Pengaruh Kesempatan Pembelajaran Organisasi, Kualitas Pengajaran, Dan Orientasi Profesional Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Dosen Dalam Pengambilan Keputusan Dengan Hasil Belajar Mahasiswa Sukirman1 Abstrak: Hubungan antara partisipasi dengan kinerja manajerial merupakan topik yang menarik bukan hanya bagi peneliti di bidang bisnis tetapi juga pada bidang pendidikan. Penelitian dalam bidang pendidikan, masih sangat terbatas jumlahnya dan ditemukan hasil yang tidak konsisten. Penelitian ini menguji hubungan antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dan hasil belajar mahasiswa, dengan kesempatan pembelajaran organisasional, kualitas mengajar dan orientasi professional sebagai variabel moderating. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengirim 80 kuesioner kepada seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis regresi, MRA (Moderating Regression Analysis) dan Independent sample t-Test digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Berdasarkan pengujian parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif secara langsung antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar mahasiswa . Kesempatan pembelajaran organisasi bukan merupakan variabel moderating. Hal ini dijelaskan oleh koefisien Moderat 1 (perkalian antara partisipasi dan kesempatan pembelajaran organisasi). Variabel kualitas pengajaran bukan merupakan variabel moderating. Orientasi Profesional bukan merupakan variabel moderating. Berdasarkan pengujian secara simultan, variabel kesempatan pembelajaran organisasi dan kualitas pengajaran merupakan variabel moderating. Orientasi professional bukan merupakan variabel moderating. Dalam penelitian ini, dosen akuntansi dan non akuntansi tidak memiliki perbedaan yang signifikan mengenai partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari kelima variabel antara 0.072-0.0962. 1
Staf Pengajar Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UNNES
165
Kata Kunci:
Partisipasi dosen dalam pengambilan Keputusan, Kesempatan Pembelajaran Organisasi, Kualitas Pengajaran, Orientasi Profesional dan Hasil Belajar Mahasiswa.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perubahan yang mendasar, sangat penting bagi dunia pendidikan. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja lembaga melalui pengembangan dan peningkatan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia dalam berbagai bidang. Alasan pentingnya perubahan yang mendasar karena disadari bahwa pendidikan tinggi merupakan tempat mencetak calon-calon profesional dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Perguruan Tinggi berperan untuk meningkatkan kualitas SDM karena dunia pendidikan merupakan lingkungan tempat berlangsungnya proses pembentukan profesi melalui serangkaian proses belajar mengajar. Mahasiswa merupakan salah satu bentuk investasi masyarakat di bidang pendidikan. Namun perlu dicermati bahwa ditengah persaingan keunggulan komparatif dan kompetitif seperti saat ini, peningkatan kuantitatif yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitatif merupakan hal yang tidak berarti. Salah satu perubahan yang sangat penting adalah bagaimana para dosen diberi porsi yang lebih banyak dalam pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang dipimpinnya. Dosen tidak lagi harus terbelenggu hanya dalam mengembangkan materi dan kualitas pengajarannya saja tetapi lebih luas lagi yaitu pembenahan pada tingkatan manajerial, khususnya pada faktorfaktor lingkungan pengendalian, orientasi profesional, kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran dan partisipasi manajer dalam pengambilan keputusan, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil belajar mahasiswa sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan dosen yang semakin mampu mengambil keputusan yang tepat ke arah pengembangan proses pembelajarannya berarti dosen tersebut adalah profesional.
166
Proses pembelajaran yang lebih baik akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh penelitian Marks & Louis (1997) dan Smylie (1996) menyimpulkan bahwa partisipasi berhubungan secara tidak langsung terhadap hasil belajar mahasiswa. Sedangkan penelitian Crockenberg dan Clark serta Romney dan Dornseif (dalam Smylie, 1996) menyimpulkan bahwa partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan berhubungan secara langsung dengan prestasi mahasiswa. Dalam penelitian Smylie dkk (1996) dan Sukirno (1999) ditemukan hasil bahwa kesempatan pembelajaran organisasi dan kualitas pengajaran mempunyai pengaruh positif terhadap hubungan antara partisipasi dosen dalam mengambil keputusan dan hasil belajar mahasiswa. Sedangkan penelitian Abernethy dan Stoelwinder (1995) dan Fitri & Riyanto (1999) menunjukkan hasil bahwa variabel orientasi profesional mempunyai pengaruh positif terhadap hubungan antara partisipasi dosen dalam mengambil keputusan dan hasil belajar mahasiswa. Berangkat dari penjelasan di atas, maka pada penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran, dan orientasi profesional terhadap hubungan antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar mahasiswa. Dalam penelitian ini juga akan diuji apakah terdapat perbedaan dalam berpartisipasi antara dosen akuntansi dan non akuntansi. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang (UNNES)? 2. Apakah secara parsial (terpisah), variabel kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran dan orientasi profesional merupakan variabel moderating yang memiliki pengaruh positif pada hubungan antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil
167
belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang (UNNES)? 3. Apakah secara simultan (bersama-sama), variabel kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran dan orientasi profesional merupakan variabel moderating yang memiliki pengaruh positif pada hubungan antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang (UNNES)? 4. Apakah terdapat perbedaan antara dosen akuntansi dan non akuntansi dalam hal partisipasi dalam pengambilan keputusan? Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sehubungan dengan perumusan masalah yang diuraikan di atas maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sbb: 1. Untuk menguji adakah pengaruh antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang (UNNES). 2. Untuk menguji secara parsial (terpisah), apakah variabel kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran dan orientasi profesional merupakan variabel moderating yang memiliki pengaruh positif pada hubungan antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang (UNNES). 3. Untuk menguji secara simultan (bersama-sama), apakah variabel kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran dan orientasi profesional merupakan variabel moderating yang memiliki pengaruh positif pada hubungan antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang (UNNES). 4. Untuk menguji adakah perbedaan dalam berpartisipasi antara dosen akuntansi dan dosen non akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang (UNNES). LANDASAN TEORI
168
Proses Belajar Mengajar Menurut Davies (1961) sistem pendidikan terdiri dari beberapa elemen belajar yaitu bahan baku, proses belajar mengajar (PBM), keluaran, faktor lingkungan dan faktor instrumen. Elemen-elemen belajar tersebut saling terkait satu dengan yang lain. Kemangkiran atau kekurangan pada salah satu atau lebih faktor akan berpengaruh pada hasil belajar sebagai keluaran sistem. Gambar 2.1. menyajikan gagasan bahwa masukan pendidikan (input) merupakan bahan baku dalam hal ini adalah mahasiswa, diolah melalui proses belajar mengajar (learning and teaching process) dengan harapan dapat menghasilkan keluaran (output) dengan kualifikasi tertentu. Di dalam proses belajar mengajar tersebut, ikut berpengaruh pula faktor lingkungan dan faktor instrumen. Gambar 2.1. Elemen Belajar
Environmental Input Raw Input
Learning ang Teaching Process
Output
Instrumental Input Berbagai faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain dengan menghasilkan keluaran tertentu. Berbagai faktor yang telah diuraikan tersebut di atas diidentifikasikan oleh Suryabrata (1983) menjadi sebagai berikut: 1. Faktor Internal Faktor internal meliputi faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu pembelajar. Faktor ini dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor fisiologis dan psikologis. a. Fisiologis Kondisi fisiologis pembelajar adalah kondisi yang dapat mempengaruhi pembelajar dalam mencapai tujuan belajar yang disebabkan oleh kesehatan pembelajar, gizi makanan, atau cacat fisik.
169
b. Psikologis Kondisi psikologis pembelajar misalnya adalah minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal meliputi faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu pembelajar. Faktor ini dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor lingkungan dan instrumental. a. Lingkungan (environmental) Lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas belajar meliputi lingkungan alami (keadaan suhu, iklim) dan lingkungan sosial (suara mesin pabrik, lalu lintas). b. Instrumental Faktor instrumental dapat berupa hardware (dosen, gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, komputer, laboratorium) maupun software (kurikulum, program, pedoman belajar, manajemen kampus). Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan Partisipasi sebagai suatu proses pengambilan keputusan bersama antara dua pihak atau lebih, akan membawa pengaruh pada masa yang akan datang bagi para pembuat keputusan (Becker & Green, 1978 dalam Smylie, 1996)). Menurut Kennis (1979) dalam Smylie (1996) pengertian partisipasi adalah sebagai tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban manajer yang bersangkutan. Keikutsertaan para manajer ini sangat penting dalam upaya memotivasi bawahan untuk turut serta dalam mencapai tujuan perusahaan melalui kinerja para manajer tersebut. Dalam partisipasi ini akan memungkinkan terjadinya komunikasi yang semakin baik, interaksi satu sama lain serta bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan ini hasil modifikasi dari kuesioner dalam penelitian Conway (1980), yang dikembangkan menjadi 5 dimensi sebagai berikut : a. Memilih buku bacaan b. Menyelesaikan permasalahan siswa
170
c. Menyusun jadwal kuliah d. Mengadopsi metode mengajar e. Membuat kebijakan pengajaran Pembelajaran Organisasi Pembelajaran organisasi menurut Senge dalam Hughes (1994) merupakan salah satu ketrampilan yang harus dimiliki atasan. Dalam pembelajaran organisasi, atasan secara berkesinambungan memberikan kesempatan kepada anggota organisasi untuk belajar karena dengan belajar maka kemampuan seseorang akan bertambah. Organisasi yang memberikan kesempatan pembelajaran organisasi akan dapat mendorong berkembangnya inisiatif dan kreatifitas dari anggota. Ada beberapa cara untuk mendukung proses pembelajaran organisasi yaitu dengan mengembangkan sikap akomodatif terhadap munculnya ide baru, mengembangkan sistem pemikiran, mengembangkan kreatifitas, mengembangkan kesadaran pegawai dan nilai-nilai organisasi dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi serta memberikan kesempatan kepada pegawai untuk menyelesaikan permasalahan secara kolaboratif. Indikator untuk mengukur tingkat kesempatan pembelajaran organisasi hasil modifikasi dari kuesioner dalam penelitian Smylie dkk (1996) yang dikelompokkan ke dalam 10 dimensi yaitu : a. Lembaga memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi b. Lembaga berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan responden secara efektif. c. Lembaga berusaha mengingkatkan pengetahuan tentang cara mengajar baru bagi semua dosen secara efektif d. Atasan memberi motivasi agar responden mencoba menggunakan metode mengajar baru e. Mencoba strategi mengajar baru merupakan bagian dari pekerjaan dosen f. Ketika responden mencari cara mengajar baru, dianggap oleh rekan dosen sebagai pertanda bahwa sedang menghadapi masalah dalam mengajar g. Dosen enggan mencoba mengajar baru karena dikira oleh rekan mengajarnya bahwa dosen yang bersangkutan telah gagal mengajar
171
h. Antar sesama dosen memiliki rasa toleransi terhadap pendapat orang lain walaupun pendapat tersebut berbeda i. Ada kerjasama yang erat antar sesama dosen j. Suasana persahabatan antar sesama pegawai tercipta di lembaga Kualitas Pengajaran Perguruan tinggi dalam kiprahnya sebagai pencetak SDM yang berkualitas, tidak terlepas dari konsep kualitas pengajaran yang memadai untuk menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu perlu profesionalisme dalam pengelolaan suatu lembaga pendidikan. Dosen yang memiliki profesionalisme tinggi akan berusaha meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada mahasiswa. Salah satu bentuk layanan itu dapat diukur dari kualitas pengajaran dosen yaitu tingkat efektivitas dosen terhadap mahasiswa pada saat dosen sedang memberikan pelajaran. Konsep kualitas pengajaran sangat penting dalam sistem pendidikan. Hal ini mendorong Corcoran dan Goertz (1995) mendefinisikan produk pendidikan sebagai kualitas pengajaran yang menjadi kemampuan sistem untuk membantu mahasiswa dalam mencapai standar yang tinggi. Dengan kualitas hasil belajar mahasiswa yang memenuhi standar akan memiliki keunggulan kompetitif pada era global saat ini. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kualitas pengajaran itu memiliki peranan penting dalam meningkatkan prestasi mahasiswa sebagaimana hasil penelitian Ebmeier & Good (1981). Beberapa alternatif kegiatan dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kualitas pengajaran yang dilakukan oleh dosen. Sedangkan suatu yang menggambarkan kualitas pengajaran meliputi perubahan pengetahuan, orientasi, praktik dan kinerja/prestasi dosen di kelas dalam mengadopsi model penilaian tertentu (Smylie, 1996). Menurut Orlosky D.E. dkk, (1984) kegiatan-kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengajaran meliputi pengembangan kurikulum, perencanaan pengajaran dan pengembangan staf. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel peningkatan kualitas pengajaran akan menggunakan hasil modifkasi dari instrumen
172
yang dikembangkan Smylie dkk (1996) yang dijabarkan dalam empat poin pertanyaan sebagai berikut : a. Metode pengajaran b. Pengaruh peraturan lembaga pada cara mengajar c. Usaha mencari cara mengajar baru d. Program atau cara mengajar baru yang diimplementasikan oleh lembaga Orientasi Profesional Tenaga kerja profesional adalah mereka yang telah dididik untuk menjalankan tugas-tugas yang komplek secara independen, dan memecahkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut dengan menggunakan pengalaman dan keahlian mereka (Derber & Schwartz, 1991). Orientasi profesional ini akan melekat pada saat seorang profesional tersebut bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum orientasi profesional adalah sikap mereka dalam melaksanakan tugas ini merupakan cerminan dari norma-norma atau aturan kode etik profesinya. Norma dan aturan ini berfungsi sebagai suatu mekanisme pengendalian yang akan menentukan kualitas pekerjaannya. Ini berarti bahwa dalam diri seorang profesional terdapat suatu sistem nilai atau norma yang akan mengatur perilaku mereka dalam proses pelaksanaan tugas atau pekerjaan mereka. Profesionalisme dosen berpengaruh secara tidak langsung terhadap hasil belajar mahasiswa. Pertimbangan menambahkan variabel orientasi profesionalisme ini karena seorang dosen yang betul-betul profesional akan cenderung meningkatkan pengetahuan akademik dengan pembelajaran organisasi dan meningkatkan kualitas pengajarannya. Sehingga partisipasi dosen yang mempunyai orientasi profesional yang baik akan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Indikator untuk mengukur variabel orientasi profesonal yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil modifikasi dari instrumen yang dikembangkan oleh Miller dan Wagner (1971) dan Davis (1961). Instrumen tersebut yaitu: a. Dapat mewujudkan dan melaksanakan riset dari ide sendiri itu penting b. Dapat menerbitkan hasil kerja dalam jurnal atau majalah profesional itu penting
173
c. Dapat melakukan jenis penelitian yang akan memberi kontribusi pada keberadaan profesi itu penting artinya d. Pada akhirnya nanti responden ingin dihormati diantara para rekan staf pengajar dibidangnya, di lingkungan lembaga dan di luar lingkungan lembaga tempat mengajar e. Dalam waktu dekat, responden sangat ingin menerbitkan tulisan dalam jurnal atau majalah terkemuka dibidang profesi, meskipun topiknya tidak begitu penting bagi universitas / lembaga tempat mengajar dan banyak terlibat pada salah satu proyek-proyek yang ada lembaga. Hasil Belajar Mahasiswa Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Morgan, 1978). Menurut Burton (1952) tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah agar peserta didik mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik, berkomunikasi dengan orang lain dan memahami ekspresi orang lain. Salah satu tujuan belajar adalah untuk melatih mahasiswa mampu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menjadi kewajibannya serta memberi kesempatan pada mahasiswa menyelesaikan pekerjaan yang dapat mereka kerjakan. Fullan (1993) membagi tujuan belajar menjadi dua golongan yaitu: 1. Mendidik mahasiswa dalam berbagai ketrampilan dan pengetahuan akademik maupun kognitif. 2. Mendidik mahasiswa dalam mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan individu maupun sosial yang berguna baik untuk pekerjaan/jabatan maupun kehidupan masyarakat. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil modifikasi dari kuesioner yang dikembangkan oleh Smylie dkk (1996). Hal ini ditujukan untuk mengukur kemampuan mahasiswa secara kualitatif dengan pertanyaan yang menunjukkan kriteria kualitas mahasiswa sebagai berikut : a. Rasa tanggungjawab lebih tinggi b. Kualitas kepemimpinan lebih baik c. Ketrampilan lebih baik
174
d. Ketrampilan dalam memecahkan suatu masalah lebih baik e. Antusiasme belajar lebih tinggi Pendekatan Kontijensi Sebagaimana dalam penelitian bisnis, hubungan antara partisipasi dalam pengambilan keputusan dan hasil belajar mahasiswa sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan. Govindarajan (1986) menyarankan untuk menyelesaikan adanya perbedaan hasil penelitian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontijensi (contingency approach). Pendekatan ini memberikan gagasan bahwa sifat hubungan yang ada dalam partisipasi dalam pengambilan keputusan dengan kinerja (hasil belajar mahasiswa) diduga berbeda dari satu situasi ke situasi yang lain. Penggunaan pendekatan kontijensi ini memungkinkan peneliti memasukkan variabel-variabel lain ke dalam kerangka analisisnya sebagai faktor moderating atau intervening yang memperjelas hubungan antara partisipasi dalam pengambilan keputusan dengan kinerja (hasil belajar mahasiswa). Peneliti mencoba menguji kembali hubungan antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dan hasil belajar mahasiswa dengan menduga bahwa ketiga variabel yaitu kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran dan orientasi profesional merupakan variabel moderating bukan variabel intervening. Dalam hal ini peneliti tidak sependapat dengan hasil penelitian Smylie (1996); Marks dan Louis (1997); Sukirno (1999) dan Murtiyani (2000) menyatakan bahwa ketiga variabel yaitu kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran dan orientasi profesional merupakan variabel intervening. Karena mereka pun menguji pengaruh langsung antara variabel dependen dan independen dan didapatkan hasil bahwa koefisien pengaruh langsung tersebut jauh lebih besar dibandingkan koefisien gabungan antar variabel intervening. Jika pengaruh antara variabel dependen dan independen lebih kuat bila dibandingkan dengan gabungan antar variabel intervening maka tidak dapat disebut sebagai variabel intervening. Hanya saja hasil pengaruh langsung tersebut tidak disimpulkan dengan benar. Sehingga peneliti mencoba menguji kembali, dan menduga bahwa ketiga variabel tersebut bukan sebagai mediasi tetapi dapat memperkuat atau
175
memperlemah hubungan antara kedua variabel tersebut sehingga disebut dengan variabel moderating. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teoritik diatas, maka dikembangkan hipotesis berikut: H1: Partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa. H2: Tingkat partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan mempunyai pengaruh yang lebih positif terhadap hasil belajar mahasiswa bagi dosen yang memiliki kesempatan pembelajaran organisasi yang lebih banyak. H3: Tingkat partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan mempunyai pengaruh yang lebih positif terhadap hasil belajar mahasiswa bagi dosen yang memiliki kualitas pengajaran yang lebih baik. H4: Tingkat partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan mempunyai pengaruh yang lebih positif terhadap hasil belajar mahasiswa bagi dosen yang memiliki orientasi profesional yang lebih baik. H5: Kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran dan orientasi profesional secara bersama-sama merupakan variabel moderating yang memiliki pengaruh positif pada hubungan antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar mahasiswa. H6: Terdapat perbedaan yang signifikan antara dosen akuntansi dengan dosen non akuntansi dalam hal partisipasi dalam pengambilan keputusan. METODE PENELITIAN Populasi Penelitian Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas Negeri Semarang (UNNES). Oleh karena itu dalam penelitian ini akan menggunakan responden yaitu seluruh dosen Fakultas Ekonomi baik dosen akuntansi maupun non akuntansi.
176
Rancangan Penarikan Sampel Cara pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling (judmental sampling). Alasan digunakan purposive sampling, menurut teknik ini pemilihan sekelompok subyek yang digunakan sebagai sampel didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat yang dipandang mempunyai sangkut-paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik pengambilan sampel ini pada umumnya digunakan dalam studi kasus. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuesioner dan dokumentasi. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi, Moderated Regression Analysis (MRA), dan Independent Sample t-Test, sedangkan uji statistik akan menggunakan program SPSS. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini sesuai dengan judul penelitian yang meliputi partisipasi, pembelajaran organisasi pengajaran, kualitas pengajaran, orientasi profesional serta hasil belajar mahasiswa. Statistik deskriptif dari kelima variabel tersebut disajikan dalam Tabel 4.3. berikut ini. Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Mean SD Median Modus Kisaran Kisaran Penelitian Aktual Teoritis Partisipasi 13,5 3,10 13 12 8-19 5-20 Pembelajaran 25,28 4,28 25 26 15-33 10-40 Organisasi Kualitas 11,09 1,94 11 12 8-15 4-16 Pengajaran
177
Orientasi Profesional Hasil Belajar
14,80
2,70
15
16
9-20
5-20
12,89
3,24
13
15
7-20
5-20
Dari Tabel di atas dapat dibuat lima kesimpulan yaitu: 1. Berdasarkan hasil pengukuran variabel partisipasi, skor jawaban responden secara aktual berkisar antara 8-19, sedangkan kisaran teoritisnya adalah 5-20. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang memiliki tingkat partisipasi ekstrem (5 atau 20). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak semua keputusan yang berkaitan dengan manajemen pendidikan diserahkan sepenuhnya kepada responden (desentralisasi) atau tidak satupun keputusan yang berkaitan dengan manajemen pendidikan yang tidak pernah didelegasikan kepada responden (sentralisasi). 2. Berdasarkan hasil pengukuran variabel pembelajaran organisasi, skor jawaban responden secara aktual berkisar antara 15-33, sedangkan kisaran teoritisnya adalah 10-40. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang memiliki tingkat partisipasi ekstrem (10 atau 40). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi (FE UNNES) tidak memberikan kesempatan seluas-luasnya (selalu) ataupun mengekang (tidak pernah memberi kesempatan) kepada responden untuk mengembangkan diri. 3. Berdasarkan hasil pengukuran variabel kualitas pengajaran, skor jawaban responden secara aktual berkisar antara 8-15, sedangkan kisaran teoritisnya adalah 4-11. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang memiliki tingkat partisipasi ekstrem (4 atau 11). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak satupun responden penelitian yang selalu atau tidak pernah berusaha meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Karena nilai mean<median<modus, maka distribusi data cenderung juling negatif. Distribusi ini menunjukkan bahwa kualitas pengajaran dosen di FE UNNES cenderung memadai (baik).
178
Hipotesis
4. Berdasarkan hasil pengukuran variabel orientasi profesional, skor jawaban responden secara aktual berkisar antara 9-20, sedangkan kisaran teoritisnya adalah 5-20. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat responden yang sangat setuju apabila menjalankan tugasnya sebagai dosen secara profesional. 5. Berdasarkan hasil pengukuran variabel hasil belajar, skor jawaban responden secara aktual berkisar antara 7-20, sedangkan kisaran teoritisnya adalah 5-20. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang memiliki tingkat partisipasi ekstrem (5 atau 20). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat responden yang sangat setuju apabila hasil belajar mahasiswa FE UNNES selalu terdapat peningkatan. Untuk mengetahui pola hubungan antar keenam variabel penelitian, akan diuji 6 (enam) hipotesis. Hipotesis ini akan diuji secara berturut-turut dengan menggunakan analisis regresi, MRA (Moderating Regression Analysis), dan Independent Sample T- test. Hasil semua uji tersebut telah terangkum pada Tabel. 4.6. berikut ini: Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis Variabel Pengujian Pengujian Uji Beda parsial Simultan Sig.
Arti
Sig.
Arti
Sig.
Arti
0.000 Diterima
-
-
-
-
H1
Partisipasi
H2
Partisipasi Pembelajaran Organisasi
0.004 Signifikan 0.137 Tdk Signifikan Moderat 1 0.184 Tdk (Partisapasi*Pembelajaran Signifikan Organisasi) (Ditolak)
-
-
-
-
H3
Partisipasi
-
-
-
-
Kualitas Pengajaran
0.253 Tdk Signifikan 0.955 Tdk
179
Moderat 2 (Partisipasi*Kualitas Pengajaran) H4
Partisipasi Orientasi profesional Moderat 3 (Partisipasi*Orientasi Profesional)
H5
Partisipasi
Signifikan 0.746 Tidak Signifikan (Ditolak) 0.006 Signifikan 0.419 Tdk Signifikan 0.298 Tidak Signifikan (Ditolak) -
-
Pembelajaran Organisasi Kualitas Pengajaran Orientasi Profesional Moderat 1 Moderat 2 Moderat 3
H6
Kesimpulan (Moderat 1 dan Moderat 2) Partisipasi
-
-
Pembelajaran Organisasi Kualitas pengajaran Orientasi profesional Hasil Belajar
180
-
-
0.126 Tdk Signifikan 0.038 Signifikan 0.034 Signifikan 0.681 Tdk Signifikan 0.046 Signifikan 0.018 Signifikan 0.577 Tdk Signifikan Diterima -
-
-
-
-
-
-
-
0.962 Tdk Signifikan 0.072 Tdk Signifikan 0.416 Tdk Signifikan 0.767 Tdk Signifikan 0.781 Tdk Signifikan
Kesimpulan
-
1. Pengujian Hipotesis 1 Pengujian hipotesis ini untuk mengetahui apakah partisipasi dosen berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Dari Tabell 4.6. diatas menunjukkan adanya pengaruh positif antara partisipasi dosen yang diberikan dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar pada tingkat signifikansi 0,000. Dari hasil analisis data tersebut berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “Partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa” tidak berhasil ditolak dengan kata lain H1 diterima. 2. Pengujian Hipotesis 2 Dari Tabel 4.6. diatas menunjukkan bahwa koefisien Moderat 1 (perkalian antara partisipasi dan pembelajaran organisasi) tidak signifikan (0.746 > 0.05). Dari hasil analisis data tersebut berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “Tingkat partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan mempunyai pengaruh yang lebih positif terhadap hasil belajar mahasiswa bagi dosen yang memiliki kesempatan pembelajaran organisasi yang lebih banyak” berhasil ditolak dengan kata lain H2 ditolak. Dalam hal ini partisipasi dosen dalam mengambil keputusan tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar, antara dosen yang memiliki kesempatan pembelajaran organisasi banyak atau sedikit. Dengan kata lain baik dosen tersebut memiliki kesempatan pembelajaran organisasi atau tidak maka partisipasinya tidak akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. 3. Pengujian Hipotesis 3 Dari Tabel 4.6. diatas menunjukkan bahwa koefisien Moderat 2 (perkalian antara partisipasi dan kualitas pengajaran) tidak signifikan (0.184 > 0.05). Dari hasil analisis data tersebut berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “Tingkat partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan mempunyai pengaruh
181
Ditolak
yang lebih positif terhadap hasil belajar mahasiswa bagi dosen yang memiliki kualitas pengajaran yang lebih baik ” berhasil ditolak dengan kata lain H3 ditolak. Dalam hal ini partisipasi dosen dalam mengambil keputusan tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar, antara dosen yang memiliki kualitas pengajaran yang baik atau tidak. Dengan kata lain baik dosen tersebut memiliki kualitas pengajaran yang baik atau tidak maka partisipasinya tidak akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. 4. Pengujian Hipotesis 4 Dari Tabel 4.6. diatas menunjukkan bahwa koefisien Moderat 3 (perkalian antara partisipasi dan orientasi profesional) tidak signifikan (0.298 > 0.05). Dari hasil analisis data tersebut berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “Tingkat partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan mempunyai pengaruh yang lebih positif terhadap hasil belajar mahasiswa bagi dosen yang memiliki orientasi profesional yang lebih baik ” berhasil ditolak dengan kata lain H4 ditolak. Dalam hal ini partisipasi dosen dalam mengambil keputusan tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar, antara dosen yang memiliki orientasi profesional yang baik atau tidak. Dengan kata lain baik dosen tersebut memiliki orientasi profesional yang baik atau tidak maka partisipasinya tidak akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. 5. Pengujian Hipotesis 5 Dari Tabel 4.6. diatas menunjukkan bahwa koefisien Moderat 1 (perkalian antara partisipasi dan pembelajaran organisasi) adalah signifikan (0.046 < 0,050), Moderat 2 (perkalian antara partisipasi dan kualitas pengajaran) adalah signifikan (0.018 < 0,050), sedangkan Moderat 3 (perkalian antara partisipasi dan orientasi profesional) tidak signifikan (0,577 > 0.05). Dari hasil analisis data tersebut berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “Kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran dan orientasi profesional secara bersama-sama merupakan variabel moderating yang
182
memiliki pengaruh positif pada hubungan antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar mahasiswa” tidak berhasil ditolak dengan kata lain H5 diterima. Dalam hal ini partisipasi dosen dalam mengambil keputusan memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar, antara dosen yang memiliki kesempatan pembelajaran organisasi yang banyak atau tidak dan antar dosen yang memiliki kualitas pengajaran yang baik atau tidak. Sedangkan partisipasi dosen dalam mengambil keputusan tidak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan hasil belajar, antara dosen yang memiliki orientasi profesional yang baik atau tidak Dengan kata lain dosen yang memiliki pembelajaran organisasi dan kuliatas pengajaran yang berbeda maka partisipasinya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar, sedangkan dosen yang memiliki orientasi profesional yang berbeda maka partisipasinya tidak akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. 6. Pengujian Hipotesis 6 Dari Tabel 4.6. diatas menunjukkan bahwa untuk kelima variabel penelitian memiliki nilai signifikansi berkisar antara 0,0720,962 atau dengan kata lain tidak signifikan. Dari hasil analisis data tersebut berarti hipotesis penelitian yang berbunyi ”Terdapat perbedaan yang signifikan antara dosen akuntansi dengan dosen non akuntansi dalam hal partisipasi dalam pengambilan keputusan” berhasil ditolak dengan kata lain H6 ditolak. Dalam hal ini partisipasi dosen dalam mengambil keputusan tidak memiliki pengaruh yang berbeda antara dosen akuntansi, manajemen dan IESP pada Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang karena dosen belum secara proporsional terlibat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
SIMPULAN DAN SARAN
183
Simpulan Berdasarkan pada analisis data penelitian dapat disimpulkan delapan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Partisipasi dosen dalam mengambil keputusan berpengaruh positif dengan hasil belajar mahasiswa. Hal itu berarti kesempatan berpartisipasi yang diberikan oleh perguruan tinggi khususnya Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. 2. Secara parsial, tingkat partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan tidak mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa bagi dosen yang memiliki kesempatan pembelajaran organisasi yang lebih banyak. 3. Secara parsial, tingkat partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan tidak mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa bagi dosen yang memiliki kualitas pengajaran yang lebih baik. 4. Secara parsial, tingkat partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan tidak mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa bagi dosen yang memiliki orientasi profesional yang lebih baik. 5. Secara simultan, kesempatan pembelajaran organisasi dan kualitas pengajaran bersama-sama merupakan variabel moderating pada hubungan antara partisipasi dosen dalam pengambilan keputusan dengan hasil belajar mahasiswa. Sehingga dugaan peneliti bahwa variabel kesempatan pembelajaran organisasi dan kualitas pengajaran merupakan variabel moderating, bukan variabel intervening adalah benar. Hal ini merupakan kontribusi besar bagi referensi penelitian mengenai partisipasi dalam bidang pendidikan. 6. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara dosen akuntansi dengan dosen non akuntansi dalam hal partisipasi dalam pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan dosen di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang belum secara proporsional terlibat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Saran
184
1. Penelitian mendatang mungkin perlu menambahkan beberapa variabel untuk mengkonfirmasi kembali bahkan mempertegas hubungan antara partisipasi, kesempatan pembelajaran organisasi, kualitas pengajaran dan hasil belajar mahasiswa yang telah dikembangkan oleh peneliti sebelumnya khususnya sebagai variabel moderating. 2. Penelitian mendatang sebaiknya membedakan antara responden yang memiliki jabatan struktural dengan yang tidak menjabat struktural serta membedakan pula antara responden yang sudah lama mengajar dan yang baru mengajar. Sehingga kemungkinan adanya perbedaan dalam partisipasinya sebagai seorang dosen yang sekaligus menjabat struktural sebagai seorang dosen yang baru saja diterima atau sudah lama mengajar diinstansi tersebut dapat diantisipasi. 3. Penelitian mendatang dapat menggunakan ukuran keberhasilan belajar mahasiswa, berdasarkan pada nilai hasil ujian mahasiswa pada mata kuliah tertentu, sehingga bias terjadi kesalahan persepsi dosen dalam menilai hasil belajar mahasiswa, misalnya pengaruh subyektivitas dosen dapat dihindari. 4. Penelitian mendatang dapat menggunakan lebih dari satu perguruan tinggi, bukan hanya Universitas Negeri Semarang. Sehingga hasil dapat digeneralisir untuk semua pergurua tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Abort, A. (1998). The System of Professions. Chicago: University of Chicago. Abernethy, M. A. and Stoel winder, (1995). The role of Professional Control in The Management of Complex Organizations, Accounting, Organization and Society Arismunandar, (1996). Kriteria dan Karakteristik Sekolah Efektif. Jurnal Pendidikan dan Humaniora dan Sains. PPS IKIP Malang : April 1996.
185
Burton, William H. (1952). The Guidance of Learning Activities. Third Edition. USA: Apletton Century Croft Inc. Bush, Tony dkk. (1998). Aproaches to Scholl Management. London: Harper and Row Publisher. Chia, Y. M. (1995). Decentralization Management Accounting System (MAS) Information Characteristics and Their Interaction Effects on Managerial Performance: A Singapore Study, Journal of Business Finance and Accounting, September Conway, Jamea A. (1980). Power and Participatory Decision Making in Selecyed English Scholl. Approach to Scholl Management. Tony Bush dkk., London: Harper ans Row Publishers. Corcoran, AThomas and Margaret Goertz. (1995). Instructional Capacity and High Performance Scholl. Educational Researcher December Davis,J. A.,(1961). Basic Econometrics, Third Edition, Singapore, McGraw Hill Inc. Derber C. and Schwartz, W. A., (1991). New Mandarins or New Proletariat?: Professional Power at Work, Research in The Sociology of Organizations Djohar. (1999). Ebtanas Bukan Ukuran Hasil Belajar. Harian Kedaulatan Rakyat Dwi Fitri dan Bambang Riyanto. (1999). Tipe Lingkungan Pengedalian Organisasi, Orientasi Profesional, Konflik Peran, Kepuasan Kerja dan Kinerja: Suatu Penelitian Empiris, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
186
Ebmeier, Howard dan Thomas L. Good. (1981). The Effect of Instructing Teachers About Good Teaching in Mathematics Achievement of Forth Grade Student. Evaluation Studies, Review Annual volume 6, sage Publication Inc. Fullan, Michael G., (1993). The Scholl Development. The Law Meaning of Educational Change. Second Edition, London: Cassel Edicational Limited Villiers House. Govindarajan, (1986). Impact of Participation in the budgetary process and managerial attitudes and performance, Universalistic and Contingency Perspective, Decision Sciences. Greenfield, Thomas B. (1980). Theory About Organization: A New Perspective and it’s Implications for Scholl. Approach to Scholl Management. Tony bush dkk., London: Harper and Row Publishers. Huck, S. W. dan W. H. cormier. (1996). Reading Statistic and Research. Second Edition, London: Harper and Collins Publisher Inc. Hughes, Larry W (1994). The Principal as Leader. New York: Macmillan College Publishing Company. Marks, Helen M & Karen Seashore Louis (1997), Does Empowerment Affect the Classroom? The Implication of Teacher Empowerment for Institructional Practice and Student Academic Performance. Educational Evaluation and Policy Analysis. Miller, G. A. and Wagner, I. W. (1991). Adult Socialization, Organizational Stricture and Role Orientations, Administrative Science Quarterly Morgan, Cliford Thomas, (1984). Introduction to Psycology, New York: McGrww Hill Kogakusha.
187
Murtiyani, Siti, (2000). Pengaruh Kesempatan Pembelajaran Organisasi, Kualitas Pengajaran dan Orientasi Profesional Pada Hubungan Antara Partisipasi Dosen Dalam Mengambil Keputusan Dengan Hasil Belajar Mahasiswa. Thesis Pasca Sarjana, UGM, Yogyakarta. Nunnaly, J. C. (1969). Psychometric Theory, New York: McGrw-Hill Inc. Orlosky, Donald E. dkk. (1984). Education Administration To Day. OhioUSA, Charles E. Merill Publishing Company. Sekaran, Uma, 192, Research Methods for Business”, Second Edition, New York: John Wiley and Sons. Smyle, Mark A. dkk. (1996). Instructional Outcomes of Scholl Based Participative Dcion Making. Educational Evaluationand Policy Analisys. Snelbecker, Gleen E. (1974). Learning Theory, Instructional Theory, and Psycho educational Design, New York: McGraw Hill Company. Sukirno. (1999). Pengaruh Kesempatan Pembalajaran Organisasi dan Kualitas Pengajaran pada Hubungan antara Partisipasi dosen Akuntansi dalam pengambilan keputusan dengan Hasil Belajar Mahasiswa, Thesis Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta. Suryabrata, Sumadi (1983). Psikologi Belajar. Materi Dasar Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling Di Perguruan Tinggi Buku IIC. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti, Proyek Normalisasi Kehidupan Kampus.
188