PERBANDINGAN EFEK NEUROTERAPI BERBAGAI DOSIS KOMBINASI EKSTRAK AKAR KUCING DAN PEGAGAN TERHADAP NEURON DI GIRUS DENTATUS INTERNUS TIKUS SPRAGUE DAWLEY PASCAHIPOKSIA Farah Faulin Al Fauz Lubis, Siti Farida Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Salemba Raya 6, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia
[email protected]
Abstrak Stroke merupakan suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang akan menyebabkan kematian pada sel otak. Penyakit ini memiliki prevalensi yang tinggi pada orang tua. Salah satu obat yang digunakan untuk penatalaksanaan stroke adalah citicoline, namun obat ini memiliki efek samping dan harganya cukup mahal. Oleh karena itu diperlukan pengobatan alternatif yang lebih aman dan terjangkau, yaitu kombinasi Acalypha indica Linn (akar kucing) dan Centella asiatica (pegagan). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan melakukan perlakuan terhadap Sprague dawley yang dikondisikan hipoksia. Sprague dawley diberikan perlakuan berupa pemberian berbagai dosis kombinasi dari Ekstrak Akar Kucing yaitu dosis 150, 200, dan 250 mg serta Pegagan dosis 150 mg kemudian dilihat hasilnya melalui identifikasi jumlah sel normal, kondensasi, dan piknotik yang terdapat di girus dentatus internus Sprague dawley pascahipoksia. Data dianalisis dengan One-Way Anova dan didapatkan nilai sebesar p>0,05 yang memiliki arti tidak berbeda bermakna. Pada penelitian ini didapatkan pada perbandingan kombinasi dosis akar kucing dan pegagan didapatkan jumlah sel yang tidak terlalu berbeda di girus dentatus internus Sprague dawley pascahipoksia.
Comparison of Different Dose in Extract Akar kucing (Acalypha Indica Linn) and Pegagan (Centella asiatica) Against Neurotheraphy Effects on Gyrus Dentatus Internus Neurons in Sprague Dawley Rats Pascahypoxia Abstract Stroke is a clinical manifestation of circulatory disorders of the brain that will cause death in brain cells (neuron). This disease has a high prevalence in the elderly. One of the drugs that is used for treatment in stroke is citicoline, but this drugs have side effects and quite expensive. Therefore we need a safer treatment alternative and affordable, which is combination of Acalypha indica Linn (akar kucing) and Centella asiatica (Pegagan). This research uses experimental methods to perform the treatment in Sprague dawley rats pascahypoxia. Sprague dawley rats are given treatment of various dose combinations of akar kucing (150, 200, 250 mg) and pegagan (150 mg). After that, see the results through the identification number of normal, condensation, and piknotik cells in the gyrus dentatus internus Sprague dawley pascahipoksia. Data were analyzed with One-Way ANOVA and obtained a value of p> 0.05 which means not significantly different the number of cells in gyrus dentatus Sprague dawley pascahypoxia internus after treatment with various dose in extract. Keywords: Acalypha indica Linn; Centella asiatica; Different dose; gyrus dentatus internus; hypoxia
1
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
2 Pendahuluan Sroke merupakan penyakit yang sering diderita masyarakat diseluruh dunia, baik wanita maupun laki-laki.1 Pada penyakit ini perbedaan umur tidaklah mencolok, namun biasanya dialami oleh orang tua.2 Prevalensi stroke di indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1000 penduduk dengan prevalensi tertinggi ditemukan di Nanggroe Aceh Darussalam (16,6‰) dan terendah ditemukan di Papua (3,8‰).3 Stroke atau cerebrovascular accident (CVA), muncul saat suplai darah ke otak terganggu. Hal ini akan menyebabkan yang sel otak mati dan tidak dapat berfungsi normal.4 Stroke juga didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai akibat dari iskemik atau hemoragi sirkulasi darah otak.1 Aliran darah yang hilang dapat disebabkan oleh iskemia (kurangnya pasokan darah ke otak) akibat adanya hambatan (trombosis, emboli) ataupun perdarahan.5 Dalam penatalaksanaannya, serangan stroke membutuhkan waktu yang cepat untuk dilakukan bantuan agar prognosis pasien menjadi lebih baik. Salah satu penatalaksanaan yang digunakan pada stroke adalah menggunakan terapi farmakologi.3 Salah satu terapi farmakologis yang dapat digunakan untuk penderita stroke adalah citicoline yang memiliki efek neuroprotektif terhadap keadaan hipoksia dan iskemi, mampu memperkecil ukuran lesi iskemik, dan dapat meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat pada model otak hewan.6 Obat ini sebaiknya digunakan sebelum 24 jam dari terjadinya onset stroke. Selain stroke, obat citicoline ini dapat digunakan sebagai suplemen untuk meningkatkan fungsi otak.7,8 Walaupun citicoline merupakan obat yang tepat untuk digunakan pada penderita stroke, harga dari obat ini tidaklah murah. Setiap tablet 500 mg dijual dengan harga belasan ribu rupiah.8 Selain itu, efek samping dari obat ini ada banyak, antara lain reaksi hipersensitif berupa ruam kulit, insomnia, sakit kepala, pusing, kejang, mual, anoreksia, nilai fungsi hati abnormal, diplopia, perubahan tekanan darah sementara dan malaise.9 Hal ini menyebabkan dibutuhkannya alternatif lain pengobatan seperti tanaman herbal yang diharapkan memiliki harga yang relatif lebih terjangkau untuk masyarakat serta karena bahannya yang alamiah diharapkan efek samping yang terjadi tidak terlalu berat. Berdasarkan penelitian terdahulu, didapatkan bahwa terdapat obat herbal yang memiliki efek neuroterapi dan neuroprotektif yaitu Acalypha indica Linn, atau dikenal sebagai tanaman akar kucing di Indonesia.10 Tanaman ini dapat menimbulkan efek regenerasi terhadap sel-sel
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
3 neuron sehingga dapat digunakan sebagai suatu alternatif pengobatan. Selain itu, tanaman herbal lain yang banyak diteliti saat ini adalah Centella asiatica, atau lebih umum dikenal dengan nama pegagan di Indonesia. Tanaman ini digunakan sebagai efek antioksidan, antimikroba, dan efek venoaktif yang dapat memperbaiki kerusakan yang terdapat pada pembuluh darah serta meningkatkan sirkulasi ke jaringan.11,12 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kombinasi ekstrak Acalypha indica Linn dengan Centella asiatica memberikan efek terapi terhadap sel neuron otak pascahipoksia yang terjadi pascastroke dan dosis manakah yang memiliki efek terapi yang lebih baik pada sel neuron hipokampus Sprague dawley pascahipoksia.
Tinjauan Teoritis Stroke Stroke atau cerebrovascular accident (CVA), muncul saat suplai darah ke otak terganggu yang akan menyebabkan sel otak menjadi mati.4 Stroke juga didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai akibat dari iskemik atau hemoragi sirkulasi darah otak.1 Stroke dibagi menjadi stroke non hemoragik yang dapat disebabkan penyumbatan pada arteri, terjadinya atherosclerosis, maupun emboli dan stroke hemoragik. Di seluruh dunia stroke merupakan penyakit yang terutama mengenai populasi usia lanjut. Menurut Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, didapatkan di Negara Indonesia, bahwa kematian paling banyak pada usia diatas 5 tahun adalah stroke baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pada laporan inipun didapatkan bahwa prevalensi stroke di indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1000 penduduk dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1000 penduduk. Prevalensi strokee tertinggi dijumpai di NAD dan terendah di Papua.3 Penatalaksanaan medikamentosa yang biasanya digunakan pada stroke adalah antithrombotic treatment (Platelet Inhibition), antikoagulasi, neuroproteksi, dan tissue plasminogen activator (TPA).4,5 Komplikasi yang dapat terjadi pada stroke adalah lemas pada daerah tangan, kaki, dan salah satu sisi wajah. Prognosis pada stroke bergantung pada keparahan penyakit ini dan seberapa banyak sel otak yang telah rusak.13
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
4 Hipoksia Hipoksia terjadi apabila terdapat kekurangan oksigen dalam tingkat selular (lingkupan sel). Hal ini terjadi bisa karena uptake oksigen oleh sel yang berkurang ataupun karena kesalahan selnya yang tidak bisa menggunakan oksigen yang sudah diambil dari peredaran darah.14,15 Pada stroke, hipoksia yang terjadi diakibatkan aliran darah yang menuju kapilernya yang menurun tetapi tekanan parsial oksigennya cenderung normal. 15,16,17 Ketika terjadi hipoksia, tubuh mempertahankan homeostatisnya dengan melakukan adaptasi yang bertujuan untuk mempertahankan suplai oksigen yang adekuat.16,17,18 Otak, merupakan suatu organ yang paling sensitif terhadap perubahan suplai oksigen dibandingkan dengan organ lain. Hal ini disebabkan oleh tingginya kebutuhan oksigen otak untuk melakukan glikolisis aerob dan membentuk energi yang digunakan otak untuk menjalankan fungsinya. Penurunan suplai oksigen ke otak meski terdapat aliran darah yang memadai atau cukup disebut dengan hipoksia serebri.19,20 Suatu studi atau penelitian menyatakan bahwa dengan pemberian kombinasi oksigen 5% dan nitrogen 95% selama 30 menit pada tikus, dapat terjadi kerusakan pada sel-sel neuronal dari hlius girus dentatus dan sel pada girus dentatus itu sendiri. Hipoksia in-vivo ini memicu perubahan morfologi pada sel-sel neuronal menjadi lebih kecil, berkelok, maupun berbentuk segitiga, disertai dengan nucleus yang berkondensasi atau piknotik, namun tidak terjadi pengurangan jumlah sel-sel neuron.21 Komplikasi yang dapat terjadi pada hipoksia serebral adalah keadaan vegetatif yang berkepanjangan, dimana orang tersebut tidak sadar dan tidak memberikan respons pada lingkungan sekitarnya. 22 Hipokampus Jaringan saraf secara mikroskopik disusun oleh sel-sel saraf (neuron) yang disokong oleh selsel penyokong yang dikenal sebagai sel-sel neuroglia atau sel-sel glia.23,24 Girus dentatus merupakan bagian dari hipokampus yang berkontribusi dalam pembentukan memori baru dan fungsi lainnya. Bagian girus ini diketahui mempunyai sifat neurogenesis yang tinggi pada tikus dewasa.25,26 Acalypha indica Linn. Acalypha Indica Linn (akar kucing) yang biasanya dikenal dengan nama Indian Copperleaf atau Indian Nettle memiliki fungsi sebagai antioksidan.27 Zat yang terdapat pada akar tumbuhan ini seperti ethanol dan ekstrak aqueous memiliki fungsi sebagai antioksidan dengan menggunakan metode Nitric Oxide Scavenging.10 Selain itu, pada penelitian yang lain
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
5 didapatkan bahwa ekstrak air pada akar kucing terbukti memiliki efek neuroproteksi dan neuroterapi ex vivo terhadap otot gastrocnemius katak dengan dosis 15-20 mg.10 Seluruh bagian pada tanaman ini digunakan sebagai pengobatan, seperti batang, daun, dan akar dari Acalypha indica Linn. Berdasarkan penelitian, tanaman herbal ini digunakan untuk pengobatan disentri basiler, disentri amuba, diare, anak dengan berat badan rendah (malnutrisi), gangguan pencernaan makanan (dispepsia), pendarahan, seperti mimisan (epistaksis), muntah darah (hematemesis), berak darah (melena), kencing darah (hematuria), malaria, susah buang air besar (sembelit), dan menurunkan kadar asam urat.28 Centella asiatica Zat triterpenoid yang terdapat pada pegagan dapat digunakan untuk merevitalisasi pembuluh darah sehingga peredaran darah ke otak menjadi lancar, meningkatkan fungsi mental menjadi yang lebih baik, dan memberikan efek menenangkan. Sedangkan pada zat asiaticoside didapatkan fungsi berupa peningkatan, perbaikan, dan penguatan sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut, jaringan ikat, menstimulasi sel darah dan sistem imun serta merupakan salah satu jenis antibiotik alami.29 Citicoline Citicoline merupakan zat neuroprotektif yang dapat digunakan sebagai pengobatan pada pasien stroke. Obat ini memperbaiki membran saraf yang pada kejadian stroke rusak akibat iskemi serebral. Tiga mekanisme yang berperan antara lain memperbaiki membran neuron dengan cara meningkatkan sintesis fosfatidilcoline, meningkatkan produksi asetilkolin yang nantinya akan memperbaiki kerusakan neuron kolinergik, dan mengurangi asam lemak bebas yang terdapat pada daerah stroke. Selama iskemi, fosfatidilcoline dipecah menjadi asam lemak bebas dan digunakan untuk menghasilkan radikal bebas sehingga memilki potensi untuk terjadinya cedera iskemi.30 Teknik Ekstraksi Suatu metode diperlukan untuk dapat membuat ekstraksi senyawa kimia organik dalam jumlah yang cukup banyak dan pembuatannya cepat agar ekstraks tersebut dapat lebih mudah untuk dipelajari. Rotavapor bekerja berdasarkan prinsip evaporasi dengan rotasi dan udara bertekanan rendah. Dengan adanya rotasi, penampang dari campuran solvent dan senyawa menjadi lebih luas. Tekanan pada kumparan kondensasi yang rendah juga menyebabkan cairan solvent lebih mudah menguap sehingga ekstrak lebih cepat terkumpul.31
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
6
Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan studi eksperimental untuk mengetahui efek neuroterapi dari kombinasi ekstrak Acalypha indica Linn dan Centella asiatica pada sel neuron hipokampus tikus Sprague dawley pascahipoksia. Penelitian dilakukan mulai dari tanggal 26 Oktober 2010 hingga 26 Agustus 2011 selama 10 bulan.Subjek penelitian berupa hewan coba tikus putih galur Sprague dawley dengan kriteria tikus jantan berumur 8-10 minggu dan berat badan berkisar antara 200-250 g. Berdasarkan perhitungan dengan rumus Federer, maka pada penelitian ini harus menggunakan sampel minimal sebanyak 5 untuk tiap kelompok perlakuan. Dalam penelitian ini besar sampel yang digunakan adalah 5x5 = 25 tikus Sprague dawley. Namun jumlah sampel ditambahkan 5 buah untuk cadangan jika terjadi drop out. Subyek penelitian akan dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok kontrol positif (citicoline), kelompok kedua adalah kelompok kontrol negatif (aquades), kelompok ketiga sampai lima adalah kelompok yang diberikan 3 dosis berbeda. Kelompok ketiga diberikan campuran ekstrak akar kucing 150 mg dan pegagan 150 mg, kelompok keempat diberikan dosis ekstrak akar kucing 200 mg dan pegagan 150 mg dan kelompok kelima diberikan ekstrak akar kucing 250 mg dan pegagan 150 mg. Setiap subjek akan dibuat hipoksia dengan melakukan pemberian gas N2:O2 = 90%:10%. Selama satu minggu. Setelah itu, subjek penelitian akan diberikan perlakuan sesuai kelompok yang telah ditentukan selama satu minggu. Setelah diberikan perlakuan, pada subjek akan diteliti sel saraf pada gyrus dentatus untuk melihat efek perlakuan yang telah diberikan. Ada tiga jenis sel yang dinilai pada penelitian ini, yaitu sel normal dimana sel memiliki struktur bulat dengan sitoplasma jernih dan inti terlihat jelas, sel kondensasi dimana sel memiliki sitoplasma yang gelap dan inti sudah tidak terlihat jelas atau inti mulai menuju ke tepi sel, dan sel piknotik dimana ukuran sel sudah mengecil dibandingkan dengan sel normal dengan inti tidak terlihat dan sitoplasmanya gelap. Setelah didapatkan data mengenai jumlah jenis sel yang ditemukan pada setiap subjek, maka dilakukan perbandingan pada tiap perlakuan untuk melihat manfaat penggunaan pegagan dan akar kucing pada sel otak pascahipoksia.
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
7 Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada awal penelitian, telah ditentukan kontrol positif, kontrol negatif, dan dosis perlakuan pada penelitian ini. Pada kontrol positif digunakan obat citicoline yang biasanya digunakan untuk tatalaksana stroke yang sebaiknya digunakan sebelum 24 jam dari onset pertama stroke. Obat ini telah teruji memiliki efek neuroprotektif terhadap keadaan hipoksia dan iskemi dan mampu memperkecil ukuran lesi iskemik. Sedangkan kontrol negatif digunakan aquades yang diharapkan tidak memiliki efek terapi. Pada dosis perlakuan digunakan Kombinasi ekstrak Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dengan dosis Acalypha indica Linn 150 mg, 200 mg, dan 250 mg sedangkan dosis Centella asiatica yang digunakan adalah 150 mg. Pada penelitian sebelumnya, didapatkan bahwa ekstrak Acalypha indica Linn memiliki efek neuroterapi pada dosis 200-500 mg/KgBB terhadap katak yang diberikan Pankuronim bromida sebagai pelumpuh otot.33 Pada penelitian ini, dosis Acalypha indica Linn yang digunakan diambil dari dosis terkecil yang dapat meimbulkan efek terapi pada penelitian sebelumnya, yaitu 200 mg. Dari nilai 200 mg ditambahkan dan dikurangkan dosis kurang lebih 50 mg. Sehingga didapatkan tiga dosis Acalypha indica Linn yang akan digunakan pada penelitian ini, yaitu 150 mg, 200 mg, dan 250 mg. Pengurangan dosis dilakukan untuk mengurangi efek samping dari tanaman herbal ini. Selain itu pengurangan dosis ini juga disebabkan penggabungan kombinasi antara Acalypha indica Linn dengan Centella asiatica. Efek dari Centella asiatica yang berupa peningkatan sirkulasi darah kejaringan diharapkan dapat membantu kerja Acalypha indica Linn. Setelah seminggu tikus percobaan dibuat hipoksia dengan menggunakan gas NO2 : CO2 = 90% : 10 %, salah satu tikus dari tiap gelombang dilakukan tes analisis gas darah agar didapatkan hasil yang pasti bahwa tikus percobaan telah mengalami hipoksia. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 1.
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
8 Tabel 1. Hasil Analisa Gas Darah Tikus
Tikus Gelombang 1
pH 7,059
PCO2 59,1
PO2 20,9
HCO3 15,9
TCO2 17,7
BE -14,4
SBE -12,6
SAT 14,3
SBC 12,3
Gelombang 2
7,152
99,4
10
33,4
36,4
+0,9
+4,9
6,3
23,1
Gelombang 3
7,073
89,1
16,6
24,8
27,6
-8,6
-4,2
10,3
15,9
7,246
60,1
36,4
75,2
27
-3,2
-1,2
32,9
20,2
Gelombang 4 Gelombang 5
Pada tikus gelombang keempat, jumlah tikus untuk perlakuan terbatas, dikarenan ada tikus yang mati sebelum dilakukannya perlakuan. Oleh karena itu, pada tikus gelombang keempat tidak dilakukan tes analisis gas darah. Pada hasil tes analisis gas darah diatas, didapatkan bahwa semua tikus telah mengalami hipoksia. Kemudian selama seminggu tikus mendapatkan perlakuan. Terdapat 5 kelompok perlakuan yaitu, kontrol positif berupa citicoline, kontrol negatif berupa aquadest dan 3 kelompok perlakuan yang diberikan kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica berbagai dosis. Setelah seminggu perlakuan, tikus pun dibedah dan diambil organnya berupa otaknya. Di departemen Patologi Anatomi, otak dari tikus percobaan tersebut dijadikan preparat slide mikroskopik kemudian diidentifikasi dibawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x. Dibawah mikroskop, peneliti mencari daerah girus dentatus internus yang memiliki sifat neurogenesis. Pada penelitian ini, diharapkan dengan pemberian kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica neurogenesis yang terjadi di girus dentatus internus semakin membaik. Peneliti membagi sel yang terdapat pada girus dentatus internus sebagai normal, kondensasi, dan piknotik. Pada penelitian ini, sel normal didefinisikan sebagai sel yang memiliki struktur dengan sitoplasma jernih dan inti terlihat jelas, sel kondensasi sebagai sel dengan sitoplasma gelap dan inti tidak terlihat jelas atau inti sudah mulai berpindah ke tepi sel, serta sel piknotik sebagai dengan ukuran yang mengecil dengan inti tidak terlihat dan sitoplasma gelap. Jumlah sel yang diidentifikasi pada girus dentatus internus berjumlah 300. Data jumlah sel pada subjek dapat dilihat pada Tabel 2. Data yang ada kemudian dimasukkan kedalam SPSS.
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
9 Tabel 2. Data Jumlah Sel Normal, Kondensasi, dan Piknotik Pada Girus Dentatus Internus Nomer Tikus
Perlakuan
Sel Normal
Sel Kondensasi
Sel Piknotik
1
A150 P150
2
283
15
8
A150 P150
25
255
20
25
A150 P150
14
273
13
32
A150 P150
24
266
10
2
A200 P150
3
284
13
11
A200 P150
18
272
10
18
A200 P150
11
275
14
26
A200 P150
1
290
9
29
A200 P150
28
249
23
3
A250 P150
19
258
23
13
A250 P150
13
273
14
19
A250 P150
7
276
17
30
A250 P150
16
274
10
Untuk menentukan uji apa yang digunakan dalam SPSS, sebelumnya dilakukan tes normalitas terhadap data yang ada. Berdasarkan jumlah sampel yang kurang dari 50 buah, parameter yang digunakan adalah Shapiro-Wilk. Dari hasil tes normalitas pada tabel 3, didapatkan nilai kemaknaan (p) dari masing-masing perlakuan > 0,05 yang menunjukkan distribusi data normal. Dikarenakan distribusi data normal pada variabel numerik, SPSS dilanjutkan dengan menggunakan uji parametrik. Tabel 3 Hasil Tes Normalitas Menurut Parameter Shapiro-Wilk Jenis Sel Normal
Kondensasi
Piknotik
Perlakuan A150 P150 A200 P150 A250 P150 A150 P150 A200 P150 A250 P150 A150 P150 A200 P150 A250 P150
Sig. .362 .665 .850 .998 .541 .056 .899 .225 .951
Variabel pada penelitian ini merupakan data numerik dan memiliki lebih dari dua kelompok tidak berpasangan. Oleh karena itu, digunakan uji one way ANOVA. Adapun syarat penggunaan uji ANOVA pada variabel data yang
lebih dari dua kelompok dan tidak
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
10 berpasangan adalah distribusi data harus normal dan varians data harus sama. Homogeneity of Variance digunakan untuk menguji varians data pada penelitian ini. Tabel 4. Hasil Tes Varians Data Jenis Sel
Sig.
Normal
.284
Kondensasi
.663
Piknotik
.892
Nilai Significancy pada Test homogeneity of Variances (Tabel4) menunjukkan angka diatas 0,05 (p>0,05). Hasil ini menunjukkan tidak ada perbedaan varians antara kelompok data yang dibandingkan atau varian data sama. Karena data telah memiliki distribusi yang normal serta varians yang sama, dilakukanlah uji ANOVA. Pada uji ANOVA, didapatkan nilai p pada jenis sel normal, kondensasi, maupun piknotik memiliki nilai lebih dari 0,05 (p>0,05). Nilai ini menunjukkan hasil tidak berbeda bermakna pada perbandingan kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dosis 150 mg, 200 mg,dan 250 mg terhadap neuron girus dentatus internus Sprague dawley pascahipoksia. Pada data penelitian ini, tidak perlu dilakukan Test Post Hoc karena pada hasil uji ANOVA didapatkan nilai tidak berbeda bermakna. Tabel 5. Jumlah Rata-rata Sel Normal, Kondensasi, dan Piknotik Pada Girus Dentatus Internus Perlakuan
Sel Normal
Sel Kondensasi
Sel Piknotik
A150 P150
16,25
269,25
14,5
A200 P150
12,2
274
13,8
A250 P150
13,75
270,25
16
Citicoline
29
261,6
24,4
Meskipun pada data yang diujikan dengan SPSS memiliki arti tidak berbeda bermakna, peneliti mengidentifikasi terdapat beberapa perubahan pada jumlah sel neuron masing-masing perlakuan yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
11 Pada Tabel 5 didapatkan jumlah sel normal terbanyak di dosis 1, yaitu kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dengan dosis 150 mg dan jumlah sel normal terkecil terdapat di dosis 2, yaitu kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dengan dosis 200 mg. Walaupun didapatkan bahwa pemakaian dosis 1 lebih memiliki sifat neurogenesis dibandingkan dosis yang lain, jarak perbandingan jumlah sel normal tiap perlakuan sangatlah kecil (hanya sekitar 1-4 sel). Pada Tabel 5 juga dapat kita identifikasi bahwa jumlah sel kondensasi terbanyak di dosis 2, yaitu kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dengan dosis 200 mg dan jumlah sel kondensasi terkecil terdapat di dosis 1, yaitu kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dengan dosis 150 mg. Pada data ini ditunjukkan bahwa jumlah sel yang mengalami kondensasi berbanding terbalik dengan jumlah sel normal di tiap perlakuan. Pada dosis 1 didapatkan jumlah sel normal yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lain dan memiliki jumlah sel kondensasi yang lebih sedikit dibangingkan dengan perlakuan lain. Namun, sama seperti jumlah sel normal,jarak perbandingan jumlah sel kondensasi tiap perlakuan sangatlah kecil (1-5 sel). Pada Tabel 5 juga dapat kita identifikasi bahwa jumlah sel piknotik terbanyak di dosis 3, yaitu kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dengan dosis 250 mg dan jumlah sel piknotik terkecil terdapat di dosis 2, yaitu kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dengan dosis 200 mg. Pada data ini ditunjukkan bahwa jumlah sel yang mengalami piknotik tidak memiliki jumlah nilai yang terlalu berbeda, hanya sekitar 1-2 sel di tiap perlakuan yang diteliti pada penelitian ini. Grafik 1. Jumlah Rata-rata Sel Normal Pada Girus Dentatus Internus
normal 30 20 10 0
normal
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
12 Grafik 2. Jumlah Rata-rata Sel Kondensasi Pada Girus Dentatus Internus
kondensasi 280 270 260 250
kondensasi
Grafik 3. Jumlah Rata-rata Sel Piknotik Pada Girus Dentatus Internus
pikno.k 25 20 15 10 5 0
pikno6k
Pada Grafik 1, Grafik 2, dan Grafik 3 juga dapat kita identifikasi bahwa terdapat perbedaan yang jauh antara pemakaian kombinasi ekstrak Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dengan pemakaian citicoline pada percobaan ini. Pada pemakaian citicoline didapatkan jumlah sel normal dan piknotik yang lebih banyak dibandingkan dengan pemakaian kombinasi ekstrak Acalypha indica Linn dan Centella asiatica. Sedangkan dengan pemakaian citicoline didapatkan
jumlah sel kondensasi yang paling sedikit dibandingkan dengan
pemakaian kombinasi ekstrak Acalypha indica Linn dan Centella asiatica. Dengan menggunakan uji pada SPSS, didapatkan hasil perbandingan efek neuroterapi kombinasi ekstrak Acalypha indica Linn dan Centella asiatica memiliki hasil tidak berbeda bermakana sedangkan pada data Tabel 5 yang merupakan jumlah rata-rata sel normal, kondensasi, maupun piknotik di tiap perlakuan didapatkan perbandingan yang sangat sedikit (perbandingan jumlah sel kurang dari 10 sel). Perbedaan jumlah sel yang tidak terlalu berbeda di tiap perlakuan disebabkan pada penelitian ini, hanya digunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x. Dengan mengunakan mikroskop ini, peneliti tidak dapat mengetahui keadaan sel yang sebenarnya, seperti grading
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
13 dari kondensasi (sel yang mengalami kondensasi ada yang memiliki warna lebih terang maupun warna yang lebih gelap). Sehingga, peneliti tidak dapat melihat grading dari sel kondensasi yang sebenarnya di tiap perlakuan, seharusnya penggunaan minyak emersi pada mikroskop dengan pengunaan pembesaran 1000x perlu dilakukan. Pada penelitian sebelumnya didapatkan bahwa efek neuroterapi pada Acalypha indica Linn berada pada dosis 200-500 mg/KgBB terhadap katak yang diberikan Pankuronim bromida sebagai pelumpuh otot.33 Pada penelitian ini, dosis yang digunakan adalah dosis 200 mg yang memiliki efek terapi namun dengan dosis terkecil. Perbandingan pemakaian antar dosis terlalu kecil (sekitar 50 mg) sehingga perbedaan jumlah hasil sel normal, kondensasi, dan piknotik tidak terlalu signifikan. Pada penelitian ini sebaiknya digunakan jarak 100 mg di tiap dosis perlakuan Acalypha indica Linn agar nilai perbandingan jumlah sel dapat lebih terlihat. Pada penelitian ini juga dapat ditingkatkan dosis Acalypha indica Linn yang masih berada pada dosis terapi di penelitian sebelumnya yaitu dosis 200-500 mg/KgBB.
Kesimpulan Didapatkan hasil tidak berbeda bermakna pada perbandingan dosis pada kombinasi ekstrak Acalypha indica Linn dan Centella asiatica terhadap neuron hipokampus Sprague dawley pascahipoksia. Hal ini menunjukkan hanya sedikit terjadi perbedaan pada jumlah neuron normal, kondensasi, dan piknotik pada 3 dosis kombinasi yang berbeda. Jika pemakaian kombinasi ekstrak Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dibandingkan dengan pemakaian citicoline, didapatkan jumlah sel normal dan sel piknotik paling tinggi dan jumlah sel kondensasi paling rendah pada pemakaian citicoline.
Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan mikroskop pembesaran besar. Hal ini ditujukan agar perubahan tiap sel seperti bentuk nukleus, derajat keparahan kondensasi atau kualitas kondensasi, serta diameter tiap selnya dapat dilihat dengan lebih jelas. Dengan menggunakan mikroskop ini, diharapkan perubahan yang terjadi pada sel disetiap perlakuan dapat lebih mudah diidentifikasi. Selain itu range antar dosis Acalypha
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
14 indica Linn pada kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica dibuat lebih besar agar perubahan yang terjadi ditiap sel dapat lebih terlihat Peneliti juga dapat melakukan penelitian biomolekular, seperti melihat perubahan protein molekular yang terjadi di tiap perlakuan agar hasil yang didapatkan lebih akurat dan Menggunakan range parameter hipoksia pada tiap gelombang tikus, agar didapatkan kondisi hipoksia yang hampir sama pada tiap gelombang tikus
Kepustakaan 1. Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi V. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;2010.p.892-7. 2. Cruz
S.
Ischemic
Stroke
in
Emergency
Medicine.
Diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/1916852-overview#a0156. Diakses pada Minggu, 11 Desember 2011 pukul 06.30 WIB. 3. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Laporan riset kesehatan dasar nasional. 2007. Diunduh dari http://kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf. Diakses pada Minggu, 11 Desember 2011 pukul 07.00 WIB. 4. Wedro B. Stroke. Diunduh dari http://www.medicinenet.com/stroke/article.htm. Diakses pada Sabtu, 10 Desember 2011 pukul 09.00 WIB. 5. Fauci et al. Harrison’s Principle of Intenal Medicine [e-book]. 17th ed. USA: McGraw-Hill; 2008. 6. Secades JJ, Lorenzo JL. Citicoline: pharmacological and clinical review, 2006 update. Methods Find Exp Clin Pharmacol. 2006;28 Suppl B:1-56. 7. Conant R, Schauss AG. Therapeutic applications of citicoline for stroke and cognitive dysfunction in the elderly: a review of the literature. Altern Med Rev. 2004;9(1):17-31. 8. MIMS
Indonesia.
Citicoline.
Diakses
di
http://www.mims.com/Indonesia/drug/search/citicoline pada 8 November 2011 pukul 20.09 WIB. 9. Zulkarnaini. Stroke Iskemik Pasca Terapi Fibrinolitik. Jurnal Kardiologi Indonesia. Vol.29, No I. Januari 2008.p.32-9. 10. Purwaningsih E, Ibrahim N, Zain H, Tedjo A. Neuro-protection and neuro-therapy effects of Acalypha indica Linn. water extract ex vivo on Musculus gastrocnemius Frog. Makara. 2008;12(2):71-76.
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
15 11. Ullah MO, Sultana S, Haque A, Tasmin S. Antimicrobial, cytotoxic, and antioxidant activity of Centella asiatica. European Journal of Scientific Research. 2009; 30(2):260-264. 12. Indena. Centella asiatica selected triterpenes: a highly standardized natural remedy for the maintenance of an healthy venous system. diunduh dari www.indena.it/pdf/centella.pdf pada Selasa, 1 November 2011 pukul 03.25 WIB. 13. Ikawati
Z.
Stroke.
Diunduh
dari
http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/stroke.pdf. Diakses pada Sabtu, 10 Desember 2011 pukul 14.00 WIB. 14. Sedono R. Hypoxia. ICU Department of Anesthesiology. Faculty of Medicine University of Indonesia. Cipto Mangunkusumo Hospital. Jakarta;2011 15. What
Is
Hypoxia.
Diunduh
dari
http://www.news-medical.net/health/What-is-
Hypoxia.aspx. Diakses pada Sabtu, 10 Desember 2011 pukul 14.00 WIB. 16. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology [e-book]. 12th ed. USA: John Wiley & Sons, Pte Ltd; 2009. 17. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology [e-book]. 11th ed. USA: Saunders Elsevier; 2006. 18. Mason RJ, Murray JF, Broaddus VC, Nadel JA. Murray and Nadel’s textbook of respiratory medicine [e-book]. USA: Saunders; 2005 19. Myers
CE.
Hypoxia/anoxia.
Diunduh
dari
http://www.memorylossonline.com/glossary/hypoxiaanoxia.html. Diakses pada Mingu, 11 Desember 2011. Pukul 19.00 WIB. 20. Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP. Clinical neurology [e-book]. 5th ed. USA: McGraw-Hill; 2002 21. Matsuoka Y, et al. In vivo hypoxia-induced neuronal damage in dentate girus of rat hippocampus: changes in NMDA receptors and the effect of MK-801.Neurochem Int. 1997;30(6):533-542 22. Cerebral
Hypoxia.
Diunduh
dari
http://www.umm.edu/ency/article/001435trt.htm.
Diakses pada Sabtu, 10 Desember 2011 pukul 15.00 WIB. 23. Jusuf A A. Aspek Histologi Dalam Neurosains. Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta;2010 24. Altman, J.; Bayer, S. (1990). "Mosaic organization of the hippocampal neuroepithelium and the multiple germinal sources of dentate granule cells". The Journal of Comparative Neurology301 (3): 325–342
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
16 25. Anonim.
Macam-macam
Sel
Saraf.
Diunduh
dari
http://www.majalahbara-
smaga.co.cc/2010/02/macam-macam-sel-saraf.html. Diakses pada Sabtu, 10 Desember 2011 pukul 15.00 WIB. 26. Anonim. Histologi Sel Neuron. Diunduh dari www.ihcworld.com. Diakses pada 2 Oktober 2011 pukul 15.10. 27. Balakrishnan N, Panda A, Raj N, Shrivastava A, Prathani R. The evaluation of nitric oxide scavenging activity of acalypha indica linn root. In Asian J. Research Chem, 2009, 2(2):148-9. 28. Jamilah. M. Penentuan nilai LD50 ekstrak air herba Akar kucing (acalypha indica linn,) dan pengaruhnya terhadap kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi kalium
oksonat.
Diunduh
dari
http://www.lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=126111&lokasi=lokal. Diakses pada Minggu, 10 Oktober 2010. 29. Amalia R. 2009. Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Efek Sedasi pada Mencit BALB/C. Karya Tulis Imiah, Universitas Diponegoro, Semarang. Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/8081/1/Rizki_Amalia.pdf pada 2 Oktober 20011 pukul 19.25 WIB. 30. Gupta SK, Gupta A, Gondhotra D, Gupta A, Gupta S. Role of citicoline in ischaemic stroke. JK Science. 2008. 10: 160-2 31. Aborn
T.
A.
Beginner’s
Guide
to
the
Rotary
Evaporator.
Diunduh
http://www.personal.psu.edu/tda5009/blogs/english202c/instruction%20set.doc oktober 2011 pukul 21.04.
Perbandingan efek…, Farah Faulin Al Fauz Lubis, FK UI, 2011
dari:
pada
4