DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR DALAM MENYELESAIKAN SOALSOAL MATEMATIKA MATERI POKOK KELILING DAN LUAS SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 9 KENDARI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika
OLEH DARLIA A1C1 10 047
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015
ABSTRAK DARLIA (A1C1 10 047) “Deskripsi Kesulitan Belajar dalam Menyelesaikan SoalSoal Matematika Materi Pokok Keliling dan Luas Segiempat di Kelas VII SMP Negeri 9 Kendari). Masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana kesulitan peserta didik kelas VII dalam menyelesaikan soal keliling dan luas segiempat pada SMPN 9 Kendari. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, metode yang digunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 kendari Semester genap Tahun Ajaran 2014/2015 pada kelas VII. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dikelas, hasil tes siswa dan hasil wawancara. Subyek penelitian yang dipilih berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru mata pelajaran yang bersangkutan. Hasil pengamatan terhadap siswa yang menjadi sabjek penelitian kemudian di analisis. Analisis data dilakukan melalui langkah-langkah menelaah data yang di peroleh pada saat proses belajar menajar, reduksi data, penyajian data dalam satuan-satuan, dan verifikasi data. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data. Data tentang siswa yang mengalami kesulitan masing-masing subjek diperoleh dari hasil pengamatan dan tes. Jawaban siswa dianalisis untuk memperkuat pengamatan pada saat proses beljar mengajar. Pedoman yang digunakan untuk melakukan analisis kesulitan adalah kesilutan ditinjau dari kompetensi kesulitan belajar siswa . Data hasil wawancara digunakan sebagai pembanding data hasil pengamatan di kelas pada saat proses belajar mengajar dan hasil tes untuk mengetahui penyebab siswa mengalami kesulitan belajar. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian adalah: kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaiakn soal keliling dan luas segiempat yaitu ketergangguan belajar, ketidakmampuan belajar, ketidakfungsian belajar, pencapaian rendah dan lambat belajar. Hal ini terlihat dari hasil pengamataan saat proses belajar mengajar dan nilai hasil belajarnya.
iv
ABSTRACT
This study aims to determine how the problem of class VII student difficulties in solving the circumference and area of quadrilateral at SMPN 9 Kendari. This study is a qualitative research. This research was conducted in SMP Negeri 9 kendari Semester Academic Year 2014/2015 even in class VII. Sources of data in this study was obtained from the results of classroom observations, student test results and interviews. The observation of the student who is being sabjek research later in the analysis. Data analysis was performed through the steps to examine the data that was obtained. The students' answers were analyzed to strengthen the observation and determine the cause of the students have learning difficulties. Data from interviews are used as a comparison the observed data. The conclusion of the study are: the difficulties experienced by students in menyelesaiakn about the circumference and area of quadrilateral is Investments learning, learning disabilities, learning dysfunction, low achievement and slow learners. This is evident from the results pengamataan during the learning process and the value of learning results.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata yang lebih indah
selain mengucapkan puji
syukur yang tak henti-hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala karena berkat Rahmat dan taufik-Nya sehingga Skripsi yang berjudul “Deskripsi Kesulitan Belajar dalam Menyelesaikan Soal-Soal Matematika Materi Pokok keliling dan luas segiempat Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Kendari ” dapat terselesaikan dan tersusun sebagaimana mestinya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini mendapat bimbingan dan arahan dari Bapak Drs. La Arapu, M.Si, selaku pembimbing I dan Ibu
Dra. Rosdiana,
M.Pd selaku pembimbing II. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beliau, semoga Allah Subhanahu Wata’ala membalasnya dengan yang lebih baik lagi. Amin. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S, Rektor Universitas Halu Oleo Kendari, 2. Bapak Prof. Dr. La Iru, SH., M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari, 3. Bapak Latief Sahidin,S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari,
v
4. Bapak Drs. La Masi, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, 5. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya Dosen Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang selama ini telah banyak berjasa mengajar, mendidik, membimbing penulis dalam memperoleh serta mengkaji ilmu dan pengetahuan, 6. Seluruh Staf Administrasi di lingkup Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Universitas Halu Oleo Kendari yang selama ini telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis dalam segala pengurusan Administrasi, 7. Kepala Sekolah dan Guru Matematika kelas VII SMP N. 9 Kendari, atas bimbingan dan kerjasamanya yang turut membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. 8. Siswa-siswi kelas VII SMP N. 9 Kendari, yang telah membantu penulis berupa partisipasi aktif selama pelaksanaan penelitian ini, 9. Sahabat-sahabatku daria dan feni serta seluruh Mahasiswa Jurusan Pendidikan matematika yang dan tidak bisa disebutkan yang selalu memberikan motivasi, dukungan, doa, dan kebersamaannya selama ini. 10. Terakhir terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama mulai penelitian hingga penulisan seminar hasil ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, Teriring pula rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus dari penulis kepada Ibunda tercinta Wa Idha dan Ayah saya La Bahidi sebagai sumber
vi
inspirasi tanpa batas serta ketiga saudaraku Damria, Ibarat dan Wa Ela yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi, berupa perhatian, cinta dan kasih sayang. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi dan membalas segala amal ibadah dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi dan dalam penyusunan skripsi ini. Amin. Penulis menyadari bahwa ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan. Harapan penulis, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pendidikan matematika, semoga Allah meridhoi kita semua. Aamiin.
Kendari, Oktober 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii ABSTRAK ....................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori .......................................................................... 6 1. Pembelajaran Matematika ................................................... 6 2. Hasil Belajar ........................................................................ 7 3. Pengerian Deskripsi ............................................................. 10 4. Pengertian kesulitan Belajar ................................................ 11 5. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar.......................... 15 6. Kurikulum Tentang Keliling dan Luas Segiempat .............. 16 B. Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................ 16 C. Kerangka Berpikir .................................................................... 17 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...........................................................................20 B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 20 C. Subjek Penelitian ....................................................................... 20 D. Fokus Penelitian ........................................................................ 21 E. Instrumen Penelitian .................................................................. 21 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 22
viii
G. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 23 H. Analisis Data ............................................................................. 23 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ......................................................................... 27 1. Data Hasil Tes ..................................................................... 27 2. Data hasil Obsevasi.............................................................. 31 3. Analisis Data ........................................................................ 38 B. Pembahasan .............................................................................. 45 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................... 48 B. Saran ..................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49
ix
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Pedoman Observasi ............................................................. 51
Lampiran 2.
Kisi-kisi Instrumen Tes ....................................................... 52
Lampiran 3.
Instrumen Tes ....................................................................... 55
Lampiran 4.
Pedoman Wawancara ........................................................... 61
Lampiran 5.
Transkrip hasil wawancara siswa ........................................ 63
Lampiran 6.
Hasil pengamatan ................................................................ 67
Lampiran 7.
Lembar Kerja Subjek Penelitian Yang Diwawancara ......... 84
Lampiran 8.
Nilai hasil Belajar Siswa ...................................................... 87
Lampiran 9.
Dokumentasi ......................................................................... 88
Lampiran 10. Surat izin penelitian ............................................................. 89 Lampiran 11. Surat Keterangan telah melakukan penelitian ..................... 90
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah di mana anak didik untuk sekian jam tiaptiap hari „mengisi‟ hidupnya (Partowisastro: 1982:13). Di sekolah, guru memiliki peranan penting karena selain sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran, guru juga berperan sebagai pembimbing dan pendidik. Tugas seorang guru tidak hanya melakukan transformasi ilmu pengetahuan saja namun juga mengidentifikasi siswa yang bermasalah dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah yang mereka hadapi. Siswa merupakan salah satu komponen pendidikan di sekolah, untuk itu perlu mendapat perhatian yang besar dari lingkungan pendidikannya. Kadangkadang seorang siswa menghadapi permasalahan yang kompleks yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah. Problematika yang dihadapi siswa merupakan masalah yang sangat penting yang harus diketahui oleh guru. Sebab hal itu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Kesulitan belajar tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor kesehatan, keadaan sosial, keadaan keluarga atau pergaulan, dan berbagai macam masalah pribadi lainnya. Faktor-faktor yang penyebab terjadinya kesulitan belajar tersebut tidak dapat dihindari oleh setiap siswa, oleh karena itu tugas guru sebagai tenaga pendidik
dan
pembimbing
sangat
berperan
dalam
memberikan
siswa
pertimbangan pemecahan masalah yang dialami. Selanjutnya, guru harus
1
2
memahami dan mengetahui lebih mendalam keadaan siswa, tingkah laku, latar belakang, dan kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya. Seorang guru harus mampu memberikan pertimbangan pemecahan atau jalan penyelesaiannya, agar siswa dapat menentukan pemecahan masalah yang terbaik bagi kesulitan yang sedang dihadapi. Dalam memberikan bantuan dan pertimbangan guru juga harus memperhatikan aspek-aspek yang meliputi pribadi siswa yang bermasalah, antara lain kedewasaan; bakat; kemampuan; lingkungan; dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang diberi bantuan dan pertimbangan pemesahan masalah dapat menentukan pemecahan masalah yang dihadapinya secara tepat. Diantara proses memperoleh informasi dan membantu siswa yang bermasalah antara lain melalui analisis kesulitan belajar. Kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah merupakan salah satu upaya kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian hasil belajar yang maksimal. Dalam proses pembelajaran, belajar bagi siswa dan mengajar bagi guru senantiasa ingin memperoleh hasil baik dalam belajarnya. Jadi kedua belah pihak menginginkan hasil yang baik dari kegiatan yang di lakukan
3
Melihat pentingnya peningkatan hasil belajar bagi seorang siswa, maka dituntut untuk lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Untuk memenuhi tuntutan itu siswa harus dalam keadaan tenang dan nyaman. Sedangkan guru harus dapat mengidentifikasi segala permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Siswa yang memiliki masalah seperti kurang motivasi belajar, kurang berkonsentrasi, kurang percaya diri, kurang bisa membagi waktu dan tidak bisa bersosialisasi harus diberikan dukungan dan bantuan untuk memecahkan masalahnya dengan pemberian pertimbangan pemecahan masalah yang tepat. Kondisi yang demikian ini juga dialami siswi Kelas VII SMP Negeri 9 Kendari. Yang bersangkutan mengalami masalah kurangnya motivasi belajar, kepercayaan diri dan tingkat kosentrasi disamping tingkat SDM(Sumber daya Manusia) yang lemah dalam mata pelajaran matematika pada materi keliling dan luas segiempat Segiempat merupakan materi dasar dalam matematika, oleh karena itu sangat penting bagi semua siswa untuk dapat menguasai materi tersebut. Di sekolah menengah, materi segiempat kembali dibahas pada kelas VII semester 2 dengan penekanan pada melatih cara berfikir dan bernalar serta mengembangkan kemampuan memecahkan masalah mengenai luas dan keliling segiempat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Mengingat luas dan keliling segiempat sangat dekat sekali dengan kehidupan kita maka diharapkan siswa mampu memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara penulis dengan guru matematika yang mengajar di kelas VII SMPN 9 Kendari memberikan indikasi bahwa penguasaan konsep segiempat masih tergolong
4
rendah, serta masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan konsep, luas dan keliling segiempat. Sementara itu KKM yang telah di tetapkan sekolah untuk mata pelajaran matematika yaitu 72. Nilai matematika yang diperoleh siswa rata-rata 65. Sementara itu nilai yang di peroleh siswa paling tinggi 80 dan nilai yang terendah adalah 60. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang kesulitan dan seberapa besar persentase kesulitan siswa dalam menyelesaiakan soal materi segiempat, yang dituangkan dalam sebuah judul “Deskripsi kesulitan Belajar Dalam Menyelesaikan Soal-soal Matematika Materi Pokok Keliling dan Luas Segiempat di Kelas VII SMP Negeri 9 Kendari”. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang diteliti dalam penelitiian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana kesulitan peserta didik kelas VII dalam menyelesaikan soal keliling dan luas segiempat pada SMPN 9 Kendari. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan penelitiian di atas adalah untuk mengetahui bagaimana masalah kesulitan siswa kelas VII dalam menyelesaikan soal keliling dan luas segiempat pada SMPN 9 Kendari.
5
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi sekolah a. Memberikan sumbangan positif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pelajaran matematika. b. Dapat digunakan sebagai masukan dalam usaha meningkatkan prestasi belajar matematika sekolah. 2. Bagi Guru Adapun manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: a. Diharapkan menjadi masukan bagi pengajar untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal bangun datar segitiga.
b. Memperjelas permasalahan kesulitan yang dialami siswa sekolah menengah kejuruan dalam mempelajari keliling dan luas bangun datar segitiga. 2. Bagi peneliti a.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bekal untuk terjun ke dunia pendidikan sehingga nantinya bisa menjadi guru yang profesional.
b.
Sebagai bahan informasi bagi peneliti berikutnya yang memiliki relefansi dengan penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Matematika Hudoyo (1988:3) menyatakan bahwa belajar matematika merupakan kegiatan mental yang tinggi, oleh sebab itu dalam mengajar matematika guru harus mampu memberikan penjelasan dengan baik sehingga konsep-konsep matematika yang abstrak dapat dipahami siswa. Materi matematika disusun secara teratur dalam urutan yang logis (hirarkis) artinya, suatu topik matematika akan merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari oleh apa yang telah diketahui orang itu. Karena itu untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar mengajar matematika tersebut. Karena kehirarkisan matematika Hudoyo (1988:4) menyatakan bahwa belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses belajar mengajar. Ini berarti belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu. Oleh sebab itu dalam mengajar, guru hendaknya dapat memilih topik-topik matematika sesuai urutan yang logis. Karena dalam belajar matematika memerlukan materi prasyarat untuk memahami topik berikutnya, maka dalam mengajar matematika guru harus mampu mengidentifikasikan materi-materi yang menjadi prasyarat suatu topik matematika.
6
7
Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan antara siswa dengan guru dan antar sesama siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa tetapi juga interaksi edukatif, dalam hal ini bukan hanya menyampaikan pesan berupa mata pelajaran, melainkan juga nilai dan sikap pada diri siswa yang sedang belajar. Interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini guru memegang peranan utama untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang terwujudnya proses belajar mengajar yang efektif, yakni bagaimana belajar yang baik, sehingga siswa dapat belajar dengan baik pula.Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Hudoyo (1988:31), belajar mengajar mengandung makna dua pihak (belajar dan mengajar) dalam menciptakan sistem lingkungan proses belajar mengajar yang baik serta memanfaatkan proses belajar mengajar yang optimal. 2. Hasil Belajar Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode
8
tertentu. Djamarah (1996:23) mengungkapkan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Widoyoko (2009:1), mengemukakan bahwa hasil belajar terkait dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju evaluasi baik menggunakan tes maupun non-tes. Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Bloom (Sudjana, 2010: 22-31) mengemukakan secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. a. Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:1). Pengetahuan, 2). Pemahaman,3). Aplikasi, 4). Analisis, 5). Sintesis, 6). Evaluasi. b. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek. Kelima aspek dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks sebagai berikut: 1). Reciving/ attending (penerimaan), 2). Responding (jawaban), 3). Valuing (penilaian), 4). Organisasi, 5). Karaakteristik nilai atau internalisasi nilai
9
c. Ranah Psikomotor Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: 1) gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar; 2) keterampilan pada gerakan-gerakan dasar; 3) kemampuan perseptual, termasuk di
dalamnya
membedakan
visual,
membedakan auditif, motoris dan lain-lain; 4) kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan; 5) gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan
yang
kompleks;
kemampuan
yang
berkenaan
dengan
komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Tohirin (2006:155) mengungkapkan seseorang yang berubah tingkat kognitifnya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya. Arikunto (2007: 121) mengungkapkan ranah kognitif pada siswa SD yang cocok diterapkan adalah ingatan, pemahaman dan aplikasi, sedangkan untuk analisis, sintesis, baru dapat dilatih di SLTP dan SMU dan Perguruan Tinggi secara bertahap sesuai urutan yang ada. Pengetahuan atau ingatan merupakan proses berfikir yang paling rendah, misalnya mengingat rumus, istilah, namanama tokoh atau nama-nama kota. Kemudian pemahaman adalah tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan, misalnya memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Sedangkan aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Menerapkan abstraksi yaitu ide, teori atau petunjuk teknis ke dalam
10
situasi baru disebut aplikasi. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, model atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan dinilai dalam periode tertentu. Di antara ketiga ranah tersebut,ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Sudjana, 2005: 23). 3. Pengertian Deskripsi Kamus besar bahasa Indonesia (Vardiansyah; 2008: 9) Deskripsi adalah satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri. Pada umumnya deskripsi menegaskan sesuatu, seperti apa sesuatu itu kelihatannya, bagaimana bunyinya, bagaimana rasanya, dan sebagainya. Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai dalam disiplin ilmu sebagai istilah teknik.Saat
11
data yang dikumpulkan, deskripsi, analisis dan kesimpulannya lebih disajikan dalam angka-angka maka hal ini dinamakan penelitian kuantitatif. Sebaliknya, apabila data, deskripsi, dan analisis kesimpulannya disajikan dalam uraian katakata maka dinamakan penelitian kualitatif. 4. Pengertian Kesulitan Belajar Mulyadi
(2010:5-6)
Kesulitan
belajar
adalah
hambatan
atau
gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf integensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Kesulitan belajar juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Mulyadi (2010:6-7) kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas dan termasuk di dalamnya pengertian-pengertian seperti: 1. Learning Disorder (ketergangguan atau kekecauan belajar) Keadaan di mana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya orang yang mengalami gangguan belajar, prestasi belajarnya tidak terganggu, akan tetapi proses belajarnya yang terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan. Dengan demikian hasil belajarnya lebih rendah dari potensi yang dimiliki. adapun kompetensi dasarnya yaitu menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari kekacauan balajar dengan indikator hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah di lakukan dan Menunjukan perilaku yang berkelainan seperti membolo, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu
12
didalam atapun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajardan sebagainya. 2. Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar) Ketidakmampuan seseorang murid yang mengacu kepada gejala di mana murid tidak mampu belajar, sehingga hasil belajarnya di bawah potensi intelektualnya yang dimana kompetensi dasarnya yaitu enganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakmampuan belajar dengan indikator menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu 3. Learning Disfunction (ketidakfungsian belajar) Menunjukkan gejala di mana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan-gangguan psikologis lainnya dengan kompetensi dasar menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakfungsian belajar yang dimana indikakornya lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajarnya atau selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan dan Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya 4. Under Achiever (pencapaian rendah) Mengacu kepada murid-murid yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah dimana kompetensi dasarnya menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari pencapaian rendah, dimana indikatornya yaitu dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak
13
mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi(mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference) dan tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater) 5. Slow Learner (lambat belajar) Murid yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan dengan murid-murid yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama dengan kompetensi dasar menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari lambat belajar dengan indikator menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya dan Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Prayitno (1995:90-94) mengatakan bahwa siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui : 1. Tes kemampuan dasar Setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau intelegensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan mengadministrasikan tes intelegensi yang sudah baku.
14
2. Tes Diagnostik Tes diagnostik merupakan instrumen untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu, misalnya untuk bidang studi matematika, apakah dijumpai kesalahan-kesalahan dalam operasi matematika atau dalam pemakaian rumus. Dengan tes diagnostik sebenarnya sekaligus dapat diketahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam bidang studi tertentu. 3. Analisis Hasil Belajar Tujuan analisis hasil belajar sama dengan tujuan tes diagnostik, yaitu untuk mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran atau bidang studi tertentu. Analisis hasil belajar prosedur dan pelaksanaannya di lakukan dengan jalan memeriksa secara langsung materi hasil belajar yang ditampilkan siswa, baik melalui tulisan, bentuk grafik atau gambar. 4. Langkah-langkah atau prosedur dan teknik penggunaan masalah (diagnosa kesulitan belajar): a)
Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Cara yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar ialah dengan menandai siswa dalam satu kelas yang memiliki nilai yang rendah.
b) Melokalisasi letaknya kesulitan ( permasalahan), setelah menemukan kelas atau individu siswa yang memiliki nilai atau hasil belajar yang rendah.
15
5. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar yang dijalani siswa di sekolah maupun di luar sekolah terdapat berbagai kesulitan yang dapat bersumber dari dirinya sendiri, pelajaran yang diterima, guru-guru, teman-teman, keluarga dan sebagainya. Hamalik (1983:112), pada garis besarnya faktor-faktor timbulnya masalah belajar pada siswa dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu: 1. Faktor-faktor internal (faktor-faktor yang berada pada diri siswa itu sendiri), antara lain: a. Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahun. b. Ketidak seimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasan cenderung kurang. c. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyusuaikan diri (maladjusment), tercekam rasa takut, benci dan antipati, serta ketidak matangan emosi. d. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran. 2. Faktor-faktor eksternal (faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu), yaitu berasal dari: a. Lingkungan sekolah, b. Lingkungan keluarga (rumah) c. Lingkungan masyarakat
16
6. kurikulum Tentang Keliling dan Luas segiempat Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi segiempat yang diajarkan pada kelas VII semester genap dengan Standar Kompetensi (SK): memahami konsep segitiga yang memiliki Kompetensi Dasar (KD): Menghitung keliling dan luas segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. B. Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan Hasil-hasil penelitian yang relevan dengan peneitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saherman (2010 : 27) menyimpulkan
bahwa jenis kesalahan matematika yang dilakukan siswa subjek penelitian di kelas II SMP Negeri 2 Bonegunu dalam menyelesaikan soal-soal pada materi faktorisasi suku aljabar adalah kesalahan konsep, operasi dan prinsip. 2.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2013 : 26) menyimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal komposisi fungsi dan invers suatu fungsi dilihat dari objek matematikanya yaitu kesalahan konsep, kesalahan prinsip, dan kesalahan algoritma. Dan Secara
umum
persentase
kesalahan
yang
dilakukan
siswa
dalam
menyelesaikan soal komposisi fungsi dan invers fungsi, berdasarkan kesalahan yang dilihat dari objek matematika adalah: (a) 36 kesalahan konsep yang dilakukan oleh 25 siswa pada semua butir soal dengan persentase 20,57%; (b) 59 kesalahan prinsip yang dilakukan oleh 25 siswa pada semua
17
butir soal dengan persentase 33,71%; dan (c) 35 kesalahn algoritma konsep yang dilakukan oleh 25 siswa pada semua butir soal dengan persentase 20%. C. Kerangka Berpikir Kesulian-kesulitan
dalam menyelesaikan soal materi keliling dan luas
segitiga dapat diketahui dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa tersebut adalah dengan mengujikan instrumen tes kepada siswa dalam hal ini adalah soal-soal materi keliling dan luas segitiga. Kemudian dari hasil tes yang diperoleh tersebut dilakukan analisis. Dengan analisis ini dapat diketahui kesulitan yang di alami siswa dalam menyelesaikan soal-soal dan sseberapa besar kesulitan yang di alami siswa dalam menyelesaikan soal tersebut.. Hasil belajar matematika adalah perubahan yang dialami seseorang sebagai hasil dari serangkaian kegiatan belajar yang menekankan pada pemahaman dan penguasaan konsep, pemantapan dan penerapan konsep, serta penyaluran abstraksi konsep dalam konteks real yang kesemuanya untuk mengetahui sejauh mana peranan dari
bertujuan
kombinasi kecakapan tersebut
dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Pembelajaran matematika diharapkan dapat membentuk kepribadian dan kemampuan berpikir siswa menjadi pribadi yang rasional, logis, ulet, komunikatif, sistematis dan pemecah masalah (problem solver). Namun pada umumnya, hasil belajar siswa yang disimbolkan dengan nilai yang diperoleh dijadikan tolak ukur dalam melihat berhasil tidaknya siswa dalam proses pembelajaran. Indikatornya
18
adalah ketika siswa mampu menjawab soal-soal yang diberikan, kompetensi dasar tercapai maka proses pembelajaran boleh dikata berhenti disitu. Tak
dapat
dipungkiri
bahwa
keberhasilan
proses
pembelajaran
matematika dapat ditinjau dari kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Namun, perlu ditekankan bahwa itu hanya satu dari sekian banyak kemampuan yang harus dimiliki siswa. Pengetahuan yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran harus meningkatkan kapasitas diri siswa tersebut. Kapasitas tersebut berupa kemampuan berpikir dan bersikap baik sebagaimana dicantumkan dalam standar kurikulum 2006. Ketika siswa belajar matematika pengetahuan yang diperolehnya tidak hanya digunakan diatas kertas yaitu mengerjakan soal-soal ulangan matematika ataupun ujian nasional. Tetapi ketika siswa menghadapi sebuah persoalan dalam kehidupan sehari-hari atau dunia nyata, kemampuan matematika yang dimilikinya seperti berpikir logis, daya nalar, sistematis dan rasional dapat membantu dalam pengambilan keputusan atau tindakan yang akan diambilnya. Jadi, pengetahuan tersebut juga berimplikasi positif terhadap kehidupannya secara signifikan. Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari. Hal tersebut merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep dasar materi yang akan dipelajari. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak siswa yang sudah mengetahui konsep dasar dan konsep prasyarat suatu materi pokok, namun ketika diberikan contoh soal yang diubah sedikit saja dari konsep tersebut masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal sehingga banyak
19
siswa melakukan kesalahan. Banyaknya
siswa mengalami kesulitan dalam
menjawab soal-soal ditandai dengan adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa umumnya ditemui pada saat pelaksanaan ujian, ulangan, atau dari tugas-tugas yang diberikan guru
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata atau bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan kesulitan belajar siswa pada materi keliling dan luas segiempat adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian studi kasus. Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan secara objektif pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Notoadmodjo, 2005). Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 9 Kendari dan waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester genap Tahun Ajaran 2014/2015. B. Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 9 Kendari tahun ajaran 2014/2015. Pada SMP Negeri 9 kendari untuk kelas VII terdapat 11 kelas yaitu kelas VII-1, VII-2, VII-3,VII-4, VII-5, VII-6, VII-7, VII-8, VII-9, VII10, dan VII-11
dengan kemampuan setiap kelas bersifat heterogen, ada siswa
yang tingkat kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Untuk keperluan penelitian ini, kelas yang menjadi subjek penelitian yaitu kelas yang nilai rata-rata
20
21
matematikanya sedang. Siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian adalah siswa yang memperoleh nilai yang berada dalam kategori rendah pada saat pemberian tes. Siswa yang terpilh sebagai subjek penelitian akan diwawancarai terkait kesulitan belajarnya mengenai keliling dan luas segiempat sehingga siswa memperoleh nilai yang rendah. C. Fokus Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana masalah kesulitan peserta didik kelas VII dalam menyelesaikan soal keliling dan luas segiempat pada SMPN 9 kendari. Adapun jenis kesulitan yang akan ditinjau adalah penyebab siswa mengalami kesulitan belajar. D. Instrumen Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif sehingga yang menjadi instrumen kunci sebagai pengumpul data utama adalah peneliti sendiri. Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpul data. Akan tetapi dalam penelitian ini juga digunakan instrumen lain sebagai pelengkap, yaitu tes, dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Peneliti sebagai instrumen Peneliti bertindak sebagai pengumpul data yang mengembangkan tes bangun datar segiempat serta melakukan wawancara terhadap subjek penelitian. Instrument penelitian dikembangkan oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru matematika.
22
b. Tes Tes bangun datar segiempat merupakan tes yang dirancang untuk keperluan mendiagnosis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan persoalan bangun datar segiempat. Berdasarkan hasil tes tersebut dapat diidentifikasi kesulitan siswa berupa kesalahan-kesalahan siswa dalam menjawab soal. c. Pedoman wawancara Pedoman wawancara dirancang untuk mempermudah peneliti dalam menggali informasi hasil pekerjaan siswa pada tes soal bangun datar segiempat yang diberikan. E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu persiapan penelitian dan pengambilan data. 1. Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan penelitian yang dilakukan adalah mendapatkan data kelas dan data siswa yang menjadi subjek penelitian 2. Pengambilan data penelitian
Guna mengenal, memahami, dan mengidentifikasi siswa yang bermasalah, membutuhkan pengumpulan data mengenai siswa tersebut. Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mewancarai secara langsung siswa
itu sendiri dan orang-orang yang ‘dekat’
dengan siswa, seperti wali kelas dan teman dekat di kelas.
23
F. Prosedur Pengumpulan Data Budiyono (2003:54) prosedur yang akan dilakukan Untuk memperoleh
data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Pemberian tes pada kelas yang menjadi sasaran penelitian. Pemberian tes kelas yang menjadi sasaran penelitian dilakukan untuk menentukan siswa yang akan diwawancarai dalam penelitian yang di lakukan. 2. Melakukan wawancara dengan siswa. Wawancara akan dilakukan dengan siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kendala atau kesulitan apa yang di alami siswa dalam mengerjakan soal keliling dan luas segiempat yang di berikan sehingga siswa memperoleh nilai yang rendah. 3.
Melakukan wawancara dengan guru. Wawancara terhadap guru di lakukan di ruang guru yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga memperoleh nilai yang rendah.
G. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama proses penelitian sampai selesainya pengumpulan data, agar data lebih sistematis dan tidak ada data yang terlupakan sehingga memudahkan peneliti untuk menafsirkannya. Analisis dalam penelitian kualitatif mengajak seseorang untuk mempelajari masalah yang ingin diteliti secara mendasar dan mendalam sampai keakar-akarnya. Masalah yang dilihat dari berbagai segi guna untuk memperoleh data yang berkualitas. Miles dan Huberman dalam Gunawan (2013:210-211) Tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitaif, yaitu (1) reduksi
24
data (data reduction); (2) paparan data (data display); dan (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclution drawing/verifying). Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif dengan tahapan-tahapan siswa sebagai berikut. 1. Reduksi data Reduksi
data
adalah
suatu
bentuk
analisis
menggolongkan, mengarahkan, membuang data
yang
menajamkan,
yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi: 1). Mengoreksi hasil pekerjaan siswa dengan cara penskoran, yang akan digunakan untuk menentukan subjek penelitian. 2). Melakukan wawancara dengan beberapa subjek penelitian, dan hasil wawancara tersebut disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi. 2. Penyajian data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam tahap ini data yang berupa hasil pekerjaan siswa disusun menurut urutan objek penelitian. Kegiatan ini memunculkan dan menunjukkan kumpulan data atau informasi yang terorganisasi dan terkategori yang memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan. Tahap penyajian data dalam penelitian ini meliputi: 1). Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang telah dipilih sebagai subjek penelitina, 2). mmenyajikan hasil wawancara. Dari hasil penyajian data yang berupa pekerjaan
25
siswa dan hasil wawancara dilakukan analisis, kemudian disimpulkan yang berupa data temuan sehingga mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini. 3. Menarik simpulan atau verifikasi Verifikasi adalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Dengan cara membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara maka dapat ditarik kesimpulan letak dan penyebab kesalahan. Dari kualifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa diatas, maka dapat ditentukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari keliling dan luas segitiga dengan kualifikasi cukup, kuat dan sangat kuat. Analisis data diatas, menurut Moleong (2004:178), untuk menentukan keabsahan suatu data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas derajat kepercayaan, keteralihan, ketergantungan dan kepastian, sehingga dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi tersebut dapat dibedakan menjadi empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Teknik triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan penggunaan sumber yaitu dengan membandingkan data hasil tes dan hasil wawancara di
26
tempat dan waktu yang berbeda dari pengumpulan data sebelumnya, dengan siswa, serta membandingkan dengan hasil wawancara dengan guru.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Hasil Tes Tes diberikan kepada siswa setelah seluruh materi segiempat selesai. Selanjutnya hasil tes ini digunakan sebagai pembuktian subjek penelitian yang akan di bandingkan dengan hasil pengamatan saat proses belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa mengenai keliling dan luas segiempat dapat dilihat hasil belajar siswa dengan pengamatan saat proses belajar mengajar bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar. Soal nomor 1 Suatu persegi, panjang sisinya 14 cm. tentukan luas persegi tersebut? Jawaban nomor 1 Dik :
panjang sisi = 14 cm
Dit :
Luas = . . . . .?
Penye : Luas = sisi x sisi = 14 x 14 = 196 cm 2
27
28
Soal nomor 2 Suatu jajargenjang panjang alasnya 16 cm dan tingginya 10 cm. Hitunglah luas jajargenjang? Jawaban nomor 2 Dik :
panjang alasnya = 16 cm Tinggi = 10 cm
Dit :
Luas jajargenjang = . . . ?
Penye : Luas = panjang alas x tinggi = 16 x 10 = 160 cm 2 Soal nomor 3 D A
C
B pada gambar layang-layang ABCD diatas, diketahui panjang BD = 20 cm dan DC = 12 cm. hitunglah luas layang-layang tersebut?
29
Jawaban nomor 3 Dik :
panjang BD = 20 cm Panjang DC = 12 cm Luas layang – laying ?
Dit : Penye :
Luas = 1 2 x diagonal 1 x diagonal 2
= 12
x panjang BD x panjang DC
= 12
x 20 x 12
= 240 2 = 120 cm 2 Soal nomor 4 Perhatikan gambar trapezium dibawah ini C
7 cm
10 cm
D 10 cm
A
19 cm
B
Hitunglah keliling trapezium diatas…? Jawaban nomor 4 Dik :
ab = 19 cm
30
cd = 7 cm ac = 10 cm bd = 10 cm Dit :
keliling trapesium ?
Penye : Keliling = ab + cd + ac + bd = 19 + 7 + 10 + 10 = 46 cm
2
Soal nomor 5 Perhatikan gambar di bawah ini C
D
A
B
Hitunglah luas segitiga BCD, jika diketahui AD = 5 cm, AB = 16 cm, dan CD = 12 cm. Jawaban nomor 5 Dik :
AD = 5 cm AB = 16 cm
31
CD = 12 cm Dit :
luas segitiga BCD ?
Penye : L = axt 2 = ( AD AB) XCD 2 = (5 16) X 12 2
= 21X 12 2
= 252 2
= 126 cm 2.
2
Data Hasil Observasi Observasi dilakukan pada saat guru memberikan materi keliling dan luas
segiempat. Observasi terhadap guru mengajar dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengumpulkan data. Hasil observasi dapat diuraikan sebagai berikut. Observasi pertama Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa guru memulai pelajaran dengan memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Sebelum menjelaskan mengenai materi yang akan di pelajari, guru selalu mengingatkan materi yang telah di pelajari pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru kembali menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan
32
memberikan motivasi kepada siswa dengan memberitahukan bahwa materi keliling dan luas segiempat yang akan di pelajari. Kemudian, guru menjelaskan mengenai materi keliling dan luas segiempat, dan memberikan contoh soal yang ada dalam buku paket yang digunakan. Guru membahas penyelesaian dari contoh soal tersebut secara runtut dari awal sampai akhir dengan sesekali memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Setelah membahas contoh soal, guru menanyakan kepada siswa mengenai contoh soal yang telah diberikan. Dalam mengajar, guru tidak menggunakan alat bantu belajar khusus seperti alat peraga atau alat bantu lainnya. Guru memberikan umpan balik terhadap apa yang telah disampaikan dengan menanyakan kepada siswa apakah siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan atau belum. Jika siswa masih belum paham, maka guru menjelaskan kembali contoh soal tersebut. Setelah siswa paham materi yang diberikan, guru meminta siswa agar mengerjakan soal latihan yang di berikan. Selama siswa mengerjakan soal, guru berkeliling kelas untuk memeriksa pekerjaan siswa, membantu siswa yang mengalami kesulitan dan mengingatkan siswa yang tidak mau mengerjakan soal agar segera mengerjakannya. Setelah siswa mengerjakan soal latihan, guru menunjuk salah satu siswa untuk menuliskan jawaban soal latihan di papan tulis. Guru selalu memberikan penguatan dalam bentuk lisan kepada siswa yang telah mengerjakan soal latihan. Dalam setiap latihan soal tidak semua latihan diselesaikan karena waktu proses belajar mengajar tidak mencukupi.
33
Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Soal latihan yang belum dikerjakanlah yang dijadikan sebagai Pekerjaan Rumah (PR). Pertemuan berikutnya, guru menanyakan tentang PR yang telah diberikan. Akan tetapi, ketika banyak siswa yang belum mengerjakan, guru tidak memberikan hukuman atau peringatan kepada mereka. Kegiatan berikutnya tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumya. Secara umum, metode yang digunakan guru adalah metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Akan tetapi hampir setiap metode pembelajaran sudah di gunakan oleh guru, namun hasil yang di perolehpun tetap sama. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan materi keliling dan luas segiempat dan metode tanya jawab digunakan saat guru menjelaskan dalam menyelesaikan soal. Metode tugas berupa pemberian soal yang harus dikerjakan oleh siswa, baik di kelas maupun sebagai pekerjaan rumah. Observasi kedua Observasi terhadap siswa dilakukan pada saat siswa menerima pelajaran dengan materi keliling dan luas segiempat. Pada hari pertama sampai dengan hari keempat saat berlangsungnya proses belajar mengajar hal yang menjadi pokok pengamatan terhadap siswa yang mengalami kesulitan dengan kompetensi dasar pertama yaitu
menganalisis
kesulitan belajar siswa dilihat dari kekacauan belajar. adapun yang menjadi indikatornya yaitu (1). Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah di lakukan. Dimana pada hari pertama sampai dengan hari keempat siswa A1, A2
34
,A3, A4 dan A5 menunjukan keadaan hasil yang di perolehnya seimbang dengan usaha yang di lakukannya. Dalam hal ini pada indikator pertama tidak terlaksana keadaan yang menunjukan usaha yang di lakukan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh siswa. Untuk indikator 2). menunjukan perilaku yang berkelainan seperti membolos(MB),datang terlambat(DT), tidak mengerjakan pekerjaan rumah(tdk M PR), mengganggu didalam atapun di luar kelas(MG), tidak mau mencatat pelajaran(tdk MC), tidak teratur dalam kegiatan belajar (tdk TDKB)dan sebagainya. Pada hari pertama saat pengamatan dalam proses belajar mengajar siswa A1, A2 ,A3, A4 dan A5 Menunjukan perilaku yang berkelainan seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu didalam atapun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar dan sebagainya. Observasi ketiga Pada hari kedua dengan kompetensi dasar pertama dan indikator kedua siswa A1, A2 ,A3, A4 dan A5 hanya menunjukan perilaku tidak memperhatikan pelajaran,mengganggu temannya yang lain dan tidak teratur belajarnya. Untuk hari ketiga dan hari keempat pengamatan siswa A1 tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu dan tidak teratur dalam kegiatan belajar. siswa A2 tidak mengerjakan pekerjaan rumah, datang terlambat, mengganggu, dan tidak teratur dalam kegiatan belajarnya. Sementara itu untuk siswa A3, A4 dan A5 menunjukan keadaan membolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah,datang terlambat, menggangu, dan tidak teratur dalam kegiatan belajar.
35
Kompetensi dasar kedua yaitu menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakmampuan belajar dengan indikator menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu. Pada pertemuan pertama siswa A1, A2 kurang memperhatikan proses pelajaran berlangsung, cenderung duduk,diam bahkan tidak punya gairah belajar. sedangkan untuk siswa A3, A4, dan A5 tidak menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu. Pada hari kedua saat proses belajar mengajar siswa A1, A2, A4 hanya duduk diam dalam ruangan dan mudah marah kalau ada temannya yang panggil atau menyentuhnya. Untuk siswa A5 saat proses belajar mengajar cenderung mudah marah dan tersinggung kalau di tanya sama temanteman yaang bukan teman baku bawanya. Sedangkan siswa A3 tidak menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu. Observasi keempat Pada hari ketiga dan hari keempat saat proses pelajaran berlangsung siswa A1 tidak menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu.sementara itu siswa A2, A3, A4 dan A5 menunjukan gejala
36
emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu. Kompetensi dasar ketiga menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakfungsian belajar dengan indikator pertama lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajarnya atau selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan. Pada saat pengamatan proses belajar mengajar hari pertama dan hari kedua siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 tidak memperhatikan pelajaran dan ketika di tanya tentang pelajaran yang berlangsung tidak ada yang menjawab. Sementara untuk hari ketiga dan hari keempat siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya atau selalu tertinggal dari teman-temannya dari waktu yang disediakan. Untuk indikator kedua menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya. Pada hari pertama siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 pada saat proses belajar mengajar siswa tidak memperhatikan proses pelajaran berlangsung, malahan dia sibuk menggambar dan masa bodoh dengan pelajaran. Sementara hari kedua siswa A1, A2, A4 tidak menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya, pada saat proses belajar mengajar berlangsung guru memperhatikan siswa A3 dan A5 mereka pura-pura memperhatikan padahal pada saat guru tidak memperhatikan mereka sibuk cerita dan bermain sama teman satu bangkunya. Pada hari ketiga dan keempat kompetensi dasar ketiga indikator kedua pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa A1 dan A2 cenderung berpura-pura pada saat pelajaran berlangsung. Sementara siswa A3, A4, dan A5
37
menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya. Kompetensi dasar keempat yaitu menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari pencapaian rendah dengan. Adapun indikatornya yaitu pertama Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference). Pada hari pertama siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 saat proses belajar mengajar berlangsung dalam kelas ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakannya malahan sibuk cerita bersama teman sebangkunya. Pada hari kedua siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru. Sementara itu pada hari ketiga dan hari keempat dalam batas waktu tertentu siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam proses pembelajaran yang berlangsung yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference). Kompetensi dasar keempat dengan indikator yang kedua yaitu tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater). Pada hari pertama dan hari kedua saat proses belajar mengajar ketika dikasi contoh soal siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 tidak
38
dapat mengerjakannya malahan sibuk cerita. Pada hari ketiga dan hari keempat siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 tidak berhasil menguasai materi yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Pada kompetensi dasar kelima yaitu menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari lambat belajar dengan indikator yang pertama menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya, dimana pada hari pertama sampai dengan hari keempat nilai yang di peroleh siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 paling rendah. Sementara nilai paling tinggi yang diperoleh siswa yaitu 90, sedangkan nilai paling rendah adalah 30. Indikator kedua yaitu tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Pada hari pertama saat proses belajar mengajar ketika dikasi contoh soal siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 tidak dapat mengerjakannya malahan sibuk cerita. Pada hari kedua saat pemberian soal latihan maupun tugas siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 tidak ada yang di kerja baik itu soal latihan maupun tugas. Sementra pada hari ketiga dan hari keempat siswa A1, A2, A3, A4, dan A5 tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya 3. Analisis Data Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal-soal materi segiempat dan segitiga dapat ditemukan beberapa kesalahan yang dilakukan
39
siswa.dalam penelitian ini diambil 3 siswa yang dianalisis jawabannya untuk di bandingkan dengan hasil observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Adapun alas an dipilihnya 3 siswa tersebut karena siswa-siswa tersebut yang mengalami banyak kesulitan dalam proses belajar mengajar. Analisis kesulitan hasil Belajar Siswa Analisis kesulitan jawaban siswa A3
Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut dapat dilihat bahwa siswa tidak memahami materi dan mengerti yang di sampaikan guru pada saat proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dari jawaban siswa hanya 2 nomor yang bisa di jawabnya dengan benar dan dua nomor lainnya jawabannya salah. Sedangkan 1 nomornya tidak dijawab sama sekali oleh siswa tersebut. Ini menunjukan siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
40
Analisis kesulitan jawaban siswa A4
Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut dapat dilihat bahwa siswa tidak memahami materi dan mengerti yang di sampaikan guru pada saat proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dari jawaban siswa tidak dapat menjawab soal yang diber ikan guru dengan benar.
41
Analisis kesulitan jawaban siswa A5
Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut dapat dilihat bahwa siswa tidak memahami materi dan mengerti yang di sampaikan guru pada saat proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dari jawaban siswa hanya 2 nomor yang bisa di selesaikan, itupun 1 nomornya dijawabnya salah dan 3 nomornya tidak dapat diselesaikan oleh siswa tersebut. Ini menunjukan siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Analisis Hasil Wawancara Siswa Siswa A3 Berdasarkan hasil belajar siswa bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal keliling dan luas segiempat. Hal ini tampak pada jawaban siswa yang tertera dalam lampiran. Dari 5 soal yang di berikan oleh guru, hanya 4 soal yang dapat di selesaikan oleh siswa tersebut. Sedangkan dari 4 soal yang dijawab oleh siswa ini hanya 2 soal yang di jawabnya dengan benar, itupun itupun cara siswa dalam menjawab soal tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Analisis Wawancara Siswa A3 P
: Dari 5 soal kenapa hanya empat soal yang adik jawab ?
S
: hanya itu yang saya tau kak
42
P
: Dari 4 soal hanya 2 nomor yang adik jawab dengan benar. Apa sebenarnya yang adik tidak mengerti dari soal ini?
S
: tidak menjawab (diam).
P
: Apa yang adik ketahui tentang keliling dan luas segiempat ?
S
: Yang saya ketahui tentang keliling dan luas segiempat yaitu hanya rumus keliling trapesium
P
: apa rumus keliling trapesium ?
S
: rumus keliling trapesium adalah jumlah keempat sisinya
P
: kenapa hanya keliling trapesium yang anda tau sementara masih ada persegi, persegi panjang dan yang lainnya yang termaksud segiempat?
S
: Karena hanya itu yang saya tau
P
: Mengapa hanya itu yang kamu tau ?
S
: saya kurang tau juga.
P
: Kalau begitu apa yang ada lakukan saat proses belajar mengajar berlangsung ketika guru menjelaskan materi tentang segiempat??
S
: duduk-duduk sambil mermain dengan teman dan malas belajar.
P
: kenapa pada saat proses belajar mengajar berlangsung anda sibuk bermain dan tidak memperhatikan proses belajar berlangsung ?
S
: tidak menjawab (diam)
P
: kenapa anda bisa malas, apa karena cara mengajar gurunya anda tidak suka ?
S
: tidak,malahan gurunya bagus sekali dia mengajar dan baik
P
: terus, apa yang menyebabkan anda tidak memperhatikan pelajaran ?
S
: tidak ada.
Dari petikan wawancara diatas, siswa tidak tau tentang soal yang di berikan oleh gurunya karena pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa
43
tersebut tidak memperhatikan pelajaran sehingga tidak bias menjawab soal-soal yang diberikan gurunya Siswa A4 Berdasarkan hasil belajar siswa bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal keliling dan luas segiempat. Hal ini tampak pada jawaban siswa tersebut. Dari 5 soal yang di berikan oleh guru, hanya 4 soal yang dapat di selesaikan oleh siswa tersebut. Sedangkan dari 4 soal yang dijawab oleh siswa ini tidak ada yang di jawabnya dengan benar. Hal ini disebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Analisis Wawancara Siswa A4 P
: Dari 5 soal kenapa hanya 2 soal yang adik jawab ?
S
: hanya itu yang saya tau kak
P
: Dari 2 soal hanya 1 nomor yang adik jawab dengan benar. Apa sebenarnya yang adik tidak mengerti dari soal ini?
S
: tidak menjawab (diam).
P
: Apa yang adik ketahui tentang jajargenjang ?
S
: Yang saya ketahui tentang jajargenjang yaitu hanya rumus luas jajargenjang
P
: apa rumus luas jajargenjang ?
S
: rumus luas jajargenjang adalah panjang alasnya dikalikan dengan tingginya
P
: kenapa hanya luas jajargenjang yang adik tau sementara masih ada persegi, persegi panjang dan yang lainnya yang termaksud segiempat?
S
: Karena hanya itu yang saya tau
44
P
: Mengapa hanya itu yang kamu tau ?
S
: saya kurang tau juga.
P
: Kalau begitu apa yang ada lakukan saat proses belajar mengajar berlangsung ketika guru menjelaskan materi tentang segiempat? (3x)
S
: tidak menjawab (Diam).(3x)
Siswa A5 Berdasarkan hasil belajar siswa bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal keliling dan luas segiempat. Hal ini tampak pada jawaban siswa tersebut. Dari 5 soal yang di berikan oleh guru, hanya 2 soal yang dapat di selesaikan oleh siswa tersebut. Sedangkan dari 2 soal yang dijawab oleh siswa hanya 1 soal yang dijawabnya benar, itupun cara siswa dalam menjawab soal tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Analisis Wawancara Siswa A5 P
: Dari 5 soal kenapa hanya 2 soal yang adik jawab ?
S
: hanya itu yang saya tau kak
P
: Apa yang adik ketahui tentang persegi dan jajargenjang ?
S
: Yang saya ketahui tentang persegi dan jajargenjang yaitu hanya rumus luas persegi dan jajargenjang
P
: apa rumus luas persegi dan jajargenjang ?
S
: rumus luas persegi yaitu S 2 sedangkan luas jajargenjang adalah panjang alasnya dikalikan dengan tingginya
45
P
: kenapa hanya luas persegi dan jajargenjang yang adik tau sementara masih ada persegi, persegi panjang dan yang lainnya yang termaksud segiempat yang sudah dijelaskan sama gurunya?
S
: Karena hanya itu yang saya tau
P
: Mengapa hanya itu yang kamu tau ?
S
: saya kurang tau juga.
P
: Kalau begitu apa yang ada lakukan saat proses belajar mengajar berlangsung ketika guru menjelaskan materi tentang segiempat? (3x)
S
: tidak menjawab (Diam).(3)
Berdasarkan hasil nilai jawaban dari 32 orang siswa dimana jumlah nilai keseluruhan yang diperoleh siswa adalah 1912 dengan nilai rata-rata 59,75, nilai minimal yang diperoleh siswa 30 dan nilai maksimalnya 92 serta standar deviasinya 20,53007. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di atas, kesulitan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal materi keliling dan luas segiempat adalah ketergangguan belajar,
ketidakmampuan belajar,
ketidakfungsian
belajar,
pencapaian rendah dan lambat belajar. Dari kelima jenis kesulitan tersebut, yang paling banyak dilakukan oleh siswa A3,A4 dan A5. Dilihat dari hasil jawaban siswa untuk soal yang nomor 1 tidak dapat diselesaikan oleh siswa. Hal ini menjukan siswa mengalami kesultan dalam memehami materi keliling dan luas persegi. Untuk saol nomor 2 dari ketiga siswa ini hanya 1 orang yang dapat menyelesaikannya yaitu siswa A5 dan ke dua siswa lainnya tidak dapat menyelesaikan soal tersebut. Ini juga menunjukan bahwa
46
siswa tidak mengerti tentang apa yang diajarkan oleh guru pada saat proses belajar berlangsung. Untuk
soal
nomor
3
dan
4
hanya
dua
siswa
yang
dapat
menyelesaikannya. Akan tetapi, dari kedua siswa ini hanya siswa A3 yang dapat menyelesaikannya dengan benar sementara siswa yang satunya tidak dapat menyelesaikannya dengan benar. Untuk soal yang nomor 5 tidak ada dari tiga siswa ini yang menyelesaikannya. Hal ini terlihat bahwa siswa tidak memehami materi yang diberikan guru. Bila dilihat dari data hasil pengamatan, jelas terlihat bahwa siswa tersebut
cenderung lebih
banyak
bermain
di
dalam
kelas
ketimbang
memperhatikan pelajaran. Hal ini di sebabkan karena siswa tersebut lebih mendapatkan
perhatikan
dengan
bermain
dengan
temannya
ketimbang
memperhatikan pelajaran. Siswa ini cenderung kurang perhatian, bila di pindahkan tempat duduknya di depan agar perhatian gurunya lebih banyak kepada siswa tersebut. Akan tetapi hasilnyapun malah mengganggu temannnya yang serius belajar didepan meskipun mendapat perhatian ekstra dari gurunya. Jelas terlihat bahwa siswa-siswa tersebut lebih asyik bermain, mengganggu teman-temannya yang serius belajar ketimbang memperhatikan pelajaran. Hal ini perlu perhatian khusus untuk guru supaya siswa-siswa tersebut tidak mengganggu temannya. Dalam hal ini guru sebaiknya mengundang orang tua siswa agar mendiskusikan solusi terbaik bagi anaknya supaya lebih memperhatikan pelajaran. Hal ini di lakukan karena siswa-siswa tersebut merupakan anak-anak yang kurang perhatian dari orang tuanya. Ini terbukti
47
dengan siswa A5 yang tidak sengaja bicara dengan temanya kenapa dia sering mengganggunya karena dia ingin dapat perhatiaanya meskiput orang yang sering diganggunya itu tidak senang. Diamati selama beberapa minggu siswa tersebut selalu perkelakuan yang sama seperti yang sering udilakukan pada minggu-minggu sebelumnya yaitu mengganggu teman, datang terlambat, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya. Hal itu terjadi karena pada saat pulang sekolah orang tua siswa tidak pernah mengingatka anaknya atau menyuruhnya untuk mengerjakan tugas, belajar sehingga siswa tersebut bisa memperoleh hasil yang baik di sekolah. Namun kenyataan yang terjadi malah sebaliknya orang tua siswa tersebut malah tidak memperhatikan anaknya agar dia belajar dirmuah. Hal ini sangat berakibat buruk kepada siswa karena siswa tersebut bisa beranggapan tentang buat apa belajar orang tuaku saja tidak pernah menyuruhnya untuk belajar. Penyebab sulitnya siswa dalam memahami materi keliling dan luas segiempat disebabkan oleh faktor kesiltan belajar siswa, dimana faktor-faktor itu adalah
ketergangguan atau kekacauan belajar, ketidakmampuan belajar, ketidakfungsian belajar, pencapaian rendah dan lambat belajar.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta mengacu pada perumusan masalah maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut yaitu kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal keliling dan luas segiempat yaitu ketergangguan atau kekacauan belajar, ketidakmampuan belajar, ketidakfungsian belajar, pencapaian rendah dan lambat belajar. Hal ini terlihat dari hasil pengamataan saat proses belajar mengajar dan nilai hasil belajarnya.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menawarkan beberapa saran untuk mengatasi kesulitan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang keliling dan luas segiempat yaitu dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru lebih memperhatikan siswa-siswa yang tidak memperhatikan pelajaran agar siswa tersebut lebih memperhatikan pelajaran.
48
DAFTAR PUSTAKA
Anne Gregory (2001: 37). Kamus Besar Bahasa indonesia. Jakarta.Balai Pustaka. Hamalki, O (1983:112) http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle /PendidikanPembelajaran/3537/Meri%20Ismi%20Susanti%20%20090210 101038_1.pdf?sequence=1 Hudoyo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Widoyoko,E.P. 2009. ) http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle /PendidikanPembelajaran/3537/Meri%20Ismi%20Susanti%20%20090210 101038_1.pdf?sequence=1 Irawan, I.E dan Haryanto, D. 2013. Bimbingan pemantapan Matematika untuk SMPMTs. BandungYrama Wida. Gunawan, I. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara. Komaruddin (2013: 60). Kamus Besar Bahasa indonesia. Jakarta.Balai Pustaka. Margono, S., 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Moleong, L.J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyadi (2010:6-7 http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/Pendidikan Pembelajaran/3537/Meri%20Ismi%20Susanti%20%20090210101038_1.p df?sequence=1 Notoadmodjo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Prayitno. (1995:90-94 http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/Pendidikan Pembelajaran/3537/Meri%20Ismi%20Susanti%20%20090210101038_1.p df?sequence=1 Shadiq, F dan Nur Amini Mustajab. 2011. Penerapan Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika di SD. Yogyakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
49
50
Soedjadi, R. (2000) . Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Depdikbud. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. .Zuriyah, N. 2007. Metode Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
51
PEDOMAN OBSERVASI Mata Pelajaran Materi Pokok Pertemuan ke Kelas/Semester Hari/Tanggal
: Matematika : Keliling dan Luas Segiempat : ... ... : VII-9 / semester 2 : ……………….
No.
Aspek yang diperhatikan
Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8
Memotivasi siswa Penguasaan suasana lingkungan belajar Menguasai materi pelajaran dengan baik Mengajukan pertanyaan pada siswa Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan Memberi kesempatan siswa untuk bertanya Sikap dalam mengamati siswa Mengadakan evaluasi
Kendari,
Oktober 2015
Observer
52
Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes Standar Kompetensi: 4. Menentukan keliling dan luas segiempat Faktor Penyebab Kesulitan 6.3
Indikator
Menghitung keliling dan keliling dan luas bangun luas bangun segiempat segitiga dan segi empat Menghitung serta keliling dan menggunaka luas bangun nnya dalam segitiga. pemecahan masalah .
Nomor Soal
Jumlah Soal
1,2,3,4
4
5
1
Menghitung
Jumlah
5
53
Faktor Penyebab Kesulitan belajar Faktor Penyebab Kesulitan
Indikator A1
1. 1.Menganalisis Hasil yang dicapai tidak kesulitan belajar siswa seimbang dengan usaha dilihat dari kekacauan yang telah di lakukan. atau ketergangguan Menunjukan perilaku yang balajar
berkelainan seperti membolos, datang terlambat, tidaka mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu didalam atapun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar dan sebagainya.
2. Menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakmampuan belajar
3. Menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakfungsian belajar,
4. Menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari pencapaian rendah
Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu. Lambat dalam melakukan tugastugas kegiatan belajarnya atau selalu tertinggal dari kawankawannya dari waktu yang disediakan Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat
Nama siswa A2 A3 A4
A5
54
penguasaan materi
(mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).
Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater)
Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya..
5. Menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari lambat belajar.
Jumlah
55
Lampiran 3: Instrumen Tes LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan rumus keliling dan rumus luas segiempat 2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas segiempat 1. Suatu persegi, panjang sisinya 14 cm. tentukan luas persegi tersebut? 2. Suatu jajargenjang panjang alasnya 16 cm dan tingginya 10 cm. Hitunglah luas jajargenjang? 3.
D A
C
B pada gambar layang-layang ABCD diatas, diketahui panjang BD = 20 cm dan DC = 12 cm. hitunglah luas layang-layang tersebut? 4. Perhatikan gambar trapezium dibawah ini C 7 cm 10 cm
D 10 cm
A
19 cm
B
Hitunglah keliling trapezium diatas…?
56
5. Perhatikan gambar di bawah ini C
D
A
B
Hitunglah luas segitiga BCD, jika diketahui AD = 5 cm, AB = 16 cm, dan CD = 12 cm.
57
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (Pertemuan Kesatu) 1. Suatu persegi, panjang sisinya 14 cm. tentukan luas persegi tersebut? Jawaban nomor 1 Dik :
panjang sisi = 14 cm
Dit :
Luas = . . . . .?
Penye : Luas = sisi x sisi = 14 x 14 = 196 cm 2 2. Suatu jajargenjang panjang alasnya 16 cm dan tingginya 10 cm. Hitunglah luas jajargenjang? Jawaban nomor 2 Dik :
panjang alasnya = 16 cm Tinggi = 10 cm
Dit :
Luas jajargenjang = . . . ?
Penye : Luas = panjang alas x tinggi = 16 x 10 = 160 cm 2
58
3.
D A
C
B pada gambar layang-layang ABCD diatas, diketahui panjang BD = 20 cm dan DC = 12 cm. hitunglah luas layang-layang tersebut? Jawaban nomor 3 Dik :
panjang BD = 20 cm Panjang DC = 12 cm Luas layang – laying ?
Dit : Penye :
Luas = 1 2 x diagonal 1 x diagonal 2
= 12
x panjang BD x panjang DC
= 12
x 20 x 12
= 240 2 = 120 cm 2
59
4. Perhatikan gambar trapezium dibawah ini C 7 cm
D
10 cm
10 cm A
19 cm
B
Hitunglah keliling trapezium diatas…? Jawaban nomor 4 Dik :
ab = 19 cm cd = 7 cm ac = 10 cm bd = 10 cm
Dit :
keliling trapesium ?
Penye : Keliling = ab + cd + ac + bd = 19 + 7 + 10 + 10 = 46 cm
2
5. Perhatikan gambar di bawah ini C
D
A
B
60
Hitunglah luas segitiga BCD, jika diketahui AD = 5 cm, AB = 16 cm, dan CD = 12 cm. Jawaban nomor 5 Dik :
AD = 5 cm AB = 16 cm CD = 12 cm
Dit :
luas segitiga BCD ?
Penye : L = axt 2 = ( AD AB) XCD 2 = (5 16) X 12 2
= 21X 12 2
= 252 2
= 126 cm
2
61
Lampiran 4. Pedoman wawancara siswa PEDOMAN WAWANCARA Pedoman wawancara ini digunakan sebagai penelusuran penyebab kesulitan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal “Tes Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Matematika Materi Keliling Dan Luas Pokok segiempat”, wawancara ditujukan kepada siswa yang telah ditetapkan sebagai subjek penelitian. Nama Siswa : Kelas/Semester : VII-9 /2 Tempat : SMPN 9 KENDARI Hari/Tanggal : RABU/29 APRIL 2015 Pukul : 07.30 WITA No. Aspek yang ditanyakan Keterangan 1. Menunjukan perilaku yang berkelainan seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu didalam atapun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar dan sebagainya 2. Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu 3. Lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajarnya atau selalu tertinggal dari kawankawannya dari waktu yang disediakan 4.
5.
Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).
62
6.
7.
8.
Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater) Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya
Keterangan: Ragam permintaan pada tiap subyek wawancara diatas dapat berubah, tergantung dengan kondisi setiap jawaban yang diberikan siswa dan perilaku siswa.
63
Lampiran 5. Transkrip Wawancara dengan Siswa Nama Siswa : Rain Har Gafriel Kode Siswa : A3
P
: Assalamu’alaikum wr. Wb.
S
: Wa’alaikumsalam wr.wb.
P
: Apa yang adik ketahui tentang keliling dan luas segiempat ?
S
: Yang saya ketahui tentang keliling dan luas segiempat yaitu hanya rumus keliling trapesium
P
: apa rumus keliling trapesium ?
S
: rumus keliling trapesium adalah jumlah keempat sisinya
P
: kenapa hanya keliling trapesium yang anda tau sementara masih ada persegi, persegi panjang dan yang lainnya yang termaksud segiempat?
S
: Karena hanya itu yang saya tau
P
: Mengapa hanya itu yang kamu tau ?
S
: saya kurang tau juga.
P
: Apa yang anda lakukan saat proses belajar mengajar berlangsung ?
S
: duduk-duduk sambil bermain dengan teman.
P
: kenapa pada saat proses belajar mengajar berlangsung anda sibuk bermain dan tidak memperhatikan proses belajar berlangsung ?
S
: tidak menjawab (diam)
P
: kenapa anda bisa malas, apa karena cara mengajar gurunya anda tidak suka ?
S
: tidak,malahan gurunya bagus sekali dia mengajar dan baik
P
: terus, apa yang menyebabkan anda tidak memperhatikan pelajaran ?
S
: tidak ada.
64
P
: Ok saya kira itu pertanyaan terakhir dari saya ahh harapannya adik lebih belajar lagi dirumah, karena sesuatu itu tidak akan diperoleh dari banyak bermain-main. Ok saya akhiri wawancara ini dengan banyak terima kasih kepada adik untuk menyediakan waktu bagi saya untuk bisa melakukan wawancara dengan anda. Akhir kata saya mengucapkan assalamu’alaikum wr. Wb.
S
: Wa’alaikumsalam wr.wb.
Nama Siswa : Deriski Dedi Kode Siswa : A4 P
: Assalamu’alaikum wr. Wb.
S
: Wa’alaikumsalam wr.wb.
P
: Dari 5 soal kenapa hanya 2 soal yang adik jawab ?
S
: hanya itu yang saya tau kak
P
: Dari 2 soal hanya 1 nomor yang adik jawab dengan benar. Apa sebenarnya yang adik tidak mengerti dari soal ini?
S
: tidak menjawab (diam).
P
: Apa yang adik ketahui tentang jajargenjang ?
S
: Yang saya ketahui tentang jajargenjang yaitu hanya rumus luas jajargenjang
P
: apa rumus luas jajargenjang ?
S
: rumus luas jajargenjang adalah panjang alasnya dikalikan dengan tingginya
P
: kenapa hanya luas jajargenjang yang adik tau sementara masih ada persegi, persegi panjang dan yang lainnya yang termaksud segiempat?
S
: Karena hanya itu yang saya tau
P
: Mengapa hanya itu yang kamu tau ?
S
: saya kurang tau juga.
65
P
: Kalau begitu apa yang ada lakukan saat proses belajar mengajar berlangsung ketika guru menjelaskan materi tentang segiempat? (3x)
S
: tidak menjawab (Diam).(3x)
P
: terus, apa yang menyebabkan anda tidak memperhatikan pelajaran ?
S
: tidak ada.
P
: Ok saya kira itu pertanyaan terakhir dari saya ahh harapannya adik lebih belajar lagi dirumah, karena sesuatu itu tidak akan diperoleh dari banyak bermain-main. Ok saya akhiri wawancara ini dengan banyak terima kasih kepada adik untuk menyediakan waktu bagi saya untuk bisa melakukan wawancara dengan anda. Akhir kata saya mengucapkan assalamu’alaikum wr. Wb.
S
: Wa’alaikumsalam wr.wb.
Nama Siswa : Zulkifli Kode Siswa : A5 P
: Assalamu’alaikum wr. Wb.
S
: Wa’alaikumsalam wr.wb.
P
: Dari 5 soal kenapa hanya 2 soal yang adik jawab ?
S
: hanya itu yang saya tau kak
P
: Apa yang adik ketahui tentang persegi dan jajargenjang ?
S
: Yang saya ketahui tentang persegi dan jajargenjang yaitu hanya rumus luas persegi dan jajargenjang
P
: apa rumus luas persegi dan jajargenjang ?
S
: rumus luas persegi yaitu S 2 sedangkan luas jajargenjang adalah panjang alasnya dikalikan dengan tingginya
66
P
: kenapa hanya luas persegi dan jajargenjang yang adik tau sementara masih ada persegi, persegi panjang dan yang lainnya yang termaksud segiempat yang sudah dijelaskan sama gurunya?
S
: Karena hanya itu yang saya tau
P
: Mengapa hanya itu yang kamu tau ?
S
: saya kurang tau juga.
P
: Kalau begitu apa yang ada lakukan saat proses belajar mengajar berlangsung ketika guru menjelaskan materi tentang segiempat? (3x)
S
: tidak menjawab (Diam).(3)
P
: Ok saya kira itu pertanyaan terakhir dari saya ahh harapannya adik lebih belajar lagi dirumah, karena sesuatu itu tidak akan diperoleh dari banyak bermain-main. Ok saya akhiri wawancara ini dengan banyak terima kasih kepada adik untuk menyediakan waktu bagi saya untuk bisa melakukan wawancara dengan anda. Akhir kata saya mengucapkan assalamu’alaikum wr. Wb.
S
: Wa’alaikumsalam wr.wb.
67
Lampiran 6. Hasil Pengamatan Indikator Kesulitan Belajar Hari ke - 1 Faktor Indikator Penyabab A1(ket) Kesulitan 1. Menganali Hasil yang sis dicapai tidak Tidak mengalami kesulitan seimbang kejadian seperti belajar dengan usaha itu. siswa yang telah di dilihat dari lakukan. kekacauan Menunjukan balajar perilaku yang berkelainan seperti (siswa membolos(MB) tersebut ,datang tidak terlambat(DT), memperhati tidak kan mengerjakan pelajaran,M pekerjaan G temannya rumah(tdk M yang lain PR), dan tidak mengganggu TDKB.) didalam atapun di luar kelas(MG), tidak mau
A2 (ket)
Tidak mengalami kejadian seperti itu
(siswa tersebut tidak memperhatikan pelajaran,MG temannya yang lain dan tidak TDKB.)
Nama siswa A3 (ket)
A4 (ket)
A5 (ket)
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengalami kejadian seperti itu
(siswa tersebut tidak memperhati kan pelajaran,M G temannya yang lain dan tidak TDKB.)
(siswa tersebut tidak memperhatika n pelajaran,MG temannya yang lain dan tidak TDKB.)
(siswa tersebut tidak memperhatika n pelajaran,MG temannya yang lain dan tidak TDKB.)
68
mencatat pelajaran(tdk MC), tidak teratur dalam kegiatan belajar (tdk TDKB)dan sebagainya. 2. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakma mpuan belajar
3. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakfun gsian belajar,
Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu. Lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajarnya atau selalu tertinggal dari kawankawannya dari waktu yang disediakan
(siswa ini kurang memperhati kan proses pelajaran berlangsung. Mereka cenderung duduk,diam bahkan tidak punya gairah belajar.)
(siswa ini kurang memperhatikan proses pelajaran berlangsung. Mereka cenderung duduk,diam bahkan tidak punya gairah belajar.)
(Tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru.)
(Tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru.)
(Tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru.)
(Tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru.)
(Tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru.)
69
Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya
4. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari pencapaian rendah
Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru
(Pada saat proses belajar mengajar siswa tidak memperhati kan proses pelajaran berlangsung, malahan dia sibuk menggambar dan masa bodoh dengan pelajaran.) (Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakan nya malahan sibuk cerita)
(Pada saat proses belajar mengajar siswa tidak memperhatikan proses pelajaran berlangsung, malahan dia sibuk menggambar dan masa bodoh dengan pelajaran). (Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakanny a malahan sibuk cerita)
(Pada saat proses belajar mengajar siswa tidak memperhati kan proses pelajaran berlangsung, malahan dia sibuk menggambar dan masa bodoh dengan pelajaran). (Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakan nya malahan sibuk cerita)
(Pada saat proses belajar mengajar siswa tidak memperhatika n proses pelajaran berlangsung, malahan dia sibuk menggambar dan masa bodoh dengan pelajaran).
(Pada saat proses belajar mengajar siswa tidak memperhatika n proses pelajaran berlangsung, malahan dia sibuk menggambar dan masa bodoh dengan pelajaran).
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakann ya malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakann ya malahan sibuk cerita)
70
(criterion reference).
5. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari
Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater) Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakan nya malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakanny a malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakan nya malahan sibuk cerita)
30
30
30
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakann ya malahan sibuk cerita)
30
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakann ya malahan sibuk cerita)
30
71
lambat belajar.
atau di bawah potensi yang dimilikinya
Jumlah
Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya..
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakan nya malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakanny a malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakan nya malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakann ya malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakann ya malahan sibuk cerita)
72
Hari ke - 2 Faktor Indikator Penyabab A1 (ket) Kesulitan 1. Menganali Hasil yang dicapai sis tidak seimbang Tidak mengalami kesulitan dengan usaha yang kejadian seperti itu. belajar telah di lakukan. siswa (siswa tersebut Menunjukan dilihat dari tidak perilaku yang kekacauan memperhatikan berkelainan seperti balajar pelajaran,meng membolos, datang ganggu terlambat, tidak temannya yang mengerjakan lain dan tidak pekerjaan rumah, teratur mengganggu belajarnya.) didalam atapun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar dan sebagainya. 2. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari
A2 (ket) Tidak mengalami kejadian seperti itu (siswa tersebut tidak memperhatika n pelajaran,men gganggu temannya yang lain dan tidak teratur belajarnya.)
(duduk diam (duduk diam Menunjukan dalam ruangan dalam gejala emosional dan mudah ruangan dan yang kurang marah kalau mudah marah wajar,seperti ada temannya kalau ada pemurung, mudah yang panggil temannya tersinggung,
Nama siswa A3 (ket) Tidak mengalami kejadian seperti itu (siswa tersebut tidak memperhatikan pelajaran,meng ganggu temannya yang lain dan tidak teratur belajarnya.)
A4 (ket)
A5 (ket)
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengalami kejadian seperti itu
(siswa tersebut tidak memperhatika n pelajaran,men gganggu temannya yang lain dan tidak teratur belajarnya.)
(siswa tersebut tidak memperhatika n pelajaran,men gganggu temannya yang lain dan tidak teratur belajarnya.)
(duduk diam (mudah marah dalam dan ruangan dan tersinggung mudah marah kalau di tanya kalau ada sama temannya temanteman
73
ketidakma mpuan belajar 3. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakfun gsian belajar,
pemarah, tidak atau sentuh dia) yang panggil yang panggil yaang bukan atau kurang atau sentuh atau sentuh teman baku gembira dalam dia) dia) bawanya) menghadapi gejala tertentu. (tidak (tidak (tidak (tidak Lambat dalam (tidak memperhatikan memperhatika memperhatikan memperhatika memperhatika melakukan tugas pelajaran dan n pelajaran pelajaran dan n pelajaran n pelajaran tugas kegiatan ketika di tanya dan ketika di ketika di tanya dan ketika di dan ketika di belajarnya atau tentang tanya tentang tentang tanya tentang tanya tentang selalu tertinggal pelajaran yang pelajaran yang pelajaran yang pelajaran yang pelajaran yang dari kawanberlangsung berlangsung berlangsung berlangsung berlangsung kawannya dari tidak ada yang tidak ada yang tidak ada yang tidak ada yang tidak ada yang waktu yang menjawab) menjawab) menjawab) menjawab) menjawab) disediakan (Ketika guru Menunjukkan (Ketika guru memperhatika sikap-sikap yang memperhatikan n mereka tidak wajar, mereka purapura-pura seperti: acuh tak pura memperhatika acuh, menentang, memperhatikan n padahal berpura-pura, padahal pada pada saat guru dusta dan saat guru tidak tidak sebagainya memperhatikan memperhatika mereka sibuk n mereka cerita dan sibuk cerita bermain) dan bermain)
74
4. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari pencapaian rendah
Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference). Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang
(Tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru.)
(Tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru.)
(Tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru.)
(Tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru.)
(Tidak pernah mengerjakan soal baik itu tugas maupun contoh yang diberikan guru.)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakann ya malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakan nya malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakann ya malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakan nya malahan sibuk cerita)
(Ketika dikasi contoh soal siswa tersebut tidak dapat mengerjakan nya malahan sibuk cerita)
75
(repeater) 5. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari lambat belajar.
Jumlah
Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang 30 dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya Tidak dapat (Dilihat dari pemberian soal mengerjakan atau latihan, tidak mencapai prestasi ada yang kerja) semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya..
30
30
(Dilihat dari (Dilihat dari pemberian pemberian soal soal latihan, latihan, tidak tidak ada yang ada yang kerja) kerja)
30
30
(Dilihat dari (Dilihat dari pemberian pemberian soal latihan, soal latihan, tidak ada yang tidak ada yang kerja) kerja)
76
Hari ke - 3 Faktor Indikator Penyabab A1 (ket) Kesulitan 1. Menganali Hasil yang dicapai sis tidak seimbang Tidak mengalami kesulitan dengan usaha yang kejadian seperti itu. belajar telah di lakukan. siswa Menunjukan dilihat dari perilaku yang kekacauan berkelainan seperti balajar membolos, datang terlambat, tidak Tidak mengerjakan mengerjakan pekerjaan rumah, PR, mengganggu mengganggu, didalam atapun di tidaka teratur luar kelas, tidak dalam kegiatan mau mencatat belajar. pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar dan sebagainya. 2. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari
Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung,
A2 (ket)
Nama siswa A3 (ket)
A4 (ket)
A5 (ket)
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar.
MB, Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar.
MB, Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar
MB, Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
77
ketidakma mpuan belajar 3. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakfun gsian belajar,
pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu. Lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajarnya atau selalu tertinggal dari kawankawannya dari waktu yang disediakan Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Berpura-pura
Berpura-pura
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
78
4. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari pencapaian rendah
Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference). Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
79
(repeater) 5. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari lambat belajar.
Jumlah
Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya..
30
Semuanya terlaksana
30
Semuanya terlaksana
30
Semuanya terlaksana
30
Semuanya terlaksana
30
Semuanya terlaksana
80
Hari ke - 4 Faktor Indikator Penyabab A1 (ket) Kesulitan 1. Menganali Hasil yang dicapai sis tidak seimbang Tidak mengalami kesulitan dengan usaha yang kejadian seperti itu. belajar telah di lakukan. siswa Menunjukan dilihat dari perilaku yang kekacauan berkelainan seperti balajar membolos, datang terlambat, tidak Tidak mengerjakan mengerjakan pekerjaan rumah, PR, mengganggu mengganggu, didalam atapun di tidaka teratur luar kelas, tidak dalam kegiatan mau mencatat belajar. pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar dan sebagainya. 2. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari
Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti pemurung, mudah tersinggung,
A2 (ket)
Nama siswa A3 (ket)
A4 (ket)
A5 (ket)
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengalami kejadian seperti itu
Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar.
MB, Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar.
MB, Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar
MB, Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
81
ketidakma mpuan belajar 3. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari ketidakfun gsian belajar,
pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi gejala tertentu. Lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajarnya atau selalu tertinggal dari kawankawannya dari waktu yang disediakan Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Berpura-pura
Berpura-pura
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
82
4. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari pencapaian rendah
Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference). Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater)
Semuanya terlaksana
Tidak mengerjakan PR, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar.
Semuanya terlaksana
Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar.
Semuanya terlaksana
MB, Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar.
Semuanya terlaksana
Semuanya terlaksana
MB, Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar
MB, Tidak mengerjakan PR,DT, mengganggu, tidaka teratur dalam kegiatan belajar
83
5. Menganali sis kesulitan belajar siswa dilihat dari lambat belajar.
Jumlah
Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya..
30
Semuanya terlaksana
30
Semuanya terlaksana
30
Semuanya terlaksana
30
Semuanya terlaksana
30
Semuanya terlaksana
84
Lampiran 7. Lembar Jawaban Subjek Penelitian Yang Diwawancara Jawaban siswa A3
85
Jawaban siswa A4
86
Jawaban siswa A5
87
Lampiran 8. Nilai Hasil Belajar Siswa Jumlah siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 jumlah nilai rata-rata nilai minimal
Nilai 92 89 89 89 86 85 85 79 79 76 67 64 61 61 60 60 60 60 60 50 50 50 50 45 40 40 35 30 30 30 30 30 1912 59.75 30
88
nilai maksimal standar deviasi
92 20.53007
88
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian