MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI KELAS V SDN I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
Fatmawaty mohune, Lukman AR.Laliyo, Sukirman Rahim1
Salah satu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia adalah metode inquiri guna meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan metode inquiri pada materi sistem peredaran darah manusia dapat meningkatkan hasil belajar Siswa di Kelas V SDN I Tapa Kabupaten Bonebolang?”. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari 2 siklus. Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode inquiri. Penelitian tindakan yang telah dilakukan meliputi : 1)Perencanaan, 2). Tindakan, 3) Observasi dan 4) Refleksi. Tujuan dari penelitian adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Melalui Penerapan Metode Inquiri Di Kelas V SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango. Hipotesis dalam penelitian Jika Guru Menggunakan Metode Inquiri Pada Materi System Peredaran Darah Manusia Maka Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN I Tapa, Kabupaten Bonebolango akan Meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan penerapan metode inquiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi system peredaran darah manusia, keberhasilan pada siklus I adalah sebesar 72,% dengan nilai rata – rata 72, dan siklus II 88 % dengan nilai ratarata 88, maka hasil belajar siswa pada materi system peredaran darah manusia melalui penerapan metode pembelajaran inquiri di Kelas V SDN I Tapa, Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango meningkat 16 %. Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian bahwa Penerapan Metode Pembelajaran Inquiri Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi System Peredaran Darah Manusia Di Kelas V SDN I Tapa, Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango Kata kunci : Hasil, Belajar, Metode, Inquiri
1
Fatmawaty Mohune Selaku Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan ; Dr. Lukman A.R Laliyo, S.Pd, M.Pd, MM. Merupakan Pembimbing I Selaku Dosen Tetap Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Sukirman Rahim, S.Pd, M.Si Merupakan Pembimbing II Selaku Dosen Tetap Universitas Negeri Gorontalo.
Upaya pengkajian proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih terus dilakukan. Sampai dengan saat ini, mata pelajaran ini masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh sebagian siswa dikalangan SD oleh karena banyak menuntut siswa untuk berlatih mengenai pemahaman materi. Sementara menurut Samatowa, (2007:2), khusus untuk IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Problematika terkait dengan rendahnya minat siswa pada mata pelajaran IPA, tentunya harus mendapatkan perhatian serta sentuhan yang positif guna untuk meningkatkan kecintaan para siswa akan mata pelajaran ini. Oleh karena dasar ketidakcintaan siswa terhadap suatu mata pelajaran, pada gilirannya turut mempengaruhi hasil belajar mereka. Untuk itu dituntut kreativitas guru dalam mengkombinasikan strategi dan metode dalam membelajarkan materi pembelajaran IPA. Dari sekian banyak materi yang diajarkan pada mata pelajaran IPA di SD, salah satu di antaranya yakni materi sistem peredaran darah pada manusia yang dalam hal ini khusus di ajarkan di kelas V. Materi sistem peredaran darah pada manusia, merupakan salah satu materi yang sangat penting untuk diketahui serta diphami oleh para siswa. Berkaitan dengan hal ini serta mengacu pada hasil yang diperoleh siswa kelas V di SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango pada Ujian Tengah Semester (UTS) maupun ujian semester I tahun 2013 khususnya pada mata pelajaran IPA diketahui bahwa hanya terdapat 30% dari 23 orang siswa atau sebanyak 7 orang yang dapat mencapai KKM. Sementara 70% sisanya atau sebanyak 16 orang siswa belum bisa mencapai KKM yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diasumsikan bahwa penerapan metode inquiri ke dalam proses pembelajaran, akan sangat efektif guna untuk mentransformasikan ilmu-ilmu yang terkandung dalam materi-materi yang terdapat dalam mata pelajaran IPA. Selanjutnya, guna untuk membuktikan hal ini secara ilmiah, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya di kelas V di SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, mengingat masih rendahnya kemampuan siswa dalam
merangkai alat peraga sederhana yang dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.Adapun penelitian yang dimaksud, diramu dalam bentuk judul penelitian yakni “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Melalui Penerapan Metode Inquiri Di Kelas V SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango” Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai macam permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam merangkai alat peraga sederhana yang dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia kelas V di SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, yakni, (1) kurangnya keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran; (2) kurangnya sarana dan prasarana pendukung pembelajaran; (3) kurang efektifnya metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran; dan (4) masih terdapat 65% dari jumlah total siswa siswa di kelas tersebut yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Rumusan Masalah Dari berbagai macam masalah yang telah teridentifikasi di atas, selanjutnya permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yakni “Apakah dengan menggunakan metode inquiri pada materi sistem peredaran darah manusia dapat meningkatkan hasil belajar Siswa di Kelas V SDN I Tapa Kabupaten Bonebolang?” Cara Pemecahan Masalah Guna untuk memecahkan permasalahan seperti yang telah dijabarkan di atas, maka dalam hal ini peneliti menerapkan metode inquiri dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam penerapannya, mengacu pada pendapat Mulyasa, (2007: 108-109) yakni sebagai berikut: a. b. c. d.
Mengajukan pertanyaan – pertanyaan tentang fenomena alam; Merumuskan masalah yang ditemukan; Merumuskan hipotesis; Merancang dan melakukan eksperimen;
e. Mengumpulkan dan menganilisis data; f. Menarik kesimpulan KAJIAN TEORITIS Pengertian Hasil Belajar IPA Ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar, pada dasarnya mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang menanamkan, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah serta rasa mencintai dan mensyukuri anugrah atau ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sejalan dengan hal tersebut Menurut Hidayat (2001 : 14) Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dapat diuraikan sebagai berikut:1) Siswa memiliki pemahaman tentang konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari ; 2) memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan atau gagasan di lingkungan alam sekitar ; 3) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari ; 4) Mengenal dan dapat memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam adalah pemahaman siswa
tentang konsep-konsep IPA,
mengembangkan pengetahuan serta mampu menggunakan teknologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian Hasil Belajar tentang Sistem Peredaran Darah Manusia dalam Kurikulum KTSP Kelas V Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ruang lingkup sub mata pelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar meliputi : a. b. c. d. e. f. g.
Organ tubuh manusia dan hewan Tumbuhan Hijau Adaptasi makhluk hidup Hubungan sifat dan perubahan benda Gaya gerak dan energy Sifat-sifat cahaya Bumi dan alam semesta
Adapun organ tubuh manusia hewan dan tumbuhan yang dispesifikasikan pada materi system peredaran darah manusia yang diukur hasil belajarnya melalui: a) Melakukan percobaan dengan merangkai alat peraga system peredaran
darah
manusia; b) Mendemonstrasikan rangkaian alat peraga; c) System
perededaran darah manusia; d) Menununjukkan organ peredaran darah manusia; e) Menjelaskan penyakit yang dapat menghambat peredaran darah manusi serta cara mencegahnya; f) Cara memelihara alat peredaran darah manusia. Pengertian Sistem peredaran Darah Pada manusia System peredaran darah manusia menurut Azmiyawati, (2008: 29 - 30) mengemukakan sebagai berikut : a. Darah merupakan cairan berwarna merah dan berasa asin, yang mengalir diseluruh bagian tubuh melalui alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah. b. Jantung terletak di dalam rongga dada sebelah kiri. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung tersusun atas kumpulan otot-otot yang sangat kuat dan disebut miokardia, c. Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan,dan bilik kiri,antara bagian kanan dan kiri jantung ibatasi oleh sekat jantung yang berfungsi mencegah bercampurnya darah yang mengandung banyak oksigen dan karbondioksida. d. Otot penyusun bilik jantung lebih tebal daripada oto pada serambi jantung, hal ini disebabkan tugas bilik jantung lebih berat, tugas bilik tersebut yaitu memompa darah keluar dari jantung keseluruh bagian tubuh. e. Jantung berfungsi memompa darah, Jantung memompa darah dengan cara menguncup (berkontraksi) dan mengembang (berelaksasi).
Menurut Miharja (2013 : 1 ) Bahwa Peredaran darah pada manusia dilakukan oleh sel darah dan melalui pembuluh darah. Oleh karena itu disebut peredaran darah tertutup, dan Peredaran darah
berlangsung secara sistemik
disebut juga peredaran darah besar dan pulmonal (peredaran darah kecil). Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Perdaran darah manusia melalui alat peredaran darah yaitu jantung pembuluh darah dan paru-paru sedangkan system peredaran darah terdiri dari system peredaran darah kecil dan peredaran darah besar atau system peredaran darah terbuka dan peredaran darah tertutup. Pengertian Metode Pembelajaran Inquiri Inquiri adalah salah satu metode pembelajaran aktif. Menurut Suprijono, (2009 : 111) bahwa hakekat pembelajaran aktif adalah mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya, kata inquiri berasal dari bahasa inggris “inquiry”, yang secara harfiah berarti penyelidikan. Carin dan Sund, 1975 (dalam
Mulyasa, 2007: 108-109) mengemukakan bahwa inquiri merupakan the process of investigating a problem. Selanjutnya Piaget (dalam Mulyasa, 2007: 108-109) menganggap metode inquiry merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan lain, membandingkan apa yang di temukannya dengan yang di temukn peserta didik lain. Menurut Francesco Redi (dalam Nasution, 2005: 95) inquiry adalah suatu pendekatan yang menggunakan cara bagaimana atau jalan apa yang harus ditempuh siswa dengan bimbingan guru untuk sampai pada penemuan. Alasan Penggunaan Metode Inquiri Pembelajaran yang menggunakan metode inquri dinilai sangatlah efektif diterapkan khususnya dalam mengajarkan mata pelajaran IPA.Terkait dengan berbagai macam alasan mengapa metode ini baik untuk diterapkan,Sumantri dan Permana, (dalam Bartolonius, 2013: 11) mengemukakannya sebagai berikut: a. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat, guru dituntut untuk kreatif dalam menyajikan pembelajaran agar anak didik dapat menguasai pengetahuan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Salah satu langka guru dalam menyikapi hal tersebut adalah menyajikan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri. b. Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri tentang kebutuhan belajarnya. Metode ini menekankan pada keaktifan siswa menemukan suatu konsep pembelajaran dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan langkah pembelajaran tersebut siswa akan dapat memiliki kesadaran tentang kebutuhan belajarnya.
Langkah-Langkah Penerapan Metode Inquiri Gulo, 2002 (dalam Trianto, 2011: 137) menyatakan, bahwa kemampuan yang di perlukan untuk melaksanakan pembelajaran inquiri adalah sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan Kegiatan inquiri di mulai ketika pertanyaan atau permasalahan di ajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut di tuliskan di papan tulis, kemudian siswa di minta untuk merumuskan hipotesis. b. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat di uji dengan data.untuk memudahkan proses ini guru menanyakan pada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relavan dengan permasalahan yang di berikan. c. Mengumpulkan data Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa table, matrik, atau grafik. d. Analisis data Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah di rumuskan dengan menganalisis data yang telah di peroleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran „benar‟ atau „salah‟. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan,bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai proses inquiri yang telah di lakukannya. e. Membuat kesimpulan langkah penutup dari pembelajaran inquiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang di peroleh siswa. Hipotesis Tindakan Jika guru menggunakan metode inquiri pada materi system peredaran darah
manusia maka hasil belajar siswa kelas V SDN I Tapa, Kabupaten
Bonebolango akan meningkat. Indikator Kinerja Adapun indikator kinerja atau keberhasilan dalam penelitian ini yakni mengacu pada indikator ketuntasan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu sebesar 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai minimal 75. METODE PENELITIAN Latar Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Tapa, khususnya pada siswa kelas V. Adapun alasan dipilihnya sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah berdasarkan pengamatan peneliti, bahwa dari 23 orang siswa yang diamati belum hanya 10 orang yang memperoleh hasil belajar yang maksimal atau mencapai KKM, sedangkan 13 orang belum mencapai KKM pada materi Sistem peredaran darah pada manusia.di samping itu, sekolah ini merupakan tempat peneliti melaksanakan tugas pokok, sehingga cukup ideal untuk dijadikan sebagai tempat penelitian.
Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tapa, dengan jumlah 23 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 11 orang perempuan dengan tingkat kemampuan belajar yang berbeda-beda. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (MPTK). Metode ini digunakan dengan maksud untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi Sistem peredaran darah pada manusia melalui penerapan metode inquiril di Kelas V SDN 1 Tapa, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango. Prosedur Penelitian Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap Pemantauan Dan Evaluasi Teknik Pengumpulan Data Observasi Tes Dokumentasi Teknik Analisis Data Dan Refleksi
Analisis data Sesuai dengan desain penelitian tindakan ini maka teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis data secara dekriptif dengan memperlihatkan hasil-hasil yang dilaksanakan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan II dalam melakukan kerja kelompok yang dilakukan secara bertahap dan hasil berkesinambungan pada setiap kegiatan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa disetiap siklus dilihat dari hasil tes, dan untuk melihat peningkatan partisipasi dalam merangkai alat peredaran darah manusia serta tekhnik pelaksanaan pembelajaran oleh guru dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleg guru mitra.
Refleksi Refleksi tujuannya untuk melihat apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai indicator kinerja yang telah ditetapkan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran system peredaran darah manusia ditetapkan 75. Setiap siklus diakhiri dengan kegiatan refleksi sehingga kekurangan setiap siklus dapat ditindak lanjuti pada siklus berikutnya.
Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 2 siklus. Siklus I terdiri dari satu kali pertemuan, dimana pada siklus I membahas tentang : a) Cara pembuatan atau merangkai alat peraga peredaran darah, b) Mendemonstrasikan aliran peredaran darah manusia melalui alat peraga yang telah dibuat, c) Menunjukkan nama setiap organ pada system peredaran darah manusia. Pada siklus II terdiri dari satu kali pertemuan dimana pada pertemuan siklus II membahas tentang: a) System peredaran darah, b) Fungsi bagian – bagian alat peredaran darah, c) Gejala penyakit yang mempengaruhi alat peredaran darah, d) Cara memelihara alat peredaran darah manusia. Ketuntasan hasil belajar diukur dari aspek kognitif melalui tes tertulis dimana jumlah siswa yang tuntas atau memperoleh nilai minimal 75 pada setiap siklusnya. Untuk proses pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Hasil kemampuan merangkai alat peraga diukur menggunakan penilaian unjuk kerja, lembar pengamatan dan lembar instrument aktivitas siswa pada akhir siklus. Pembahasan Kegiatan penelitian tindakan kelas pada materi system peredaran darah manusia yang diterapkan menggunakan metode pembelajaran inquiri memiliki indikator keberhasilan hasil belajar sebesar 16%, siswa yang memiliki kemampuan pemahaman terhadap materi system peredaran darah manusia yang diukur dengan menggunakan jurnal, memperoleh indikator hasil belajar sebesar 12% maka kegiatan pembelajaran dianggap tuntas. Metode pembelajaran inquiri dilaksanakan sesuai dengan sintak pembelajaran tetapi pada tahapan pembagian
kelompok yang seharusnya 2 atau 3 orang siswa dalam satu kelompok, oleh peneliti pembagiannya dibagi 5 sampai dengan 6 orang siswa dalam satu kelompok. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik siswa yang jumlahnya banyak dan heterogen, baik dari segi kemampuan akademik ataupun kacakapan dalam berdiskusi. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, proses pembelajaran sistem peredaran darah manusia telah dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan hasil belajar siswa terhadap materi sistem peredaran darah manusia yang diukur dengan menggunakan hasil tes mencapai 72% dengan rata-rata 72. Hal ini disebabkan pada pelaksanaan pembelajaran masih banyak aspek guru yang belum dilaksanakan secara maksimal. Adapun aspek-aspek yang belum belum dilakukan secara maksimal oleh guru antara lain: 1). Guru belum mencapai nilai maksimal dalam membuat perangkat pembelajaran.2).Guru belum maksimal membimbing siswa untuk bekerja sama dalam merangkai alat peraga sistem peredaran darah manusia, dan menunjukkan aliran dan organ-organ peredaran darah manusia pada saatsiswa melakukan percobaansehingga belum terarah dalam mengidentifikasi masalah yang diberikan dan memperoleh pemecahan masalahnya.3). Guru belum maksimal membimbing siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab serta menanggapi pertanyaan. 4). Guru dalam memmembagikan LKS
kurang akurat sehingga tidak cepat
dianalisis oleh siswa 5). Guru dalam memberikan soal ujian belum dipahami dan dimengerti oleh siswa. 6). Guru dalam menyampaikan pembelajaran berikutnya belum maksimal. Sedangkan aspek kegiatan siswa yang belum dilakukan secara maksimal antara lain: 1). Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kelompok. 2). Siswa kurang melibatkan diri dalam kegiatan diskusi. 3). siswa mengalami kesulitan dalam merangkai dan mendemonstrasikan alat peraga system peredaran datah manusia. 4). Kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi masih rendah dan 5). Hasil belajar dan kemampuan pemahaman terhadap materi yang dicapai siswa belum mencapai hasil yang diharapkan. Akibat dari beberapa aspek pembelajaran
yang belum
terlaksana secara maksimal
menyebabkan hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai target yang diharapkan. Untuk itu peneliti dan kolaborator menyepakati melanjutkan tindakan
kesiklus II dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadapa aspek pembelajaran yang belum optimal. Awalnya memang mengalami kesulitan dan belum berjalan dengan optimal karena siswa dan guru belum terbiasa, namun, setelah berjalan dua kali pertemuan pada siklus I berakhir dan menanjak pada siklus II. Upaya-upaya perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan peneliti pada siklus II ini adalah 1). Guru membenahi perangkat pembelajaran, 2). Guru memberikan bimbingan secara intensif kepada siswa untuk bekerja sama dalam mangamati alat peraga peredaran darah sehingga pada saat diskusi kelompok siswa lebih terarah dalam mengidentifikasi masalah yang diberikan lewat LKS dan memperoleh pemecahan masalahnya. 3). Guru
membimbing siswa dan
memberikan waktu yang cukup dalam mengajukan pertanyaan serta menanggapi pertanyaan. 4). Guru memberikan LKSdengan menggunakan kalimat sederhana sehingga dapat dimengerti dan cepat dianalisis oleh siswa. 5). Guru memberikan soal ujian menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. 6). Guru memaksimalkan dalam menyampaikan pembelajaran berikutnya. Selain itu juga upaya yang dilakukan oleh guru dalam melakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Optimalisasi proses pembelajaran dalam menerapkan langkah-langkah model pembelajaran inquiri, 2) Meningkatkan keaktifan dan antusias siswa dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan, 3) Meningkatkan interaksi dan kerja sama siswa antar anggota kelompok, 4) Memberikan penguatan, penghargaan dan umpan balik kepada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Upaya yang dilakukan ini berdampak pada aktivitas dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang lebih baik. partisipasi anggota dalam proses kerja kelompok semakin meningkat utamanya dalam mengamati alat peraga untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan yang ada pada LKS sudah baik dan akhirnya hasil belajar siswa pada siklus II lebih meningkat dari siklus I.Pada pelaksanaan tindakan siklus II, terungkap bahwa hasil belajar siswa pada materi system peredaran darah manusia dengan menggunakan model pembelajaran inquiri sesuai dengan yang diharapkan Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II adalah 88%, dengan nilai rata-rata adalah 88, maka hasil pembelajaran
materi sistem peredaran darah manusia dengan menggunakan
metode
pembelajaran inquiri di SDN I Tapa, Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango meningkat menjadi 16%. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran inquiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di Kelas V SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dirumuskan kesimpulan penelitian bahwa penerapan metode pembelajaran inquiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di kelas V SDN I Tapa, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango. Hal ini terindikasi adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 16 %. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan hal – hal sebagai berikut : 1. Bagi sekolah ; Dapat dijadikan sebagai salah satu dasar mengapa metode inquiri perlu untuk diterapkan ke dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Guru ; Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk mengembangkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA secara khususnya dan pada mata-mata pelajaran lain pada umumnya. 3. Bagi siswa ; Dapat memotivasi para siswa untuk lebih giat dalam belajar. Daftar pustaka Azmiyawati choiril,dkk. 2008. IPA 5 Salingtemas. Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Amin Choirul,dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas V. Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Bartolonius, Utami, S., dan Werneri. 2013. Penggunaan Metode Inquiri untuk Meningkatkan Aktivitas Peserta Didik pada PembelajaranIPA Kelas IV SD Pontianak. Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura (Jurnal). Dwitwasari,dalam Alma Bau, 2010. Meningkatkan kemampuan metakognitif dan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran Examples Non Examles Pada Konsep organisasi Kehidupan Di Kelas VII 1 SMP N 10 Gorontalo. Tesis tidak diterbitkan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo, Habibi, M. 2012. Upaya Meningkatkan Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Metode inquiry di Kelas IV SDN 09
Nanga Tikan Kabupaten Melawi. Pontianak: FKIP Tanjungpura. Jurnal Pendidikan dan Pengembanagan. Samatowa, U. 2007. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Pustaka Indonesia. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Uno, H., dan Kuadrat, M. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.