FAXTOR,FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAXU IBU IBU RUMAH TANGGA DALAM PLNGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA (fha Fad6 fhal hnuoict Houewtues Aclbns ln Ma.aging |1ou*hoLl Rubbish)
INTENSIFIKASI PENDIOIXAN KEWRASWASTMN UNTUK KESIAPAN MEMPEROLEH LAPANGAN KERJAPAOAWANITAPESERTA KURSIJS ploykg ( ln.sr'rsifyi:g ol Ehrrryereu6hip Etlucafoh lot
E
wbman.t
co@ ceiLt)
KAITAN PROGRAM UNIT PROOUKSI OAN PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJC DI SMKN3 BANDA ACE'] {Rstalimhtp of Prcdtdion Unn P6gM withlnceasng olwor* SkiltsAt SMXN 3 Ba,da A@h) MAMJEMEN PEMBELAJARAN MATEMATIM OLEH GURU LULUSAN KEPENOIOI(AN DAN NON(EPENDIDIxAN lMslhanatcst@hkq Mothods by leac,i.B Educ.t@ G1duatcs and @n - Gaduat s) Oleh:Elliantr
PENGARUH KEBIASAAN BE,\JAR IERHADAP PRESTASI BEIAJAR MAHASISWA JURUSAN PENOIOIKAN F!SIKA FKIP UNSYIAH stodent Achie@@nt (fh. lnfl@nae ol Difiegnt Le.ming thbrs
6
FKIP, Syiah Kuala
al
Phvstcs OcparnrcDl
ol
Univorsu)
PELAKSANAAN MANAJEMEN KELAS OTEH GURU MATEMAIIKA PADA SMA NEGERI KOTA
&ANDAACEh lR.tor hg class Manag.@t by MathanetEs laacha's at sMA Nagen Xota BabdaAah) SIKAP IBU RUMAH TANGGA DAIAM MENOT]KUNG KETAHANAN PANGAN KEIUARGA MELALUI PENOIOIKAN GIZI DI HUMTARAWLAYAH KECAMATAN SYIAH KUALA (TlD ,louewlo s Atjlud. ih Sup,,ns the Fatuily Faod Eodudnc. baugh Nutiedl E&tcrtbn Huntara (T.neoraty HousinE arca) sub Disnic! Syiah Ku.l.) Ol€h :Nulhayat, Nurul Fau2iah. Rahmi K.ml. Ags
TINGKA' PENERIMAAN KONSUMEN IERHADAP PENAMBAHAN TEMPE PEMBUATANCAKE
(consud|€,lsAdli.vah.ntL.@t@ conbiningLhP.
to
Mak cak )
i,
DATAM
MON MATA JURNAL ILMU-ILMU SOSIAI BIDANG PENDIDII'A.\ Djterbitkan sejak tahun 1988 oleh Lembaga Penehtian Lldlersitas Syiah Kuala Darussalam. Banda Aceh. Jurnal Ilnu ilmu Sosial I!'ION \'LdlAmerupakan Forum diskusi dan informasi hasil-hasilpenelitianUniveISiias
Syiah Kualadanhasil-hasilpenelitian dari
Jumal Mon Mata Ilmu ilmu Sosial Universilas Syiah Kuala terbit 't (empat) kali I6 (D€sember tahun 1 999). Mulai Maret 1000 terbil Jumal Mon Bidans PendidilGn detrsan ftekvensi penetbitan 2 kali s€tahun (Marel Ilmr-ilmu Sosial Mata dan Seprcn$er). Jumal Mon Mata llmu-ilau Sosial Bidms Pendidikan dikelola oLh dewan redal(Si setahun dar lrerhenti pada No.
scbagai berikut :
Pelindune,Pembilla
Rekor Umvel:itas Sr.iah Kuala
Penanggung Jawab Ketua Dewan Penlunting
Ketua Lembaga PeaeIrirD D. M. YDsxf ,{ziz. M. Pd
Anggota Dewan Peryunting
thsyiah
Dr Mohd. Harulr- M.Pd Dr Abdul Gani Haji, M. Si
Dr Mumiati AR. I'{. Pd Prof. Dr. Djamaris Yenmar. M. Pd Dr. Yrs.i Yusuf- M- Pd
StafAdministrasi
Drs. Dalrltur Drs.lbnuJasad
Yusnidar,S.Sos
Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Mon Mala Bidane Pe rdikan didisaibusikan atas dasar pertukaran ataupur sebagal hadiah kepada lembaealembasa ilmiah, lembaga lembaga pendiitikan tinggi dan inslansi yang mempuayai hubunge dengan pengembangan ilnrrpengetahuan.
AlamatRedaksi: LembagaPencl jtianUniver.sitas SyiahKualaDamssalam, BardaAcch, Indonesia Telp. (065 1) 7s55262, Faks. 7ss5261
E-mail : lemlit
[email protected]
11\\\ t $r
rssN
Yotsmc 10, No- r, Maret AmS
0215
-
852E
MONMATA JURNAL ]LNru - ILMU SOSIALBIDANG PENDIDIKAN I
DAFIAR ISI
I
i
Ilatman I
i
T}AFTAR ISI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERII-AJ
IBU-IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RT'MAII TANGGA (Ihe Factors l}rat Influmce Housevi!€s' Actions In l.{an F;rg House hold Rubbish)
Cteh: ksaflti
INTENSIFIKASI PENDIDIKAN KEWIRASWASTAAN UNTI]K KESIAPAN MEMPEROLEH LAPANGAN KERJA PADA ITANNA PESERIA KLIRSUS (ntersifyiflg of Enterg€fleutship &lr.rcation for Ernploying
rn€o at
Co{rse C-enter) Oleh : Anizar Almad
KAITAN PROGR*TM UNIT 'PRODUKSI
DAN
PENINGKATAN KETERAMPII-AN KERJA DI SMKN
3
BANDA ACEH (ReJa uorship of Producuon
l
l..Jnit
Program widrlncrezsinS
of S/od. Slil
At SMKN 3 Banda Acef, Oleh r Rosmala Dewi
MANAJEMEN PEMBELAJARAN MATEN,trTTI KA OLEH
GURU LULUSAN KEPENDIDIKAN DAN NON KEPENDIDII'{N
Odathernatics Tezching Methods by Teache6 Education Graduates afld
flon
-
C mduates)
Oleh : Elliarti
33
Jronalllfieiln* SosialBidangperrdidikdrryol
1A,No,
I, dd2!3t
e- 29
INTENSIFIKASI PENDIDIKAN KEWIRASWASTAAN UNTUK KESIAPAN MEMPE&OLEH LA"fu\GAN reRJA PADA WANITA PESERTA KLIRSUS
(Intensi&,irg of Enrerpreoeurship Educatioa for Eeploling Vomen at Cource Ceoter) A:rizar A-hmad1
ABSTRACT Key uords: intetsifrcatiun, eitepretaisbil, edtcatiod, <*xrv idsri*tion, selfdirected oorbets The_purpose of ih6 shidy ;s to alesc.ibe the i.i.lsiicaiotr of i.terpEaeBhip educarion for employing wonen at couise center md irs relarion Fidl &e level ofwoen ime,s't" b"co-; ,; dcrecEd qo m o.srrep'o€6 d 6ey *ily ne(d ro rh.
,... d.d.,,
*.;;;J;;;;
".d) cr?rotme Fmrc} rpprorch The Frdercy ofe6rcprdeur lup edu.rdoo n n_.i1g."-,J ; educdhoo prcgrarnme. $r Ertrpre.eu6hp on coune irqDtudn. prc1rMe L suU .. suF,preoeor. !d.,rto,at or erE ar!ditutror Lding prcgrmme . "illd.d epored rroo cmotr_i ,r sm x r wholc. Tte pmiupar. or rne coua" ir,otudon wbo g.t r", o, o, b,
"^p..**. rr reads ro qorl arooe hea.r .6e r gadualing C* Lr. ." o... rh""",__,-J; ., "r,* i",rt usnoou oI n\e cuse i^sDturion .houtd :nu.ty dd ,mptemen, enr,"p-e"e,"h;"il;;;;; .d*r* , moder 6cr Eome. oa ."u,sc nshtuhod tu ;r.redse ,he p*p., ,r,oo of,rr" .or^" p;, e;;, ,; gettingopl,oduitrofiotr15aself-workersa{tersraduari"gftoothecouoei,srtu:rior' PENDAIIULUAN Ada
banyak situasi spesilik yang menyebzbkan wanita
perlu memiliki
\erer.mprjan d.fr kemamouan berwiraswasrz unrLrl remoerol( h pend,,par.rn. Sudai sangzt banvak peristiw-a bisa disakikarr \1,zoira let..ia t."as -.r,,::.; n/flni. JeruI^m.r 1mg rti.ebabkan oleh alz.:r, ,las.rn .koron rs. t)ororgrr wanita unhrk bekerja karena alasen ekonomis banllk tetjadibaik pada rvarilta yang_ bersuami atau yang telah bercerai dari suaminya. Kenyataan juga membuktilan bahwawanita yangbertinda-k sebzg,,l at.mg ;nn$gal- (rjlqLpdr;t) lelrih banvak _vang berhasil membina aralnyx m"";"ai "u"ri!,ao.lpran lil, pria yang bertindak sebagai orangtua tunggal (Supnyonq 2003:"32).
' Di A,--Ah-"1 d"r,h d.*"
FKIP,
U
veisltas Syrah Kura, B,rda Aceh.
(8)
AnizarAhiktd
(9)
Pada sisi larn, lahirnya pekerja deo viras!,'asta wanita sering tcrjadi iengan sendirin-va seia, bahkzn kareaa adanya kecelaLaan (1 accideat) semise) r.rena ditrnggal mati suaminya, diceru dan diterlxntarkan, atau sebab sebab ..ing lainnya. Sampei saat inr tampaknya belum ada uPaya scngzja yzng ::naksudkan untuk membzntu$,anit2 untuk siep sebagel pekeria dan wir^swasta. :;1ah satu Iembaga pendidikan di ialur pcndidikan 1u.r sekolah yang secara :noirik dan normatif didisain bcronentasi vocationa.l adalah satr.ran pendidikan i-i!\us. termasuk bag warga belaiar w"anit. Bahkan parla bcberapa kursus, :.:ngkhususkan diri pada rvanira sebagai warga belajar untuk dididik sebagai ::,gr kerja siap pakai. Namun berdas:rkan pengarnat:rt, pada $nurmy'a lembaga kursus llanla ::-:rrelenggarakan pembclajaran yang berorietasi tujr.ran aLademik dan .:::-mpilar, skill, atau vocational. Dalam ka.rtan iai Oume (1989) menyebutiya !.rrr€ni strategi pembelalar.rn yang berorientasi tethticdl dtd N tiaMlfar i|)e itl.lrrk :ir,,1t!18 \^ng dilawankan dcngan strategi pembelajaran yang beroriefltasi :::.ni;al!. Namun pemberian ketrampilan praktrs saia t'mpa penarnbahkan !.a3rmpuzn cara-cara memanfaatkal ketrampilan tefsebut untulimencfii :.:,:hasi1an. ma}.e pengalaman belajar kursus itu tidak fuogsional. Sudizna : uu: 301) menjelaskan bahrva pendidikan pada umumnva baru mampu :::qhasilkan lulusan pcncan kerja atau buruh sebagar bagian dan masyatakat :-.:qa, bclum berhasil ateu bukal mer,cipta}an mas].arakat pcnciPte lapengrn --:'. t er\ lq ce s a cie\). Pertaavaan ulnurn yarrg dicari jawabolnya melalui studi ini dirumuskan .::=ri kalrnat t nya: telah sebeiaPa banyali ;rlokasi pendidikan kewir:aswEtaan
:-::::
kurikulum satuan pendirlikan kursus, dan bagaimana intensifikasi ::::jrliLan kewirasu,astarnuntuk kesixpan u/arga belaiar wanita meadapatkan
.;::::3n
ke{a^
METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat sebagai penelitian e:ql.-faio dengan meagambil - - -::-,:ra snrdl ksus (casc study). Sebagai penelitiaa studi Lasus penelitian ini :.::-:-::-: iri: yang terjadi sebag.lmana adanye, tanpa ada Perlakua terhadap . .:: penelitiat, juga tiriak menuaggu teriariinya suatu peristi.r,a yang ::=rjng sebalFi suatu perlaku'ar. PeneLitian ini memberikan pcnjclasan -:: .r! hal hil ling tel'ah terjadi (lq', 1982:382), yaitu vanebel kesiapan rvarga :--: - ir:nita pada kurs_.rs untuk tncndepa&an lapangan iierja secata maadiri, .:::r.r]n belajar kevirzs*.a:taan yrng didrP-at dari luar kursus, sistematlke
(10)
!d1t!11
llrnteilna SosialBidnry Pendidikat Val.
10,
No
1,
Mdret 2A08
kurikulum dan strategpembela,aran keq/iraswzstran, dan pengziaman belaiar kewir:sr asraan yang dd;pzr dari kursus. Peneiitian dilaktrkan di wilayzh Kotamadya Bandung Sampel diambil dengan teknik purposlle. Berdasarkan teknik pengzmb en sampel itu terPilih 3 iembaga kutsus sampel, yaitu LPP "A', LPP "B", dar LPP 'C" Dl samping lembaga kursus 1.ang diteliti scb€ar unit ka-sus, secara purposii dipilih juga beberapa orang ahli bidrng dan praktisi pendictik.rn kclviras\i',rst2rr, bebcraPa \l1reswatawztr, dm alumni kursus yang diminta sebagai sumber Cata penelitai.
Lintuk kepentingan refieksi, verifikxi, dan validasi dxta, s.rte terkait ciengan penggaLian data untuk masalah penelltizn, tclzh dilakukan warmncara tcrhadap sembi|m or.rng instruktur (tiga orang di antaranya dilakukan secara leLrih tcrfokus dan mendatam), tiga orang direktur kursus atru diektur bagian akademi\ 12 orang siswa/pescrta kursus, lima or:ng alumni kursus, dan 3 oreng pegas,ai pemerintah dari sektor Pendidikan Masyaral:at, Dinas Pendidikan, 1'akni seorang Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah, Pemud4 dan Olahrag4 seorang
saf administrasi, dan seoeng Peniiik Pendidikan Masyaralat Pada Kantor Dinzs Pendidiken Kora Bandung
HASIL PENELITIAN Aspck Kesejarahan Pendidikan Kewiras\r-astazn pada kmbaga Kursus, Pendidikan kewirabwastaan sebagai kurih.rlum positif pada lembaga kursus ,vangditeliti bzru muncul pada tzhun tahun teulhir ini seiring dengan munculnya kns:s ekonomi di lndonesia. Sebelum itu lembaga kr.rrsus harya mcngeiatkan ketetampilan keterampilan vokasional saja. Model kcscjarahan ini teriadi pada
semua lembaga kursus yeng diteliti, terutama tampak ielas Pada LPK'-{' pada masa sebelum uhun 1990 an- Orientasi tindak lanjut lulusan hursus pada masa sebelum tahun 1990 itu yang dirancang pihek meaaiemen kursus, dalam ha1 ini pengembang kurikulum, adalah beke4e pada dunia usala dan industri xteu iembaga iain yang sudah ada. Dalam hai ini orientasi keria dan lapang:n kerja yang ditu,u atau diingink n setelai usai kursus adalah sebagai karyawan atau masuk lapangen kerja yang sltdah ada atau yang relah disiapkan pihak ketiga. Hal ini terbukti bahvz.r Yayasan LPP "A' mempunyai 317 mia2 k€rix dLrnia uiaha dan industri (?rofil Yayasan Pendidikan ",{', 1999:12).
Seiring dengan munculnya krisis moneter yang berlzniut dengn krisis ekonomi dan politrt, yang kemudian juga berimbas pada bidang-bidang lain
Aniz Ahmtd (Ll lapangan kcria dan peluang Lerja vang ada di lapangao kian menyempit Dalam situa-si tersebut oricntasi pendidLhan di lcmbag; kursus :.--.s!-r ke arah PenciPia.T peiuang Lerja den usaha marrdid. Apabila pada masa sebeii.rm krisis banr:k perusahaafl, dunia usaha dan indusffi, atau
,!rrrn\'a
:; i.ngkl
-:: : ::-
Lctrge yang memesan tenagx Leria atau program pendidikan keterarnpilzl ::::ntu kepada lembaga kursus, mak-a pada ma-sa krisis Pesanan ters"but semaLin
,:r!+.r.
komponen pendidikan liursus. Di sarnping iiu, tentu saja .:.-:resrr'astaan pada kunkulum progam .:. i-rkior taktor peadorong yang 1ain, misalnya kebutuhan warga belajar, ,:-_raderungan dunia usaha d:rn industfl yrng mengarrl pada Paradigma ek)nomi ::::{!atan! prioritas pengcmb2ngrn usaha kecil dan menengah. Dalam era ini : :rtuhkan unit-Lrnit usaha rumah tangga, usaha kecil dan menengah yang r.-:mbangkan plra s'lriusahawen dalam jumlzh banyak. Pengembangan usaha :-:lh ungga, usaha kecil dan menengah dalam jumlah yang baryak atan ItLrlah salah satu iaktor pendorong munculnya
:
::iungsi sebagai basis Penguatan PeteLonomian nasional.
Tuiuan Pendidikan Kesirraswastaan D'ari hasrl wawancara dengan para direktr:r kufius atau asisten direktur ::iang akademik, kurikulum kursus dikembangkan dengan pola standar :rgembangan kurilulum pada umumnya. Proses pengembangan/Penyusunan ,;d:ulum dimula dengan penelitian pasar tentang jenis kebunrhan belelar :::rr'araliat, hhususnva pada khllayek sasxr2, yang poterisial. Kemudian ::.r:liut!2fl dengan perumusan tuiulm belaia.r, pemilihan materi belaiar, dan :::jrbarafl komponen pengalaran yang lain. Demikian jug y.rng teriadi pada . =ponen pendidiken kcr,"iraswdtaan. -Ietapi, dari peiacakan iebih lanjLrt :::cuku langkahJ:mgkah normaii yang diucapkan tersebut tidak dil;:l
{t2) lrna! $m?tillu;
Sasid Bidang Fer,lii
1,
Ndret
20 -.8
pengamatan umum di ma:yaatat berkemLng iebr:tuhac belajar Lornputer pz-ket progmm tertentrr maka direirrur kursus langsurg menugxkao i-cparia searrzng ateu seLelompok stalnl a untuh menlnsun suatlr paket program kursus itu. Apabiia tel.rh ]adi. paket program terscbut liemudiatr ditawarkm kepr.da ma-syarakxt. Ada puia deng,n c';ra lain, yaitu seorang staa atau sekelompok stail at^u rnitra lembaga hursus (perorang:r atau badaa) lanppung menawarkao sebual paket prop;ram kursus. Selanjutnya, lembaga kursus mengkaji d&r menerxna atau mcnolaloya sebagar sebuah program belajar yaog disajikan. Cara cara pengembangan program kursus itu tentu saja tidak dilakukan sccara linear begitu sa]a. Di antara bcrbagai kxus ada variasi-rariasi den liku Llrrnya secara spesi6k. Namun, demikianlrh gals besar ptosedur pengembangan program/ kurikulum y'.rng terladi di irpangan.
Dengan situa.si yang demikian, p2liet
pa.het
program kursus
yang
mengalokasikan pendidiLan kewiraswastaan sesungguhnya dikembangkan dengan cara yang kurang sistematis, tidz"k menyeluruh, tidak mempertimbangkan kebutuhan bclajar ca.lon peserta ku$us, dan tidak tuntas. Pengukuran Lebutr.rhan belaiar kewiraswasuan dilakukan secara parsial, tidak lengkap, tergesz-ges4 din srngat spekulanl Perumusan tuium menjadl deskripsi yang rinci tidak dilakukan. Perumusannya menjadi topik, tema, atau iudul kegiatan belajar dilaliukan lebih untuk memefluhi keceoderungan pasar, khususnya dunia usaha dan industri. Proses yang demikian sesungguhnya wajar terjadi karena karakteristiL, sifat, dan oriefltasi kursus memang harus cepat d2n mmy-esuarkafl diri deagan kecenderungan lingkungan strategisnya, yaiar kebutuhan belajar masyarakaq kebutuhan dunia uszha dan indr.rstri- Namun, bila kecenderungan itu dilakr-rkan terlalu radikal dengan mengambil jalan pintas maka produk lembaga kursus akan kembaii tidak siap kerja, tidak matang, den tidah menyelesa*afl masalah relev'ansi yang menjadi ciri keunggulan satu;rn pentiidikan berbentuk kursus. Penetirian lapanpn juga menunjr.rkLan bahwa lerobaga kursus d;rlam h:J penyusunan kurihuium tidak melibatkan warga belnjar dalam betbagai perencanaan daIr kegiat2r penyusuaan p.ogram pembelaiaren. Sebenarnya, salah satu prinsip pcndidikan luat sekolah harus melibatkan warga beiajar dalam berhagai kegiatan mulai dari perencanaar pen)rusunan s'rmp2r pada evaluasi prog-am. Sctidak-tidaknya pada aw'rl pela.ksanaan program belaiar, yaitu Pada tahap kontrzk belajar, seyogianyz para peserta kursus diajak untuk menilai hembali kurikulum atau program belaj:r yang akan dijalani. Sudahkal program bclajar png disajik rn lembaga sesuai deng-:$ kebutuhan mereka? Dalam tahap
Aniz,lr
Abmdd (13,
. jebenamya sekaligus bisa digunakan untuk menguku' kembdi kebutrrhan r.-r:r mcreira dan menycsuaikan kembali program yrng telah dir'r:can3; Eemampuan Kewiraswastaan )'ang Ingin Dikembangkan Llntuk LePenting.n penguasaan kemampuan kewirasr"-aslran' secate .-'= bes,rr a,1, lima ko-ponett atru Lompetensi rang perlu dlkembangkan y:rng bcrhubungrn :::= riui proses pembelajarai. Pcnama, aclalah kemempuaa mental d:r motlvxsi. Keduz, kemampuan manajeri'r1' tsetiga'
=.g-.ltop
tekrtis Produksi. KecmPa! kemamPuiln Permodelm dan kcuang'an' .,=.-., k"-"-pu^ Pemasxrdl dan ]aringan usala Dari kelima kemampuan :..ebut kemzrnpuan teknis produksi adatah identrk dengan I'emampuen !::.rmPilan vokasional
-.,.:-pua,,
Dr
antara liomponen tcrsebu! komPonei terpcnting
.:: -iliaswastaan
adalah pada sikap mental dan moti*si Tetpi' mcmiliki
:.:r'lmpuan sikap mental tlarr motr'vasi
rk
did,rklrrrg
dari kemtmpuan
k.*r-purn
ketr"irasrvastaan saja tidak memadai
bilt
yang lamnya Dengan demikian' untuk
"-prt k"*r-p.,un *'irasviasta petlu drukur kcmbali tingkat -",rg"-brngir., -ciati masing--a"ing kompetensi tersebr-rt pada diri Peserte kursus' =.-r-p"r" masih dapat diki:mbangk-an sub sub
ap kelompok hompetensi teiscbut .,--"rnp.,- vang lebih nnci. Sebaliknya, bila hendak disedcrhanakan' dan ...,rla i"^.-p.r- t"rsebut bisa dikelompokkn menjadi ti$ golongai. besar' --.:fni (1) sikai mental dan motlvasi, (2) kemampuan vokasional' dan (3) maka .,:nampuan manaierial. Apabila digambarkan mcnjadi scbuah diagram, ini ..,,mpo,r.n pengembangan kemampua-r wiraswasta itu ed'l2h sebagai berihrt
.
,Ja set
GANIBAR 1 Kt )NIPOr'vEN PllNGtL.MB,\,\CA\ KI,NLLMPLT'{\ \\TRA S!/ASf A
(14) lrondl
lhntu-ihna Sosial BilLrr.t Pendidihan
vol
10, No, 1'
Mdlet
2A 08
tersebr'rt, penjabarannya menjadi tema-tema, toPik-toPil, 2tau nama narna pelajararr dapat dilakukan secara luwes sesuai dengan ienis Leterampilan voka-sional yang dipelaiari, ]enis, jenis dan tingkat kemampuan kewira-swastaan yang ingin dikemb'ngka$ Untuk keterampilan kewiras*astaan yang diberiLan padaprogram keterampilan men;ahii dasar tentu berbeda dengan yangsudah tingkatnya l?niutan' DerAikian juga antara jenis ketampilan meniahit tentu berbeda den9n jenis keteramPil2n Liantikan, berbeda dengan LeterarnPilan produksi kue, atau ienis keterampilan
Dari ketiga macam kelompok kemampuan
vokasional lainnya lagi.
Berikut adalah kompilasi tema tema, topik, atau nama materibelajar yang bisa ditawarkan pada sebuah paket pendidiLan kewiraswastaan, baik yang terintegrasi mzuPun secara terpisah' Materi ini merupakaa kontlusi atau kesimpulan penelitiyang diperoleh dari penelitian eksplorasi dan Iaboratoris, serte szran dari mitra Delphi, yang diinginkan uarga bela)ar, tuto!
ii.r]ik- ,..*^
pakar. Tentu saia seorang praktisi perancang pendidikan keuiraswastarn di lembaga kursus perlu mempeJajainya - kemtrali untuk disesuaikan dengan kebutuhan riil warga belajar dan kebutuhan
dan saran-saran dari para
kelengkapan keutuhan kompetensi kewiraswastaan Materi-materi ini
at *-t"" unttrk
meiengkapi keterampilan vokasional yang telah dipelajari warga belajar pada lembaga kursus.
AniztAbnad
(15)
GAMBAR 2 KOMPONEN M,\TERI PENGEMRANGAN KEI,L{MPU,{N WIRA^SW,\STA Aspck Pcngembangar Sikap Mental dan Moova$: l. Lafi han motivasi berprestasi/AMT. 2. Pengembangar kepribadian. 3. Komunikasi bisnis. 1. Kedasama dan kepemimpin n. 5. Latillall kepekaan peluang usaha. 6. Pengambilan keputusan dar pefiitungan dsiko. 7. MaMjemetr qolbu. 8. Solo bivak Oelkemil se{, rng did). 9. Sunival trainingnatib ber$ll2n hidup. 10. Wawasan gendcr untuk kewimswastaan. Aspek PengembanSan Kenampuan lvGmjerial:
l- Kepemi]lpimrl 2. Modal dall rala l€uangaD.
3. Negosiasi u$18,/bisnis. 4. Pasur dan peEasaaa]1 5. Jadngan usaba. 6. Hukum bisnis. 7. Bisnis plan dan pmposal usaba. 8. NfuBjemen surnberdfrya mrnusia,
9. T€knik pesertasi bisnis. 10. Pergelolaan dan pcngembangan usafu.
Diadopsi dari A,niz,ar 2{)01: 211)
lrategi Pendidikan
Kewiraswastaan
Pada dasarrya tldak terd2pat banyak pola strategi pembelaiaran
:::ddikan
kew-irasrzsa:rn yang diselenggarakan lembaga kunus. Ditinlzu dari
: .r pengorppnisasiannya, ada dua ienis pol4 yaitu yang biasa disebut sebagai ::1a terintegrasi dan yang disebut pola terpjsah. Pola terintegrasi adalah :::didikan pcmbelajaran kes/ira-svastaan farlg diprogramkan dan dilaksanalar -;:ra
bersamaan dan simultan dengan pelaiaran vokasional. Pada
:.:ia aiaran/mata pelajalan tentang
situxi
ini
kewira-svastaan disaiikan dalam dua cara, i.:inr pertama secam melebur pada seluruh mata pelzjarm vokasional, dan ;.ng kedua disajikan tersendiri sebagai mata aiaran tersendiri. N{elalui cara :ertama, peiaiaran kewiraswastaan mewarnai, mengisi, dan Lrerada pada *iuruh mata pelajaran kursus, baik sebagai isi pembelajaran maupun sebagai
(16) lrdnal llrruailflt
SosialBidang Perrdidihdl VoL 1C, No. 1, Marct 2CO8
motir":si. Apabila pelajaran kewiraswastaan disaiikar tersendiri sebappi scbueh mrta pelaiar?,, maka ia diprogramkan secera khusus menjadi sebuah sesi pembelaiaran dengan pemberirn nama sec. a khusus. Pelajaran Lewiraswastaan yaag disajilan secara melebuq menyatu, dai simultm pada mata-mata pciajarafl kursus itu biasa discbut sebagat kurikulum
kervirasrvastaan tersembunyi (,bidder ctriulto), sedangkan mata pelaieran pendidikzn kewirasrursta-an yang disajikan sccera terpisrl dan deng:n nanra yaflg delaitif bise disebut sebagai kurikulum pendidikan liewirasrv:,rstaan positif atau bisa jr:ga disebut sebagai eppear cxrritulum. Seperti yang terjadi pada LPK 'A', se)umlah rn ta pe7^j^r^n vang diklaim sebagai bertuiuan meflgembangkan kemampuan kewiraswastaan ada.lah "Budaya Kerla d.rn Rudaya Usaha" serta "Manajemen Salon".
Ada
juga cara mengembaagkan kemampuan wiBsvrasta yang terpisal-t sama sek.li dengan aspek yokasional. Dalam hal ini progmln liewiraswastaan dikemas menjadi sebuah kesatuzn program kursus tersendi.i atau menjadi sebuah paket kursus khusus kevriraswastazn. Pola ini pada masa-masa terel(hir ifli sangat banyak diterapkan- Program demikian biasanya dirujuktan lrcpada para calon pesetta kursus yang telah memilili kcterampilaa vokasional tertennr atau bagi mereka yang telah terjun sebagai pewiraswasla. tsahtan, ada program kursus
tertentu yang hanya berkonsentrasi pada satu komponen dtri pengembangan sikap mental, misalnya pelatihan motivasi berprestasi (achievemeat motivation training), bertujuan mengembangkan motivasi berprestasi, keuletzn, rasionalitas, dan pengenalan konsep diti peserta latihan. Ada program kursus tertentu pula png hanya mengkhususkan diri pada keterampilar pemasarzr dan penjuatan (salesmanship skill), kepemimpinan, pengembangrn penampila.n da:r kcpribadian, pengambilan keputusan, kerja sama tim, pertempuran d:fr pefsaingan bisnis, dan sebagainya. Program program kursus telsebut dikemas dalam pakct tersendiri, terpisah dari piogram keterahpilan vokasiona.l.
Dalam hal
alokasi muatan pendidiLan kerviraswastaan pada program kursus, para pengeloia (direktur dan staf lembaga kursus) juge berpendapat senada dengm para peserra dan lulusar kursus, y;rlni bahwa dalam situasi sekerang
perlu
memberikan/menyediakan lebih baoyak pellang belajar kewirasw"asu:n kepada para peserta kursus. Jenis hemampuan kewirase?staan vang pedu ditambahkan menurut mercka adalah pada sikap rnental dan moijusi tetutaina kebemnian memuiai usaha sendin, siLap mental untuk siap rajin dan dirasa
bekerja keras, serta kculetan menghadapi kesulitan.
AnizarAbrutd (17)
\mun
lebih iauh- para Pengelola kunus menyatakan bahwa pcn'ambahan :.r pendiclikan kerviras.vastean akan menguranll porsi Lzgi pendidlkan ...: r,rl Pada sisi Lain, penambahal pendidikan kervirruwastren iuga aken :. .:i-rtk.ln pembiayaan yang harus dibebankan keP'da Pam Peserta kursus' lcbih biia latihan kelriras\:1-astean itu menggunaLan strategl, mctodq
:- :
-=. : :; --.;it
teknih pcmbelaiaran yeng membutuhkan prasan4 szra-lre, dan alat _:::::.rhan dmi v^ng selama rni sudeh biasa ada. --_ ian halnye dengan para instruktur, dapat dip:rstilan semua parx turor -,.: ::en penelitiar, menghcndzJ
=:::
.trateg dar teknik pelahsanaannya.
lde lain yang dikemukakan insruhtur adalah mengalokasikafl kegietar -.--=g us;rlra, m:rgang kerja, dan praLtek usaha menjadi bagan intcgratiF dalam
:. -:-rn ku$us. Ide ini sesungguhnva sudah baryak dilr.kukan oleh lembaga :-::i: bahwa sctiap frog'ram liursus telah telclapat komponcn po.ktek .::-,,;am
par2 pcngalamar,
lapangan sebag.u aiang menggali pengalaman keria konkret
b'trg1
krlrsus. Djsarankzn oleh instrulitur adalah model -,:,:.-:nny',r diubah dari sekedar berorientasi pengenalan dunia kerja dan ::=::t keria menjadi pengeoalan berusah4 pcrinrisan, dan pembukaan iaringn agar Para warga bclzjat \rznita khususnya -,_, Deng?n c,ra itu rncreka berharap memtrerdayakan diri untuk berusaha/ :,:. ;rrga masyarakat lainnya dapat - . .r wrsrr.rgrr mJmpu nrrluo mancirr,.
r::::r
(lE) lnnalllm*ilmuSoshlB
lang Pedidikan Vol, 10, No.1,Marer2A08
PEMBAIIASANUMUM Dari tema, proses, dan hasil hasil penelitian ini tem.lilir d2par dimunculkan isu-isu menarik berkaitan deflgan validitas temuan penelitian, kelemahan dan kekurangannya, keterbatasannya, dan relevznsinya dengan situasi-situasi kontemporer pada umumnya. Tema penelitian ini relevarr dcngan situasiterakhir yang sedang aktual dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia pada khususfly4 dan kecenderungan global pada umumnya. Pada masyrratat Indonesia dewasa ini, ada kecenderungan yzng sulit dibaatah bahwa saru-kio besar jumi:h wanira yang bekerja di scktor sektor lu::r rumah, di industri, dan pusat-pusetperbelanjaan. ftahkan padaindustri-industri padat karya, karyav.taall,ya kebanyalan adalah wanitz. Alasannya selain wanita mau digeji lebih mural dibanding lali laki, cira kerja wanita lebih teliti dan cenderung tidak mudah bosan dengan rutinitas pekerjaannya iru.
Dengaa temuan-temuan yang didapat dari penelitiaa ini berurti mengulrhkan konsepsi-konsepsi kecmderungan inovasi *'m,esangender yang telah ada- Satu hal yang perlu merdapat pethaaan barangkali adalah bahwa apabila dipersiapkan dan diberi kesempatan terbukti kaum wanita juga memitki bal
Ada kecenderungan pada lembaga clan program kursus, pendidikan kesritaswastaan belum diintegrasikzn sebagai komponen progam/kurikulum pendidikan. Sementara ini, pendidikan kewiraswastz,,m pada program kursus masih dianggap scbagai kcgiztao ekstrakunkuler program belajar yang kebemdaannva terlepas etau terpisah dari sistem kuikulum secara keseluruhan. Ada anggapan di kaiaagan pengeloJa krmus bahwa materi belajar pcndidikan Lewiraswastaan tidak terlalu dipcntingkan dahm program kusus- Menurut mereLa, tu;uar utama kursus edelah membekali para warga belajar dengan keterampilan vokasional saja. Nlasalah bagaimana benr.irasvaste adalah persoalan lain di luar unggung jarvab iembaga kursus Apabila pendidikan kesriraswastaan ada dalam program kursus maka hal itu belum bersiiat substansial yang dibenkan lembaga kursus kepada para peserta kursusnyx- Pcndidihan kewira-swastaan disampaikan secara insidental saia, sekedar sebagai rag belajaq daya pemikat bagi calon peserta kursus.
Aflizal Abrnad (19) Sebeaarnya ada kebutuhan y:rrg dirasakan (fett needs) pada sebagian tidal mcrasakan adanya kcbutuhan -,.j :--: rendidikan kcrvirasu'astaan. Kebutuhan pendidikan kervirasrvastaan _::- ::ir mcrupakrn kebutuh'an ob]ektif para pescrta kursus agar mcrcka dapat -.-:::1s mampu menjual kemampuan vokasional yang dipelaiari untuk :.-i:oatkan dan/atau meningkatkan penghasilan sccara mandin. Kebutuhan r- dirasakan akn kemampua:r kewirasu,astaan bagi peserta kursus tersebut i. jidorong oleh situasi objektif terbatasnya lapangan kerja aLibat krisis .l r ni den kebutuhan untuk membangun ckonomi nasional berbasis ekonomi pcserta kursus dan sebagial Jrecil lainnya
Denpn mernpcrhatikan problematrka tersebut di atas, maka kebijaLan i: .i:n dan program program untrk menyelcnggarakan pendirlikan r:-:r-;;:staan, bark scbappr suplemen, komplemen, atau yang bersitat prograln
..-,.,.
;.---* =:-.:l
:dalah sangat tcpat. t)alam hal ini pengembangan sup)cmen pendidikan asta:ur pada lembaga kL.rrsus wanita benar-benar relcvan dan kompetrble masalah objektif yarg dihadapi para peserta kursus.
Bagi lembaga kursus, pola pengembangan kurikulum yang tepat akan
.r.:: mcncntukan clara hidup lembaga kursus yang bersangkutan. I-embap ,--i! 'iang cermxt_- teliri, dan tepat dalam meavusun program belajar pasU ::.: rendepadon uzrga beiajrr dalam jumlai yang cukup besar. Jumlai warga . ::: vang bcsar merupakan sumber hidup bagr lembaga kursus yzng :=::jj:E1iutan, Larena sebagian besar biaya hidup yang dibutuhkaa lembagr r - :. bersumbcr dari para rvarga belajar. Oieh Larena itu persoalan bagaimana r:-,.::ium kursus atru program belajar kunus harus dikembangkan merupakan :.:-. rr,n )ang saflg"at signiEkan bagi kelangsung.;n hidup iembaga kursus yang .::i::rqkutan. icmbaga kursus yang mampu menggali dan mengkreasikan :-:-.,ium vang relevan dan kompcabel dengan kebutuhan belajar peserm Lursus :-. .::butuhan pasar, akan iebih mampu benahan hidup Gustaln) dibanding .-::r-.: kursus 1,ang kurang mampu mengkreasikan kunkulumnya.
'
Penr'r-lsunan kurikulum pendidik.rn lu:r sekolah, termasuk satuan kursus-
:: ..:r mr pendirlikm kevi?srvastaan, sebailmya berangkat dan kepentmgan - .::-irutuhrl t-arga belajar (SLrdiana, 201,t0: 257) . \X,'arga belajar kursus te
!:- ii.itrn
segr usia, ag;ma, ctnis, geog,aafis, latar sosial budaya, pendidikan forma.l, d;rn lapisan sosial :.:- ::embutuhlian Ieranan pen.lidikan yang berbeda beda. Berdaserkan --:.-::.:n k.rrakteristili pribadi dan sosiologis ituleh kurikulum pendidihan luar ::r:..: perlu disusun berdasariat iiebutuhan belajar mereir.a. Situasi inrlah
:
s.rngar \.znatrf, baik dari
!-:r:1g sosial ekonomi,
(m) IundllhnbilwsotialBidaLgPe
didi*an Vol, 10, No. I,MdretMl8
yang menyebabkaa kurikulum pendidikrn luar sekolah senantiasa be.sifat: cafetaria, desentralistik, kasuistis, temporal, r{an parsi:J. Jadi, isi kurikr,Llum pendiditan iuar sekolah berpedoman pada tujuan yang hendzk drcapai, masalah yang hendat dipecahkan, atau Lemampuan apa y-rrg ingin dikembangkan; di mana berbagai ha.l tersebut perlu dilihat sebagaimana adaoy4 tidaL perl,r diseragamkan.
KESIMPUINNDAN SARAN Kesirnpulan
Ada kecenderungan
program kursus, pendidikan diintegrasikao sebagai komponenprogram/ padz lembaga dan
kewiraswasta-an belum kurikulum pendidikan. Sementara ini pendidiiran kewiraswestaan pada program kursus masih diangg':p sebagai kegiaan ekstrakurikuler program belajar y'ang keberadaannya terlepas ztau terpiszh dari sistem kudkulum secara keseluruhan. anggapan di kalangan pengelola Lursus bahwa materi belaiar pendidikan kewiraswastaafl tidak terlalu dipentingkan dala.rn program kursus. Menurut merek4 tujuan utema kursus adalah membeka.li para warga belajar dengan keterampilan vokasional saja. Masalah bagaimana betwiraswasta adalah persoalan lain di luar tanggung if,*ab iembaga kursus. Dalam kaian ini para pengelola kusus berpendapat, apzbia *atga belajat sudah dapat menguasai ketee.rnpilan vokasionai, m2.La secara otomatis warga belajar sudah mampu bersriraswxa. Tida"k jarang pula para pengelola dan sebagian instruktur kursus menyarankan kepada peserta kursus aga.r sebelum membuka usaha, beLeria tedebrh dahulu pada perusahaafl ordlg lain atau magang Dengan kata lzin, strategi belajar pendidi-k n kewiraswzstaan yang dipikirkan oleh pihak pengeiola kursus cenderung pada belajar serdiri sec2ra s$aarah setelah menguasai seperangkat ketemrnpilan vokasion;I. Hzrapan hin :rddah pengelola optmstrs bahwa watga belajar akan memperoleh baayak pengalaman berwiraswesta pada saat werg" belaiar mengadakan praktek peng:Jaman lap2l.,gan atan at thejab
Ada
tlai
i/td.
maupun pada lmtsus jangk'.r panjang, sangat mengingink;n materi belajar pendidikan kcwiraswastaan tetsedia secam memadai pada kursus yang sedang diial';iinya. Nlereka mems-alian apz yang diterima atau dipelajari pada kursus sangat minim sebagai bckal berburu Pa.'a waqga beiajar, baik pada kursus sing},at
AflizalAbnad
(21)
-iuang kerja sebagai wiraswasta. Sementam bekal keterampilan vokasional yang ::apatlan dari kursus masih sulit iuga dite."arLar kepada perusahaan untuk :eserja sebaga.r karyawan. Para warga belajar juga mengngnkan agar dalarn :::r'ampaian materi belajar oleh instrukur tidak hanya dalam bentuk cemmah --:pi juga dalam bentuk praktek atau simulasi langsu.lg tentang seluk bcluk
piogtam kursus relatif singkat. Bila harus ditrnbah dengm =,-edia pada :-gram pendidikan kewiraswastaan, a}an menambah jumlah waktu belajar =:: tarnb2irn sumber daya belajar yang lain, yang bemrti pedu pula menambal :i:an biaya kutsus yang harus ditanggung para peserta kursus. Para instruktur
eus
dan narasumber berpendapat bahwa kurikulum pendidikan kewirxwastaa;r
:.:3 tanita pad2 kursus adalah program
atau materi belajar yang bisa :::::umbuhkan sikap mental, kcterampilan, dan kemampuan peserta kursus :.:nbuka usaha scndiri sesuai dengan berbeka.l keterampilan vokasionai yang :elajadnla pzda kursus Sedangkao strateg pembelajaran yang diharapkan :i:Ja! periu lebih banyak praktek daripada teori-teori.
larau-satan Berd'xarkan proses dan temuan penelitian dengan ini disarankan dan :::elomendasikan sebagai hal-hal sebagar berikut. Para penyelenggara dan ::auktur kursus bagi wanita sebaiknya mempelaiari dan menerapkan model :.:iiidikan kewirasrrastar-n bagi wanita pada kursus ini, khususaya kudkulum := :trategi pembelajarannya- Pada setiap program krrsus kewanitaaa perlu r-:kz-sikan secara memadai pendidikan kewiraswastaan dan diatur strategi :<:rnelajarannyx secara efektif dan el:rsien. Pendidikan kewiris\Erstad perlu -=:rtegrasi dan menjadi bagian tak tcrpisahkan dalam satu kesatuan kurikulum =-:srrs. Pendidikan kewfaswastun pxda lembaga klrrsus merupakan persoaian .::rmsial dalam peogembangan sumber da)z manusia kontemporer, sesuai ::.arn tunutan kebutuhan. Pendidikan kerviraswastaan harus diprograrnkan :-,:. disampaikan secara koflsisten dengan strategi belajar png menerapkan prinsip pendrdikan luat sekolah, yaitu berpusat pada karakteristik peserta
--esip
(22) Itotul llrn*ilm,
SolialBidtxg Pedidi*an Vol,
10, No,
1,Mtlret 20a8
kursus, bertolak pada kebuhrhan belaiar peserta kursus, menggunaten pendekatan
pembelajaran partisipatif, berorientasi praktis dan tungional, dan ditrndaklanjuti sccara sistemaris d:n konsisten-
Pam c-alon peserta klrrsus sennntiasa perlu memikirkan hubungan dan penggunaan kemampuan vokasionalyanga.kan dipelajrri dalam mengembangkan kemampr.ran sebagei pekerja mandiri/wiraswastr dan menempatlannya sebagai
kebunrhan. Mengikuti kursus buka.r,lah sekedar pengisi r,r'a"ktu luang sekedar mendapatkan tambahan keterampilan tertentu, melainkan sebagd ajang membentuk diri sebagaisumber daya manusia yang produ-ktif. Meqlkuti kursus berati butuh belajar, butuh meningkattan kualitas diri; dan untuk itu peserta kursus telah mengeluarkan dan membelanjakan biaya lznl5ung maupun bi';p ta} langsung yang besar. Birya bitya ia adzlah sebuah investasi yang harus bisa mendatangkan keuntunpn pada masa berikutnya. Di teagah lapangail kerja png sempit di masa krisis, membekzli dan membentuk diri seb.agai pewiraswasta adalah pilihan tepat.
Para penyelenggara kursus perlu memiliki sikap bahwa pendidikan kewiraswastaan merupakan komponen kuriLulum pelengkap yang perlu dialokasikan dalam program kursus secara terintegratil Menyelenggarakan kursus bukanlah semata-mat r urusan bisnisj md2inkan urusan pcngembangan sumber dala maflusia. Peflyelenggara2i dan ilstruktur kursus ikut bertanggung jawab terhadap tinda-k lmjut da, masa depan para peserta kursusnya.
Pata instruktur kursus yang bertugas/ditugaskan menfasilitasi pembelajaran pendidikan kewiraswastaan perlu memiliki kompetensi mctode pclatihan yaog berpendekatan andragogi, pembelajaran partisrpatit dan teknik teknik pembelajaran pendidikan luar sekolah untuL pengembangan nilai. Untuk kcpentrngan itu, sebelum ditugaskan sebagai instuktuq sebaiknye ada l'angkrh pendahuluan berupa pelatihan bagi peiatih (training of traifler) y2ng bertu,uxo menyiapkan para instruktur tersebut memenuhi standar kuelitas yang dipersyaratlan. Pelatihao bagi pelatih atau instrulitur kursus itu tentu saja ditujukan agar mereka memiliki kemampuan kemampuan przsyant instrumental input itu. Pelatihrn tersebut bisa didapat&an pada lembaga pendidiL.rfl tenaga kependdikan ya.ng membina Jurusan Pendidikar Luar Sekolah atau pada bada.n pendidikan dan latihan yang berkoopeten, misalnya Balai Pengembangan Kegiatan Belzjar.
Aaizat
Abnad
(231
DAFtr{R PUSTAKA
'- :.ir. \nuir. (2001). \lodel Kunkulum dan Straregi Pembelaiaun Dendidikan Kewirxwataan Bag, Waritn Peserta Kr'rsus '_:c:- -f.\\. (1979). Pmbleu
it
CoatirtingEtucatioa.
N*t,
Yo:/]K:
McGraw Hill, Inc.
1982. Perydnlar P?n.ltiorl dalan Peadidikat, teriemahan bfia-s.ur Lndonesia oleh Arief Furcha". Surabaya: Usaha Nasional
'--. DonJd.
1rJ--lJ\ RC. dan Biklen. St( (1990). Nt,t
A
T"oli
d
f\rattatif t\k Petiidikat
PetSa"tal
Aletoh. Dierjemahkan oleh Munandir' Jalaru: Pusrr {nt;r
L_nrrersiras untuk Peningkaun dan Pengembangan
\kir
itas Insrruksional
.=:t-e. PG. (1981). Plaatthg Bexer Pngaal New York McGraw Hill, Inc
3-'-dmen, Norman, ed. (\981.
So.iery Todq. New
York: Random House.
I. and Kevin, L. ( 1987). 'a ocationalization in lntematronal Perspectire"' I bcariaaati4iry Eda@tiot: An lalenational Pc'$?etjre New York: Peqgamon Press.
-a,elo. '
.'-;e
.\d.ima- 1989. Hdadbaok ot tlanitA Shal.qics Iat Pa,l'Dtcragt aad CotttttuittS L.fucaloa. Hunburg Unesco Institute for Educaxon (UIt).
.-*-lram. l. (1987). "trft,t do Employers Want from Educaoon'i Vocationalt{tg Edt'iaioa: An lnknatioia! Pttperli,,t. Neur York: Pergamon Press. \JU 11994). Pcramt Pddi .kan fu141, JaLattz PT Raia Grafindo Persad,r-
,:*Tyinro, '
:r-ndL R.\t. (1982). t-,rarning Hoe, To
P.ry lataa Mauatukat MsU'l
boa: Apted
Tt*otl Jbr Adtrk. Chicago:
Follette Publication Co.
:'-.irena. D, t2OO0). Pcndidikan L'ur ScAolab, lt/auana. Siarah Ptrkcmbzngat, Fa*afah dan Ttni Peadtbtng tma A1ar. Bandung Falah Producuon.
(193).
-.
i cAolih. Bandung (1993),
-.
Metode dar
hktiA
Penbel4iataa Pd,riltPatiJ ddlaD Peadidika
Falah Production.
Sbztd Pe,"lN@dtd dalaa Pendidikan bar kkaZri. Bandung
Production.
lLot Falah