JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA PEKERJA PENGELASAN DI PT. X KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Bintang Nurkhaleda, Siswi Jayanti, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Diponegoro Email :
[email protected] Abstract :Lung capacity is a combination of several lung volumes, namely inspiration capacity, functional residue capacity, vital capacity, and total lung capacity. The result of welding activity is in form of various metal combinations; they can be gas and fume particle. If the smoke welding particle inhales, it will be restrained by the nose hair and hair tube inhalation. While the smooth particle enter and adhere to the lung; it will cause disorders of lung function. The purpose of this research was to know several factors which are related to the functions of lung capacity of the welders in PT. X Semarang. The method of this research was Explanatory Research by cross sectional approach. The object of this research was 37 respondents of the welder in production unit. The source of the primer data was conducted by the result of interview, several questioners and the measuring of lung capacity by using Spiro meter. The data analysis used chi square test. The research result showed respondents with abnormal lung capacity by 37,8%. The bivariat analisis result showed there was no relationship between work period (p-value 1,001) by the lung function. There was a relationship between smoking habit (p-value 0,001), using mask (p-value 0,001) and the work area (p-value 0,001) by the lung function capacity. The company should apply smoking ban when the welder are working in the work environment, provide the use of mask and catridge filter and make a work shift for the welder in the indoor area in order to be spared from the dangerous of exposure. Keywords
: Lung Function Capacity, Welding Worker
PENDAHULUAN
juta kematian pertahun diseluruh
LATAR BELAKANG
dunia. Studi populasi yang dilakukan ILO
Press release International Labour
Organization
(ILO)
pada
memperkirakan
pada
tahun
2005
bahwa
10%
tanggal 26 April 2013; dalam rangka
kematian karena penyakit saluran
hari Keselamatan dan Kesehatan
pernapasan kronik dan 100% karena
Kerja sedunia, menyatakan bahwa
pneumokoniosis dengan pekerjaan.
sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja dan sekitar dua
313
berhubungan 1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Polutan industri
hasil
dapat
kegiatan
berupa
gas
Butir
asap
pengelasan
yang
dan
besarnya 0,5 µm atau lebih bila
partikulat yang berisiko terhadap
terhisap akan tertahan oleh bulu
kesehatan manusia.Efek terhadap
hidung dan bulu pipa pernapasan,
kesehatan
sedangkan yang lebih halus akan
dipengaruhi
intensitas
dan
keterpajanan,
selain
oleh lamanya
itu
terbawa
juga
masuk
ke
paru-paru,
dimana sebagian akan dihembuskan
dipengaruhi oleh status kesehatan
keluar
pekerja
menempel pada paru paru yang
yang
terpajan.
Asap
kembali
dan
pengelasan adalah partikel zat padat
dapat
yang berukuran sangat kecil yaitu
penyakit pernapasan.
kurang
dari
satu
mikron
dan
sebagian
menimbulkan
Beberapa
beberapa
hasil
Hasil
sebelumnya
yang
terbentuk bila logam dipanaskan,
penelitian
uap logam yang terbentuk kemudian
dilakukan pada pekerja pengelasan
akan mengalami kondensasi dan
di
oksidasi
sehingga
Kabupaten Magelang menunjukkan
logam
ada hubungan bermakna antara
dalam
terbentuk
udara
oksida
dari
tersebut.2 Asap
umur,
masa
kerja,
Mertoyudan
dan
lama
yang
merokok dengan kapasitas fungsi
terbentuk saat proses pengelasan
paru.4 Penelitian yang lain dilakukan
terdiri dari berbagai campuran logam
pada pekerja penggilingan divisi
seperti besi (Fe), mangan (Mn),
batu putih di PT. Sinar Utama Karya
Kromium (Cr), dan nikel (Ni). Dalam
menunjukkan ada hubungan antara
konsentrasi yang besar, partikulat
status gizi dengan kapasitas fungsi
dari
paru.5
asap
pengelasan
Kecamatan
pengelasan
dapat
Penelitian
yang
juga
menimbulkan paparan pada pekerja
membahas kapasitas fungsi paru
secara intensif. Efek pernapasan
dilakukan pada pekerja di industri
pada
percetakan
pekerja
pengelasan
yang
mega
mall
ciputat
diantaranya adalah bronchitis, iritasi
menunjukkan ada hubungan yang
saluran napas, demam asap logam,
bermakna antara riwayat penyakit
dan perubahan fungsi paru. Partikulat pengelasan
dalam
besarnya
3
dan kebiasaan olahraga dengan kapasitas fungsi paru.6
asap berkisar
PT. X Semarang merupakan
antara 0,2 µm sampai dengan 3 µm.
salah
314
satu
dari
perusahaan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
galangan
kapal
yang
bergerak
dibidang
jasa
perbaikan
merokok di area kerjanya. Serta
dan
masih
didapati
perakitan kapal laut, baik kapal
menggunakan
barang maupun kapal penumpang.
respirator
Dalam
pengelasan,
lepas
proses dari
produksinya tidak
kegiatan
terdapat
dua
pengelasan,
metode
pekerja
tidak
masker saat
atau
mengerjakan
Berdasarkan uraian dalam
yaitu
latar
belakang
masalah
diatas,
pengelasan listrik dan pengelasan
peneliti ingin meneliti tentang Faktor-
gas. PT. X Semarang menggunakan
faktor yang berhubungan dengan
bahan
mempunyai
kapasitas fungsi paru pada pekerja
kompoisisi selulosa, titanium, besi,
pengelasan di PT X Kota Semarang.
fluks
yang
mangan, silika, kromium. Aktivitas
METODE PENELITIAN
pengelasan
dilakukan pada area kerja terbuka
Penelitian ini menggunakan
dan area kerja tertutup. Area kerja
metode
terbuka yaitu proses pengelasan
pendekatan
dilakukan
Penelitian
dibawah
bawah
sinar
kuantitatif Cross
dengan Sectional.
bertempat
di
Kota
matahari langsung. Sedangkan pada
Semarang, Provinsi Jawa Tengah,
area kerja tertutup yaitu proses
dilaksanakan
pengelasan dilakukan didalam tangki
sampai dengan Juni 2016. Populasi
2
pada
bulan
Maret
kapal dengan luas 24 m dan tinggi
dalam penelitian ini adalah seluruh
satu meter, ventilasi pada area
pekerja pengelasan yang berada di
tersebut hanya ada satu lubang yaitu
area kerja terbuka dan tertutup
sebagai tempat keluar masuknya
dengan
jumlah
pekerja ke dalam tangki kapal.
Sampel
dalam
Didapatkan mengenai selama
informasi
ditentukan
58
responden.
penelitian
secara
ini
Proportional
keluhan
kesehatan
Stratified Sampling, karena sampel
melakukan
pekerjaan
yang
pengelasan,
pekerja
kelas pada area kerja responden.
mengalami batuk dan terkadang
Jumlah sampel pada penelitian ini
terasa
adalah 37 responden.
sesak
yaitu
diambil berdasarkan strata
di
dada,
serta
mengalami panas dingin pada tubuh. Hasil
pengamatan
di
lapangan,
peneliti mendapati beberapa pekerja
315
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Masa Kerja pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kapasitas Fungsi Paru pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016 Kapasitas Fungsi Paru Responden Tidak Normal Normal Total
Masa Kerja Responden ≥ 5 tahun < 5 tahun Total
Jumlah Frekuensi % 14 23 37
Berdasarkan
hasil
37.8 62.2 100
Berdasarkan
paru
memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun. hal ini berarti semakin lama masa
yang
dari non pekerjaan dan pekerjaan.
Status Gizi Responden Gemuk Normal Total
Jumlah Frekuensi % 18 48.6 19 51.4 37 100
memiliki status gizi normal dengan nilai indeks masa tubuh kurang dari 25. Seseorang yang memiliki status
usia
gizi lebih akan mengalami berbagai
merupakan salah satu karakteristik mempunyai
resiko
macam gangguan kesehatan salah
tinggi
satunya
terhadap gangguan paru terutama
kualitas
paru
adalah
gangguan
pernapasan yang diakibatkan oleh
yang berumur 30 tahun keatas, dimana
analisis
sebagian besar pekerja pengelasan
memiliki usia kurang dari 30 tahun.
yang
hasil
univariat dapat disimpulkan bahwa
analisis
sebagian besar pekerja pengelasan
bertambahnya
Jumlah Frekuensi % 10 27.0 27 73.0 37 100
Berdasarkan
univariat dapat disimpulkan bahwa
Seiring
semakin
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Usia pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016
hasil
seseorang,
polutan tersebut.
oleh berbagai faktor yang berasal
Berdasarkan
kerja
lama pula waktu paparan terhadap
normal. Hal ini dapat di pengaruhi
Usia Responden ≥ 30 tahun < 30 tahun Total
analisis
sebagian besar pekerja pengelasan
analisis
sebagian besar pekerja pengelasan kapasitas
hasil
univariat dapat disimpulkan bahwa
univariat dapat disimpulkan bahwa
memiliki
Jumlah Frekuensi % 23 62.2 14 37.8 37 100
menumpuknya lemak berlebih dalam
dapat
tubuh sehingga dapat menghambat
memburuk dengan cepat.7
316
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
proses
pernapasan
sehingga
Berdasarkan
hasil
analisis
seseorang dengan kondisi tersebut
univariat dapat disimpulkan bahwa
memerlukan tenaga ekstra dalam
sebagian besar pekerja pengelasan
melakukan respirasi.
8
memiliki kebiasaan olahraga yang tidak rutin atau kurang dari tiga kali
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Merokok pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016 Kebiasaan Merokok Responden Sedang Ringan Total
dalam
Berdasarkan
memilih
Hal
responden
menggunakan
ini lebih
waktu
liburnya untuk lembur. Berolahraga secara rutin dapat meningkatkan
40.5 59.5 100
hasil
minggu.
dikarenakan
Jumlah Frekuensi % 15 22 37
satu
aliran darah melalui paru yang akan menyebabkan
analisis
mendapatkan
kapiler perfusi
paru maksimal,
univariat dapat disimpulkan bahwa
sehingga oksigen dapat berdifusi ke
sebagian besar pekerja pengelasan
dalam kapiler paru dengan volume
memiliki kebiasaan merokok ringan
lebih besar atau maksimal.42
dengan indeks brinkman kurang dari 200
batang.
Responden
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Paru pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016
yang
memiliki kebiasaan merokok rata rata
mampu
mengkonsumsi
12
Riwayat Penyakit Paru Responden Ada Tidak ada Total
batang rokok perhari. Dampak yang ditimbulkan merokok
akibat dapat
kebiasaan menyebabkan
perubahan dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru.9
Jumlah Frekuensi %
5 32 37
Berdasarkan Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Olahraga pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016 Kebiasaan Olahraga Responden Tidak Rutin Rutin Total
13.5 86.5 100
hasil
analisis
univariat dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerja pengelasan tidak memiliki riwayat penyakit paru.
Jumlah Frekuensi %
Kondisi
kesehatan
dapat
mempengaruhi kapasitas vital paru 23 14 37
62.2 37.8 100
seseorang akibat kekuatan otot-otot
317
pernapasan
yang
mengalami
penurunan.10
Seseorang
yang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pernah
mengidap
cenderung
penyakit
akan
paru
Berdasarkan
hasil
analisis
mengurangi
univariat dapat disimpulkan bahwa
ventilasi perfusi sehingga alveolus
sebagian besar pekerja pengelasan
akan
berada pada area kerja tertutup atau
terlalu
sedikit
mengalami
pertukaran udara.
berada di dalam tangki kapal. Hal ini dapat meperburuk kondisi kesehatan
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Penggunaan Masker pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016 Penggunaan Masker Responden Tidak Memakai Memakai Total
pekerja
35.1
24 37
64.9 100
ada di dalam tangki kapal sangat terbatas, hanya ada satu lubang yang digunakan sebagai jalur keluar masuk pekerja ke dalam tangki
Berdasarkan
hasil
kapal. B. ANALISIS BIVARIAT
analisis
Tabel 4.10 Analisis Hubungan Masa Kerja dengan Kapasitas Fungsi Paru pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016
univariat dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerja pengelasan memakai
masker
pada
saat
Ma sa Ker ja ≥5 thn <5 thn Tot al
melakukan pekerjaan pengelasan. Jenis masker yang biasa digunakan oleh responden adalah masker kain, dan respirator. Dengan banyaknya pencemaran
udara
yang
mengandung polutan debu maka debu yang masuk ke saluran napas juga
semakin
Kapasitas Fungsi Paru Tidak Normal Normal F % F % 9 39.1 14 60.9
Jumlah
F 23
% 100
5
35.7
9
64.3
14
100
14
37.8
23
62.2
37
100
p = 1,001
besar
Berdasarkan hasil penelitian
kemungkinannya.11
diketahui tidak terdapat hubungan
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Lokasi/Area Kerja pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016 Lokasi/Area Kerja Responden Tertutup Terbuka Total
saluran
pernapasan karena ventilasi yang
Jumlah Frekuensi % 13
khususnya
masa kerja dengan kapasitas fungsi paru pada pekerja pengelasan. Hal ini karena apabila dilihat dari jumlah
Jumlah Frekuensi % 19 18 37
responden
yang
mengalami
gangguan paru lebih banyak pada
51.4 48.6 100
responden dengan usia kerja lebih dari 5 tahun, dan responden yang
318
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
tidak mengalami gangguan fungsi
Peng guna an Mask er Tidak Mem akai Mem akai Total
paru sebesar 62,2%.
Tabel 4.11 Analisis Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kapasitas Fungsi Paru pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016 Kebi asaa n Mero kok Seda ng
Kapasitas Fungsi Paru Tidak Normal Normal F % F %
F
%
12
15
100
80.0
3
Kapasitas Fungsi Paru Tidak Normal Normal F % F %
F
%
10
76.9
3
23.1
13
100
4
16.7
20
83.3
24
100
14
37.8
23
62.2
37
100
Jumlah
p = 0,001
20.0
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
terdapat
penggunaan
Ring an
2
Total
14
9.1
20
Jumlah
90.9
22
100
hubungan
masker
dengan
kapasitas fungsi paru pada pekerja pengelasan. Adanya hubungan ini
37.8
23
62.2
37
100
p = 0,001
lapangan bahwa sebagian besar
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kebiasaan
dibuktikan dengan hasil observasi di
terdapat merokok
jenis
masker
yang
digunakan
hubungan
pekerja adalah jenis kain dan tak
dengan
jarang pula ditemukan pekerja yang
kapasitas fungsi paru pada pekerja
menggunakan
pengelasan. Adanya hubungan ini
berkendara sepeda motor.
masker
untuk
didukung dengan hasil observasi di lapangan, ditemukan masih banyak
Tabel 4.13 Analisis Hubungan Lokasi/Area Kerja dengan Kapasitas Fungsi Paru pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016
responden yang merokok diarea kerja. Serta hasil wawancara yang dilakukan,
rata-rata
responden
Loka si / Area Kerja Tertu tup Terb uka Total
mampu menghabiskan 16-20 batang rokok perhari.
Tabel 4.12 Analisis Hubungan Penggunaan Masker dengan Kapasitas Fungsi Paru pada Pekerja Pengelasan di PT. X Kota Semarang Tahun 2016
Kapasitas Fungsi Paru Tidak Normal Normal F % F % 12 63.2 7 36.8
F 19
% 100
2
11.1
16
88.9
18
100
14
37.8
23
62.2
37
100
p = 0,002
319
Jumlah
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
terdapat
dari
25
sebesar
27%.
hubungan
Responden dengan kebiasaan
dengan
olahraga tidak rutin sebesar
kapasitas fungsi paru pada pekerja
62,2%. Dan responden yang
pengelasan. Hal ini dikarenakan
memiliki riwayat penyakit paru
responden bekerja di dalam tangki
diperoleh sebesar 13,5%.
penggunaan
masker
kapal dengan luas 24m2 dan tinggi
2.
Setelah dilakukan pengukuran
satu meter dan diisi 2-4 pekerja
kapasitas
didalamnya. Durasi kerja didalam
responden
tangki berkisar 50-60 menit, dan
spirometer, didapatkan sebesar
waktu istirahat 10 menit untuk keluar
37,8% dari jumlah responden
dari dalam tangki dan kemudian
memiliki kapasitas paru yang
masuk lagi.
tidak normal yaitu restriksi.
Ventilasi yang ada hanya sebuah
lubang
dengan
3.
ukuran
fungsi
paru
pada
menggunakan
Tidak ada hubungan masa kerja dengan kapasitas fungsi paru
diameter ± 50cm yang digunakan
dengan p value = 1,001
sebagai jalan keluar masuk pekerja
4.
Ada
hubungan
kebiasaan
ke dalam tangki, sehingga uap
merokok
pengelasan
fungsi paru dengan p value =
tidak
dapat
keluar
dengan cepat karena aliran udara sangat
minimal.
memungkinkan
Hal
uap
dengan
kapasitas
0,001
ini
5.
pengelasan
Ada
hubungan
penggunaan
masker dengan kapasitas fungsi
tersebut terhirup oleh pekerja yang
paru dengan p value = 0,001
ada didalam tangki.
6.
Ada hubungan lokasi/area kerja dengan kapasitas fungsi paru
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan p value = 0,002
A. KESIMPULAN 1.
Pada penelitian ini sampel yang
B. SARAN
digunakan
1. Bagi Perusahaan
sebesar
37
responden dengan kriteria usia
a. Sebaiknya
perusahaan
lebih dari 30 tahun yaitu sebesar
menerapkan aturan larangan
48,6%.
yang
merokok untuk pekerja ketika
gemuk
sedang bekerja atau berada di
memiliki
Responden status
gizi
dengan indeks masa tubuh lebih
lingkungan kerja.
320
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
b. Menyediakan alat pelindung diri
seperti
dansaringan pekerja
masker
catridge
dan
a. Perlu
dilakukan
lanjutan
untuk
yang
penelitian
terhadap belum
variabel
diteliti
pada
mewajibkan
penelitian ini, seperti kadar
seluruh pekerja menggunakan
uap pengelasan yang diterima
masker pada saat melakukan
pekerja, dan kadar debu pada
pekerjaan pengelasan.
lingkungan kerja
c. Menerapkan rotasi kerja bagi pekerja yang berada di area
DAFTAR PUSTAKA
kerja
1.
tertutup
agar
menghindari
pajanan
Work . XVIIth World Congress
berbahaya yang terlalu lama. d. Mengadakan
on Safety and Health at Work.
aktivitas
Orlando; 2005
olahraga bagi pekerja seperti senam
bersama
sebelum
proses
produksi
dimulai,
2.
tubuh
dalam
Fitriadi R. Penentuan Prioritas Alternatif Body
minimal satu minggu sekali agar
Takala J. Decent Work - Safe
Pengelasan Welding
pada
Minibus.
2008;66–73
kondisi
3.
Deviandhoko,
Endah
N,
bugar dan kapasitas fungsi
Nurjazuli. Faktor-Faktor Yang
paru dalam kondisi normal.
Berhubungan
2. Bagi Pekerja
Gangguan Fungsi Paru Pada
a. Sebaiknya
pekerja
menghentikan
dapat
Pekerja Pengelasan di Kota
kebiasaan
Pontianak.
Jurnal
merokok diawali pada area
Lingkungan
lingkungan
2012;11(2):123-129
kerja
dan
menerapkan gaya hidup sehat.
4.
b. Pekerja wajib menggunakan
melakukan
pekerjaan
Kecamatan
dapat
Kabupaten
pajanan
Kesehatan
agar
meminimalisir yang
ada
Indonesia.
Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja
pengelasan
Kesehatan
Sukawati E, Setiani O. Kajian
masker atau respirator selama
berbahaya
Dengan
di
Pengelasan
Di
Mertoyudan Magelang.
Jurnal
Lingkungan
Indonesia. 2014;13(2):45-50
lingkungan kerja
5.
3. Bagi Peneliti Lain
Anugrah Y. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas
321
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Vital
Paru
Pada
Pekerja
Penggilingan Divisi Batu Putih Di PT. Sinar Utama Karya. 2013 6.
Rasyid AH, Studi P, Masyarakat K, et al. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Di Industri Percetakan Mega Mall Ciputat Tahun 2013. 2013
7.
Suryono
J.
Deteksi
Dini
Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: EGC; 2001 8.
Umar PRH. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kapasitas
Fungsi Paru Peternak Ayam. 2013 9.
Hans
T.
Merokok
Dan
Kesehatan. Surabaya; 2003 10. Ganong
WF.
Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: EGC; 2008 11. Mukhtar Penyakit
I.
Penatalaksanaan
Paru
Akibat
Kerja.
Jakarta: UI Press; 2002 12. Budiono
I.
Faktor
Risiko
Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengecatan Mobil. 2007
322