktor seperti keyakinan, nilai dan sistem sosial, sikap, opini, dan gaya hidup. Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, demografis religius, etnis, dan pendidikan. Proses pengenalan ini tidak mudah karena kenyataan menunjukkan bahwa faktorfaktor tersebut selalu berubah dengan intensitas yang tinggi. (d)
Faktor Teknologi
Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru tetapi juga meliputi cara pelaksanaan atau metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Setiap kegiatan usaha harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan. (2) Lingkungan Industri Menurut David (2006), lingkungan industri merupakan faktor-faktor yang yang dapat mempengaruhi eksistensi dan kerja suatu industri, namun secara relatif masih berada dalam wilayah kontrol perusahaan. Lingkungan industri
meliputi pelanggan, pesaing, dan pemasok. Selain itu, yang harus diperhatikan adalah pihak-pihak yang berkepintingan di luar pihak yang terkait langsung dengan aktivitas-aktivitas pelaku bisnis (stakeholder). Lima hal dalam kondisi industri (kekuatan persaingan) yang harus dinilai dan diperhitungkan, yaitu: (1) Persaingan antar perusahaan dalam industri, (2) Kemungkinan masuknya pesaing baru, (3) Potensi pengembangan produk substitusi, (4) Kekuatan tawar menawar penjual atau pemasok, dan (5) Kekuatan taawar menawar pembeli atau konsumen. Model lima kekuatan persaingan Porter dapat dilihat pada Gambar 2.
Potensi pengembangan produk substitusi
Kekuatan tawar-menawar Penjual atau pemasok
Persaingan antar perusahaan sejenis
Kekuatan tawar-menawar Pembeli atau konsumen
Kemungkinan masuknya pesaing baru
Gambar 2. Model Lima Kekuatan Porter Sumber: David, 2006
Melakukan evaluasi peluang dan ancaman eksternal membuat organisasi mampu mengembangkan misi yang jelas serta merancang strategi untuk mencapai sasaran jangka panjang. Kekuatan eksternal mempengaruhi secara langsung pemasok dan distributor. Porter dalam David (2006) mengemukakan bahwa sifat
persaingan dalam suatu industri dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan yaitu: (1) Persaingan antara perusahaan Intensitas persaingan di antara perusahaan bersaing cenderung meningkat apabila jumlah pesaing bertambah. Tingkat persaingan juga bertambah apabila konsumen dengan mudah beralih ke produk lain, hambatan untuk meninggalkan tinggi, serta harga yang tinggi. (2) Kemungkinan masuknya pesaing baru Apabila ada perusahaan baru dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu, maka intensitas persaingan di antara perusahaan meningkat. Walaupun adanya hambatan untuk masuk ke dalam persaingan, masuknya pendatang baru ke dalam industri dengan membuat kualitas produk lebih tinggi, harga lebih rendah, dan pemasaran yang luas. Oleh karena itu pihak manajemen harus mengenali perusahaan baru yang potensial memasuki pasar, memonitor strategi perusahaan baru yang menjadi pesaing, serta memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. (3) Potensi pengembangan produk stubtitusi atau pengganti Perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk pengganti dalam industri lain. Tekanan persaingan dari produk pengganti meningkat apabila harga relatif dari produk pengganti turun. Kekuatan persaingan dari produk dari produk pengganti paling baik diukur dengan pangsa pasar yang telah direbut oleh pesaing. (4) Kekuatan menawar penjual atau pemasok
Kekuatan menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri terutama apabila jumlah pemasok banyak. Perusahaan menjalankan strategi dan pendekatan untuk memperoleh kendali atau kepemilikan pemasok. (5) Kekuatan menawar dari pembeli atau konsumen Kekuatan menawar konsumen akan lebih besar apabila produk yang dibeli standart atau tidak berbeda. Konsumen akan dapat melakukan negosiasi harga jual, jaminan, dan aksesori kemasan sampai tingkat tertentu. 3.1.7
Alternatif Strategi Utama Menurut David (2006), strategi alternatif yang dapat digunakan oleh
perusahaan, dapat dibagi kedalam empat kelompok yaitu strategi integrasi, intensif, diversifikasi, dan defensif. Strategi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: (1)
Strategi Integrasi Strategi integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya memiliki
atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Integrasi ke depan berkaitan dengan tindakan mengubah sifat distribusi hasil dari perusahaan menuju pemakai terakhir. Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Integrasi ini berhubungan dengan strategi yang mempengaruhi pasokan perusahaan. Strategi ini dapat diterapkan ketika pemasok tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
Integrasi horisontal adalah strategi yang mencoba memiliki atau meningkatkan kendali perusahaan pesaing. Bentuk integrasi ini berupa merger, akusisi, dan pengambil alihan pesaing, yang bertujuan unutk menigkatkan skala ekonomis dan alih sumber daya secara kompetensi. (2)
Strategi Intensif Strategi penetrasi pasar (market penetration) meningkatkan pangsa pasar
untuk produk yang telah ada di pasar, melalui usaha pamasaran yang maksimal. Strategi penetrasi pasar terdiri dari upaya untuk menambah pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan intensif. Pengembangan
pasar
(market
development)
merupakan
upaya
memperkenalkan produk yang telah ada ke wilayah geografis baru dengan cara memperluas penjualan produknya dengan mencari jenis pelanggan tambahan atau bergerak ke dalam wilayah geografis tambahan. Strategi ini dilakukan ketika perusahaan memiliki jaringan dan pasar yang belum jenuh. Pengembangan produk (product development) adalah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang sudah ada dan yang terkait dengan proses rekayasa produk.Strategi pengembangan produk seringkali digunakan untuk memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada ataupun untuk memanfaatkan reputasi atau merk favorit. (3)
Strategi Diversifikasi Strategi diversifikasi konsentris adalah kegiatan menambah produk baru,
namun masih berkaitan. Pada umumnya strategi ini diterapkan ketika perusahaan berada pada industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat. Strategi
diversifikasi horisontal adalah kegiatan dengan menambah produk baru, tetapi tidak saling berkaitan untuk ditawarkan kepada para pelanggan yang sudah ada. Strategi diversifikasi konglomerat adalah kegiatan menambah produk baru yang tidak terkait. Strategi ini dapat diterapkan, ketika perusahaan sedang mengalami penjualan dan laba tahunan yang merosot (pasar yang jenuh), namun mempunyai modal dan SDM yang diperlukan untuk bersaing dalam industri baru yang dianggap berprospek. (4)
Strategi Defensif Strategi defensif atau pasif adalah strategi yang memiliki ciri utama
dimana perencana strategi bereaksi terhadap tekanan lingkungan akibat keadaan yang memaksa. Strategi-strategi yang dapat di masukan ke dalam kategori defensif antara lain rasionalisasi biaya, divestasi, dan likuidasi, Strategi penyusutan dilakukan melalui penghematan biaya dan aset perusahaan untuk mendongkrak penjualan dan laba yang menurun. Strategi ini dilakukan, ketika perusahaan sering mengalami kegagalan, padahal sumberdaya yang dimiliki cukup tersedia, kurang efisien, atau diperlukan reorganisasi internal. Strategi kolaborasi terjadi, apabila dua atau lebih perusahaan yang terpisah melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini, dilakukan ketika perusahaan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain yang lebih besar, atau bermaksud mendaptkan kemudahan-kemudahan lain. Strategi divestasi adalah kegiatan menjual suatu divisi atau bagian dari perusahaan dengan tujuan untuk menigkatkan model, yang selanjutnya akan digunakan dalam akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut. Strategi divestasi
biasanya disebabkan oleh ketidakcocokan antara perusahaan atau unit bisnis dengan perusahaan induk. Strategi likuidasi adalah kegiatan menjual semua aset perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pilihan terakhir untuk mengantisipasi kerugian yang akan menimpa perusahaan, sehigga secara emosional merupakan strategi yang sulit dilakukan. Hal ini tetap dilakukan, apabila perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya.
3.1.8
Matriks IFE, EFE dan IE David (2006) menyatakan, perumusan strategi yang dilakukan dapat
menggunakan matriks IFE untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan matriks EFE untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal. Matriks IFE merupakan alat formulasi strategi dalam meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam fungsional bisnis perusahaan, matriks ini menjadi dasar untuk mengevaluasi hubungan di bidang-bidang tersebut. Matriks EFE merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi umtuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, lingkungan politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks IE merupakan penggabungan nilai-nilai dari IFE dan EFE untuk menentukan strategi berdasarkan nilai-nilai tersebut.
3.1.9
Matriks Strengths, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi organisasi dalam memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. David (2006) menyatakan, matriks SWOT dapat dilakukan dengan memfokuskan pada dua hal yaitu : (1)
Mengidentifikasi peluang, yaitu situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, dan ancaman yaitu situasi penting yang tidak menguntungkan perusahaan.
(2)
Identifikasi terhadap kekuatan internal yaitu keunggulan relatif perusahaan terhadap pesaing, serta kelemahan internal yaitu kekurangan yang dimiliki perusahaan.
3.1.10 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi. Teknik ini secara objektif mengidinkasikan alternatif strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan input dari analisis tahap pertama dan hasil pencocokan dari analisis tahap kedua. Yaitu matriks IFE dan EFE yang membentuk tahap pertama, kemudian digabungkan dengan matriks SWOT yang membentuk tahap kedua, tahapan terakhir yaitu memberikan informasi yang dibutuhkan untuk membuat QSPM (David, 2006).
3.2.
Kerangka Pemikiran Oprasional Proses perumusan strategi pengembangan usaha di Janur Kuning
dilakukan melalui analisis yang diawali dengan analisis deskriptif dalam mengidentifikasi visi dan misi perusahaan. Identifikasi ini diperlukan untuk mengetahui sasaran atau target yang ingin dicapai perusahaan. Berbagai acara seperti seremonial maupun non seremonial seperti pesta perkawinan, seminar, rapat, pameran memerlukan dekorasi yang menggunakan tanaman hias. Seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan jasa dekorasi maka semakin bertambah jumlah perusahaan yang bergerak di bidang ini khususnya di kota Jakarta. Hal tersebut menimbulkan persaingan di bidang usaha jasa dekorasi menjadi tinggi sehingga mengharuskan perusahaan melakukan proses manajemen strategisnya dengan baik. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa dekorasi adalah Janur Kuning. Pendapatan pada perusahaan tersebut berfluktuasi disebabkan karena tidak menentunya jumlah pesanan setiap bulannya. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi atau audit internal perusahaan untuk menekan biaya dan memaksimalkan keuntungan. Dari hasil identifikasi tersebut akan dimasukkan ke dalam kerangka kerja perumusan strategi yang terdiri dari tiga tahap, antara lain: (1) Tahap Masukan (Input Stage) Tahap ini meringkas informasi atau input dasar yang diperlukan dalam merumuskan strategi dan dihasilkan matriks IFE dan EFE. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
(2) Tahap Pencocokan (Matching Stage) Tahap pencocokan yaitu tahap memfokuskan dan menghasilkan alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Tahap ini dihasilkan matriks IE dari hasil gabungan matriks IFE dan EFE serta matriks SWOT yang mengidentifikasi serangkaian kombinasi strategi yang dapat dilakukan perusahaan terhadap peluang-ancaman dan kekuatan-kelemahan. (3) Tahap Pemilihan Strategi (Decision Stage) Pada tahap ini akan ditetapkan formulasi strategi mana yang paling baik dan sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Alat yang digunakan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi faktor kunci keberhasilan internal dan eksternal perusahaan adalah QSPM. Secara diagramatis kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Janur Kuning
Visi dan Misi Perusahaan
Pengembangan usaha Janur Kuning
Identifikasi Permasalahan Janur Kuning Kondisi Eksternal
Kondisi Internal
1. Lingkungan Jauh (Politik, Ekonomi, Sosial Teknologi); 2. Lingkungan Industri (potensi pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar-menawar penjualpemasok, kemungkinan masuknya pesaing baru, persaingan antar perusahaan sejenis dan kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen)
Matriks IFE
Matriks EFE
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Matriks IE dan SWOT
Analisis Metode QSPM
Rekomendasi Formulasi Strategi Pengembangan
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
Manajemen Pemasaran Keuangan Produksi Penelitian Pengembangan Sistem Informasi
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan dekorasi Janur Kuning.
Lokasi Janur kuning adalah di jalan Sulaiman No. 49A Rawa Belong Jakarta Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa Janur Kuning merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dekorasi yang cukup besar di daerah Rawa Belong, Jakarta Barat. Selain itu, saat ini perusahaan sedang menghadapi persaingan yang tinggi di bidang usaha dekorasi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2008. Topik yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu mengenai proses pelaksanaan kegiatan bisnis di Janur Kuning dan penilaian internal perusahaan serta memformulasikan strategi untuk menghadapi persaingan. Penilaian internal perusahaan penting untuk dilakukan karena untuk mengetahui sejauh mana kinerja perusahaan yang telah dijalankan.
4.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
yang digunakan bersumber dari data wawancara dan juga pengamatan langsung. Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan yaitu pemilik perusahaan 1 orang serta manajer yang berkaitan dengan proses kegiatan bisnis yaitu bagian pemasaran 2 orang dan keuangan 1 orang. Pencarian data primer pada pihak
perusahaan yaitu informasi mengenai proses pelaksanaan kegiatan bisnis yang telah dijalankan. Data sekunder dikumpulkan dari dalam dan luar perusahaan. Data yang diperoleh dari dalam perusahaan yaitu meliputi data yang relevan dengan kegiatan bisnis dekorasi. Data sekunder yang berasal dari luar perusahaan meliputi data bersumber dari instansi pemerintah maupun swasta, penelitian terdahulu, studi literatur di perpustakaan IPB yang mencakup skripsi, buku-buku dan majalah yang berkaitan dengan kegiatan usaha dekorasi.
4.3.
Metode Pengumpulan Data Data primer yang digunakan diperoleh dan dikumpulkan dengan
metode wawancara menggunakan kuesioner, serta dengan melakukan pengamatan langsung pada kegiatan bisnis perusahaan. Pencarian informasi pada perusahaan mengenai manajemen perusahaan dipilih orang yang paling mengetahui manajemen yaitu pemilik perusahaan. Informasi mengenai proses pelaksanaan kegiatan produksi dilakukan wawancara kepada karyawan perusahaan yang berjumlah tujuh orang yang terdiri dari bagian pemasaran, keuangan dan perangkai.
4.4.
Metode Pengolahan dan Analisis Data dan informasi yang diperoleh selanjutnya akan diolah untuk
dilakukan analisa. Analisis data ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan produksi dekorasi. Analisis data kuantitatif yaitu menggunakan perolehan data-data hasil
dari identifikasi faktor eksternal dan internal dengan menyebarkan kuesioner kepada pihak Janur Kuning dan menghitung pembobotan.
4.4.1
Matriks IFE dan EFE Matriks
IFE
digunakan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan didapat dari beberapa fungsional perusahaan, seperti aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi, dan produksi. Tahapan pembuatan matriks IFE antara lain: (1)
Pembuatan daftar aspek internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan;
(2)
Tentukan bobot yang berkisar dari 1 sampai 3 untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif terhadap keberhasilan perusahaan. Faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang paling tinggi. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan pada semua faktor harus sama dengan 1.0;
(3)
Tentukan peringkat berdasarkan efektifitas strategi perusahaan dari setiap faktor-faktor tersebut antara 1 sampai 4, dengan penilaian 1 = sangat lemah, 2 = lemah, 3 = kuat, dan 4 = sangat kuat;
(4)
kalikan nilai bobot dengan peringkat untuk mendapatkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel;
(5)
Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Gambar matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Matriks Evaluasi Faktor Internal Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Peringkat (1) (2) (3) Kekuatan 1. 2. 10. Kelemahan 1. 2. 10.
Nilai yang diperoleh (2) x (3)
Sumber: David, 2006
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri di mana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Faktor eksternal dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan (Umar, 2001). Tahapan pembuatan matriks EFE antara lain yaitu: (1)
Pembuatan daftar faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit eksternal
dengan
memasukan
faktor
peluang
dan
ancaman
yang
mempengaruhi perusahaan. (2)
Tentukan bobot yang berkisar 1 sampai 3 untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan
tingkat penting relatif terhadap keberhasilan perusahaan. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan pada semua faktor harus sama dengan 1.0. (3)
Tentukan peringkat berdasarkan efektifitas strategi perusahaan dari setiap faktor-faktor tersebut antara 1 sampai 4, dengan penilaian 1 = respon perusahaan kurang baik, 2 = respon perusahaan rata-rata, 3 = respon perusahaan di atas rata-rata, dan 4 = respon perusahaan sangat bagus.
(4)
Kalikan nilai bobot dengan peringkat untuk mendapatkan nilai tertimbang untuk masing-masing variabel.
(5)
Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor perolehan sebesar 4.0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespons dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya, sedangkan untuk skor 1.0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal. Kerangka matriks EFE disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Faktor-faktor Eksternal Kunci (1) Peluang 1. 2.
10. Ancaman 1. 2.
10.
Sumber: David, 2006
Bobot (2)
Peringkat (3)
Nilai yang diperoleh (2) x (3)
4.4.2 Matriks IE Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari suatu organisasi dalam sembilan sel. Perumusan strategi yang dilakukan oleh perusahaan dapat menggunakan matriks IFE dan EFE. Dilakukan pembobotan terhadap faktorfaktor internal dan eksternal perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam suatu industri. Matriks IFE meliputi faktor-faktor internal perusahaan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan yang merupakan petunjuk dasar untuk menentukan posisi perusahaan. Matriks IE didssarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang dibei bobot pada sumbu Y (David, 2002). Total skor untuk matriks IFE berkisar antara 1.0 (terendah) hingga 4.0 (tertinggi) dan skor rata-rata 2.5. total skor lebih tinggi dari 2.5 menunjukkan bahwa perusahaan dalam posisi yang cukup baik sedangkan bila total skor lebih rendah dari 2.5 menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan lemah. Total skor sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa suatu organisasi memberi respon yang sangat bagus terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada dalam industrinya. Total skor 1,0 menunjukkan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan kekuatan atau menghindari kelemahan internal. Matriks EFE meliputi faktor-faktor eksternal perusahaan sehingga dapat diketahui peluang dan ancaman perusahaan yang merupakan petunjuk dasar untuk menentukanposisi perusahaan. Total skor untuk matriks EFE berkisar antara 1.0 (terendah) hingga 4.0 (tertinggi) dan skor rata-rata 2.5. total skor lebih tinggi dari 2.5 menunjukkan bahwa perusahaan dalam posisi yang cukup baik sedangkan bila total skor lebih rendah dari 2.5 menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan
lemah. Total skor sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa suatu organisasi memberi respon yang sangat bagus terhadap peluangdan ancaman yang ada dalam industrinya. Total skor sama dengan menunjukkan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman eksternal. Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu total skor dari matriks IFE pada sumbu X dan total skor dari matriks EFE pada sumbu Y. Masing-masing strategi unit bisnis perusahaan harus membentuk matriks IFE dan matriks EFE. Pada sumbu X dari matriks IE, terdapat tiga skor yaitu 1,0 - 1,99 menyatakan bahwa posisi internal atau perusahaan dalam posisi lemah, skor 2,0 - 2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0 - 4,0 menunjukkan posisi internal kuat. Dengan cara yang sama pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks EFE, skor 1,0 – 1,99 adalah rendah, skor 2,0 – 2,99 adalah sedang, dan 3,0 – 4,0 adalah tinggi. Matriks IE dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan bina. Strategi yang sesuai yaitu strategi intensif dan integratif. Strategi
intensif
misalnya
penetrasi
pasar,
pengembangan
pasar,
dan
pengembangan produk. Strategi integratif terdiri dari integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal mungkin paling tetap untuk semua divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini. Ketiga, divisi yang umum masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi. Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio
bisnis yang diposisikan dalam atau di sekitar sel I dalam matriks IE. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4.
MATRIKS IE TOTAL NILAI EFE
4.00
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3.00
2.00
1.00 1.00
2.00
3.00
4.00
TOTAL NILAI IFE
Gambar 4. Matriks IE Sumber: David, 2002
4.4.3
Analisis SWOT Lingkungan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lingkungan internal
dan eksternal. Melakukan analisis lingkungan perusahaan perlu digolongkan ke dalam enam faktor yaitu faktor ekonomi, pemerintah, pesaing, pemasok, geografi, dan sosial. Setelah melakukan analisis internal dan eksternal, tahap berikutnya adalah mengembangkan alternatif strategi. Hal yang terpenting dalam perumusan strategi yang baik adalah bahwa strategi yang dibuat harus berpijak pada situasi yang riil dilingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Untuk melakukan hal tersebut dapat digunakan alat bantu berupa matriks SWOT. Analisis SWOT merupakan salah satu alat analisis kualitatif yang digunakan
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam melakukan suatu kegiatan dengan mengacu pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang terpenting dan membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti, 1997). Keempat strategi tersebut dijabarkan sebagai berikut: (1) Strategi S-O, strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan; (2) Strategi W-O, strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahankelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal; (3) Strategi S-T, melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan yang dimilikinya; (4) Strategi W-T, strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman; (5) Metode yang digunakan dalam penulisan kajian lingkungan bisnis adalah analisis SWOT untuk dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman suatu perusahaan; Skema matriks SWOT terdiri dari sembilan sel, yaitu empat sel faktor utama yang menentukan dan satu sel dibiarkan kosong. Empat sel strategi
dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci. Untuk lebih jelasnya contoh matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Matriks SWOT Faktor Internal Kekuatan
Kelemahan
( Strength )
( Weakness )
S
W
Faktor Eksternal
Peluang ( Opportunitys ) O
Ancaman ( Threat ) T
Strategi S-O Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan
Strategi W-O Strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal Strategi S-T Strategi W-T Strategi menggunakan Strategi meminimumkan kekuatan untuk kelemahan dan mengantisipasi ancaman mengantisipasi ancaman
Sumber : David, 2006
Langkah-langkah untuk menyusun matriks SWOT adalah sebagai berikut : (1)
Masukan peluang eksternal perusahaan;
(2)
Masukan ancaman eksternal perusahaan;
(3)
Masukan kekuatan internal perusahaan;
(4)
Masukan kelemahan internal perusahaan yang menentukan;
(5)
Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasil strategi SO dalam sel yang tepat;
(6)
Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat;
(7)
Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat;
(8)
Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat.
4.4.4
Quantitative Strategies Planning Matriks (QSPM) Tahap akhir dari formulasi strategi adalah tahap keputusan. Analisis yang
digunakan adalah analisis matriks QSPM atau matriks perencanaan strategis kuantitatif. QSPM adalah alat yang direkomendasikan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan critical succes factor eksternal dan internal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tujuan QSPM adalah untuk
menentukan
strategi
mana
yang
dianggap
paling
baik
untuk
diimplementasikan. Langkah-langkah pembuatan QSPM yaitu sebagai berikut: (1)
Pembuatan internal dan eksternal critical succes factor yang diperoleh dari matriks EFE dan IFE;
(2)
Isi kolom weight yang diperoleh dari EFE matriks dan IFE matriks;
(3)
Identifikasi strategi alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan;
(4)
Tetapkan attractiveness score (AS), yaitu nilai yang menunjukkan kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih ditetapkan dengan cara meneliti masing-masing external and internal key succes factor. Nilai AS harus berada pada masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari satu strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai AS adalah 1 = tidak menarik, 2 = kurang menarik, 3 = menarik, 4 = sangat menarik;
(5)
Hitunglah Total Actractiveness Score (TAS). TAS diperoleh dari perkalian weight dengan AS pada masing-masing baris. TAS menunjukkan relative actractiveness dari masing-masing alternatif strategi;
(6)
Hitung Sum Total Actractiveness score (STAS). Jumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa nilai TAS yang diperoleh, nilai tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi menjadi pilihan terakhir. Formulasi matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Matriks Perencanaan Kuantitatif (QSPM) Alternatif Strategi Faktor Utama Weight Strategi Strategi I II Faktor Eksternal (Lingkungan Jauh) 1. Ekonomi 2. Politik/Hukum 3. Sosial 4. Demografi 5. Teknologi 6. Persaingan (Lingkungan Industri) 1. Kekuatan tawar pemasok 2. Potensi produk substitusi 3. Persaingan perusahaan sejenis 4. Kekuatan tawar konsumen 5. Masuknya pesaing baru Faktor Internal: 1. Manajemen 2. Pemasaran 3. Keuangan 4. Produksi 5. Penelitian Pengembangan 6. Sistem Informasi Sumber: Umar, 2001
Strategi III
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1.
Sejarah Singkat Perusahaan Janur Kuning didirikan oleh Ferry Azhari pada tanggal 23 Agustus 2002.
Perusahaan ini bergerak di bidang pemasaran tanaman hias khususnya dekorasi dan penyewaan peralatan pendukung pesta. Pada awal pendiriannya Janur Kuning hanya mendekorasi pernikahan tradisional. Pada akhir tahun 2003 pendiri mulai mendiversifikasi usahanya dengan mendekorasi pernikahan tradisional modifikasi, internasional, sesuai tema yang diinginkan pelanggan, pesta ulang tahun, dan penyewaan peralatan pendukung pesta kepada florist dan dekorator. Selain itu, Janur Kuning mulai melakukan kerjasama dengan pihak katering, foto dan video shooting, rias pengantin,musik pendukung, souvenir pernikahan dan kartu undangan. Janur Kuning berlokasi di Jl. Sulaiman No.49 A Rawa Belong, Jakarta Barat. Pemasaran hanya dilakukan di kota Jakarta, akan tetapi pelanggan jasa dekorasi meliputi berbagai kota yaitu Pontianak, Makasar, dan sebagainya.
5.2
Visi dan Misi Perusahaan Visi Janur Kuning adalah menjadi leader di bidang wedding decoration
dan party equipment dengan mengedepankan mutu dan kualitas. Sedangkan misi perusahaan adalah: (1)
Senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas sumberdaya manusia, dan kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasan pelanggan;
(2)
Menghasilkan karya dekorasi dengan kreativitas tinggi yang menggunakan bahan baku berkualitas.
5.3
Struktur Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya Organization Theory,
organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batas yang relatif dapat ditentukan dan berfungsi secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam suatu organisasi dan segala aktivitasnya, terdapat hubungan diantara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan suatu organisasi semakin kompleks hubungan yang ada, untuk itu perlu dibuat suatu bagan yang menggambarkan tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan atau fungsi. Bagan yang dimaksud dinamakan struktur organisasi. Pengelolaan masih dilakukan secara sederhana, pimpinan bertindak sebagai pengambil keputusan dalam semua kegiatan dan sebagai sumber gagasan untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Dalam menjalankan kegiatan, perusahaan masih menganut sistem kekeluargaan. Pembagian banyak dilakukan secara bersama-sama. Janur Kuning memiliki struktur organisasi yang sederhana dimana Janur Kuning dipimpin oleh pemilik perusahaan dan kemudian membawahi bagian pemasaran, bagian keuangan dan tenaga kerja lainnya. Adapun struktur organisasi Janur Kuning dapat dilihat dalam bagan berikut:
Pemilik atau Pemimpin Perusahaan Bagian Keuangan
Bagian Pemasaran
Tenaga Kerja
Gambar 5. Struktur Organisasi Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat
Berdasarkan struktur organisasi diatas, maka dapat diuraikan pembagian kerja sebagai berikut: (a)
Pemilik Perusahaan Janur Kuning dipimpin oleh pemilik perusahaan. Tugas pemilik perusahaan
adalah menjalankan fungsi perencanaan, organisasi, mengatur, menggerakkan. Tugas pemilik perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Sebagai pemimpin perusahaan. 2. Menetapkan visi, misi, tujuan dan kebijakan perusahaan. 3. Menentukan dan mengontrol jalannya perusahaan. 4. Membuat keputusan yang bersifat strategis bagi perusahaan. (b)
Bagian Pemasaran Bagian pemasaran bertugas memasarkan produk dekorasi. Bagian ini
ditempati oleh dua orang tenaga kerja tetap dan memiliki tugas sebagai berikut: 1. Bertanggung jawab dalam kegiatan pemasaran perusahaan. 2. Memperluas dan membina hubungan dengan pelanggan serta mitra perusahaan.
3. Melakukan promosi produk dekorasi. 4. Melayani konsumen dan memberikan informasi yang dibutuhkan konsumen seperti harga paket dan sebagainya. (c)
Bagian Keuangan Bagian keuangan dipegang oleh satu orang tenaga kerja tetap dan memiliki
tugas sebagai berikut: 1. Mengelola keuangan perusahaan. 2. Mencatat pengeluaran dan pemasukan perusahaan. 3. Menangani tagihan konsumen (d)
Tenaga Kerja Tugas dari tenaga kerja adalah sebagai berikut: 1. Menangani dan merawat pelengkapan dan peralatan dekorasi. 2. Membuat produk antara lain krans letter, rangkaian bunga dalam vas, hand bouqet dan sebagainya. 3. Menangani dekorasi acara siraman, pernikahan, pesta dan sebagainya.
5.4
Fasilitas Usaha Sumberdaya
perusahaan
adalah
keseluruhan
aset
yang
dimiliki
perusahaan. Seluruh aset yang dimiliki perusahaan masih dalam kondisi baik sehingga dapat digunakan untuk memperancar kegiatan usaha. Bangunan toko ini digunakan sebagai kantor, tempat memasarkan produk, gudang peralatan, dan mess pegawai. Akan tetapi Janur Kuning memiliki dua gudang yang terpisah dengan lokasi usaha utama. Kendaraan digunakan untuk mengantar pesanan pelanggan serta untuk mengangkut berbagai peralatan dekorasi. Peralatan kantor digunakan untuk menunjang kegiatan pemasaran dan keuangan. Perlengkapan
dekorasi digunakan untuk membuat berbagai rangkaian dekorasi seperti pesta pernikahan, siraman, ulang tahun, dan sebagainya. Sedangkan peralatan dekorasi digunakan untuk menunjang berbagai kegiatan dekorasi. Daftar sumberdaya perusahaan dapat dilihat Tabel 11 berikut ini: Tabel 11. Daftar Aset Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat Tahun 2008 No Aset Jenis Jumlah Satuan Nilai (Rp) 1 2 3
4
5
Bangunan Kendaraan Peralatan kantor
Pick up 1. Komputer 2. Printer 3. Fax 4. Alat tulis 5. Kamera 6. Handycam Perlengkapan 1. Gebyok pelaminan dekorasi 2. Pergola 3. Standing flower 4. Standing lampu 5. Kursi pengantin 6. Karpet 7. Air mancur 8. Kain 9. Kursi 10. Cover kursi 11. Lampu kristal 12. Lampu betawi 13. Lampu bajak 14. Lampu tenda 15. Vas besar 16. Sepeda ontel 17. Lampion 18. Payung 19. Kotak uang 20. Sangkar burung 21. Lesung 22. Standing foto
Peralatan dekorasi
1. Kater 2. Gunting 3. Cat air 4. Cat emas 5. Ember plastik JUMLAH
Sumber: Janur Kuning, 2008
160 1 1 1 1 1 1 1 3 5 45 35 5 800 3 2000 250 250 3 3 18 16 24 8 175 20 10 20 2 10
meter unit Unit Unit Unit Set Unit Unit Set Set Unit Unit Set Meter Unit Meter Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
1.100.000.000,50.000.000,5.000.000,1.000.000,550.000,65.000,3.550.000,5.700.000,85.000.000,4.500.000,5.625.000,22.500.000,45.200.000,26.500.000,3.750.000,70.000.000,21.250.000,4.000.000,25.500.000,1.050.000,1.440.000,4.800.000,2.760.000,2.400.000,190.000.000,500.000,2.500.000,500.000,4.000.000,1.800.000,-
20 12 24 24 12
Buah Buah Kg Kg Buah
300.000,120.000,600.000,840.000,780.000,1.748.080.000,-
5.5.
Aktivitas Usaha Aktivitas usaha yang dibahas pada kajian ini meliputi pengadaan bahan
baku, produksi dan pemasaran. Deskripsi masing-masing kegiatan bisnis pada Janur Kuning akan diuraikan di bawah ini:
5.5.1
Pengadaan Bahan Baku Pengadaan bahan baku merupakan kegiatan yang penting karena menjadi
awal penentuan mutu produk yang akan dihasilkan. Kegiatan pengadaan bahan baku meliputi pembelian bahan baku dan sortasi. Pengadaan bahan baku didasarkan pada kebutuhan sesuai dengan pesanan. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan menumpuknya bahan baku di gudang karena sifat bunga yang cepat rusak. Selama ini bahan baku sangat mudah diperoleh sehingga perusahaan belum menemukan kendala dalam pengadaan bahan baku. Bunga yang dijadikan bahan baku merupakan bunga lokal dan bunga impor. Secara rinci jenis bunga dan harganya dapat dilihat pada Tabel 12. Janur Kuning memiliki standar kualitas dan harga dalam pengadaan bahan baku, yang telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan dengan pemasok. Sortasi sederhana terhadap bahan baku dilakukan untuk menghindari adanya bahan yang dibawah standar mutu.
Tabel 12. Jenis dan Harga Bunga yang Digunakan Sebagai Bahan Baku di Janur Kuning Pada Tahun 2008 No Nama Bunga Bunga Lokal 1 Krisan 2 Aster 3 Garbera 4 Puma 5 Peacock 6 Mawar 7 Melati untai 8 Cellucya 9 Hortensia 10 Gladiol 11 Balon 12 Amarantus Bunga Impor 1 Cymbidium 2 Brasica 3 Rose 4 Baby Braith 5 Lily Casablanca 6 Lily Red Sumatra 7 Tulip 8 Piony 9 Alium Sumber: Janur Kuning, 2008
Harga/ikat (Rp) 15.000 12.000 12.000 12.000 15.000 35.000 35.000 15.000 50.000 25.000 15.000 17.000 175.000 85.000 8500 15.000 35.000 45.000 15.000 55.000 45.000
5.5.2 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses transformasi produk menjadi produk lain yang memiliki nilai tambah (value added). Suatu produk yang dihasilkan dalam suatu kegiatan produksi dapat berupa barang atau jasa. Janur Kuning adalah perusahaan yang bergerak di bidang dekorasi. Sehingga produk yang diproduksi perusahaan berbentuk jasa. Jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang outputnya bukan konstruksi fisik yang secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama dan nilai tambah yang diberikan secara fisik bentuknya intanjible.
Pada Tabel 13. dapat dilihat alokasi waktu kegiatan dekorasi pernikahan. Kegiatan dengan alokasi paling lama yaitu pemesanan produk dekorasi oleh konsumen dilakukan dua bulan sebelum acara berlangsung. Rangkaian kegiatan aktivitas Janur Kuning dalam melayani pesanan konsumen diakhiri proses pembongkaran dan pembersihan setelah acara berlangsung. Tabel 13. Alokasi Waktu Jasa Dekorasi di Janur Kuning, Jakarta Tahun 2008 No Kegiatan Alokasi Waktu 1
Pemesanan produk dekorasi oleh konsumen
2 3
Pembayaran 30 persen oleh konsumen Pertemuan dengan para pengisi acara dan keluarga calon pengantin Pelunasan pembayaran jasa dekorasi Pemahatan styrofoam (jika menggunakan tema) Persiapan kebutuhan input Proses pembuatan jasa dekorasi Proses pembongkaran dan pembersihan setelah acara
4 5 6 7 8
2 bulan 2 bulan 1 minggu 1 minggu 1 minggu 1 hari 4 jam 2 jam
Proses pembuatan jasa tidak sama dengan proses pembuatan barang. Pada proses jasa dekorasi terjadi interaksi antara Janur Kuning dengan konsumen. Keterlibatan konsumen hampir di seluruh kegiatan proses pembuatan jasa. Proses jasa dekorasi dimulai saat pemesanan produk dekorasi oleh konsumen, umumnya untuk dekorasi pernikahan, konsumen akan memesan jasa dekorasi dua bulan sebelum acara dilangsungkan. Selain itu konsumen wajib menandatangani surat penawaran dan melakukan pembayaran uang muka sebesar 30 persen dari total biaya dekorasi. Penciptaan ide tema dekorasi dapat dibuat berdasarkan keinginan konsumen, adat istiadat, profesi calon pengantin, profesi orang tua calon pengantin, trend dekorasi, dan hobi calon pengantin sekurang-kurangnya satu bulan sebelum acara berlangsung. Setelah tema ditentukan maka Janur Kuning
membuat ide dekorasi dan perencanaan kebutuhan input. Kebutuhan input dibuat berdasarkan tema dekorasi, luas ruangan acara, jenis tanaman hias yang digunakan untuk rangakaian dan taman, peralatan dan perlengkapan dekorasi yang dibutuhkan.
Gambar 6. Proses Pemesanan Produk Jasa Dekorasi Pada Janur Kuning
Satu minggu sebelum acara dilangsungkan, bagian pemasaran Janur Kuning mengadakan pertemuan dengan calon pengantin beserta keluarga, panitia pelaksana, dan pihak katering guna membahas persiapan acara, prosesi upacara adat, posisi letak panggung, pelaminan, meja katering, dan sebagainya. Sedangkan tim dekorasi mengerjakan pemahatan styrofoam jika konsumen memesan tema minimalis atau tema lainnya. Pelunasan pembayaran dapat dilakukan satu minggu sebelum acara berlangsung atau selambat-lambatnya dua hari sebelum acara berlangsung.
Gambar 7. Proses Pemahatan Styrofoam Pada Janur Kuning
Satu hari sebelum acara dilangsungkan, Janur Kuning mempersiapkan seluruh input yang dibutuhkan. Seluruh input berupa bunga impor, bunga lokal, daun, ranting, oasis, styrofoam, dan kain di dapat dari pemasok utama, akan tetapi apabila ada kekurangan input, maka Janur Kuning dapat memesan kepada pemasok lain. Selain itu, Janur Kuning juga menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan. Proses pembuatan jasa dekorasi dimulai dengan pembuatan dekorasi pelaminan, taman, pergola jalan, pemasangan tenda dan pemasangan lampu. Kelima kegiatan ini dapat dilakukan secara bersama-sama. Rangkaian standing flower, ranting, rangkaian pintu masuk, pemasangan karpet dan pemasangan standing foto dapat dilakukan jika kelima kegiatan diatas sudah selesai dilakukan. Tahapan terakhir adalah pemasangan meja penerima tamu dan pemasangan kotak uang. Secara visual proses pembuatan dekorasi dapat dilhat pada Gambar 8.
Gambar 8. Proses Pembuatan Jasa Dekorasi oleh Janur Kuning pada Salah Satu Konsumen
Setelah acara selesai, kegiatan selanjutnya adalah pembongkaran dan pembersihan. Selain itu, manajemen Janur Kuning melakukan wawancara langsung kepada keluarga dan pengantin, wawancara ini dimaksudkan untuk menanyakan kepuasan konsumen dalam pelayanan jasa dekorasi dan selanjutnya dijadikan masukan guna memperbaiki kualitas pelayanan jasa dekorasi.
5.5.3. Pemasaran Pemasaran jasa Janur Kuning meliputi wilayah Jakarta. Pelayanan yang memuaskan telah membuat Janur Kuning dikenal sampai ke Kalimantan dan Sulawesi. Sementara Janur Kuning sendiri melakukan promosi melalui pemasangan iklan di majalah dan internet serta penyebaran brosur dan kartu nama pada setiap event yang diselenggarakan oleh Janur Kuning sendiri. Selain caracara promosi diatas, Janur Kuning juga melakukan promosi melalui kerjasama dengan pengelola gedung dan mitra pendukung acara pernikahan agar memberi rekomendasi. Media promosi berupa brosur dapat dilihat pada Lampiran 1.
Gambar 9. Contoh Penyebaran Brosur dan Kartu Nama Pada Saat Acara Pernikahan Berlangsung.
5.6.
Karakteristik Produk Produk yang dihasilkan oleh Janur Kuning adalah dekorasi spesialisasi
pernikahan, namun Janur Kuning juga dapat melakukan dekorasi untuk acara yang lainnya seperti ulang tahun, seminar dan sebagainya. Selain itu, Janur Kuning juga menyewakan perlengkapan pendukung pesta pernikahan seperti tenda, standing flower, lampu dan sebagainya. Contoh produk dekorasi dapat dilihat pada Lampiran 2. Janur Kuning memiliki berbagai paket jasa dekorasi. Perbedaan paket tersebut didasarkan pada harga, jenis input yang digunakan serta jumlah tamu undangan. Secara lengkap paket jasa dekorasi di Janur Kuning dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Paket Jasa Dekorasi yang Ditawarkan Janur Kuning Tahun 2008 1
Fasilitas yang Didapatkan Dekorasi Pelaminan
2
Katering
3
Tata Rias
4
Foto dan Video
5
Musik atau Organ Tunggal Harga
No
6
Paket 500 Undangan Pelaminan 1 set Taman depan pelaminan Pergola jalan 1 buah Standing flower 3 pasang Janur atau umbulumbul jalan 1 pasang
Paket 1000 Undangan - Pelaminan 1 set - Taman depan pelaminan - Pergola jalan 2 buah - Standing flower 4 pasang - Janur atau umbul-umbul jalan 1 pasang - Karpet jalan - Kotak uang - Standing foto - Buffet 400 porsi - Buffet 600 porsi - Buffet 800 porsi - Pondokan 600 - Pondokan 1000 - Pondokan 1200 porsi porsi porsi - Rias pengantin - Rias pengantin - Rias pengantin - Rias pendamping - Rias pendamping - Rias pendamping 2 pasang 2 pasang 2 pasang - Rias pagar ayu - Rias pagar ayu - Rias pagar ayu dan pagar bagus 6 dan pagar bagus 6 dan pagar bagus pasang pasang 6 pasang - Rias penerima - Rias penerima - Rias penerima tamu 4 0rang tamu 4 0rang tamu 4 0rang - Foto liputan - Foto liputan - Foto liputan - Album variasi 1 - Album variasi 1 - Album variasi 1 buah dan foto 20 buah dan foto 20 buah dan foto 20 lembar lembar lembar - Video transfer - Video transfer - Video transfer dvd dvd dvd - Foto kanvas - Foto kanvas ukuran 50 x 60 ukuran 50 x 60 Sesuai permintaan Sesuai permintaan Sesuai permintaan Rp 45.000.000,-
Sumber: Janur Kuning, 2008
Paket 800 Undangan Pelaminan 1 set Taman depan pelaminan Pergola jalan 1 buah Standing flower 3 pasang Janur atau umbulumbul jalan 1 pasang Karpet jalan
Rp 65.000.000,-
Rp 75.000.000,-
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1.
Sejarah Singkat Perusahaan Janur Kuning didirikan oleh Ferry Azhari pada tanggal 23 Agustus 2002.
Perusahaan ini bergerak di bidang pemasaran tanaman hias khususnya dekorasi dan penyewaan peralatan pendukung pesta. Pada awal pendiriannya Janur Kuning hanya mendekorasi pernikahan tradisional. Pada akhir tahun 2003 pendiri mulai mendiversifikasi usahanya dengan mendekorasi pernikahan tradisional modifikasi, internasional, sesuai tema yang diinginkan pelanggan, pesta ulang tahun, dan penyewaan peralatan pendukung pesta kepada florist dan dekorator. Selain itu, Janur Kuning mulai melakukan kerjasama dengan pihak katering, foto dan video shooting, rias pengantin,musik pendukung, souvenir pernikahan dan kartu undangan. Janur Kuning berlokasi di Jl. Sulaiman No.49 A Rawa Belong, Jakarta Barat. Pemasaran hanya dilakukan di kota Jakarta, akan tetapi pelanggan jasa dekorasi meliputi berbagai kota yaitu Pontianak, Makasar, dan sebagainya.
5.2
Visi dan Misi Perusahaan Visi Janur Kuning adalah menjadi leader di bidang wedding decoration
dan party equipment dengan mengedepankan mutu dan kualitas. Sedangkan misi perusahaan adalah: (3)
Senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas sumberdaya manusia, dan kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasan pelanggan;
(4)
Menghasilkan karya dekorasi dengan kreativitas tinggi yang menggunakan bahan baku berkualitas.
5.3
Struktur Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya Organization Theory,
organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batas yang relatif dapat ditentukan dan berfungsi secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam suatu organisasi dan segala aktivitasnya, terdapat hubungan diantara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan suatu organisasi semakin kompleks hubungan yang ada, untuk itu perlu dibuat suatu bagan yang menggambarkan tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan atau fungsi. Bagan yang dimaksud dinamakan struktur organisasi. Pengelolaan masih dilakukan secara sederhana, pimpinan bertindak sebagai pengambil keputusan dalam semua kegiatan dan sebagai sumber gagasan untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Dalam menjalankan kegiatan, perusahaan masih menganut sistem kekeluargaan. Pembagian banyak dilakukan secara bersama-sama. Janur Kuning memiliki struktur organisasi yang sederhana dimana Janur Kuning dipimpin oleh pemilik perusahaan dan kemudian membawahi bagian pemasaran, bagian keuangan dan tenaga kerja lainnya. Adapun struktur organisasi Janur Kuning dapat dilihat dalam bagan berikut:
Pemilik atau Pemimpin Perusahaan Bagian Keuangan
Bagian Pemasaran
Tenaga Kerja
Gambar 5. Struktur Organisasi Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat
Berdasarkan struktur organisasi diatas, maka dapat diuraikan pembagian kerja sebagai berikut: (e)
Pemilik Perusahaan Janur Kuning dipimpin oleh pemilik perusahaan. Tugas pemilik perusahaan
adalah menjalankan fungsi perencanaan, organisasi, mengatur, menggerakkan. Tugas pemilik perusahaan adalah sebagai berikut: 5. Sebagai pemimpin perusahaan. 6. Menetapkan visi, misi, tujuan dan kebijakan perusahaan. 7. Menentukan dan mengontrol jalannya perusahaan. 8. Membuat keputusan yang bersifat strategis bagi perusahaan. (f)
Bagian Pemasaran Bagian pemasaran bertugas memasarkan produk dekorasi. Bagian ini
ditempati oleh dua orang tenaga kerja tetap dan memiliki tugas sebagai berikut: 5. Bertanggung jawab dalam kegiatan pemasaran perusahaan. 6. Memperluas dan membina hubungan dengan pelanggan serta mitra perusahaan.
7. Melakukan promosi produk dekorasi. 8. Melayani konsumen dan memberikan informasi yang dibutuhkan konsumen seperti harga paket dan sebagainya. (g)
Bagian Keuangan Bagian keuangan dipegang oleh satu orang tenaga kerja tetap dan memiliki
tugas sebagai berikut: 4. Mengelola keuangan perusahaan. 5. Mencatat pengeluaran dan pemasukan perusahaan. 6. Menangani tagihan konsumen (h)
Tenaga Kerja Tugas dari tenaga kerja adalah sebagai berikut: 4. Menangani dan merawat pelengkapan dan peralatan dekorasi. 5. Membuat produk antara lain krans letter, rangkaian bunga dalam vas, hand bouqet dan sebagainya. 6. Menangani dekorasi acara siraman, pernikahan, pesta dan sebagainya.
5.4
Fasilitas Usaha Sumberdaya
perusahaan
adalah
keseluruhan
aset
yang
dimiliki
perusahaan. Seluruh aset yang dimiliki perusahaan masih dalam kondisi baik sehingga dapat digunakan untuk memperancar kegiatan usaha. Bangunan toko ini digunakan sebagai kantor, tempat memasarkan produk, gudang peralatan, dan mess pegawai. Akan tetapi Janur Kuning memiliki dua gudang yang terpisah dengan lokasi usaha utama. Kendaraan digunakan untuk mengantar pesanan pelanggan serta untuk mengangkut berbagai peralatan dekorasi. Peralatan kantor digunakan untuk menunjang kegiatan pemasaran dan keuangan. Perlengkapan
dekorasi digunakan untuk membuat berbagai rangkaian dekorasi seperti pesta pernikahan, siraman, ulang tahun, dan sebagainya. Sedangkan peralatan dekorasi digunakan untuk menunjang berbagai kegiatan dekorasi. Daftar sumberdaya perusahaan dapat dilihat Tabel 11 berikut ini: Tabel 11. Daftar Aset Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat Tahun 2008 No Aset Jenis Jumlah Satuan Nilai (Rp) 1 2 3
4
5
Bangunan Kendaraan Peralatan kantor
Pick up 7. Komputer 8. Printer 9. Fax 10. Alat tulis 11. Kamera 12. Handycam Perlengkapan 1. Gebyok pelaminan dekorasi 2. Pergola 3. Standing flower 4. Standing lampu 5. Kursi pengantin 6. Karpet 7. Air mancur 8. Kain 9. Kursi 10. Cover kursi 11. Lampu kristal 12. Lampu betawi 13. Lampu bajak 14. Lampu tenda 15. Vas besar 16. Sepeda ontel 17. Lampion 18. Payung 19. Kotak uang 20. Sangkar burung 21. Lesung 22. Standing foto
Peralatan dekorasi
6. Kater 7. Gunting 8. Cat air 9. Cat emas 10. Ember plastik JUMLAH
Sumber: Janur Kuning, 2008
160 1 1 1 1 1 1 1 3 5 45 35 5 800 3 2000 250 250 3 3 18 16 24 8 175 20 10 20 2 10
meter unit Unit Unit Unit Set Unit Unit Set Set Unit Unit Set Meter Unit Meter Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
1.100.000.000,50.000.000,5.000.000,1.000.000,550.000,65.000,3.550.000,5.700.000,85.000.000,4.500.000,5.625.000,22.500.000,45.200.000,26.500.000,3.750.000,70.000.000,21.250.000,4.000.000,25.500.000,1.050.000,1.440.000,4.800.000,2.760.000,2.400.000,190.000.000,500.000,2.500.000,500.000,4.000.000,1.800.000,-
20 12 24 24 12
Buah Buah Kg Kg Buah
300.000,120.000,600.000,840.000,780.000,1.748.080.000,-
5.5.
Aktivitas Usaha Aktivitas usaha yang dibahas pada kajian ini meliputi pengadaan bahan
baku, produksi dan pemasaran. Deskripsi masing-masing kegiatan bisnis pada Janur Kuning akan diuraikan di bawah ini:
5.5.1
Pengadaan Bahan Baku Pengadaan bahan baku merupakan kegiatan yang penting karena menjadi
awal penentuan mutu produk yang akan dihasilkan. Kegiatan pengadaan bahan baku meliputi pembelian bahan baku dan sortasi. Pengadaan bahan baku didasarkan pada kebutuhan sesuai dengan pesanan. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan menumpuknya bahan baku di gudang karena sifat bunga yang cepat rusak. Selama ini bahan baku sangat mudah diperoleh sehingga perusahaan belum menemukan kendala dalam pengadaan bahan baku. Bunga yang dijadikan bahan baku merupakan bunga lokal dan bunga impor. Secara rinci jenis bunga dan harganya dapat dilihat pada Tabel 12. Janur Kuning memiliki standar kualitas dan harga dalam pengadaan bahan baku, yang telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan dengan pemasok. Sortasi sederhana terhadap bahan baku dilakukan untuk menghindari adanya bahan yang dibawah standar mutu.
Tabel 12. Jenis dan Harga Bunga yang Digunakan Sebagai Bahan Baku di Janur Kuning Pada Tahun 2008 No Nama Bunga Bunga Lokal 1 Krisan 2 Aster 3 Garbera 4 Puma 5 Peacock 6 Mawar 7 Melati untai 8 Cellucya 9 Hortensia 10 Gladiol 11 Balon 12 Amarantus Bunga Impor 1 Cymbidium 2 Brasica 3 Rose 4 Baby Braith 5 Lily Casablanca 6 Lily Red Sumatra 7 Tulip 8 Piony 9 Alium Sumber: Janur Kuning, 2008
Harga/ikat (Rp) 15.000 12.000 12.000 12.000 15.000 35.000 35.000 15.000 50.000 25.000 15.000 17.000 175.000 85.000 8500 15.000 35.000 45.000 15.000 55.000 45.000
5.5.2 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses transformasi produk menjadi produk lain yang memiliki nilai tambah (value added). Suatu produk yang dihasilkan dalam suatu kegiatan produksi dapat berupa barang atau jasa. Janur Kuning adalah perusahaan yang bergerak di bidang dekorasi. Sehingga produk yang diproduksi perusahaan berbentuk jasa. Jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang outputnya bukan konstruksi fisik yang secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama dan nilai tambah yang diberikan secara fisik bentuknya intanjible.
Pada Tabel 13. dapat dilihat alokasi waktu kegiatan dekorasi pernikahan. Kegiatan dengan alokasi paling lama yaitu pemesanan produk dekorasi oleh konsumen dilakukan dua bulan sebelum acara berlangsung. Rangkaian kegiatan aktivitas Janur Kuning dalam melayani pesanan konsumen diakhiri proses pembongkaran dan pembersihan setelah acara berlangsung. Tabel 13. Alokasi Waktu Jasa Dekorasi di Janur Kuning, Jakarta Tahun 2008 No Kegiatan Alokasi Waktu 1
Pemesanan produk dekorasi oleh konsumen
2 3
Pembayaran 30 persen oleh konsumen Pertemuan dengan para pengisi acara dan keluarga calon pengantin Pelunasan pembayaran jasa dekorasi Pemahatan styrofoam (jika menggunakan tema) Persiapan kebutuhan input Proses pembuatan jasa dekorasi Proses pembongkaran dan pembersihan setelah acara
4 5 6 7 8
2 bulan 2 bulan 1 minggu 1 minggu 1 minggu 1 hari 4 jam 2 jam
Proses pembuatan jasa tidak sama dengan proses pembuatan barang. Pada proses jasa dekorasi terjadi interaksi antara Janur Kuning dengan konsumen. Keterlibatan konsumen hampir di seluruh kegiatan proses pembuatan jasa. Proses jasa dekorasi dimulai saat pemesanan produk dekorasi oleh konsumen, umumnya untuk dekorasi pernikahan, konsumen akan memesan jasa dekorasi dua bulan sebelum acara dilangsungkan. Selain itu konsumen wajib menandatangani surat penawaran dan melakukan pembayaran uang muka sebesar 30 persen dari total biaya dekorasi. Penciptaan ide tema dekorasi dapat dibuat berdasarkan keinginan konsumen, adat istiadat, profesi calon pengantin, profesi orang tua calon pengantin, trend dekorasi, dan hobi calon pengantin sekurang-kurangnya satu bulan sebelum acara berlangsung. Setelah tema ditentukan maka Janur Kuning
membuat ide dekorasi dan perencanaan kebutuhan input. Kebutuhan input dibuat berdasarkan tema dekorasi, luas ruangan acara, jenis tanaman hias yang digunakan untuk rangakaian dan taman, peralatan dan perlengkapan dekorasi yang dibutuhkan.
Gambar 6. Proses Pemesanan Produk Jasa Dekorasi Pada Janur Kuning
Satu minggu sebelum acara dilangsungkan, bagian pemasaran Janur Kuning mengadakan pertemuan dengan calon pengantin beserta keluarga, panitia pelaksana, dan pihak katering guna membahas persiapan acara, prosesi upacara adat, posisi letak panggung, pelaminan, meja katering, dan sebagainya. Sedangkan tim dekorasi mengerjakan pemahatan styrofoam jika konsumen memesan tema minimalis atau tema lainnya. Pelunasan pembayaran dapat dilakukan satu minggu sebelum acara berlangsung atau selambat-lambatnya dua hari sebelum acara berlangsung.
Gambar 7. Proses Pemahatan Styrofoam Pada Janur Kuning
Satu hari sebelum acara dilangsungkan, Janur Kuning mempersiapkan seluruh input yang dibutuhkan. Seluruh input berupa bunga impor, bunga lokal, daun, ranting, oasis, styrofoam, dan kain di dapat dari pemasok utama, akan tetapi apabila ada kekurangan input, maka Janur Kuning dapat memesan kepada pemasok lain. Selain itu, Janur Kuning juga menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan. Proses pembuatan jasa dekorasi dimulai dengan pembuatan dekorasi pelaminan, taman, pergola jalan, pemasangan tenda dan pemasangan lampu. Kelima kegiatan ini dapat dilakukan secara bersama-sama. Rangkaian standing flower, ranting, rangkaian pintu masuk, pemasangan karpet dan pemasangan standing foto dapat dilakukan jika kelima kegiatan diatas sudah selesai dilakukan. Tahapan terakhir adalah pemasangan meja penerima tamu dan pemasangan kotak uang. Secara visual proses pembuatan dekorasi dapat dilhat pada Gambar 8.
Gambar 8. Proses Pembuatan Jasa Dekorasi oleh Janur Kuning pada Salah Satu Konsumen
Setelah acara selesai, kegiatan selanjutnya adalah pembongkaran dan pembersihan. Selain itu, manajemen Janur Kuning melakukan wawancara langsung kepada keluarga dan pengantin, wawancara ini dimaksudkan untuk menanyakan kepuasan konsumen dalam pelayanan jasa dekorasi dan selanjutnya dijadikan masukan guna memperbaiki kualitas pelayanan jasa dekorasi.
5.5.3. Pemasaran Pemasaran jasa Janur Kuning meliputi wilayah Jakarta. Pelayanan yang memuaskan telah membuat Janur Kuning dikenal sampai ke Kalimantan dan Sulawesi. Sementara Janur Kuning sendiri melakukan promosi melalui pemasangan iklan di majalah dan internet serta penyebaran brosur dan kartu nama pada setiap event yang diselenggarakan oleh Janur Kuning sendiri. Selain caracara promosi diatas, Janur Kuning juga melakukan promosi melalui kerjasama dengan pengelola gedung dan mitra pendukung acara pernikahan agar memberi rekomendasi. Media promosi berupa brosur dapat dilihat pada Lampiran 1.
Gambar 9. Contoh Penyebaran Brosur dan Kartu Nama Pada Saat Acara Pernikahan Berlangsung.
5.6.
Karakteristik Produk Produk yang dihasilkan oleh Janur Kuning adalah dekorasi spesialisasi
pernikahan, namun Janur Kuning juga dapat melakukan dekorasi untuk acara yang lainnya seperti ulang tahun, seminar dan sebagainya. Selain itu, Janur Kuning juga menyewakan perlengkapan pendukung pesta pernikahan seperti tenda, standing flower, lampu dan sebagainya. Contoh produk dekorasi dapat dilihat pada Lampiran 2. Janur Kuning memiliki berbagai paket jasa dekorasi. Perbedaan paket tersebut didasarkan pada harga, jenis input yang digunakan serta jumlah tamu undangan. Secara lengkap paket jasa dekorasi di Janur Kuning dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Paket Jasa Dekorasi yang Ditawarkan Janur Kuning Tahun 2008 1
Fasilitas yang Didapatkan Dekorasi Pelaminan
2
Katering
3
Tata Rias
4
Foto dan Video
5
Musik atau Organ Tunggal Harga
No
6
Paket 500 Undangan Pelaminan 1 set Taman depan pelaminan Pergola jalan 1 buah Standing flower 3 pasang Janur atau umbulumbul jalan 1 pasang
Paket 1000 Undangan - Pelaminan 1 set - Taman depan pelaminan - Pergola jalan 2 buah - Standing flower 4 pasang - Janur atau umbul-umbul jalan 1 pasang - Karpet jalan - Kotak uang - Standing foto - Buffet 400 porsi - Buffet 600 porsi - Buffet 800 porsi - Pondokan 600 - Pondokan 1000 - Pondokan 1200 porsi porsi porsi - Rias pengantin - Rias pengantin - Rias pengantin - Rias pendamping - Rias pendamping - Rias pendamping 2 pasang 2 pasang 2 pasang - Rias pagar ayu - Rias pagar ayu - Rias pagar ayu dan pagar bagus 6 dan pagar bagus 6 dan pagar bagus pasang pasang 6 pasang - Rias penerima - Rias penerima - Rias penerima tamu 4 0rang tamu 4 0rang tamu 4 0rang - Foto liputan - Foto liputan - Foto liputan - Album variasi 1 - Album variasi 1 - Album variasi 1 buah dan foto 20 buah dan foto 20 buah dan foto 20 lembar lembar lembar - Video transfer - Video transfer - Video transfer dvd dvd dvd - Foto kanvas - Foto kanvas ukuran 50 x 60 ukuran 50 x 60 Sesuai permintaan Sesuai permintaan Sesuai permintaan Rp 45.000.000,-
Sumber: Janur Kuning, 2008
Paket 800 Undangan Pelaminan 1 set Taman depan pelaminan Pergola jalan 1 buah Standing flower 3 pasang Janur atau umbulumbul jalan 1 pasang Karpet jalan
Rp 65.000.000,-
Rp 75.000.000,-
BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PERUSAHAAN
6.1.
Analisis Lingkungan Eksternal Makro Identifikasi faktor-faktor eksternal, meliputi faktor politik, ekonomi,
sosial, dan teknologi (PEST) serta faktor lingkungan industri yang merupakan analis model lima kekuatan persaingan porter. Secara umum identifikasi faktor eksternal yang memiliki ruang lingkup luas dan pada dasarnya berada di luar wilayah operasi perusahaan.
6.1.1
Politik dan Kebijakan Pemerintah Pemerintah mempunyai peranan penting dalam mengendalikan laju roda
perekonomian. Peran ini diimplementasikan dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang mengikat semua pihak. Salah satu kebijakan terbaru mengenai pengaturan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah kenaikan harga yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No. 16 Tahun 2008 Tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Tanah (Kerosin), Bensin Premium dan Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan, Transportasi dan Pelayanan Umum. Kenaikan harga BBM merupakan suatu ancaman bagi perusahaan. Kenaikan ini menyebabkan biaya operasional menjadi tinggi yang pada akhirnya berdampak kepada penurunan laba. Kenaikan harga BBM juga mengakibatkan banyaknya penolakan dalam bentuk demonstrasi yang menjurus perbuatan anarkis. Kondisi ini menyebabkan adanya kekhawatiran bagi kalangan dunia usaha karena kurangnya keamanan dalam menjalankan usahanya.
Keberpihakan pemerintah yang rendah ditandai dengan belum adanya regulasi yang mengatur usaha jasa dekorasi menjadikan pelaku berjalan sendiri tanpa adanya aturan yang mengikat. Hal ini mengakibatkan adanya ketidakpastian dalam menjalankan usaha. Ketersediaan bahan baku dan permintaan pasar yang menjadi faktor penting dalam usaha jasa dekorasi diserahkan kepada mekanisme pasar. Dengan demikian menjadi sangat sulit untuk memperkirakan kedua faktor tersebut.
6.1.2 Ekonomi Kondisi perekonomian akan berpengaruh kepada perusahaan untuk saat ini dan masa yang akan datang. Selain itu, ekonomi akan sangat mempengaruhi strategi yang diterapkan perusahaan. Indonesia saat ini sedang dalam tahap perbaikan perekonomian (recovery) akibat krisis moneter di tahun 1998. Membaiknya situasi ekonomi memberikan peluang kepada perusahaan karena kesejahteraan masyarakat membaik dengan meningkatnya tingkat daya beli. Kondisi ini menyebabkan peningkatan permintaan terhadap tanaman hias dan produk dekorasi. Permintaan produk dekorasi Janur Kuning dapat dilihat pada Lampiran 3.
6.1.3
Sosial Budaya dan Lingkungan Pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup besar disertai dengan tingkat
pendidikan yang semakin tinggi, akan menyebabkan perubahan pada perilaku gaya hidup masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk juga memberikan peluang yang besar kepada perusahaan. Dari tahun ke tahun penduduk Indonesia semakin meningkat. Hal ini menyebabkan semakin banyak orang yang membutuhkan
pekerjaan dan meningkatnya konsumsi. Sehingga perusahaan dapat lebih mudah dalam memperoleh tenaga kerja. Selain itu peningkatan penduduk berdampak pada meningkatnya permintaan akan produk dekorasi. Perkembangan gaya hidup masyarakat di kota besar juga memberikan peluang bagi perusahaan. Kini masyarakat terutama di kota besar menganggap tanaman hias terutama bunga tidak hanya sebagai hiasan belaka, tetapi juga sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan. Barbagai bentuk ucapan dapat diwakilkan denga bunga seperti ucapan duka cita, selamat dan sukses, dan ungkapan pribadi lainnya. Generasi muda saat ini juga mulai mengenal budaya merayakan hari kasih sayang dimana mereka saling bertukar bunga kepada orang yang disayangi. Hal ini menyebabkan permintaan terhadap tanaman hias semakin meningkat. Perkembangan gaya hidup masyarakat di kota besar saat ini cenderung lebih menyukai penyelenggaraan pesta dan acara pernikahan. Acara pesta dan pernikahan tersebut cenderung menggunakan jasa dekorasi atau wedding organizer. Kecenderungan tersebut disebabkan masyarakat lebih menginginkan kepraktisan dalam penyelenggaraan pesta. Pernikahan merupakan acara penting dan sekali dalam seumur hidup sehingga acara tersebut diharapkan dapat berkesan. Masyarakat cenderung menggunakan jasa wedding organizer karena menginginkan acara berjalan sesuai harapan. Keanekaragaman suku dalam masyarakat merupakan peluang yang terbuka, mengingat banyaknya budaya yang melekat dalam suku-suku tersebut. Keragaman budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan desaindesain dekorasi baru. Seperti dalam hal pernikahan, setiap suku akan memiliki
perbedaan dalam tata cara pelaksanaannya. Demikian halnya dengan bunga yang dipakai, sangat bervariasi dan sesuai dengan selera.
6.1.4
Teknologi Kemajuan teknologi informasi memiliki dampak terhadap perusahaan,
bagi Janur Kuning, teknologi yang dominan memberikan dampak positif adalah internet. Janur Kuning telah menggunakan internet sebagai media untuk melakukan promosi. Hal lain yang diperoleh dari penggunaan internet adalah mudahnya mengakses informasi mengenai trend dekorasi dari berbagai negara. Janur Kuning memodifikasi trend dekorasi dengan penyesuaian budaya-budaya lokal, namun demikian, kemajuan teknologi ini dapat menjadi ancaman. Mengingat pesaing dapat melakukan hal yang serupa dalam mengetahui akses selera pasar. Teknologi lain yang dipergunakan Janur Kuning dalam kegiatan bisnisnya adalah komputer, mesin fax, lampu gantung klasik, pergola jalan, gebyok, standing flower, standing lamp. Teknologi peralatan dekorasi tersebut sangat mendukung bagi kegiatan dekorasi Janur Kuning.
6.2.
Analisis Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri dilakukan dengan melakukan analisis strategi
lima kekuatan persaingan dari Porter, yaitu persaingan antar anggota industri, ancaman masuknya pendatang baru, posisi tawar pemasok, posisi tawar pembeli, dan ancaman produk stubtitusi. Secara rinci analisis lingkungan industri dibahas sebagai berikut.
6.2.1
Persaingan Usaha Jasa Dekorasi Usaha jasa dekorasi yang berada di Jakarta diramaikan dengan adanya
pelaku-pelaku bisnis yang bergerak dibidang usaha ini. Janur Kuning sebagai salah satu pelaku usaha harus bersaing dengan beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama seperti Suryanto Decoration, Agung Decoration, Meriah, Des Iskandar, Ebimoekti, Dewa Decoration, dan Rumah Kampung. Persaingan ini mengharuskan Janur Kuning untuk selalu berinovasi agar memiliki kelebihan dibandingkan dengan para pesaing lainnya. Produk yang dihasilkan memiliki persamaan, hanya sedikit sekali faktor pembedanya, sehingga anggota industri mengutamakan persaingan harga, pelayanan, jenis bunga dan bahan baku yang digunakan, sistem pembayaran, kualitas hasil, dan model atau tema yang ditawarkan untuk menarik pelanggan. Selain itu, Janur Kuning dan pesaing lainnya menggunakan media promosi untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat.
6.2.2
Ancaman Masuk Pendatang Baru Mengacu pada teori Porter (1987) terdapat enam faktor yang menjadi
penghambat bagi masuknya perusahaan pendatang baru kedalam industri, yaitu: skala industri, permodalan, regulasi pemerintah, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi serta diferensiasi produk. Hambatan masuk bagi pendatang baru dalam usaha jasa dekorasi bila dilihat dari skala industri dan ekonomi relatif rendah, karena memulai usaha ini tidak diperlukan skala ekonomi yang besar dan permodalan yang tidak terlalu besar. Secara legal formal, masalah regulasi pemerintah tidak berpengaruh kepada pendatang baru yang ingin memasuki bisnis ini karena pemerintah tidak
membatasi atau menghambat kepada pendatang baru dengan peraturan-peraturan tertentu. Bagi pendatang baru, legalitas yang diperlukan hanya ijin mendirikan usaha. Hambatan masuk juga dapat bersumber dari kreativitas dan pengalaman melakukan usaha dekorasi. Kreativitas dalam membuat desain dekorasi yang menarik hingga menata layout ruang tentu tidak dimiliki oleh setiap orang. Pengalaman juga dapat menjadi penghambat bagi pendatang baru dalam bisnis dekorasi tersebut. Pengalaman tersebut tidak dapat diperoleh dalam waktu singkat, sehingga pendatang baru harus mampu bersaing dengan pemain lama yang sudah berpengalaman. Biaya beralih pemasok bagi pendatang baru relatif besar mengingat permintaan bunga dan bahan baku yang masih besar dari perusahaan yang ada. Hal ini disebabkan banyak bunga dan bahan baku yang diimpor sehingga memerlukan pemasok yang benar-benar mampu menjaga kesinambungan bahan baku sesuai dengan pesanan dari konsumen. Usaha jasa dekorasi tidak memerlukan saluran distribusi untuk menyampaikan produk ke konsumen. Pelaku usaha hanya menggunakan media untuk promosi. Untuk itu akses terhadap saluran distribusi tidak menjadi penghambat bagi pendatang baru. Sementara itu untuk diferensiasi produk tidak banyak berpengaruh mengingat cakupan usaha hanya pada dekorasi pernikahan, dekorasi pesta ulang tahun, seminar dan acara-acara peresmian. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah inovasi produk dengan mengadopsi model-model yang sesuai dengan trend dan memodifikasi dengan kebudayaan Indonesia.
6.2.3
Posisi Tawar Pemasok Pemasok memiliki peran yang signifikan bagi perusahaan sebagai mitra
kerja usahanya. Banyak perusahaan yang tidak menguasai sumber-sumber suplai bunga dan bahan baku sebagai input usaha jasa dekorasi. Oleh karenanya terdapat ketergantungan antara satu perusahaan yang menghasilkan satu produk tertentu dengan para pemasoknya. Pemasok berada pada posisi tawar menawar yang kuat dalam arti dapat mengatur jumlah pasokan serta menaikkan atau menurunkan harga yang dipesan perusahaan pelanggan. Kekuatan tawar menawar pemasok dipengaruhi sejumlah kondisi. Kekuatan tawar menawar pemasok menjadi besar apabila jumlah pemasok terbatas, tidak tersedianya bahan baku pengganti, peran produk yang dipasok bagi perusahaan serta besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk beralih ke perusahaan lainnya. Pemasok pada Janur Kuning terbagi menjadi dua yaitu pemasok tetap dan pemasok tidak tetap. Pemasok tetap untuk bunga impor adalah Sukarno Florist, bunga lokal adalah Sweet Unique Florist, daun-daunan adalah Aulia Jaya, oasis adalah Awing Jaya, styrofoam adalah Sentosa dan kain adalah Azis Mulia. Sedangkan pemasok tidak tetap untuk bunga impor adalah Chepi Florist, bunga lokal adalah Toko Bunga Fajar, daun-daunan adalah Ayi Florist. Kesinambungan bunga dan bahan baku sangat penting terutama bunga impor. Selama ini belum ada masalah pasokan bunga dan bahan baku bagi Janur Kuning karena perjanjian kerjasama yang jelas serta kepercayaan mitra terhadap Janur Kuning. Kepercayaan yang tinggi terhadap Janur Kuning dapat dilihat dari
pembayaran atas pemakaian bunga atau bahan baku yang bisa dibayar sebelum acara pernikahan atau pada saat bahan baku dikirim.
6.2.4
Posisi Tawar Pelanggan Pelanggan baru mempengaruhi usaha jasa dekorasi melalui kemampuan
mereka untuk menekan harga, permintaan terhadap kualitas atau pelayanan yang lebih baik dan memainkan peran untuk melawan satu pesaing dengan lainnya. Jumlah pelaku usaha yang semakin banyak memberikan kemudahan bagi pelanggan baru untuk menentukan pilihannya sehingga kekuatan pelanggan cukup besar dalam mempengaruhi usaha jasa dekorasi.
6.2.5
Ancaman Produk Substitusi Perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk subtitusi dalam
industri yang sama. Produk substitusi dapat menciptakan batas harga tertinggi terhadap suatu produk sebelum konsumen beralih ke produk substitusi. Cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat produk-produk tersebut serta rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar (David, 2006). Untuk usaha jasa dekorasi tidak memiliki produk substitusi, dengan demikian persaingan dalam bidang ini menjadi berkurang. Acara pesta pernikahan atau acara pesta lainnya umumnya menggunakan jasa dekorasi walaupun hanya dengan desain yang sederhana. Oleh karena itu jasa dekorasi tidak dapat digantikan sehingga Janur Kuning tetap dibutuhkan sebagai perusahaan penyedia jasa dekorasi. Adapun penggunaan bunga-bunga sintetik hanya berpengaruh terhadap pemasok bunga dan bahan baku lainnya.
6.3.
Analisis Lingkungan Perusahaan Identifikasi faktor-faktor internal perusahaan meliputi: (1) Manajemen, (2)
Pemasaran, (3) Keuangan, (4) Sumberdaya Manusia, (5) Produksi dan (6) Penelitian dan Pengembangan.
6.3.1
Analisis Manajemen Setiap perusahaan baik perusahaan besar atau kecil selalu berlandaskan
atas kerjasama antar karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Jumlah karyawan yang relatif sedikit dan intensitas pertemuan yang rutin berdampak pada tingginya kualitas dan kuantitas hubungan antar karyawan. Hubungan personal antar karyawan terjalin sangat erat melalui interaksi pelaksanaan pekerjaan, memecahkan permasalahan, dan sebagainya. Pelaksanaan tugas sehari-hari masih bersifat kekeluargaan sehingga dapat dilakukan secara bersama-sama. Sistem pengambilan keputusan pada Janur Kuning masih bersifat terpusat yang dilakukan oleh pemilik sekaligus pemimpin perusahaan, tetapi dalam pengambilan keputusan pemilik perusahaan berusaha untuk mengadakan rapat atau diskusi terlebih dahulu dengan seluruh tenaga kerja. Pemilik perusahaan memiliki kemampuan manajerial yang kompeten, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Permintaan konsumen disesuaikan dengan kemampuan peralatan dan jumlah karyawan Janur Kuning agar lebih terkonsentrasi. Rapat evaluasi diadakan setiap satu bulan satu kali untuk mengevaluasi strategi yang sudah dilaksanakan serta merumuskan strategi baru guna mempertahankan posisi bersaing di pasar. Dasar-dasar pengambilan keputusan dalam perusahaan terutama yang berkaitan dengan hubungan internal perusahaan tidak didasarkan kepada
kebutuhan perusahaan itu sendiri. Selain itu adanya rangkap jabatan mengakibatkan tidak fokusnya dalam menyelesaikan masalah serta mengurangi inovasi dan kreatifitas untuk memajukan perusahaan karena terlalu banyak masalah yang harus dihadapi.
6.3.2
Analisis Keuangan Sejak awal berdiri tahun 2002, modal perusahaan berasal dari modal milik
sendiri dan belum pernah melakukan pinjaman dana atau kredit kepada bank. Hal ini disebabkan karena perusahaan masih mampu menjalankan kegiatan operasional dengan menggunakan keuangan milik sendiri, bahkan hingga saat ini perusahaan belum pernah mengalami kerugian. Berdasarkan nilai beban hutang yang tidak dimiliki, dapat dinilai bahwa rasio leverage Janur Kuning sangat kecil sedangkan rasio likuiditasnya sangat tinggi. Rasio leverage menunjukkan sampai seberapa jauh suatu perusahaan dalam hal ini Janur Kuning dibiayai oleh pihak luar (hutang), sedangkan rasio likuiditas bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Kondisi tersebut menjadi kekuatan Janur Kuning karena setiap keuntungan yang diperoleh dapat digunakan kembali untuk menambah modal. Janur Kuning melakukan pencatatan secara sederhana dengan pembukuan yang belum dilakukan secara komputerisasi. Semua transaksi keuangan dipegang oleh bagian keuangan yang meliputi pencatatan laporan penjualan dan menjadi kasir gaji setiap awal bulan. Sumber pemasukan yang diperoleh Janur Kuning berasal dari penjualan produk dekorasi dan penyewaan peralatan pendukung pesta.
Sistem pembayaran pada Janur Kuning terdiri dari dua periode, pada periode
pertama
30
persen
dibayarkan
setelah
rincian
disetujui
dan
ditandatangani, pada periode kedua adalah pelunasan atau 70 persen dan dibayarkan paling lambat satu minggu hingga dua hari menjelang acara. Pembayaran dapat berupa tunai, transfer dan melalui giro. Namun demikian, sistem pembayaran seperti diatas memungkinkan adanya keterlambatan pembayaran terutama pada periode kedua. Hal ini mengakibatkan perusahaan mengalami hambatan untuk memutarkan modal berjalan.
6.3.3
Analisis Pemasaran Pemasaran adalah hal yang terpenting dalam suatu usaha karena melalui
kegiatan ini akan berdampak langsung pada pendapatan dan eksistensi perusahaan di pasar. Kegiatan pemasaran pada Janur Kuning dilakukan oleh dua orang tenaga kerja. Secara rinci pemasaran yang dilakukan oleh Janur Kuning adalah sebagai berikut: (a)
Bauran Produk Janur Kuning menghasilkan produk dengan kualitas baik yang bisa dilihat
dari jenis bunga dan bahan yang digunakan, bentuk rangkaian sesuai dengan permintaan konsumen dan bisa menghadirkan trend dekorasi terkini. Kualitas pelayanan Janur Kuning telah mengikat pelanggan yang loyal. Sebuah keuntungan karena konsumen yang puas dapat menjadi media promosi dari mulut ke mulut. (b)
Bauran Tempat Janur Kuning berlokasi di jalan Sulaiman No.49A Rawa Belong, Jakarta
Barat. Lokasi perusahaan sangat strategis karena dekat dengan pusat penjualan bunga dan tanaman hias di wilayah Jakarta. Sifat alami bunga yang mudah rusak
mengharuskan Janur Kuning memiliki tempat untuk menyimpan bunga dan perlengkapan dekorasi. Akan tetapi lokasi utama tidak memungkinkan perusahaan memiliki tempat penyimpanan karena keterbatasan lahan. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini, Janur Kuning memiliki tempat atau gudang di tempat lain untuk menyimpan perlengkapan dekorasi yang tidak tertampung di lokasi usaha utama. Jarak lokasi gudang yang jauh dari lokasi usaha utama memungkinkan adanya hambatan terutama apabila membutuhkan perlengkapan dalam waktu yang cepat. (c)
Bauran Harga Penentuan harga Janur Kuning didasarkan luas gedung, tema dekorasi, dan
jenis input yang digunakan. Pada momen-momen tertentu seperti bulan haji, sebelum bulan ramadhan, tahun baru, dan tanggal-tanggal cantik, harga yang ditetapkan Janur Kuning mengalami kenaikan hampir 30 persen karena bunga dan bahan baku yang digunakan juga mengalami kenaikan. Konsumen Janur kuning adalah konsumen menengah dan atas. Kesepakatan harga tidak hanya dari perusahaan saja, tetapi konsumen juga turut mengambil bagian dalam menetapkan harga jasa dekorasi. Hal ini berlaku bagi konsumen yang ingin menentukan tema acaranya sendiri. Sedangkan bagi konsumen yang tidak ingin menentukan tema, Janur Kuning menawarkan paket dekorasi yaitu paket A (500 orang) Rp 45.000.000, paket B (800 orang)
Rp 65.000.000, dan
paket C (1000 orang) Rp 75.000.000. Paket-paket tersebut sudah termasuk dekorasi pelaminan, dekorasi tambahan, katering, foto dan video shooting, rias pengantin, dan musik atau organ tunggal. Selain itu perusahaan memberikan bonus-bonus bagi konsumen seperti dekorasi kamar pengantin, hand bouqet,
ekstra dekorasi panggung musik, dan janur lengkung pintu masuk sesuai dengan perjanjian dan negosiasi dari pihak konsumen dan perusahaan. (d)
Bauran Promosi Wilayah pemasaran mencakup Jakarta dan sekitarnya serta pemesanan jasa
dekorasi ke berbagai kota seperti Kalimantan, Sulawesi dan sebagainya. Janur Kuning memiliki keunggulan yaitu memiliki mitra katering, foto dan video shooting, rias pengantin, souvenir pernikahan dan kartu undangan yang memudahkan konsumen dalam melaksanakan pesta pernikahan. Citra perusahaan yang baik di mata konsumenya karena palayanan yang memuaskan, bonus yang diberikan, sistem pembayaran yang mudah serta mengutamakan kualitas rangkaian produk dekorasi untuk memuaskan konsumen. Janur Kuning melakukan berbagai kegiatan promosi untuk memperluas pasarnya. Promosi yang dilakukan yaitu pemasangan iklan di media cetak dan internet. Pada media cetak seperti majalah Anggun dan Perkawinan. Sedangkan pada internet Janur Kuning memasang iklan di www.weddingku.com. Promosi lain yang dilakukan perusahaan adalah mencetak brosur dan menyebarkan pada setiap acara berlangsung serta menitipkan kepada pengelola gedung-gedung di Jakarta dan sekitarnya. Selain itu perusahaan sering mengikuti pameran-pameran pernikahan yang diadakan di Jakarta dan sekitarnya serta menjalin hubungan baik dengan wedding organizer dan mitra. Bagian pemasaran juga melakukan survei untuk mengetahui kepuasan konsumen dengan cara menanyakan secara langsung kepada konsumen pada saat melakukan transaksi dan satu hari setelah acara berlangsung. Selebihnya promosi Janur Kuning kebanyakan dilakukan oleh konsumen sendiri dengan
mempromosikan produk dekorasi kepada keluarga, rekan-rekan, dan lingkungan mereka. Hal ini terjadi karena kepuasan konsumen terhadap pelayanan Janur Kuning dan produk dekorasi yang memuaskan dan mengedepankan kualitas produk.
6.3.4
Analisis Sumberdaya Manusia Usaha jasa dekorasi memerlukan tenaga kerja yang terampil dan memiliki
kreatifitas yang tinggi. Hal ini diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar yang dinamis. Janur Kuning menyadari pentingnya tenaga kerja sehingga pemenuhan tenaga kerja terutama perangkai bunga didasarkan pada kemampuan dan kapasitas. Secara rinci tenaga kerja pada Janur Kuning terdiri dari: (a)
Tenaga Kerja Tetap Tenaga kerja tetap berjumlah tujuh orang yang keseluruhannya adalah laki-
laki. Tingkat pendidikan tenaga kerja antara tingkat SMA sampai S1 dengan usia 27 sampai 42 tahun. Tenaga kerja diseleksi sesuai dengan bagian yang dibutuhkan perusahaan. Pengalaman kerja paling lama adalah Antoni dan Dedi dengan pengalaman kerja lima tahun. Janur Kuning mempunyai tenaga kerja yang terampil, yang ditunjukkan dengan pengalaman kerja. Ketrampilan perangkai bunga juga selalu ditingkatkan dengan cara mengikutsertakan mereka pada perlombaan dekorasi pada acara wedding expo yang diadakan dua kali dalam setahun. Ketrampilan tenaga kerja Janur Kuning juga dapat ditunjukkan dari tingkat kesulitan setiap desain, maupun kreativitas dalam membuat desain tema yang selalu berbeda untuk setiap konsumen.
Tabel 15. Karakteristik Tenaga Kerja Tetap Pada Janur Kuning, Rawa Belong, Jakarta Barat Tahun 2008 Umur Pengalaman No Nama Pendidikan Jabatan (Tahun) Bekerja (Tahun) 1. Bahar 42 3 S1 Keuangan 2. Antoni 35 5 S1 Pemasaran 3. Haroji 33 1 D3 Pemasaran 4. Angga 30 1 SMA Perangkai 5. Emon 30 1 SMA Perangkai 6. Dedi 36 5 SMA Perangkai 7. Deni 27 3 SMA Perangkai
(b)
Tenaga Kerja Tidak Tetap Tenaga kerja tidak tetap jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dekorasi.
Apabila tenaga kerja tetap yang dimiliki Janur Kuning tidak mencukupi untuk mengerjakan dekorasi, maka akan diambil tenaga kerja tidak tetap. Tingkat pendidikan tenaga kerja antara lulusan SMP sampai SMA dengan usia 25 sampai 35 tahun. Jam kerja bagi semua tenaga kerja tidak terbatas karena tergantung dari pesanan dekorasi dari konsumen. Jika konsumen melakukan pemesanan dekorasi di pagi hari maka tenaga kerja mulai mengerjakan dekorasi pada malam hingga menjelang pagi hari. Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan adalah tempat tinggal di toko dan makan tiga kali sehari. Adapun sistem upah yang diberlakukan di Janur Kuning adalah sebagai berikut: (a)
Upah Kerja Upah kerja adalah kompensasi yang diberikan untuk tenaga kerja. Upah
yang diberikan kepada tenaga kerja tetap sebesar Rp 600.000- Rp 1.500.000 per bulan. Selain upah kerja pokok, tenaga kerja tetap akan mendapatkan upah
tambahan Rp 100.000 – Rp 300.000 setiap kali mengerjakan dekorasi, upah ini juga akan diterima oleh tenaga kerja tidak tetap setiap kali mengerjakan dekorasi. (b)
Bonus Bonus adalah kompensasi yang diberikan kepada tenaga kerja pada saat
mengerjakan dekorasi. Bonus yang diberikan kepada tenaga kerja berkisar Rp 75.000 – Rp 150.000. Bonus dapat diambil setelah pembongkaran dekorasi atau satu hari setelah acara berlangsung. Dilihat dari jumlah karyawan, Janur Kuning belum memenuhi kapasitas seharusnya. Indikasi ini dapat dilihat dari adanya rangkap jabatan pada setiap posisi terutama ketika adanya pemesanan dalam jumlah yang besar dan lebih dari satu acara dekorasi. Dalam kegiatan sehari-hari juga terjadinya rangkap tugas seperti bagian keuangan yang merangkap bagian pemasaran begitu pun sebaliknya.
6.3.5
Analisis Produksi Janur Kuning beroperasi dengan kondisi dan fasilitas yang sederhana.
Proses produksi mulai dilakukan dengan penciptaan ide tema dekorasi sesuai keinginan konsumen, adat istiadat, profesi calon pengantin, profesi orang tua calon pengantin, trend dekorasi, dan hobi calon pengantin sekurang-kurangnya satu bulan sebelum acara berlangsung. Setelah tema ditentukan maka Janur Kuning membuat ide dekorasi dan perencanaan kebutuhan input. Satu minggu sebelum acara dilangsungkan, bagian pemasaran Janur Kuning mengadakan pertemuan dengan calon pengantin beserta keluarga, panitia pelaksana, dan pihak katering untuk membicarakan konsep acara. Tim dekorasi
mengerjakan pemahatan styrofoam jika konsumen memesan tema yang tidak menggunakan gebyok. Satu hari sebelum acara dilangsungkan, Janur Kuning mempersiapkan seluruh input yang dibutuhkan. Janur Kuning juga menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan. Proses pembuatan jasa dekorasi dimulai dengan pembuatan dekorasi pelaminan, taman, pergola jalan, pemasangan tenda dan pemasangan lampu.
6.4.
Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal Faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan
ancaman serta kekuatan dan kelemahan perusahaan berasal dari identifikasi terhadap lingkungan internal dan eksternal Janur Kuning seperti yang dilakukan sebelumnya. Hasil identifikasi tersebut akan digunakan matriks EFE dan IFE.
6.4.1
Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan Berdasarkan analisis terhadap lingkungan eksternal Janur Kuning maka
diperoleh peluang dan ancaman yang terkait dengan situasi persaingan serta kondisi eksternal perusahaan saat ini. Sejumlah peluang dan ancaman yang diperoleh dari hasil analisis terhadap situasi politik, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan, serta teknologi (PEST) dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Identifikasi Faktor Eksternal Janur Kuning Aspek Politik dan Kebijakan Pemerintah Ekonomi
Sosial, Budaya dan Demografi
Teknologi
Persaingan Usaha Jasa Dekorasi Ancaman Pendatang Baru Ancaman Produk Substitusi Pemasok
Peluang
Ancaman
-
Kebijakan kenaikan tarif bahan bakar minyak;
-
- Keanekaragaman budaya; - Wilayah pemasaran yang masih luas - Kecenderungan masyarakat dalam menggunakan jasa wedding organizer Perkembangan teknologi informasi melalui internet
yang
kurang
-
-
-
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat.
-
Hambatan masuk usaha yang masih kecil.
Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi
-
Keterjaminan pasokan bahan baku
-
-
Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan
Konsumen
6.4.2
Iklim usaha kondusif
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan internal yang mengacu
pada aktifitas Janur Kuning yang terdiri dari sistem manajemen, keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, produksi serta penelitian dan pengembangan perusahaan diperoleh sejumlah kekuatan dan kelemahan yang terkait pada setiap aktivitas tersebut seperti pada Tabel 17.
Tabel 17. Identifikasi Faktor Internal Janur Kuning Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia
Sumberdaya Keuangan
Produksi
Pemasaran
Kekuatan Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi Kemampuan modal usaha yang memadai Kualitas produk yang baik - Media promosi yang beragam; - Mitra kerja yang memiliki spesifikasi; - Lokasi usaha yang strategis.
Kelemahan Tidak adanya spesifikasi pekerjaan - Belum melakukan pembukuan secara terorganisir. - Pembayaran konsumen yang terlambat. -
Lokasi gudang yang terpisah-pisah
BAB VII FORMULASI STRATEGI
7.1.
Analisis Matriks EFE Dan IFE Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
perusahaan maka dibuat matriks EFE dan matriks IFE. Matriks EFE berisi peluang dan ancaman, sedangkan matriks IFE berisi faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan. Bobot dalam matriks EFE dan IFE mengacu pada pengembangan usaha jasa dekorasi Janur Kuning. Penetapan bobot dilakukan oleh pihak Janur Kuning dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Selanjutnya data diolah dengan membandingkan kepentingan relatifnya satu sama lain sehingga dapat diketahui nilai faktor yang berpengaruh terhadap Janur Kuning. Nilai relatif untuk setiap faktor dijumlahkan sehingga diperoleh nilai faktor, kemudian nilai total faktor pada masing-masing variabel dibagi dengan nilai keseluruhan faktor yang diidentifikasi sehingga dihasilkan besarnya bobot yang diperlukan. Rating pada matriks EFE dan IFE berdasarkan efektifitas strategi Janur Kuning. Penetapan rating dilakukan dengan melihat kondisi Janur Kuning sebagi respon terhadap strategi yang dijalankan dengan cara mengadakan wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada pihak manajemen. Pemberian rating pada setiap faktor-faktor strategis yang terdapat pada matriks EFE dan IFE dilakukan oleh pihak manajemen Janur Kuning.
7.1.1
Analisis Matriks EFE Matriks EFE merangkum faktor kunci yang terkait dengan serangkaian
peluang dan ancaman yang dihadapi Janur Kuning pada kondisi aktual saat ini yang diperoleh dari analisis deskriptif pada tahapan sebelumnya (input stage). Elemen strategis eksternal terdiri dari enam peluang dan delapan ancaman dalam usaha jasa dekorasi yang dihadapi Janur Kuning dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Faktor Strategis Eksternal Janur Kuning No Faktor Strategis Eksternal Bobot
Rating
Skor
PELUANG 1
Wilayah pasar yang masih luas
0.102
2.50
0.25
2
Teknologi informasi melalui internet
0.079
3.75
0.30
3
Keterjaminan pasokan bahan baku
0.079
3.75
0.30
4
Keanekaragaman budaya
0.077
3.75
0.29
0.079
3.50
0.28
0.099
2.50
0.25
5 6
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi
ANCAMAN 1
Iklim usaha yang kurang kondusif
0.094
3.25
0.31
2
Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
0.081
3.25
0.26
3
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat
0.106
2.75
0.29
0.100
2.00
0.20
0.103
2.25
0.23
4 5
Hambatan masuk usaha yang masih kecil Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan
1
2.96
Sumber: Data Primer (Diolah), 2008
Tabel 18 menunjukkan bahwa Janur Kuning memiliki enam faktor peluang dan enam faktor ancaman. Faktor-faktor yang menjadi peluang adalah: (1) Wilayah pasar yang masih luas; (2) Teknologi informasi melalui internet; (3) Kemudahan mendapatkan pasokan bahan baku; (4) Keanekaragaman budaya; (5)
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO serta (6) Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi. Sedangkan faktor yang menjadi ancaman bagi Janur Kuning adalah: (1) Iklim usaha yang kurang kondusif; (2) Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM); (3) Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat; (4) Hambatan masuk usaha yang masih kecil; (5) Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan. Berdasarkan hasil analisis terhadap bobot relatif untuk masing-masing faktor menunjukkan bahwa faktor strategis eksternal yang merupakan peluang relatif tertinggi adalah wilayah pasar yang masih luas dengan nilai bobot 0.102,. Nilai rating 2.50 menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan peluang belum maksimal. Berdasarkan hasil respondensi, faktor kunci strategis eksternal yang merupakan ancaman terbesar bagi Janur Kuning adalah jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat dengan nilai bobot sebesar 0.106. Sementara untuk mengukur respon Janur Kuning dalam mengatasi ancaman dapat dilihat dari nilai rating. Nilai rating untuk jumlah pesaing dan tingkat persaingan bagi Janur Kuning adalah 2.75 artinya Janur Kuning belum mampu mengatasi dengan baik. Hasil analisis matriks EFE pada Janur Kuning yang meliputi seluruh faktor strategis eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman diperoleh jumlah nilai yang dibobot (skor) sebesar 2.96. Total nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan rata-rata dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang atau ancaman eksternal.
7.1.2
Analisis Matriks IFE Matriks IFE memuat seluruh faktor internal utama yang meliputi kekuatan
serta kelemahan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini terkait dengan kompetensi strategis yang dimilikinya. Elemen strategis internal yang terdiri dari delapan kekuatan dan lima kelemahan dalam usaha jasa dekorasi yang dihadapi Janur Kuning dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Faktor Strategis Internal Janur Kuning No Faktor Strategis Internal [
Bobot Rating Skor
KEKUATAN 1 2 3 4 5 6
Kualitas produk yang baik
0.089
4.00
0.36
Media promosi yang beragam
0.089
3.75
0.33
Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi
0.085
4.00
0.34
Kemampuan modal usaha yang memadai
0.101
3.50
0.36
Lokasi usaha yang strategis
0.096
3.75
0.36
Mitra kerja yang memiliki spesilisasi
0.086
4.00
0.34
KELEMAHAN 1
Tidak adanya spesialisasi pekerjaan
0.119
1.25
0.15
2
Belum melakukan pembukuan secara terorganisir
0.115
1.50
0.17
3
Pembayaran konsumen yang terlambat
0.094
1.75
0.16
4
Lokasi gudang yang terpisah-pisah
0.126
1.25
0.16
Total
1
2.73
Pada Tabel 19 menunjukkan bahwa terdapat enam faktor kunci kekuatan internal dan empat faktor kunci kelemahan Janur Kuning. Faktor-faktor kunci kekuatan Janur Kuning adalah: (1) Kualitas produk yang baik; (2) Media promosi yang beragam; (3) Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk
dekorasi; (4) Kemampuan modal usaha yang memadai; (5) Lokasi usaha yang strategis; (6) Mitra kerja yang meiliki spesialisasi. Sedangkan faktor-faktor kelemahan Janur Kuning adalah (1) Tidak adanya spesialisasi pekerjaan; (2) Belum melakukan pembukuan secara terorganisir; (3) Pembayaran konsumen yang terlambat; (4) Lokasi gudang yang terpisah-pisah. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa faktor kunci strategis internal dengan pengaruh kekuatan tertinggi terhadap Janur Kuning adalah kemampuan modal usaha yang memadai dengan bobot 0.101. Faktor kunci ini merupakan kekuatan utama bagi Janur Kuning karena memiliki kepentingan terbesar dalam mengembangkan usaha untuk masa yang akan datang. Dilihat dari nilai rating sebesar 3.50, maka Janur Kuning belum memanfaatkan secara optimal kekuatan yang paling berpengaruh kepada perusahaan. Sementara itu untuk faktor kelemahan terbesar perusahaan adalah lokasi gudang yang terpisah-pisah dengan nilai bobot 0.126. Untuk pengembangan perusahaan harus memperhatikan dan memperbaiki faktor ini. Dilihat dari nilai rating sebesar 1.25, maka Janur Kuning belum optimal dalam meminimalkan faktor kelemahan ini. Hasil analisis matriks IFE pada Janur Kuning meliputi seluruh faktor strategis internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan diperoleh jumlah nilai skor sebesar 2.73. Total nilai menunjukkan bahwa perusahaan berada pada tingkat rata-rata didalam kekuatan internal keseluruhannya. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa Janur Kuning dituntut lebih optimal dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki serta mereduksi berbagai kelemahan dalam rangka menunjang keberhasilan usaha.
7.1.3 Analisis Matriks IE Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu Y. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE maka diperoleh skor sebesar 2,73 dan analisis EFE diperoleh skor sebesar 2,96. Gabungan nilai tersebut menempatkan perusahaan pada kuadaran V yaitu strategi pertahankan dan pelihara, sehingga strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. MATRIKS IE TOTAL NILAI EFE
4.00
3.00
2.00
1.00 1.00
2.00
3.00
4.00
TOTAL NILAI IFE
Gambar 10. Analisis Matriks IE
7.2.
ANALISIS MATRIKS SWOT Analisis matriks SWOT yang dilakukan terhadap Janur Kuning
menghasilkan 8 (delapan) macam strategi yang dikelompokkan ke dalam empat sel. Representatif skematis dari matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Analisis Matriks SWOT pada Janur Kuning 2008 Internal
Eksternal (O) Peluang: 1. Wilayah pemasaran yang masih luas 2. Perkembangan teknologi informasi 3. Keterjaminan pasokan bahan baku 4. Stabilitas nilai kurs 5. Keanekaragaman budaya 6. Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO 7. Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi (T) Ancaman: 1. Iklim usaha yang kurang kondusif 2. Kebijakan kenaikan harga BBM 3. Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat 4. Hambatan masuk usaha yang masih kecil 5. Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan
Strategi S – O
(W) Kelemahan: 1. Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 2. Belum melakukan pembukuan dengan terorganisir 3. Pembayaran konsumen yang terlambat 4. Lokasi gudang yang terpisahpisah Strategi W – O
1. Diversifikasi paket dekorasi (S1, S2, S3, S4, S5, S6, O1, O3, O5, O6)
1. Memaksimalkan fungsi gudang (W4, O1)
(S) Kekuatan: 1. Kualitas produk yang baik. 2. Media promosi yang beragam 3. Sumberdaya manusia yang terampil 4. Kemampuan modal usaha yang memadai 5. Lokasi usaha yang strategis 6. Mitra kerja yang memiliki spesialisasi
2. Penetrasi pasar melalui strategi promosi (S1, S2, S3, S4, S5, S6, O1, O2, O3, O5, O7)
Strategi S – T 1. Melakukan kerjasama dengan mitra (S4, S5, S6, T1, T2, T3)
Strategi W- T 1. Perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan (W1, W2, W3, W4, T3, T4, T5)
Selanjutnya deskripsi terhadap keempat kelompok strategi tersebut diuraikan pada penjelasan di bawah ini
i.
Strategi S-O Melalui strategi S-O ini Janur Kuning menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Terdapat dua strategi yang sangat mungkin dilakukan yaitu: 1. Diversifikasi paket dekorasi. Sejumlah kekuatan yang dimiliki Janur Kuning seperti kualitas produk yang baik serta bentuk dekorasi yang mengikuti selera pelanggan, sumberdaya manusia (SDM) yang terampil dan modal usaha yang
memadai. Strategi diversifikasi dekorasi diperolah dari penyesuaian kekuatan-kekuatan tersebut dengan beberapa peluang dilingkungan eksternal. Peluang yang dimaksud terdiri dari wilayah pasar yang masih terbuka, teknologi informasi merangkai bunga yang terus berkembang, kemudahan pasokan bahan baku, dan keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia pada umumnya dan budaya masyarakat yang berdomisili di wilayah Jabodetabek pada
khususnya. Trend dekorasi
terkini menurut keanekaragaman budaya dengan mudah dapat diakses melalui media elektronik maupun media cetak. Bentuk diversifikasi yang dilakukan oleh Janur Kuning adalah strategi diversifikasi konsentris yaitu menambah produk baru namun masih berkaitan, seperti menambah pilihan paket-paket jasa dekorasi berdasarkan jumlah tamu dan kisaran harga yang lebih terjangkau dengan tujuan membuka segmentasi pasar yang lebih luas.
2. Penetrasi pasar melalui strategi promosi. Kemampuan menjalin hubungan baik dengan mitra kerja yang memilki spesialisasi serta
strategi pemasaran yang dimiliki dapat
dimanfaatkan Janur Kuning untuk penetrasi pasar. Kegiatan ini didukung oleh potensi pasar yang masih luas. Sementara ini usaha Janur Kuning masih menggarap pasar di wilayah Jakarta, sehingga masih ada peluang untuk melakukan pengembangan namun tetap mempertahankan pasar yang ada. Adapun wilayah yang menjadi sasaran pengembangan pasar adalah Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi. Pengembangan pasar Janur Kuning dapat dilakukan melalui strategi promosi yang lebih gencar dengan
memanfaatkan
media cetak dan elektronik. Teknologi informasi yang
terus berkembang menjadi alat promosi yang murah dan cepat serta dapat diakses oleh semua tingkatan konsumen. Memelihara hubungan baik dengan mitra juga harus terus dibina karena merupakan alat yang cukup efektif sebagai media promosi. (2) Strategi S-T Strategi ini digunakan oleh Janur Kuning untuk mengatasi ancaman atas kekuatan yang dimiliki perusahaan melalui melakukan kerjasama dengan mitra. Adanya kecendrungan iklim usaha yang tidak kondusif ditambah dengan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus melambung ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap usaha Janur Kuning, terutama masalah pengembangan usaha dan naiknya harga produk dekorasi yang akan berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha. Hal diatas diperberat dengan semakin ketatnya persaingan produk jasa dekorasi dan banyaknya pendatang baru. Permasalahan diatas dapat diatasi apabila Janur Kuning dapat meningkatkan kemampuan
perencanaan yang mempertimbangkan semua
aspek yang mempengaruhi dengan memanfaatkan kekuatan perusahaan berupa kepemilikan
Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang terampil,
permodalan usaha yang memadai, dan memiliki lokasi usaha yang strategis serta peningkatkan kerjasama dengan semua mitra terutama mitra katering dikarenakan faktor terhadap kualitas makanan menjadi salah indikator terpenting didalam penilaian suatu wedding organizer. Berhubungan dengan hal ini sebaiknya Janur Kuning melakukan langkah kerjasama dengan
membuat kontrak kerja dengan mitra yang memiliki spesialisasi khusus yang didalamnya memuat beberapa ketentuan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. (3) Strategi W-O Strategi ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki dengan menerapkan strategi yaitu memaksimalkan fungsi gudang. Lokasi gudang yang terpisah-pisah atau berjauhan dengan lokasi usaha utama dapat mengurangi kemampuan produktifitas dan efisiensi waktu serta biaya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan dan kecepatan pelayanan terhadap konsumen. sehingga diperlukan kebijakan untuk lebih memaksimalkan fungsi gudang, jika sebelumnya hanya sebagai tempat penyimpanan peralatan tetapi gudang yang ada juga dapat digunakan sebagai tempat promosi dalam rangka memperluas wilayah pasar. (4) Strategi W-T Strategi ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan sekaligus ancaman yang dimiliki Janur Kuning. Strategi yang dapat diterapkan adalah perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan. Kelemahan selama ini yang terdapat di Janur Kuning adalah tidak adanyaa spesialisasi pekerjaan, belum melakukan pembukuan dengan teratur, serta pembayaran konsumen yang terlambat. Hal ini merupakan tantangan perusahaan kedepan untuk itu diperlukan perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan.
7.3.
Analisis QSPM Proses selanjutnya yang merupakan tahap akhir dari perumusan strategi
adalah pemilihan strategi terbaik dengan menggunakan alat analisis QSPM berdasarkan hasil analisis SWOT. Penggunaan QSPM didasarkan pada tujuan untuk memperoleh strategi alternatif terbaik yang dapat diimplementasikan serta sesuai dengan arah kebijakan dan kondisi riil perusahaan. Faktor-faktor kunci dalam matriks QSPM merupakan seluruh lingkup faktor strategi ekternal dan internal yang terkait dengan keberadaan perusahaan dan kondisi riil yang tengah dihadapi perusahaan yang memberikan serangkaian peluang dan ancaman serta identifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Bobot penilaian merupakan total nilai terbobot dari masing-masing faktor yang telah dirata-ratakan, dimana bobot tersebut besarnya sama dengan yang digunakan pada matriks EFE dan IFE. Nilai AS menunjukkan daya tarik masing-masing strategi terhadap faktor kunci yang dimiliki, nilai AS diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada responden, yaitu pimpinan Janur Kuning yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap proses manajemen dan aktifitas Janur Kuning. Masing-masing responden memberikan nilai daya tarik terhadap setiap strategi. Nilai TAS diperoleh dari hasil perkalian antara bobot dan AS dari tiap faktor kunci strategis. Hasil dari kedua responden tersebut kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan nilai total TAS. Berdasarkan hasil analisis QSPM maka strategi terbaik yang harus dilakukan Janur Kuning saat ini adalah dengan nilai STAS tertinggi yaitu penetrasi pasar melalui strategi promosi sebesar 3.116. Dengan demikian Janur
Kuning harus mampu memperluas cakupan pasar yang saat ini hanya berfokus pada Jabodetabek. Selain itu perluasan pasar juga dilakukan pada segmentasi pelanggan. Jika saat ini Janur Kuning hanya berfokus pada konsumen kelas atas, maka kedepan Janur Kuning harus mampu menangkap konsumen menengah kebawah. Selengkapnya strategi yang dapat diimplementasikan Janur Kuning berdasarkan prioritas adalah sebagai berikut: 1.
Penetrasi pasar melalui strategi promosi (3.116);
2. Diversifikasi paket dekorasi (2.813); 3. Perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan (2.291); 4. Melakukan kerjasama dengan mitra (2.172); 5. Memaksimalkan fungsi gudang (2.025).
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 1.
Kesimpulan Berdasarkan analisis faktor eksternal, maka terdapat enam faktor peluang dan delapan faktor ancaman. Faktor-faktor yang menjadi peluang adalah: (1) Wilayah pasar yang masih luas; (2) Teknologi informasi melalui internet; (3) Kemudahan mendapatkan pasokan bahan baku; (4) Keanekaragaman budaya; (5) Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO serta (6) Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi. Sedangkan faktor yang menjadi ancaman bagi Janur Kuning adalah: (1) Iklim usaha yang kurang kondusif; (2) Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM); (3) Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat; (4) Hambatan masuk usaha yang masih kecil; (5) Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan.
2.
Berdasarkan hasil analisis faktor internal, maka terdapat enam faktor kunci kekuatan internal dan lima faktor kunci kelemahan Janur Kuning. Faktorfaktor kunci kekuatan Janur Kuning adalah: (1) Kualitas produk yang baik; (2) Media promosi yang beragam; (3) Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi; (4) Kemampuan modal usaha yang memadai; (5) Lokasi usaha yang strategis; (6) Mitra kerja yang meiliki spesialisasi. Sedangkan faktor-faktor kelemahan Janur Kuning adalah (1) Tidak adanya spesialisasi pekerjaan; (2) Belum melakukan pembukuan
secara terorganisir; (3) Pembayaran konsumen yang terlambat; (4) Lokasi gudang yang terpisah-pisah. 3.
Hasil dari analisis IE menempatkan perusahaan pada kuadaran V yaitu strategi pertahankan dan pelihara, sehingga strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis SWOT menghasilkan lima alternatif strategi yang dapat dijalankan Janur Kuning, yaitu: (1) Penetrasi pasar melalui strategi promosi; (2) Diversifikasi paket dekorasi; (3) Melakukan kerjasama dengan mitra; (4) Memaksimalkan fungsi gudang; (5) Perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan.
4.
Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah penetrasi pasar melalui strategi promosi dengan nilai STAS tertinggi yaitu sebesar 3.116.
8.2 1.
Saran Janur Kuning dapat mengimplementasikan strategi yang direkomendasikan dengan terlebih dahulu melakukan penyesuaian terhadap kondisi internal perusahaan terutama faktor kelemahan yaitu tidak adanya spesialisasi pekerjaan, belum melakukan pembukuan secara terorganisir, pembayaran konsumen yang terlambat, serta lokasi gudang yang terpisah-pisah.
2.
Implementasi strategi utama yang muncul dari hasil analisis harus ditunjang oleh strategi lainnya karena merupakan satu kesatuan utuh dalam mengembangkan usaha jasa dekorasi;
3.
Janur Kuning harus mampu berkomunikasi dalam menjalin hubungan yang baik kepada semua pihak terutama mitra usaha dan pesaing. Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan iklim usaha dan persaingan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Widia. 2007. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka Pada Home Industry Lisna Agung, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Tanaman Obat-obatan dan Hias. Budiman, Arif. 2007. Analisis Strategi Pengembangan Usaha PT. Madu Pramuka Jakarta. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor David, Fred.R. 2006. Manajemen Strategis. Edisis ke Sembilan. Salemba 4. Jakarta Endah, Joesi. 2002. Membuat Tanaman Hias Rajin Berbunga. AgroMedia Pustaka. Jakarta Imran, Findri Miranty. 2003. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dodol Nenas Mekarsari. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Rositasari, Winda Eka.2006. Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias Daun Dalam Pemanfaatan SebagaiDaun Potong Pada Pesona Daun Emas Asri, Ciawi Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Safitri, Deviriana. 2004. Hubungan Faktor-Faktor Internal Perusahaan Yang Mempengarui Harga Jual Dengan Keuntungan Pada Usaha Perdagangan Buket Bunga Hebras Holland di Pasar Bunga Wastu Kencan Bnadung. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sari, Wulan. 2006. Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Sistem Manajemen Strategis dan Istrumen Pengukuran Kinerja Pada Restoran Papa Ron’s Pizza Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Sinulingga, Masta Herawati. 2006. Analisis Manajemen Strategis PT Anggrek Persada Indah Dalam Menghadapi Persaiangan Bisnis Anggrek Dendrobium. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Syarif, Annisa. 2005. Analisis Kepuasan Konsumen Bunga Potong Dalam Bentuk Rangkaian Pada Florist S Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Umar, Husein. 2003. Strategic Management In Action. Cetakan ke tiga. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Media Promosi Janur Kuning Jakarta
Lampiran 2. Contoh Produk Dekorasi Pernikahan pada Janur Kuning Jakarta
Lampiran 3. Pembobotan Terhadap Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada Janur Kuning Faktor Strategis Eksternal
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Bobot Rata-Rata
PELUANG Wilayah pasar yang masih luas
0.074
0.080
0.078
0.077
0.077
Teknologi informasi melalui internet
0.078
0.077
0.082
0.080
0.079
Keterjaminan pasokan bahan baku
0.074
0.084
0.078
0.080
0.079
Keanekaragaman budaya
0.071
0.080
0.139
0.117
0.102
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO
0.078
0.080
0.082
0.077
0.079
Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi
0.097
0.084
0.089
0.128
0.099
Iklim usaha yang kurang kondusif
0.112
0.109
0.082
0.120
0.106
Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
0.086
0.080
0.082
0.077
0.081
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat
0.115
0.091
0.082
0.088
0.094
Hambatan masuk usaha yang masih kecil
0.089
0.106
0.121
0.084
0.100
Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan
0.126
0.128
0.085
0.073
0.103
1
1
1
1
1
ANCAMAN
Jumlah
Lampiran 4. Pembobotan Terhadap Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada Janur Kuning Faktor Strategis Internal KEKUATAN Kualitas produk yang baik Media promosi yang beragam Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi Kemampuan modal usaha yang memadai Lokasi usaha yang strategis Mitra kerja yang memiliki spesilisasi KELEMAHAN Tidak adanya spesialisasi pekerjaan Belum melakukan pembukuan secara terorganisir Pembayaran konsumen yang terlambat Lokasi gudang yang terpisah-pisah Jumlah
Responden 1
Responden 2
Responden 3
Responden 4
Bobot RataRata
0.0837 0.0837 0.0837 0.1381 0.0837 0.0837
0.093 0.105 0.089 0.089 0.076 0.093
0.087 0.079 0.075 0.087 0.137 0.079
0.092 0.088 0.092 0.092 0.088 0.088
0.089 0.089 0.085 0.101 0.096 0.086
0.1381 0.1381 0.0837 0.0837 1
0.110 0.097 0.101 0.148 1
0.104 0.108 0.095 0.149 1
0.126 0.117 0.096 0.121 1
0.119 0.115 0.094 0.126 1
Lampiran 5. Rating Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada Janur Kuning Faktor Strategis Eksternal PELUANG Wilayah pasar yang masih luas Teknologi informasi melalui internet Keterjaminan pasokan bahan baku Keanekaragaman budaya Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi ANCAMAN Iklim usaha yang kurang kondusif Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat Hambatan masuk usaha yang masih kecil Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan Jumlah
Responden 1
Responden 2
Responden 3
Responden 4
Skala
3 3 3 2 3 2
4 4 4 3 4 3
4 4 4 2 3 2
4 4 4 3 4 3
3.75 3.75 3.75 2.50 3.50 2.50
3 4 4 2 2 31
2 2 3 1 2 32
3 4 4 3 3 36
3 3 2 2 2 34
2.75 3.25 3.25 2.00 2.25 3.02
Lampiran 6. Rating Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada Janur Kuning No
Faktor Strategis Internal
KEKUATAN 1 Kualitas produk yang baik 2 Media promosi yang beragam Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi 3 4 Kemampuan modal usaha yang memadai 5 Lokasi usaha yang strategis 6 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi KELEMAHAN 7 Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 8 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir 9 Pembayaran konsumen yang terlambat 10 Lokasi gudang yang terpisah-pisah Jumlah
Responden Responden Responden Responden 1 2 3 4
Rating RataRata
4 4 4 4 4 4
4 3 4 3 3 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4
4.00 3.75 4.00 3.50 3.75 4.00
1 2 2 2 31
2 1 1 1 26
1 2 2 1 30
1 1 2 1 28
1.25 1.50 1.75 1.25 2.88
Lampiran 7. Matriks QSPM pada Janur Kuning, Jakarta Responden 1 S1 No Faktor-Faktor Kunci KEKUATAN 1 Kualitas produk yang baik 2 Media promosi yang beragam Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk 3 dekorasi 4 Kemampuan modal usaha yang memadai 5 Lokasi usaha yang strategis 6 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi KELEMAHAN 1 Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 2 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir 3 Pembayaran konsumen yang terlambat 4 Lokasi gudang yang terpisah-pisah PELUANG 1 Wilayah pasar yang masih luas 2 Teknologi informasi melalui internet 3 Keterjaminan pasokan bahan baku 4 Keanekaragaman budaya 5 Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO ANCAMAN 1 Iklim usaha yang kurang kondusif 2 Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 3 Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat 4 Hambatan masuk usaha yang masih kecil 5 Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan JUMLAH
S2
S3
S4
S5
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.068 0.068
3 3
0.204 0.204
3 3
0.204 0.204
1 1
0.068 0.068
0 0
0.000 0.000
3 3
0.204 0.204
0.065 0.074 0.072 0.066
3 2 2 2
0.195 0.148 0.144 0.132
1 3 3 3
0.065 0.222 0.216 0.198
3 1 1 1
0.195 0.074 0.072 0.066
0 0 4 0
0.000 0.000 0.288 0.000
3 3 1 1
0.195 0.222 0.072 0.066
0.091 0.088 0.073 0.096
1 1 1 0
0.091 0.088 0.073 0.000
1 1 1 0
0.091 0.088 0.073 0.000
3 3 3 1
0.273 0.264 0.219 0.096
0 1 1 3
0.000 0.088 0.073 0.288
0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000
0.077 0.06 0.06 0.06 0.075
3 1 1 3 2
0.231 0.060 0.060 0.180 0.150
3 3 0 3 2
0.231 0.180 0.000 0.180 0.150
1 3 1 3 2
0.077 0.180 0.060 0.180 0.150
1 0 3 2 2
0.077 0.000 0.180 0.120 0.150
0 0 0 3 2
0.000 0.000 0.000 0.180 0.150
0.08 0.061 0.093 0.076 0.078
2 2 3 3 2
0.160 0.122 0.279 0.228 0.156 2.905
2 3 2 2 2
0.160 0.183 0.186 0.152 0.156 2.939
2 3 2 2 1
0.160 0.183 0.186 0.152 0.078 2.801
2 3 2 3 2
0.160 0.183 0.186 0.228 0.156 2.177
2 2 2 3 1
0.160 0.122 0.186 0.228 0.078 2.067
Responden 2 S1 No Faktor-Faktor Kunci KEKUATAN 1 Kualitas produk yang baik 2 Media promosi yang beragam Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk 3 dekorasi 4 Kemampuan modal usaha yang memadai 5 Lokasi usaha yang strategis 6 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi KELEMAHAN 1 Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 2 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir 3 Pembayaran konsumen yang terlambat 4 Lokasi gudang yang terpisah-pisah PELUANG 1 Wilayah pasar yang masih luas 2 Teknologi informasi melalui internet 3 Keterjaminan pasokan bahan baku 4 Keanekaragaman budaya 5 Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO ANCAMAN 1 Iklim usaha yang kurang kondusif 2 Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 3 Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat 4 Hambatan masuk usaha yang masih kecil 5 Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan JUMLAH
S2
S3
S4
S5
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.068 0.068
4 3
0.272 0.204
3 4
0.204 0.272
1 2
0.068 0.136
0 0
0.000 0.000
3 2
0.204 0.136
0.065 0.074 0.072 0.066
3 2 1 1
0.195 0.148 0.072 0.066
1 3 3 3
0.065 0.222 0.216 0.198
3 0 0 0
0.195 0.000 0.000 0.000
0 0 3 0
0.000 0.000 0.216 0.000
3 3 0 0
0.195 0.222 0.000 0.000
0.091 0.088 0.073 0.096
0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000
0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000
3 3 3 0
0.273 0.264 0.219 0.000
0 0 0 3
0.000 0.000 0.000 0.288
0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000
0.077 0.06 0.06 0.06 0.075
3 1 2 3 0
0.231 0.060 0.120 0.180 0.000
4 3 1 3 3
0.308 0.180 0.060 0.180 0.225
0 3 0 0 0
0.000 0.180 0.000 0.000 0.000
0 0 3 0 0
0.000 0.000 0.180 0.000 0.000
0 0 0 0 2
0.000 0.000 0.000 0.000 0.150
0.08 0.061 0.093 0.076 0.078
0 0 3 0 0
0.000 0.000 0.279 0.000 0.000 1.827
0 0 3 3 3
0.000 0.000 0.279 0.228 0.234 2.871
0 0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.335
0 0 0 2 0
0.000 0.000 0.000 0.152 0.000 0.836
2 2 2 0 0
0.160 0.122 0.186 0.000 0.000 1.375
Responden 3 No Faktor-Faktor Kunci KEKUATAN 1 Kualitas produk yang baik 2 Media promosi yang beragam Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk 3 dekorasi 4 Kemampuan modal usaha yang memadai 5 Lokasi usaha yang strategis 6 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi KELEMAHAN 1 Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 2 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir 3 Pembayaran konsumen yang terlambat 4 Lokasi gudang yang terpisah-pisah PELUANG 1 Wilayah pasar yang masih luas 2 Teknologi informasi melalui internet 3 Keterjaminan pasokan bahan baku 4 Keanekaragaman budaya 5 Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO ANCAMAN 1 Iklim usaha yang kurang kondusif 2 Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 3 Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat 4 Hambatan masuk usaha yang masih kecil 5 Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan JUMLAH
S1 TAS
AS
S2 TAS
AS
S3 TAS
AS
S4 TAS
AS
S5 TAS
Bobot
AS
0.068 0.068
4 3
0.272 0.204
4 3
0.272 0.204
0 1
0 0.068
0 1
0 0.068
3 1
0.204 0.068
0.065 0.074 0.072 0.066
4 2 3 3
0.26 0.148 0.216 0.198
4 2 3 3
0.26 0.148 0.216 0.198
3 1 2 2
0.195 0.074 0.144 0.132
1 1 1 2
0.065 0.074 0.072 0.132
1 2 2 2
0.065 0.148 0.144 0.132
0.091 0.088 0.073 0.096
1 1 2 2
0.091 0.088 0.146 0.192
1 1 2 2
0.091 0.088 0.146 0.192
2 2 2 2
0.182 0.176 0.146 0.192
2 1 2 2
0.182 0.088 0.146 0.192
1 1 1 1
0.091 0.088 0.073 0.096
0.077 0.06 0.06 0.06 0.075
3 2 3 3 1
0.231 0.120 0.180 0.180 0.075
3 2 3 3 1
0.231 0.120 0.180 0.180 0.075
1 1 1 0 1
0.077 0.060 0.060 0.000 0.075
1 1 1 3 1
0.077 0.060 0.060 0.180 0.075
3 2 3 3 1
0.231 0.120 0.180 0.180 0.075
0.08 0.061 0.093 0.076 0.078
2 2 3 3 3
0.160 0.122 0.279 0.228 0.234 3.624
2 2 3 3 3
0.160 0.122 0.279 0.228 0.234 3.624
0 0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.581
2 2 2 2 2
0.160 0.122 0.186 0.152 0.156 2.247
2 2 2 2 2
0.160 0.122 0.186 0.152 0.156 2.671
Responden 4 No Faktor-Faktor Kunci KEKUATAN Kualitas produk yang baik 1 Media promosi yang beragam 2 Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk 3 dekorasi Kemampuan modal usaha yang memadai 4 Lokasi usaha yang strategis 5 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi 6 KELEMAHAN Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 1 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir 2 Pembayaran konsumen yang terlambat 3 Lokasi gudang yang terpisah-pisah 4 PELUANG 1 Wilayah pasar yang masih luas 2 Teknologi informasi melalui internet 3 Keterjaminan pasokan bahan baku 4 Keanekaragaman budaya 5 Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO ANCAMAN 1 Iklim usaha yang kurang kondusif 2 Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 3 Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat 4 Hambatan masuk usaha yang masih kecil 5 Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan JUMLAH
S1 TAS
AS
S2 TAS
AS
S3 TAS
AS
S4 TAS
S5
Bobot
AS
AS
TAS
0.068 0.068
3 4
0.204 0.272
3 4
0.204 0.272
2 3
0.136 0.204
4 3
0.272 0.204
3 3
0.204 0.204
0.065 0.074 0.072 0.066
3 2 3 3
0.195 0.148 0.216 0.198
3 1 4 3
0.195 0.074 0.288 0.198
3 2 3 3
0.195 0.148 0.216 0.198
3 2 3 2
0.195 0.148 0.216 0.132
2 3 4 2
0.130 0.222 0.288 0.132
0.091 0.088 0.073 0.096
0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000
1 0 1 0
0.091 0.000 0.073 0.000
3 1 1 0
0.273 0.088 0.073 0.000
1 1 0 0
0.091 0.088 0.000 0.000
3 1 0 0
0.273 0.088 0.000 0.000
0.077 0.060 0.060 0.060 0.075
3 4 3 4 1
0.231 0.240 0.180 0.240 0.075
3 4 3 3 1
0.231 0.240 0.180 0.180 0.075
2 3 2 2 1
0.154 0.180 0.120 0.120 0.075
2 3 4 2 2
0.154 0.180 0.240 0.120 0.150
2 3 3 3 2
0.154 0.180 0.180 0.180 0.150
0.080 0.061 0.093 0.076 0.078
1 2 2 2 2
0.080 0.122 0.186 0.152 0.156 2.895
1 1 3 2 2
0.080 0.061 0.279 0.152 0.156 3.029
1 2 3 2 2
0.080 0.122 0.279 0.152 0.156 2.969
0 1 3 2 2
0.000 0.061 0.279 0.152 0.156 2.838
0 0 3 2 3
0.000 0.000 0.279 0.152 0.234 3.050
Lampiran 8. Rekapitulasi Nilai STAS pada Matriks QSPM Janur Kuning Nilai STAS Responden
S1
S2
S3
S4
S5
I
2.905
2.939
2.801
2.177
2.067
II
1.827
2.871
1.335
0.836
1.375
III
3.624
3.624
1.581
2.247
2.671
IV
2.895
3.029
2.969
2.838
3.050
Jumlah
11.251
12.463
8.686
8.098
9.163
Jumlah Rata-Rata
2.813
3.116
2.172
2.025
2.291
Prioritas Strategi
2
1
4
5
3
Keterangan S1
: Diversifikasi paket dekorasi
S2
: Memperluas wilayah pasar
S3
: Melakukan kerjasama dengan mitra
S4
: Memaksimalkan fungsi gudang
S5
: Perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan