WnCnHn KTPEilDIDIKAI{ Jurnal llmiah FKIP Universitas Syiah Kuala
$slrmaF
Wsecsca KepemdEdEken Penanggung iavvab M- Yusuf .4zrz (Dckan FKIP l-insyiah)
Kctua Penyunti?g Salasi R
Pe*-vunting Felaksana
A. Waha'o Abdi
*ewair Feny'u nt.ing Pelaksana Usman i{esirnt Adiirn; hyax A;nir; Ishak llasai. .5"-rrizar lr.hnai: , -;ii; Alamsyah Taher; Hajidin; Cut Zahri ilanrn; !iuhibuiir'-:,
I{clm Z } unu;, \,rsri v':"ui: ,\mbu..":: FenSruriing Ah!i
Proi. Dr. Zainu
Frci Dr. De":ni ],1. ilauc, \...'! illnivcrsira:r S;r:a.: iiu:ii', ilr Raja'l liah'-;,, :"d. Pi iU:liv:rs:l:s Svralr l'';a1a) i.,: .,.i. \asir i_;s;.:ra::. _l.i ?r {i_i::lvl:stla:3yia: ii':a,t: iJ;. ilhsar. l:'.1. fti r lri"'lrs:L1:. i,v:ar iiiei:) Dr. :r.irstli-":, t,:ri : :, rl i'::isllar i-ag: :r Fzria: g) Ilasbaiia:r !1. Saad. Iii .Ul;r'e::si',as lyiai iiuaia) 1i:. llakdiah ibrahl:l Vi. Fc iUrir.c:si:a: Syiah l,uaia) Dr. fl-halni .Ari,sa:ii. I-<. Fi: iJniversira: Negcii l"icda::)
lr.
Dl.
Y:"Ls:i::a.i-
l,{
Pd fl-imversila; Svia-h Kua'ai
Pelaksana T'afa UsaLs .alfi S,vah_dl Fuarii Jaya: Asnarid
Aiamat Pencrblt Faiai:as Kcglruar dar iir:i-.: Pcrriidlkan U:iiversiras Syia-h iJarussaiaai, Eaniia -liceh 23 : i i Tciepcn i055i) 53iiiij: Iaks. {i}5:ii 511;r:
Emdl : *'ab
ab aL
l'';::.
[email protected]*:i:
Peri&ea Terrli! Mr: i003 Frck'.iensi Tcrbi: Trga
Iliteroitkat o.i;l :.i:r:;. li!-g'rrrrar dan iirnu -I'{rndii:ikar i-nirt, ciia:
3; iah }i ,-]:::.
DAFTAR ISI Pengelibaagan paket pembelajaran dengan model dick dan carey pada mata pelajaran TIK di MAN Modei Banda Aceh. 165-174 Intan SaJiah, S. Ag, M. pd dan Muhammad yunus, S. pd, M. ptl
Efeklivitas pembelajaran kontekstualuntuk mengatasi kesulitan belajar konsep abstrak kimia di Sl\trA, 175-184 Dra, Zarlaida Fitri, M. Sc Penerapan model kooperatif tipe snowball throwrzg untuk meningkatkan
prestasi siswa tentang struktur atom,
Ig4-lgz
Mukhlis, S. Pd, M. Si Strategi pemenuhan kebutuhan hidup padajanda pNS korban tsunami,
193-202 Dra Sardinah, M. Ptl
The influence of speaker's pronunciation on studenfs listening comprehension (A case study at the English Department, FKIp Unsyiah), 203-214 Drs. Syamsul Bahri YS, MA Pengembangan perangkat Pakem-p/zrs di SD menuju pendidikan Aceh
bermutu,215-224 Dr. Rahmah Johar, M. Pd, dkk,
Ethnografi dalam penelitian pendidikan matematika, 225 -236 Dr. Sitti Maesuri Patahaddin, M, pd Regresi komponen utama terkoreksi dalam mengatasi multikoiinearitas, 237 -245
Amiruddin, S. Pd. M. Si
dan
Nurhasanah, .lI. Si
Pengelolaan PPL untuk meningkatkan profesionalisme calon guru pada FKIP Unsyiah Banda Aceh,246-256
Drs, Marwan AR, M. Pd Penilaian mahasiswa terhadap kemampuan mengajar dosen FKIP Unsyiah, 257-261 Drs, Amirullah, M. Si
Pengembangan Perangkat Pakem-P/ns di SD Menuju Pendidikan Aceh Bermutu OIeh Rahmah Johar-;, Yusri Yusuf-), Suid.-.), dan Sardinah...) Abstract: Learning actitte, creatit.e, and enioy lull (PAKEM) need lo
be
supported by good understanding leacher about subject that is taught and
good context around sludents claily actitities. In Nanggroe Aceh Darus' salam Province, haing Islamic educdlian cancep4 it ls lather dilficult to see teachers who have hoth of good htowledge and religiou's concept. To solve thet problem, this research develops PAKEM learning matelial to grow optimaily potential students, leachers, and Nanggroe Aceh Dorussalam Province (included Islamic culture) and to make a betler education quality, which is writer called PAKEM-Plus. Dewloping learning mate' rial consist of teacher's book about teaching subjects, lesson plan, student's worktheet, and classroom assessment fr.tr Mathe-matics, Science, and Bahasa Indonesia, which satisly validity, practice, and eJfective charactefistics. The problem of research is "how does the process and develapment resuh of PAKEM-Plus that setisfy validity, practice, and eJJbctive in Primary School? " The resuh from this research is the learnittg material has satisfied vdlidity charactertstic. Finding good quality learning material, theoretic validation is not enough. Therefore, research need to continue the fiy oul in real process to lototv how practice and effective the learning material, for next time.
Kata kunci: pengembangan, Pakem-plus, sekolah dasar Key words: development, Pakem-Plus, primary school
PENDAHULUAN Dalam pasal 40 ayat 2 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dinyatakan bahwa pendidik dan tenaga pendidik berkervajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakla, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Tuntutan pembelajaran ini sering diterjemahkan menjadi Pakem, yaitu singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Pesan yang terkandung dalam UU di atas direalisasikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut guru mengembangkan indikator pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi
@yiah -.)
Darussalam. Banda Aceh
FKIP Unsyiah Darussalam, Banda Aceh .'.) Dosen Protli Bahasa Indonesia Dosen Prodi PGSD FKIP Unsyiah Darussalam, Banda
Aceh
215
Wacana Kependidikan, VoL 10, No. 3 September 2009, 215-224
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Dalam penyusunan SK dan KD ini guru harus memperhatikan (1) potensi daerah,4<arakteristik daerah; (2) soJial budaya rnasyarakat setempat; dan (3) peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai indikator tersebut hendaknya (1) memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi siswa-siswa, siswa-guru, dan siswa-sumber belajar untuk mencapai KD; (2) menggunakan pendekatan yang bervariasi dan berpusat pada siswa; dan (3) memuat kecakapan hidup (life*kitt) (BSNP, 2006). Namun, pelaksanaan amanat konstitusi ini seringkali tidak mudah diwujudkan dengan baik. Berbagai masalah masih dijumpai pada tataran pelaksanaan di lapangan, terutama sekali terletak pada kemampuan guru yang masih terbatas. Suparno (2005) menyatakan bahwa keluhan terhadap kualitas guru adalah kurangnya penguasaan bidang ilmu dan kurang profesional ketika mengajar di kelas. Kelernahan penguasaan materi dan profesionalisme menyebabkan guru kesulitan mengembangkan KD menjadi indikator pembelajaran, kebiasaan guru menilai hasil belajar siswa hanya terbatas pada paper and pencil, dan kehurangan wawasan guru dalam mengintegrasikan realitas dan budaya dalam pembelajaran. Akibatnya, pendidikan bermutu yang menghasilkan lulusan yang kompeten dan kompetitif sulit diperoleh. Khusus dalam konteks pendidikan di provinsi Aceh, Banta (2005) mengatakan bahwa pelaksanaan pendidikan yang islami belum terlaksana dengan baik. Hambatan utama ialah karena tenaga guru yang memiliki ./r'awasar keilmuan sekaligus keagamaan masih kurang, dan bahan ajar belum tertata dengan baik. Guna mengatasi masalah ini perlu dipikirkan pemecahan dengan menawarkan berbagai inovasi yang keatif, baik yang menyangkut dengan pedagogik maupun akademik. Salah satu di antaranya ialah diperlukan upaya merancang perangkat pembelajaran yang mengoptimalkan potensi siswa dan potensi daerah, termasuk budaya islami yang menjadi salah satu ciri masyarakat Aceh. Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran yang hendak dikem_ bangkan guna menciptakan pendidikan yang bermutu ialah pakem-plus. Perangkat ini terdiri atas bahan bacaan guru tentang materi ajar, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan penilaian berbasis kelas untuk mata pelajaran matematik4 IpA. dan Bahasa Indonesia.
Masalah pokok yang hendak dijawab dalam penelitian ini ialah bagaimanakah proses dan hasil pengembangan perangkat pakem-plus yang
valid. Hasil eksperimen ini diharapkan dapat menambah informai dan khazanah bidang pembelajaran yang berguna bagi guru dan siswa dalam upaya meningkat mutu pendidikan.
216
pakem-ptas Rahmah Johar, dkk i pengembangan perangkat
f
I I I J I I'
MfroDE PENELITIAN
p.nelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan Prosedur
(1997) yang o"r,sembansan vang dilakukan mengikuti desain dari Plomp (2) peranawal; pengkajian i..aiai atas bebirapa tahap, yakni (1) tahap revisi" realisasi/konstruksi; dan (4) tahap tes, evaluasi dan "ungunt(3) Pada tahap pengkajian awal, kegiatan yang dilakukan ialah meng-
-
kaji (1) teori dan contoh Pakem; (2) teori-teori belajar; (3) teori tentang
bermutu; (4) budaya masyarakat Aceh; (5-) kebutuhan lapangtentang pentingnya nilai-nilai islami disisipkan dalam pembelajaran; Sedan (6) ni"lai-nilai isiumi ya.tg bersumber dari Al-Qur'an dan Hadist (l lain itu pada tahap ini juga dilakukan identifikasi terhadap ) kondisi-sisberwa meliputi kemampuan, pengalaman, dan penggunaan bahasa daiam dan merinci' yaitu mengidentifikasi' materi, komunikasi; dan (2) analisis pelamateri pengorganisasian menyusun konsep secara sistematis untuk jaran (matemarika, bahasa Indonesia, IPA kelas V semester 1' Dengan p"tti-t aogun tersebut al
p*aiaihn ^an
kem-Plus.
pemPada tahap perancangan dilakukan pemerancangan perangkat
dengan belajaran dengan menggunakan pendekatan Pakem yang islami matapelajaran untuk potensi siswa' mengoptimalkan potensi daerah da:r rnut""*utilu, IPA; dan bahasa Indonesia kelas V semester Kegiatan mayang dilakukan meliputi (1) meranclnq- konteks yang sesuai dengan ieri pelajaran yang menggunakan masalah yang.defa! dengan kehidupan
l
sehari-harisiswadiAcehdanmenyisipkannitai-nilaiislami;(2)meran-
yang mengopcang RPP dengan urutan atau tahap-tahap pembelajaran lembar kerja (3) guru; merancang timilkan keaktifan siswa dan peran aklif konsep/rumus/pengersiswa (LKS) yang mendorong sisiva menemukan memberitiar'/ciri/sifat; i4) *".*"ung buhun bacaan untuk guru sehingga dan gamkan informasi tepada guru ientang uraian materi yang diajarkan setiap baran bagi guru-dalam memberikan intervensi/bimbingan/respon (5) medan pembelajaran; selama perilaku !an-g ditunjukkan oleh siswa proses dan penilaian ,*"uttg ur"Jn"n berbasis kelas yang melibatkan awal draf Ugrupa penilaian produk (hasil). Hasil pada fasg in] 13sih perangkat Pada tahap realisasi/rekontttt'k'i ini dibuat atau disusun menghasilkan Pakem-Plus sebagai lanjutan dari tahap desain' sehingga pada yang disebutkal perangkat yang berisi prototipe 1, yaitu rancangan pada dikembangkan terus yang akan inilah
'
.
tuhup i"duu-
lrototipe
i
berikutnYa tahaP ^ Pengembangan adi Tahap tes, evaluai dan revisi terdapat dua hal yang menj
ti'
tik fokus tilaahan, yakni (1) menvalidasi; dan (2) mengadakan uji
pecoba lapangan prototipe 1 tentang model pembelajar44 beserta pada ,ungtai yuig telah disusun Penelitian ini hanya difokuskan 217
llacana Kependidikan, VoL 10,
No. 3 September 2009, 215-224
memvalidasi model beserta peratgkatnya secara teoritis daa uji co_ ba terbatas. Produk yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah p:9towe (prororype) yang memenuhi kriteria valid. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini secara rinci adalah (l) memvalidasi perangkat; (2) dan mengadakan uji coba lapangan secara terbatas. Dalam hal validasi perangkat, kegiataa yang diiakukan ialah (a) Meminta pertimbangan validator tentang kelayakan prototipe perang_ kat pembelajaran yang telah disusun. Unhrk kegiatan ini dipirlukan instrumen berupa lembar validasi yang diseralrkan kepada validator. Vali_ dator_ terdiri dari ahli tentang PAKEM, ahli tentang budaya Aceh (termasuk nilai-nilai Islami), dan praktisi/guru; dan (b) Melakukan analisis terhadap hasil validasi dari validator. Jika hasil analisis menunjukkan (l) valid tanpa revisi, maka kegiatan selanjutnya adalah uji coba lapangan; (2) valid dengan revisi kecil, maka dilakukan revisi, setelah itu uji;ba L_
pangan tentang keterbacaan perangkat secara terbatas, dan berdasarkan analisis hasil ujicoba terbatas dilakukan revisi, sehingga diperoleh pro_ totipe 2, dan setelah itu dilakukan ujicoba lapangan dengan skala ya:rg le_ bih besar; dan (3) tidak valid, maka dilakukan revisi besar sehingga dipe_ roleh prototipe 2. Kemudian kembali pada kegiatan (a), yaitu meminta pertimbangan ahli. Di sini ada kemungkinan tedadi siklus. Setelah itu dilakukan uji coba terbatas di lapangan. pada saat uji _ coba lapangan secara terbatas, kegiatan yang dilakukan ialah melihat ke_ terbacaan perangkat yang dikembangkan, respon siswa, dan ketuntasan hasil belajar secara klasikal. - Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar validasi pe_ rangkat pembelajaran, RPP, LKS, bahan bacaan guru, dan asesmen ber_ basis kelas. Lembar validasi ini bertujuan untuk memperoleh data tentang validitas perangkat dari ahli dan praktisi. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini adalah (1) melakukan rekapitulasi terhadap semua pemyataan dari validator ke dalam tabel yang meliputi aspek, kiteria, dan hasil penilaian validator, serta mencari rerata hasil validasi dari semua validator untuk setiap criteria; (2) Mencari va-
_
liditas tiap aspek (Va); (3) Mencari validitas rata-rata (VR); dan (4) menentukan kategori kevalidan (secara teoretis) dengan mencocokkan rerata total dengan kategori (l) Va<5 (sangat valid); (2)3 Va < 4 (va_ lid); (3) 2 : Va < 3 (kurang valid; dan (4.) 1: Va < 2 (tidak valid). Daiam hal ini Va adalah validitas rata-rata hasil penilaian ahli terhadap perangkat pembe lajaran untuk seriap aspek. Perangkat Pakem-Plus dikatakan memenuhi kriteria kevalidan apabila (1) nilai VA (validitas setiap aspek) perangkat pakem-plus minimal berada dalam kategori valid; dan (2) nilai VR (validitas rata-rata) perang-
4:
218
:
Rahmah Johar, dkki pengembsngan perangkat Pakem-plus
{at
Pakem-Plus minimal dalam kategori valid. Jika hasil validasi me:unjukkan belum valid (secara teoretis) dan perlu revisi, maka dilakukan ::r'isi terhadap perangkat pembelajaran yang sedang dikembangkan. ILA.SIL DAN PEMBA}IASAN
,{. HASIL Pengembangan perargkat Pakem-Plus ini mengikuti model pengembangan yang telah dijelaskan sebelum ini, yaitu mengikuti tahapan (1)
investigasi awal, (2) perancangan, (3) realisasi/konstruksi, dan (4) tes, evaluasi, dan revisi. Hasil pengembangan dari setiap tahapan tersebut adalah sebagai mana dijelaskan berikut ini. Hasil dari investigasi awal adalah sebagai berikut. Pertama, pelaksalaan Pakem perlu didukung oleh penguasaan guru tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa bukan hanya aktif fisik (seperti menempel,'menyusun, memperagakan) tetapi juga aktif mental (seperti berbagi ide,
mengajukan pertanyaan, menarik kesimpulan, menuliskan pendapat) dalam mengkonstruksi pengetahuan yang dikaitkan dengan pengalaman kehidupan nyata siswa, sehingga diharapkan pendidikan yang dilaksanakan menuju p€ndidikan bermutu. Kedua, Ieori-teori belajar yang mendukung adalah teori konstruktivis, teori belajar penemuan, teori belajar Piageq dan teori Vygotsky. Ketiga, teori tentang pendidikan bermutu sesuai dengan tuntutan pendidikan di era reformasi dan tuntutan pendidikan di Provinsi Aceh karena pendidikan bermutu menghasilkan lulusan yang kompeten dan kompetitif, yakni berbudaya dan berperadaban, merdekq benaqwa, bermoral dan berakhlak, berpengetahuan dan berketerampilan, dan inovatif dan kompetitif.
Keempat, nilai-nilai budaya dan islami yang bersumber dari AlQur'an dan Hadist dikaitkan dengan pelajaran. Topik bilangan bulat dikaitkan dengan Hadist "Lima Perkara", aturan tentang shaf dalam shalat berjamaah, dan sifat wajib selta mustahil bagi Allah. Pelajaran matematika seperti trapesium dikaitkan dengan atap ntmah. Kelima, kondisi awal siswa kelas IV MIN Merduati sebagai tempat "ujicoba terbatas" sudah pernah belajar berkelompok namun belum terbiasa belajar matematika dengan pendekatan realistik. Suasana kelas di MIN Merduati cukup mendukung penerapan pendekatan realistik karena satu kelas terdirl atas 20-25 siswa. Keenam, bilangan bulat merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas IV SD dan pada umumnya guru kesulitan membelajarkannya kepada siswa.
Dari hasil kajian dan identifikasi tersebut di atas, diperoleh gagasan awal untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan minat belajar siswa dengan memanfaettkan masalah
219
Wacana Kependidikun, VoL 10, No. 3 September 2009, 215-224
yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan menyisipkan nilainilai islami, sehingga masyarakat madani diharapkan dapat terwujud. Pada tahap perancangam ini dirancang perangkat Pakem-Plus. Hasii yang diperoleh adalah merancang buku panduan tentang perangkat Pakem-Plus dengan sintaks (1) orientasi; (2) pcnyajian masalah real yang bemuansa islami; (3) pemahaman masalah real secara individu; (4) diskusi kelompok tentang masalah real; (5) presentasi hasil diskusi kelompok; dan (6) evaluasi dan penguatan. Perangkat Pakem-Plus terdiri atas (a) buku siswa; (b) LKS; (c) RPP; dan (d) tes hasil belajar. Pada tahap tes, evaluasi, dan revisi, hasilnya terdiri atas dua, yakni (a) hasil validasi; dan (b) hasil uji coba lapangan secara terbatas. Hasil analisis terhadap validasi yang dilakukan validator digunakan untuk merevisi perangkat pembelajaran yang sedang dikembangkan. R.evisi terhadap perangkat pembelajaran dapat berakibat langsung pada revisi perangkat pembelaiaran. Hasil pengembangan yang diperoieh, pembahasan, serta evaluasi dan revisi yang dilakukan ialah sebagai mana diuraikan berikut ini. Pertama, validasi para ahli bertujuan untuk melihat validitas isi (conlent va-
prototipe 1 dari model pembelajaran beserta perangkatnya. Validator diminta memberikan penilaian dan komentar pada lembar validasi. Perangkat pembelajaran ini dinilai oleh enam validator untuk matapelajaran matematika (empat dosen dan dua guru), empat validator IPA (dua dosen dan dua guru), dan empat validator bahasa Indonesia (dua dosen dan dua guru). Selain memberikan validasi, para ahli juga memberikan saran yang konstruktif. Pada tabel 1 disajikan rekap hasil validasi dari validator beserta hasil revisi untuk mo-
lidity).
Y alidasi dilakukan dengan memberikan
del beserta perangkatnya.
Tabel 1. Hasil analisis kevalidan, revisi, dan keputusan (matematika) Kom-
Hasil
DOnen
analisis
Bahan bacaan
guru
Sebelum revisi
VR:3,2 l, Guru mencedtakan ayat alquran yang
berkaitan dengan alat
tlanspoftasi b. Pada kegiatan awal: Guru bercerita tentang...
Keputusan Dapat digunakan dengan
revisi kecil
Setelah revisi
r.
Sebaiknya ayat tentang rumah. Mis:
rumahmu syorgamu, sehingga lebih banyak nasihat bagi siswa
b. Ditambalkan: .pertandingan layang-layang (loyang tunang) usai panen padi di . . .
sawah
220
Rahmah Johar, dkk:. pengembangan perungkst Pskem-plas
RPP
VR:
Tidak ada
3,2
pendekatan
Dapat digunakan
Pada kegiatan
revisi kecii
Dituliskan pendekatan realistic
dengan ')_
Guru bercerita
inti hanya
tentang jadwal
ditulis : guru tentang
imsakiah untuk mengenalkan... notasi 12jam dan
jadwal
24jarn. Ditulis
imsakiah Pada kegiatan
maksud dan tujuan
berceita
Kurang realistik untuk di Aceh
pembelaj aran di pertemuan pertama
karena puasa, sekolah libur. Diganti konteks selain bulan puasa
ditulis: berangkat sekolah dan
pulang sekolah Pada kegiatan
Pentingnya
inti ditulis:
menambah pengetahuan dan wawasan
Menceritakan ayat alquan
yang berkaitan dengan
pentingnya m
I.KS
\.R:3,4
embaca
Pada LKS nb
J.
4 ditulis
Dapat digunakan
kecepatan 15
dg revisi
m/detik Pada LKS ditulis: cara
kecil
Kurang realistik, terlalu jauh. Dibuat m./ menit saja Cara mendapalkan
jawaban
menghitung jawaban Pada keg
inti
"Siswa mendiskusi-
Disebutkan contoh bangun datarnya
kan....(LKS
no2f'tidak disebutkaa contoh
bangm datamya Pada LKS no
Ditulis " Gambarkan
221
Wacana Kependidikan, VoL 10, No. 3 September 2009, 215-224
lc tidak ditulis " pada
kerangka layanglayang yang terbentuk pada kertas berpetak" triplek persegi paqjang yang cocok unhrk membuat meja siswa yang berbentuk trapesium
kertas
berpetak" Meja dibuat dari potongan
triplek
LKS
LKS disertai ruang/
hendaknya
tempat menjawab
diserlai dengan tempat /ruang menj awab Asesmen
Sumb
VR:
3
Asesmen
Dapat
kurang bervariasi dan tidak ada rubrik
digu,rakan dg revisi
Asesmen bervariasi dan ada rubrik
kecil
er : LIasil penelitian (diolah)
Dari tabel 1 terlihat bahwa VR dari semua perangkat pembelajaram yang divalidasi berada pada kategori valid untuk matapelajaran matematika. Analisis tentang kevalidan, revisi, dan keputusan untuk matapelajaran bahasa Indonesia dan IPA juga dilakukal dengan cara yang sama. Kedua, uji coba terbatas dilaksanakan pada 3, 5, dan 7 Oktober 2009 di kelas V MIN Rukoh Banda Aceh. Uji coba dilakukan untuk memperoleh data tentang keterbacaan perangkat dan respon siswa. Karena penulisan perangkat juga melibatkan guru dan mahasiswa IAIN yang sedang bimbingan skripsi, maka yang beryeran sebagai guru pada saat uj i coba adalah mahasiswa IAIN Ar-Raniry tersebut.
Hasil ujicoba diperoleh bahwa (1) soal cerita tenlang trapesium pada LKS lndividu terlalu panjang; (2) menghitung luas layang-layang pada kertas berpetak menghabiskan banyak walttu karena petaknya terlalu kecil dan tidak dapat digabung dengan petak yang lainnya (sebaiknya bisa
dijadikan setengah luas persegipanjang); (3) siswa mengeluh karena terlalu banyak tugas pada LKS, ada LKS kelompok, ada lagi LKS individu; dan (4) angka pada soal terlalu besar untuk menentukan luas trapesium dan layang-layang sepefti 10 cm, 12 cm, dan 20 cm. Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran perlu diikuti tahaptahap pengembangan yang dikemukakan oleh Plomp agar perangkat yang dikembangkan terukur kualitasnya. Salah satu tahapnya ialah tes, evaluasi, dan revisi. Pada tahap ini peneliti meminta validator memeriksa model 222
Rahmah Johar, dkk: pengembangan pelqngkat Pakem-plus
beserta perangkatnya dengan menggunakan lembar validasi. Agar peneliti
dapat memahami komentar tertulis tersebut, maka peneliti perlu meminta
penjelasan lisan dari validator. Bahkan peneliti melakukan suatu '*orkshop dengNr guru kelas V SD, sebelum uji coba terbatas, pada 15 Agustus 2009 di ruang microteaching FKIP Unsyiah. Peserta yang dilibatkan adalah dosen (dari FKIP Unsyiah dan Tarbiyah IAIN Ar-Raniry) dan guru mitra Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang telah menerapkan model pembelajaran ini dan Pakem, yang berjumlah 34 orang. Kegiatan workshop diisi dengan mctdelling dari beberapa materi yang dikembangkan, yaitu luas trapesiurn dan kecepatan. Selain itu kegiatan workshop diisi juga dengan memberikan komentar tertulis tethadap perangkat yang telah dikembangkan. Dari modeling ini diperoleh beberapa masukan, yaitu (l) Satuan panjang dan u'aktu hendaknya realistik; (2) Satuan panjang lintasan hendaknya dinyatakan dalam meter sedangkan waktu dinyatakan dalam menit; (3) Pada pertemuan berikutnya, siswa akan mengembangkan sendiri satuan kecapatan yang akan digunakan; (4) Rumus kecepatan sebaikrya ditemukan sendiri oleh siswa (jangan terlalu banyak bantuan dari gurunya); dan (5) Lintasan diupayakan bilangan yang mudah, misal 100 m atau 200 m.
Walaupun tahun pertama penelitian ini hanya terbatas pada validitas uji coba terbatas di kelas perlu dilakukan agar peneliti dapat memperoleh ide-ide perbaikan tentang model maupun perangkatnya. Berdasarkan pengalaman modelling pada workshop dan ujicoba, maka dilakukan revisi yaitu (1) Lintasan yang dilalui siswa ketika praktek menentukan kecepatan menggunakan angka yang sederhana, seperti 100 secara teoritis, namun
cm dan 200 cm; (2) Soal cerita tentang trapesium pada LKS individu diringkas kalimatnya; (3) Menghitung luas layang-layang pada kertas berpetak (sebaiklya diarahkan melalui pendekatan setengah persegi panjang); (a) LKS kelompok dikerjakan di sekolah, sedangkan LKS individu dijadikan sebagai PR; dan (5) Angka pada soal terlalu besar untuk menentukan luas hapesium dan layang-layang seperti 4 cm, 3 cm, dan 5 cm. . Proses pengembangan perangkat pada lahun pertama memperoleh prototipe 2 perangkat Pakem-plus yang valid. Tahun beiikutnya model dan perangkat ini akan diujicobakan pada skala yang lebih luas untuk inengetahui kepraktisan dan keefektifannya untuk matapelajaran matematik4 bahasa Indonesia, dan IPA.
SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa (1) Perangkat Pakem-Plus dikembangkan melalui tahap-tahap yang dikemukakan oleh Plomp yaitu, (a) investigasi awal, (b) Desain, (c) Reali-
lYacana Kependidikan, VoL 10, No.
-1
Septembet 2009,215-224
sasi, dan (d) Tes, evaluasi, dan revisi; (2) Hasil yang
teria valid.
SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas disaralkan (l) Untuk inenerapkan Pakem-Plus dibutuhkan guru yang mempunyai wawasan keilmuan sekaligus keagamaan, apalagi di provinsi NAD yang memberlakukan syariat lslam dalam setiap aspek; (2) Agar nilai-nilai Islami dapat diperoleh dengan mudah, saat ini sudah tersedia CD Al-Quran digital yang bisa diakses kapan saja dan tentang apa saja. Selain itu juga kata bijak juga dapat diakses melalui website; (3) Agar nilai-nilai Islami diterapkan secara tepat dalam pembelajaran matematika, peneliti perlu bekerja sama dengan ahliahli atau pembuka agama; dan (4) Untuk mendapatkan perangkat pembelajaran yang berkualitas, validasi ahli secara teoritis belum cukup. Oleh karena itu peneliti perlu melanjutkan ujicoba dilapangan untuk rnengetahui keprallisan dan keefektifannya.
Daftar Kepustakaan Banta, T. A. (2005) Efektivitds pengelolaan dana pendidikan Nanggroe Aceh Darussalam. Makalah Disampaikan pada Diskusi Panel Nasional dengan tema Recovery Pendidikan Nanggroe Aceh Darussalam, Forum Mahasiswa Pascasarjana Aceh Malang, di Malang pada I 8-19 Juni 2005. BSNP (2006). Standar kompetensi dan kompetensi d.tsar. Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Plomp, T. (1997). Educational and training system design. Enschede. Univercity of Twente: NetherlandsSupamo, P (2005) Calon guru di FKIP: Mutu itelektualnya kelas kedua atau kelas ketiga. Majalah Basis'. Edisi "Keterpurukan Guru,,. JuliAgustus 2005: Yogyakarta.
I
i
224