Maja lah Ilmiah Faktor
September-Oktober 2011
REPOSISI PENGELOLAAN BISNIS VSAT PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA DI SUBDIVISI SATELIT Setiyo Budiyanto
Dosen Teknik Informatika Universitas Indraprasta PGRI Abstract
VSAT business management pattern that differs between the Subsidiary with TELKOM simbiosa causing inefficient as well as competition for the market. The existence of a variety VSAT subsidiaries with overlapping products that cause the allocation of resources is not optimal. Similarly, the existence of an internal business unit that manages Telkom VSAT. Once Telkom VSAT subsidiary role as customer of Telkom infrastructure, such as transponders, but at other times they are a supplier contracted by TELKOM's business unit in providing infrastructure and VSAT services in its territory, for example Patrakom. In general, TELKOM and subsidiary serves the same VSAT service users, such as Cellular Operators Business, Corporate Customer, Tele Banking, as well as retail businesses such as Wartel and cafe. In line with the Corporate Strategic Scenario (CSS) 2010-2014, the restructuring of the portfolio of subsidiary needs to be reconsidered. If necessary buy-outs immediately be reached gradually, so that steps can be implemented immediately structuring totally by Telkom, such as divestment measures against the subsidiaries that are not prospective, simplifying the organization and create a new subsidiary superior. Strategy by repositioning the entire potential of the VSAT business, managed by Telkom and the subsidiary will have its focus the management of this business, so it can better contribute to the value TELKOMGroup Short-term strategy that must be done in an effort to reposition Telkom VSAT business is replacing the existing VSAT network in stages with the pattern of self-financing, using broadband access technology with the bandwidth and power efficiency, support multitopology, multiservice, multisystem, High QoS, scalable and NMS support, as well as service development and application;
Long-term strategy that must be done to win the competition Telkom VSAT include: Conducting the transfer of all the infrastructure, resources and operations management and maintenance to a subsidiary of Telkom VSAT elected, leaving the management / provision of infrastructure to the DIV Infratel transponder; Perform diversion channel of distribution to the subsidiary of Telkom VSAT VSAT elected; Efforts are made to reposition the management of Telkom's VSAT business must still consider and meet the interests of all stakeholders in a way
minimizing the risk of future VSAT business. Hopefully, this paper studies to assist stakeholders in making decisions.
PENDAHULUAN
Sebuah langkah dinamis perlu segera diambil oleh TELKOM untuk "merevitalisasi" bisnis VSAT. Pengelolaan bisnis VSAT di berbagai Anak Perusahaan (Subsidiary) dan beberapa unit bisnis internal TELKOM secara bersamaan menyebabkan kurang optimalnya struktur portofolio bisnis ini. TELKOM harus melakukan penyederhanaan struktur anak
perusahaan untuk lebih fokus dan meningkatkan nilai tambah bagi TELKOM Group. Adanya "overlap" dari subsidiaries eksisting terutama dalam hal operasional dan bisnis, menyebabkan kinerjanyatidak optimal dan kurang memberikan nilai tambah kepada value TELKOM.
66
September-Oktober 2011
Majalah Ilmiah Faktor
oleh
Pola pengelolaan bisnis VSAT yang berbeda antara Subsidiary dengan TELKOM menyebabkan terjadinya simbiosa sekaligus persaingan yang tidak efisien bagi pasar. Keberadaan anak perusahaan VSAT yang beragam dengan produk yang overlapping menyebabkan alokasi sumber daya tidak optimal. Demikian pula keberadaan unit bisnis internal TELKOM yang mengelola VSAT. Suatu ketika anak perusahaan VSAT TELKOM berperan sebagai customer dari infrastruktur TELKOM, misalnya transponder, namun di lain waktu mereka merupakan supplier yang dikontrak oleh unit dalam menyediakan bisnis TELKOM infrastruktur dan layanan VSAT di wilayahnya, contohnya PATRAKOM. Pada umumnya TELKOM dan Subsidiary melayani pengguna jasa VSAT yang sama, seperti Operator Bisnis Cellular, Corporate Customer, Tele Banking, maupun bisnis retail seperti Wartel dan Warnet. Layanan VSAT berupa Voice, cenderung mengalami penurunan yang pesat, ketika disuatu
area
telah
dirambah
oleh
oleh
TELKOM.
dan
Subsidiary
akan
value TELKOMGroup. Walaupun secara global bisnis VSAT cenderung mengalami penurunan akibat beberapa market regional-nya mengalami decline, namun pasar Asia Pasific tetap tumbuh akibat semakin diterimanya layanan VSAT di segmen SME {Small and Medium
Enterprise) dan SOHO (small office/home office). Demikian pula Indonesia dipandang sebagai pasar dengan potensi pertumbuhan yang tinggi. Struktur geografi Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, potensi ekonomi yang mulai bangkit kembali, stabilitas politik yang mulai stabil serta pertahanan keamanan yang perlu dipertahankan sampai pulau terluar, disamping infrastruktur terrestrial yang masih kurang, telah menciptakan suatu pasar SME yang lukratif di segmen VSAT corporate. ANALISA LINGKUNGAN INDUSTRI
bisnis
Cellular. Hal ini merupakan keadaan yang tak bisa dihindari
TELKOM
berdampak fokusnya pengelolaan bisnis ini, sehingga dapat lebih berkontribusi terhadap
Analisa Politik Ekonomi Sosial Teknologi (PEST) Seiring dengan keberhasilan Pemilu Nasional tahun 2004 yang menghasilkan kepemimpinan nasional baru yang untuk pertama kali dipilih secara langsung, secara umum telah memberikan stabilitas politik nasional dan memberi kepastian bagi pertumbuhan ekonomi nasional dalam
Pemilihan
teknologi yang tepat untuk menunjang bisnis VSAT Data dan Internet (non-voice) perlu dipertimbangkan, yaitu dengan menggunakan teknologi Ku-Band, sehingga komoditi tersebut bisa dibeli pelanggan dengan harga murah. Sedangkan untuk pelanggan Korporasi yang menghendaki layanan tripleplay berupa Video, Voice dan Data tetap dilayani dengan teknologi C-Band. Sejalan dengan Corporate Strategic Scenario (CSS) 2010-2014 maka penataan terhadap portofolio Subsidiary perlu dipertimbangkan kembali. Bila- diperlukan segera ditempuh buy out secara bertahap, sehingga langkah penataan dapat segera dilaksanakan secara total oleh TELKOM, seperti langkah-langkah divestasi terhadap subsidiaries yang tidak prospektif, menyederhanakan organisasi dan menciptakan subsidiaryunggulan yang baru. Strategi dengan melakukan reposisi seluruh potensi bisnis VSAT yang dikelola
beberapa tahun terakhir. Berbagai regulasi bam, telah diterbitkan Pemerintah dalam berbagai bentuk. Khusus di bidang satelit, diterbitkan Permen 13 tahun 2004 yang kemudian disempurnakan lagi permen 37 tahun 2007 yang mengatur hak labuh {landing right) telah menjadi pintu bagi operator satelit asing untuk masuk dan memberikan layanan secara legal di Indonesia. Sebelumnya Undang-undang No. 36 tahun 1999 dan PP 52 tahun 2000
diterbitkan
dan
telekomunikasi
mengubah Indonesia
peta dari
telah
bisnis sistem
monopoli ke sistem kompetisi. Peraturan-
peraturan tersebut adalah upaya Pemerintah
67
Majalah Ilmiah Faktor
September-Oktober 2011
untuk menggairahkan industri telekomunikasi
Trend Bisnis VSAT
di Indonesia
Klasifikasi VSAT. Berdasarkan kecepatan data(data rate) yang dilalukan, layanan VSAT secara umum dibagi dalam 2 kelompok:
Pertumbuhan ekonomi Nasional yang cukup baik (di atas 5%) mempunyai potensi yang besar untuk menarik investor asing. Dengan kondisi makro ekonomi yang cukup baik , nilai tukar dollar terhadap rupiah cukup terjaga pada level Rp. 9200-an. Cadangan devisa berada pada level di atas USD 40 Billion dengan kecenderungan yang meningkat. Amannya level cadangan devisa menunjukkan adanya kestabilan perekonomian yang lebih baik. Teknologi informasi dan telekomunikasi juga tumbuh sangat pesat memberikan jenis layanan yang semakin bervariasi, lebih efisien dan lebih murah. Khusus di bidang sistem komunikasi satelit, teknologi bam seperti DVB-S2, modulasi 64QAM dan Carrier on Carrier telah mulai diimplementasikan dan menawarkan tingkat efisiensi penggunaan sumber daya terutama pita frekuensi yang lebih baik dan pada akhirnya lebih murah bagi
/. Satellite Broadband Services
Adalah layanan VSAT dengan data rate lebih besari dari ISDN tradisional (128 kbps) yang meliputi jaringan broadband IP VSAT Enterprise besar, medium, dan kecil, jaringan broadband* satelit single-site, dan layanan Trunking satelit. Dalam Trunking satelit ada layanan untuk ISP {Internet Service Providers) dan perusahan yang menyediakan layanan VOIP {Voice Over Internet Protocol) untuk rural atau area yang belum terlayani atau menggunakan satelit untuk terminasi sirkit VOIP
kedalam
PSTN
(Public
Switched
Telephone Network). Layanan ini memiliki kecenderungan untuk sepenuhnya IP-based dan end user-nya meliputi korporasi besar, small and medium enterprises (SMEs), konsumer individu, small office/home qffice{SOHO), dan beberapa ISP. Mengacu demand forecast kebutuhan transponder di pita frekuensi C- Band untuk wilayah Asia Tenggara layanan Satellite Broadband Service akan mengalami penurunan sebesar 5.5%. Sementara untuk pita frekuensi Ku-Band akan
pengguna.
Teknologi yang semakin murah dan terjangkau pada gilirannya akan semakin memperkecil jarak antara teknologi informasi dengan masyarakat. Secara perlahan layanan IT telah menjadi bagian hidup tak terpisahkan atau life style masyarakat. Namun demikian, untuk daerah yang lebih pinggir (suburban dan rural), masih banyak yang belum terjangkau oleh layananan yg paling dasar sekalipun, yaitu layanan suara/voice. Dengan tingkat teledensity sebesar 7%, potensi pertumbuhan sektor telekomunikasi masih sangat luas. Terkait dengan kondisi tersebut, pemerintah tengah menyiapkan pembangunan sarana telekomunikasi untuk 43,000 desa tertinggal melalui program USO {Universal Service Obligation). Dengan menunjuk karakeristik geografis yang terdiri banyak pulau, sistem
mengalami kenaikan sebesar6.7%2
komunikasi satelit terutama VSAT, dapat menjadi solusi utama karena memiliki keunggulan di sisi cakupan dan kemudahan dan kecepatan pembangunan.
SmXSK
Sumber: Basuki Yusuf Iskandar, Dirjen Postel Depkominfo pada Bisnis Indonesia Online, 20 Juli 2009
Sumber: NSR-2008
68
September-Oktober 2011
Majalah Ilmiah Faktor
Demand TPE di SEA Apiikasi Broadband 18.8
16.8
15.7
14.2 SOURCE:NSR
Demand Kapasitas C-Band dan Ku-Band
Layanan IP Trunking merupakan bagian terbesar dari kebutuhan kapasitas band-C untuk layanan broadband di SEA. IP Trunking dibagi kedalam dua apiikasi yaitu trunking untuk ISP agar dapat mengakses backbone internet dan layanan VOIP untuk panggilan pra-bayar atau layanan telephony di daerah terpencil. NSR mengindikasikan bahwa kebutuhan kapasitas band-C turun untuk layanan ini terutama akibat persaingan dengan fiber optik dan perpindahan layanan ini ke kapasitas band-Ku. Tantangan lain layanan ini adalah dengan munculnya layanan WiMAX. 2.
Narrowband VSATServices,
Adalah layanan VSAT dengan data rate lebih kecil dari ISDN tradisional (128 kbps) yang meliputi layanan verifikasi kartu kredit, point-of-sale, rural telephony, smallfde transfer, distribusi musik, dan niche market lain. Mengacu demand forecast kebutuhan transponder di pita frekuensi CBand untuk wilayah Asia Tenggara, layanan Narowband VSAT akan mengalami kenaikan sebesar
5.3%. Sementara untuk pita frekuensi Ku-Band akan tumbuh 14%3.
Source: JVSR
Trend Jumlah Sites VSAT Narrowband 2007-2011
Sumber: NSR-2008
69
Majalah Ilmiah Faktor
September-Oktober 2011
Layanan narrowband VSAT di SEA
transmisi data. Kebutuhan kapasitas segment ini akan menurun karena akan berpindah ke kapasitas band-Ku dua arah (two-way). Untuk band-C dua arah NSR memperkirakan pertumbuhannya konstan dalam periode 2007 s/d 2013 dan akan dibutuhkan untuk apiikasi otorisasi kartu kredit dan ATM dibeberapa wilayah tujuan wisata seperti Indonesia dan Thailand. Layanan satu arah band-Ku akan tumbuh sebagian* berasal dari migrasi band-C satu arah dan sisanya berasal dari IDL dan apiikasi transfer file. Pertumbuhan
difokuskan untuk apiikasi verifikasi kartu kredit, point-ofsale, Interactive Distance Learning (IDL) dan apiikasi transfer file. Layanan rural telephony umumnya menggunakan narrowband VSAT tetapi saat ini diperkirakan pertumbuhannya agak lambat dan telah diganti oleh program rural
broadband
access.
Konsumen
layanan narrowband VSAT meliputi industri minyak dan gas, institusi keuangan dan retailer.
Segment narrowband VSAT satu arah (one-way) utamanya digunakan oleh industri perminyakan dan gas untuk kapasitas band-Ku dua arah adalah yang paling tinggi sekitar 2.4 kali di Australia dan New Zealand. Kapasitas sewa band-Ku untuk pasar narrowband
kebutuhan
VSAT akan dua kali lipat dalam periode 2007 s/d 2013.
Market Size
Berdasarkan data dari Comsys (2007), Market Size VSAT untuk Asia Pasific hingga tahun 2006 adalah sekitar USD 1.2 Billion atau sekitar 11 Trilyun Rupiah. 3Affica/ME
•an A s i a / P a c
u Europe
•bmbL
IM
America
m
America
Sites in Service
SA.O
too
200
, 94
9S
96
97
9S
99
OO
Market Size VSAT Asia Pacific
70
01
02
03
(M
100
Majalah Ilmiah Faktor
September-Oktober 2011
Market Share Bisnis VSAT
Dengan mengacu kepada jumlah bandwidth yang saat ini digunakan oleh operator VSAT per tahun 2008 dan market forecast yang dilakukan oleh NSR untuk kawasan SEA, maka market size dalam hitungan MHz adalah sebagai berikut:
MARKET SHARE VSAT
• CSM • RINTIS • LA QPATRAKOM
• PRIMACOM BVSAT DIVNET • LAIN
Market Share Bisnis VSAT Telkom5 -_ ;
_•
•
.
.-
Sumber: COMSYS-2007
Sumber: Presentasi DIVES 2008
71
September-Oktober 2011
Majalah Ilmiah Faktor
Market share Telkom saat ini yang terdiri dari internal (Infratel, DIVRE6, DIVRE7, DIVES/SCMEDIA) dan dengan memperhitungkan saham Telkom di Subsidiary , antara lain: Metra 100%, PSN 22.4%, Patrakom 40% dan CSM 25%. Saat ini Telkom belum diperhitungkan sebagai pelaku bisnis VSAT. Meskipun demikian Telkom berpeluang untuk meningkatkan market share-nya, jika Telkom berhasil memenangkan program USO tahap-1 sebanyak 18000 remote yang akan dibangun pada tahun 2010.
perusahaan joint venture dengan kepemilikan saham , Subagio Wirjoatmodjo (51.05%) dan Bell Atlantic Indonesia, USA (48.95%). Pada
8
November
Telekomunikasi
1996,
Indonesia
PT. Tbk.
bergabung sehingga share holder menjadi: 1) PT Tigatra Media / Subagio Wirjoatmodjo: 38.29 % 2) b-Media Trio (L) Inc. a wholly own subsidiary of PT Tigatra Media : 36.71 %
3) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Analisa Kompetitor Hingga tahun 2007, 3 operator VSAT
: 25.00 %
Berdasarkan survey dari Comsys tahun .2007,. PT CSM menjadi pemain VSAT
nasional terbesar di Indonesia berturut-
turut adalah PT Citra Sari Makmur (CSM), PTPrimacom d8n;PT.Lintasarta...
>. ...... .
;a*PTCSM VV/--:*;-;f \ -~~:-':' •'• -'-Perusahaan ini didirikan
V. terbesar ..derj^^--market share sebesar 34:85%;- Segals-fundamental mempunyai potensi pertumbuhan yang baik, akan tetapi tingkat efisiensinya rendah (tdk good governance) dan labanya kecil, seperti tampak pada gambar di bawah.
7 Mei 1993.
Setelah pada awal didirikan atas nama perseorangan (Subagio Wirjoatmodjo) , perusahaan berubah status menjadi
is.
. .. . i ,
b. PT Primacom Berdiri sejak tahun 1993,
2) 3)
Primalink Primalink plus
PT Primacom memiliki 3
jenis
layanan
sebagai
Pada
berikut:
1)
Primasmart, memberikan
tahun
Primacom
share
layanan
2007,
memiliki
sebesar
PT market
23.83%
dan
menjadi pemain terbesar kedua
data rate kecil.
dalam Industri VSAT.
72
September-Oktober 2011
Majalah Ilmiah Faktor
Lintasarta memiliki 3 jenis layanan VSAT yaitu: 1. VSATNet, merupakan jenis
c. PT Lintasarta
Lintasarta yang berdiri sejak 4 April tahun 1988 merupakan operator jasa telekomunikasi yang bergerak dalam. Kepemilikan saham Lintasarta sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Indosat yaitu sebesar 72,36%
dan
beberapa
layanan VSAT narrowband yang digunakan untuk layanan data rate kecil seperti Credit Card
Verification, ATM, Reservation, Payment point dan sebagainya. 2. VSATIP, merupakan jenis layanan VSAT broadband yang dapat digunakan
institusi
(yayasan, dana pensiun dan koperasi) sebesar 27,64%. Institusi-instusi tersebut antara lain: Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia, Yayasan PERBANAS, Dana Pensiun Bank Rakyat
untuk berbagai jenis layanan seperti intrenet VPN,
3. VSATLINK, merupakan layanan leased channel dedicated dengan teknologi SCPC untuk melayani kebutuhan korporasi dengan datarate maksimal
Indonesia, Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Tabungan Negara, Dana Pensiun Bank Negara Indonesia, Dana Pensiun Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta, Koperasi PT TELKOM Tbk (KOPTEL), Koperasi Pegawai PT INDOSAT Tbk. (KOPINDOSAT), Koperasi Karyawan Lintasarta (KOPKARLA), Koperasi Pegawai Kantor Pusat PT TELKOM Tbk.(
2048 kbps
Lintasarta pada tahun 2007 memiliki market share sebesar 19.99% dan menjadi pemain terbesar ke-3. Cakupan wilayah layanan Lintasarta pada dasarnya meliputi seluruh Indonesia. Untuk intemasional, Lintasarta hadir di
KOPEGTEL). Lintasarta mulai meluncurkan layanan
220 kota seluruh dunia melalui kerjasama dengan Equant.
VSAT tradisional sejak tahun 1992. Sedangkan layanan VSAT berbasis IP baru dimulai sejak tahun 2003.
MUCCKXAN
MUTMCMMtt*
wu
^
^^w»!a
Cakupan Wilayah Layanan Lintasarta
73
Majalah Ilmiah Faktor
September-Oktober 2011
d. Pemain Lain
Pelaku industri VSAT lain adalah PT Telenet (6.01%), Telesindo (4.8%), PSN (2.64%), Satcomindo (3%), Elektrindo (3%), Icon+ (1.08%), Patrakom (0.79%). ANALISA KAPABILITAS INTERNAL
Profil Bisnis VSAT Telkom Eksisting Pengelolaan Bisnis VSAT TELKOM masih tumpang tindih, karena baik internal Telkom sendiri maupun beberapa anak perusahaan {subsidiary) bergerak pada bidang tersebut dan saling berhadapan_/ace-ro-/ace sebagai kompetitor (lihat gambar di bawah).
h .»^.(J«*,Ni.v s&&"••
•••
14- :-•
•»••.:«•'
Pengelolaan Bisnis VSAT TELKOM
Kenyataan ini menimbulkan 'kecanggungan' dalam pengambilan keputusan, karena Telkom memiliki kepentingan atas semua unit bisnisnya, sedangkan apabila Telkom bersikap "memenangkan yang satu" akan berarti "mematikan yang lain'Mnternal
disebut VSAT MITRATEL, agar tidak mengacaukan dengan VSAT yang dikelola sejak masa paska KSO berakhir. VSAT yang terakhir ini disebut VSAT DIVRE 6 yang memiliki total 74 pelanggan (51 Wartel dan 23 pelanggan Corporate), sedangkan VSAT .MITRATEL memiliki total 145 pelanggan
^^TjU^KK,*,yang._juenggejuti. bisnis _VSAT, ^
^--^tar^ain-t-yD^ •;-'i
•—r9»W^tteI-dftn-47 CC). Sejak 2000, kontrak
r~::;^±^^;;1S^ifflfflaatt.=B^^feAffifc3KTI ~(^wasa»=^'.~.:;peme . ;pOTffiii&aan^-/vSAT MITRATEL ini mg - i-ii sf;miur~^^li^nesiay ^darr" v-':-''DlVrSI;"^ "ditakukahmelalui PKS dengan GILAT senilai 4% dari nilai kontrak (untuk HUB) dan US$120/remote/tahun (untuk Remote). Dalam DURK 2010, PKS maintenance dengan GILAT ini dianggarkan Rp.
ENTERPRISE SERVICE (DIVES). a.
VSAT Kalimantan VSAT Kalimantan dikelola melalui
PKS dengan berbagai pihak (Investor), sejak masa DIVRE 6 dikelola oleh pihak KSO, PT. Mitra Daya Telekomunikasi (MITRATEL). Oleh karena itu, VSAT yang merupakan peninggalan MITRATEL tetap
l,2M/tahun.
Di samping itu, PATRAKOM juga digandeng sebagai investor dengan pola BTO (Built Transfer and Operate). PKS ini dikelola oleh DIVRE6 sejak tahun 2000
74
Majalah Ilmiah Faktor
September-Oktober 2011
(PATRAKOM I) dan dilanjutkan dengan PATRAKOM
H
dan
PATRAKOM
PKS dengan PATRAKOM ini, semula memiliki pola bagi hasil 30:70 (30% untuk TELKOM dan 70% PATRAKOM), namun sekarang sudah diamandemen dengan pola 70:30. Dengan PATRAKOM, terdapat pula PKS Sewa Perangkat VMUX sebesar Rp. 40 Juta/bulan. Suatu hal yang mengganjal dalam PKS ini adalah, pajak dihitung dari
III.
Ketiganya saat ini masih dioperasikan oleh NetRe Kalimantan-Divisi Infratel, dengan jumlah pelanggan masing-masing 29 Wartel (PATRAKOM I), 38 Wartel dan 7 CC ( PATRAKOM II), dan 6 Wartel plus 18 CC (PATRAKOM III).
nilai
kontrak
awal
Tabel berikut ini menunjukkan data Investor VSAT Kalimantan.
WARTEL
INVESTOR
.
CORP TOTAL .
,
JvlfTRATEK
98
DIVRE6
51
PATRAKOM!?
29';
PATRAKOM It;
3s:
.
V, ,•..-...•:
PatrMomtij; ! 6 INKATEL:
4
.jpi-uso;_; 3.
;o_
Investor VSAT Kalimantan
Pada saat peralihan dari mitra KSO,
7. Bertindak sebagai investor/financing
terdapat VSAT yang tidak jelas kepemilikannya yang disebut VSAT INKATEL, yang mengelola 4 pelanggan Wartel dan 1 pelanggan Corporate. Selain itu terdapat pula VSAT Ditjen Postel untuk memenuhi program USO (DJPT USO) yang
adalah PT. Buana Finance.
Persentase Pola Bagi Hasil (revenue sharing) antara TELKOM dan PT. Horicon adalah
memiliki;.31 pelanggan Wartel (Saat ini dalam kondisi mati). b.
VSATKTI VSAT KTI dikelola melaui PKS
dengan PT. Horicon. Perjanjian ditandatangani
45 : 55. Sesuai
PKS tersebut, jumlah remote adalah sebanyak 222 buah remote produk Gilat DIALAWAY , dimana diantaranya hanya 177 buah remote saja yang terpasang. Sisanya tidak diketahui. Pada tahun 2007 dilakukan upgrade perangkat dari Gilat DIALAWAY menjadi Gilat SKYEDGE, sebanyak 177 Remote. Alpro ini adalah milik Telkom. Kemudian masih pada tahun yang sama telah dilakukan instalasi baru sebanyak 100 remote dengan merk Gilat SKYEDGE juga, namun Alpro ini
Kontrak tgl. 31
Desember 2004 antara PT. Horicon
dengan KSO DIVRE 7, untuk pembangunan Network VSAT IP Divre
75
September-Oktober 2011
Majalah Ilmiah Faktor
merupakan milik PT. Horicon. Sehingga jumlah total Remote VSAT IP DIVRE 7 sebanyak 277 unit. Pengoperasian perangkat VSAT IP & Wartel/KBU ini diselenggarakan oleh PT. Horicon, dimana perangkat dapat digunakan oleh user secara free of charge namun dengan syarat menyimpan deposit sebesar Rp. 15 juta, dan batas pendapatan pulsa minimum user adalah Rp. 3 juta / bulan. Successfull Call
.•-:
Service Level Agreement dilakukan antara KANDATEL dengan Pelanggan diseluruh area DIVRE 7.
Bagaimana kemajuan bisnis VSAT-IP KTI dapat dipotret dari angka keberhasilan panggil /Successfull Call Ratio (SCR) yang dicatat oleh CDR (Call Data Record) sebagai berikut (Data sample tahun 2008):
Unsuccessful 1 Call
Total
CDR
Call
%
Call
%
Call
%
Mei 2008
182.463
33.18
367.459
66.82
549.992
100.00
Juni 2008
177.639
33.63
361.743
66.46
629.71
100.00
Juli 2008
202.760
34.15
350.952
65.85
553.712
100.00
Agustus 2008
80.660
31.24
167.545
68.76
258.205
100.00
>•—
-
Potret Keberhasilan-Paoggil VSAT KIT:;.' Dengan kondisi Successful Call yang rata-rata hanya 33 % sulit dicapai pendapatan yang optimal. Dari target pendapatan sebesar 1.9 Miliar/ tahun , pada posisi Juli 2009 hanya dicapai Rp. 778 juta.
milik Telkom Divre 7, yang di bayarkan secara cicilan ke Vendor. Seharusnya beban tetap tersebut dapat di bayar melalui CAPEX / OPEX Divre 7. •
Pembangunan HUB VSAT IP DIVRE7 di STO Panakukkang dan Stasiun Bumi Remote
dilakukan
oleh
PT.
Citra
M
Stasiun Bumi HUB
Bisnis yang dilakukan adalah bisnis Voice & Data. Dengan adanya trend bisnis Ceilular, maka bisnis voice akan gulung tikar. • Belum melakukan optimalisasi perangkat VSAT IP untuk menangkap peluang pasar di Divre 7.
dan
c.
namun setelah selesai batas waktu tidak ada
perpanjangari- korttrak^&-3PTff^tat#y^T
i
sulit
•
Remote dilakukan oleh PT. CSM dengan batas waktu 6 bulanan. Untuk keperluan tersebut PT. CSM mengadakan kerjasama tersendiri dengan pihak Gilat Satellite,
Hodcon-dejigajirPj^^
Horicon
Datel-Datel di seluruh DIVRE 7.
Sari
dilaksanakan oleh teknisi PT. Horicon . &
PT.
dilakukan karena tidak on line dengan
Makmur (CSM). Untuk operasioanal HUB O
Revenue Collection
VSAT DIVES
Skerrra bis'msVSAT DIVES melalui
~ ^polftfrdgt" hasirdengan cara partnership/PKS
darTI-:"=GtI^^ ^^^n^piSG.l^EDM sejak tahun 2003 (PKS TELKGM, baik DtVRE'fMupun Infrater No "Tel. i007/HK.810rTESC-00/2003). ne>
yang terlibat di dalam O & M VSAT IP
yang dialami dalam pengelolaan VSAT KTI
Dalam hal ini, TELKOM menyediakan transponder, perangkat RF Subsystem untuk HUB, dan koneksi MPLS, sedangkan SC MEDIA menyediakan perangkat Baseband
ini antara lain:
HUB dan terminal remote VSAT. VSAT-IP
• Cashflow keuangan PT. Horicon terbebani dengan biaya Upgrade perangkat DIALAWAY ke SKYEDGE
HUGHES.
tersebut
Selain hal-hal di atas, hambatan lain
DIVES
76
menggunakan
perangkat
dari
September-Oktober 2011
Majalah Ilmiah Faktor
Persentase Pola Bagi Hasil antara TELKOM dan SC MEDIA adalah 43:57, sbb: ll Pendnpatan VSAT IP Eksisting KOM43% - SC Media 57%)
2004
2006
2005
Tahun
Pertumbuhan Bagi Hasil Pendapatan VSAT-IP DIVES
Berikut adalah profil pendapatan VSAT-IP DIVES.
*-,"- ;f?< XMfilPendapatanVSAT-1P Eksisting '•' ™MpartiershipDIVES &SC Media) - : 30CC0
't'^Aboas - '}
jj40000 R 36000 •
«30000
-
i20000 " ff15000 0 10000
1
6.772 6998
-
1 5000 .
0 •—
•(uirtouha
22738
6 25000 -
45
2003
&411 2 015
45
2094
2905
2p06
Profil Pendapatan VSAT-IP Eksisting
Selain VSAT-IP, DIVES juga mengeloia VSAT-SCPC untuk Corporate Customer yang merupakan alih kelola layanan VSAT NEC dari Subdivisi Satelit, Divisi Infratel. Berikut adalah gambar profil jumlah link pelanggan VSAT SCPC Corporate Customer.
77
September-Oktober 2011
Majalah Ilmiah Faktor
Profil
Jumlah
Link
VSAT
SCPC
1.
Bank Mandiri, dengan jumlah Terminal
2.
Telkomsel, dengan jumlah Terminal 3
4 Node
Corporate Customer
Node
Lonjakan jumlah link pada tahun 2007 disebabkan bertambahnya pelanggan baru di tahun 2007 seperti Bank Lippo, Bank BII masing-masing 1 Node dan RO Makassar 3 Node. Meskipun dari sisi link kelihatan seperti ada pertumbuhan, namun sesungguhnya dari jumlah pelanggan relatif tetap dan jumlah terminal semakin menurun. Sampai dengan tahun 2007, masih terdapat 8 (delapan) customer yang tetap bertahan dengan VSAT-SCPC dari tahun 1998 - 2007 yaitu :
3.
PT. Freeport, dengan jumlah Terminal 2 Node
4.
PT. Aneka Tambang, dengan jumlah Terminal 3 Node
5.
PT. Alstom Power, dengan jumlah Terminal 2 Node
6.
7.
Karrtor Dirjen Pajak Pontianak, dengan jumlah Terminal 1 Node. SISNET Bandung, dengan jumlah Terminal 3 Node.
8.
DIVRE 5, dengan jumlah Terminal 5 Node.
-— Tabel berikut menunjukkan perkembangan jumlah pelanggan VSAT- SCPC. . ,-wr»'. *JW>»J -••
w>.
TH. PEMAKAIAN
JML." PELANGGAN
JML NODE
1
1998
3
18
2
1989
13
65
40
3
2000
11
4
2001
13
51
5
2002
12
43
6
2003
11
45
7
2004
10
36
8
2007
13
26
VSAT-SCPC tidak bisa dikembangkan lagi. Selain karena suku cadang sudah obsolete, teknologi juga sudah ketinggalan jaman. Komunikasi dengan mode point-to-point tidak menjamin kepuasan pelanggan, apalagi jika dibandingkan dengan teknologi VSAT
kompetidf, Marketing Plan untuk pengembangannya sejak tahun 2007 pun sudah tidak ada.
Potensi Alat Produksi dan SDM Potensi Alat Produksi.
v..v. Sebagian
-besar
VSAT
yang
digelar
.z^irmgUhiUtx:-rgr2ugkst—sangatz'tendahr: ~^.r^.tK.QM.'3dalah'VSAT yang berbasiskan sg^kjtrgg^efa^^ ::~mengguMkarrpeFahgkaT sejehis. Disamping:
=s-r-fdP/ dengan-jumlafi-node sebesar 92,55% dari
"total sebanyak 1194 node (termasuk SCPC).
tariff sewa VSAT-SCPC yang sangat tidak
78
Majalah Ilmiah Faktor
September-Oktober 2011
Profil Alpro TelkomVSAT Eksisting yang dikelola Internal
Potensi alat produksi Telkom yang mendukung bisnis VSAT tersebar di semua unit bisnis pengelolanya. a. VSAT Kalimantan
Di wilayah DIVRE 6 Kalimantan, layanan VSAT diselenggarakan dengan berbasis IP untuk apiikasi layanan suara, yaitu untuk pelayanan jasa wartel dengan jumlah node 83.6% dari 360 total node di wilayah tersebut, sedangkan sisanya 50 node dipakai untuk internet dan 9 node untuk VPN-IP (Lihat Tabel dibawah).
Jenis Perangkat
VSAT-IP
Manufacture
Gilat DialAway
Topology
Star
Penggunaan
Wartel/KBU, Internet dan VPN-IP
Kapasitas : Hub
Remote
Antenna
10m
Antenna
1.8m
Lokasi
SB Balikpapan
Kapasitas
3 ch voice & data
Kapasitas
354 remote
Numbering
Balikpapan
Profil Alpro VSAT Kalimantan
79
-
September-Oktober 2011
Majalah Ilmiah Faktor
bisa melayani kurang lebih 3 sst) sebagai
VSAT Kalimantan memiliki total 354 buah
berikut:
remote yang tersebar di berbagai wilayah Kandatel, baik untuk pelanggan Wartel maupun Corporate Customer (1 buah remote DATEL
WARTE
COR
DATEL
TOTA
WARTE
COR
TOTA 1
^
BanjarrnasiiiT 11
I
Ppntianak.i; i 78 . Samarinda
36 I
. 58 •
'•
•..
• -','
•T " ,
-
82
24 '
86 "• ;:;:
Pontiariaki'
207
24.
SlBi
94
Samarinda
25
13
:
B}
1
;
; Balikpapan
j Tarakan
j166 p f.:
110
12
*•'•••
9
249
72
78
36
276-
|9j J 321
114 &——-—-J
i DlVRlv 1 Suipatefa-
7 "
7
Sumatera -'
-
106
DIVRE - 1,| () •••:
48"
I Palangkaray
ay"- '" *•.'-' •Tarakan
15 ' ;,
6
Palangkaray
:*-..-. ;**;,*-.«.••,--.•--
33
'
Balikpapan
—--.-.A. -•<
Banjarrhasin
''if
6
-
0
21
21
•
Jumlah Alpro VSAT Kalimantan (Remote)
dengan jumlah node 98.3% dari total 28 node yang dimiliki. Pengelolaan VSAT di wilayah ini yang menggunakan teknologi VSAT yang berbasis IP, merupakan warisan masa KSO
. VSAT KTI
Untuk wilayah DIVRE 7 KTI customer yang dilayani umumnya juga Wartel dengan layanan voice 2 x 16 kbps dan 2 x 64 kbps
DIVRE 7 dengan Bukaka Singtel.
Jenis Perangkat
VSAT-IP
Manufacture
Gilat DialAway
Topology
Full Star
Penggunaan.
Wartel/KBU dan USO .............
-..,...
_..._.....
- Kapasitas-; -• - --•--«- •-";Sg~™£V ••:-"--•-:••:-yy •
Remote ^FSr^Zt ":
Hutr Antenna
4.5m
Lokasi
STO
Panakukkang,
Antenna
1.8m
Kapasitas
3 ch voice & data
Makassar
Kapasitas
Numbering -
30.000 remote
Makassar Code
Profil Alpro VSAT KTI
80
Area
Majalah Ilmiah Faktor
September-Oktober 2011
Status Alat Produksi VSAT IP (Remote) Juli 2009 sebagai berikut Status Remote
Remote milik
Remote
TELKOM
PT.HC
SkyEdge
USO
SkyEdge
SkyEdge 22
Total
198
100
Aktif
136
49
Non Aktif
36
50
Blm dipasang
Tidak lengkap
26
milik
JUMLAH
320 188
1
0
1
0
17
43
Profil Alpro VSATKTI Remote
c. VSAT DIVES
VPN-IP (83.7%) dari total 546 node yang ada.
DIVES memiliki mayoritas pelanggan dari
Sistem yang digunakan adalah produk dari
segmen korporasi dengan jenis pelayanan
Hughes Network System (HNS), type DW2000 dan DW-7000 dengan topology STAR.
81
Majalah Ilmiah Faktor
September-Oktober 2011
EH
Profil Alpro VSAT DIVES
Pertumbuhan Remote VSAT-IP DIVES
, ..di tahun 2009masih jauh dari angkatarget
PertumbQhan'kurnuIatifmenunjuickan
yaitu 1500 remote."AJat produksi VSAT
kecenderungan meningkat dalam 4 tahun lir, namun jumlah remote se ?anyak 706
SCPC adalah sbb:
NO
PERANGKAT
JENIS
MERK
KETERANGAN
01
ANTENNA
2.4 M
ANY
COMMON
NEC
SPECIFIC
NEC
SPESIFIC
NEC
SPESIFIC
3.8 M 02
SSPA
5 W
20 W
03
BOD
IDU
04
CARD
SIGNALING DATA VOICE
Profil Alpro
VSAT SCPC
Infrastruktur
Telekomunikasi,
maka
Div
^i^gariisasry^ng^beTtugaKdaft teri&at dalanV- "-?JnfraTEL bgrfungsi sebagai PO yang bertugas 2,lr untuk.";J; memberikan layanan jasa ''^geloiaalr^^ telekomunikasi melalui penyediaan produk
adalah:
•
Divisi
dan
Infrastruktur
(INFRATEL) dalam hal ini dilaksanakan oleh Sub Divisi Satelit (SubdivSat), • Divisi Enterprise Service (DIV ES) Sesuai dengan Keputusan Direksi TELKOM
tentang
No
KD.68/PS150/CO000/2008
Pembentukan
Organisasi
infrastruktur
dalam
hal
ini
satelit
termasuk jasa turutannya yang di dalamnya terdapat VSAT. Divisi Enterprise Service berfungsi sebagai DC dengan tugas melaksanakan pemasaran jasa dan produk termasuk jasa dan produk satelit termasuk VSAT. Sebagai legacy dari skema KSO waktu yang lalu,
Telekomunikasi
Divisi
82
September-Oktober 2011
Majalah Ilmiah Faktor
Profil SDM yang melayani Bisnis VSAT terdiri dari SDM yang berada di Unit Product Owner (PO) dan Delivery Channel (DC). SDM unit PO yang melayani bisnis
beberapa unit bisnis juga bertindak sebagai pengelola bisnis VSAT, antara lain: Divisi Regional VI Kalimantan dan Divisi Regional VII KTI. Total karyawan Sub Divisi Satelit pada akhir bulan Agustus 2009 berjumlah 86 (delapan puluh enam) orang. Total karyawan Divisi Enterprise Service pada akhir bulan Agustus 2009 berjumlah 1390 (seribu tiga ratus sembilan puluh) orang.
VSAT adalah SDM Divisi Infratel yang terdiri
dari
SDM
di
Subdivisi
Satelit
(Subdivsat), NetRe Kalimantan, dan NetRe KTI, sedangkan SDM unit DC adalah SDM yang ada di DIV ES, DIVRE VI dan DIVRE vn KTI.
REPOSISI PENGELOLAAN BISNIS VSAT TELKOM
Strategi Pengelolaan Bisnis VSAT TELKOM Strategy - Access Network Short Term (2010-2011) network Pembenahan Network Optimalisasi eksisting VSAT Eksisting Main Strategy
serta
PKS
Long Term (2012-2015) Implementasi network VSAT dengan pita Kuband
kontrak PKS Peningkatan Entry Barrier Tidak melanjutkan untuk mempersempit eksisting jika sudah berakhir masanya, ruang gerak kompetitor
Akuisisi
dan
Migrasi
pelanggan dari network yang lama (PKS) ke network
Telkom
yang
baru dibangun Penyiapan Infrastruktur Penggantian Network VSAT Upgrade dan integrasi berbasis NGN untuk Kalimantan, KTI dan DIVES secara teknologi akses berbasis guna deliver deliver bundling service bertahap dengan pola pengadaan sendiri NGN dan menggunakan teknologi broadband bundling service access dengan bandwidth dan power effisien, support multitopology, multiservice, multisystem, High QoS, scalable dan NMS support Strategy - Service & Apiikasi Main Strategy Pengembangan Service .-.-
*,
-
-
'JfZJgJKBpQl
Pengembangan Apiikasi
Short Term (2010-2011)
Long Term (2012-2015)
Integrated service yang bersifat nationwide, menyediakan akses broadband, layanan konvergen, akses, kualitas dan price yar^ uniform-secara-nasional, Fast and Low Cost Service Deployment; Bandwidth on-demand Apiikasi yang bersifat Triple Apiikasi Quadruple Play Play: VPN-IP
High Data Rate Internet Video Conference
Private Telephony
Strategy - System & Support
83
Majalah Ilmiah Faktor
Main Strategy Reposisi Organisasi
September-Oktober 2011
Short Term (2010-2011) Sentralisasi pengelolaan network VSAT sementara oleh DIV INFRATEL terutama untuk
Long Term (2012-2015) Pengalihan semua resources dan pengelolaan VSAT
Telkom
ke
kelola network VSAT eksisting subsidiary terpilih dan VSAT USO serta penyediaan transponder; Sisakan pengelolaan penyediaan Divestasi semua saham Telkom
transponder
di subsidiary VSAT yang kurang
INFRATEL
/
infrastruktur
ke
DIV
menguntungkan;
Akuisisi satu subsidiary VSAT yang paling bagus kinerjanya; Pengembangan Unified Implementasi charging berbasis Business Process for zone untuk apiikasi voice, dan
Orders,
Changes
and
berbasis content untuk broadband
Billing
Pengembangan sistem Order dan Billing terpadu untuk VSAT
Bundle billing / single
billing Perigembangan'" Pengembangan'. " Integrated Satellite, wireless and Comprehensive Integrated NetworkManagement terrestrial connectivity —. - . . _ * . * » —- „
Managed Network Strategy - Marketing & Business Model Main Strategy Short Term (2010-2011) Long Term (2012-2015) Reposisi Brand TelkomVSAT menjadi VSAT narrowband dan broadband TelkomVSAT
Reposisi Distibution Channel System
Pengembangan
Business
Model
Sentralisasi
channel
distribusi
VSAT sementara oleh DIVES terutama untuk kelola network
VSAT eksisting dan VSAT USO serta penyediaan transponder Menghentikan kontrak PKS eksisting yang sudah berakhir masanya
Strategi Marketing terpadu
Pengalihan
channel
distribusi VSAT Telkom
ke subsidiary terpilih Pengembangan partnership berbagai pihak
VSAT
dengan
Akuisisi pelanggan kompetitor
:Sfa^i:^c^^yaBg^mp^iSfdan attraktif 7--»«^.-^. -,.
Penetrasi Pasar—--•"
Retensi dan promosi
Key Success Factor
murah; Network USO menjadi salah satu peluang bagi Telkom guna meningkatkan
Telkom mengembangkan network VSAT terutama yang bekerja di pita frekuensi Ku-band dengan alasan lebih
market share dalam bisnis VSAT; Menata
ulang pengelolaan bisnis VSAT dengan cara
84
September-Oktober 2011
Majalah Ilmiah Faktor
menyatukan seluruh sumber daya dalam satu
INFRATEL sebagai PO terutama untuk kelola network VSAT eksisting dan VSAT USO serta penyediaan transponder, sementara channel
entitas bisnis; KESIMPULAN
1. Kebutuhan/demand VSAT pada pita frekuensi C-band akan turun tipis yaitu antara 5-10%. Sedangkan pada pita frekuensi Ku-band akan mengalami
distribusi
VSAT
di
Indonesia
c. Perbesar
kemungkinan dapat diharapkan dari rencana pembangunan network USO di 18,000 desa pada tahun 2010 dan kemungkinan akan dikembangkan lagi hingga mencapai 43,000 desa pada tahun berikutnya. 3. Saat ini Telkom belum menjadi pemain yang diperhitungkan dalam industri
satu
TELKOM
untuk
lain:
INFRATEL;
c. Melakukan
internal
distribusi
pengalihan VSAT
channel
Telkom
ke
subsidiary VSAT terpilih; 3. Hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah: a.
REKOMENDASI
1. Stralegi jangka pendek yang harus dilakukan TELKOM dalam upaya mereposisi bisnis VSAT adalah : a. Melakukan penggantian network VSAT eksisting secara bertahap dengan pola self financing, menggunakan teknologi broadband access dengan bandwidth dan power effisien, support multitopology, multiservice, multisystem, High QoS, scalable dan NMS support, sekaligus pengembangan service dan aplikasinya; b. Sentralisasi pengelolaan network oleh
salah
a. Melakukan pengalihan semua infrastruktur, resources dan pengelolaan operasi dan pemeliharaan VSAT Telkom ke subsidiary terpilih; b. Menyisakan pengelolaan / penyediaan infrastruktur transponder ke DIV
6 dan Divre-7.
sementara
di
memenangkan kompetisi VSAT antara
mengoperasikan network VSAT melalui Divisi Infratel (VSAT SCPC dan dalam proses pengadaan VSAT IP), DIVES (Kerjasama dengan SCMEDIA), DIVRE-
VSAT
saham
dilakukan
VSAT di Indonesia.
secara
oleh
subsidiary VSAT dan divestasi di investasi lainnya di bidang satelit; 2. Strategi jangka panjang yang harus
4. Pengelolaan VSAT TELKOM belum fokus yang ditandai dengan kepemilikan saham Telkom di banyak anak perusahaan dengan share yang tidak signifikan (dibawah 50%). Di sisi lain, TELKOM
sementara
DIVES sebagai DC terutama untuk kelola network VSAT eksisting dan VSAT USO serta penyediaan transponder;
kenaikan antara 8-14%. 2. Pertumbuhan
VSAT
b.
Melakukan optimalisasi network eksisting serta PKS yang ada, sementara fase penggantian sedang berlangsung; Tidak melanjutkan PKS eksisting yang sudah berakhir masanya;
DAFTAR PUSTAKA
Bruce R. Elbert, "Satellite Communication
Application Handbook", 2008 Dennis Roddy, "Satellite Communication", Fourth Edition 2008
Wiley,
"VSAT
NETWORK",
second
Edition,2006
Wiley,
"Handbooks
on
Satellite
Communication", third edition 2007
Wiley, "Satellite Networking Principles and networking", 2007
DIV
85