JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
PENGARUH KUALITAS AUDIT, KELALAIAN MEMBAYAR HUTANG, PERGANTIAN AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Feronika Rosalin STIE BUDI MULIA PRATAMA Abstract
This research aims to analyze and provide and empirical evidence of the influence of audit quality, neglect to pay debts and changes of auditor to audit going concern opinions acceptance. Submitted hypothesis (1) audit quality having positive effects to audit going concern opinions acceptance, (2) neglect to pay debts having positive effects to audit going concern opinions acceptance, (3) Change of auditor having negative effects to audit going concern opinions acceptance.This research used 75 manufacturing company that registered in BEI in 2005-2011, sample abtained purposive sampling. Research data analyzed by logistic regression analysis. Result of research obtained that audit quality, neglect to pay debts and changes of auditor having positive effects to audit going concern opinions acceptance. Keywords: Audit Quality, Neglect to Pay Debs, Changes of Auditor, Audit Going Concern Opinion.
PENDAHULUAN Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut PSAK No. 1 Paragraf ke 7,”Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas pengunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka PSAK No.1 Paragraf ke 7. Para pemakai keuangan, dalam hal ini adalah investor terkadang tidak dapat memahami makna yang terkandung dalam laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Investor akan lebih mudah membaca serta lebih mempercayai keuangan auditan. Laporan Auditor Independen yang memuat opini atas laporan keuangan perusahaan akan digunakan sebagai pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi investor untuk menentukan investasi yang akan ditanam. Pihak manajemen yang mempunyai kepentingan tertentu akan cenderung menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan tujuannya dan bukan demi kepentingan principal. Perilaku manajemen ini tentu saja dapat mempengaruhi kualitas dari laporan keuangan yang disajikan. 201
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Oleh karena itu, diperlukan peran auditor independen untuk memberikan opininya atas kewajaran laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas tersebut menjadi bermasalah (Petronella, 2004). Dengan adanya going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka pendek (Indira Januarti, 2009). Kasus bangkrutnya perusahaan energy Enron merupakan salah satu contoh terjadinya kegagalan auditor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Kebangkrutan perusahaan Enron terjadi karena adanya skandal akuntansi yang melibatkan pihak manajemen dan auditor eksternal perusahaan. Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Anderson dipersalahkan sebagai penyebab terjadinya kebangkrutan Enron dan divonis pihak pengadilan karena melakukan mark up pendapatan dan menyembunyikan hutang lewat business partnership (en.wikipedia.org/wike/Enron_Scandal). Weiss (2002) menemukan bahwa dari 228 perusahaan publik yang mengalami kebangkrutan, Enron dan 95 perusahaan lainnya menerima opini wajar tanpa pengecualian pada tahun sebelum terjadinya kebangkrutan (Tucker et al, 2003). Opini audit going concern merupakan opini yang diberikan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2011). Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penelitian auditor terdapat resiko auditor tidak dapat bertahan dalam bisnis. Pada umumnya informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup suatu badan usaha berhubungan dengan ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo atau default. Pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah karena berkaitan erat dengan reputasi auditor. Fanny, Margaretta dan saputra (2005) mengatakan bahwa reputasi Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap opini audit, hal ini dikarenakan ketika sebuah Kantor Akuntan Publik sudah memiliki reputasi yang baik maka ia akan berusaha bersikap objektif terhadap pekerjaannya, apabila memang perusahaan tersebut mengalami keraguan akan kelangsungan hidupnya maka opini yang akan diterima adalah opini audit going concern. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti termotivasi melakukan pengembangan kembali mengenai pengaruh kualitas audit, kelalaian membayar hutang (debt default) dan pergantian auditor (auditor switching) terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengembangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Indira Januarti (2009) yang meneliti 202
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
pengaruh faktor perusahaan, kualitas auditor, dan kepemilikan perusahaan pada penerimaan opini audit going concern. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Indira Januarti (2009) adalah variabel yang digunakan. Peneliti menggunakan kualitas audit, kelalaian membayar hutang (debt default) dan pergantian auditor (auditor switching) sebagai variabel independen, sedangkan Indira Januarti (2009) menggunakan faktor perusahaan, kualitas auditor, dan kepemilikan perusahaan sebagai variabel independen, selain itu periode penelitian yang peneliti lakukan selama 7 tahun dari tahun 2005 sampai dengan 2011, sedangkan Januarti, Indira (2009) meneliti selama 10 tahun dari tahun 1997 sampai dengan 2006. Persamaan penelitian ini adalah sama sama menggunakan seluruh audit manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai populasi sampel penelitian. Sektor manufaktur dipilih untuk menghindari adanya industrial effect yaitu resiko industri yang berbeda antara salah satu bagian sektor industri dengan sektor industri lainnya. Penelitian ini juga sama sama dilakukan dengan analisis multivariate yaitu dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression). TINJAUAN PUSTAKA
Teori Keagenan (Agency theory) Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak dibawah satu atau lebih principal yang melibatkan agen (manajemen) untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Agen diberi wewenang oleh pemilik untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga agen lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik. Shareholders atau principal mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai perusahaan kepada manajer atau agen. Dengan tujuan memotivasi agen maka principal merancang kontrak sedemikian rupa sehingga mampu mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan. Kontrak yang efisien merupakan kontrak yang memenuhi dua asumsi yaitu : (1) Agen dan principal memiliki informasi yang simetris, artinya baik agen maupun principal memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri. (2) Resiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbalan jasanya yang kecil yang berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya. Namun pada kenyataannya agen sebagai pengelola perusahaan umumnya memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan principal sebagai pemilik perusahaan sehingga menimbulkan terjadinya asimetri informasi.
203
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Akuntabilitas Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003). Pada dasarnya, akuntabilitas adalah pemberian informasi dan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan kinerja financial kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Negara-negara maju yang memiliki praktek akuntansi yang kompleks, kebutuhan terhadap publikasi informasi keuangan merupakan suatu kebutuhan. Bahkan tanpa harus dipaksa pun, institusi bisnis maupun publik secara sukarela mempublikasikan laporan keuangan dan mengungkapkan informasi penting kepada para pengguna (stakeholders). Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Seorang akuntan publik, dalam perannya sebagi auditor, memberikan atestasi mengenai kewajaran dari laporan keuangan sebuah entitas. Menurut Arens (2003:11) Auditing adalah : “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Yang kemudian diadaptasi oleh Jusuf (2001) yaitu ; “Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan criteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten”. American Accounting Association Committee (1991:2) mendefinisikan audit sebagai “Suatu proses sistematis yang secara objectif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antar pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antar pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa auditing adalah proses untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif pernyataan tentang kegiatan dan 204
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
kejadian ekonomi sehingga dapat ditentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan criteria yang telah ditentukan dan memberikan pendapat mengenai kewajaran pernyataan tersebut. Opini Audit Didalam penyajian laporan keuangan, salah satu hal terpenting yang mempengaruhi kualitas dari laporan keuangan adalah pernyataan atau pendapat auditor mengenai simpulan dari isi laporan keuangan tersebut dimana pendapat tersebut menggambarkan keadaan dan hasil-hasil yang diperoleh selama pelaksanaan audit berlangsung. Pernyataan atau pendapat auditor atas pelaksanaan dan hasil audit tertuang pada paragraph ketiga didalam laporan audit yang diterbitkan oleh auditor yang bersangkutan. Dalam SA Seksi 110 paragraf 01 dijelaskan bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut Halim (2008:75), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu sebagai berikut : (1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified Opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. (2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. (3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapatan ini diberikan apabila: (a) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan, (b) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. Auditor harus menjelaskan alasan pengecualian dalam satu paragraph terpisah sebelum paragrap pendapat. 205
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
(4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion) Pendapat tidak wajar adalah kebalikan pendapat wajar tanpa pengecualian, akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. (5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) Jika auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut laporan tanpa pendapat (adverse opinion). Kondisi yang menyebabkan audit tidak memberikan pendapat apabila: (a) Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu, (b) Auditor tidak independen terhadap klien. Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup (going concern) Menurut Belkaoui (2006:271), going concern adalah dalil yang menyatakan bahwa suatu entitas akan menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab, serta aktivitas-aktivitasnya yang tiada henti. Dalil ini memberi gambaran bahwa entitas diharapkan untuk beroperasi dalam jangka waktu tidak terbatas atau tidak diarahkan menuju arah likuidasi. Suatu operasi yang berlanjut dan berkesinambungan diperlukan untuk menciptakan suatu konsekuensi bahwa laporan keuangan yang terbit pada suatu periode mempunyai sifat sementara, sebab masih merupakan suatu rangkaian laporan keuangan yang berkelanjutan. Rahayu (2007) menyatakan bahwa istilah going concern dapat diinterprestasikan dalam dua hal, yang pertama adalah going concern sebagai konsep dan yang kedua adalah going concern sebagai opini audit. Sebagai konsep, istilah going concern dapat diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka panjang. Sebagai opini audit, istilah opini going concern menunjukkan auditor memiliki kesangsian mengenai kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya dimasa mendatang. Dalam SA Seksi 341 paragraf 01 dinyatakan bahwa kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan (contrary information). Biasanya, informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup entitas adalah berhubungan dengan ketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa lainnya (IAI, 2001). Kelangsungan hidup suatu entitas selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen untuk membawa entitas tersebut untuk bertahan selama mungkin. 206
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Kualitas Audit Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu self-interest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara principal dan agen sangat diperlukan, dalam hal ini auditor independen. Investor akan lebih cenderung yakin pada data akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi. Teori reputasi memprediksikan adanya hubungan positif antara ukuran KAP dengan kualitas audit (Lennox, 2000). Dopuch dan Simunic (1980) dan De Angelo (1981) berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor. Kualitas Audit menurut De Angelo (1981) dan Schwartz (1997) didefinisikan sebagai probabilitas error dan irregularities yang dapat dideteksi dan dilaporkan. Probabilitas pendeteksian dipengaruhi oleh isu yang merujuk pada audit yang dilakukan oleh auditor untuk menghasilkan pendapatnya. Isu-isu yang berhubungan dengan isu audit adalah kompetensi auditor, persyaratan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit dan persyaratan pelaporan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Kelalaian Membayar Hutang (debt default) Debt default didefinisikan sebagai kegagalan debitor (perusahaan) untuk membayar utang pokok dan atau bunganya pada waktu jatuh tempo (Chen dan Church, 1992). Pada SAS 59 menyatakan bahwa default utang dan retrukturisasi utang sebagai indicator potensial dalam hubungannya dengan dikeluarkannya opini going concern. Dalam PSAK 30, indicator going concern yang banyak digunakan auditor dalam memberikan keputusan opini audit adalah kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya (default). Debt default dalam penelitian ini digambarkan dengan rasio financial leverage yang menunjukkan kapasitas perusahaan dalam memenuhi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah perusahaan dapat dikategorikan dalam keadaan default hutangnya bila salah satu kondisi dibawah ini terpenuhi (Chen dan Church, 1992), yaitu: 1. Perusahaan tidak dapat atau lalai dalam membayar hutang pokok atau bunga, 2. Persetujuan perjanjian hutang dilanggar, jika pelanggaran perjanjian tersebut tidak dituntut atau telah dituntut kreditor untuk masa kurang dari satu tahun, 3. Perusahaan sedang dalam proses negosiasi restruktrisasi hutang yang jatuh tempo. Pergantian auditor (Auditor switching) Indonesia terdapat pembatasan jangka waktu untuk setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Akuntan Publik (AP) dalam melakukan audit terhadap satu kliennya. Hal tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.359/PMK.06/2003 pasal 6 yang berbunyi “Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk lima tahun buku berturut-turut dan oleh KAP paling lama untuk tiga tahun buku berturut 207
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
turut”. KMK no.359/PMK.06/2003 diperbarui pada tahun 2008 dengan KMK No. 17/PMK.01/2008 dengan masa penugasan audit KAP diperpanjang menjadi enam tahun, sedangkan untuk auditor AP selama tiga tahun. Pergantian KAP (auditor switching) yang dilakukan oleh klien merupakan salah satu cara untuk meningkatkan independensi KAP. Beberapa penyebab perusahaan melakukan pergantian auditor (auditor switching) antara lain adalah : 1. Opini audit selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) 2. Pergantian manajemen 3. Ekspansi 4. Profitabilitas 5. Kesulitan keuangan METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh Kualitas Audit, Kegagalan membayar hutang (debt default) dan pergantian auditor (auditor switching) terhadap penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien, dan efektif. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Terdapat dua jenis variabel dalam penelitian ini: variabel independen yaitu kualitas audit, kelalaian membayar hutang (debt default) dan pergantian auditor (auditor switching), dan variabel dependen yaitu opini audit going concern. Definisi Operasional Variabel (Data) Definisi operasional variabel (data) adalah suatu definisi yang diberikan kepada variabel (data) dalam bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran kriteria (Ikhsan, 2008:62). Terminologi definisi operasional harus mempunyai acuan empiris untuk mengukur variabel dengan cara mendapatkan informasi yang dapat dimengerti. Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas maka, variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:33). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going concern. 2. Variabel bebas atau independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2007:33). 208
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas audit, hutang (debt default), pergantian auditor (auditor switching).
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
kelalaian membayar
Opini Audit Going Concern Opini Audit Going Concern merupakan opini audit modifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya dimasa mendatang. Opini audit going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy. Opini audit going concern diberi kode 1, opini audit non going concern diberi kode 0. Kualitas Audit Kualitas audit diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu kode 1 jika KAP berafiliasi dengan KAP Big-Four, dan kode 0 jika KAP tidak berafiliasi dengan KAP Big-Four (Setyarno dkk,2006). Adapun KAP Big Four yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. KAP yang berafiliasi dengan Price Water House Coopers (PWC). b. KAP yang berafiliasi dengan Delloitte Touche Tohmatsu. c. KAP yang berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG). d. KAP yang berafiliasi dengan Ernest and Young (EY). Kelalaian membayar hutang (debt default) Pengukuran default hutang dengan menggunakan Debt Ratio yaitu membandingkan antara total kewajiban dengan total aktiva (Sartono, 2001:121). Rasio ini mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibelanjai dengan kewajiban yang berasal dari kreditor dan modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Debt Ratio = Total Kewajiban …………………………………(1) Total Aktiva Default atau kegagalan membayar hutang didefinisikan sebagai kegagalan perusahaan untuk membayar hutang pokok atau bunganya pada saat jatuh tempo (Chen dan Church, 1992). Variabel dummy digunakan ( 1 = status debt default, 0 = status tidak debt default) untuk menunjukkan apakah perusahaan dalam keadaan debt default atau tidak sebelum opini audit dikeluarkan. Default hutang dapat dilihat dari laporan auditor dan laporan keuangan perusahaan. Pergantian auditor (auditor switching) Pergantian auditor diasumsikan sebagai auditor yang melaksanakan audit pada tahun terakhir, dimana auditor ini berbeda dengan auditor pada tahun sebelumnya. Variabel pergantian auditor diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu, 1 jika terjadi pergantian auditor dan 0 bila tidak terjadi pergantian auditor. Pergantian auditor dapat dilihat dari laporan auditor. 209
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Jenis dan Sumber Data Jenis Data Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mengungkap besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam angkaangka, dengan cara mengumpulkan data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh antara variabel-variabel yang bersangkutan kemudian mencoba untuk dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan variabel-variabel dalam penelitian. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Data Kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007:13). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2005-2011. (2) Data Kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar (Sugiyono, 2007:13). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah laporan auditor independen. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder eksternal, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara, seperti orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2007:129). Data sekunder eksternal dalam penelitian ini adalah data laporan auditor independen, dan laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20052011. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan ICMD. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005 - 2011 yaitu sebanyak 166 perusahaan . Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:73). Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2007:78). Kriteria yang dipertimbangan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005 hingga tahun 2011 dan tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut. 2. Sampel yang diambil adalah perusahaan manufaktur yang telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum periode pengamatan. 3. Mempunyai laporan auditor indepeden yang dipublikasikan bersamaan dengan periode pengamatan, dan opini yang diterima adalah opini audit going concern maupun opini audit non going concern. Proses pemilihan sampel berdasarkan criteria yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : 210
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tabel 1. Kriteria Sampel
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
No 1
Kriteria Total Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI antara tahun 2005 sampai
Jumlah 166
2
Listing setelah tanggal 1 Januari 2005
(17)
Perusahaan mempunyai Laporan Auditor Independen Yang dipublikasikan
(24)
3 4 5
dengan tahun 2011
Delesting selama periode penelitian (2005-2011) bersamaan
Perusahaan yang datanya tahun 2011 belum terapload pada website www.idx.co.id
(21)
(29)
Jumlah Sampel Akhir
75
Jumlah Pengamatan
525
Tahun Pengamatan
7
Sumber : BEI, data diolah
Secara rinci distribusi data perusahaan yang terpilih sebagai sampel berdasarkan kelompok industri dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 2. Kelompok Industri
Sumber : ICMD Sampel dikategorikan kedalam dua kelompok atau kategori berdasarkan atas jenis opini audit yang diterimanya, yaitu kelompok perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern (GC) dan yang mendapatkan opini audit non going concern (NGC). Distribusi perusahaan tersebut tersaji sebagai berikut : 211
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Tabel 3. Distribusi Perusahaan berdasarkan Opini Audit
Teknis Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistik karena variabel terikatnya yaitu opini audit going concern merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy (Sumodiningrat, 2007:334) dan variabel bebasnya merupakan kombinasi antara variabel metrik dan non-metrik. Ghozali (2006:225) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006:225), dan mengabaikan heterokedastisitas (Gujarati, 2003:597). Analisis regresi logistik dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 15.0 for Windows. Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam persamaan berikut: Ln GC = α + β1 KA + β2 Debt + β3 AS + ε 1-GC Ln GC = Dummy variabel opini audit (kategori 1 untuk auditee dengan opini audit 1 - GC Going concern(GCAO) dan 0 untuk auditee dengan opini audit nongoing Concern (NGCAO). α = Konstanta βi = Koefesien regresi KA = Dummy kualitas audit (1 jika KAP berafiliasi dengan KAP Big-4, dan kode 0 jika KAP tidak berafiliasi dengan KAP Big-4. Debt = Dummy kelalaian membayar hutang (debt default), 1 = status debt default, 0 = status tidak debt default). AS = Dummy pergantian auditor (1 jika melakukan pergantian auditor ketika mendapat opini going concern, 0 jika tidak melakukan pergantian auditor ketika mendapat opini audit going concern. ε = variabel pengganggu. 212
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Perumusan hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut: H1 : Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. H2 : Kelalaian membayar hutang (debt default) berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. H3 : Pergantian auditor berpengaruh negative terhadap penerimaan opini audit going Concern. HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian. Berdasarkan kriteria sampel dan prosedur penyampelan didapat 75 perusahaan sampel, dengan 7 tahun pengamatan diperoleh 525 perusahaan sampel dalam tahun pengamatan. Tabel 4. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian No
Variabel
1
Opini auditor (Y)
Non going concern
2
Kualitas audit (X1)
Non KAP-Big 4
3
Kelalaian membayar Tidak termasuk
4
Pergantian auditor
Going concern KAP-Big 4
Ferekuensi 434
91
%
82,7
17,3
320
61,0
398
75,8
205
39,0
Hutang (X2)
Termasuk
127
24,2
(X3)
Tetap auditor lama
210
40,0
Berganti auditor
315
60,0
Opini Audit Going Concern merupakan opini audit modifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapat kesimpulan mengenai ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya dimasa mendatang. Opini audit going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy. Opini audit going concern diberi kode 1, opini audit non going concern diberi kode 0. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa dari 75 perusahaan sampel selama 7 tahun pengamatan diperoleh 525 perusahaan sampel, dimana sebanyak 91 perusahaan sampel menerima opini audit going concern sedangkan 434 perusahaan menerima opini audit non going concern. Hal ini menunjukkan dari 525 perusahaan sampel sebanyak 17,3% yang menerima opini audit going concern. Kualitas audit diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu kode 1 jika KAP berafiliasi dengan KAP Big-Four, dan kode 0 jika KAP tidak berafiliasi dengan KAP Big-Four 213
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
(Setyarno dkk,2006). Hasil perhitungan dari 75 perusahaan sampel selama 7 tahun pengamatan diperoleh 525 perusahaan sampel, sebanyak 205 perusahaan sampel (39%) merupakan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan KAP Big-Four, sedangkan 320 perusahaan sampel (61%) merupakan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP BigFour. Pengukuran kegagalan membayar hutang (debt default) dengan menggunakan Debt Ratio yaitu dengan membandingkan antara total kewajiban dengan total aktiva (Sartono, 2001:121). Rasio ini mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibelanjai dengan kewajiban yang berasal dari kreditor dan modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Kegagalan membayar hutang (debt default) didefinisikan sebagai kegagalan perusahaan untuk membayar hutang pokok atau bunganya pada saat jatuh tempo (Chen and Church, 1992). Variabel dummy digunakan kode 1 jika status debt default dan kode 2 jika status tidak debt default. Default hutang dapat dilihat dari laporan auditor dan laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa dari 75 perusahaan selama selama 7 tahun pengamatan diperoleh 525 perusahaan sampel, sebanyak 398 perusahaan sampel (75,8%0 tidak termasuk dalam kategori debt default, sedangkan 127 perusahaan (24,2%) termasuk dalam kategori debt default. Pergantian auditor diasumsikan sebagai auditor yang melaksanakan audit pada tahun terakhir, dimana auditor ini berbeda dengan auditor tahun sebelumnya. Pergantian auditor diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu, kode 1 jika terjadi pergantian auditor dan kode 2 jika tidak terjadi pergantian auditor. Pergantian auditor dapat dilihat dari laporan auditor. Berdasarkan hasil perhitungan dari 75 perusahaan sampel selama 7 tahun pengamatan terdapat 525 perusahaan sampel, dimana 210 perusahaan sampel (40,0%) tidak melakukan pergantian auditor sedangkan sebanyak 315 perusahaan (60,0%) melakukan pergantian auditor. Pengujian Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini merupakan uji satu sisi yang dilakukan dengan cara membandingkan tingkat signifikan (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Apabila sig < α maka dapat dikatakan variabel bebas berpengaruh signifikan pada variabel terikat. Tabel 5. Pengujian Hipotesis Penelitian Variables in the Equation 95% C.I.forEXP(B) B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper Step 1 ͣ X1(1) .212 .283 3.563 1 .045 .237 .710 2.153 X2(2) 2.944 .280 110.6 1 .000 .053 .030 .091 X3(3) -.001 .279 21 1 .998 1.001 .579 .1.730 Constant .000 214
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
a.
Pengaruh Kualitas Audit pada Opini Audit Going Concern Berdasarkan hasil analisis estimasi parameter dari model menunjukkan hipotesis pertama (H1) bahwa pada tingkat signifikan 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai pvalue variable kualitas audit (X1) sebesar 0,045. Jadi dapat disimpulkan H0 ditolak H1 diterima. Hasil ini memberi bukti bahwa hipotesis pertama yaitu kualitas audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern dapat diterima, yang artinya kualitas audit memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di BEI. b. Pengaruh kelalaian membayar hutang (debt default) pada Opini Audit Going Concern Berdasarkan hasil analisis estimasi parameter dari model menunjukkan hipotesis kedua (H2) bahwa pada tingkat signifikan 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai pvalue variabel kelalaian membayar hutang (debt default) (X2) sebesar 0,000. Jadi dapat disimpulkan H0 ditolak H2 diterima. Hasil ini memberikan bukti bahwa secara statistik bahwa hipotesis kedua yaitu kelalaian membayar hutang (debt default) berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern dapat diterima, yang artinya kelalaian membayar hutang (debt default) memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di BEI. c. Pengaruh Pergantian Auditor (Auditor Switch) pada Opini Audit Going Concern Berdasarkan hasil analisis estimasi parameter dari model menunjukkan hipotesis pertama (H3) bahwa pada tingkat signifikan 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai pvalue variabel kualitas audit(X3) sebesar 0,998. Jadi dapat disimpulkan H0 diterima H3 ditolak. Hasil ini memberi bukti bahwa hipotesis ketiga yaitu pergantian auditor berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern tidak dapat diterima, yang artinya kualitas audit memiliki pengaruh yang tidak signifikan dalam meningkatkan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di BEI. PENUTUP Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan bukti empiris mengenai penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Kualitas audit berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dengan nilai koefisien positif 0,212 dengan p-value 0.045< α 0.05. Auditor yang memiliki reputasi yang baik akan cendrung untuk mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya terjaga dan tidak kehilangan klien. Artinya faktor kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada 75 perusahaan manufaktur di BEI dengan periode tahun sampel selama 7 tahun. Hal ini berarti bahwa KAP yang 215
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
berafiliasi dengan KAP Big-Four sama-sama memberikan kualitas audit yang baik dan bersikap independent dalam mengeluarkan opini audit going concern. (2) Kelalaian membayar hutang (debt default) berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dengan nilai koofisien positif 2,944 dengan p-value 0,000<α 0,05. Debt rasio yang tinggi menyebabkan perusahaan lebih memfokuskan penggunaan modalnya untuk membayar kewajiban daripada mendanai operasi perusahaan, hal ini menyebabkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba akan berkurang sehingga dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini berarti faktor kelalaian membayar hutang (debt default) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada 75 perusahaan manufaktur di BEI dengan periode tahun sampel 7 (tujuh) tahun. (3) Pergantian auditor (auditor switch) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dengan nilai koefisien regresi bertanda negatif 0,001 dengan p-value 0,998 >α 0,05. Perusahaan cenderung menggunakan auditor independen yang sama apapun opini audit yang diberikan, karena perusahaan enggan untuk mengganti auditor independen. Hal ini terlihat dengan terbitnya peraturan tentang lamanya penggunaan auditor independen selama tiga tahun dan Kantor Akuntan Publik selama lima tahun. Bukti empiris ini menunjukkan indikasi kurangnya indepedensi auditor di Indonesia. Hal ini berarti faktor pergantian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada 75 perusahaan manufaktur di BEI dengan periode sampel selama 7 (tujuh) tahun. DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A., dan james K Lobbecke.1996. Auditing : Pendekatan Terpadu (Judul Asli : Auditing : An Integrated Approach) Edisi Revisi, Jilid I.Penerjemah Amir Abadi Jusuf.Jakarta:Salemba Empat. Auditing Standards Boards. 1998. Statement on Auditing Standarts No.59: The Auditors’ Consideration of an Entity’s Ability to Continue as a Going Concern. New York: AICPA. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Teori Akuntansi. Edisi Terjemahan Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Chen, K. C, Church, B.K, 1992. “Default on Debt Obligations and The Issuance of Going Concern Report”. Auditing : Journal Pratice and Theory Fall. Pp 30-49. Fanny, Margaretta dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going Concern : Kajian :Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII.966-978. Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 216
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat. Institute for Economic and Financial Research, Indonesian Capital Market Directory.(CD-ROM: Indonesian Capital Market Directory Compilation, 2000-2009). Institute for Economic and Financial Research, Indonesian Capital Market Directory.(CD-ROM: Indonesia Capital Market Directory, 2011) Januarti, Indira dan Ella Fitrianasar. 2008. “Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee” (Studi Empiris pada Perusahaan manufaktur yang terdaftar Di BEI 1997-2002. Jurnal MAKSI. Vol 8 no.1.Pp 43-58. Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit oing Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang : 4-6 November Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior,Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Avalaible from: http://papers.ssrn.com Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: KEP-20/PM/2002 Peraturan Nomor VIII.A.2. Tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal. www.bapepam.go.id. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: KEP-34/PM/2003 Peraturan Nomor VIII.A.1 Tentang Pendaftaran Akuntan yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal. www.bapepam.go.id. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: KEP-36/PM/2003 Peraturan Nomor X.K.2 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. www.bapepam.go.id. Kode Etik Akuntan Publik (Http://www.scribd.com/doc/16294168/KODE-ETIK-AKUNTANINDONESIA) Lennox, C.,2000. “Do Companies Successfully Engage in Opinion Shopping: Evidence From The UK?”. Journal of Accounting and Economics 29. Pp 321-37. www.google.com. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik. http://.google.co.id. Petronela, Thio. 2004. "Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam Pemberian Opini Audit". Jurnal Balance. 47-55. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap penerimaan Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar: 26-28 Juli. 217
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang, Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”. Simposium Nasional Akuntansi Padang IX. Pp 23-36. Sri Rahayu, dkk. 2007. “Studi Fenomenologis Terhadap Proses Penyusunan Anggaran Daerah Bukti Empiris Dari Satu Satuan Kerja Perangkat Daerah di Provinsi Jambi”. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X ASPP-03. Makassar. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV, Alfabet Sumodiningrat, Gunawan.2007 Membangun Perekonomian Rakyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Undang-Undang Republik Indonesia No.5 tahun 2011 Tentang Akuntan Publik, Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik. Uwii, 2009. Kasus Enron dan KAP Arthur Andersen. Blog Dr.Dedi Kusmayadi, SE,M.Si,Ak diposkan di 04:47 (Http://Uwiii.wordspress.com/2009/11/14/Kasus-Enron-dan-KAPArthur-Andersen, diakses 03 Maret 2012) Website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) Website(en.wikipedia.org/wiki/Enron_Scandal).
218