FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SENSITIFITAS PADA PEKERJA PEMOTONG RUMPUT DI KOTA PONTIANAK Taufik Anwar Poltekkes Pontianak, Jl. 28 Oktober Pontianak e-mail :
[email protected] Abstrak : Faktor yang Berhubungan dengan Sensitifitas pada Pekerja Pemotong Rumput di Kota Pontianak. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan lama kerja, masa kerja dan tingkat getaran pada mesin rumput terhadap sensitifitas pekerja pada pemotong rumput di Kota Pontianak. Penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan Cross sectional dengan sempel penelitian sebanyak 30 responden yang tersebar di enam Kecamatan Kota Pontianak dan hasil penelitian ini dianalisis menggunakan Uji Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hubungan lama kerja dengan sensitifitas pekerja pada pemotong rumput memiliki hubungan lemah dan dari uji statistik didapat tidak ada hubungan antara lama kerja dengan tingkat sensitifitas pekerja pada pemotong rumput di Kota Pontianak (0,138), hubungan masa kerja dengan sensitifitas pekerja pada pemotong rumput memiliki hubungan lemah (r=0,152) dan tidak ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat sensitifitas pekerja pada pemotong rumput di Kota Pontianak (p=0,261). Hubungan getaran pada mesin dengan sensitifitas pekerja pada pemotong rumput memiliki hubungan sedang (r=0,30) dan ada hubungan antara getaran mesin dengan tingkat sensitifitas pekerja pada pemotong rumput di Kota Pontianak (p=0,023). Disarankan kepada pekerja pemotong rumput agar selalu merawat mesin dan memperhatikan pelindung mesin (bantalan busa) agar tetap berfungsi dengan baik. Kata Kunci : getaran, lama kerja, masa kerja, sensitivitas Abstract : Factors Associated with Sensitivity to Labor Lawn Mower in Pontianak. The purpose of this study to analyze the relationship between length of employment, length of service and level of vibration on the engine lawn mower sensitivity to the workers in the city of Pontianak. This study is an observational with cross sectional design of the study sempel 30 respondents were spread across six sub-district of Pontianak and the results of this study were analyzed using correlation test. The results showed that long working relationship with the worker sensitivity mower has a weak relationship and of no statistical test obtained between long working relationship with the sensitivity of the worker on the mower in Pontianak (0,138). Relationship tenure with the sensitivity of workers on mower have a weak relationship (r = 0.152) and there was no relationship between years of service with the sensitivity of the workers on the mower in Pontianak (p = 0.261). Relationship with the sensitivity of a vibration in the engine working on the mower has a moderate relationship (r = 0.30) and no correlation between the sensitivity of the vibration machine with working on a lawn mower in Pontianak (p = 0.023). Thus it can be suggested to the workers to keep taking care of a lawn mower engine protector and noticed the machine (foam pads) to keep it functioning properly. Keywords : vibration, old work, working time, sensitivity Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salh satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bagsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalm Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyrakat Indonesia akan 133
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi Negara, dan setiap upaya peningkatan derajad kesehatan juga berarti investasi bagi pembangunan Negara (Kemenkes RI, 2012). Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat serta memberikan
134 Sanitarian, Volume 6 Nomor 1, April 2014, hlm.133-137
jaminan keselamtan dan meningkatkan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja , promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. Kesehatan dan keselamatan kerja harus mendaptkan perhatian darI pihak manapun yang melaksanakan pekerjaan, baik pekerja industri (formal) maupun pekerja non industri (informal). Penurunan kesehatan kerja pada pekerja akan memicu terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini ditunjukkan karena masih cukup tingginya angka kecelakaan kerja. Sebagai contoh di Amerika pada tahun 2010 ada lebih dari 6200 orang meninggal atau di atas 6,5 juta terluka akibat kecelakaan kerja. Hal ini berarti lebih dari 8 kasus per 100 pekerja mengalami kecelakaan saat bekerja, bahkan beberapa ahli keselamatan kerja yakin bahwa angka sesungguhnya justru lebih besar dari angka yang di laporkan. Sedangkan angka kecelakaan kerja di Indonesia selama lima tahun terakhir cenderung naik. Pada tahun 2011 terdapat 99.491 kasus atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja per hari, tahun 2010 hanya 98.711 kasus kecelakaan kerja, 2009 terdapat 96.314 kasus, 2008 terdapat 94.736, dan tahun 2007 terdapat 83.714 kasus (Jamsostek, 2012). Kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja juga sering terjadi pada pekerja informal seperti buruh pelabuhan, nelayan, petani, serta pemotong rumput (petugas kebersihan) yang menggunakan mesain pemotong rumput. Mesin pemotong rumput merupakan salah satu mesin yang banyak digunakan oleh tenaga kebersihan karena dapat meringankan beban kerja juga mempercepat penyeleseaian kerja. Selain menguntungkan penggunaan mesin rumput juga dapat mengganggu kesehatan pekerja dikarenakan getaran yang dihasilkan dari mesin tersebut. Gangguan kesehatn yang ditimbulakan oleh getaran dianranya yaitu menurunnya sensitifitas pada pekerja. METODE PENELITIAN Analisis hubungan lama kerja, masa kerja dan paparan getaran mesin rumput dengan tinkat sensitifitas pada pekerja pemotong rumput di Kota Pontianak. A) menganalisis hubungan Lama kerja terhadap sensitivitas pekerja pemotong rumput. b) Menganalisis hubungan masa kerja terhadap sensitivitas pekerja pemotong rumput.
c)Menganalisis hubungan getaran terhadap sensitivitas pekerja pemotong rumput. Jenis penelitian ini adalah bersifat obserfasional dengan pendekatan Cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah: Lama kerja, masa kerja dan getaran pada mesin rumput. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat sensitifitas pada pekerja pemotong rumput. Objek penelitian untuk kasus dalam penelitian ini adalah tenaga pemotong rumput (petugas kebersihan) yang menggunakan mesin pemotong rumput. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pemotong rumput di Kota Pontianak, yang meliputi lima Kota. Jumlah sampel yang akan diambil diperkirakan kurang lebih 30 Pekerja. Dari jumlah pekerja pemotong rumput tersebut yang akan dijadikan sebagai sampel meliputi pemotong rumput yang tersebar di enam Kota yaitu Kota Pontianak, Selatan, Barat, Kota, Timur dan Pontianak Tenggara. Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara dengan responden dan melakukan pengukuran langsung tingkat pemjanan getaran yang dihasilkan oleh mesin pemotong rumput dengan menggunakan alat Vibrasi meter dan pengukuran sensitifitas responden dengan teknik sebagai berikut: a) Alat : Penggaris panjang 50 cm, Meja. b) Cara pengukuran : a) Disiapkan alat yang akan digunakan yaitu 2 buah penggaris 50 cm terbuat dari plastik atau kayu dan sebuah meja. b) Kedua lengan bawah diletakkan dimeja terpisah selebar bahu, dengan kedua pergelangan tangan menjuntai di ujung meja. c) Penggaris dipegang secara vertikal di setiap tangan dengan titik nol diantara ibu jari telunjuk. d) Satu penggaris dijatuhkan dan objek harus menangkapnya diantara ibu jari dan jari-jari yang lain. e) Ukur berapa jarak penggaris yang tertangkap. d) Dilakukukan 4 kali tes dan catat angka yang terbaik diantaranya. Tabel 1. Pembacaan Hasil
Peringkat Reaksi Baik Buruk
Jarak pada penggaris, cm Kurang dari 25 Lebih dari 25
Analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui hubungan dua variabel dengan menggunakan uji Korelasi dengan derajad kemaknaan 5% (á 0,05) atau tingkat kepercayaan 95%, selanjutnya untuk kesimpulan dilihat nilai p value dari hasil chi square, dimana bermakna jika p value <0,05. Jika p value e”0,05.
Anwar, Faktor yang Berhubungan dengan ... 135
HASIL Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur pada Pekerja Pemotong Rumput Di Kota Pontianak 2013 No 1 2
Katagori Umur <30 thn >30 thn Total
n 9 22 31
(%) 29.0 71.0 100.0
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur > 30 tahun dengan jumlah 22 orang (71%). Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Lama Kerja pada Pekerja Pemotong Rumput di Kota Pontianak 2013
No 1 2
Katagori Lama Kerja < 3 jam > 3 jam Total
n 17 14 31
(%) 54.8 45.2 100.0
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja d” 3 jam selama seharin dengan jumlah 17 orang (54,8%). Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Masa Kerja pada Pekerja Pemotong Rumput di Kota Pontianak 2013 No 1 2
Katagori Masa Kerja = 5 thn > 5 thn Total
n 17 14 31
Persentase (%) 54.8 45.2 100.0
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar masa kerja responden bekerja d” 5 tahun dengan jumlah 17 orang (54,8%). Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat Sensitifitas pada Pekerja Pemotong Rumput di Kota Pontianak 2013
No 1 2
Katagori Masa Kerja Tidak normal Normal Total
n 21 10 31
Persentase (%) 67.7 32.3 100.0
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat sensitifitas responden dengan katagori tidak normal dengan jumlah 21 orang (67,7%). Tabel 6. Analisis hungan Lama Kerja dengan Sensitifitas Pekerja Pemotong Rumput Di Kota Potianak Tahun 2013
Variabel Lama kerja
r -0,211
P Value 0,138
Tabel 6 menunjukkan bahwa hubungan lama kerja dengan sensitivitas pekerja pada pemotong rumput memiliki hubungan lemah dan dari uji statistik didapat tidak ada hubungan antara lama kerja dengan tingkat sensitifitas pekerja pada pemotong rumput di Kota Pontianak. Tabel 7. Analisis hubungan Masa Kerja dengan Sensitifitas Pekerja Pemotong Rumput di Kota Potianak Tahun 2013
Variabel Masa kerja
r 0,152
P Value 0,261
Tabel 7 menunjukkan bahwa hubungan masa kerja dengan sensitifitas pekerja pada pemotong rumput memiliki hubungan lemah (r=0,152) dan berpola positif yang artinya semakin lama masa kerja responden semakin rendah sestifitasnya. dari uji statistik didapat tidak ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat sensitifitas pekerja pada pemotong rumput di Kota Pontianak (p=0,261). Tabel 8. Analisis Hubungan Getaran dengan Sensitifitas Pekerja Pemotong Rumut Di Kota Potianak Tahun 2013 Variabel Getaran
r 0,30
P Value 0,023
Tabel 8 menunjukkan bahwa hubungan getaran pada mesin dengan sensitifitas pekerja pada pemotong rumput memiliki hubungan sedang (r=0,30) dan berpola positif yang artinya semakin tinggi intensitas getaran semakin rendah sestifitas pekerja. dari uji statistik didapat ada hubungan antara getaran mesin dengan tingkat sensitifitas pekerja pada pemotong rumput di Kota Pontianak (p=0,023).
136 Sanitarian, Volume 6 Nomor 1, April 2014, hlm. 133-137
PEMBAHASAN Hubungan Lama kerja dengan Sensitivitas Pekerja Pemotong Rumut di Kota Pontianak Berdasarkan hasil analisis hubungan lama kerja terhadap sensitifitas pemotong rumput menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama kerja dengan sensitifitas. Meskipun tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan sensitifitas tetapi tetap harus menjadi perhatian bagi perusahaan atau instansi yang memperkerjakan karyawan yang beresiko terpapar getaran harus diperhatikan lama kerja pekerja/karyawannya dengan menyesuaikan tingkat intensitas getaran pada mesin tersebut sehingga mencegah menurunnya sensitifitas sesorang ataupun penyakit lain yang ditimbulkan oleh getaran. Hubungan Masa kerja dengan Sensitifitas Pekerja Pemotong Rumut di Kota Pontianak Berdasarkan hasi analisis hubungan masa kerja dengan sensitifitas pekerja pemotong rumput menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja dengan sensitifitas pekerja. Hanya saja hubungan masa kerja dengan sensitifitas berpola positif yang menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja pekerja pemotong rumput sensitifitasnya semakin menurun.sedangkan menurut teoritis masa kerja adalah lamanya tenaga kerja itu bekerja pada suatu tempat (Suma’mur, 1994), masa kerja dapat mempengaruhi system organ tubuh seseorang. Hal ini sejalan dengan teori diatas bahwa masa kerja seseorang dapat mempengaruhi organ tubuh seseorang, ketika masa kerja lebih lama menggunakan alat yang menghasilkan getaran khususnya getaran pada lengan dan tangan dalam waktu yang cukup lama selain menurunkan sensitifitas juga mempengaruhi organ yang lainnya seperti memicu sakit kepala, penglihatan kabur, gemetaran (Shakeness) dan terbentuknya noda putih pada penggung jari/telapak tangan (white finger syndrome). Maka setiap pekerja diharapkan untuk memeriksakan diri ketenaga kesehatan secara berkala minimal selama 1 tahun sekali sehingga dapat terdetaksi secara dini apabila terjadinya ketidak seimbangan pada tubuh/gangguan kesehatan.
Hubungan Getaran dengan Sensitifitas Pekerja Pemotong Rumut Berdasarkan hasil analisis getaran mesin pemotong rumput terhadap sensitifitas pekerja mnenunjukkan bahwa terdapat hubungan antara getaran dengan sensitifitas dengan nilai p Value 0,023 dan memiliki pola positif yang artinya semakin tinggi intensitas getaran mesin pemotong rumput semakin rendah sensitifitas pekerja. Hasil pengukuran getaran pada mesin pemotong rumput keseluruhan tidak memenuhi syarat karna nilai getaran di atas nilai ambang batas. Sedangkan hasil pengukuran sensitifitas pada pekerja pemotong rumput di kota Pontianak dari 31 responden yang di lakukan pengukuran sebagian besar tingkat sensitifitas responden dengan katagori tidak normal dengan jumlah 21 orang (67,7%). Besar kecilnya getaran pada mesin pemotong rumput dapat terjadi di sebabkan oleh beberapa faktor masa mesin yang bervariasi, bahan peredam yang di gunakan serta pengontrolan komponen mesin. Masa mesin yang semakin lama di gunakan cenderung intensitas getaran yang di hasilkan semakin tinggi. Berdasarkan survey NHEWS (Nasional Hazard expouse Worker Surveillance) oleh the Australian terpapar getaran seluruh tubuh termasuk di dalamnya gangguan ketangkasan atau sensitivitas. Ganguan ketangkasan atau sensitivitas yang di alami oleh pekerja pemotong rumput disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh mesin pemotong rumput, bantalan punggung dan tangan yang kurang berfungsi dengan baik. Pemasangan bantalan busa yang tebal pada punggung dan menambah atau menyisitkan damping di antara tangan dan alat seperti membalut pegangan alat dengan karet dapat meminimalisir pemaparan getaran pada punggung dan tangan. Selain itu juga, getaran pada mesin pemotong rumput dapat dikendalikan dengan mengganti bagian-bagian atau kompenen mesin yang aus atau membari pelumas serta pengaturan waktu kerja seperti kurang dari 2 jam kerja untuk intensitas getaran 8 m/s2 dan penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan).
KESIMPULAN Hubungan lama kerja dengan sensitifitas pekerja pada pemotong rumput memiliki hubungan lemah dan dari uji statistik didapat tidak ada hubungan antara lama kerja dengan tingkat
Anwar, Faktor yang Berhubungan dengan ... 137
sensitifitas pekerja pada pemotong rumput di Kota Pontianak (0,138). Hubungan masa kerja dengan sensitifitas pekerja pada pemotong rumput memiliki hubungan lemah (r=0,152) dan tidak ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat sensitifitas pekerja pada pemotong rumput di Kota Pontianak (p=0,261). Hubungan getaran pada mesin dengan sensitifitas pekerja pada pemotong rumput memiliki hubungan sedang (r=0,30) dan ada hubungan antara getaran mesin dengan tingkat sensitifitas pekerja pada pemotong rumput di Kota Pontianak (p=0,023).
Disarankan bagi intansi yang memperkerjakan pemotong rumput yang menggunakan mesin agar mengatur jam kerja dengan menyesuaikan beban kerja yang dilakukan, melakukan pengecekan kesehatan secara berkala dan selalu memperhatikan kondisi mesin untuk tetap terawat dengan baik. Disarankan bagi pekerja agar selalu menggunakan Alat Pelindung diri Ketika melakukan pekerjaa berupa sarung Tangan yang dilapisi dengan busa untuk mengurangi paparan getaran serta menjaga pola makan dan istirahat yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA Jamsostek. 2012.Angka Kecelakaan Kerja Lima Tahun Terakhir Cendrung Naik. Diakses di http://www.poskotanews.com.
Suma’mur, PK. 1994. Higyene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung Seto.