SERTIFIKAT Diberihqn Kepodo
@&ffi
Dr.dr. Haerani Rasyid, MKes, SpPD, K-GH,SpGK Atql Pqrtlilporinyo Sebogql
PEMBIGARA Pqdo
NOUilD IABTE DT'CU''TOT -Uhxa$ilruiltqfl gfu qUgilrflugllJr:$qas0--.Mq&llu[sBiuuer0t$sasef Mahossqr, ?A Ohtober 2015 Ahredltod lDl SK No. 139/lDl-WlU55/V2ols/CPD Perertq 2 SKp, Pemblccno I SKP, Moderqtor t SKF, ponn|o | sKP PERNEFRI KORWIL SULAWESI SEIATAN, SULAWESITENCAH & PAPUA BARAT
hP// PENATAI-/IKSANAAN CHRONIC KIDNEY DISEASE_MINEML AND BONE DISORDER
(cKD-MBD) Hacranl Radd Departemd llmuPenyrklt Dalam
"ffi"?Tffi Ginjal merupakan organ yang berperan dalam pengaturan metabolisme
mineral dan hormon.(r) Penurunan fungsi ginjal menyebabkan gangguan metabolisme kalsium, fosfat, hormon paratiroid (PTH) dan vitamin D, yang berhubungan dengan terjadinya kelainan pada tulang. Sebelumnya, keadaan
patologis
ini
disebut dengan osteodistrofi ginjal.tt-3) Gangguan metabolisme
mineral dan hormon juga menyebabkan terjadinya komplikasi diluar tulang yang berhubungan dengan kej adian kardiovaskuler dan kematian.(46)
Komplikasi sistemik akibat terganggunya metabolisme mineral dan hormon pada penderita CKD, memunculkan paradigma baru diagnosis osteodistrofi ginjal
yang disebut CKD-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD;.(:-s) Chronic kidney disease*mineral and bone disorder adalah suatu gangguan sistemik metabolisme mineral dan tulang pada CKD yang terdiri dari satu atau kombinasi
l.
:(r-5)
Abnormalitas metabolisme kalsium, fosfor inorganik, hormon paratiroid atau vitamin D;
2.
Abnormalitas bone htrnover, mineralisasi, volume, pertumbuhan linear atau kekuatan tulang,
3.
kalsifikasi vaskular atau jaringan lainnya
Patofisiologi CKD-MBD sangat kompleks dan melibatkan berbagai macam
faktor. Terjadinya CKD-MBD berhubungan dengan gangguan terhadap metabolisme PTH, fosfat, vitamin D, kalsium, dan growth factors. (t-10) Pada CKD akibat berkurangnya kemampuan ginjal mengeksresi fosfat akan menyebabkan terjadinya retensi fosfat sehingga kadar fosfat akan meningkat. Diperkirakan retensi fosfat mulai terjadi pada CKD stage 2.(rt) Kadar fosfat yang
1
tinggi akan menyebabkan sintesis kalsitriol menurun. Peningkatan kadar fosfat juga akan meningkatkan stimulasi terhadap sel osteosit mensekresi Fibroblast Growth Faclor-23 (FGF23) guna membantu menurunkan peningkatan kadar fosfat.(3'rr) Kadar kalsium dan kalsitriol yang rendah menstimulasi peningkatan
produksi PTH dan proliferasi sel kelenjar paratiroid guna mempertahankan keadaan normal kalsium.(5'rr) Peningkatan kadar PTH meningkatkan stimulasi terhadap aktifitas serta diferensiasi osteoblas dan osteoklas, melalui pemeriksaan
histomorfometri biopsi tulang digambarkan sebagai high bone tumover-$rc\ Selain meningkatkan aktifitas osteoblas dan ostmklas, peningkatan kadar PTH menyebabkan terbentuknya kalsifikasi diluar tulang yang berhubungan dengan
terjadinya penyakit kardiovaskuler, sehingga penting dilakukan terapi terhadap terjadinya peningkatan kadar PTH ini.(5'rr)
Disisi lain, terapi terhadap peningkatan kadar PTH dapat menyebabkan kadar PTH menjadi sangat rendah.(rt) Sebagai akibatnya, stimulasi terhadap aktivasi osteoblas dan osteoklas menjadi berkurang atau bahkan tidak ada, yang
digambarkan sebagai low bone turnover pada pemeriksaan histomorfometri biopsi tulang
(12)
Selain mengakibatkan kelainan tulang, gangguan terhadap metabolisme hormon dan mineral dapat menyebabkan terjadinya kalsifikasi vaskular'(tt't')
Patofisiologi kalsifikasi vaskuler sangat kompleks dan belum sepenuhnya diketahui. Peningkatan kadar fosfat dan kalsium memegang peranan penting
terjadinya kalsifikasi vaskuler. Peningkatan kadar fosfat menyebabkan peningkatan regulasi dan dediferensiasi vascular smoolh muscle cel/s (VSMC)
Vascular smooth muscle
cells akan mengalami
dediferensiasi menjadi
osteo/chondrocyticJike cells. Sel-sel ini kemudian mensintesis protein kolagen dan nonkolagenous menyusun suatu matriks sebagai tempat deposit kalsium dan
fosfat serta memulai proses mineralisasi sehingga terbentuk hydroxyapatite. Diperkirakan deposit kristal hydrotyapatite penyebab terbentuknya kalsifikasi vaskuler.(to)
ini
kristal
menjadi
Manifestasi
klinis CKD-MBD tidak spesifik dan
memberikan gejala pada tahap awal terjadinya
cI(D.
biasanya tidak
Gejala dan tanda klinis
CKD-MBD berhubungan dengan komplikasi yang terjadi akibat gangguan jaringan metabolime hormon dan mineral pada tulang dan vaskuler serta lainnya.(ri)
Kdney Disease Improving Globol Outcomes mengeluarkan pedoman diagnosis CKD-MBD yaitu dengan mengukur kadar hormon PTH, kadar fosfat, kadar kalsium dan vitamin D, pemeriksaan histomorfometri biopsi tulang serta pemeriksaan lateral abdominal radiograph dan echocardiogram untuk mengetahui
terjadinya gangguan sistemik mineral dan metabolime tulang pada CKD Sampai saat
(5'8)
ini belum ada kesepakatan standar penatalaksanaan CKD-
I\,8D.(r'5) Terjadinya gangguan metabolisme kalsium, vitamin D, fosfat dan PTH kalsifikasi sehingga terjadi kelainan turnover, mineralisasi, volume tulang serta vaskuler penderita CKD dijadikan dasar strategi pengelolaan CKD-MBD
(r3'r5)
Terjadinya peningkatan kadar PTH penderita CKD menjadi fokus pada terapi CKD-MBD. Prinsip terapi peningkatan kadar PTH yaitu mencegah retensi
fosfatdanmengontrolkadarfosfat,memperbaikiabnormalitaskadarkalsium, serta memperbaiki abnormalitas kadar vitamin D Selain itu penggunaan pada cdlcimimetic agent dan paratiroidektomi dijadikan pertimbangan terapi peningkatan kadar PTH.(5'r3) Pencegahan merupakan tujuan utama pengelolaan CKD-MBD' Terapi peningkatan kadar PTH idealnya dimulai pada penderita CKD stage 3' untuk (r5) Kontrol terhadap kadar mencegah terjadinya hiperplasia kelenjar paratiroid fosfat merupakan bagian penting terapi peningkatan kadar PTH'(r6) Terapi
Diet terhadap peningkatan kadar fosfat dimulai dengan diet rendah fosfat.(s) masih tinggi rendah fosfat dimulai dengan 800-1000 mglhari.(r5) Jika kadar fosfat
setelah2sampai4bulandilakukannyadietrendahfosfat,dapatdiberikan tambahanpengikatfosfatseperti:kalsiumkarbonat,ka.lsiumasetat,sevelamer
hydrochloride, dan lanthanum carbonate.(13) Pengikat fosfat menghambat absorpsi fosfat oleh usus sehingga fosfat dikeluarkan bersama feces
(tt)
Kalsium karbonat dan kalsium asetat merupakan pengikat fosfat yang yaitu mengandung kalsium. Efek samping penggunaan pengikat fosfat ini peningkatan kadar kalsium. Kidney Disease Outcomes Quality Initiative yang merekomendasikan jumlah kalsium yang terdapat pada pengikat fosfat 1500 mglhari.(t6) mengandung kalsium yang diberikan dibatasi tidak lebih dari
Ringkasan
Chronic kidney diseasrmineral and bone disorder
merupakan
mineral dan komplikasi sistemik yang terjadi akibat gangguan metabolisme kelainan tulang pada penderita
CKD Chronic kidney disease-mineral
disorder terdiri dari satu atau kombinasi
and bone
:
hormon paratiroid atau 1. Abnormalitas metabolisme kalsium, fosfor inorganik, metabolisme vitamin D;
linear atau 2. Abnormalitas bone hrrnover, mineralisasi, volume, pertumbuhan kekuatan tulang;
3. kalsifikasi vaskular
atau jaringan lainnya
kadar PTH' kadar Untuk mendiagnosis CKD-MBD dilakukan pengukuran histomorfometri biopsi fosfat, kadar kalsium, kadar vitamin D, pemeriksaan dan echocardiogram' tulang serta pem er\ksaan lateral abdominal radiograph D' fosfat dan PTH Terjadinya gangguan metabolisme kalsium' vitamin volume tulang serta kalsifikasi sehingga terjadi kelainan turnover, mineralisasi' pengelolaan CKD-MBD' vaskuler pada penderita CKD dijadikan dasar strategi
A
Daftar Pustaka Fukagawa M, Yokoyama K, Koiwa F, Taniguchi M, Shoji T, Kazama JJ, et al' Clinical Practice Guideline for the Management of Chronic Kidney DiseaseMineral and Bone Disorder. J Ther Apher Dial.2013;17(3\:247-882. Ciara NM, Barry M. Mineral Bone Disease in Chronic Kidney Disease. In: Brenner, Michaef RC, Ciara NM, Barry M, editors. Pocket Companion to Brenner dnd Rector's The Kidney Philadelphia: W.B. Saunders;2o1t' p.616-34' 3. Gal-Moscovici A, Sprague SM. Bone Health in Chronic Kidney Disease-Mineral a nd Bone Disease. J Adv Ch ronic Kidney Dis. 2OO7;I4(Ll:27 -36' Moe SM, Driieke T, Lameire N, Eknoyan G. chronic Kidney Disease-MineralBone Disorder: A New Paradigm. J Adv Chronic Kidney Dis.2OO7;I4(1-):3-12. Moe SM, Block GA, Cannata-Andr'a JB, Elder GJ, Fukagawa M, Jorgetti V, et al. KDIGO clinical practice guideline for the diagnosis, evaluation, prevention, and treatment of chronic kidney disease-mineral and bone disorder (CKD-MBD)' J L.
nt. 2009;76:S1-S130. Katrin Uhlig, Jeffrey S. Berns, Bryan Kestenbaum, Raj Kumar, Mary B. Leonard, Kevin J. Martin, et al. KDOQI US Commentary on the 2009 KDIGO Clinical Practice Guideline for the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of CKD-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBDl. Am J Kidney Dis.2OIO 773-99. Fabrice Mac Way, Myriam Lessard, Lafage-Proust M-H' Pathophysiology of chronic kidney disease-mineral and bone disorder' J Joint Bone Spine.2OI2:.544-
Kid n ey
6.
7.
I
9.
Moe SM, Sprague SM. Chronic Kidney Disease-Mineral Bone Disorder. In: Taal MW, chertow GM, Skorecki K, Yu ASL, Brenner BM, editors. Brenner ond Rector'sThe Kidney. Philadelphia: Elsevier Health Sciences; 2Ot2. p- 2O2I-57 9. Sharon M. Moe. Chronic Kidnev Disease-Mineral Bone Disorder' In: Sayegh, Jonathan, Himmel, farb, H. M, editors' Chronic Kidney Diseose, Diolysis' ond Transplontotion Philadelphia: W.B. Saunders; 2010. p. 98-114. 10. Craig B. Langman, lsidro B. Salusky, Larry Greenbaum, Harald Jueppner, Mary Leonard, Pauline Nelson, et al. K/DOQI Clinical Practice Guidelines for Bone Metabolism and Disease in Children With Chronic Kidney Disease. Am J Kidney
8.
Dr's. 2005:46:s1-s121.
11. Veeraish Chauhan, Ellie Kelepouris, Nishtha Chauhan, Megha Vaid. Current Concepts and Management Strategies in Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder. South Med
J
-
2O17:479-85 '
12. Stuart M. Sprague. The Role of the Bone Biopsy Re na I
Osteodyst rophy.
J S e m i n D i o I. 2OOO ;I3
in the Diagnosis of
:L52-5'
q
13. Kevin J.
Martin, Esther A. Gonz6lez' Long-term Management of CKD-Mineral
and Bone Disorder. Am J Kidney Dis.2072 3Oa-L5. Moe SM. Chen NX. Mechanisms of Vascular Calcification in Chronic Kidney Disease. J Am 50c Nephrol.2008.:213-6, . Itr. Martin KJ, Floege J, Ketteler M. Bone and Mineral Metabolism in Chronic Kidney
Feehally, Jiirgen Floege, Richard J. Johnson, John, editors' Comprehensive Clinicol Nephrology Philadelphia: Mosby; 2010' p' 969-84' Lo. G. London, D. Coyne, K. Hruska, H.H' Malluche, Martin KJ' The new kidney disease: improving global outcomes (KDIGO) guidelines - expert clinicalfocus on bone and vascular calcification. J Clin Nephrol.2OLO:423-32' Disease.
In:
6
PERHIMPUNAN NEFROLOGI INDONESIA SULAWESI SELATAN, PAPUA BARAI dan SULAWESI TENGAH Bagian llmu Penyd(it Dalam Fakulhs Kedokteran UNHAS Jl. Perinti3 Kemerdd(aan Km. 11 Tamalanrea, Makassar, 902,15 (0/111) 586lii13
-
d,lail: svakri@indosatnetid , neehro n*
[email protected]
Makassar, 5 Oktober 2015
Nomor ' or3
Hal
Sulsel, Papua Barat, Sulteng/)V201 5 Pembicara Round Table Discussion "Management of CKD-MBD"
:
Kepada Yth.
Dr.dr. Haerani Di
MKes, SpPD, K-GII, SpGK' FINASIM
Dengan hormat,
Atas kerjasama
Korwil Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah & Papua Barat dengan PT. Sanofi
Aventis akan
acara ilmiah Round Table Discussion "Management
Disease
-
Metabolic
of Chroruc Kidney
Disease" yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 24 Oktober 2015. Bersama ini Sejawat untuk berpartisipasi pada acara t€rsebut sebagai Pembicara
kami memohon
:
: Sabtu, 24 Oklober 2015
Demikian
w
: 10.00 - selesai
T
: Rest Makassar Seafood Jl. Arifrate Makassar
Topik
:
Non Calcium Phosphatbinder
-
When We Start
kami, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan banyak terima kasih'
Hormat kami Perhimpunan Nefrologi Indonesia
Koordinator
dan Papua Barat
Prof.Dr.dr. Svakib Bakri. SpPD. K-GII. FINASIM
I
. rd rN.H&.' rd'ei
DAFTAR HADIR
;. l|Deogqsnt d qtrcnig lGdnGf DiB..s -f,elebolic Bop Oiugcs
ilstlrtg R6.tr llal6Hr
Sertood
2aoktober?XHs
Pembicara NqHP
Nma
No
Anlibffii sfl.
r.Gr(
4 llv ,t, /
n!4!![
1/
F* t-f,[
l-l.irroni
Tnnda Ta-loatr
ffinwsm hd S-dl dfii h
v
tJ
'ffi
sEaalls
Ntca
No
llo. HP
(t-
t
-4{
n*l^l #tnt^'
\tJ.J.G l€(i:l
s
) S
L*
* lL An r\.. Wrtuwwr
lr{oha,,n
It
-Klt"+,r1 Ttirn
K
,\ 'f t
|
/A/'
(\-/
4
/ft{, '.Wn-
qvv?
4l O$$q?r{nr
\,f,o(r,t*rQ^
/-)
0$itA^!
6r+
n!\_
lln
66 fld.
'l-qdNt"^
,
rl r tlv t
C;H
i{q'PqFito k/^4 ( rt'rrr,ls''.E
tr\
A ,-*'
FLV'^J ( ("
Tuoan
L
.fto.3j".- ko4i,rr* {}iu-t, bq^
1
Tanda
f-P-
#
wtwr ='fla^'1 '^ ' La' D.nrn /4ow-*a< 6rt 03z19.to atne\t; Rt+qt 6etr oStaqzllJ. 6\ 4&
tl
LP
?
rI II L\ 9.1
0q
=:-L Nole:
+*i"'E
M
fiP
pa'x.t{A},r"j '/1 6{aa"^<
/rL
W4
uDltVDqrtr
il-,
ltnnn
dlwl:
qv)t fr i.
R,FA
odutgt-
DivT\,
(w
stn1nt
tf^*\'V frt, 0.d,..^{. \s.,o^i
t^(. rJS
hillclrrg8eq
3au6
T
112 rK-
mr3scga ;L,6 9
DAFTAR HADIR r+ rd?b tutu
i. fllrlgtflntof Chmlc KbrctDlw.-fl.bbollc lt6litrg Room trlru.S€f@d
Eono
Distt
2aOldob..zrta
Pemblcara Sruiall5
No lrddfXB
No-HP
TandaTuoan
$F-X4H$tr
fetL
Trre
lal SDoll d-r *.r
Nam
No
& ^J e4
[5
J
I I
\A^(i*ou Q*{r"\
Ah*
k-,*im
Szrttt
sEialls
No. HP
Tenda Tan€n
--K
#4
&