FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR
Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN JEFFRI KURNIAWAN, Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN MOHAMMAD BAGA) Hortikultura merupakan salah satu bagain dari sektor pertanian yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Bisnis florikultura Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu komoditas florikultur yang memiliki peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan adalah bunga potong. Salah satu komoditas bunga potong yang banyak digemari adalah bunga potong krisan. Di samping memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya. bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai. Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan berbagai hal mengenai pengembangan usahanya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm, (2) Merumuskan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh pihak Loka Farm berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha dan (3) Menyusun strategi berdasarkan prioritasnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung. Pemilihan responden dalam wawancara ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pihak-pihak terkait. Informasi mengenai data sekunder diperoleh melalui Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, Internet dan buku-buku penunjang yang relevan. Data dan informasi yang diperoleh dari kondisi Loka Farm diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk merancang alternatif strategi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm dengan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis lingkungan perusahaan agar mengetahui apa yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan (SWOT) yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis kuantitatif digunakan pada Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Road Map Strategi. Perumusan strategi, dilakukan melalui tiga tahap yaitu Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Matriks SWOT, sedangkan untuk menentukan prioritas strategi yang telah dihasilkan menggunakan Road Map Strategi. Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Peluang-peluang yang ada pada lingkungan ekternal diantaranya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, perubahan pola permintaan masyarakat, kebijakan pemerintah yang mendukung, kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan produksi yang semakin pesat, permintaan bunga krisan yang tinggi dan daya tawar menawar pelanggan lemah. Ancaman yang dihadapi oleh Loka Farm diantaranya adanya perdagangan bebas antar negara yang menyebabkan semakin tingginya
persaingan, semakin banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat, adanya produk subtitusi bunga krisan, daya tawar menawar pemasok saprotan dan bibit tinggi, kualitas bibit yang tidak terjamin dan pasokan bibit yang tidak pasti. Berdasarkan perhitungan menggunakan Matriks EFE maka diperoleh peluang dan ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan yaitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan kualitas bibit yang tidak terjamin. Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang ada pada perusahaan yaitu kualitas bunga yang dihasilkan baik, manajer memiliki keuletan dalam mengelola usahanya, memiliki hubungan yang sangat baik dengan para pelanggannya, memiliki letak perkebunan yang strategis, keadaan alam yang sangat cocok, memiliki lahan yang luas, tenaga kerja yang terampil dan terciptanya suasana kekeluargaan pada perusahaan. Sedangkan kelemahan yang ada pada perusahaan antara lain: lahan yang dimiliki dan produksi belum sepenuhnya dioptimalkan, memiliki beberapa investor dan karakternya berbedabeda, belum memiliki jadwal tanam yang tetap, spesialisasi pekerjaan belum ada, perusahaan kurang mengetahui informasi pasar dan kontinyuitas produksi yang dihasilkan belum terjamin. Kekuatan dan kelamahan utama yang ada pada perusahaan berdasarkan perhitungan dengan Matriks IFE adalah memiliki suasana kekeluargaan dan belum adanya spesialisasi pekerjaan. Berdasarkan hasil perhitungan Matriks EFE dan Matriks IFE maka diperoleh total skor keduanya yaitu sebesar 2,476 dan 2,882. Berdasarkan penggabungan hasil dari total skor yang dihasilkan pada Matriks IE, maka dapat diketahui posisi Loka Farm saat ini berada pada kuadran V yang berarti perusahaan harus pertahankan dan pelihara (hold and maintain) dengan strategi yang dapat digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan 11 rumusan strategi. Ke-11 strategi yang dihasilkan itu merupakan hasil dari pencocokan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Matriks SWOT. Setelah didapatkan beberapa alternatif strategi kemudian dilanjutkan dengan merancang strategi itu dengan menggunakan Road Map Strategi. Dalam Road Map Strategi ini aktivitas yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian yaitu persiapan menuju tahap pengembangan, pengembangan usaha dan mempertahankan usaha Loka Farm. Kemudian alternatif strategi itu disusun berdasarkan prioritasnya untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Penyusunan strategi itu dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditentukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penerapan strategi untuk pengembangan usaha. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu: (1) Saat ini Loka Farm lebih fokus pada tahap persiapan menuju tahap pengembangan. Hal ini dikarenakan pada tahap tersebut, strtaegi yang digunakan merupakan strategi–strategi dasar yang dapat menentukan langkah kedepannya yaitu pengembangan usaha. (2) Perlu dilakukan evaluasi terhadap strategi-strategi pada tahap persiapan awal, agar Loka Farm dapat mengetahui kekurangankekurangan apa saja yang ada pada tahap tersebut (3) Mencari aternatif perolehan modal untuk tahap pengembangan usaha dan untuk dapat meningkatkan keuntungan sehingga pengembangan usaha dapat cepat dilakukan. (4) Meningkatkan kualitas bunga dengan memanfaatkan faktor-faktor yang mendukung, (5) Menjaga suasana kekeluargaan yang ada dalam Loka Farm.
FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR
Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563
Skripsi Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul Skripsi
: Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm, Cilember Bogor.
Nama
: Jeffri Kurniawan
NRP
: A14105563
Menyetujui: Dosen Pembimbing
Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec NIP. 131 685 542
Mengetahui: Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus
:
LEMBAR PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM, CILEMBER BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK
LAIN
KECUALI
SEBAGAI
BAHAN
RUJUKAN
DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Jeffri Kurniawan A 14105563
YANG
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang sudah memberikan dukungan moral maupun materil, dorongan semangat, binbingan, sumbangan pemikiran dan lain-lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin sekali menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Kedua orangtuaku tercinta, yang selalu memberikan dorongan, motivasi, dan doa yang tak pernah henti-hentinya kepada penulis. 2. Ir. Lukman Mohammad Baga MA.Ec, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi. 3. Ir. Netti Tinaprilla MMA, selaku dosen evaluator pada saat kolokium 4. Dr. Ir. Anna Farianti MS, penguji utama yang telah memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini. 5. Arif Karyadi Uswandi, SP, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan masukan mengenai teknik penulisan karya ilmiah yang baik dan benar. 6. Afnita Widya Sari, sebagai pembahas dalam seminar yang telah memberikan masukan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini. 7. Ir. Ahmad Rizal, selaku pengelola Loka Farm, serta pegawai yang bekerja di Loka Farm yang telah banyak memberikan informasi dan masukan dalam penelitian ini.
8. Kepada seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. 9. Rekan-rekan mahasiswa Ekstensi MAB, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Madura, 20 Juli 1983 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan H. Suyono dan Hj. Siti Sundari. Jenjang pendidikan dimulai dari Sokolah Dasar (SD) Hang Tuah 1 Jakarta Utara pada tahun 1990/1991dan lulus pada tahun 1996/1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 65 Sunter Jakarta Utara dan lulus pada tahun 1999/2000 kemudian dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Umum (SMU) Plus Bina Bangsa Sejahtera Bogor pada tahun 1999/2000 dan lulus pada tahun 2002/2003. Setelah itu penulis melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002/2003 pada Program Studi D III Manajemen Agribisnis dan lulus pada tahun 2005/2006. Kemudian penulis melanjutkan kuliahnya pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor ini, berisikan mengenai alternatif-alternatif strategi untuk pengembangan usaha bunga potong krisan pada Loka Farm berdasarkan pada keadaan internal dan eksternal yang ada pada Loka Farm. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Bogor, 22 Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
ix xii xiii xiv
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................
1 5 7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bunga Potong ....................................................................................... 2.2 Gambaran Umum Bunga Krisan .......................................................... 2.2.1 Syarat Tumbuh ........................................................................... 2.2.2 Bunga Krisan Sebagai Produk ................................................... 2.3 Sistem Agribisnis Bunga Potong ......................................................... 2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu .............................................................
8 8 11 13 15 17
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................ 20 3.1.1 Strategi ........................ ............................................................. 20 3.1.2 Manajemen Strategi....................... ........................................... 20 3.1.3 Perencanaan Strategi........... ...................................................... 24 3.1.4 Strategi Bersaing Generik ......................................................... . 26 3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal ................................................. 28 3.1.5.1 Lingkungan Makro ......................................................... . 28 3.1.5.2 Lingkungan Mikro (Analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter)............................................................................. . 29 3.2.5 Analisis Lingkungan Internal .................................................... 31 3.6 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................ 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 4.2 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 4.3.1 Analisis Matriks IFE dan EFE .................................................. 4.3.2 Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) ................................... 4.3.3 Analisis SWOT ............ ............................................................. 4.3.4 Road Map Strategi ....... .............................................................
37 37 38 38 42 43 45
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Lokasi dan Letak Geografis .................................................................. 47 5.2 Sejarah Singkat Loka Farm ................................................................... 47
5.3 Sarana dan Prasarana............................................................................. 5.4 Sistem Agribisnis Bunga Potong Loka Farm ........................................ 5.4.1 Pengadaan Input ......................................................................... 5.4.2 Budidaya .................................................................................... 5.4.3 Subsistem Pemasaran ................................................................. 5.5 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................
48 49 49 50 54 54
VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................................. 6.1.1 Analisis Lingkungan Makro....................................................... 6.1.2 Analisis Lingkungan Industri ..................................................... 6.1.3 Analisis Lingkungan Mikro ....................................................... 6.2 Analisis Lingkungan Internal ................................................................ 6.3 Identifikasi Faktor-faktor Lingkungan ..................................................
58 58 62 65 69 81
VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)........................... 88 7.2 Analisis Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) .............................. 90 7.3 Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) .............................................. 92 7.4 Analisis Matriks SWOT ........................................................................ 95 7.4 Road Map Strategi ................................................................................ 100 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan ........................................................................................... 104 8.2 Saran...................................................................................................... 106 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 108 LAMPIRAN ................................................................................................... 110
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Nilai Ekspor dan Impor Bunga Potong Segar Indonesi Pada Bulan Januari 2006 ...................................................................................... 2 2. Persentase Produksi Krisan di Indonesia Tahun 2005 ......................
3
3. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Lima Tanaman Hias Bunga Potong Terpopuler di Indonesia Tahun 2004 - 2005 ............. 4 4. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ..................................... 38 5. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ........................................ 39 6. Penilaian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal dan Eksternal Menurut Metode ”Paired Comparison” ........................... 40 7. Matriks SWOT .................................................................................. 44 8. Penentuan Harga Krisan Tipe Standar dan Spray Pada Setiap Perusahaan Pada Tahun 2007 ........................................................... 64 9. Rincian Karakteristik Pelanggan yang Menawarkan Kontrak dengan Loka Farm ............................................................................ 67 10. Produksi Bunga Krisan per Green House ......................................... 72 11. Kualifikasi Grade Bunga Potong Krisan Tipe Standar dan SprayLoka Farm ................................................................................ 76 12. Harga Jual Bunga Potong Krisan per Ikat Loka Farm ...................... 79 13. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ..................................... 88 14. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ........................................ 91 15. Analisis SWOT ................................................................................. 96
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1.
Saluran Pemasaran Produk Secara Umum ......................................
17
2.
Model Manajemen Strategi .............................................................
23
3.
Proses Perencanaan Strategi Bisnis .................................................
26
4.
Tiga Strategi Generik ......................................................................
28
5.
Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri .......
30
6.
Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................
36
7.
Matriks Internal-Eksternal (IE) .......................................................
43
8.
Road Map Strategi ..........................................................................
46
9.
Struktur Organisai Loka Farm ........................................................
55
10.
Saluran Pemasaran Loka Farm........................................................
80
11.
Matriks Internal-Eksternal (IE) .......................................................
93
12.
Road Map Strategi Loka Farm ........................................................ 101
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Pembobotan Faktor-faktor Internal Responden 1 ............................. 111 2. Pembobotan Faktor-faktor Internal Responden 2 ............................. 112 3. Pembobotan Faktor-faktor Internal Responden 3 ............................. 113 4. Rata-rata Bobot, Rating dan Skor Faktor Internal ............................ 114 5. Pembobotan Faktor-faktor Eksternal Responden 1 .......................... 115 6. Pembobotan Faktor-faktor Eksternal Responden 2 .......................... 116 7. Pembobotan Faktor-faktor Eksternal Responden 3 .......................... 117 8. Rata-rata Bobot, Rating dan Skor Faktor Eksternal .......................... 118 9. Kuesioner .......................................................................................... 119
1
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati
yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor pertanian memiliki peranan yang penting bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman pangan yang meliputi padi, palawija dan hortikultura. Hortikultura merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Perkembangan produksi tanaman hias di Indonesia terus mengalami peningkatan. Kondisi ini menggambarkan bahwa saat ini masyarakat Indonesia telah mengetahui manfaat tanaman hias. Bisnis florikultur Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Komoditas agribisnis florikultur terdiri dari bunga potong, bunga pot dan tanaman hias daun. Salah satu komoditas florikultur yang memiliki peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan adalah bunga potong. Bunga potong merupakan bunga yang banyak digunakan untuk rangkaian bunga diberbagai acara, mulai dari acara kelahiran, pernikahan, keagamaan sampai kematian serta ucapan selamat. Bunga potong banyak dibutuhkan oleh florist, dekorator, hotel, catering, perkantoran dan konsumen rumah tangga. Hal tersebut menunjukan bahwa usaha bunga potong memiliki pasar cukup luas untuk
2
pemasaran hasil produksinya dan dapat dijadikan suatu peluang usaha yang cukup menjanjikan. Di pasar dunia, tanaman hias tropis memiliki peminat yang cukup tinggi. Masyarakat negara subtropis biasanya menganggap tanaman asal negara tropis sebagai tanaman yang eksotis. Diperkirakan pada abad ke 21 konsumsi bunga dunia akan meningkat lebih dari 10 persen per tahun (Katalog Bunga Potong dan Tanaman Hias Rawa Belong, 2006 : 11). Indonesia juga merupakan salah satu negara pengekspor bunga potong, negara tujuan dan jumlah ekspor dan jumlah impor bunga potong Indonesia dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Ekspor dan Impor Bunga Potong Segar Indonesia Pada Bulan Januari 2006 Ekspor Impor Negara Negara Volume Nilai Volume Nilai Tujuan Asal (Kg) (US $) (Kg) (US $) Korsel 3.869.204 1.473.941 Belanda 21.658 107.371 Singapura 186.646 89.755 Singapura 2.031 6.192 Jepang 65.725 125.371 Ekuador 19.307 97.458 China 529.820 88.426 China 21.119 70.005 Australia 4.195 41.526 Australia 1.594 4.435 USA 11.424 165.847 Kanada 40 228 Thailand 19.480 11.025 Malaysia 69 43 Kuwait 10.963 5.780 USA 252 764 UEA 5.430 11.566 Taiwan 2.207 3.052 Malaysia 4.408 3.892 Australia 1594 4.435 Kanada 151 2.548 Vietnam 3.934 7.374 Sumber: BPS, 2006 Keterangan : Bunga potong segar meliputi: krisan, anthurium, heliconia dan sedap malam.
Tahun 2006 nilai impor bunga potong segar Indonesia mencapai 73.805 kilogram atau setara dengan 301.345 US Dollar. Belanda adalah negara pengekspor bunga potong terbesar ke Indonesia, disusul oleh Ekuador, China dan Australia. Bunga potong Indonesia paling banyak diekspor ke Korea, dengan jumlah 3.869.204 kilogram atau setara dengan 1.473.941 US Dollar. Amerika
3
Serikat peringkat berikutnya, dengan total nilai 165.847 US Dollar. Besarnya angka impor menunjukan peluang masih terbuka lebar bagi produksi dalam negeri. Pasar internasional memberikan kesempatan serta kepercayaan bagi pelaku usaha di Indonesia dalam mengembangkan komoditas bunga potong. Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan sentra produksi bunga potong terbesar di Indonesia hal ini di karenakan letak georafisnya sangat mendukung. Total produksi bunga krisan di Jawa Barat mencapai 78 persen dari total produksi bunga krisan di Indonesia. Keadaan alam yang cocok membuat banyak orang membuka usaha dengan membudidayakan bunga potong, sehingga persaingan antara sesama produsen bunga potong di Jawa Barat cukup tinggi. Kabupaten yang terkenal sebagai sentra bunga potong adalah Sukabumi, Cianjur, Bogor dan Bandung. Tabel 2 Persentase Produksi Krisan di Indonesia Tahun 2005 No Provinsi Persentase (%) 1 Jawa Barat 78 2 Jawa Tengah 16 3 Sumatera Utara 3 4 Jawa Timur 2 5 Sulawesi Utara 1 Sumber: Statistik Hortikultura, 2005
Salah satu komoditas bunga potong yang banyak digemari adalah bunga potong krisan. Krisan atau Chrysanthenum merupakan salah satu jenis tanaman hias yang telah lama dikenal dan banyak disukai masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Di samping memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya, bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai. Keunggulan lain yang dimiliki adalah bahwa pembungaan dan panennya dapat diatur menurut kebutuhan pasar.
4
Perkembangan bunga potong krisan dalam segi produksi dan luas panen memperlihatkan perkembangan yang positif. Tabel 3, menjelaskan bahwa salah satu tanaman hias bunga potong Indonesia yang memiliki perkembangan yang menggembirakan adalah bunga potong krisan. Hal ini dapat dilihat dari luas panen dan produksinya. Luas panen bunga potong krisan mengalami trend peningkatan sebesar 34,59 persen dan untuk produksinya, bunga potong krisan juga mengalami trend peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 71,46 persen. Apabila dibandingkan dengan empat komoditas bunga potong lainnya, bunga krisan memiliki trend peningkatan yang sangat baik, dengan demikian dapat menunjukan bahwa kebutuhan akan bunga potong krisan semakin bertambah. Konsumsi bunga potong dan tanaman hias di dalam negeri terus meningkat, rata-rata setiap tahunnya terjadi peningkatan delapan persen (Katalog Bunga Potong dan Tanaman Hias Rawa Belong, 2006 : 10). Tabel 3 Perkembangan Luas Panen dan Produksi Lima Tanaman Hias Bunga Potong Terpopuler di Indonesia Tahun 2004 - 2005 N o 1 2 3 4 5
Komoditas Mawar Sedap Malam Krisan Gladiol Anggrek
Luas Panen m² 2004 2005 3.750.349 3.989.487 6.076.677 5.493.414 1.542.812 2.076.546 913.193 1.102.512 2.260.464 1.221.524
Trend % 6,38 -9,60 34,59 20,73 -45,96
Produksi (tangkai) 2004 2005 61.540.963 60.719.517 37.516.879 32.611.284 27.683.449 47.465.794 16.686.134 14.512.619 8.027.720 7.902.403
Trend % -1,33 -13,08 71,46 -13,03 -1,56
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006
Semakin meningkatnya penggunaan bunga potong krisan dan juga semakin banyaknya produsen baru membuat persaingan dalam industri bunga potong di Indonesia semakin ketat, diharapkan memiliki strategi bisnis untuk dapat bersaing.
5
1.2 Perumusan Masalah Loka Farm merupakan salah satu unit bisnis Pusat Koperasi Markas Besar TNI (Puskop Mabes TNI) yang baru berjalan selama 18 bulan. Loka Farm berlokasi di Kecamatan Cilember, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Saat ini penjualan produk yang dilakukan oleh Loka Farm adalah dengan cara pemesanan terlebih dahulu apabila dalam jumlah banyak dan juga dapat dengan cara mengecer. Ada beberapa pelanggan Loka Farm yang ingin bekerja sama dengan cara mengajukan kontrak penjualan. Akan tetapi saat ini Loka Farm belum berani melakukannya karena melihat dari kuantitas produksi yang tidak konsisten membuat Loka Farm tidak dapat menyetujuinya, untuk itu saat ini Loka Farm menjual produknya berdasarkan produksi pada waktu tersebut.. Sebagai perusahaan baru dan kegiatan produksi yang berlangsung belum lama tersebut, sehingga belum memberikan pengalaman yang cukup bagi perusahaan untuk mampu beroperasi secara efektif dan efisien. Pada kegiatan produksi, Loka Farm masih belum memiliki perencanaan produksi yang baik. Selain itu sistem manajemen yang ada saat ini masih belum berjalan dengan baik, hal ini merupakan masalah yang dihadapi oleh Loka Farm saat ini. Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan berbagai hal mengenai pengembangan usahanya. Strategi yang paling tepat bagi suatu perusahaan adalah strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Penilaian terhadap faktor-faktor di dalam lingkungan perusahaan tidak cukup untuk merumuskan strategi dalam upaya pengelolaan perusahaan yang lebih baik lagi. Penilaian terhadap faktor-faktor di
6
luar perusahaan juga diperlukan karena lingkungan eksternal bisa setiap saat berubah dengan cepat sehingga melahirkan peluang dan ancaman, baik yang datang dari pesaing utama maupun dari iklan bisnis yang senantiasa berubah. Tantangan yang utama dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana membangun dan mempertahankan usaha yang sehat dalam pasar dan lingkungan usaha yang cepat berubah sehingga mempengaruhi organisasi dan manajemen perusahaan (Kotler, 1997). Bunga krisan sangat populer di masyarakat karena banyaknya jenis, bentuk dan warna bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai, warna bunga juga menjadi pilihan konsumen. Manajer Loka Farm menyatakan bahwa, pada umumnya konsumen lebih menyukai warna merah, putih dan kuning, sebagai warna dasar krisan. Berdasarkan keadaan internal, kekuatan dan kelemahan yang ada, Loka Farm memerlukan strategi yang tepat untuk tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Meninjau kondisi tersebut diperlukan analisis mengenai faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta faktorfaktor eksternal yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi Loka Farm. Berdasarkan gambaran di atas maka, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal apa yang menentukan pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm ? 2. Bagaimana strategi alternatif yang dapat digunakan oleh pihak Loka Farm?
7
3. Strategi apa yang dapat digunakan sesuai dengan keadaan lingkungan eksternal dan internal di Loka Farm?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm. 2. Merumuskan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh pihak Loka Farm berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha. 3. Mempetakan alternatif strategi berdasarkan prioritasnya masing-masing, berdasarkan keadaan internal dan eksternal yang ada pada perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi Loka Farm dalam menentukan strategi pengembangan usaha pada saat ini dan juga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi serta memberikan pengalaman bagi penulis selama melakukan penelitian ini.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bunga Potong Bunga potong adalah sebutan untuk tanaman hias yang ditanam untuk diambil bunga besarta tangkainya. Bunga potong adalah bunga yang dimanfaatkan untuk bahan rangkaian bunga untuk berbagai keperluan dalam daur hidup manusia, mulai dari kelahiran, perkawinan dan kematian. Oleh sebab itu, apabila dilihat dari fungsinya maka bunga dapat dikatakan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hasil rangkaian yang terpadu antara warna dan jenis bunganya yang tertata menarik, menjadi simbol pernyataan dan ungkapan perasaan. Namun sebenarnya masih banyak lagi manfaat dan kegunaannya pada masa sekarang ini, seperti hiasan meja, dekorasi, hari-hari besar seperti natal, tahun baru dan lebaran. Produk bunga potong dapat berupa bunga krisan, garbera, anggrek, mawar dan lainnya.
2.2 Gambaran Umum Bunga Krisan Bunga krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower), yang berasal dari daratan China. Bunga krisan pernah dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800 dan mulai tahun 1940, dikembangkan secara komersil. Bunga krisan yang biasa ditanam di Indonesia terdiri dari bunga krisan lokal, bunga krisan introduksi
9
(krisan modern atau krisan hibrida) dan bunga krisan produk Indonesia yang dilepas oleh Balai Tanaman Hias. Bunga krisan tumbuh menyemak dengan daur hidup sebagai tanaman semusim atau tahunan. Bunga krisan tumbuh tegak dengan batang yang lunak dan berwarna hijau, bagian tepi dari daun memiliki celah dan bergigi serta tersusun dengan berselang seling pada batang. Bunga krisan memiliki akar yang rentan kerusakan akibat dari lingkungan yang kurang mendukung. Perakaran menyebar hingga kedalaman 30 centimeter – 40 centimeter. Adapun taksonomi bunga krisan menurut beberapa ahli botani krisan dikelompokan ke dalam: Kingdom
:
Plantae
Divisio
:
Spermatophyta
Subdivisio
:
Angiospermae
Kelas
:
Dicotyledoneae
Bangsa (Ordo)
:
Asterales
Suku (Famili)
:
Asteraceae
Marga (Genus)
:
Chrysanthemum
Jenis (Species)
:
Chrysanthemum, sp
Pada kegiatan pemasaran bunga krisan, biasanya para pemasar menjualnya dalam bentuk bunga pot ataupun bunga potong. Bunga pot merupakan sosok tanaman kecil, tingginya 20 - 40 centimeter, berbunga lebat dan cocok ditanam di pot, polybag atau wadah lainnya. Bunga potong ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi dan umumnya ditanam di dalam green house.
10
Berdasarkan jumlah bunga yang dipelihara dalam satu tangkai, bunga krisan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu : 1. Tipe Spray Pada tipe ini, dalam satu tangkai bunga krisan memiliki 10 - 20 kuntum bunga dengan ukuran yang kecil, sehingga terlihat ramai dan indah. Bunga krisan tipe spray terdiri dari varietas Puma, Yellow Puma, White Regent, Town Talk, Heidi Yellow, Heidi White, Pompon, Sonya, Caymano dan Casablanca. 2. Tipe Standar Berbeda dengan tipe spray, pada tipe standar ini satu tangkai bunga krisan hanya memiliki satu bunga dengan ukuran yang besar karena petani hanya terfokus pada satu bunga sehingga saluran makanan hanya tertuju pada satu bunga tersebut. Bunga krisan tipe spray terdiri dari varietas White Fiji, Yellow Fiji, Allouis, Astro, Snowdown White, Cassandra dan Pingpong. Bentuk bunga krisan sangat bervariasi, antara lain: a. Single Bentuk bunga krisan yang mempunyai mahkota memanjang dan lebar, sedangkan bagian tengahnya bundar dan sedikit mengembang. Bila sudah terlalu mekar, bagian tengah akan tampak menguning karena tepung sari mulai pecah. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan bentuk aster. b. Anemone Mahkota sebelah luar seperti bentuk single hanya lebih kecil dan pendek, sehingga tidak begitu membuka melainkan agak menggulung. Bagian
11
tengah bunga tidak terlihat adanya benangsari, sehingga apabila bunga terlalu mekar maka bunga bagian tengah akan mengembang dan mahkota sebelah luar akan terlihat sedikit. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan bentuk kancing. c. Spider Mahkota terlihat menggulung, sehingga terlihat memanjang dan menyebar ke hampir semua bagian bunga dan tidak terlihat adanya bagian tengah seperti jenis anemone dan single. Di Indonesia jenis dikenal dengan bentuk jarum. d. Pompom Mahkota berkembang sama panjangnya, sehingga bentuk bulat seperti pingpong, biasa disebut pompom. e. Dekoratif Mahkota bunga bagian luar berkembang lebih panjang dari bagian tengah, sehingga seperti pompom tetapi tumbuh lebih besar dan membuka.
2.2.1. Syarat Tumbuh Persyaratan kebutuhan hidup tanaman bunga krisan meliputi: suhu, cahaya matahari, air, tempat tumbuh dan perlakuan perawatan yang sesuai. Suhu. Pengaruh suhu berkaitan dengan proses asimilasi, yaitu pembentukan cadangan makanan dan proses disimilasi yaitu penguraian makanan dan pernafasan. Di daerah tropis, seperti Indonesia, temperatur yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman krisan pada siang hari adalah antara 20°C – 26°C. Toleransi tanaman krisan terhadap faktor temperatur untuk tetap tumbuh baik
12
adalah antara 17°C – 30°C. Temperatur berpengaruh terhadap kualitas pembungaan krisan. Temperatur yang ideal untuk pembungaan yaitu antara 16°C - 18°C. Pada temperatur yang tinggi (lebih dari 18°C) bunga krisan cenderung berwarna kusam, sedangkan temperatur yang rendah (kurang dari 16°C) berpengaruh baik terhadap warna bunga, karena cenderung makin cerah. Mengingat tanaman krisan membutuhkan temperatur untuk pertumbuhan antara 20°C – 26° C dan pembungaan pada temperatur 16°C – 18°C dengan kelembaban udara antara 70 - 80 persen, maka lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman ini adalah di daerah berketinggian antara 700–1200 m dari permukaan laut. Cahaya. Agar mendapatkan bunga yang berkualitas baik, tanaman bunga krisan (Chrysanthemum sp) membutuhkan cahaya yang lebih lama dari panjang hari normal. Penambahan panjang hari dapat dilakukan dengan penyinaran buatan, setelah matahari terbenam atau selama periode gelap.
Penyinaran dilakukan
selama satu bulan untuk memacu pertumbuhan tinggi tanaman dan menunda masa generatif. Sumber cahaya buatan yang umum digunakan adalah lampu esensial dengan ukuran 13 - 16 watt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lampu esensial lebih mempercepat pertumbuhan generatif tanaman krisan dibandingkan dengan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang terbaik adalah pada tengah malam antara pukul 22.00 – 02.00. Jarak antar lampu adalah 2,35 meter dan lampu dipasang setinggi 2,5 meter dari tanaman. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai batas tertentu fase vegetatif (± 4 minggu). Kelembaban Udara. Tanaman krisan umumnya membutuhkan kondisi kelembaban udara (RH) tinggi. Pada fase pertumbuhan awal, seperti perkecambahan benih atau pembentukan akar bibit setek, diperlukan kelembaban
13
udara antara 90 - 95 persen. Tanaman muda sampai dewasa tumbuh dengan baik pada kondisi kelembaban udara antara 70 - 80 persen. Hujan deras atau keadaan curah hujan tinggi yang langsung menerpa tanaman krisan juga menyebabkan tanaman mudah roboh, rusak, dan kualitas bunganya rendah. Oleh karena itu pembudidayaan krisan di daerah bercurah hujan tinggi dapat dilakukan di dalam green house atau bangunan rumah plastik dan rumah kaca. Kebutuhan Air. Bunga krisan tumbuh dengan baik jika kebutuhan airnya tercukupi. Banyaknya penyiraman dan frekuensi penyiraman bunga krisan bergantung pada cuaca (suhu, angin dan cahaya), jenis, ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan. Kelebihan air tidak bagus untuk pertumbuhan tanaman bunga krisan, sedangkan kekeringan dapat menimbulkan terjadinya dehidrasi yang berakibat pada pertumbuhannya yang tidak baik. Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari sampai dengan tahap pemanenan. Tanah. Krisan dapat tumbuh pada setiap jenis tanah tergantung penanganannya. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur lempung berpasir, mempunyai drainase dan aerasi yang baik dan mengandung bahan organik yang tinggi dengan pH sedikit asam. Tingkat kemasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman krisan adalah sekitar 5,5 sampai 6,5.
2.2.2 Bunga Krisan Sebagai Produk Produk yang memiliki daya saing ditandai dengan meningkatnya nilai tambah, efisiensi atau produktifitas, berorientasi pada permintaan pasar, mengandalkan kekuatan inovasi tekhnologi dan kemampuan skill sumberdaya manusianya. Rakyat yang banyak dapat dilibatkan sebagai pelaku produksi,
14
diharapkan manfaat ekonomi yang dihasilkan juga dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan merupakan bagian dari pengembangan sistem dan usaha agribisnis bunga potong krisan, sehingga upaya ini tidak hanya berdaya saing tetapi juga akan berkelanjutan. Usaha untuk mengembangkan bunga potong krisan yang sesuai dengan permintaan, memerlukan kemampuan produsen untuk dapat membaca selera dan kebutuhan konsumen. Berbagai cara dilakukan dalam rangka mengembangkan dan menemukan inovasi baru, seperti: 1. Menghasilkan varietas-varietas baru melalui persilangan. 2. Kemajuan teknologi, seperti penggunaan internet sebagai media untuk mempermudah pemasaran produk dengan sifat tidak tahan lama (perishable product) tetapi harus sampai ke tangan konsumen dalam keadaan segar dan berkualitas. Penggunaan internet juga dapat digunakan untuk mencari informasi tentang selera konsumen bunga saat ini.
Bunga potong krisan yang banyak diminati adalah bunga yang mekar sempurna, penampilan yang sehat dan segar serta mempunyai tangkai batang yang tegar dan kekar sehingga bunga menjadi awet dan tahan lama. Bunga krisan dibagi menjadi dua jenis yaitu standar dan spray. Permintaan konsumen paling banyak adalah untuk bunga krisan jenis standar karena biasanya jenis ini digunakan untuk bahan dasar rangkaian bunga. Bunga krisan tidak hanya dapat dijadikan sebagai bunga potong rangkaian bunga untuk dekorasi maupun ucapan selamat. Bunga krisan juga dapat dijadikan tanaman hias dalam pot. Rukmana dan Mulyana (1997) menyatakan bahwa, dari waktu ke waktu permintaan terhadap bunga krisan baik dalam bentuk bunga
15
potong maupun dalam pot mengalami kenaikan. Selain sebagai hiasan, bunga krisan juga dapat dapat dijadikan sebagai obat, bahan kosmetika dan juga minuman. Indonesia memiliki potensi yang tersedia untuk usaha agribisnis bunga potong krisan, terutama dalam segi keadaan geografisnya dan luas lahannya. Namun sistem agribisnis tidak dapat berkembang tanpa dukungan usaha-usaha agribisnis. Para pelaku usaha, termasuk petani produsen dan perusahaan yang merancang, merekayasa dan melakukan proses agribisnis, mulai dari proses pemasaran sampai ke proses produksi.
2.3 Sistem Agribisnis Bunga Potong Bunasor dalam Wahyuningsih (1999 : 9) menyatakan bahwa, sistem agribisnis bunga potong terdiri dari subsistem yang saling terkait, saling tergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sistem tersebut terdiri dari: 1. Subsistem pengadaan input dan penyaluran sarana produksi. Dalam pengadaan input dan saran produksi dalam budidaya ini meluputi bibit, pupuk, obat-obatan dan lain-lain. Bibit yang digunakan adalah anakan dari induk tanaman krisan yang dapat dipanen maksimal enam kali panen, yang diantaranya lima kali panen untuk produksi dan satu kali panen untuk indukan baru, yaitu dengan cara stek. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan anorganik diantaranya Urea, TSP, ZA dan KNO3,
sedangkan
untuk
obat-obatan
digunakan
untuk
pemeliharaan dan perawatan seperti fungisida dan insektisida.
kegiatan
16
2. Subsistem Usahatani (Budidaya) Kegiatan yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu atau subsistem pengadaan input dan penyaluran sarana produksi untuk menghasilkan produk pertanian primer. Peran penyuluh dalam hal ini sangat diperlukan, bukan saja untuk upaya alih tekhnologi, tetapi juga tidak kalah pentingnya dalam mengubah sikap berusaha menjadi “business oriented” yang dapat dihubungkan melalui kemampuan mengelola, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Hal ini penting mengingat usaha bunga potong memerlukan penanganan yang serius dan telaten menyangkut penerapan cara-cara budidaya. 3. Subsistem Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk menjadi mudah diperoleh dan selalu tersedia untuk pelanggan sasaran. Subsistem pemasaran terdiri dari standarisasi mutu, pengolahan, penyimpanan, transportasi, distribusi, mulai dari produsen sampai ke tangan konsumen. Saluran pemasaran adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikan dari titik produksi sampai ke titik konsumsi. Berdasarkan tingkatannya, saluran pemasaran terdiri dari beberapa macam. Gambar 1, dijelaskan bahwa saluran pemasaran terbagi menjadi dua, yaitu pemasaran langsung dan pemasaran tidak langsung. Pemasaran langsung dilakukan langsung kepada konsumen tanpa perantara. Pada kegiatan
17
pemasaran tidak langsung, dapat melalui beberapa perantara di antaranya pedagang grosir, pemborong, pengecer dan langsung ke konsumen akhir. Produsen
Produsen
Produsen
Produsen
Grosir
Grosir
Pemborong
Konsumen
Pengecer
Pengecer
Pengecer
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Gambar 1 Saluran Pemasaran Produk Secara Umum Sumber: Kotler (1997)
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Turnip (2004) yang mengenai formulasi strategi pengembangan teh hijau, dapat dilihat bahwa hasil Analisis Matriks EFE menunjukan bahwa nilai rata-rata dengan skor adalah 2,4433, yang berarti perusahaan dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan mengatasi ancaman-ancaman yang dihadapi perusahaan. Sementara itu, hasil dari Analisis Matriks IFE menunjukan nilai rata-rata dengan skor 2,5388 yang menunjukan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan yang di miliki. Berdasarkan matriks IE dapat diketahui bahwa posisi perusahaan berada pada posisi V, yang berarti mampu menerapkan strategi pertahankan dan pelihara dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Tahap
18
pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT yang kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan matriks QSPM. Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lusiana (2005), mengenai analisis kelayakan usaha bunga potong krisan (Glory Farm) Kabupaten Cianjur. Alat analisis yang dipakai adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Analisis dilakukan pada dua pola, yaitu pola 1 adalah usaha berjalan (pembibitan mandiri dan penanaman mitra), pola 2 adalah pola usaha alternatif (pembibitan dan penanaman mandiri). Hasil analisis kriteria investasi yang menggunakan discount rate rata-rata modal yaitu sebesar 8,5 persen, hasilnya menunjukan bahwa kedua pola usaha layak secara finansial, namun hasil analisis memperlihatkan bahwa pola 2 lebih layak dibandingkan dengan pola 1. Utami (2003), melakukan penelitian mengenai analisis pengambilan keputusan strategi bauran pemasaran bunga potong krisan pada PT Saung Mirwan. Alat analisis yang digunakan adalah Proses Hierarki Analisis (PHA). Berdasarkan hasil analisis dengan metode PHA, dapat diketahui bahwa prioritas menyeluruh
menempatkan
sasaran
meningkatkan
pangsa
pasar
dan
mengoptimalkan pendapatan sebagai prioritas utama. Prioritas kedua adalah sasaran meminimumkan biaya produksi, dan prioritas ketiga adalah sasaran meningkatkan daya saing. Nurmawati (2003) melakukan penelitian mengenai analisis strategi pengembangan pasar produk bunga potong (Kasus PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas). Analisis kuantitatif digunakan pada Analisis Matriks IFE, Analisis Matriks EFE, Analisis Matriks IE dan Matriks SWOT. Sedangkan untuk
19
penentuan prioritas rekomendasi strategi pengembangan pasar menggunakan matriks QSPM. Berdasarkan Analisis Matriks IFE didapat nilai total skor sebesar 3,023 menunjukan posisi internal perusahaan yang kuat dalam menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan yang ada, sedangkan Analisis Matriks EFE menghasilkan total nilai skor sebesar 2,764 menunujukan posisi eksternal perusahaan rata-rata dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada. Tahap pencocokan menggunakan Matriks SWOT kemudian dilanjutkan dengan penentuan prioritas strategi dengan menggunakan QSPM. Penelitian tentang krisan yang telah dilakukan sebelumnya memiliki persamaan
dan
Persamaannya
perbedaan adalah
dengan
penelitian
memformulasikan
yang
strategi
dilakukan
suatu
usaha
penulis. dengan
menggunakan metode yang sama. Perbedaannya adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Untuk memprioritaskan strategi, penulis menggunakan Road Map Strategi yang bertujuan agar strategi yang dijalankan berjalan dengan baik berdasarkan waktu penerapannya. Manfaat dari penggunaan Road Map Strategi adalah perjalanan lebih terarah, strategi jelas dalam artian tidak ada tumpang tindih strategi, kegiatan terpetakan, kondisis awal teridentifikasi secara menyeluruh dan strategi yang diambil dipahami menyeluruh oleh semua pihak sehingga semua mengetahui tugas masing-masing dalam pelaksanaan strategi.
20
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan organisasi dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk dihadapi di masa mendatang oleh organisasi yang bersangkutan (Yosida, 2006 : 22). Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan dimana ia harus bersaing. Strategi erat kaitannya dengan pemenuhan tujuan organisasi. Menurut Grant dalam Yosida (2006), strategi digunakan untuk memenuhi tiga tujuan organisasi, yaitu: 1. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan 2. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi 3. Strategi sebagai konsep.
3.1.2 Manajemen Strategi Perubahan yang terjadi dalam persaingan dianggap sebagai ancaman oleh perusahaan tertentu, namun perusahaan sejenis menafsirkan sebagai sesuatu peluang besar. Dengan kata lain, ancaman ataupun peluang bisnis sangat ditentukan oleh bagaimana kemampuan organisasi bisnis memahaminya, untuk kemudian menganalisnya dan merespon dalam bentuk sikap dan tindakan. Dalam realitanya untuk menghadapi berbagai perubahan yang sedang dan akan terus
21
berlangsung, maka organisasi bisnis harus semakin mengambangkan dan mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan strateginya. Pernyataan misi yang baik mengungkapkan pelanggan, produk, atau jasa, pasar, teknologi, pemikiran untuk bertahan hidup, falsafah konsep diri, pemikiran untuk citra publik dan pemikiran untuk karyawan. Sembilan komponen dasar ini berfungsi sebagai kerangka kerja praktis untuk mengevaluasi dan menuliskan pernyataan misi. Langkah pertama dalam manajemen strategi, pernyataan misi menyediakan arah untuk semua aktifitas perencanaan. Robinson (1997 : 20) menyatakan bahwa, manajemen strategi dapat diartikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang di awali dengan visi dan misi yang kemudian dapat menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang akan dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan. Implementasi strategi
bertumpu
pada
alokasi
dan
pengorganisasian sumberdaya manusia (SDM) yang diwujudkan melalui penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang berjalan beserta budaya perusahaan.
Lebih luas lagi, aktivitas ini mencakup distribusi kerja
diantara individu dan kelompok kerja dengan mempertimbangkan tingkatan manajemen, tipe pekerjaan, pengelompokan bagian pekerjaan serta mengusahakan agar bagian-bagian itu menyatu seluruhnya dalam sebuah tim sehingga mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pembuatan manajemen strategi ini memfokuskan pada memadukan manajemen pemasaran, keuangan / akunting, produksi / operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informsi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategi memungkinkan suatu organisasi untuk lebih pro
22
aktif ketimbang reaktif dalam membentuk masa depan sendiri. Hal ini memungkinkan suatu organisasi untuk mengawali dan mempengaruhi aktifitas sehingga dengan demikian dapat dengan keras mengendalikan tujuan sendiri. Menurut David (2004 : 5). Manfaat dari manajemen strategi adalah manfaat keuangan dalam artian dapat mendatangkan laba dan juga manfaat non keuangan. Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. 1. Perumusan strategi, termasuk pengembangan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. 2. Implementasi strategi, menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumderdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan; implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi. 3. Evaluasi strategi, adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, sehingga evaluasi strategi perlu dilakukan. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal
selalu
berubah.
Tiga
macam
aktifitas
mendasar
untuk
23
mengevaluasi strategi adalah (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi sekarang, (2) mengukur prestasi, dan (3) mengambil tindakan korektif. Proses manajemen strategi harus di dasarkan pada keyakinan bahwa organisasi seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan internal dan eksternal sehingga dapat melakukan perubahan tepat waktu. Kecepatan dan besaran perubahan yang mempengaruhi organisasi bertambah secara dramatis. Proses manajemen strategi bertujuan memungkinkan organisasi menyesuaikan diri secara efektif untuk berubah dalam jangka panjang. Proses manajemen strategi harus dilaksanakan secara terus menerus karena bersifat dinamis dan berkelanjutan. Umpan Balik Melakukan Audit Eksternal
Mengembang kan Pernyataan Visi
Menetapkan Sasaran Jangka Panjang
Menghasilkan, Mengevaluasi, dan Memilih Strategi
Menetapkan Kebijakan dan Sasaran Tahunan
Mengalokasik an Sumberdaya
Mengukur & Mengevalu asi Prestasi
Melakukan Audit Internal
Perumusan Strategi
Implementasi Strategi
Evaluasi Strategi
Gambar 2 Model Manajemen Strategi Sumber: David, 2004 (hal 14)
Proses manajemen strategis paling baik dapat dipelajari dan diterapkan menggunakan suatu model. Setiap model menggambarkan semacam proses. Kerangka kerja yang di ilusterasikan pada Gambar 2 diterima secara luas, model
24
pemahaman dari proses manajemen strategis. Model ini tidak menjamin sukses, tetapi menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi. Adanya model rangkaian manajemen yang berisi langkah-langkah yang diambil, akan memudahkan pihak perusahaan untuk mengambil kebijakan yang tepat sasaran. Rumusan alternatif strategi yang dihasilkan tersebut akan dievaluasi sebelum di implementasikan, karena dengan adanya strategi baru akan mengakibatkan terjadinya perubahan. Pelaksanaan strategi yang terpilih, perusahaan harus melihat seberapa efektifkah pelaksanaan dan kepentingan dari strategi ini. Aspek-aspek tingkah laku, budaya dan politik dari proses menghasilkan dan memilih strategi selalu penting untuk dipertimbangkan dan di kelola.
3.1.3 Perencanaan Strategi Menurut Kotler (1997 : 56), perencanaan strategi bisnis adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian dan sumberdaya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan dari perencanaan strategi yaitu untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Perencanaan strategi penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumberdaya yang ada. Analisis
perencanaan
strategi
adalah
kegiatan
intelektual
untuk
memformulasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis, sehingga dengan
25
kondisi atau informasi yang diperoleh dalam suatu penelitian, tindakan manajemen yang tepat dan sesuai dapat ditentukan. Pada akhir tahun dilakukan evaluasi kembali apakah strategi ini masih layak untuk dijalankan, sesuai dengan situsi dan kondisi. Tujuan utama perencanaan strategi adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi internal dan eksternal perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal Perencanaan strategi memerlukan tiga kegiatan kunci yang bertujuan agar rencana sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Kotler, 1997 : 57). Tiga kegiatan itu, yaitu: 1. Perusahaan mengelola usahanya sesuai dengan portofolio investasi. Setiap usaha memiliki potensi laba yang berbeda dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan harus dialokasikan dengan tepat. 2. Perusahaan mengevaluasi setiap unit usaha secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian perusahaan dalam pasar tersebut. 3. Kegiatan kunci yang ketiga dari perencanaan strategis adalah strategi. Untuk setiap usahanya, perusahaan harus mengembangkan suatu rencana permainan untuk mencapai tujuan jangka panjangnya Setelah dilakukan perencanaan strategi kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan tugas perencanan strategi dari manajemen perusahaan. Proses ini terdiri dari delapan langkah yang ditunjukan pada Gambar 3.
26
Analisis Lingkungan Eksternal (peluang dan ancaman) Misi Bisnis
Formulasi Sasaran
Analisis SWOT
Formulasi Strategi
Formulasi Sasaran
Pelak sanaan
Analisis Lingkungan Internall (kekuatan dan kelemahan)
Umpan balik dan pengendalian
Gambar 3 Proses Perencanaan Strategi Bisnis Sumber: Kotler, 1997 (hal 71)
Gambar 3 ini dapat dijelaskan bahwa, hal pertama yang harus diketahui untuk memformulasikan strategi adalah misi bisnis perusahaan karena dengan mengetahui misi tersebut, perusahaan dapat menganalisis lingkungan internal dan eksternalnya agar dapat memformulasikan strategi apa yang akan digunakan dan dilaksanakan. Pada akhirnya perusahaan dapat melakukan umpan balik dan pengendalian agar perusahaan tetap dapat menggunakan strategi tersebut untuk kelangsungannya.
3.1.4 Strategi Bersaing Generik Porter (2007 : 71) menyatakan bahwa strategi generik adalah pendekatan untuk mengungguli pesaing dalam industri, dalam struktur industri tertentu ini berarti bahwa semua perusahaan dapat memperoleh hasil laba yang tinggi, sedangkan di industri yang lain, keberhasilan dengan salah satu strategi generik mungkin diperlukan hanya untuk mendapatkan hasil laba yang layak dalam artian mutlak. Kelima kekuatan persaingan dapat ditanggulangi dengan tiga pendekatan strategis generik yang secara potensial akan berhasil mengungguli perusahaan lain dalam suatu industri, antara lain:
27
•
Keunggulan biaya menyeluruh
•
Diferensiasi
•
Fokus
Strategi pertama adalah mencapai keunggulan biaya menyeluruh dalam industri melalui seperangkat kebijakan fungsional yang ditujukan pada sasaran utama. Posisi biaya memberikan kepada perusahaan tersebut ketahanan terhadap rivalitas dari para pesaing karena biaya yang lebih rendah memungkinkannya untuk tetap dapat menghasilkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan laba mereka demi persaingan. Strategi generik yang kedua adalah mendiferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh industri secara menyeluruh sebagai hal yang unik. Pengembangan produk merupakan contoh dari strategi yang menawarkan keunggulan diferensiasi. Strategi generik yang terakhir adalah memusatkan (fokus) pada kelompok pembeli, segmen lini produk, atau pasar wilayah geografis. Strategi fokus dapat berarti bahwa perusahaan mempunyai posisi biaya rendah dengan target strategisnya, diferensiasi atau keduanya, sehingga secara potensial dapat menghasilkan laba diatas rata-rata. Perbedaan diantara ketiga strategi ini digambarkan pada Gambar 4.
28
TINGKAT STRATEGIS
Keunikan yang Dirasakan Pelangggan
Seluruh Industri DIFERENSIASI Hanya Segmen Tertentu
Posisi Biaya Rendah
KEUNGGULAN BIAYA MENYELURUH
FOKUS Gambar 4 Tiga Strategi Generik Sumber: Porter, 2007 (hal 76)
3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal yang meliputi berbagai faktor di luar perusahaan dapat berupa peluang atau ancaman bagi perusahaan. Kekuatan dan pelaku lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dapat dibedakan menjadi lingkungan makro dan lingkungan mikro. Tujuan dari pengamatan lingkungan eksternal adalah untuk melihat peluang baru.
3.1.5.1 Lingkungan Makro Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, sosial, politik dan teknologi. Faktor Politik. Arah dan stabilitas faktor-faktor politik merupakan pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor-faktor politik menentukan keberhasilan dan aturan yang membatasi operasi perusahaan.
29
Faktor Ekonomi. Faktor ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen. Daya beli konsumen tergantung dari tingkat pendapatan, inflasi harga, tingkat bunga, supply uang, tingkat pengangguran dan hutang serta psikologi konsumen. Faktor Sosial. Faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik. Jika sikap sosial berubah, maka akan berubah pula permintaan produk atau jasa yang ada. Faktor Teknologi. Faktor teknologi memiliki kecenderungan untuk senantiasa berubah seiring dengan penemuan-penemuan baru yang memberikan dampak revolusi terhadap produk-produk dan proses produksinya. Teknologi merupakan temuan berupa produk yang dapat menjadikan efisiensi berbagai hal jika menggunakannya. Perkembangan teknologi memberikan dampak terhadap pola konsumsi pasar yang berimplikasi terhadap sistem pemasaran perusahaan. Para pemasar harus memahami lingkungan teknologi dan cara-cara teknologi baru dapat memenuhi permintaan konsumen.
3.1.5.2 Lingkungan Mikro (Analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter) Lingkungan mikro perusahaan terdiri atas pelaku-pelaku dalam lingkungan perusahaan yang langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya. Gambar 5, model lima kekuatan Porter mengenai analisis persaingan
merupakan
pendekatan
yang
dipakai
secara
luas
untuk
30
mengembangkan strategi dalam industri. Gabungan dari kelima kekuatan ini menentukan potensi laba akhir dalam industri.
PENDATANG BARU POTENSIAL Ancaman pendatang baru Kekuatan tawar menawar pemasok. PEMASOK
PARA PESAING INDUSTRI PEMBELI Persaingan diantara perusahaan yang ada
Kekuatan tawar menawar pembeli
Ancaman produk atau jasa pengganti PRODUK PENGGANTI
Gambar 5 Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri. Sumber: Porter, 2007 (hal 34)
Ancaman pendatang baru. Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk mendapatkan bagian pasar, serta sering kali juga sumberdaya utama. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi laba perusahaan. Ancaman produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri. Kekuatan tawar menawar pembeli. Apabila pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli dalam jumlah banyak, kekuatan tawar
31
menawarnya merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawar menawar pemasok. Tawar menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama apabila jumlah pemasok banyak, apabila hanya sedikit bahan baku yang baik atau apabila biaya mengganti bahan baku tinggi.
3.1.6 Analisis Lingkungan Internal Analisis mengenai faktor-faktor internal sangat diperlukan untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang-bidang fungsional, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan / akunting, produksi / operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer. Mengetahui perilaku konsumen, produsen dapat menggunakan bauran pemasaran yang disesuaikan dengan pengamatan terhadap perilaku konsumen. a. Manajemen. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar: perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staff dan pengendalian. 1. Perencanaan Terdiri dari semua aktifitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan untuk menghadapi masa depan. Tingkat spesifik termasuk meramalkan, menetapkan sasaran, menetapkan strategi, mengembangkan kebijakan dan menetapkan sasaran. 2. Pengorganisasian Termasuk semua aktifitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang. Bidang spesifik termasuk desain organisasi,
32
spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan. 3. Permotivasian. Permotivasian dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang untuk mencapai sasaran tertentu. Fungsi permotivasian dari manajemen termasuk paling sedikit, empat komponen utama yaitu kepemimpinan, dinamika kelompok, komunikasi, dan perubahan organisasi. 4. Penunjukan staf Aktivitas penunjukan staf berpusat pada manajemen personalia atau sumberdaya manusia. Termasuk administrasi upah dan gaji, tunjangan karyawan, penerimaan, pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan karyawan, tindakan pembenaran, peluang bekerja yang sama, hubungan serikat kerja, pengembangan karir, riset personalia, kebijakan disiplin, prosedur menyatakan keluhan, dan hubungan masyarakat 5. Pengendalian Fungsi pengendalian manajemen termasuk aktifitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa operasi yang terjadi sesuai dengan dengan operasi yang direncanakan. Semua manajer dalam suatu organisasi mempunyai tanggung jawab pengendalian, seperti melakukan evaluasi prestasi dan mengambil tindakan yang perlu untuk meminimalkan inefisiensi. b. Pemasaran. Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Ada sembilan dasar fungsi pemasaran terdiri, yaitu analisis pelanggan, membeli sediaan, menjual produk/jasa,
33
merencanakan produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, riset pemasaran, analisis peluang dan tanggung jawab sosial. c. Keuangan / akunting. Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan kekuatan keuangan organisasi dan kelemahan amat penting untuk merumuskan secara efektif. Faktor-faktor keuangan sering mengubah strategi yang ada dan mengubah rencana implementasi. d. Produksi dan operasi. Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktifitas yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi dan operasi menangani masukan, pengubahan dan keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar. e. Penelitian dan pengembangan. Bidang utama kelima dari operasi internal yang harus diteliti kekuatan dan kelemahannya adalah penelitian dan pengembangan (litbang). Banyak perusahaan tidak melakukan litbang dan juga banyak perusahaan lain yang tergantung pada kesuksesan aktivitas litbang agar dapat bertahan. f. Sistem informasi komputer. Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial. Informasi mewakili sumber utama keunggulan atau kelemahan bersaing. g. Bauran Pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran
yang
digunakan
perusahaan
untuk
mencapai
tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 1997 : 82). Bauran pemasaran terdiri atas empat faktor yaitu produk, harga, tempat dan promosi.
34
1. Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk. Produk yang ditawarkan perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek dan kemasan produk. 2. Harga merupakan alat bauaran pemasaran yang penting. Harga yang ditawarkan perusahaan harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan. Jika tidak, pembeli akan berpaling kepada produk pesaing. 3. Tempat merupakan alat bauran pemasaran lainnya, termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. 4. Promosi, meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Jawa Barat berpotensi berkembang sebagai sentra bunga potong karena letak geografisnya yang mendukung. Hal ini yang membuat produsen bunga potong semakin banyak, disamping peluang pasar yang terbuka. Kabupaten yang terkenal sebagai sentra bunga potong adalah Sukabumi, Cianjur, Bogor dan Bandung. Loka Farm merupakan salah satu produsen bunga potong yang baru berjalan di Kabupaten Bogor. Produk yang ditawarkan Loka Farm adalah bunga potong krisan jenis spray dan standar. Saat ini Loka Farm memasarkan produknya kepada trader, dekorator, floris , tengkulak dan pengecer. Pengalaman yang belum terlalu banyak membuat kegiatan bisnis Loka Farm banyak mengalami kendala. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah
35
perusahaan belum mampu beroperasi secara efektif dan efisien membuat Loka Farm banyak menemui masalah dalam pengembangkan usahanya. Strategi pengembangan usaha perlu dilakukan agar perusahaan dapat terus berkembang dan bersaing dengan perusahaan sejenis yang semakin banyak di daerah Jawa Barat. Sebelum memformulasikan strategi, perusahaan terlebih dahulu harus menganalisis lingkungan internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan untuk memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman yang ada pada lingkungan eksternal perusahaan. Setelah menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan tahap pencocokan yang memadukan faktor internal dan eksternal perusahaan yang diformulasikan dalam Matriks IE dan Matriks SWOT. Banyaknya alternatif strategi yang muncul membuat perusahaan harus mempetakan dan memprioritaskan strategi mana yang cocok dan memberikan pengaruh yang besar hingga yang memberi pengaruh terkecil kepada perusahaan dengan menggunakan Road Map Strategi. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 6.
36
Loka Farm
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Perusahaan baru Belum ada perencanaan produksi Sistem manajemen yang belum baik Kuantitas bunga yang belum baik
Identifikasi Faktor Internal Manajemen Keuangan Pemasaran Sumberdaya Manusia Produksi, Operasi dan Teknik Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Komputer Bauran pemasaran
Analisis Faktor Eksternal Lingkungan Makro 1. Faktor Politik 2. Faktor Ekonomi 3. Faktor Sosial dan Budaya 4. Faktor Teknologi Lingkungan Mikro (Lima Kekuatan Persaingan Porter) 1. Pendatang baru 2. Ancaman produk pengganti 3. Kekuatan tawar menawar pembeli 4. Kekuatan tawar menawar pemasok 5. Persaingan diantara pesaing
• Analisis IE • Analisis SWOT
Road Map Strategik
Strategi Pengambangan Usaha Bunga Potong Krisan di Loka Farm
Gambar 6 Kerangka Pemikiran Operasional
37
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Loka Farm adalah perusahaan baru dalam bisnis bunga potong krisan dan memiliki potensi yang besar untuk bisa lebih dikembangkan menjadi usaha bunga potong yang lebih besar. Potensi yang besar itu berupa daerah yang cocok, letaknya strategis dan lahan produksi yang luas. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September sampai dengan Bulan Oktober 2007.
4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung. Pemilihan responden dalam wawancara ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pihak-pihak terkait. Responden yang dipilih dalam penulisan penelitian ini adalah manajer, bagian pemasaran dan pengawas produksi. Informasi mengenai data sekunder diperoleh melalui Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, internet dan buku-buku penunjang yang relevan.
38
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi dalam penelitian ini diperoleh dari kondisi Loka Farm diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk merancang alternatif strategi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm dengan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan secara menyeluruh visi, misi dan tujuan organisasi serta mengidentifikasikan faktorfaktor internal dan eksternal perusahaan. Di samping itu, analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis lingkungan makro dan mikro yang diperlukan dalam penentuan posisi bertahan yang terbaik bagi organisasi untuk merumuskan strategi jangka panjang.
4.3.1. Analisis Matriks EFE dan Matriks IFE Pada Analisis Matriks EFE dikembangkan daftar peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari. Menurut David (2004 : 131), Matriks EFE membuat ahli strategi meringkas dan mengevaluasi mengenai ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan (Tabel 4). Tabel 4 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Faktor-faktor eksternal kunci Peluang 1. 2. 3. ……… Ancaman 1. 2. 3. ……... Total
Bobot
Peringkat
Nilai yang dibobot
… … …
… … …
… … …
… … …
… … …
…
…
Sumber: David, 2004 (hal 132)
… … …
…
39
Matriks IFE dilakukan sebagai langkah penutup dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal. Fungsi dari Matrik IFE adalah meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dari suatu usaha dan juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang terkait. Contoh Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Faktor-faktor internal kunci Kekuatan 1. 2. 3. ……… Kelemahan 1. 2. 3. ……... Total
Bobot
Peringkat
Nilai yang dibobot
… … …
… … …
… … …
… … …
… … …
… … …
…
…
…
Sumber : David, 2004 (hal 171)
Matriks IFE dan EFE dapat dikembangkan dalam lima langkah sebagai berikut: 1. Identifikasikan Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan Langkah pertama, tentukan faktor eksternal perusahaan yang berupa peluang
dan
ancaman
yang
ada.
Kemudian
dilanjutkan
dengan
mengidentifikasikan faktor internal terpenting termasuk kekuatan maupun kelemahan yang ada pada perusahaan. Usahakan dalam mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal harus sespesifik mungkin, gunakan persentase, rasio dan angka perbandingan.
40
2. Pembobotan Berikan bobot dengan kisaran 0 (tidak penting) sampai 1 (terpenting) pada setiap faktor. Bobot tertinggi diberikan kepada faktor-faktor yang memiliki pengaruh terbesar pada prestasi organisasi. Penentuan bobot menggunakan metode “Paired Comparison”, metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal serta faktorfaktor dalam struktur industri. Penentuan bobot dari setiap faktor digunakan skala 1,2, dan 3. Bentuk dari nilai pembobotan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Penilaian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal dan Eksternal Menurut Motode “Paired Comparison” Faktor Penentu Internal Kekuatan / Peluang A B C … Kelemahan / Ancaman E F G … Total
A
B
C
…
E
F
G
…
Total
Sumber: David, 2004 (hal 131)
Penilaian bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3 dimana arti nilai tersebut adalah sebagai berikut: 1 = Jika faktor horizontal kurang penting daripada faktor vertikal 2 = Jika faktor horizontal sama penting daripada faktor vertikal 3 = Jika faktor horizontal lebih penting daripada faktor vertikal
41
Bobot dari setiap faktor dengan menentukan proporsi nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ai=
Xi n
∑ Xi i =1
Keterangan : ai = bobot faktor ke-i Xi = nilai faktor ke-i i = 1,2,…,n 3. Pemberian Peringkat / Rating Pada Matriks EFE, peringkat diberikan mulai dari 1 sampai 4 untuk setiap faktor eksternal, hal ini bertujuan untuk menunjukan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini. Arti angka dalam peringkat berbanding terbalik antara peluang dan ancaman. Skala nilai peringkat 1 sampai 4 peluang menunjukan bahwa: Peringkat 1 = Respon sangat rendah
Peringkat 2 = Respon rendah
Peringkat 3 = Respon tinggi
Peringkat 4 = Respon sangat tinggi
Pada pemberian peringkat Analisi Matriks IFE juga dimulai dari 1 sampai 4 tetapi dalam angka peringkat yang sama namun arti yang berlawanan, contoh pemberian peringkat kekuatan: 1 = Sangat kuat dibanding pesaing
2 = Kuat dibanding pesaing
3 = Lemah dibanding pesaing
4 = Sangat lemah dibanding pesaing.
4. Nilai yang Dibobot Nilai pembobotan adalah hasil kali dari setiap bobot faktor dengan peringkat, penjumlahan dilakukan secara vertikal. Hal ini dilakukan untuk menentukan nilai yang dibobot pada setiap variabel.
42
5. Total Nilai Jumlahkan total nilai yang dibobot untuk setiap variabel menentukan total nilai yang dibobot untuk perusahaan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal dan internalnya. Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4. Pada Matriks EFE, total skor 4 menunjukan bahwa perusahaan merespon peluang maupun ancaman yang dihadapi dengan baik. Sedangkan untuk Matriks IFE, total skor 4 berarti kondisi internal perusahaan baik.
4.3.2 Analisis Matriks I-E (Internal-Eksternal) Gabungan Matriks IFE dan EFE manghasilkan Matriks IE yang berisikan sembilan macam sel yang diilustrasikan pada Gambar 7 yang memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matriks-matriks IFE dan EFE. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: total nilai Matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai Matriks EFE yang diberi bobot pada sumbu-y. Pada sumbu-x Matriks IE, total nilai Matriks IFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal yang lemah; nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian pula pada sumbu-y, total nilai Matriks EFE yang diberi bobot 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah; nilai 2.0 sampai 2.99 sedang; dan 3.0 sampai 4.0 tinggi. (David, 2004 : 196) Pada Tabel 7, Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif (penetrasi pasar,
43
pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) merupakan strategi yang cocok untuk daerah ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang cocok digunakan pada divisi ini. Ketiga, divisi yang umum yang masuk dalam sel VI, VIII dan IX lebih baik menggunakan strategi panen dan divestasi. Total Skor IFE Kuat 3.0 – 4.0
Total Skor EFE
Rata-rata 2.0 – 2.9
3.0
Lemah 1.0 – 1.9
2.0
1.0
4.0
Tinggi 3.0 - 4.0
3.0
Sedang 2.0 – 2.9
2.0
Rendah 1.0 – 1.9
1.0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Gambar 7 Matrik Internal-Eksternal (IE) Sumber: David, 2004 (hal 196)
4.3.3. Analisis SWOT SWOT adalah singkatan dari Kekuatan (Strenghts) dan Kelemahan (Weaknesess) intern peusahaan serta Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats). Analisis SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik diantara mereka. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil.
44
Penggunaan Analisis SWOT akan menghasilkan suatu strategi yang baik, karena ada empat strategi pencocokan yang dihasilkan oleh Analisis SWOT yaitu strategi SO, WO, ST dan WT. Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal dan strategi WT atau strategi kelemahan ancaman yang merupakan taktik difensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan. Skema Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel diantaranya terdapat empat sel faktor utama yang menentukan, empat sel strategi dan satu sel yang dibiarkan kosong. Empat sel strategi, dengan dengan gabungan SO, WO, ST dan WT dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci yaitu S, W, O, dan T. Tabel 7 Matriks SWOT Internal
Eksternal Peluang – O 1. 2. Daftar peluang 3. 4. Ancaman – T 1. 2. Daftar ancaman 3. 4
Kekuatan – S 1. 2. Daftar kekuatan 3. 4. Strategi S - O 1. 2. Gunakan kekuatan untuk 3. memanfaatkan peluang 3. 4. Strategi S -T 1. 2. Gunakan kekuatan untuk 3. menghindari ancaman 4.
Sumber: David, 2004 (hal 186)
Kelemahan – W 1. 2. Daftar kelemahan 3. 4. Strategi W - O 1. 2. Atasi kelemahan dengan 3. memanfaatkan peluang 4. Strategi W -T 1. 2. Meminimalkan kelemahan 3. dan menghindari ancaman 4.
45
4.3.4. Road Map Strategik Road Map Strategi merupakan panduan tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi. Road Map memandu perusahaan menjalankan strategi dan program-program aksi secara terarah, sistematis, terintegrasi, termonitor, dan terukur dengan baik. Road Map dapat diibaratkan sebagai sebuah peta jalan dalam satu perjalanan. Peta yang baik akan menuntun organisasi untuk mencapai tujuan tepat waktu secara efisien dan efektif. Peta tersebut harus memberikan fleksibilitas sehingga melukiskan banyak menuju sasaran yang akan dicapai. Road Map disusun mengacu kepada visi dan misi perusahaan, analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, industry foresight yang memberikan gambaran tentang hal-hal yang potensial dalam organisasi untuk dikembangkan di masa depan dan tujuan yang akan dicapai. Penyusunan Road Map dimulai dengan identifikasi dan pemetaan terhadap kondisi serta permasalahan, selanjutnya ditetapkan fokus strategis yang akan melandasi strategi dan kebijakan perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pembuatan Road Map akan menjelaskan time-frame implementasi masing-masing strategi dalam periode waktu tertentu sehingga strategi menjadi jelas dalam artian tidak ada tumpang tindih strategi dalam waktu yang bersamaan1. Pada setiap strategi yang ada pada Road Map, saling berkaitan (Gambar 8). Secara umum dengan memetakan strategi yang jelas maka akan mengurasi strategi yang kontradiktif.
1
www.roadmap.depkeu.go.id/ina/artikel/?cdcate=10. 27 Januari 2008.
46
Tujuan
Tujuan
Aktivitas 3
Alternatif Strategi
Aktivitas 2
Alternatif Strategi
Alternatif Strategi
Alternatif Strategi
Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Alternatif Strategi Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Aktivitas 1
Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Thn / Fase
1
2
3
Gambar 8 Road Map Strategi Sumber: Yosida (2006) Keterangan: keterkaitan antar strategi
4
47
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Lokasi dan Letak Geografis Loka Farm terletak di desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Tepatnya lokasi pembudidayaan bunga potong krisan ini berada dekat dengan tempat wisata air terjun Cilember atau berada sekitar empat kilometer ke dalam dari jalan raya puncak. Kondisi alam dan lingkungan yang ada di daerah kebun Loka Farm ini sangat sesuai dengan karakteristik alam untuk budidaya bunga potong krisan, ketinggian lokasi kebun berada pada kisaran 600 – 750 meter di atas permukaan laut. Di lokasi perkebunan ini memiliki suhu rata-rata yang mencapai 22° C.
5.2 Sejarah Singkat Loka Farm Loka Farm merupakan salah satu unit bisnis Pusat Koperasi Markas Besar TNI (Puskop Mabes TNI) yang baru berdiri selama 18 bulan. Puskop Mabes TNI merupakan koperasi yang berbadan hukum dan berlokasi di daerah Cililitan, Jakarta. Loka Farm merupakan unit bisnis yang bergerak pada bidang tanaman hias, khususnya bunga potong krisan. Awal berdirinya Loka Farm yaitu sebagai sarana latihan pertanian yang digunakan untuk kepentingan umum. Pada saat itu tanaman yang dijadikan latihan percobaan adalah krisan, garbera dan sedap malam. Seiring berjalannya waktu, kegiatan sarana latihan ini lambat laun tidak berjalan, dan menjadikan lahan sebesar 3,5 hektar serta beberapa green house menjadi sia-sia, dengan demikian membuat nasib delapan orang karyawan menjadi tidak menentu. Bapak Ir. Ahmad
48
Rizal selaku ketua pengelola kegiatan tersebut mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan kemudian mengusulkan agar Loka Farm ini dijadikan suatu kegiatan bisnis usaha bunga potong krisan yang dapat meningkatkan kesejahteraan pekerjanya, karena dengan pertimbangan bahwa pangsa pasarnya cukup besar dan tidak akan pernah mati serta harga jual yang selalu stabil. Ide bisnis yang di ajukan oleh Bapak Ir. Ahmad Rizal ini, ternyata mendapat respon yang positif oleh Pukop Mabes TNI dan investor pun banyak yang tertarik dengan rencana itu. Setalah Puskop menyetujui dan adanya investor ini, maka kemudian Puskop dan investor ini melakukan kesepakatan perjanjian yaitu selama empat tahun karena berdasarkan umur ekonomis green house itu sendiri. Pada awal kegiatan bisnis ini, banyak kendala yang dihadapi oleh Loka Farm. Dalam awal kegiatan produksi, Loka Farm mengalami banyak kerugian yang diakibatkan oleh belum ketatnya pengawasan yang diberikan oleh seorang manajer, sehingga karyawan pada bagian pengawas produksi banyak melakukan pembuatan laporan palsu tentang pengeluaran produksi yang menyebabkan kerugian yang cukup besar pada Loka Farm. Meskipun menderita kerugian, Loka Farm tetap menjalankan kegiatan bisnis ini karena manajer Loka Farm optimis dengan pengembangan bisnis bunga potong ini.
5.3 Sarana dan Prasarana Total lahan yang dimiliki oleh Loka Farm adalah seluas 3,5 hektar, akan tetapi lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya bunga potong krisan ini baru seluas 8.000 m². Proses budidaya yang dilakukan oleh Loka Farm ini masih
49
sederhana dan manual, tanpa menggunakan teknologi-teknologi modern. Hanya dalam penyemprotan pestisida biasanya menggunakan kompresor, agar semprotan pestisida dapat stabil. Selain itu, alat-alat yang digunakan dalam kegiatan produksi adalah cangkul, gunting panen, waring, ember dan drum Saat ini Loka Farm memiliki sembilan buah green house dengan luas ratarata mencapai 1.000 m², dimana tujuh buah green house digunakan untuk kegiatan produksi dan dua buah green house lainnya digunakan untuk kegiatan pembibitan.
5.4 Sistem Agribisnis Bunga Potong Loka Farm Sistem agribisnis yang dilakukan oleh Loka Farm ini terdiri dari tiga subsistem, yaitu kegiatan pengadaan input dan penyaluran sarana produksi, kegiatan budidaya serta kegiatan pemasaran.
5.4.1 Pengadaan input A. Bibit Bibit yang digunakan untuk kegiatan budidaya berasal dari penanaman sendiri dengan menanam tanaman induk yang dapat dipanen hingga enam kali panen dengan cara stek dan bibit juga berasal dari Cipanas yang dipasok oleh petani pembibit. Produksi bibit dapat terus meningkat hingga mencapai enam kali penyetekan, akan tetapi pada saat ini kebutuhan bibit tidak dapat mencukupi untuk kegiatan budidaya karena bibit induk yang sudah tua. Saat ini, sebagian bibit di beli dari petani di Cipanas dan Sukabumi untuk dapat mencukupi kegiatan produksinya.
50
Harga bibit terbagi menjadi dua yaitu harga bibit akar dan stek. Saat ini harga bibit akar mencapai Rp 120 per batang, sementara untuk bibit stek sebesar Rp 60 sampai Rp 70 per batang. Kualitas bibit yang ada di pasaran tidak menjamin, walaupun bibit tersebut berasal dari produsen bibit yang sudah berbadan hukum. Hal ini dikarenakan generasi bibit yang ada tidak diketahui dengan pasti. B. Pupuk Pengadaan pupuk di Loka Farm selama ini diperoleh dari toko pertanian dan juga peternak. Pupuk yang digunakan untuk kegiatan budidaya berasal dari, pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik ini berasal dari kotoran domba dan ayam pedaging. Sementara untuk pupuk anorganik menggunakan NPK, Furadan dan KNO3. C. Pestisida dan Obat-obatan Pestisida dan obat-obatan yang digunakan oleh Loka Farm, berasal dari toko pertanian yang menyediakan berbagai sarana pertanian yang ada di daerah sekitar. Jenis pestisida yang digunakan adalah jenis insektisida dan fungisida.
5.4.2 Budidaya Kegiatan budidaya bunga krisan dari tahap penanaman hingga tahap pemanenan mencapai 14 minggu, tetapi kegiatan ini belum termasuk dari persiapan lahan. Saat ini Loka Farm membudidayakan bunga potong krisan jenis spray dan standar. Kegiatan-kegiatan produksi meliputi:
51
1. Pembuatan green house dan persiapan lahan Pembuatan green house terlebih dahulu dilakukan sebelum kegiatan penanaman, karena semua kegiatan produksi dilakukan di dalam green house. Setiap green house, di bangun di atas lahan seluas 1.000 m². Setelah itu kegiatan persiapan lahan, dalam persiapan lahan ini meliputi penggarapan tanah dengan cara mencangkul, pembersihan tanaman liar, dan dilanjutkan dengan proses pemupukan. Pada persiapan lahan, pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran domba dan ayam pedaging, kegiatan ini dilakukan pada saat sebelum tanam. 2. Penanaman Setelah melalui proses persiapan lahan kemudian dilanjutkan dengan proses penanaman, sebelumnya dilakukan seleksi bibit yang akan ditanam terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui bahwa bibit yang akan ditanam itu, bagus atau tidak karena hal ini berpengaruh terhadap produktivitasnya. Penanaman yang dilakukan di dalam green house ini didasarkan pada masingmasing varietas bunga krisan. Penanaman biasanya dilakukan pada sore hari atau sekitar pukul 14.00, hal ini bertujuan untuk mencegah kelayuan tanaman pada saat tanam. Jarak tanam yang diberikan adalah 10 cm x 10 cm. Penanaman dilakukan satu per satu pada lubang tanam hal ini bertujuan agar menghindari kepadatan jumlah tanam yang membuat pertumbuhan tanaman menjadi tidak baik. Dalam satu green house dengan lahan produksi seluas 600 m², rencana bibit yang ditanam mencapai 60.000 batang akan tetapi pada saat pelaksanaannya penanaman bibit dilakukan sebanyak 72.000 batang. Hal ini
52
dilakukan untuk menjaga pada saat tanaman ada yang terkena penyakit dan dilakukan penyulaman tanaman yang mati. 3. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan meliputi: •
Penyiraman. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan intensitas penyiraman sebanyak satu kali sehari pada saat pagi hari dan dilakukan hingga pada saat panen.
•
Penyulaman. Dilakukan pada saat ada tanaman yang terkena penyakit, mati, atau pertumbuhannya tidak sesuai sehingga harus dilakukan penggantian
tanaman.
Penyulaman
dilakukan
dengan
harapan
pertumbuhan bunga krisan akan seragam dalam satu green house. •
Pemupukan. Pemupukan pertama adalah pada saat tanaman berumur 10 hari dengan memberikan pupuk urea dan NPK, sedangkan pupuk susulan diberikan setelah tanaman berumur lebih dari dua minggu dengan menggunakan pupuk KNO3 dengan dosis setiap 10 hari sekali.
•
Pembersihan gulma, pembersihan gulma dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabut gulma hingga akarnya. Pembersihan ini dilakukan pada saat empat minggu dan delapan minggu setelah tanam.
•
Penyinaran tambahan, dengan menggunakan lampu esensial 13 - 16 watt dengan jarak lampu mencapai 2,5 meter sedangkan jarak antar lampu sejauh 2,35 meter. Penyinaran tambahan dilakukan pada saat malam hari yaitu pukul 22.00 – 02.00 WIB. Tujuan dari penyinaran adalah memacu pertumbuhan tinggi tanaman dan untu menunda masa generatif.
53
•
Pewiwilan. Pemotongan tunas-tunas baru pada tanaman krisan. Pada dua tipe krisan yang ada, cara pewiwilannya pun berbeda. Krisan spray dilakukan pada ujung tunas agar tumbuh tunas-tunas baru sehingga bunga yang dihasilkan makin banyak. Sedangkan untuk krisan standar, dilakukan pada tunas cabang untuk menyisakan satu bunga saja.
•
Penaikan Jaring. Bertujuan agar tanaman dapat tumbuh dengan tegak lurus sesuai dengan pertumbuhan tanaman itu sendiri.
•
Pengendalian hama penyakit. Pada kegiatan ini harus sering dilakukan pemantauan agar tanaman dapat dengan cepat ditangani apabila ada yang terkena penyakit. Pengendalian hama ini dilakukan tiga kali dalam seminggu dengan cara penyemprotan pestisida.
4. Panen Umur pemanenan bunga krisan jenis standar dan spray berbeda, kegiatan panen untuk bunga krisan jenis standar dilakukan setelah tanaman berusia 12 minggu. Sementara untuk jenis spray, kegiatan panen dilakukan pada umur 14 minggu. Untuk krisan tipe standar, ciri-ciri bunga yang siap panen adalah dimana kemekaran bunga sudah mencapai 80 persen. Sedangkan untuk krisan spray, dalam satu tangkai, bunga sudah mekar semua atau mencapai 60 persen kemekarannya. Bunga krisan dipanen dengan cara dicabut dan dipotong bagian batangnya, dengan panjang 20 cm. Kegiatan panen di Loka Farm dilakukan setiap dua minggu sekali dan berlangsung pada pagi hari karena tingkat kesegaran bunga sangat baik hal ini dipengaruhi oleh kandungan air yang ada pada tanaman itu.
54
5. Pasca Panen Pada kegiatan biasanya semua karyawan dikerahkan, karena kegiatan ini membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Kegiatan ini meliputi: pemotongan bunga dengan varietas dan jenis yang sama dengan panjang tangkai 80 cm sebanyak 10 batang dengan kualitas masing-masing yang telah ditentukan, setelah itu diletakan pada tempat penampungan dan pangkal batang direndam air agar kesegaran bunga tetap terjaga. Pada bunga krisan jenis standar, dilakukan pembungkusan mahkota bunga satu per satu setelah itu dilakukan pembungkusan bunga dengan jumlah 10 batang tiap bungkus.
5.4.3 Subsistem Pemasaran Kegiatan pemasaran dilakukan langsung oleh pihak Loka Farm dengan menggunakan mobil. Kegiatan pemasaran bunga krisan Loka Farm, biasanya dilakukan langsung kepada florist, dekorator, trader, depot bunga dan tengkulak. Bunga krisan Loka Farm ini banyak di pasarkan di daerah Jakarta, Bogor dan Cipanas.
5.5 Struktur Organisasi Perusahaan Loka Farm memiliki struktur organisasi yang sangat sederhana, dimana investor sebagai pihak pertama dan Puskop Mabes TNI sebagai pihak kedua yang menjalankan kesepakatan perjanjian kerja sama mempunyai wewenang untuk membantu mengawasi dan mengevaluasi kegiatan Loka Farm. Bapak Rizal merupakan ketua bisnis bunga potong Loka Farm yang menjalankan kegiatan bisnis ini dan bertanggung jawab kepada investor dan Puskop Mabes TNI. Beliau
55
dibantu oleh seorang wakil ketua yang bertugas pada bagian pemasaran dan dapat menggantikan posisi ketua pada saat berhalangan hadir dan juga seorang yang bekerja sabagai pengawas produksi. Bapak Ir. Ahmad Rizal sebagai ketua bisnis bunga potong Loka Farm, dapat memberikan ide atau masukan untuk pengembangan usaha yang kemudian disampaikan kepada investor dan Puskop Mabes TNI untuk dipertimbangkan lebih lanjut. Saat ini Loka Farm memiliki 18 orang pekerja, dimana setiap green house dikelola oleh dua orang. Berikut ini gambar struktur organisasi Loka Farm. Pusat Koperasi MABES TNI
Investor
Ketua Bisnis Bunga Loka Farm
Bagian Pemasaran
Bagian Produksi
Pekerja Gambar 9 Struktur Organisasi Loka Farm
56
VI. ANALISIS LINGKUNGAN LOKA FARM
Strategi diartikan oleh para manajer sebagai rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Pearce Robinson, 1997 : 20). Memformulasikan strategi yang akan dipakai, perusahaan terlebih dahulu menganalisis keadaan lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan ini terdiri atas lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel peluang dan ancaman dan lingkungan internal yang variabelnya terdiri atas kekuatan dan kelemahan. Analisis lingkungan eksternal dilakukan terhadap lingkungan makro, mikro dan industri. Pada lingkungan makro terdiri dari politik / pemerintah, ekonomi, sosial budaya dan teknologi, sedangkan lingkungan mikro terdiri atas pesaing dan pemasok. Lingkungan industri terdiri dari persaingan diantara perusahaan yang ada, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli dan pemasok, dan ancaman produk pengganti. Setelah menganalisis lingkungan eksternal, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis
lingkungan
internal
yang
meliputi
manajemen
fungsional
perusahaan seperti faktor produksi dan operasi, manajemen sumberdaya manusia, keuangan dan bauran pemasaran.
6.1 Analisis Lingkungan Eksternal Pelaksanaan analisis lingkungan eksternal sangat dibutuhkan karena merupakan keadaan yang tidak dapat dikendalikan secara langsung, maka keberadaannya memiliki pengaruh yang besar.
57
6.1.1 Analisis Lingkungan Makro Lingkungan makro dapat memberikan peluang dan ancaman. Lingkungan ini terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu. Lingkungan makro terdiri atas: 1. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja perusahaan tanaman hias, khususnya bunga potong. Perekonomian Indonesia yang semakin kondusif akan meningkatkan pendapatan nasional per kapita dan akan berimplikasi terhadap daya beli yang semakin meningkat, dengan begitu akan berpengaruh terhadap permintaan bunga potong krisan yang semakin meningkat. Saat ini sebagian besar produksi bunga potong krisan di Indonesia hanya untuk konsumsi dalam negeri, terutama untuk kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan. Hal ini terjadi karena permintaan untuk pasar dalam negeri cukup tinggi dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan karena diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. 2. Sosial Budaya Jaman dahulu produk florikultur di Indonesia digunakan hanya untuk kegiatan keagamaan dan kegiatan adat. Akan tetapi, seiring dengan adanya kecenderungan global pada masyarakat dunia mengenal gaya hidup kembali ke alam (back to nature) dan taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya perubahan pola permintaan serta adanya alokasi
58
kebutuhan masyarakat kepada produk bunga saat ini. sehingga berpengaruh terhadap permintaan bunga krisan. Saat ini persepsi masyarakat terhadap bunga potong semakin positif sehingga penggunaan bunga potong tidak hanya sekedar untuk hiasan semata, tetapi juga dapat digunakan sebagai kegiatan keagamaan, dekorasi, ucapan selamat, acara perkawinan, hadiah maupun ungkapan perasaan. Pada bulan-bulan tertentu permintaan bunga adanya yang mengalami kenaikan maupun penurunan, hal ini dikarena adanya keyakinan dan budaya masyarakat. Permintaan bunga potong meningkat pada saat bulan Djulhijjah (awal-akhir Desember) , Robiul Awal (awal-akhir Maret), Rajab (awal-akhir Agustus) dan Syawal (awal-akhir September) karena pada saat itu acara-acara seperti penikahan banyak dilangsungkan. Sementara pada bulan Muharam, Sapar, Robiul Akhir, Ramadhan dan Hapid permintaan bunga sedang turun karena acara pernikahan jarang dilakukan. Sementara untuk bulan-bulan yang lainnya stabil. Secara umum, permintaan bunga krisan tetap tinggi terutama untuk pasar lokal. 3. Politik/Pemerintah Kebijakan politik yang baik dan mendukung akan menciptakan keamanan dan kelancaran bisnis disuatu negara atau antar negara secara Internasional. Keputusan pemasaran dipengaruhi kuat oleh perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum. Lingkungan ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu (Kotler, 1997 : 142). Kebijakan politik yang menyangkut perdagangan bebas pada tahun 2003, selain dapat memberikan peluang bagi pengembangan agribisnis dalam negeri juga dapat memberikan ancaman berupa persaingan global yang semakin ketat.
59
Perdagangan bebas menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan dalam produk yang ditawarkan. Disamping itu peluang yang muncul adalah semakin besarnya pasar luar negeri maka semakin terbukanya pasar ekspor bunga potong Indonesia. Menurut Kahar dalam Nurmawati (2003 : 68), ada beberapa kebijakan pemerintah untuk mendorong pengembangan agribisnis florikultur yaitu: 1. Menumbuhkan sentra pengembangan agribisnis komoditas florikultur unggulan Indonesia. Adanya sentra produksi maka produktivitas bunga potong dapat ditingkatkan, dengan cara: pembangunan sentra pemasaran (UPT Rawa Belong dan Pasar Kayoon), bantuan fisik dan non fisik. 2. Mendorong dan mempermudah investasi dalam agribisnis florikultura. 3. Memperlancar distribusi sarana dan prasarana produksi. 4. Menyediakan fasilitas perkreditan khususnya untuk petani kecil. 5. Mendorong tumbuh kembangnya kemitraan antar petani dan pengusaha swasta berdasarkan asas saling membutuhkan dan menguntungkan. 4. Teknologi Salah satu ciri dari globalisasi adalah semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi, sehingga batas geografis bukan menjadi penghalang untuk saling berkomunikasi dari lokasi yang saling berjauhan. Mesin faximile dan telepon salah satu teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk mempermudah kegiatan jual beli dengan pelanggan. Kemajuan teknologi tidak dapat dipisahkan dari komputer, karena dengan komputer perusahaan dapat menyimpan data-data penting maupun pembukuan perusahaan yang tidak
60
mungkin dilakukan secara manual karena pemanfaatan waktu yang tidak efisien dan juga resiko kesalahan perhitungan yang tinggi. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan menggunakan internet, selain lebih mudah dan murah internet juga dapat memberikan serta bertukar informasi dari seluruh penjuru dunia. Kemajuan teknologi dalam bidang produksi dapat memperlancar kegiatan usaha, ini dapat dilihat pada penyemprotan pestisida dengan menggunakan kompresor yang bertujuan agar proses penyemprotan dapat dilakukan secara menyeluruh dan rata. Kemajuan teknologi pada bidang transportasi dapat memberikan peluang bagi perusahaan untuk memasarkan produknya kewilayah-wilayah yang lebih luas. Selain itu teknologi dalam kegiatan produksi yang belum diterapkan yaitu teknologi kultur jaringan yaitu dimana hasil persilangan antara dua varietas menghasilkan bibit baru. Hal ini dapat menciptakan inovasi baru dalam bidang florikultur. Pada kegiatan produksi, teknologi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan mesin atau alat otomatis seperti penyemprotan. Sejauh ini perusahaan dapat menerapkan kemajuan teknologi tersebut. Jika perusahaan aktif dalam mensikapi perkembangan teknologi dan menerapkannya tentu ini akan menjadi peluang yang besar bagi perusahaan untuk kegiatan bisnisnya dimasa yang akan datang.
6.1.2 Analisis Lingkungan Industri Inti dari perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya (Porter, 2007 : 33). Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, mencakup kekuatan-kekuatan sosial dan juga kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek kunci dari lingkungan perusahaan adalah industri. Lima kekuatan
61
persaingan – masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, serta persaingan diantara para pesaing yang ada mencerminkan kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada pemain yang ada. Kelima kekuatan persaingan di atas secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam industri dan kekuatan atau kekuatan-kekuatan yang paling besar akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi. 1. Ancaman Pendatang Baru Jawa Barat merupakan sentra produksi bunga potong di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan sejenis yang ada di daerah Jawa Barat seperti Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Cipanas. Dengan potensi pasar yang masih terbuka, maka peluang untuk masuknya pendatang baru juga cukup besar sehingga membuat persaingan semakin ketat. Disamping itu, perdagangan bebas juga dapat memberikan ancaman kepada Loka Farm. Pengaruh yang dirasakan oleh Loka Farm dengan adanya para pendatang baru yang banyak bermunculan saat ini adalah cukup berpengaruh. Untuk menjaga pasar dan menghadapi persaingan yang semakin tinggi sebaiknya kualitas bunga krisan harus senantiasa diperhatikan. Saat ini produk yang dihasilkan oleh Loka Farm memiliki kualitas yang baik atau setara dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan bunga. Produk Loka Farm dapat bersaing dan memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk dari perusahaan pendatang baru, sehingga konsumen tetap memilih produk Loka Farm karena kualitas yang ditawarkan sudah terjamin.
62
2. Ancaman Produk Pengganti Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Bunga merupakan produk yang dapat dinilai dari keindahannya. Bunga potong krisan memiliki produk subtitusi, produk itu diantaranya garbera, carnation, mawar dan anggrek. Produk subtitusi ini memberikan pengaruh yang cukup atau sedang kepada bunga krisan. Hal ini dikarenakan bunga krisan memiliki fungsi yang sama sehingga kualitas bunga krisan, mempengaruhi konsumen untuk beralih ke produk-produk penggantinya tersebut. 3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli bersaing dengan industri dengan cara berharap harga turun, tawar menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing, semuanya dengan mengorbankan keuntungan industri. Konsumen Loka Farm adalah trader, dekorator, floris, tengkulak dan konsumen akhir. Penentuan harga jual yang stabil, tidak membuat Loka Farm kehilangan pelanggannya hal ini yang membedakan Loka Farm dengan perusahaan sejenis yang lainnya. Hal ini dapat dijadikan suatu peluang bagi perusahaan karena daya tawar menawar pelanggan menjadi lemah. Dekorator lokal biasanya hanya mengambil bunga dengan grade B dan C bahkan D, karena mereka dapat mengurangi biaya pengeluaran. 4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar tehadap para peserta industri dengan cara akan menaikan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang dibeli. Kekuatan masing-masing pemasok bergantung pada
63
sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada tingkat kepentingan relatif penjualan atau pembeliannya dalam industri tersebut dibandingkan dengan keseluruhan bisnisnya. Untuk kegiatan produksinya, Loka Farm telah memiliki alternatif pemasok yang dapat memenuhi semua kebutuhannya. Kerjasama yang sudah lama terjalin dengan pemasok membuat kedua belah pihak enggan untuk memutus kerjasama, karena sudah merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Saat ini daya tawar menawar pemasok dapat dikatakan tinggi hal ini dikarenakan harga obatobatan yang tidak stabil. 5. Persaingan Diantara Para Pesaing Persaingan dikalangan produsen bunga krisan terjadi karena mereka berebut posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga dan introduksi produk. Beberapa tahun terakhir ini perkembangan industri tanaman bunga potong krisan di daerah Jawa Barat semakin meningkat. Semakin tingginya persaingan, membuat Loka Farm harus dapat menunjukan keunggulan produknya dibandingkan dengan para pesaingnya. Dalam persaingan di antara para pesaing ini cukup banyak dan sehat. Dalam persaingan ini biasanya pesaing menentukan harga yang berbeda-beda untuk di jadikan strateginya. Berikut ini beberapa perusahaan sejenis dan penentuan harganya masing-masing.
64
Tabel 8 Penentuan Harga Krisan Standar dan Spray pada Setiap Perusahaan Pada Tahun 2007 No Produsen Krisan Harga Jual (Rp) Harga Jual (Rp) Tipe Standar Tipe Spray 1 Marsenick Cipanas 8.000 7.000 2 Fitri Farm 5.000 5.000 3 Jessy&Sheila Florist Sentul 8.000 7.000 4 PT. Bumi Pratama 8.000 7.000 5 Mitra Farm Cipanas 7.000 6.500 6 Loka Farm 9.000 8.000 Sumber: Setia Mitra (Trader) Jakarta, 2007 Keterangan: Harga jual krisan grade A.
Dapat dijelaskan bahwa, harga jual bunga krisan tipe spray Loka Farm memiliki harga yang lebih tinggi dibanding produsen bunga lainnya termasuk juga dengan pesaing sejenis yang sudah berbadan hukum. Posisi Loka Farm saat cukup baik diantara pasa pesaing karena produk yang dihasilkan tergolong bermutu tinggi. Fitri Farm mamatok harga yang sama dan juga rendah karena pemilik merupakan seorang hobis yang tidak mementingkan keuntungan.
6.1.3 Analisis Lingkungan Mikro Lingkungan mikro merupakan lingkungan yang terdiri dari faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan Loka Farm. Analisis lingkungan mikro yang dibahas adalah faktor pesaing, pelanggan dan pemasok. 1. Pesaing Pesaing dapat diartikan sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama dan memiliki hasil produksi yang sama, sehingga membuat suatu perusahaan merasa tersaingi dengan adanya perusahaan baru tersebut. Potensi bunga potong diperkirakan akan terus mengalami peningkatan membuat potensi pesaing dimasa yang akan datang juga akan semakin banyak. Cipanas, Bogor dan
65
Sukabumi merupakan daerah penghasil bunga potong krisan terbanyak di Jawa Barat dan ini menggambarkan bahwa perusahaan sejenis di daerah tersebut juga banyak. Pesaing-pesaing itu diantaranya Glory Farm, Pri’s Farm, Alam Indah, Garuda, Bina Nusantara, Saung Mirwan, Marsenick, Fitri Farm, Jessy & Sheila Florist, PT. Bumi Pratama dan Mitra Farm. Persaingan yang sehat saat ini, diharapkan Loka Farm dapat bersaing dengan para pesaingnya karena produk dari Loka Farm dapat lebih diperlihatkan untuk menjaga dan menarik pasar baru. 2. Pelanggan Pelanggan dapat diartikan sebagai pembeli potensial yang dapat memberikan satu keuntungan bagi perusahaan, untuk itu pelayanan yang diberikan harus lebih baik agar pelanggan menjadi nyaman dan loyal terhadap produsen. Di samping itu hubungan kedua belah pihak harus selalu terjaga agar komunikasi yang dihasilkan tidak terputus. Hal yang selama ini dilakukan oleh Loka Farm bertujuan agar hubungan produsen dan konsumen dapat terjalin dengan baik. Di antara pelanggan-pelanggan Loka Farm yang ada saat ini, ada beberapa yang ingin mengajukan kontrak. Akan tetapi melihat dari kapasitas produksi yang ada, Loka Farm tidak berani untuk menerimanya disamping itu juga belum adanya penjadwalan penanaman yang baik pada Loka Farm. Saat ini Loka Farm memiliki banyak pelanggan yang terdiri dari trader, floris, dekorator dan tengkulak. Pada Tabel 9, dapat dijelaskan rincian mengenai karakteristik dari pelanggan yang menginginkan kontrak tersebut.
66
Tabel 9 Rincian Karakteristik Pelanggan yang Menawarkan Kontrak dengan Loka Farm No
Karakterisik Pelanggan
Nama Pelanggan CV Setia Mitra
1
Trader
2
Trader
3 4 5 6
Tengkulak Trader Trader Depot bunga Total Keseluruhan
CV Golden Flower Bpk. Made Kartanegara Pluit Eldadi
Lokasi Pelanggan Pasar Bunga Rawa Belong Jakarta
Volume (ikat/minggu)
Persentase (%)
1.500
28,30
Cipanas
600
11,32
Cipanas Jakarta Jakarta Ciawi
1.000 1.000 700 500
18,86 18,87 13,20 9,43
5.300
100 %
Sumber: Loka Farm, 2007
Total permintaan kontrak yang diajukan ke Loka Farm yaitu 5.300 ikat per minggunya. Dari total keseluruhan penawaran kontrak tersebut, Loka Farm untuk saat ini hanya berencana untuk memenuhi 28,30 persennya saja yaitu permintaan dari trader CV Setia Mitra. Alasan Loka Farm akan menerima penawaran kontrak CV Setia Mitra di antaranya yaitu CV Setia Mitra tetap melakukan pembelian setiap minggunya, walaupun permintaan bunga potong krisan sedang turun di pasaran dan hanya CV Setia Mitra saja yang serius menanyakan persyaratan kontrak dengan Loka Farm dibandingkan pelanggan lain yang hanya sekedar menawarkan kontrak. Persyaratan kontrak tersebut berisikan tentang data tanggal tanam, jenis bunga yang ditanam, perkiraan panen dan jumlah panen tiap-tiap grade bunga. Akan tetapi untuk kedepannya, Loka Farm ingin memanfaatkan peluang permintaan yang tinggi tersebut agar dapat memaksimalkan keuntungan. Pelanggan terbanyak yaitu berasal dari floris yang berlokasi di Jakarta, Bogor, Cibubur dan Cipanas. Floris-floris itu di antaranya adalah Efrose, Melia, Eldadi, Risdi, Indah, Asri dan Heri. Trader atau pedagang besar yang menjadi
67
pelanggan Loka Farm ada tiga perusahaan yaitu Lima Benua, Setia Mitra dan Golden Flower yang berasal dari Jakarta dan Cipanas. Dekorator juga merupakan salah satu pelanggan Loka Farm, beberapa dekorator itu berasal dari Bogor dan Jakarta. Susi Flowers, Binakarya dan Dede Salon merupakan sebagian dekorator yang menjadi pelanggan Loka Farm. Pelanggan yang terakhir adalah tengkulak yang berasal dari Jakarta dan Cipanas. Dari keempat pelanggan Loka Farm ini apabila dilihat dari jumlah permintaan, trader menempati urutan pertama dengan persentase sebesar 70 persen, kemudian diikuti oleh floris 15 persen, dekorator mencapai 10 persen dan yang terakhir adalah tengkulak yaitu hanya lima persen. Pemesanan produk biasanya dilakukan beberapa hari sebelum dilakukan pemanenan dan juga melihat ketersediaan produk. 3. Pemasok Pemasok memegang peranan penting dalam suatu kegiatan produksi, maka dari itu kehadiran pemasok sangat diperlukan, dalam kegiatan pertanian khususnya industri bunga potong, pemasok merupakan pihak yang menyediakan segala kebutuhan dalam kegiatan produksi, mulai dari bahan baku sampai kegiatan pasca panen. Cipanas merupakan daerah pemasok bibit untuk kegiatan produksi di Loka Farm. Saat ini sebagian bibit-bibit yang akan ditanam, dipasok oleh petani-petani pembibit yang ada di daerah Cipanas. Petani tersebut sudah bekerjasama dengan Loka Farm sejak awal berdirinya Loka Farm akan tetapi mulai serius menjalin hubungan kerjasamanya pada Bulan Januari 2007. Kerjasama yang dilakukan Loka Farm dengan petani pembibit tanpa ikatan kontrak sehingga ada saatnya dimana bibit sulit diperoleh. Sulitnya mendapatkan bibit produksi pada awal
68
periode mengakibatkan waktu tanam semakin lama sehingga upah biaya melebihi dari rencana biaya. Sulit dan tidak terjaminnya kualitas bibit terjadi karena adanya faktor kesengajaan dari tenaga ahli dengan merahasiakan asal sumber bibit produksi untuk kepentingan dan keuntungan pribadi. Bibit krisan yang diperjualkan dibagi menjadi dua yaitu bibit krisan stek dan akar, harga bibit krisan berfluktuatif di pasaran. Pemasok pupuk kandang, pupuk kimia dan obat-obatan kimia berasal dari Toko Saranatani yang berlokasi di daerah Cisarua Bogor, sedangkan untuk alatalat pertanian yang digunakan dalam kegiatan produksi pada Loka Farm berasal dari toko-toko pertanian dan juga toko bangunan yang ada di daerah Cisarua. Saat ini
harga
obat-obatan
terus
mengalami
peningkatan
sehingga
dalam
penggunaannya harus disesuaikan agar biaya produksi tidak membesar. Dalam kegiatan pasca panen, bahan baku yang dibutuhkan adalah kertas A3 sebagai pembungkus dan isolasi bening. Semua itu didapat dari toko percetakan yang ada di kawasan Bogor. 4. Produk Pengganti / Subtitusi Produk subtitusi merupakan suatu produk yang memiliki manfaat dan keguanaan yang sama. Saat ini bunga krisan banyak dijadikan sebagai bahan untuk dekorasi, ucapan selamat, maupun acara-acara yang sifatnya sakral. Sebagai bahan dasar dalam pembuatan rangkaian bunga maka bunga krisan memiliki beberapa barang subtitusi yaitu garbera, mawar dan carnation. Bunga carnation biasa digunakan untuk bahan dekorasi untuk kalangan high class yaitu untuk acara-acara besar seperti untuk di hotel berbintang. Apabila bunga krisan
69
dijadikan sebagai tanaman hias maka produk subtitusinya ada seperti mawar, anggrek, aglonema, dan anthurium.
6.2 Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada didalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus kepada perusahaan diantaranya pemasaran, keuangan, produksi dan sumberdaya manusia. 1. Pemasaran Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Sebagian besar produk yang dihasilkan oleh Loka Farm dipasarkan ke daerah Cipanas, Bogor, Cibubur dan Jakarta. Semakin lama seiring berjalannya waktu, pangsa pasar Loka Farm semakin meningkat, banyak faktor yang menyebabkannya salah satunya adalah semakin banyak konsumen yang tahu akan kualitas bunga Loka Farm dan juga memiliki teknik penjualan yang baik serta memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan. Kegiatan pemasaran dilakukan setiap dua kali dalam seminggu karena harus disesuaikan dengan jadwal pemanenan. Kegiatan pemasaran dilakukan pada malam hari dengan menggunakan kendaraan pribadi, hal ini bertujuan agar terhindar dari kemacetan dan memperlambat tingkat kelayuan pada bunga. Pada penetapan harga jual, biasanya pelanggan sebelumnya telah melakukan kesepakatan harga jual.
70
Permintaan bunga khususnya grade A dan B dari trader Jakarta hingga saat ini masih mendominasi. Bunga potong krisan dengan grade B sampai D, biasanya dipasarkan kepada pedagang-pedagang lokal. Pemasaran dilakukan oleh satu orang tenaga pemasaran yang merangkap sebagai wakil manager Loka Farm. 2. Keuangan Keuangan dapat dijadikan sebagai salah satu kebutuhan primer dalam kegiatan bisnis, karena apabila keuangan tidak lancar maka kegiatan produksi dapat terganggu dan bukan tidak mungkin akan mengalami kemunduran yang berakibat pada kebangkrutan. Sejak
awal
Loka
Farm berdiri,
modal
yang
digunakan
untuk
pengembangan bisnis usaha yaitu berasal dari investor. Pada saat itu Puskop Mabes TNI belum bersedia menggunakan modal pribadinya karena beranggapan bahwa keuntungannya belum terjamin. Sebelum melakukan kerjasama, pihak Loka Farm memberikan gambaran atau bisnis plan yang akan dilakukan kepada pihak investor. Setelah investor menyetujui kemudian dilakukan perjanjian terlebih dahulu antara investor sebagai pemodal dan Puskop Mabes TNI selaku pemilik lahan tentang perjanjian bisnis yang akan dijalankan. Setiap green house memiliki investor yang berbeda, sehingga hal ini dapat dijadikan suatu kelemahan karena setiap investor memiliki karakter yang berbeda-beda. Akan tetapi hingga kini kondisi keuangan dapat dikatakan baik dan tidak mengalami kendala Pencatatan keuangan dilakukan setiap minggu akan tetapi laporan keuangan dilakukan setiap satu bulan sekali dan satu tahu selama tiga periode musim tanam.
71
3. Produksi dan Operasi Ditunjang oleh sumberdaya alam yang sangat cocok, Loka Farm mampu menghasilkan produk bunga potong dengan mutu produk yang sangat baik. Lahan yang dimiliki sekarang ini seluas 3,5 Hektar dan saat ini Loka Farm hanya memfokuskan pada lahan produksi seluas 8.000 m² dengan jumlah green house mencapai sembilan buah. Berdasarkan laporan penjualan Loka Farm pada tahun 2007, setiap minggunya Loka Farm mampu menghasilkan bunga potong krisan sebanyak 1.254 ikat bunga krisan atau setiap minggunya rata-rata mencapai 179 ikat bunga krisan per green house (Tabel 10). Produksi bunga krisan pada Loka Farm saat ini dapat dikatakan belum mencapai hasil yang optimal. Pada lahan seluas 1.000 m² dengan penanaman bibit sebanyak 60.000 batang, seharusnya dapat menghasilkan 300 ikat bunga krisan per minggu dengan tingkat kematian bibit sebesar 80 persen2. Faktor bibit sangat mempengaruhi hasil dan kegiatan produksi karena saat ini kualitas benih yang ada pada pasaran tidak menjamin sehingga produktifitas bunga krisan di Loka Farm berfluktuatif, dan waktu produksi yang menjadi lebih lama. Diharapkan untuk kedepannya Loka Farm dapat memanfaatkan lahan yang tersisa untuk dijadikan lahan produksi dan pembibitan guna mencukupi permintaan yang semakin meningkat.
2
Wawancara dengan manajer Loka Farm
72
Tabel 10 Produksi Bunga Krisan per Green House Green House Waktu Produksi Panen (Bulan) (Batang) 1 6 46.200 2 5 18.630 3 5 30.190 4 6 30.070 5 4 32.703 6 4 36.280 7 4 41.520 Total Rata-rata / minggu
Hasil Panen (Ikat/minggu) 192 93 151 129 204 226 259 1.254 179
Sumber: Loka Farm, 2007
Sembilan green house yang ada pada Loka Farm terbagi atas, tujuh unit green house yang digunakan untuk kegiatan produksi dengan luasan per green house bervariasi hingga 1.000 m². Dua green house lainnya digunakan untuk kegiatan pembibitan, dengan masing-masing luasnya mencapai 500 m². Mutu dan kualitas produk harus selalu diperhatikan oleh manajer Loka Farm sehingga kualitas bunga yang dihasilkan dapat terjaga. Pengalaman yang cukup lama membuat perusahaan memiliki kemampuan teknik produksi yang baik walaupun pengerjaannya masih manual. Pada proses kegiatan produksi meliputi persiapan lahan, pengolahan lahan, penyiapan bibit, persiapan pola tanam, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Untuk persiapan dan pengolahan lahan memakan waktu seminggu sedangkan dari penanaman sampai masa panen memakan waktu dua belas samapai empat belas minggu. Pada kegiatan produksi, Loka Farm belum menggunakan teknologi yang modern sehingga hal ini dapat menjadi satu kelemahan dari bidang produksi. Belum adanya jadwal penanaman yang lengkap juga membuat suatu kelemahan Loka Farm dalam bidang produksi, karena konsumen seperti trader sangat membutuhkan hal tersebut guna terjaminnya
73
pasokan atau kontinyuitas bunga dari Loka Farm dan hal ini merupakan langkah awal bagi konsumen untuk membuat suatu perjanjian kontrak perdagangan. 4. Sumberdaya Manusia Faktor yang mendukung pengembangan industri bunga potong krisan, dibutuhkan sumberdaya manusia yang terampil. Kualitas SDM sangat menentukan mutu kinerja dalam perusahaan. SDM yang ada pada Loka Farm saat ini sebagian besar merupakan masyarakat sekitar dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan warga sekitar dan juga sebagai bentuk pembangunan daerah dengan cara memberikan keterampilan dalam bidang pertanian khususnya bunga potong krisan. Sembilan green house yang ada saat ini Loka Farm mempekerjakan karyawannya sebagai 18 orang terbagi atas 10 orang laki-laki dan delapan orang perempuan. Seorang manajer bertugas sebagai perencana, pengawas, dan juga mengatur semua kegiatan manajemennya. Seorang wakil manajer hanya bertugas sebagai pengawas pada saat manajer tidak ada dan juga sebagai tenaga pemasaran. Belum adanyanya spesialisasi pekerjaan terkadang membuat pekerjaan menjadi tidak efektif karena seorang manejer mengelola seluruh kegiatan bisnis ini dan juga penggunaan waktu menjadi tidak efisien. Hal ini menjadikan suatu kelemahan dalam perusahaan. Manajer Loka Farm telah menetapkan setiap dua orang karyawannya memiliki tugas untuk mengelola satu green house, mulai dari penanaman, pemeliharaan sampai pemanenan. Seluruh karyawan dituntut berperan aktif dalam kegiatan penanaman, pemanenan sampai dengan pasca panen. Jam kerja yang
74
diterapkan oleh Loka Farm yaitu mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Apabila ada pekerjaan lembur maka karyawan dapat bekerja sampai malam hari. Kompensasi yang diberikan kepada karyawan adalah berupa upah harian sebesar Rp 15.000, sedangkan manajer dan wakilnya menerima gaji bulanan. Suasana kekeluargaan yang tercipta pada Loka Farm menjadikan ini sebagai suatu kekuatan karena dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengembangkan usaha. Selain itu, manajer Loka Farm juga memiliki keuletan dalam mengelola bisnis ini dan juga fokus pada kegiatan produksi sehingga beliau yakin dengan perkembangan bisnis ini. 5. Manajemen Manajemen yang dimiliki Loka Farm termasuk sederhana karena kegiatannya hanya dilakukan oleh seorang manajer dan dibantu oleh seorang wakilnya. Tim manajemen yang dimiliki Loka Farm masih belum baik, karena itu diharapkan kedepannya Loka Farm dapat memiliki tim manajemen yang solid, yang berdasarkan pada keahlian masing-masing, sehingga Loka Farm dapat terus berkembang. 6. Penelitian dan Pengembangan Kegiatan penelitian dan pengembangan masih belum dilakukan oleh Loka Farm. Saat ini Loka Farm hanya fokus pada kegiatan produksinya karena kendalakendala
dalam
kegiatan
produksi
masih
dapat
ditanggulangi
seperti
penanggulangan hama dan penyakit. Sementara itu, pengembangan produk masih belum dilakukan sehingga Loka Farm belum memiliki peninjauan penelitian dan pengembangan yang kuat.
75
7. Sistem Informasi Komputer Sistem informasi komputer masih belum banyak dilakukan oleh Loka Farm karena saat ini Loka Farm belum memiliki tenaga ahli dalam bidang komputer. Saat ini fungsi komputer di Loka Farm hanyalah sebagai pencacatan kegiatan produksi. Sementara itu, sistem informasi komputer ini sebenarnya berfungsi sebagai pengumpul data menegenai masalah pemasaran, keuangan, produksi dan personalia internal, dan faktor-foktor eksternal perusahaan. Data dipadukan dengan cara yang diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan manajerial. Saat ini media internet belum dipergunakan dengan baik oleh Loka Farm sehingga informasi pasar kurang cepat diperoleh. 8. Bauran Pemasaran Tujuan bauran pemasaran adalah untuk mengetahui perilaku konsumen dan produsen yang disesuaikan dengan pengamatan terhadap perilaku konsumen. Bauran pemasaran terdiri atas empat faktor yaitu produk, harga, tempat dan promosi. Produk Menurut Kotler (1997 : 9), produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan, sehingga strategi produk dapat diartikan sebagai suatu sekumpulan rencana masa depan pada bagian produksi yang dirancang untuk mencapai sasaran yaitu agar produk yang dihasilkan mendapat respon yang positif di masyarakat. Adapun faktor-faktor yang ada pada strategi produk ini diantaranya barang, kemasan, merek, label, pelayanan dan jaminan.
76
a. Barang Produk yang dihasilkan oleh Loka Farm adalah tanaman bunga potong krisan, yang terbagi menjadi dua jenis yaitu krisan standar dan krisan spray. Kondisi alam yang sangat cocok untuk kehidupan bunga krisan membuat produk bunga krisan yang dihasilkan Loka Farm memiliki kualitas yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari tangkai, daun dan warna bunga yang terlihat lebih cerah dan ini sudah diakui oleh beberapa pelanggan tetap Loka Farm salah satunya CV Setia Mitra. Bapak Ir. Ahmad Rizal selaku manajer Loka Farm sangat memperhatikan kualitas bunga yang dihasilkan dengan cara mengawasi kegiatan produksi hingga kegiatan pasca panen. Mutu produk yang baik, dipastikan Loka Farm dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Kualitas bunga di Loka Farm dibagi menjadi empat grade dan dilihat berdasarkan panjang batang, daun dan bentuk bunga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Kualifikasi Grade Bunga Potong Krisan Tipe Standar dan Spray Loka Farm Grade Kualifikasi Grade A
Memiliki panjang batang di atas 75 cm, kemekaran bunga sekitar 80 sampai 90 persen, diameter bunga besar dan berwarna cerah, daun tersusun rapi dan tidak terkena penyakit.
Grade B
Memiliki panjang batang antara 65 sampai 75 cm, daun tersusun rapi dan tidak terkena penyakit.
Grade C
Memiliki panjang batang antara 55 sampai 65 cm, daun kurang rapi terkadang, serta bunga berdiameter kecil.
Grade D
Memiliki panjang batang kurang dari 55 cm
Sumber: Loka Farm, 2007
77
b. Kemasan Kemasan yang digunakan pada kegiatan panen adalah berupa kertas A3 120 gram. Tata cara pengemasan bunga krisan dibagi menjadi dua, untuk jenis krisan standar setiap bunga dikemas dengan kertas A3 120 gram hingga 10 tangkai kemudian diikat dan dikemas lagi dengan A3 120 gram hingga menjadi satu ikat. Kemasan untuk jenis spray, sepuluh tangkai krisan spray diikat menjadi satu kemudian dibungkus dengan menggunakan kertas A3 120 gram. c. Merek Merek merupakan identitas dari suatu produk yang akan dijual dipasaran, sehingga konsumen dapat lebih mengetahui secara detail apa manfaat dan keistimewaan dari produk itu. Akan tetapi saat ini Loka Farm belum menggunakan merek dagang, karena dalam pasar bunga potong merek dagang ini jarang dipergunakan. d. Label Label dapat berupa gambar yang satu kesatuan dari kemasan. Adapun fungsi dari label itu adalah menjelaskan produk dan mempromosikan melalui gambar. Akan tetapi untuk bisnis bunga potong jarang sekali ada yang menggunakan label pada kemasan produknya. Loka Farm saat ini tidak menggunakan label apapun dalam kemasan produknya. e. Pelayanan Jasa antar dan kualitas bunga merupakan pelayanan yang diberikan Loka Farm kepada pelanggannya, waktu pengiriman pun ditentukan oleh pelanggan. Kegiatan pengantaran ini menggunakan mobil operasional Loka Farm yang berupa mobil minibus kijang.
78
f. Jaminan Loka Farm tidak melayani pengembalian produk yang sudah dibeli, sehingga Loka Farm tidak memberikan jaminan apapun kepada konsumen. Biasanya konsumen sudah mengetahui kualitas bunga yang dihasilkan, sehingga jaminan yang diberikan oleh Loka Farm adalah kualitas bunga. Harga Harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap produknya yang dibeli merupakan apresiasi konsumen terhadap kepuasan yang dibeli dari pembelian tersebut. Sangat penting bagi perusahaan untuk mempelajari harga jual dan mutu dari setiap pesaingnya dan bagaimana tanggapan konsumen terhadap kualitas dan harga produknya. Loka Farm sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang bunga potong, tidak membeda-bedakan harga jual untuk ke semua pelanggannya yaitu dekorator, floris, tengkulak maupun konsumen akhir. Harga yang diberikan pun stabil, dalam artian harga tidak cepat berubah pada saat-saat tertentu. Harga produk Loka Farm ini cenderung lebih mahal apabila dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang belum berbadan hukum, akan tetapi kualitas dari produk Loka Farm ini setara dengan perusahaan yang telah berbadan hukum PT. Menurut Bapak Ir. Ahmad Rizal, mempertahankan harga jual ini merupakan salah satu langkah untuk menjaga kelangsungan usahanya dengan mengedepankan kualitas. Harga bunga potong krisan di Loka Farm berbeda-beda berdasarkan grade, hal ini dapat dilihat pada Tabel 12.
79
Tabel 12 Harga Jual Bunga Potong Krisan per Ikat Loka Farm Tipe Krisan Harga Jual Tipe Krisan Harga Jual No Standar (Rp) Spray (Rp) 1 Grade A 9000 Grade A 8000 2
Grade B
8000
Grade B
7000
3
Grade C
7000
Grade C
6000
4
Grade D
5000
Grade D
5000
Sumber: Loka Farm, 2007
Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa harga bunga krisan jenis standar lebih mahal bila dibandingkan dengan bunga krisan jenis spray. Akan tetapi untuk semua jenis krisan dengan grade D memiliki tingkat harga jual yang sama yaitu sebesar Rp 5.000 per ikat. Sistem pembayaran yang digunakan oleh Loka Farm yaitu ada tiga, diantaranya: pembayaran tunai, kredit dan konsinasi. Pembayaran tunai biasanya diberlakukan kepada para pelanggan baru, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kecurangan-kecurangan yang mungkin dilakukan. Sedangkan sistem pembayaran kredit, biasanya diberikan kepada pelanggan tetapnya. Jangka waktu pembayaran biasanya adalah dua hari setelah pengambilan barang. Untuk sistem konsinasi ini biasanya dilakukan hanya pada produk bunga grade B dan C, sistem ini biasanya terjadi pada saat permintaan bunga sepi dan biasanya sistem pembayaran ini dilakukan oleh pedagang lokal. h. Lokasi (Saluran Distribusi) Lokasi memegang peranan penting dalam kesuksesan suatu usaha. Lokasi dapat mempengaruhi perilaku konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Keputusan membeli suatu produk dipengaruhi oleh kemudahan memperolehnya. Loka Farm memiliki letak yang strategis dalam hal pemasaran, maupun produksi karena memiliki akses yang cepat untuk melakukan kegiatan
80
usaha seperti kemudahan dalam transportasi. Lokasi yang tidak jauh dari jalan utama menjadi ini sebagai suatu kelebihan. Saluran distribusi yang dilakukan oleh Loka Farm dibagi menjadi dua yaitu saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Hal yang membedakannya adalah perantara, karena dalam pemasaran tidak langsung perantara menjadi pihak kedua setelah Loka Farm. Seperti pada Gambar 10, saluran pemasaran Loka Farm hingga ke konsumen akhir yaitu melalui melalui trader, supplier, floris, dekorator. Tetapi Loka Farm juga memasarkan produknya secara langsung, melalui konsumen akhir yang datang langsung untuk membeli bunga krisan. Trader
Supplier
Florist Loka Farm Dekorator
Konsumen akhir
Tengkulak
Gambar 10 Saluran Pemasaran Loka Farm Sumber: Loka Farm, 2007
i. Promosi Promosi merupakan salah satu strategi yang baik untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan agar lebih dikenal di masyarakat, sehingga konsumen memiliki keinginan untuk mencoba dan mengetahui produk apa yang dihasilkan.
81
Pada awalnya, promosi yang dilakukan oleh Loka Farm adalah hanya membawakan contoh-contoh bunga krisan yang telah dihasilkan kepada Depo Bunga Eldadi Cisarua, Melia Floris Bogor, Rose Floris Bogor, Trader 5 Benua Jakarta dan Dekorator Susi Flower Bogor. Dengan hanya mengirimkan contoh tersebut kemudian banyak konsumen yang menanyakan keberadaan Loka Farm karena para konsumen tersebut tertarik dengan kualitas bunga yang sangat baik dilihat dari warna bunga yangg cerah. Sampai saat ini kegiatan promosi yang dilakukan oleh Loka Farm hanya dari mulut ke mulut. Loka Farm belum melakukan promosi menggunakan media cetak maupun elektronik hal ini dikarenakan, kapasitas produksi yang masih terbatas dan permintaan yang semakin banyak bahkan kelebihan permintaan sehingga takut mengecewakan konsumennya apabila permintaan tidak terpenuhi.
6.3 Identifikasi Faktor-faktor Lingkungan 1. Peluang a. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik. sehingga berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang semakin meningkat. Faktor perekonomian sangat besar pengaruhnya terhadap berbagai hal khususnya bagi kelangsungan usaha. Pertumbuhan ekonomi yang baik, akan menjadikan peluang bagi Loka Farm karena akan meningkatkan permintaan bunga karena didukung oleh peningkatan pendapatan masyarakatnya. b. Perubahan pola permintaan, berkaitan dengan status sosial, budaya hidup dan hal lain yang berkaitan dengan keindahan. Hal tersebut mengubah
82
persepsi dan keinginan konsumen sehingga tingkat konsumsi yang ke arah keasrian dan keindahan akan semakin meningkat. c. Kebijakan
pemerintah
yang
mendukung
perkembangan
agribisnis
florikultur. Karena dengan kebijakan yang mendukung itu maka akan menciptakan kelancaran dan keamanan bisnis disuatu negara atau antar negara secara internasional. d. Kemajuan teknologi yang pesat seperti teknologi informasi dan produksi, dapat membuat kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan menjadi lebih efektif. Penggunaan teknologi modern membuat perusahaan dapat dengan mudah memperoleh berbagai informasi, berkomunikasi dan dapat mengefektifkan kegiatan manajemen dan produksi. e. Permintaan bunga krisan yang tinggi, terutama dari trader yang berlokasi di Jakarta. Penggunaan bunga krisan saat ini tidak hanya digunakan sebagai rangkaian bunga tetapi juga dapat digunakan sebagai tanaman hiasan sehingga juga mempengaruhi permintaan. Saat ini permintaan yang tinggi berasal dari trader, yang dilakukan untuk kegiatan ekspor sehingga memerlukan kuantitas bunga yang banyak dan kontinyu. f. Daya tawar menawar pelanggan lemah, hal ini dikarenakan Loka Farm menentukan harga yang stabil, dalam artian tidak membeda-bedakan harga pada setiap konsumennya. Pemberian harga yang stabil, berdampak pada Loka Farm yang memberikan pelayanan yang baik yaitu berupa kualitas bunga yang baik, sehingga harganya sesuai dengan kualitas yang diberikan.
83
2. Ancaman a. Persaingan yang semakin ketat dengan dibukanya perdagangan bebas antar negara. Sebagai perusahaan yang baru berjalan, Loka Farm belum memiliki pengalaman dalam menghadapi persaingan dengan produsenprodusen luar negeri. Persaingan yang tinggi membuat Loka Farm dituntut harus memiliki keunggulan agar dapat bersaing di pasar Internasional, karena pesaing yang dihadapi lebih banyak. b. Banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat membuat persaingan usaha bunga potong lokal menjadi lebih tinggi untuk kedepannya. Saat ini persaingan cukup dirasakan oleh Loka Farm, akan tetapi dimasa yang akan datang munculnya perusahaan baru harus mendapat perhatian serius. Agar Loka Farm tidak kehilangan pasarnya. c. Adanya produk subtitusi dengan fungsi yang sama seperti carnation, garbera, mawar dan anggrek. Apabila kualitas bunga krisan lebih rendah dibandingkan produk subtitusinya maka konsumen akan menurunkan permintaannya dan beralih ke produk lain dengan fungsi yang sama. Maka dari itu Loka Farm harus meningkatkan kualitas bunga krisannya. d. Daya tawar menawar pemasok saprotan dan bibit tinggi, hal ini dikarenakan kelangkaan bibit dan tingginya harga obat-obatan. Dengan demikian membuat harga bibit dan obat-obatan menjadi lebih mahal sehingga berpengaruh terhadap kegiatan produksi. e. Kualitas bibit tidak terjamin dan pasokan bibit tidak pasti. Tidak terjaminnya kualitas bibit terjadi karena adanya faktor kesengajaan dari tenaga ahli dengan merahasiakan asal sumber bibit produksi untuk
84
kepentingan dan keuntungan pribadi. Sehingga berpengaruh terhadap kualitas bunga krisan yang dihasilkan, karena Loka Farm tidak dapat mengetahui bibit bunga krisan ini sudah tua atau belum dan sudah memasuki generasi keberapa. f. Pasokan bibit tidak pasti maka akan mengakibatkan waktu tanam menjadi semakin lama sehingga upah biaya melebihi dari rencana biaya. Ketersediaan bibit harus selalu diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi.
3. Kekuatan a. Kualitas bunga baik atau setara dengan kualitas bunga yang dihasilkan oleh perusahaan yang sudah berbadan hukum. Kualitas produk Loka Farm saat ini sudah banyak diakui oleh para pelanggannya, hal ini dapat dijadikan nilai lebih bagi Loka Farm. Kekuatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan lebih ditingkatkan agar konsumen dapat merasa puas dengan kualitas bunga yang diberikan. b. Keuletan manajer dalam mengelola kegiatan usahanya saat ini sangat diperlukan, untuk menghadapi masalah-masalah yang hadapi dan melihat peluang yang ada agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. c. Memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan sehingga pelanggan menjadi loyal terhadap Loka Farm. Pelanggan juga dapat dijadikan media promosi dan informasi bagi Loka Farm. Untuk itu, tanpa didukung hubungan yang baik dengan pelanggan maka kegiatan usaha akan mengalami akan mengalami banyak kendala.
85
d. Lokasi perkebunan yang cukup strategis karena dekat dengan pasar dan kota. Lokasi memegang peranan penting dalam kesuksesan suatu usaha, sehingga dapat mempengaruhi perilaku konsumen secara langsung maupun tidak langsung. Keputusan membeli dipengaruhi oleh kemudahan memperolehnya. e. Keadaan alam yang sesuai dengan pertumbuhan bunga krisan. Salah satu faktor yang membuat kualitas produk yang dihasilkan Loka Farm baik adalah keadaan alamnya yang cocok, tidak mudah mendapatkan lahan yang cocok untuk budidaya bunga krisan. f. Memiliki lahan yang luas. Dengan lahan yang belum digunakan seluruhnya pada saat ini, Loka Farm dapat menggunakan lahan tersebut untuk pembuatan green house produksi dan pembibitan agar dapat menghasilkan produktifitas yang lebih tinggi dan jaminan ketersediaan bibit. g. Memiliki tenaga kerja yang terampil. Tenaga kerja terampil memiliki pengaruh yang besar terhadap produk yang dihasilkan oleh Loka Farm, tanpa didukung tenaga kerja yang terampil maka kualitas bunga tidak akan baik. h. Suasana kekeluargaan yang tercipta di dalam perusahaan yaitu diantara manajer dan sesama karyawan, sehingga suasana kerja menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Apabila karyawan sudah merasa nyaman dengan suasana kerjanya maka akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, sehingga kegiatan usaha dapat berjalan dengan baik.
86
4. Kelemahan a. Penggunaan lahan dan kapasitas produksi belum dioptimalkan. Saat ini permintaan
bunga
krisan
sedang
tinggi,
untuk
itu
diperlukan
pengoptimalan produksi dan pemanfaatan lahan yang baik guna mencukupi permintaan yang tinggi tersebut. b. Memiliki investor yang berbeda-beda dalam setiap green house, menyebabkan pola pikir yang berbeda sehingga rentan terjadi kesalah pahaman antara manajer dengan investor. Perhitungan bisnis yang ada saat ini, membuat Loka Farm sulit mengembangkan usahanya. c. Belum adanya jadwal tanam yang tetap. Jadwal tanam perlu dibuat, agar kegiatan produksi dapat diprediksi sehingga waktu tanam dan panen dapat diketahui. Sehingga kegiatan produksi dapat tertata rapi dan dapat di evaluasi setiap periode tanamnya. d. Spesialisasi pekerjaan belum ada sehingga kegiatan dalam perusahaan belum efektif. Kegiatan usaha tidak dapat bergantung pada seorang manajer saja, karena akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Spesialisasi pekerjaan untuk mengefektifkan kegiatan yang ada pada perusahaan, saat ini sangat diperlukan. e. Kurang mengetahui informasi pasar. Saat ini manajer Loka Farm hanya fokus terhadap kegiatan produksi sehingga membuat informasi pasar kurang dapat diketahui, seperti permintaan bunga krisan yang tinggi pada saat-saat tertentu sehingga Loka Farm tidak dapat memenuhi, dengan demikian membuat adanya keuntungan yang hilang pada Loka Farm.
87
f. Kontinyuitas produksi belum terjamin. Sulitnya mendapatkan bibit yang baik, belum optimalnya produksi pada green house dan belum memiliki perencanaan dalam kegiatan produksi, maka hal ini yang menyebabkan belum menjamin kontinyuitas produksi Loka Farm.
88
VII. FORMULASI STRATEGI
7.1 Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Pada proses identifikasi untuk kondisi eksternal, diperoleh informasi mengenai faktor yang terkait dengan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi oleh Loka Farm. Pengisian kuesioner dilakukan oleh manajer, wakil manajer dan pengawas produksi Loka Farm. Setelah itu dilakukan penghitungan bobot setiap variabel yang ada pada faktor eksternal perusahaan dan juga peratingan. Hasil perkalian bobot dan rating yang diperoleh, maka akan diperoleh nilai skor. Berikut ini hasil perbandingan rata-rata matriks EFE, perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Faktor-faktor Eksternal Rataan No Peluang Bobot A Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang 0,118 semakin membaik 0,095 B Perubahan pola permintaan masyarakat C Kebijakan pemerintah yang mendukung 0,091 industri bunga potong 0,094 D Kemajuan teknologi informasi dan produksi 0,085 E Permintaan bunga krisan tinggi 0,086 F Daya tawar menawar pelanggan lemah
G H I J K L
Ancaman Adanya perdagangan bebas antar negara Banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat Adanya produk subtitusi bunga krisan Daya tawar menawar pemasok bibit dan saprotan tinggi Kualitas bibit krisan yang tidak terjamin Pasokan bibit krisan tidak pasti Jumlah
Rataan Rating
Skor
3,66
0,431
3
0,285
2,33
0,212
3 3,33 3,33
0,282 0,283 0,286
0,070
2,33
0,163
0,052
2,33
0,121
0,045 0,079
2,33 1,66
0,104 0,131
0,090 0,086
1 1
0,090 0,086 2,476
89
Berdasarkan perhitungan Matriks EFE yang ada pada tabel diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik merupakan faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap Loka Farm. Hal ini dapat dilihat dari hasil pembobotan sebesar 0,118 yang merupakan hasil pembobotan terbesar apabila dibandingkan dengan faktor peluang lainnya. Respon Loka Farm terhadap pertumbuhan ekonomi yang semakin kondusif, cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang baik membuat peluang usaha bunga potong krisan menjadi lebih besar karena permintaan dan penawaran akan terus mengalami peningkatan, meningkatnya pendapatan masyarakat dan pengetahuan masyarakat akan keindahan sehingga pola konsumsi masyarakat pun dapat bergeser. Kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini juga memberikan peluang yang baik bagi Loka Farm. Penggunaan teknologi modern, maka kegiatan-kegiatan dalam bidang produksi, informasi dan manajemen perusahaan dapat dilakukan secara efektif. Disamping itu, Loka Farm juga merespon peluang-peluang yang ada dengan baik seperti permintaan yang tinggi dan daya tawar menawar pelanggan lemah. Kebijakan pemerintah tidak mendapatkan respon yang baik oleh Loka Farm, karena dalam realisasinya keuntungan dari adanya kebijakan pemerintah tidak banyak dirasakan oleh Loka Farm untuk saat ini. Selain peluang, berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui ancaman terbesar yang dihadapi oleh Loka Farm adalah kualitas bibit krisan yang tidak terjamin di pasaran. Hal ini dapat dilihat pada jumlah pembobotan rata-rata sebesar 0,090 atau lebih besar dibandingkan faktor lainnya. Kualitas bibit yang tidak terjamin maka akan berpengaruh terhadap kegiatan produksi yang menjadi tidak efektif dan dapat menyebabkan meningkatnya biaya produksi, sehingga
90
Loka Farm memberikan respon yang sangat tinggi karena hal ini demi kelangsungan usahanya. Ancaman terbesar kedua berasal dari pasokan bibit yang tidak pasti, yaitu diberi bobot dengan nilai 0,086. Karena dengan ketiadaan bibit produksi yang pasti, maka kegiatan produksi dapat terhambat dan kontinyuitas produksi tidak dapat terjaga. Ancaman lainnya yang harus dapat perhatian adalah daya tawar pemasok tinggi, perdagangan bebas antar negara, persaingan perusahaan sejenis di Jawa Barat dan adanya produk subtitusi. Total skor yang dihasilkan pada perhitungan Matriks EFE ini sebesar 2,476, artinya respon yang diberikan oleh Loka Farm kepada lingkungan eksternal tergolong sedang dalam menjalankan strategi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.
7.2 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor eksternal, kemudian dilanjutkan dengan membuat Matriks IFE yang berisikan kekuatan dan kelemahan yang ada pada Loka Farm. Melalui kuesioner yang diberikan kepada responden maka dapat diketahui kekuatan utama yang ada dan kelemahan yang utama harus diperhatikan, sehingga untuk mengantisipasinya dapat menggunakan strategi yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan yang ada. Hasil Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 14.
91
Tabel 14 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Faktor-faktor Internal Rataan No Kekuatan Bobot 0,084 A Kualitas bunga baik 0,078 B Keuletan manajer dalam mengelola usaha 0,083 C Memiliki hubungan baik dengan pelanggan 0,061 D Letak perkebunan yang strategis E Keadaan alam yang sangat cocok 0,087 0,041 F Memiliki lahan yang luas 0,080 G Memiliki tenaga kerja yang terampil H Suasana kekeluargaan antar karyawan 0,087 dalam perusahaan Kelamahan 0,057 I Penggunaan lahan belum optimal 0,051 J Karakteristik investor yang berbeda 0,069 K Belum memiliki jadwal tanam 0,068 L Kontinyuitas produksi belum terjamin M Spesialisasi pekerjaan belum ada 0,072 0,069 N Kurang mengetahui informasi pasar Jumlah
Rataan Rating 4 3,66 4 3 4 3 3 4
2 2 1,66 1,66 1,66 2
Skor 0,336 0,285 0,332 0,183 0,348 0,123 0,240 0,348
0,114 0,102 0,114 0,112 0,119 0,126 2,882
Pada hasil rata-rata Matriks IFE dapat dijelaskan bahwa, Loka Farm memiliki beberapa kekuatan penting yang tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis lainnya. Jika dilihat dari hasil pembobotan diatas maka dapat diketahui kekuatan terbesar yang dimiliki oleh Loka Farm ialah memiliki keadaan alam yang cocok dan suasana kekeluargaan antar karyawan yang ada pada Loka Farm ditunjukan dengan bobot mencapai 0,087. Keadaan alam memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan kualitas bunga krisan yang dihasilkan, sehingga hal ini menjadikan salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki oleh Loka Farm. Selain itu suasana kekeluargaan yang tercipta saat ini dapat membuat suasana kerja menjadi lebih nyaman, sehingga dapat berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menjadi lebih baik. Kegiatan produksi contohnya, dimana semua karyawan dapat saling membantu satu sama lain. Kekuatan besar lainnya yang dimiliki oleh Loka Farm adalah memiliki kualitas bunga yang baik dan memiliki
92
hubungan baik dengan pelanggan, yang ditunjukan dengan bobot sebesar 0,084 dan 0,083.
Faktor lain yang menjadi kekuatan Loka Farm adalah keuletan
manajer dalam mengelola usaha, memiliki tenaga kerja yang terampil, letak perkebunan yang strategis dan memiliki lahan yang luas. Kelemahan utama yang ada pada Loka Farm adalah belum adanya spesialisasi pekerjaan, dengan jumlah bobot sebesar 0,072. Belum adanya spesialisasi pekerjaan membuat pekerjaan dalam perusahaan menjadi tidak efektif, sehingga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kelemahan lainnya yang harus diperhatikan adalah belum adanya jadwal tanam dan belum terjaminnya kontinyuitas produksi. Jadwal tanam yang baik perlu dilakukan guna mengetahui kapan kegiatan tanam dan panen dilakukan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan efektif sehingga kontinyuitas produksi dapat diprediksi. Adapun kelemahan lainnya yang ada pada Loka Farm adalah manajer kurang mengetahui informasi pasar, penggunaan lahan yang belum optimal dan karakter investor yang berbeda-beda. Jumlah bobot keseluruhan pada Matriks IFE yaitu sebesar 2,882. Hal ini berarti posisi Loka Farm yang tergolong rata-rata dan mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki serta menutupi kelemahan-kelemahan dengan baik.
7.3 Analisis Matriks I-E (Internal-Eksternal) Setelah diketahui faktor-faktor kritis dari proses Analisis Matriks IFE yang menjelaskan tentang kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan dan Analisis Matriks EFE yang memberikan gambaran peluang dan ancaman yang
93
dihadapi oleh Loka Farm. Maka tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah penggabungan dari matriks IFE dan EFE dengan menggunakan matrik IE. Tujuan dari penggunaan Matriks IE adalah untuk memperoleh stretegi bisnis sehingga perusahaan dapat menentukan bisnis apa yang dikembangkan, dipertahankan atau bisnis apa yang dilepas. Posisi Matriks IE dapat diketahui melalui penggabungan hasil total skor Matriks IFE dan EFE. Melalui penggabungan itu, maka dapat diketahui posisi perusahaan pada saat ini dan strategi apa yang harus diterapkan oleh Loka Farm. Pada Gambar 11, dapat dilihat bahwa saat ini Loka Farm berada pada sel V, dengan skor bobot IFE sebesar 2,882 dan skor bobot EFE sebesar 2,476. David (2004 : 196) menyatakan bahwa sel V, merupakan posisi pertahankan dan peliharan (hold and maintain), maka strategi yang yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar (penetration market), dan pengembangan produk (product development). Total Skor IFE Kuat 3.0 – 4.0
Total Skor EFE
Rata-rata 2.0 – 2.9
3.0
Lemah 1.0 – 1.9
2.0
1.0
4.0
Tinggi 3.0 - 4.0
3.0
Sedang 2.0 – 2.9
2.0
Rendah 1.0 – 1.9
1.0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Gambar 11 Matriks Internal-Eksternal (IE) Strategi penetrasi pasar yaitu usaha untuk mendalami pasar yang ada dengan tujuan untuk peningkatan pangsa pasar suatu produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemberian pelayanan yang lebih baik
94
Peneterasi pasar, strategi yang dapat digunakan adalah dengan memberikan pelayanan yang lebih baik agar konsumen merasa nyaman dan aman bekerjasama dengan perusahaan. Pelayanan yang dapat diberikan berupa jaminan berupa produk berkualitas, pengiriman yang tepat waktu, jaminan kontinyuitas produksi, pembebasan biaya pengiriman apabila pembelian dalam jumlah banyak dan selalu memberikan perhatian kepada konsumen dengan cara menerima masukan sehingga perusahaan selalu dapat memperbaiki kekurangannya. Selera konsumen selalu berbeda-beda, dengan begitu perusahaan dapat menerapkan strategi lainnya yaitu dengan merekrut tenaga ahli pemasaran agar dapat mencari dan melihat potensi pasar yang ada, agar peluang yang ada pada pasar dapat dioptimalkan sehingga berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Menurut David (2004) strategi pengembangan produk merupakan peningkatan penjualan dengan cara meningkatkan dan memodifikasi produkproduk atau jasa yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan diferensiasi produk yaitu dengan cara menghasilkan lebih banyak lagi variasi bentuk dan warna baru pada bunga krisan agar konsumen merasa puas dengan banyaknya variasi warna yang ditawarkan, tentunya harus dibarengi dengan peningkatan kualitas bunga yang dihasilkan. Tujuan strategi pengembangan produk dilakukan adalah untuk terus dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Kualitas bunga yang saat ini dihasilkan diharapkan dapat bersaing Berdasarkan hasil dari Matriks IE, posisi Loka Farm yang berada pada sel V menyimpulkan bahwa saat ini strategi yang harus dilakukan oleh Loka Farm adalah pertahankan dan pelihara produk yang ada saat ini.
95
7.4 Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan tahap pencocokan untuk menghasilkan alternatif strategi apa yang cocok dilakukan oleh perusahaan dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan Matriks IFE dan Matriks EFE. Strategi yang dihasilkan merupakan pencocokan atau penggabungan dari kekuatan dengan peluang (S-O), kelemahan dengan peluang (W-O), kekuatan dengan ancaman (S-T) dan kelemahan dengan ancaman (W-T) yang berdasarkan pada strategi utama yang didapat pada perhitungan matriks IE (Internal Eksternal). Dimana Loka Farm berada pada posisi pertahankan dan pelihara, dengan demikian perusahaan dapat merumuskan strategi berdasarkan posisi perusahaan yang ada pada saat ini yaitu peneterasi pasar dan pengembangan produk. Diagram Matriks SWOT Loka Farm dapat dilihat pada Tabel 15.
96
Tabel 15 Analisis SWOT INTERNAL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
EKSTERNAL Peluang (O) 1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik 2. Perubahan pola permintaan masyarakat 3. Kebijakan pemerintah yang mendukung 4. Kemajuan teknologi informasi dan produksi 5. Permintaan bunga tinggi 6. Daya tawar menawar pelanggan lemah
1. 2. 3. 4.
5. 6.
Ancaman (T) Perdagangan bebas antar negara Persaingan perusahaan sejenis di Jawa Barat Adanya produk subtitusi Daya tawar menawar pemasok saprotan dan bibit tinggi Kualitas bibit tidak terjamin Pasokan bibit tidak pasti
Kekuatan (S) Kualitas bunga yang baik Keuletan manajer dalam mengelola usaha Memiliki hubungan baik dengan pelanggan Letak perkebunan yang strategis Keadaan alam yang cocok Memiliki lahan yang luas Memiliki tenaga kerja yang terampil Suasana kekeluargaan antar tenaga kerja dalam perusahaan
Strategi S-O Melakukan pengembangan usaha dengan penambahan GH produksi (S1,S2, S3, S5, S6, S7, S8, O1, O2, O5, O6) 2. Menyetujui perjanjian kontrak yang ditawarkan sebelumnya (S1, S2, S3, S5, S6, S7, S8, O1, O2, O5, O6)
1.
1.
2.
Strategi S-T Meningkatkan kerjasama dan hubungan baik dengan pemasok (S2, S4, T2, T4, T5, T6) Meningkatkan kualitas bunga krisan (S1, S2, S5, S7, S8, T1, T2, T3)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelemahan (W) Penggunaan lahan dan produksi belum optimal Karakter investor yang berbeda-beda Belum memiliki jadwal tanam Spesialisasi pekerjaan belum ada Kurang mengetahui informasi pasar Kontinyuitas produksi belum terjamin
Strategi W-O 1. Melakukan pola kemitraan (W1, W3, W6, O1, O2, O5) 2. Membuat perencanaan produksi (W1, W3, W4, W6, O1, O2, O5) 3. Merekrut tenaga ahli pada masing-masing bidang (W1, W3, W4, W5, W6, O1, O2, O4, O5) 4. Mengoptimalkan produksi di GH yang ada (W1, W3, W6, O1, O2, O4, O5) 5. Alternatif perolehan modal usaha dari pinjaman bank syariah / Puskop Mabes TNI (W2, O1, O2, O5) 6. Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk seluruh kegiatan usaha (W3, W5, O1, O2, O4, O5) Strategi W-T 1. Membangun GH pembibitan (W1, W3, W6, T1, T4, T5, T6)
97
1. Strategi S-O Strategi pengoptimalan lahan perlu dilakukan agar produktifitas Loka Farm menjadi lebih tinggi, hal ini dikarenakan permintaan bunga krisan yang terus meningkat. Pengoptimalan lahan dapat dilakukan dengan cara penambahan green house produksi. Strategi lainnya adalah menyetujui perjanjian kontrak. Apabila kapasitas produksi per green house sudah optimal, maka perjanjian kontrak dapat dilakukan. Pastinya dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Adanya kontrak penjualan maka pelayanan yang diberikan kepada pelanggan kontrak harus lebih diutamakan dibandingkan pelanggan biasa, karena pembelian yang dilakukan dalam jumlah besar dan pembelian dilakukan secara kontinyu. 2. Strategi W-O Kepercayaan konsumen harus selalu dijaga, untuk menjaga kepercayaan itu strategi pola kemitraan dirasa perlu dilakukan oleh perusahaan. Cara yang dilakukan adalah bekerja sama dengan petani bunga krisan di daerah Bogor dan sekitarnya agar ketersedian bunga krisan dapat terjaga sehingga konsumen tidak kecewa. Strategi lainnya adalah membuat perencanaan produksi yaitu dengan cara pembuatan jadwal tanam agar kegiatan produksi dapat lebih terarah dan hasilnya pun dapat diprediksi, perencanaan penggunaan pupuk dan obat-obatan sehingga kemungkinan terjadinya pembengkakan biaya produksi dapat dihindari serta perencanaan warna dan jenis bungan yang akan ditanam. Semua perencanaan tersebut dilakukan sebagai bentuk pelayanan perusahaan terhadap pelanggan.
98
Adanya perencanaan produksi yang akan dibuat, diharapkan kuantitas dan kualitias produk yang dihasilkan dapat lebih baik lagi. Strategi berikutnya adalah merekrut tenaga ahli pada masing-masing bidang. Strategi ini perlu dilakukan agar kegiatan usaha dapat berjalan dengan baik sehingga masing-masing divisi memiliki tanggung jawab yang sama, yang bertujuan untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen dan pengembangan usaha Loka Farm. Strategi selanjutnya adalah pengoptimalan produksi di green house yang ada. Saat ini produktifitas bunga krisan pada setiap green house masih belum optimal. Adapun cara yang harus dilakukan adalah menanam bibit sesuai dengan kapasitas green house dan melakukan pengawasan yang berkelanjutan sehingga masalah yang timbul dapat cepat ditanggulangi. Disamping itu dengan adanya peluang berupa permintaan bunga krisan yang meningkat, maka pengoptimalan produsi harus dilakukan agar permintaan itu dapat terpenuhi oleh Loka Farm. Strategi W-O yang terakhir adalah strategi alternatif perolehan modal usaha. Cara yang dapat dilakukan adalah memperoleh modal dari pinjaman bank syariah atau melalui Puskop Mabes TNI. Hal ini dilakukan agar Loka Farm dapat mengembangkan usahanya dengan laba bersih yang diterima semakin meningkat, karena saat ini perhitungan bisnisnya membuat Loka Farm sulit untuk berkembang. Sistem bagi hasil yang diterapkan antara investor dengan Puskop Mabes TNI selaku pemilik lahan adalah 92 persen - 8 persen dari laba bersih, artinya 92 persen laba bersih untuk investor dan delapan persen laba bersih untuk Puskop selaku pemilik lahan.
99
Strategi lainnya adalah memanfaatkan kemajuan teknologi untuk seluruh kegiatan usaha. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media internet untuk kegiatan pemasaran, mesin untuk kegiatan produksi dan komputer untuk kegiatan manajemen. Penggunaan teknologi yang baik dalam perusahaan, maka informasi dan kegiatan usaha dapat dilakukan dengan cepat dan efektif serta dapat menghemat biaya. Manfaat dari penggunaan teknologi dalam bidang produksi adalah kualitas dan kuantitas produk menjadi lebih baik. 3 Strategi S-T Strategi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kerjasama dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Cara yang dapat dilakukan adalah menjadikan salah satu pemasok sebagai pemasok tunggal, diharapkan dengan begitu perusahaan akan selalu mendapatkan pasokan bibit yang terjamin dan harga yang berbeda dengan dengan konsumen lain karena adanya hubungan baik yang sudah terjalin, sehingga kegiatan produksi dapat terus berjalan. Strategi lainnya adalah meningkatkan kualitas bunga dengan cara meningkatkan pengawasan dan kualifikasi bunga agar dapat bersaing dengan pengusaha sejenis. 4. Strategi W-T Strategi yang dapat dilakukan adalah pengoptimalan lahan, dapat dilakukan dengan cara membuat green house untuk pembibitan agar pasokan bibit, kualitas bibit dan harga bibit tetap terjaga. Pada kegiatan budidaya bunga krisan, faktor bibit memiliki pengaruh yang besar, dengan demikian faktor bibir harus menjadi perhatian serius oleh Loka Farm, agar dapat menghasilkan bunga krisan yang berkualitas.
100
7.5 Road Map Strategi Pada road map ini menunjukan strategi yang telah hasil melalui Matriks SWOT dari hasil pencocokan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Loka Farm, dapat disusun berdasarkan prioritas masing-masing strategi, hingga mencapai tujuan perusahaan. Pada Gambar 12 di bawah ini digambarkan beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh Loka Farm untuk menunjang pengembangan usaha yang akan dilakukan dengan tujuan peningkatan produksi dan kualitas bunga pada Loka Farm.
Meningkatkan Produksi dan Kualitas Bunga Krisan
Mempertahan kan Usaha Loka Farm
Tujuan
101
Meningkat kan kualitas bunga
Kegiatan pengembangan usaha
Memanfaatkan teknologi untuk seluruh kegiatan usaha
Merekrut tenaga ahli pada masingmasing bidang
Alternatif perolehan sumber modal
Pengembangan usaha dengan penambahan GH produksi
Menyetujui kontrak penjualan
Membangun GH pembibitan
Persiapan menuju tahap pengembangan
Melakukan pola kemitraan
Optimalisasi produksi di GH yang sudah ada
Melakukan kerjasama dengan pemasok
Perencanaan produksi Fase
1
2
3
Gambar 12 Road Map Strategi Loka Farm
4
102
Peta strategi Loka Farm yang memuat strategi dan tahapan untuk mencapai tujuan perluasan pasar, strategi yang utama yang harus dilakukan Loka Farm adalah merencanakan kegiatan produksi agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efektif. Kerjasama dengan pemasok perlu dilakukan apabila perencanaan produksi sudah baik, hal ini bertujuan agar ketersedian bibit dan saprotan tetap terjaga. Apabila pemasok tidak dapat menjamin pasokannya maka kegiatan produksi tidak dapat berjalan dengan baik. Setelah pasokan terjamin, strategi selanjutnya yaitu pengoptimalan produksi. Pengoptimalan produksi per green house dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi agar dapat memenuhi permintaan-permintaan dari dekorator maupun floris yang selama ini tidak dapat dipenuhi dan juga dapat menyetujui kontrak penjualan dengan trader. Apabila suatu saat Loka Farm tidak dapat mencukupi permintaan pelanggan karena adanya kendala dalam kegiatan produksi, maka strategi kemitraan dapat dilakukan. Kemitraan dilakukan agar kepercayaan konsumen terhadap perusahaan tetap baik. Rencana strategi-strategi yang dilakukan pada tahap satu ini terangkum dalam kegiatan persiapan menuju tahapan pengembangan usaha. Pada tahap kedua, Loka Farm melakukan tahap pengembangan. Strategistrategi yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperoleh pinjaman modal, agar laba bersih yang diperoleh dapat lebih besar dari sebelumnya, sehingga dapat digunakan untuk investasi dan pengembangan usaha kembali dengan cara membangun green house pembibitan dan produksi, penambahan green house, merekrut tenaga ahli pada masing-masing bidang dan memanfaatkan teknologi modern. Adanya spesialisasi pekerjaan dan didukung dengan teknologi-teknologi
103
modern, maka produksi dan kualitas bunga krisan yang dihasilkan dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Agar kontinyuitas produksi dapat terjaga untuk pemenuhan permintaan kontrak penjualan, Loka Farm diharuskan membangun green house pembibitan guna menghindari adanya kelangkaan bibit dan kualitas bibit yang kurang bagus di pasaran. Selain itu dengan mempunyai bibit induk sendiri, Loka Farm dapat menghemat biaya, jika dibandingkan dengan pasokan bibit dari luar. Adanya green house pembibitan, diharapkan masalah kontinyuitas produksi dapat diatasi dan kualitas produk yang dihasilkan dapat menjadi lebih baik lagi serta produksi dapat ditingkatkan lagi. Strategi Loka Farm selanjutnya yaitu melakukan kerjasama kontrak dengan trader. Implementasi dari kerjasama tersebut yaitu melakukan pengembangan usaha dengan cara penambahan green house produksi. Penamabahan green house produksi dilakukan agar dapat mencukupi permintaan kontrak yang pembeliannya dalam jumlah yang banyak (tahap tiga). Rencana strategi-strategi yang dilakukan pada tahap dua dan tiga ini terangkum dalam kegiatan pengembangan produk. Agar Loka Farm dapat menjaga kesinambungan usahanya, maka Loka Farm harus terus meningkatkan kualitas produknya agar tidak mengecewakan pelanggannya. Pelanggan bunga saat ini sangat kritis dan peduli dengan kualitas produk yang akan dibelinya. Kegiatan ini dilakukan pada tahap empat. Adanya alternatif-alternatif strategi ini, diharapkan sasaran Loka Farm dapat terwujud yaitu berupa peningkatan produksi dan kualitas bunga krisan.
104
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis faktor eksternal Loka Farm, maka diperoleh peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Loka Farm. Berdasarkan hasil Analisis Matriks EFE, peluang terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh Loka Farm yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik. Selain itu peluangpeluang yang lainnya yaitu perubahan pola permintaan masyarakat, kemajuan teknologi informasi dan produksi yang semakin pesat, kebijakan pemerintah yang mendukung industri bunga potong di Indonesia, daya tawar menawar pelanggan lemah, permintaan bunga potong krisan tinggi dan alternatif pemasok saprotan banyak. Sedangkan ancaman yang dihadapi oleh Loka Farm adalah kualitas bibit krisan yang terjamin, merupakan ancaman terbesar bagi Loka Farm. Selain itu, ancaman lainnya adalah pasokan bibit yang tidak pasti, daya tawar menawar pemasok tinggi, adanya perdagangan bebas, banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat dan adanya produk subtitusi bunga potong krisan. Total skor yang didapat berdasarkan hasil perhitungan yaitu sebesar 2,476. Artinya respon Loka Farm terhadap lingkungan eksternal sedang. Hal ini berarti kemampuan perusahaan untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh perusahaan berada pada posisi rata-rata. Hasil Analisis Matriks IFE menunujukan skor 2,882 yang berarti bahwa kemampuan internal dari perusahaan dalam kondisi rata-rata. Loka Farm memiliki beberapa kekuatan yang tidak dimiliki perusahaan lain. Kekuatan
105
utama yang dimiliki Loka Farm adalah suasana kekeluargaan antar karyawan yang ada dalam Loka Farm dan keadaan alam yang sangat cocok untuk pertumbuhan bunga krisan, selain itu kekuatan yang lainnya adalah kualitas bunga sangat baik, memiliki hubungan baik dengan pelanggan, keuletan manajer dalam mengelola usaha, memiliki tenaga kerja yang terampil, letak perkebunan yang strategis dan memiliki lahan yang luas. Sedangkan kelamahan yang dimiliki oleh Loka Farm adalah belum memiliki jadwal tanam yang tetap, kontinyuitas produksi belum terjamin, kurang mengetahui informasi pasar, penggunaan lahan belum optimal dan karakter investor yang berbeda-beda. Dari beberapa kelemahan yang sudah diutarakan, kelemahan utama yang ada pada Loka Farm adalah belum adanya spesialisasi pekerjaan sehingga hasil yang didapat belum optimal. 2. Penggabungan hasil Matriks EFE sebesar 2,476 dan Matriks IFE sebesar 2,882 maka posisi Loka Farm berada pada kuadran V. Pada posisi itu berarti Loka Farm cocok untuk menerapkan strategi penetrasi pasar (penetration market) dan pengembangan produk (product development), kuadran V merupakan posisi pertahankan dan pelihara (hold and maintain). 3. Berdasarkan hasil Analisis SWOT yang menghasilkan 11 alternatif strategi dari hasil pencocokan, kemudian strategi itu dipetakan dengan menggunakan arsitektur strategi (road map), maka diperoleh urutan prioritas alternatif strategi terbaik yang dapat dilakukan oleh Loka Farm. Urutan kegiatannya dibagi menjadi tiga yaitu persiapan menuju tahapan pengembangan usaha, melakukan pengembangan usaha dan mempertahankan usaha. Strategi yang dapat dilakukan oleh Loka Farm dimulai dari: perencanaan produksi,
106
optimalisasi produksi di green house yang ada, melakukan kemitraan, alternatif memperoleh modal usaha, melakukan kerjasama dengan pemasok, membangun green house pembibitan, menyetujui kontrak dengan trader, melakukan pengembangan usaha, merekrut tenaga ahli untuk ditempatkan pada masing-masing bidang, memanfaatkan kemajuan teknologi untuk seluruh kegiatan usahanya dan meningkatkan
kualitas bunga krisan. Strategi ini
dilakukan untuk mencapai tujuan atau sasaran Loka Farm yaitu meningkatkan produksi dan kualita bunga krisan.
8.2 Saran 1. Loka Farm sebaiknya lebih fokus pada tahap persiapan menuju tahap pengembangan. Hal ini dikarenakan pada tahap tersebut, strategi yang digunakan merupakan strategi-strategi dasar yang menentukan langkah kedepannya yaitu pengembangan usaha. Strategi-strategi yang terdapat pada tahap
menuju
pengembangan
adalah
strategi
perencanaan
produksi,
melakukan kerjasama dengan pemasok, optimalisasi produksi di green house yang ada dan melakukan pola kemitraan untuk menutupi permintaan pelanggan yang tidak terpenuhi. 2. Evaluasi dilakukan terhadap strategi-strategi pada tahap persiapan awal, agar Loka Farm dapat mengetahui kekurang-kekurangan apa saja yang ada pada tahap tersebut sehingga dapat segera dilakukan penanggulangannya. Hal ini dilakukan karena untuk masuk pada tahap berikutnya harus ada persiapan yang matang.
107
3. Sebaiknya Loka Farm mencari perolehan alternatif modal lain seperti dari bank syariah atau koperasi Mabes TNI, agar tahap pengembangan usaha dapat segera dilakukan, karena pada tahap ini memerlukan dana yang cukup besar. Di samping itu, dengan memperoleh alternatif modal maka Loka Farm dapat meningkatkan
keuntungannya
karena
perhitungan
bisnisnya
tidak
memberatkan Loka Farm. 4. Meningkatkan kualitas bunga krisan karena Loka Farm banyak memiliki faktor-faktor pendukung untuk itu seperti: keadaan alam yang cocok, keuletan manajer, tenaga kerja yang terampil dan susana kerja yang kekeluargaan antar sesama karyawan. 5. Suasana kekeluargaan didalam Loka Farm harus dijaga karena untuk menghadapi persaingan dan masalah yang ada dalam perusahaan, diperlukan kerjasama tim yang baik agar masalah tersebut dapat dihadapi dengan baik tanpa ada perpecahan.
108
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2006. Perkembangan Data Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Bunga Potong Indonesia Tahun 2004-2005. Jakarta. David Freed.R. 2004. Manajemen Strategis. Edisi ke-7. Terjemah. PT Indeks. Jakarta. Katalog Bunga Potong dan Tanaman Hias Rawa Belong, 2006. Kotler. P. 1997. Manajemen Pemasaran. Terjemah. Prehallindo. Jakarta. Nurmawati. B. S. 2003. Analisis Strategi Pengembangan Pasar Bunga Potong. Skripsi (Kasus PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur) Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Lusiana. S. 2005. Analisis Kelayakan Usaha Bunga Potong Krisan Glory Farm Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Porter. M. 2007. Strategi Bersaing (Competitive Strategy). Terjemah. Karisma Publishing Group. Jakarta Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen Strategik. Terjemah. Binarupa Aksara. Jakarta. Rukmana, R. dan A.E. Mulyana. 1997. Krisan (Seri Bunga Potong). Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Statistik Hortikultura. 2005. Persentase Produksi Krisan Lima Provinsi Terbesar di Indonesia Tahun 2005. Direktorat Jendral Hortikultura. Jakarta. Turnip. R. 2004. Formulasi Strategi Pengembangan Teh Hijau di PT. Sumber Sari Bumi Pakuan Cisarua Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Utami, M.D. 2003. Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Bauran Pemasaran Bunga Potong Jenis Krisan pada PT. Saung Mirwan, Megamendung, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Wahyuningsih. A. M. 1999. Analisis Penerapan Strategi Bauran Pemasaran Bunga Potong Jenis Krisan oleh Produsen Bunga. Skripsi. Jurusan Ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
109
Yosida. T.D. 2006. Arsitektur Strategi. Penerbit PT Alex Media Komputindo. Kelompok Gramedia. Jakarta.
110
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pembobotan Faktor Internal Responden 1 Faktor Strategi Internal Kekuatan Kualitas bunga sangat baik Keuletan manajer dalam mengelola usaha Hubungan yang baik dengan pelanggan Letak perkebunan strategis Keadaan alam yang cocok Memilik lahan yang luas Memiliki tenaga kerja yang terampil Suasana kerja yang kekeluargaan
A B C D E F G H
A B C D 3 3 3 2 2 1 3 1 2 1 2 1 3 2 2 3 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3
E 1 2 2 1
F G H 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 3 2 3 2
I 3 2 3 3 3 1 2 3
I J K L M N
1 1 1 2 2 2
1 1 1 1 1 1
2 3 3 2 2
J K L M N 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3
Total
Bobot
Rating
32 29 31 23 35 14 30 32
0,084 0,079 0,084 0,063 0,095 0,038 0,082 0,087
4 3 4 3 4 3 3 4
20 16 24 27 26 26 365
0,054 0,043 0,065 0,073 0,071 0,071
2 2 1 1 2 2
Kelemahan Penggunaan lahan belum optimal Karakter investor yang berbeda Belum memiliki jadwal tanam yang tetap Kontinyuitas produksi belum terjamin Spesialisasi pekerjaan belum ada Kurang mengetahui informasi pasar
Total
2 1 1 2 2 1
1 1 1 2 1 2
1 1 2 2 3 3
3 3 3 3 3 3
2 1 1 2 2 2
1 1 1 1 1 1
2 3 3 3 3
1 1 1 2 2
1 1 3 2 1
2 1 2 2 2
2 1 2 3 2
Lampiran 2. Pembobotan Faktor Internal Responden 2 Faktor Strategi Internal Kekuatan Kualitas bunga sangat baik Keuletan manajer dalam mengelola usaha Hubungan yang baik dengan pelanggan Letak perkebunan strategis Keadaan alam yang cocok Memilik lahan yang luas Memiliki tenaga kerja yang terampil Suasana kerja yang kekeluargaan
A B C D E F G H
A B C D E 3 2 3 2 2 3 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2
F G H I J K L M N 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 1 3 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2
I J K L M N
1 1 1 2 2 2
2 3 3 3 3 3
Total
Bobot
Rating
32 28 30 19 29 15 29 30
0,087 0,076 0,081 0,051 0,079 0,040 0,079 0,081
4 4 4 3 4 3 3 4
23 19 28 28 29 27 366
0,062 0,051 0,076 0,076 0,079 0,073
2 2 2 2 2 2
Kelemahan Penggunaan lahan belum optimal Karakter investor yang berbeda Belum memiliki jadwal tanam yang tetap Kontinyuitas produksi belum terjamin Spesialisasi pekerjaan belum ada Kurang mengetahui informasi pasar
Total
2 1 2 2 3 3
2 1 2 2 2 1
3 1 3 2 2 2
2 1 2 2 2 2
2 1 2 2 2 2
1 1 2 2 2 2
2 2 3 2 3 2
2 2 3 2
1 2 2 2 2
2 2 2 1 2
1 1 2 3 2
2 2 2 2 2
Lampiran 3. Pembobotan Faktor Internal Responden 3 Faktor Strategi Internal Kekuatan Kualitas bunga sangat baik Keuletan manajer dalam mengelola usaha Hubungan yang baik dengan pelanggan Letak perkebunan strategis Keadaan alam yang cocok Memilik lahan yang luas Memiliki tenaga kerja yang terampil Suasana kerja yang kekeluargaan
A B C D E F G H
A B C D E 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
F G H I J K L M N 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
I J K L M N
1 1 2 2 2 2
2 2 2 3 3 2
Total
Bobot
Rating
29 29 31 26 32 17 29 34
0,079 0,079 0,085 0,071 0,087 0,046 0,079 0,093
4 4 4 3 4 3 3 4
21 22 25 21 25 23
0,057 0,060 0,068 0,057 0,068 0,063
2 2 2 2 1 2
Kelemahan Penggunaan lahan belum optimal Karakter investor yang berbeda Belum memiliki jadwal tanam yang tetap Kontinyuitas produksi belum terjamin Spesialisasi pekerjaan belum ada Kurang mengetahui informasi pasar
Total
2 1 2 2 1 2
1 1 2 2 2 1
2 2 2 2 2 1
1 1 1 1 1 2
1 1 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1
2 2 2 1 3 2
2 1 1 2
2 2 1 2 2
3 3 3 3 2
1 3 2 1 2
2 2 2 2 2
Lampiran 4. Rata-rata Bobot, Rating dan Skor Internal Faktor Strategi Intrnal Kekuatan Kualitas bunga sangat baik Keuletan manajer dalam mengelola usaha Hubungan baik dengan pelanggan Letak perkebunan yang strategis Keadaan alam yang cocok Memiliki lahan yang luas Memiliki tenaga kerja terampil Suasana kekeluargaan dalam perusahaan Kelemahan Penggunaan lahan belum optimal Karakteristik investor berbeda Belum memiliki jadwal tanam Kontinyuitas produksi belum terjamin Spesialisasi pekerjaan belum ada Kurang mengetahui informasi pasar Total
1
Bobot 2
3
Rataan Bobot
0,087 0,079 0,084 0,063 0,095 0,038 0,082 0,087 0,054 0,043 0,065 0,073 0,071 0,071
1
Rating 2
0,087 0,076 0,081 0,051 0,079 0,040 0,079 0,081
0,079 0,079 0,085 0,071 0,087 0,046 0,079 0,093
0,062 0,051 0,076 0,076 0,079 0,073
0,057 0,060 0,068 0,057 0,068 0,063
Skor
3
Rataan Rating
0,084 0,078 0,083 0,061 0,087 0,041 0,080 0,087
4 3 4 3 4 3 3 4
4 4 4 3 4 3 3 4
4 4 4 3 4 3 3 4
4 3,66 4 3 4 3 3 4
0,336 0,285 0,332 0,183 0,348 0,123 0,240 0,348
0,057 0,051 0,069 0,068 0,072 0,069
2 2 1 1 2 2
2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 1 2
2 2 1,66 1,66 1,66 2
0,114 0,102 0,114 0,112 0,119 0,126 2,882
Lampiran 5. Pembobotan Faktor Eksternal Responden 1 Faktor Strategi Eksternal Peluang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik Bergesernya pola konsumsi masyarakat Kebijakan pemerintah yang mendukung Kemajuan teknologi Permintaan bunga krisan tinggi Daya tawar menawar pelanggan lemah
A
B C D E F G H I 3
A
J K L
Total
Bobot
Rating
2
2
2
2
3
3
3 3
3
3
29
0,109
4
2
1 2
3 2 3
3 2 3 2
3 3 3 2 3
3 3 3 3 3
3 3 3 3 3
3 3 3 2 3
3 3 3 1 3
2 3 3 1 3
27 28 31 20 26
0,102 0,106 0,117 0,075 0,098
3 2 3 3 3
3
3 3 3 1 1 3 3 3 3 2
3 1 1 1
3 1 1 2 2
22 13 11 17 20 20 264
0,083 0,049 0,041 0,064 0,075 0,075
2 3 2 2 1 1
B C D E F
1 2 2 2 2
2 3 1 1
2 2 2
1 1
2
G H I J K
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 2
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
2 1 1 2 3 3
Ancaman
Perdagangan bebas antar negara Banyaknya perusahaan sejenis di Jabar Adanya produk subtitusi Daya tawar menawar pemasok tinggi Kualitas bibit yang tidak terjamin Pasokan bibit tidak pasti Total
L
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 3 3 3
2
Lampiran 6. Pembobotan Faktor Eksternal Responden 2 Faktor Strategi Eksternal Peluang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik Bergesernya pola konsumsi masyarakat Kebijakan pemerintah yang mendukung Kemajuan teknologi Permintaan bunga krisan tinggi Daya tawar menawar pelanggan lemah
A
B C D E F G H I 3
A
J K L
Total
Bobot
Rating
3
3
3
3
3
3
3 3
3
2
32
0,120
3
2
2 2
2 1 2
3 1 1 2
3 3 2 3 3
3 2 3 3 3
3 3 3 3 3
1 2 2 2 2
1 2 2 2 2
1 2 1 2 2
22 21 21 25 25
0,083 0,079 0,079 0,094 0,094
3 2 3 3 4
3
3 2 2 1 1 3 3 3 3 3
1 1 1 1
1 1 1 1 3
17 1 12 23 27 27 265
0,064 0,049 0,045 0,086 0,101 0,101
3 2 3 2 1 1
B C D E F
1 1 1 1 1
2 2 2 1
2 3 3
2 3
2
G H I J K
1 1 1 1 1 2
1 1 1 3 3 3
1 2 1 2 2 2
2 1 1 2 2 3
1 1 1 2 2 2
Ancaman
Perdagangan bebas antar negara Banyaknya perusahaan sejenis di Jabar Adanya produk subtitusi Daya tawar menawar pemasok tinggi Kualitas bibit yang tidak terjamin Pasokan bibit tidak pasti Total
L
1 1 1 3 2 2
1 1 2 3 3
2 3 3 3
1
Lampiran 7. Pembobotan Faktor Eksternal Responden 3 Faktor Strategi Eksternal Peluang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik Bergesernya pola konsumsi masyarakat Kebijakan pemerintah yang mendukung Kemajuan teknologi Permintaan bunga krisan tinggi Daya tawar menawar pelanggan lemah
A
B C D E F G H I 3
A
J K L
Total
Bobot
Rating
3
3
3
3
3
3
3 3
3
3
33
0,125
4
3
2 2
2 2 2
3 2 2 2
3 3 3 2 1
3 3 3 3 2
3 3 3 3 3
3 2 2 2 1
2 2 2 2 1
2 3 1 2 2
27 24 23 23 18
0,102 0,090 0,087 0,087 0,068
3 3 3 4 3
1
3 2 3 1 1 3 2 2 2 2
1 1 2 2
1 1 2 2 3
17 16 13 23 25 22 264
0,064 0,060 0,049 0,087 0,094 0,083
2 2 2 1 1 1
B C D E F
1 1 1 1 1
1 2 2 1
2 2 2
2 2
2
G H I J K
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 2 2
1 1 1 2 2 1
1 1 1 2 2 3
2 1 1 2 2 2
Ancaman
Perdagangan bebas antar negara Banyaknya perusahaan sejenis di Jabar Adanya produk subtitusi Daya tawar menawar pemasok tinggi Kualitas bibit yang tidak terjamin Pasokan bibit tidak pasti Total
L
3 2 1 3 3 2
3 1 2 3 3
1 3 3 3
1
Lampiran 8. Rata-rata Bobot, Rating dan Skor Eksternal Faktor Strategi Eksternal 1
Bobot 2
3
Rataan Bobot
1
Rating 2
Skor
3
Rataan Rating
Peluang Pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin baik Bergesernya pola konsumsi masyarakat Kebijakan pemerintah yang mendukung Kemajuan teknologi Permintaan bunga tinggi Daya tawar menawar pelanggan lemah
0,109 0,102 0,106 0,117 0,075 0,098
0,120 0,083 0,079 0,079 0,094 0,094
0,125 0,102 0,090 0,087 0,087 0,068
0,118 0,095 0,091 0,095 0,085 0,086
4 3 2 3 3 3
3 3 2 3 3 4
4 3 3 3 4 3
3,66 3 2,33 3 3,33 3,33
0,431 0,285 0,212 0,285 0,283 0,286
Ancaman Perdagangan bebas antar negara Persaingan perusahaan sejenis di Jawa Barat Adanya produk subtitusi Daya tawar menawar pemasok tinggi Kualitas bibit tidak terjamin Pasokan bibit tidak pasti
0,083 0,049 0,041 0,064 0,075 0,075
0,064 0,049 0,045 0,086 0,101 0,101
0,064 0,0660 0,049 0,087 0,094 0,083
0,070 0,052 0,045 0,079 0,090 0,086
2 3 2 2 1 1
3 2 3 2 1 1
2 2 2 1 1 1
2,33 2,33 2,33 1,66 1 1
0,163 0,116 0,104 0,131 0,090 0,086 2,477
119
Lampiran 9. Kuesinoner 1. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Nama Responden Jabatan
: :
Petunjuk Pengisian Penilaian bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3. Nilai 1 = Jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal Nilai 2 = Jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal Nilai 3 = Jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten. Faktor Stratgis Internal A B C D E F G H I J K L M N Total
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Total
Bobot
Rating
Keterangan : Kekuatan A. Kualitas bunga krisan baik B. Keuletan manajer dalam mengelola perusahaan C. Hubungan baik dengan pelanggan D. Letak perkebunan strategis E. Keadaan alam yang cocok F. Memiliki lahan yang sangat luas G. Memiliki tenaga kerja terampil H. Suasana kekeluargaan dalam perusahaan Kelemahan I. Penggunaan lahan belum optimal J. Karakteristik investor yang berbeda K. Belum memiliki jadwal tanam yang tetap L. Kontinyuitas produksi belum terjamin M. Spesialisasi pekerjaan belum ada N. Kurang mengetahui informasi pasar
2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) Petunjuk pengisian Penilaian bobot setian variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3 Nilai 1 = Jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal Nilai 2 = Jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal Nilai 3 = Jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten.
120
Faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J K L Total
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
Total
Bobot
Peringkat
Keterangan : Peluang A. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik. B. Bergesernya pola kunsumsi masyarakat. C. Kebijakan pemerintah yang mendukung. D. Kemajuan teknologi informasi dan produksi. E. Permintaan bunga krisan tinggi. F. Daya tawar menawar pelanggan lemah. Ancaman G. Perdagangan bebas antar negara. H. Banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat. I. Adanya produk subtitusi. J. Daya tawar menawar pemasok tinggi. K. Kualitas bibit tidak terjamin L. Pasokan bibit tidak pasti. •
Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan)
1.1 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kekuatan Petunjuk Pengisian • Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (v) pada pilihan Bapak/Ibu. • Pemeberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 4 = Jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = Jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = Jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = Jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kekuatan Kualitas bunga krisan baik Keuletan pemilik dalam mengelola perusahaan Hubungan baik dengan pelanggan Letak perkebunan strategis Keadaan alam yang cocok Memiliki lahan yang sangat luas Memiliki tenaga kerja terampil Suasana kekeluargaan dalam perusahaan
1
2
3
4
121
1. 2 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kelemahan Petunjuk Pengisian • Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (v) pada pilihan Bapak/Ibu. • Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 1 = Jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = Jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = Jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 4 = Jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6
Kelemahan Penggunaan lahan belum optimal Karakteristik investor yang berbeda Belum memiliki jadwal tanam yang tetap Kontinyuitas produksi belum terjamin Spesialisasi pekerjaan belum ada Kurang mengetahui informasi pasar
1
2
3
4
• Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) 1.3 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Peluang Petunjuk Pengisian • Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam meraih peluang yang ada berikut ini dengan memberikan tanda (V) pada pilihan Bapak/Ibu. • Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut kurang Skala 2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata Skala 3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas rata-rata Skala 4 = Sangat Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi peluang berikut : No 1 2 3 4 5 6
Peluang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik. Bergesernya pola kunsumsi masyarakat. Kebijakan pemerintah yang mendukung Kemajuan teknologi informasi dan produksi. Permintaan bunga krisan tinggi. Daya tawar menawar pelanggan lemah.
1
2
3
4
1.4 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Ancaman Petunjuk Pengisian • Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha dalam mempengaruhi usaha dimasa yang akan datang dengan cara memberikan tanda (V) pada pilihan Bapak/Ibu. • Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 1 = Sangat Tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior Skala 2 = Tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut diatas rata-rata Skala 3 = Rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata Skala 4 = Sangat Rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang
122
No 1 2 3 4 5 6
Ancaman Perdagangan bebas antar negara. Banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat. Adanya produk subtitusi. Daya tawar menawar pemasok tinggi. Kualitas bibit tidak terjamin. Pasokan bibit tidak pasti
1
2
3
4