t.
'*$Bt&
ffis P*t*n*i, Feluaxg, dan Tanta$gsn F*xg*lul*an Lingkung*n Lah** Bae*h $erara 3erkel*njuta*
Lcmbaga Penclitian d*n Pe*gabdian kaped* !*a*yarak*t Uniser*ita* Larnbung itr*ngkurat
PRO$IDEruG SEffiINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016
JILID 1
Penyunting: Mochamad Arief Soendjoto Dharmono Maulana Khalid Riefani
sg. xt-, Lambung Mangkurat University Press Banjarmasin
PROSIDING SEMI$AR I\IASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016
JILID
1
Potensi, Peluang, den Ta,nta*gan Pengelolaan Lingku*gan Lahan Basah Secara Berkelaniutan Banjarmasin, 05 November 201S
PenyuntinglEditor: MochanadArief
Soendioto Dharmono Maulana Khalid Riefani
Pendesain
Sampul:
Penyelenggara:
Haliml:i,lair Lembaga Penelrtian dan PengaMian kepada Masyarakat U niversitas Lambung l',4angkurat J ala
n
i-l
asan Bas ri, Kayutangi, Banjarmas in
7
Afi3
Mitra Penyelenggara: Himpunan Mahasiswa Pacasaqana Pendidikan Biologi, Universitas Lambung h4angkurat
Diterbitkan oleh: Lambung Mangkurat University Press, 2017 dia Pusat Pengelolaan Jurnaldan Penerbitan Unlam Jl. H.Hasan Basry, Kayu Tangi, Banjannasin 70123 Gedung Rektoral Unlam Lt 2 Telp/Faks. 05'11-3305195
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak Buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan cara apa pun, baik secaftt mekanik maupun elektronik, termasuk fotocopi, ekaman dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit
lui+436h20x28cn Cetakan pertama, AFil 2017
ISBI{ : 97&6{12-648}3}
I
Sapi Bali
Nusyam AndiSyaifuddin, ANulLatief Tdeng, Djoni Prawira Rahardja, lsmartoyo, MuhammadYusuf Keragaan 25 Galur Mutan M7 varietas Lokal Padidi Lahan Pasang surut Barito Kuala,
187-194
Kalimantan Selatan Raih ani Wahdah, Gusti Rusmayadi, Rahmi Zuthidiani
Pengukuran Keefisienan Teknis Usaha Tani Padi Sawah di Kabupaten Barito Kuala,
Kalimantan 19S199
Selatan
Riftana, Sadik lkhsan
Rimbah,
Komparatif Pemanfaalan Mekanisasi Pe(anian Usahatani Padi di Desa Tabing Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan Rosalyne Clara Veraica Panjaitan, Maryani, Husaini
Waktu Tanam Padi Sawah Rawa Pasang Surut Pulau Kalimantan di Tengah Perubahan Nur Wakhid, Hais Syahbuddin
20G204
lklim
205-212
.
213-216
Anatomi Akar dan Sifat Agronomi Empat Kultivar Jagung pada Kondisi Tercekam Genangan . . . .. Sri Endang Agustina Rahayuningsih, Didik lndrdewa, Endang Sulistyaningsih, Azwar Maas Kematian Mencit Putih Jantan (Mus muscu/us) yang Diberi BerbagaiJenis Umpan Larutan Umbi Gadung (Dioscorea Hispida) di Laboratorium .,. ... .,.,.. .... Amisa lrawan, Tuti Heiriyani, Gt. M. Sugian Noor
Mengandung 217-221
.
222-225
...
226-230
Pengaruh Pemberian Natrium Benzoat terlradap Keawetan Gula Palm Cai (Liquid Sugar) ....... Hj. Ana Agustina Rezekiah, Rosldah R. Radam Uii Mutu Fisik Mie dengan Penambahan Serbuk Daun Jinten pada Konsentrasi yang Berbeda Budi Wibowotomo, Laili Hidayati, Mazaina Dev| Sadha Ti Bakti, Hamid Faishal
Penggunaan Silase Keong Rawa dalam Ransum yang Disimpan Selama 2,4, dan 6 terhadap Kemgaan ltik Alabio Fase Layer Siti Dharmawati, Nordiansyah Fkahmi, NeniWidaningsih, Nely Yanur
Minggu
231-238
Mengurangi Beban Pencemaran Limbah Kolam lkan Lele Dumbo (C/anas gaiepinus) dengan 239-243 Mengkonversi Limbah Menjadi Biomas Bloodworm {Larva Chironomidae) B ambang Su/lsfiyarto, Restu
Konsentrasi
2M-249
Evapor:asi
zfsl}s4
Pertumbuhan
25$2Sg
Antibakteri
260-265
lsolat
2ffi-272
Respon Pertumbuhan Mikroalga lndigenous Synechococcus sp. dan Penurunan Logam Berat Fe pada Media Kultur ,.. . , . .,. . Gunawan, Totok Wianto
Penyisihan Logam Berat dan COD dalam Limbah Elektroplating pada Reaktor Tertutup Sistem Eatch dengan Menggunakan Kayu Apu (Pisfta stratiofes L) ,,............. Badrus Zaman, Pediwi Andarani, Maulina Cahyani, Septiani Hapsai Pengaruh Pemberian lnfusa Buah Rambai (sonneratia caseo/ans)terhadap Bakteri Escheichia co/i Secara in Viko Norhaida Lutfiasai, Si Aminafii, Aulia Ajizah
Kandungan Gizi Bulu Babi (Diadema sefosum) dan Potensi Cangkangnya sebagai Sugeng H adin oto, lgnacius Dhani S ukaryono, Yessy Si ah ay
Daya Hambat Kitosan dari Cangkang Limbah Budidaya Kepiting "Soka" terhadap Empat BakteriPembentuk Histamin pada lkan Tongkol (Euthynnus affinis) .., Sifl Arsyah, Agustiana, Rabiatul Adawyah, Candra
Parit
lnterpretasi Pola Grafik Hubungan Temperatur dan Waktu pada Pirolisis CPO Abdullah, Badruzsaufari, Ahmad Budi Junaidi, Afdaliyah Hasibuan
2n-2n
Daya Proteksi Minyak Atsiri Zodia {Euvodia suaveolens) dalam Bentuk Spray terhadap Tempat Hinggap Nyamuk Aedes aegyptiL. dan Culex quinquefasciatus
27&282
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid
1:27X277
ISBN: 97$602-6483-33-1
RPRETASI POLA GRAFIK HUBUNGAN TEMPERATUR DAN WAKTU PADA PIROLISIS CPO PARIT
retation of Graphic Pattern of Temperature versus Time on Sludge CPO
forolysis Abdullah 1*, Badruzsaufari
2,
Ahmad Budi Junaidi t, Afdaliyah Hasibuan
1
1) Prog Stucji Kimia, FlllPA, Universitas Lambung Mangkurat 2) Prog Studr Biologi FlvilPA, Universitas Lambung Mangkurat 'Surel korespondensi r abdull ahu nl
[email protected]; abdullahO'1 @unl am, ac.id
k: Pirolisis CPO parit telah dilakukan dengan katalis 2400 (Zeolit yang dipanaskan dalam furnace pada 400'C selama 3 iam ) ian Z-HCI-400 (Zeolit yang direndam dalam larutan HCI 2M selama 24 jam, lalu seperli pada pembuatan katalis 2-400). Pirdisis pada CPO parit.1uga dilakukan tanpa menggunakan katails ir pembanding Pirolisis dilakukan dongan cara memasukkan 25 mL CPO parit dalam reaktu, yang cjilengkapr
lermometer dan pemanas berupa lampu Bunsen berbahan bakar gas LPG. Temperatur saat pertama kali -::l menetes dicatat, begitu juga dengan temperatur untuk setiap sdang waktu 2 menit. Karakterisasi pada pirolisat uniuk mengatahui yield, densitas, dan viskositas. Berdasarkan pada pda grafrk hubungan temperatur pirolisis waktu dapat diketahui bahwa waktu untuk mencapai lemperatur 2040C (daerah fraksi heavynafta) untuk pirolisis katalis hanya memerlukan waktu 22 menit, sementara untuk pirolisis dengan katalis 2400 memerlukan waktu 40 menit. Waktu yang lebih lama terjadi sebagai akibat dari adanya rintangan deh katalis, Namun dernikian,
clrdisis menggunakan katalis Z-HCl400 waktu menjadi lebih singkatkembali, yailu24 menit. Halinidapat terjadi sifat asam pada katalis mampu membantu proses perengkahan uap CPO parit
.
kunci: grafik, temperatur, waktu, pirolisis, CPO paril
PEND}.HULUAN
kimia yang berguna dalam kehidupan (Maher dan Bressler, 2007),
Pirolisis merupakan suatu proses perombakan atau senya$/a organik dengan bantuan es, tanpa adanya keterlibatan oksigen (Frety et
Pirolisis untuk mendapatkan Diofuel biasanya menggunakan senyawa trigliserida sebagai bahan
2011). Melatui proses pirolisis, suatu senyawa :;ngan ukuran molekul besar diubah menjadi kecil,
ketersediannya melimpah adalah adalah minyak sawit. Lima et al. (2004) melaporkan bahwa pirolisis minyak sawit, pada temperatur antara 3500C dan 4000C menghasilkan pirolisat dalam bentuk 2 fasa yaitu organik dan air. Berdasarkan hasil analisis dengan GC-MS diketahui bahwa dalam fasa organik terdapat beberapa senyawa seperti alkena, alkana, asam karboksilat dan aldehida. Dengan demikian,
s€ningga lebih mudah menguap dan terbakar. l;ngan demikian, senyawa yang dihasilkan dari pmes pirolisis berpotensi sebagai bahan bakar -aird et al., 2009).
Proses pirolisis untuk mendapatkan bahan :axar aiternatif (biofuel) banyak menarik perhatian :*neliti. Menurut Ringer et al. (2006), metode : i'oirsis layak dikembangkan untuk mengatasi {eiangkaan minyak bumi di masa mendatang. :rcduksi biofuel dalam skala menengah (5-11 itl/nari), telah dilakukan di beberapa Negara
s:perti Belanda, Kanada dan Finlandia. Bio{uel ;ang dihasilkan secara pirolisis dapat digunakan -:rtL.rk beberapa kepentingan sepedi uniuk renjalankan mesin pompa, penggerak turbin :embangkit listrik dan motor dengan rpm rendah -ietain untuk mendapatkan bahan bakar lbiofuel), reialui proses pirolisis juga dihasilkan senyawa
baku. Salah satu sumber trigliserida
yang
pirolisat fasa organik (0iofuel) dapat digunakan sebagai campuran pada minyak diesel.
Pada penelitian ini, minyak sawit
yang
digunakan berasal dari limbah pabrik pengolahan
Pah Al1 CPO kategori ini lebih dikenal dengan istilah CPO parit, karena berasal dari parit atau selokan yang menuju kolam limbah pabrik. CPO parit memiliki kualitas yang rendah karena kandungan asam lemak bebasnya tinggi CPO (Crude
12U7tr/o), sehingga tidak layak untuk diproses lebih lanjut untuk kepentingan pangan (minyak goreng).
Ketersediaan
CPO parit sangat
melimpah
mengingat jumlah industri CPO yang jumlahnya
i:,e 2017. Lembaga Penelitian dan PengaMian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat
s
zT3
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basan Tahun 2016 JiiiC
terus bertambah. Peningkatan jumlah produksi CP0 akan semakin menjamin ketersediaan CPO parit sebagai sumber bahan baku
Dalam pengolahan blofuel, mula-muia CPO parit dibersihkan (dimurnikan) terlebih dahulu dari pengotor berupa lumpur tanah, serat kelapa sawit, air dan lainlain. Selanjutnya, CPO yang telah bersih
dimasukkan dalam suatu reaktor pirolisis yang terbuat dari sfain/ess sfee/. Pirolisis CPO dilakukan dengan 2 macam katalis, Katalis pertama adalah zeolit yang telah dipanaskan dalam tanur pada suhu
40SC, diberi simbol 2-400. Katalis kedua adalah zeolit yang sebelumnnya direndam terlebih dahulu dalam larutan HCI sebelum dilakukan pemanasan
pada temperatur 40&C, diberi simbol Z-HCI-400 Data temperatur saat pirolisat pertama kali menetes dan temperatu pirolisat tiap 2 menit dicatat. Artikel ini berisi laporan mengenai interpretasi pola grafik temperatur lawan waktu dari proses pirolisis CPO parit. Melalui interpretasi pola grafik ini akan dapat diketahui bagaimana pengaruh penggunaan katalis pada kecepatan proses
1 273-277
iSBN: 978-6C2-6483-33-1
hingga tidak ada lagi air menetes. Zeolit sela. -:*nx
dimasukkan daiam fumace dan dicanaska' temoeratur 400'C selama 3 jam.
:ffi
Katalis Z-HC1.400, SeratLis g :*@.
dimasukkan dalam 200 mL iarutan HCI 2 M sr nrffi, 24 jan. Zeolit ciicuci berulang kali dengan as-3;',*s,
hingga netral. Zeolit yang telah netral d;i:::,,F hingga tidak ada lagi air menetes Zeolit sela.r-:-'i dimasukkan dalam furnace dan dipanaskai :.a& temperatur 400 oC selama 3 jam.
2.4
Pirolisis CPO Parit
Sebanyak 25 g CPO parit dimasukkan Ce a* reactor yang rangkaiannya ditun;ukkan t?:: Gambar 1 Pemanas reactor berupa lampu Bu^:*" dengan bahan bakar LPG, Besar nyala api Bu.sidiatur sehingga sama untuk setiap perco!i.Pirclisis untuk tiap macam katalis dirak--;sebanyak 2 kali pengulangan. Pirolisis -";i dilakukan tanpa katalis seb4ai oerbandingan
perengkahan, danyreld untuk tiap fraksi.
2, 2.
METODE
1 Alat dan
Bahan
Peralatan utama yang digunakan
dalam
penelitian ini berupa reaktor pirolisis sfainless sfee1, lampu Bunsen, tabung gas LPG, pendingin lurus,
mesin pompa akuarium, thermometer,
furnace,
corong pisah, peralatan gelas. Bahannya CPO parit
dari PT Alam Tri Abadi, Tanjung,
Kabupaten
Tabalong, Kalimantan Selatan, heksana teknrs dari
PT Brataco Chemical, HCI (p.a) dari E. Merck, akuades (Laboratorium Dasar FMIPA UNLAM), Gambar 1, Rangkaian aiat reaktor
zeolit alam asal Klaten, Jawa tengah.
2.2
2.5 Analisis
Pemumian CPO
Sebanyak 100 g CPO dimasukkan dalam beker glas kapasitas 500 mL. Selanjutnya secara beruturutturut dimasukkan 100 mL air dan 100 mL
heksana. Campuran diaduk selama
5
menit, kemudian dimasukkan dalam corong pisah. Setelah lapisan heksana (atas) dan lapisan air (bawah)
Data
Data temperatur dan waktu diolar
dan dibandingkan dengan temperatur i'1.;iffi, minyak bumi dalam perolehan bahan baka:
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
memisahkan heksana dari CPO
3,1
Katalis Z-400. Seratus g zeolit alam dengan 3
x
Pengaruh Perbedaan Katalis pade 1 Waktu Pirolisis, Yielddan Warna
Pirolisat
Pembuatan Katalis dicuci
100 mL akuades, kemudian diiiriskan
:xw
bentuk grafik hubungan antara ternperatr;' :-Ta. y) dengan waktu (sumbu x). Graflk yang d -;il&w pada tiap kondisi pirolisis dianalisis secara c::,r*#i
terpisah dengan jelas, lapisan baivah dikeluarkan dari corong pisah. Lapisan atas didistilasi untuk
23
cirdiss Cpl ::lr:
Tabel 1 menunlukkan data menge'* waktu pirolisis, yield dan rvarna i
O 2017. Lembaqa Penelilian dan Pengabdian kepaCa Masyarakal, Universrtas Lambung Mangkurat
Prosicjing Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 20'16
katalis 2-400 menyebabkan total pirollsis menjadi lama (Tabel 1). Waktu is yang lebih lama diperkirakan sebagai akibat
iilid
1'.273-277
ISBN: 978-602-M83-331
daripada lainnya. Warna paling cerah
ini
diperkirakan terkait dengan waktu pirolisis yang lebih pendek jika dibandingkan dengan lainnya,
oleh katalis pada pirolisat saat menuju , Namun demikian, fenomena ini tidak terjadi pirolisis menggunakan katalis Z-HCl-400 Hal
3.2
Pirolisat menetes pertama
*enunjukkan bahwa sifat asam pada katalis proses perengkahan CPO parit.
iabel 1 Y{artu piroliss yieddan warna pirolisat Total waktu
'{atalis
pirolisis
70 117 66
-anpa
,{,"llr, 67,?
warnaPlrolisat Ccklat kekuningan
pada
temperatur 98 €, setelah reaktor dipanasi selama 14 menit. Pencatatan data kenaikan temperatur tiap 2 menit dilakukan untuk mengamati pola grafik dari temperatur pirolisis lawan waktu. Berdasarkan gralik pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa pirolisat pertama kali menetes pada temperatur 980C. Setelah 2 menit kemudian
xhingga fasa uap tidak terkondensasi pada iendinginan menggunakan air. Semakin banyak 'asa uap yang tidak terkondensasi, maka semakin iedikit yield yang dihasilkan seperti ditunjukkan :ada Tabel
tanah (kerosene). Jika diperhatikan dengan cermat,
,,. 1400 ."T:UFqUU
53,2 33.8
Coklat tua kekuningan Cokiat muda kekuni
Perengkahan menggunakan katalis Z-HCl-400
:Bpat berakibat pada efektifltas perengkahan yang
::ggi.
Senyawa-senyawa yang dihasilkan :,Derkirakan memiliki berat molekul rendah,
llll
kali
temperatur pirolisat naik menjadi 100€. Pirolisis pada 2 menit pertama ini diduga menghasilkan air, karena temperatur 1000C merupakan titik didih air. Setelah menit ke 2, temperatur pirolisat terus naik dan pada menit ke 22 temperatur pirolisat telah mencapai 204oC, Berdasarkan metode standar ASTM D2887 mengenai rentang titik didih fraksi bahan bakar (Karayildirim et al., 2006), maka diketahui bahwa pirolisat yang dihasilkan sampai dengan menit ke 22 masuk dalam kategori nafta berat (heatry naffa). Fraksi yang termasuk dalam kategori ini adalah bensin (gasoline) dan minyak
r:, l.{stalis
!_r
Pirolisis CPO Parit Tanpa Katalis
1,
Gambar 2 menunjukkan pirolisat hasil pirolisis *P0 parit dengan berbagai kondisi, Pirolisat hasii *irolisis dengan katalis 2-400 memberikan warna relatif lebih gelap daripada pirolisat lainnya. Warna rebih gelap diperkirakan akibat dari waktu pirolisis yang lebih panjang, seperti ditunjukkan sebelumnya pada Tabel 1,
sampai pada menit ke 26, grafik yang dihasilkan cenderung datar. Berdasarkan hal itu dapat diduga
bahwa fraksi nafta berat terus keluar menetes hingga menit ke 26 pada temperatur 210 "C.
I' I
I
i
o
1s0
,i
roo
:
menit ke 26,
50
206 0c
OCoF)
Ol
N(.r)SF(.rt6T Slu()EO'rE Waktu {menit}
Gambar
2,
Foto pirolisat hasil pirdisis CPO parit tanpa kataiis {kiri), menggunakan katalis 2-400 (tengah) dan katalis Z-HCi-400 (xanan)
Gambar
3.
Grafrk hubungan lemperatur pirolisis lawan
waktu pada piroliss CPO parit tanpa katalis
Perubahan fraksi diperkirakan mulai terjadi
Pirolisat pada hasil pirolisis menggunakan katalis Z-HCl-400 memiliki warna paling cerah
setelah menit ke 26. Perubahan ini terlihat dengan
perubahan kenaikan temperatur yang
A 2U7. Lembaga Penelttian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurd
signifikan
275
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun
dan bertahan tetap tinggi hingga menit ke
36
dengan temperatur 232.C Pirolisat yang dihasilkan
pada rentang temparatur 204-343.C
20i6 Ji:d
i 2i3-277
lsBN; 378.802-4483-331
menguap dari dasar reactOr diierap oleh r;:*,.:, ze0rit.
lemperatut pirolisat terus naik sr:
termasuk
i'i
daiam kategori minyak gas ringan (/lghf gas oll), dimana minyak solar (aufomofive diesel oil) masuk dalam kategori ini. Setelah pirolisis berlangsung sampai menit ke 36, temperatur pirolisat terus menurun secara periahan. Hal ini menunjukkan
perlahan sampai 204.C pada menit ke 40. Kena.;. temperatur pirolisat secara perlahan
penurunan, Pirolisat behenti menetes
mengalami pada
80 mengindikasikan bahwa jumlah pirolisal :iE fraksi heavy nafta (campuran gasoiine:;*
temperatur 176'C di menit ke 70.
kerosene) sudah mulai mengalami penurunan
3,3
dibutuhkan pada pirolisis tanpa katalis c?-:;," " tanpa katalis, maka dapat diketahui bahwa pirolisis untuk mencapai temperatur 2040C tanpa katalis adalah hanya 22 menil, seme-:3a untuk pirolisis dengan katalis memerlukan .,r;r..rselama 40 menit. Waktu yang lebih lama ten:- :.*,; akan menghasilkan volume pirolisat ldng ;".* banyak juga, sehingga fraksi heavy nafte ,try
bahwa
jumlah pirolisat mulai
mengindikasikan bahwa proses perengkahan,l;*
parit
berlangsung secara perlahan. Ss:' I
penurunan temperatur pada menit ke 30 mer:u'- te
Jika Pirolisis CPO Parit Menggunakan 2.400
Pirolisat menetes pertama
kali
pada
temperatur 1020C, setelah reaktor dipanasi selama 27 menit. Jika dibandingkan dengan waktu pirolisat
untuk menetes pedama kali pada pirolisis tanpa katalis, maka waktu menetes pertama kali pada pirolisis ini adalah lebih lama. Waktu yang Iebih
lama ini diperkirakan sebagai akibat adanya halangan dari katalis yang ditempatkan dalam
4 merupakan grafik temperatur !awan waktu dari pirolisrs CPO parit pada penelitian reaKor, Gambar
dibandingkan antara
*a:
-'*,
dari pirolisis dengan katairs 2, *' lebih banyak Setelah 0,.: ,&s beriangsung sampai menit ke 60 tent*-r::"
dihasilkan
berjumlah
pirolisat terus menurun secara perlaha- *i menunjukkan bahwa
ini.
waktu te-i
jumiah pirolisat -
_,.&
mengalami penurunan. Pirolisat berhenti rr-?i*ifi oada temperatur 193 .C di menit ke 74
250
3.4
Pirolisis CP0 Parit Menggunakan Katalis z.HCt,400
oG 150
,i
roo
Pirolisis berikutnya adalah :: -; r
. \
menggunakan katalis Z-HC|-400. Pirolisat tr*.iffi pertama kali pada temperatur 102,C yaitu
menit ke 40, 204 "C
menit ke 60, 2230C
menit ke 2, 100 0c
OCICHiJUJFA(/TOI!l OrAtJO0oolsNi Waktu (menit)
Gambar
4
Grafik hubungan lemoeratur piroliss lawan waktu pada pirdisis CFO parit menggunakan kataiis 2-400
Temperatur pirolisat pada 2 menit pertama pada percobaan ini adalah 1060C. Temperatur ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan temperatur
pirolisat pada pirolisis tanpa kataiis. Tingginya 2 menit pertama ini mengindikasikan bahwa pirolisat tidak laEi mengandung air. Hal ini terjadi karena air yang
temperatur pirolisat pada
=:=r
27 menit (Gambar 5) ,',:d-i; pertama kali pirolisat menetes pada :': .nr menggunakan katalis Z-HC|-400 ini tebin : -;"'x reaktor dipanasi
jika dibandingkan pada pemakaian katat,s r-:.. Kecepatan menetes lebih cepat diper,.'a,s: sebagai dampak dari sifat asam katarts ,*rq digunakan Kecepatan menetes pirolisa: :.x pirolisis dengan katalis Z-HC|-400 ini sama :e*;r kecepatan menetes tanpa katalis Pada Gambar 5 diketahui bahwa mi **,.,q:
temperatur pirolisis naik perlahan sampai 'r:.ti pada menit ke-14. Temperatur ini merupaii- .:r didih akhir dari fraksi bensin (Karayildirirr ; 2006). Jika dibandingkan waktu yang dicr--*.e untuk mencapai temperatur 204.C (Gambar 206,C (Gambar 4), dapat diketahui bahwa I ":tffi dengan katalis Z-HCI-400 memiliki kecepaia. *,ar: lebih tinggi (waktu lebih singkai). Hat terjadi karena sifat keasaman yang lebil" ",ry,
: ; ;r
ir :M
berdarnpak
pada kemampuan katalis :la. :+.m
perengkahan. Sifat keasaman yang tinggi
276
@2017.Lembaga Peneliiian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Univershas Larnbung
Mangkurat
#
i
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 lilid 1'.273'277
ciari perenoaman zeolit dalam larutan HCI saat pembuatan katalis.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada Rektor Universitas Lambung Mangkurat yang telah memberikan dana penelitian melalui skim PNBP UNLAM Tahun Anggaran 2016. Selain itu juga
250 200
o :f
karena sifat asam pada katalis mampu membantu proses perengkahan dari uap CPO parit.
5.
300
ISBN: 978-602-6483-331
diucapkan terima kasih pada PT Alam Tri Abadi, Tanjung yang telah memberikan sampel CPO parit
150
e-
1oo
6,
DAFTAR PUSTAKA
50 Frety,
OOTPPt9tJJgJSSUaOT tu0o5oolNco,5o Waktu (menit)
{201
waktu pada pirolisis CPO parit
dengan
katalis zeolit Z-HCI-400
and Hydrocracking of Renewable Liquid Fuels:
Cracking
for
Alternative Process to Transesterification, J. Braz. Chem. Soc,22(7). Karayildirim, T,, Jais, Y,, Mithat, Y. & Henning, 8., (2006), Charactorization of product irom pyrolysis of wasie sluges, Fue1, 85:1498-1 508 Laird. D.A., Brown, R,C., Amonette, J.E & Lehman, J (2009). Review The Pyrolysis, Biofuels Btoprodu ct and 8i ry efinni ng (3) :547-562, Lima, 0,G., Soares, V. C. D., Ribeiro, E.B., Carvaiho, DA., Cardoso, EC.V. Rassi F.C., Mundim KC,
of
SIMPUI-AN Berdasarkan pada
1),
Triglyserides
Gambar 5. Grafik hubungan tomperatur pirolisis lawan
4,
R, Rocha,lv'l.G.C, Brandao, S.T., Pontes, LA.M,, Padilha, J,F., Bci'ges, L.E,P & Gonzales 1,A.,
pola grafik
hubungan
temperatur pirolisis lawan waktu dapat diperkirakan bahwa waktu untuk mencapai temperatur 204'C
(daerah fraksi heavy nafta\ pada pirolisis tanpa
katalis hanya memerlukan waktu
22
menit,
sementara untuk pirolisis dengan katalis Z-400 memerlukan waktu 40 menit, Waktu yang lebih lama adalah akibat dari rintangan oleh katalis, Namun demikian, pada pirolisis metlggunakan katalis Zl-'lCl-400 !vaktu menjadi singkat, yaitu 24 menit
Rubim, J. C. & Suarez, PA. (2004) Diesel Like Fuel Obtained by Pyrdysis of Vegetable Oils J Anal. Appl. Pyrdysis, 7 1'387 .
Maher, K.D.
&
Bressler
Trigiyseride Material
D.C (2007). Pyrclysis
of
fot Production of Renewable
Fuel and Chemical, Bioresource
Technology,
9B:2351-2368.
Ringer, M., Putsche, V. & Scahill J (2006) Large Scale Pyrolysis Oil Praduclim: A Technolqy Assesmenf
and Ecancrnic Analysis,
NRELlip'510-37779-
Technical Repcrt.
@z1fi. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat
2n